You are on page 1of 12

Serial taujih jilid 4 2011

1. Catatan Harian Ikhwan Inilah Jawaban Kami...

Minggu, 10 April 2011

"astaghfirullah,memalukan,inikah partai dakwah,dakwah porno?dl pks skrg gk respek lg"

Komen diatas dari seseorang yang memberi comment di akun facebook ane. Apa jawaban ane? sebagai
kader ecek-ecek alias kelas teri yang hidup di dusun alias grass root, yang menyadari betapa kecilnya
peran diri ini dibanding para qiyadah dengan segudang amanah, inilah yang ane jawab:

Inikah partai dakwah? YA. 100% KAMI TAK PERNAH SANGSI. Kok ada yg berbuat begitu?
Husnudzon di awal, itu perintah Allah dan tuntunan Nabi. Kalo memang terbukti? hukum yg akan
bicara. Apa ada orang yang tidak pernah berbuat salah?

Menodai partai dakwah? KALO TERBUKTI, noda itu tinggal dibersihkan. Kalo tdk bisa
dibersihkan? diamputasi (pecat). Dan tanpa gembar-gembor, PKS sudah banyak menjatuhkan sangsi
kepada kader-kadernya yang terbukti melanggar AD/ART dan etika.

Memalukan kami? TIDAK. Tapi sbg pembelajaran bg kami, YA! Kenapa harus malu u/
mengakui dan bertobat KALO ITU TERBUKTI SALAH? Hanya iblis yang sombong untuk mengakui
kekeliruan diri.

Gara2 begini kami jadi berhenti? TIDAK. TAKKAN PERNAH. Krn dakwah ini tidak
ditentukan satu dua orang. Bahkan seandainya semua meninggalkan arena dakwah, kami tlah ber'azam
takkan pernah meninggalkan jalan dakwah ini. Kami berdakwah bukan u/ berharap puja puji atau takut
dicaci. Allah-lah tujuan kami. Kalo ada yg bersalah diantara kami, Allah pula sudah memberi guide:
BERTOBAT dan dimaafkan atau KALO TDK MAU BERTOBAT sungguh azab Allah sangat pedih
hanya dibanding caci maki!

Mungkin komen ane ini ada yang akan mengomentari: "kasihan kader lapisan bawah yang ikhlas
berjuang dan tsiqoh pada qiyadah, tapi qiyadahnya sudah pada menyimpang, hidup bergelimang
dunia". Saya akan katakan: "Kasihinilah dirimu sendiri, yang hidup bergelimang prasangka dan dusta.
Kasihinilah dirimu sendiri, yang lebih memilih menyendiri diterkam srigala dibanding teguh dalam
jamaah penuh berkah, kasihinlah dirimu sendiri yang tiada henti sibuk mengorek orang lain tapi
melupakan aib diri sendiri".

Hasbunallah wani'mal wakil... kami yakin semua sudah dalam skenario Allah, tak ada satupun yang
kebetulan semata. Cukuplah Allah bagi kami...

*)penulis: admin pkspiyungan


2. Mengelola Ketidaksetujuan Terhadap Hasil Syuro

Diposkan oleh admin di 07:47 Oleh Anis Matta


*RASANYA PERBINCANGAN kita tentang syuro tidak akan lengkap tanpa membahas masalah yang
satu ini. Apa yang harus kita lakukan seandainya tidak menyetujui hasil syuro? Bagaimana "mengelola"
ketidaksetujuan itu?

Kenyataan seperti ini akan kita temukan dalam perjalanan dakwah dan pergerakan kita. Dan itu
lumrah saja. Karena, merupakan implikasi dari fakta yang lebih besar, yaitu adanya perbedaan
pendapat yang menjadi ciri kehidupan majemuk.

Kita semua hadir dan berpartisipasi dalam dakwah ini dengan latar belakang sosial dan keluarga
yang berbeda, tingkat pengetahuan yang berbeda, tingkat kematangan tarbawi yang berbeda. Walaupun
proses tarbawi berusaha menyamakan cara berpikir kita sebagai dai dengan meletakkan manhaj dakwah
yang jelas, namun dinamika personal, organisasi, dan lingkungan strategis dakwah tetap saja akan
menyisakan celah bagi semua kemungkinan perbedaan.

Di sinilah kita memperoleh "pengalaman keikhlasan" yang baru. Tunduk dan patuh pada
sesuatu yang tidak kita setujui. Dan, taat dalam keadaan terpaksa bukanlah pekerjaan mudah. Itulah
cobaan keikhlasan yang paling berat di sepanjang jalan dakwah dan dalam keseluruhan pengalaman
spiritual kita sebagai dai. Banyak yang berguguran dari jalan dakwah, salah satunya karena mereka
gagal mengelola ketidaksetujuannya terhadap hasil syuro.

