You are on page 1of 12

Pemahaman tentang

Metodologi Ilmu Pemerintahan

Caroline Paskarina

Materi Kuliah Metodologi Ilmu Pemerintahan


15 Februari 2010
ONTOLOGI
EPISTEMOLOGI
METODOLOGI
METODE
TEKNIK
Aplikasi

Penelitian
Ontologi, Epistemologi & Metodologi

Ontologi Epistemologi Metodologi

Apa realitas yang ingin


diketahui?
(Apa hakikat dari realitas
pemerintahan?

Apa yang dapat kita


ketahui dari realitas
tsb?
(Apa kondisi yang
diperlukan untuk Bagaimana cara
memperoleh memperoleh
pengetahuan tentang pengetahuan
realitas tsb? tentang realitas
tsb?
Ontologi:
Positivisme (Objektivisme) vs Antipositivisme (Subjektivisme)

 Positivisme
 Positivisme berkembang sejak awal abad ke 19 berkat gagasan Auguste
Comite tentang “filsafat positif”, bertujuan untuk mencari fakta atau sebab-
sebab gejala sosial, dengan melepaskan diri dari konteks-konteks
individual dan melampaui kekhususan-kekhususan dalam beragam
konteks demi mendapatkan perspektif yang lebih umum serta luas dan
menemukan kaidah-kaidah yang universal.
 Tugas ilmu adalah mencari “kaidah-kaidah universal” yang mengatur
tingkah laku manusia, seperti cara ilmu-ilmu alam mencari dan
menemukan kaidah-kaidah universal yang mengatur gerak alam semesta.
 Metode yang dianggap positif karena “lebih ilmiah” adalah yang dapat
menghasilkan generalisasi tentang pola-pola agregat, melalui metode yang
bersifat kuantitatif.
 Perspektif positivistik menempatkan manusia di bawah kekuasaan
masyarakat, sehingga prakarsa dan kehendak individu tidak memiliki arti.
Antipositivisme
 Penting untuk memperhatikan pikiran manusia untuk memahami
penciptaan makna
 Pemikiran manusia merupakan proses-proses yang terjadi secara
perorangan dan subyektif, karena dipengaruhi oleh pengalaman dan
persepsi masing-masing individu
 Pengetahuan individu tentang dunia itu dibentuk oleh penafsiran atau
interpretasi individual
 Berhubung masyarakat selalu berubah dalam kurun waktu dan tidak
pernah kembali ke keadaan semula, mustahil menemukan kaidah-keidah
universal yang dapat menjelaskan dan meramalkan gejala sosial seperti di
dalam ilmu-ilmu alam.
 Tugas ilmu adalah mencari pemahaman melalui penafsiran atau
interpretasi (verstehen), dengan menghayati pengalaman orang lain ke
dalam diri peneliti. Guna memahami pengalaman orang lain, peneliti perlu
memahami konteks peristiwa atau tindakan pelaku yang diamatinya
Interpretif dan Teori Kritis
 Paradigma antipositivisme atau subjetivisme
terbagi lagi ke dalam 2 (dua) aliran pemikiran:
 Interpretif (interpretivism)
 Teori kritis (critical theory)
 Perbedaan utama di antara kedua aliran pemikiran
tsb terletak pada misi dari suatu penelitian. Bagi
teori kritis, hasil penelitian harus dapat digunakan
untuk membangkitkan (emansipasi) kesadaran
akan realitas ketidakadilan/ketidakseimbangan,
sehingga ada keinginan untuk memberdayakan
diri
Perbandingan Ketiga Paradigma
No. DIMENSI POSITIVISME INTERPRETIVISME CRITICAL
PERSPECTIVE
1 Realitas Bersifat obyektif, Bersifat subyektif, Realitas berada di antara
ditangkap melalui dikreasikan (diciptakan) obyektivisme dan
panca indera, bersifat bukan ditemukan, subyektivisme,
seragam, diatur oleh diinterpretasikan kompleks, diciptakan
hukum-hukum oleh manusia (bukan
universal, berlaku oleh alam), kontradiktif,
sama bagi semua berdasarkan pada
eksploitasi
2 Manusia Individu yang Individu adalah pencipta Individu adalah pencipta
(peneliti) rasional, patuh pada dunianya, menentukan yang dinamis dari
hukum-hukum makna terhadap takdirnya, tereksploitasi,
eksternal, tidak punya fenomena-fenomena, teralienasi, terbatasi,
kehendak bebas tidak dibatasi oleh tidak menyadari
hukum eksternal, potensinya
menciptakan sistem
pemaknaan
Lanjutan Sumber:
Lawrence Neuman W. , Social Research Method; Qualitative and Quantitative Approaches