Jadi, apa yang harus kita lakukan seandainya suatu saat kita menjalani "pengalaman keikhlasan"
seperti itu? Pertama, marilah kita bertanya kembali kepada diri kita, apakah pendapat kita telah
terbentuk melalui suatu "upaya ilmiah" seperti kajian perenungan, pengalaman lapangan yang
mendalam sehingga kita punya landasan yang kuat untuk mempertahankannya? Kita harus
membedakan secara ketat antara pendapat yang lahir dari proses ilmiah yang sistematis dengan
pendapat yang sebenarnya merupakan sekedar "lintasan pikiran" yang muncul dalam benak kita selama
rapat berlangsung.

Seadainya pendapat kita hanya sekedar lintasan pikiran, sebaiknya hindari untuk berpendapat
atau hanya untuk sekedar berbicara dalam syuro. Itu kebiasaan yang buruk dalam syuro. Namun, ngotot
atas dasar lintasan pikiran adalah kebiasaan yang jauh lebih buruk. Alangkah menyedihkannya
menyaksikan para duat yang ngotot mempertahankan pendapatnya tanpa landasan ilmiah yang kokoh.

Tapi, seandainya pendapat kita terbangun melalui proses ilmiah yang intens dan sistematis, mari
kita belajar tawadhu. Karena, kaidah yang diwariskan para ulama kepada kita mengatakan, "Pendapat
kita memang benar, tapi mungkin salah. Dan pendapat mereka memang salah, tapi mungkin benar."

Kedua, marilah kita bertanya secara jujur kepada diri kita sendiri, apakah pendapat yang kita
bela itu merupakan "kebenaran objektif" atau sebenarnya ada "obsesi jiwa" tertentu di dalam diri kita,
yang kita sadari atau tidak kita sadari, mendorong kita untuk "ngotot"? Misalnya, ketika kita merasakan
perbedaan pendapat sebagai suatu persaingan. Sehingga, ketika pendapat kita ditolak, kita
merasakannya sebagai kekalahan. Jadi, yang kita bela adalah "obsesi jiwa" kita. Bukan kebenaran
objektif, walaupun karena faktor setan, kita mengatakannya demikian.

Bila yang kita bela memang obsesi jiwa, kita harus segera berhenti memenangkan gengsi dan
hawa nafsu. Segera bertaubat kepada Allah swt. Sebab, itu adalah jebakan setan yang boleh jadi akan
mengantar kita kepada pembangkangan dan kemaksiatan. Tapi, seandainya yang kita bela adalah
kebenaran objektif dan yakin bahwa kita terbebas dari segala bentuk obsesi jiwa semacam itu, kita
harus yakin, syuro pun membela hal yang sama. Sebab, berlaku sabda Rasulullah saw., "Umatku tidak
akan pernah bersepakat atas suatu kesesatan." Dengan begitu kita menjadi lega dan tidak perlu ngotot
mempertahankan pendapat pribadi kita.

Ketiga, seandainya kita tetap percaya bahwa pendapat kita lebih benar dan pendapat umum
yang kemudian menjadi keputusan syuro lebih lemah atau bahkan pilihan yang salah, hendaklah kita
percaya mempertahankan kesatuan dan keutuhan shaff jamaah dakwah jauh lebih utama dan lebih
penting dari pada sekadar memenangkan sebuah pendapat yang boleh jadi memang lebih benar.

Karena, berkah dan pertolongan hanya turun kepada jamaah yang bersatu padu dan utuh.
Kesatuan dan keutuhan shaff jamaah bahkan jauh lebih penting dari kemenangan yang kita raih dalam
peperangan. Jadi, seandainya kita kalah perang tapi tetap bersatu, itu jauh lebih baik daripada kita
menang tapi kemudian bercerai berai. Persaudaraan adalah karunia Allah yang tidak tertandingi setelah
iman kepada-Nya.

Seadainya kemudian pilihan syuro itu memang terbukti salah, dengan kesatuan dan keutuhan
shaff dakwah, Allah swt. dengan mudah akan mengurangi dampak negatif dari kesalahan itu. Baik
dengan mengurangi tingkat resikonya atau menciptakan kesadaran kolektif yang baru yang mungkin
tidak akan pernah tercapai tanpa pengalaman salah seperti itu. Bisa juga berupa mengubah jalan
peristiwa kehidupan sehingga muncul situasi baru yang memungkinkan pilihan syuro itu ditinggalkan
dengan cara yang logis, tepat waktu, dan tanpa resiko. Itulah hikmah Allah swt. sekaligus merupakan
satu dari sekian banyak rahasia ilmu-Nya.

Dengan begitu, hati kita menjadi lapang menerima pilihan syuro karena hikmah tertentu yang
mungkin hanya akan muncul setelah berlalunya waktu. Dan, alangkah tepatnya sang waktu
mengajarkan kita panorama hikmah Ilahi di sepanjang pengalaman dakwah kita.

Keempat, sesungguhnya dalam ketidaksetujuan itu kita belajar tentang begitu banyak makna
imaniyah: tentang makna keikhlasan yang tidak terbatas, tentang makna tajarrud dari semua hawa
nafsu, tentang makna ukhuwwah dan persatuan, tentang makna tawadhu dan kerendahan hati, tentang
cara menempatkan diri yang tepat dalam kehidupan berjamaah, tentang cara kita memandang diri kita
dan orang lain secara tepat, tentang makna tradisi ilmiah yang kokoh dan kelapangan dada yang tidak
terbatas, tentang makna keterbatasan ilmu kita di hadapan ilmu Allah swt yang tidak terbatas, tentang
makna tsiqoh (kepercayaan) kepada jamaah.

Jangan pernah merasa lebih besar dari jamaah atau merasa lebih cerdas dari kebanyakan orang.
Tapi, kita harus memperkokoh tradisi ilmiah kita. Memperkokoh tradisi pemikiran dan perenungan
yang mendalam. Dan pada waktu yang sama, memperkuat daya tampung hati kita terhadap beban
perbedaan, memperkokoh kelapangan dada kita, dan kerendahan hati terhadap begitu banyak ilmu dan
rahasia serta hikmah Allah swt. yang mungkin belum tampak di depan kita atau tersembunyi di hari-
hari yang akan datang.

Perbedaan adalah sumber kekayaan dalam kehidupan berjamaah. Mereka yang tidak bisa
menikmati perbedaan itu dengan cara yang benar akan kehilangan banyak sumber kekayaan. Dalam
ketidaksetujuan itu sebuah rahasia kepribadian akan tampak ke permukaan: apakah kita matang secara
tarbawi atau tidak. ***
*diambil dari buku Anis Matta: 'Menikmati Demokrasi' (cetakan 1, Juli 2002)

nb: Ustadz Anis memang seorang yang briliant, visioner. Jauh lama sebelum 'hiruk pikuk' prahara
jama'ah seperti yang sekarang ini, beliau sudah memberi guide bagi jama'ah ini agar tetap eksis, kokoh
dalam menghadapi 'segala kemungkinan yang bakal terjadi'. [admin]

3. © SCBI ™ •✿.¸.✿•´♥ .•*¨`*•✿✿•*¨`*•✿✿ ♥ ♥✿✿•*¨`*•.♥ GHIBAH ♥•*¨`*•✿✿ ♥ ♥✿✿•*¨`*•.♥


•✿.¸.✿•´♥.•*¨`*•✿✿♥

Sahabat Mengapa kau suka membukakan aib sesama... Kesana-kemari kau cerita keburukannya...
Janganlah kau sibuk mencari kelemahan orang... Periksa dirimu masih adakah kekurangan... Semut
yang diseberang lautan jelas kelihatan, tapi gajah dipelupuk mata tiada kelihatan........oh keterlaluan...
Bila engkau tau ruginya menggunjing orang... Pasti kau tak mau untuk melakukan itu... Maukah kau
tanggung dosa dari orang lain... Sedangkan pahalamu kau berikan kepadanya... Siapa yang suka
membuka aib temannya... Berarti dirinya lebih hina dan tercela... Siapa yang suka menggunjingkan
sesamanya... Berarti dia suka makan bangkai saudaranya... Jangan... Anda... Berbuat GHIBAH.....
Referensi QS.Al Hujuraat: 11-12. Allah subhaanahu wa ta'alla berfirman: Hai orang-orang yang
beriman jauhkanlah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat
lagi Maha Penyayang. ¸.•*´¨`*•.¸~~~~¸.•*´¨`*•. ~~Karya Primarno Soneta~~ ¸.•*´¨`*•.¸~~~~¸.•*´¨`*•.
Semoga Bermanfaat..✿◕‿◕✿ Salam Cinta & Ukhuwah Fillah ¸.•*´¨`*•11042011•*´¨`*•.

mampir yuk Ustad,


Sudahlah...
oleh Rumah Tarbiyah
pada 07 April 2011 jam 21:40
Assalaamualaikum Wr. Wb.

semoga ustad selalu diberikan hidayah, petunjuk, kesehatan, kekuatan dan rizki untuk menjalani
aktivitas ustad sehari-hari. Sholawat dan salam untuk Rasulullah saw, teladan bagi kita semua.

ustad, beberapa minggu terakhir ini, berbagai media mempublikasikan pikiran, pendapat,
tindakan dan langkah yang dilakukan ustad dalam rangka mengadukan tindakan sebagian pengurus /
pimpinan PKS kepada BK DPR, KPK dan kepolisian atas berbagai tindakan yang menurut ustad
melanggar kode etik, norma, aturan bahkan hukum yang berlaku di Indonesia.