No. DIMENSI POSITIVISME INTERPRETIVISME CRITICAL


PERSPECTIVE
3 Kriteria Ilmu Berdasarkan peraturan Hanya berupa common sense Berada di antara positivisme
yang ketat, deduktif, (pengetahuan umum), dan interpretativisme, hidup
nomotetik (berdasarkan induktif, ideografik memang dikondisikan tapi
pada hukum), (berdasarkan ide), dapat diubah,
berlandaskan pada kesan berlandaskan pada membangkitkan
panca indera, bebas nilai interpretasi, tidak bebas nilai (emansipasi),
memberdayakan
(empowering), berlandaskan
pada sistem dan dinamika,
tidak bebas nilai
4 Tujuan Menjelaskan fakta Menginterpretasikan dunia, Meneliti apa yang ada di
Penelitian (hub.sebab-akibat), memahami kehidupan sosial, balik permukaan untuk
memprediksi, menekankan pada pengertian mengungkapkan hubungan
berdasarkan fakta dan pemahaman yang sesungguhnya,
menyingkapkan hub yang
sesungguhnya,
menyingkapkan mitos dan
ilusi, berdasarkan pada
menghapuskan keyakinan
atau ide yang keliru,
empansipasi dan
pemberdayaan
Epistemologi
 Walaupun kita punya konsepsi jelas ttg posisi teoritik kita dan
mungkin menganut suatu ontologi ttg eksistensi, sebagian
besar eksistensi itu tidak kita ketahui. Jadi, kita perlu teori ttg
bagaimana memperoleh pengetahuan ttg dunia. Kita perlu
epistemologi (teori ttg pengetahuan).
 Epistemology = teori umum tentang bagaimana mencari
pengetahuan.
 Semua proyek penelitian didasarkan pada posisi
epistemologis dasar.
 Epistemologi membimbing perumusan masalah,
penilaian teori, pemilihan teknik yang tepat untuk
penelitian empirik, dan terutama, interpretasi hasil
penelitian.
Metodologi
 Agar bisa diterapkan dalam penelitian, suatu
epistemologi harus dirumuskan secara konkret
dalam bentuk model atau program. Inilah
metodologi
 Metodologi memberi aturan ttg bgmn penelitian
dilakukan kalau ingin dianggap valid.
 Ini memungkinkan hasil penelitian utk dinilai atau
diulang oleh peneliti lain.
 Dalam metodologi terkandung teori dan metode
yang melandasi penelitian, sesuai dengan
obyek dan subyek penelitian
Metodologi vs Metode
Metodologi: Metode:
 Landasan teori dan  Teknik untuk
analisis tentang mengumpulkan
bagaimana bukti
penelitian dilakukan  Ragam cara untuk
atau seharusnya mengumpulkan
dilakukan informasi
 Seringkali
dipengaruhi oleh (Sandra Harding)
disiplin ilmu ybs
Metode dan Teknik
 Dalam setiap metodologi ada banyak metode yg bisa
diterapkan.
 Dalam metode ada aturan, resep ttg bgmn
kumpulkan, analisis & sajikan data.
 Suatu metode terdiri dari berbagai teknik ttg bgmn
melakukannya
 Contoh: Metode penelitian kualitatif menerapkan
berbagai teknik pengumpulan data.
 Setiap teknik atau metode yg dipakai harus
disesuaikan dg masalah penelitian & konteks yg
diteliti.

You might also like