Tentu, sebagai warga negara Indonesia, ustad punya hak untuk melakukan itu semua. Apalagi
ustad merasa memiliki bukti (permulaan) yang cukup untuk melaporkan tindakan penyelewengan yang
dilakukan oleh pengurus / pimpinan PKS tersebut. Namun ustad, apakah ustad telah memikirkan
dengan tenang, penuh kejernihan hati, mempertimbangkan dengan matang, bahkan sudah
memperhitungkan segala akibat dari tindakan yang ustad lakukan ?

Ustad, apakah ustad sudah meyakini telah membersihkan semua tindakan ustad atas dasar
keimanan, ketulusan, kejernihan, persaudaraan dan cita-cita besar untuk kebaikan dan kemuliaan umat
Islam secara menyeluruh ? Tidakkah ini hanya bagian dari pelemahan sebagian kekuatan umat yang
sedang berjuang di ranah Indonesia dan dunia ? Tidakkah ini hanya merupakan sarana untuk
mempertentangkan sebagain umat dengan sebagian yang lain ? Tidakkah ini hanya pelampiasan emosi
atas kekecewaan dan sakit hati, sementara masalah yang hendak ustad ungkap sesungguhnya tidak
sebanding dengan itu semua ? Ustad, tidakkah ini hanya alat dan sarana untuk memuaskan orang-orang
yang mencari keuntungan atau manfaat dari munculnya keadaan seperti ini ?

Ustad pernah mengatakan bahwa tindakan yang ustad lakukan ini dalam rangka memperbaiki
PKS ? Apakah ini betul ? Ataukah sekarang ustad berniat membubarkan PKS ? mana yang sebenarnya
ustad mau capai ? Dan apakah semua yang ustad lakukan itu ada manfaatnya secara langsung dengan
perbaikan PKS ? Ataukah hanya menambah penurunan kepercayaan masyarakat terhadap ustad ? Atau
tindakan ini hanya akan menyenangkan orang-orang yang tidak menyukai dan memusuhi PKS, dan
memanfaatkannya untuk ikut serta menjatuhkan dan menghancurkan PKS ?

Kalau memang ustad berniat memperbaiki umat secara keseluruhan, mengapa ustad tidak
melaporkan segala tindakan penyimpangan kode etik, aturan, norma dan hukum dari seluruh pengurus /
pimpinan partai Islam lainnya, termasuk partai-partai yang banyak dijadikan sebagai kendaraan politik
umat Islam lainnya ? Bukankah itu juga sebagiannya memiliki bukti yang kuat ? Kemana saja ustad
selama ini dalam menyikapi seluruh perilaku tokoh-tokoh partai Islam dan partai yang memiliki tokoh
umat Islam yang juga memiliki banyak terindikasi penyimpangan terhadap berbagai norma dan
aturan ? Mengapa ustad hanya melaporkan tokoh dari PKS saja ? Benarkah ustad melakukan ini
semua , bukan karena sakit hati kepada PKS ?

Ustad juga pernah mengatakan bahwa ustad sudah mencoba memperbaiki dari dalam tapi tidak
berhasil, kalau memang demikian, bukankah akan lebih baik apabila ustad meninggalkan PKS,
kemudian mendirikan organisasi baru atau mendirikan partai baru yang lebih bersih, lebih sholeh,
bebas korupsi, bebas penyimpangan moral,bebas dari penyimpangan ideologi, bebas dari pola terbuka
(inklusif), pokoknya dirikan dan kembangkan organisasi / partai yang paling baik di mata Allah dan di
mata manusia seperti yang ustad kehendaki. Kemudian dakwahkan kepada masyarakat, ajaklah
masyarakat seluas-luasnya untuk mendukung, kemudian saingi dan kalahkan PKS, sehingga
organisasi/partai ustad akan jauh lebih berpengaruh dan mampu mengoreksi pikiran masyarakat dan
umat Islam yang selama ini sudah dikuasai partai-partai di Indonesia (termasuk PKS). Sikap seperti ini
jauh lebih ksatria, fundamental dan substantif. Daripada cuma dilakukan dengan menjelek-jelekkan
perilaku pengurus atau pimipinan PKS secara terbuka dan luas di masyarakat, padahal faktanya pun
belum tentu benar (masih dugaan ustad).

Benarkah ustad melakukan ini semua bukan karena sakit hati kepada PKS ??

Ustad, hidup kita hanya sebentar, tetapi tugas kita amat besar. Kita tidak tahu kapan ajal kita
akan datang. Akan sangat sedih kita, manakala hidup kita diakhiri dalam keadaan, sebagian orang
mencela kita, karena tindakan kita yang sangat gegabah. jangan rusak kebaikan kita selama bertahun-
tahun sebagai ustad yang dihormati dan disegani, dengan tindakan yang membuat sebagian generasi
muda mengurut dada atas tindakan kebablasan yang dilakukan oleh orang tuanya yang sangat
dihormati. Jangan turuti hawa nafsu dan emosi kita karena kita pernah kecewa dan sakit hati dengan
tindakan berlebihan yang melewati batas kewajaran sebagai sesama muslim yang penuh persaudaraan.

Ustad, PKS bukanlah partai yang suci. PKS juga bukan kumpulan para malaikat. Mungkin saja
ada kekurangan dan kelemahan yang ada di PKS, Ingatkan PKS dengan peringatan sebaik-baiknya,
kalau perlu buat surat peringatan terakhir yang keras, sebagai pertanda bahwa ustad sudah
melaksanakan amar makruf nahi munkar dan membebaskan ustad dari tuntutan di Yaumil akhir nanti di
hadapan Allah Azza wa Jalla, tapi jangan lakukan dengan cara-cara yang merusak sendi persaudaraan,
melemahkan sebagian kekuatan umat, melancarkan fitnah, dan cara-cara lain yang tidak elok yang
justru menjatuhkan derajat kita sendiri di hadapan manusia, bahkan mungkin di hadapan Allah SWT.

Ustad, PKS hanyalah sekumpulan orang yang sedang berusaha menjadi baik, menata organisasi
berusaha menjadi baik, melakukan ijtihad perjuangan untuk mencapai kemuliaan umat (meskipun
ijtihad itu bisa berbeda), berusaha menjaga perilaku anggota dan mengarahkan umat untuk menjadi
baik, lebih dari itu, PKS memasrahkan semuanya kepada Allah SWT, biarlah Dia Yang Maha Tahu
menyaksikan semua perjuangan keluarga besar PKS dan biarlah nanti Allah Yang Maha Adil akan
menghakimi semua perilaku para pimpinan, kader dan simpatisan PKS di yaumil akhir nanti. Karena
hanya Allah saja Hakim Yang Paling Tahu dan Paling Adil dalam menghukumi semua amal perbuatan
manusia.

Kami berdoa agar ustad selalu diberikan kebaikan, diberikan kesuksesan dalam segala urusan,
diberikan kebahagiaan hidup yang tersisa, diberikan khusnul khatimah, dan di akhirat ditempatkan di
surga. Mohon maaf kalau ada kata-kata yang tidak berkenan,

Astaghfirullahal Adziim... mohon ampun kepada Allah apabila ada kata-kata yang salah di hadapan
Allah.. Wallahu A'lam bishowaab...

Wassalaamualaikum Wr. Wb.

Kader Tarbiyah

Suka

Bagikan Retno Setiani, IrOez Gerank dan 66 orang lainnya menyukai ini. Eny Anita Ekawati Galank
smg seluruh kader PKS ttp istiqomah di jln dakwah,jihad fisabilillah...
ALLAHU AKBAR !!! 07 April jam 21:54 ·
Suka
1

orang Ja'onk Abu Ariq amin 07 April jam 21:55 ·


Suka

Farida Ahmad
Angin sdg kenceng, pegangan yg kenceng jg,jgn smpai kalah dgn m****t, biarkan sj,mgkn kesalnya
sdg memuncak,apa ndak ketemuan lg sj,person to person,biar ndak luber kesana kemari,qt pgn tau
beres sj,mendoakan sj,mmg bnr qt g tau ap sbnrnya trjd,qt jdkan pljrn berharga dan jgn bls dg
keburukan lg,org keras jg dibls keras lg,bertemulah.dan biarkan waktu yg akn buktikan,apakah itu
kebenaran.
07 April jam 22:08 · Suka · 1

orang Syahid Menuju Surga Aamiin Allahumma aamin. 07 April jam 22:11 ·Suka

Hanif Ar Rubayyi' izin share, syukron


07 April jam 22:15 ·Suka
Ja'onk Abu Ariq
Hal yg biasa....kamisadari jalan ini penuh onak dan duri arah menghadang dan kejoliman yng kami
hadapi,jalan da,wah emang panjang,jalan ini tdk memrlukan kita tp kita yg memerlukan jln ini......maju
trus.............s

07 April jam 22:19 Suka 1

orang Fathanah Az-Zahra


Ini surat.ditujukan kpd siapanya pasti ada.alangkah baikny,jk ini bs dbca lgsg oleh pihak yg brsngkutan.
Silahkn hancurkan,jk anda mau.tp ingat,jk ini bnar2 hancur,dakwah pasti akan tetap bjalan.ini hanya
sarana.tujuan qt sbnarnya jauh lbh m...Lihat Selengkapnya 07 April jam 22:20 · Suka.5

orangYhuni Kalimah InsyaAllah dengan smua yg tlah terjadi saat ini,hti ini akn sllu istiqomah dlm jln
dakwah ini..Amiin ya Allah.. 07 April jam 22:21 · Suka · 2
orang Dede Nur'aimih Semoga ini adlah pupuk.. yg akn lbh menyuburkan da'wah.. mmbuat qt smkn
kuat&trus mmprbaiki kwalitas diri.. Chayoo PKS!! 07 April jam 22:22 ·
Suka · 1

orang Azhar B Gultom izin copas..


07 April jam 22:26 Suka

Adzani Ai bknkah qt sdg mndaki sdraq??, ktka qt mndaki smkin tnggi mnuju puncak.. akn lbh bxk
rntangan yg qt hdapi.. mkin bxk org2 yg klelahan tak bsa mlnjutkn lg.. oksigen yg mkin brkurang.. tnga
yg trkuras.. umur yg kian hbs.. jd sdh lumrahlah ini trjd sdraq..07 April jam 22:31

Suka .3 orang Ratih Vitasari izin share 07 April jam 22:32 ·

Suka
Ja'onk Abu Ariq orang besar pasti prnah merasakan rintangan besar,karna rintangan besar lah
insyaAllah dia jd besar......apakah kita dibiarkan saja stlah kita mengaku kita beriman.....tentunya td ya
sdraq......rasa letih,takut dll akan lenyap disaat hanya Allah tujuanya....
07 April jam 22:39 · Suka ·1 orang

Perbowo Soebandi ...Smg ALLOH SWT mngampuni kita semua.Hdp di dunia hanya sementara,pelan
tp pasti kita akan mati.Apa yg kita cari di dunia ini??? Apa??? 07 April jam 23:15 Suka

Suhermi Widiastuti bahan renungan bersama... 07 April jam 23:53 Suka

Latip Abidin Semoga kejernihan hati dan niat yg ikhlash membahagiakan semua pihak
07 April jam 23:59 Suka

Sri Ade Anifa Berkali-kali PKS menyebutkan bahwah PKS adalah partai yg bersih, dan amanah,
dibutuhkan pembuktian. Dng adanya hal sprti ini merupakan teguran buat PKS agar2 tdk ada lg
pengurus2nya yg menyalahi aturan. Ustad jg manusia, tdk mungkin ada asa...Lihat Selengkapnya
Jumat pukul 0:04 ·

Suka 1 orang
Syafruddin Syaf Sri: PKS dah trbukti bersih menang pemilu 3 x brturut-turut jd rakyat percaya.
Persoalannya ini pertarungan politik n ideologi. Pihak 'lawan' lagi cari gara2 buat mmperlemah barisan,
n dicari deh imam yg dah 'kentut' biar makmumnya bubar .gito lho....
Jumat pukul 0:14 · Suka 2 orang

Umie Marfu'ah Ibarat menyusuri sungai kini kita telah sampai di era permainan arum jeram. Penuh liku
curam dan arus besar,bahaya benturan tebing dan cadas curam.yo jadi pemain yg sportif dan tahan
ujian...jangan ikut2an latah mencibir+menyalahkan.jeram,arus,tebing dan cadas curam itu bisa kita
taklukkan,atau mau kembali ke sungai yang tenang...tanpa gangguan.dan kita saksikan lawan
menjdemenang di permainan arum jeram... Jumat pukul 4:55 · Suka · 2 orang
Ibnu Shodiq Aljauzi smoga tdk makin terbawa arus demokrasi "suara manusia terbanyak adalah hukum
kebenaran.allahul musta'an Jumat pukul 6:04·
Suka Suryani

Hana Safitri Sebagai orang awam, Sy hanya bisa memanjatkan do'a robithoh untuk partai ini.
Jumat pukul 7:09 · Suka ·1
orang Syafruddin Syaf Ibnu Shodiq: Sbaiknya juga kita tak layak 'menempat'kan kata demokrasi dr sisi
'orang' lain, coba kita tempatkan pada taktik n strategi dg persepsi Islami. Nah PKS sdg berusaha
mewujudkannya...yuk kita suport Jumat pukul 15:55 · Suka · 1 orang

Jundi Abu Azzam Ismail haniyah: la muktakmar la muktamar, lalu apa lagi ! Jumat pukul 16:26 · Suka

Ibnu Shodiq Aljauzi sibukan dg dakwah tauhid jgn habiskan energi buat yg lain Jumat pukul 18:33 ·
Suka · 3 orang

Zainul Sitinjak Arif klw peristiwa yg sekarang ini gimana pak apakah kita bela/ditutupi atau dibiarkan
saja
Jumat pukul 20:01 · Suka

Mohamad Amin selalu ada kemudahan dalam kesulitan Jumat pukul 22:52 · Suka

Ja'onk Abu Ariq menyalahkan td akan ada ujungnya......................................meratapi.............ga mao


kali ye................solusi..........solusi..........itu yng harus ada dibenak kader da,wah.apakah
menyalahkan.........dapat melembutkan hati..........jawabnya adadi hati masing2.
Jumat pukul 23:26 · Suka

Melly Syafiie politik tidak ada yang putih...siapapun paham itu... marah adalah mamusiawi, tapi
RasuluLloh saw melarangnya ketika berlebihan... semua orang punya dan pernah bersalah hatta yg
merasa paling suci sekalipun... namun dedam dan membeberkan aib or...Lihat Selengkapnya Sabtu
pukul 5:49 · Suka

Zainul Sitinjak Arif isi status ini membuat aku menangis kata2 ini seperti tertuju padaku,halus tapi
...,tolong kunjungi kami yg dibawah ini
Sabtu pukul 11:24 · Suka

Laksono Basuki kompak dong


Sabtu pukul 21:44 · Suka
4. Taujih Jumadil Awwal 1432 H
SABAR DAN TAQWA MENGHADAPI REKAYASA PEMBUSUKAN

‫صّلي‬ ُ َ
َ ‫جَلل ِهِ وَأ‬ َ ِ ‫دا ي َِليقُ ب‬
ً ‫م‬ْ ‫ح‬َ ُ ‫مد ُه‬ ْ ‫أ‬. ‫ت‬
َ ‫ح‬ َ ْ ‫ل ال‬
ِ ‫خي َْرا‬ ُ ‫ت وََفات ِِح‬
ِ ُ ‫سب‬ ّ ‫مِع ال‬
ِ ‫شَتا‬ َ ِ‫مد ُ ل ِل ّه‬
ِ ‫جا‬ َ ْ ‫حيم ِ ال‬
ْ ‫ح‬ ِ ‫ن الّر‬
ِ ‫م‬ ْ ‫سم ِ الل ّهِ الّر‬
َ ‫ح‬ ْ ِ‫ب‬
ُ
ُ ‫وَب َعْد‬. ِ‫حب ِهِ َوآل ِه‬ْ ‫ص‬
َ َ ‫مد ٍ و‬
ّ ‫ح‬َ ‫م‬ُ ِ‫م ع ََلى ن َب ِي ّه‬
ُ ّ ‫سل‬
َ ‫وَأ‬.

Ikhwah fillah yang dirahmati Allah

Pertarungan haq dan batil kita yakini tidak akan pernah berakhir selama dunia masih berputar
dan hari kiamat belum tiba. Maka kesiapan dan daya tahan ahlul haq menghadapi serangan ahlul bathil
harus terus menerus diperkuat dan diperbaharui.

Perang Uhud yang terjadi pada tahun 3 Hijriyah, ketika negeri Madinah sedang berusaha
mempertahankan eksistensinya, menyisakan duka yang mendalam pada diri Rasulullah SAW dan para
sahabatnya. Agar mereka tidak larut berlama-lama dalam duka, kesedihan, dan kegagalan, apalagi
bulan-bulan berikutnya -setelah perang Uhud itu- kabilah-kabilah musyrik di sekitar Madinah semakin
berani melancarkan gangguan kepada kaum muslimin. Maka Allah SWT menguatkan daya tahan dan
daya juang kaum muslimin dengan tarbiyah Qur’aniyah yang menyegarkan dan menguatkan semangat
dan kemandirian mereka. Firman Allah:

َ ْ َ
‫م‬
ْ ِ‫واه ِه‬ َ ‫أْفف‬ ‫ن‬
ْ ‫مف‬ ِ ‫ضفاُء‬ َ ْ‫ت ال ْب َغ‬ ِ َ ‫م قَد ْ ب َد‬ ْ ّ ‫ما ع َن ِت‬َ ‫دوا‬ ّ َ‫خَبال و‬ َ ‫م‬ ْ ُ ‫م ل ي َأُلون َك‬ ْ ُ ‫دون ِك‬ُ ‫ن‬ْ ‫م‬ ِ ‫ة‬ َ ِ ‫ذوا ب‬
ً َ ‫طان‬ ُ ‫خ‬ ِ ّ ‫مُنوا ل ت َت‬ َ ‫نآ‬ َ ‫ذي‬ ِ ّ ‫َيا أي َّها ال‬
‫م‬ْ ُ ‫حّبون َك‬
ِ ُ‫ي‬ ‫م َول‬ ِ ُ ‫م ُأولِء ت‬
ْ ُ‫حّبون َه‬
َ َ (١١٨) ‫كفم اليفات إن ك ُنتفم تعقُلفون‬
ْ ُ ‫ها أن ْت‬ َ ِ ْ َ ْ ُْ ْ ِ ِ َ ُ ُ َ ‫م أك ْب َُر قَد ْ ب َي ّّنا ل‬
َ ُ‫خفي صدوره‬
ْ ُ ُ ُ ِ ْ ُ ‫ما ت‬ َ َ‫و‬
ْ ‫موت ُففوا ب ِغَي ْظ ِك ُف‬
‫م‬ ُ ‫ل‬ ْ ‫ظ قُ ف‬ ِ ْ ‫ن ال ْغَي‬ َ ‫م‬ ِ ‫ل‬ َ ‫م‬ ِ ‫م الَنا‬ ُ ُ ‫ضوا ع َل َي ْك‬ ّ َ ‫وا ع‬ ْ َ ‫خل‬
َ ‫ذا‬ َ ِ ‫مّنا وَإ‬ َ ‫م َقاُلوا آ‬ ْ ُ ‫قوك‬ُ َ ‫ذا ل‬َ ِ ‫ب ك ُل ّهِ وَإ‬ِ ‫ن ِبال ْك َِتا‬ َ ‫مُنو‬ ِ ْ ‫وَت ُؤ‬
‫صب ُِروا‬ْ َ‫ن ت‬ ْ ِ ‫حوا ب َِها وَإ‬ ُ ‫فَر‬ ْ َ‫ة ي‬ ٌ َ ‫سي ّئ‬َ ‫م‬ ْ ُ ‫صب ْك‬ ِ ُ‫ن ت‬
ْ ِ ‫م وَإ‬ ْ ُ‫سؤ ْه‬ُ َ‫ة ت‬ ٌ َ ‫سن‬َ ‫ح‬ َ ‫م‬ْ ُ ‫سك‬ ْ ‫س‬ َ ‫م‬ ْ َ‫ن ت‬ْ ِ (‫ إ‬١١٩) ‫دوِر‬ ُ ‫ص‬ ّ ‫ت ال‬ َ ِ‫م ب‬
ِ ‫ذا‬ ٌ ‫ه ع َِلي‬ َ ّ ‫ن الل‬ ّ ِ‫إ‬
ٌ ‫حي‬
١٢٠) ‫ط‬ ِ ‫م‬ َ ‫مُلو‬
ُ ‫ن‬ َ ْ‫ما ي َع‬ َ ّ ‫ن الل‬
َ ِ‫ه ب‬ ّ ِ ‫شي ًْئا إ‬ ْ ُ‫م ك َي ْد ُه‬
َ ‫م‬ ْ ُ ‫ضّرك‬
ُ َ ‫قوا ل ي‬
ُ ّ ‫)وَت َت‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-
orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan
bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan
apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan
kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.Beginilah kamu, kamu menyukai mereka,
Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila
mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka
menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka):
"Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. jika kamu
memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka
bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak
mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka
kerjakan. QS. Ali Imran: 118-120 Ikhwah fillah yang dirahmati Allah

Boleh saja serangan bagi dakwah ini datang berseri, menghujam silih berganti bahkan serangan
bersama dalam bentuk kolaborasi maupun koalisi. Akan tetapi Allah SWT pemilik proyek dakwah ini
tidak membiarkan para mujahid dakwah bertarung tanpa bekal yang memadai.

Taqwa dan sabar dalam surah Ali Imran berulang tidak kurang dari tiga kali di ayat yang berbeda dalam
konteks yang hampir sama, yaitu menghadapi kekuatan musuh dan serangan lawan. Sederhana sekali
memang jurus penangkal yang telah Allah berikan bagi aktifis dakwah ini menghadapi semua serangan
itu, tetapi sejarah dakwah telah membuktikan betapa hebatnya dua pilar ini dalam menjaga eksistensi
umat dan menyemangati perjuangan mereka.

Pengulangan ini menggabarkan betapa urgensi dua sifat ini dalam membangun kualitas diri, soliditas
organisasi, dan imunitas menghadapi virus yang bertebaran. Ikhwah fillah yang dirahmati Allah

Taqwa dan sabar mencerminkan keikhlasan yang mendalam dalam seluruh romantika perjuangan,
karena hanya kepada Allah mereka taat dan hanya kepada Allah mereka berharap.

َ َ ْ ‫إ ِّنا أ َن َْزل َْنا إ ِل َي‬


‫ه‬
ِ ِ ‫دون‬ُ ‫ن‬ ْ ‫م‬
ِ ‫ذوا‬ ُ ‫خ‬
َ ّ ‫ن ات‬ ِ ّ ‫ص َوال‬
َ ‫ذي‬ ُ ِ ‫خال‬ َ ْ ‫ن ال‬ ّ ‫ (أل ل ِل ّهِ ال‬٢) ‫ن‬
ُ ‫دي‬ َ ‫دي‬ّ ‫ه ال‬ ُ َ ‫صا ل‬
ً ِ ‫خل‬
ْ ‫م‬
ُ ‫ه‬ َ ّ ‫حقّ َفاع ْب ُد ِ الل‬
َ ْ ‫ب ِبال‬ َ ‫ك ال ْك َِتا‬
َ
‫دي‬ ِ ‫ه ل ي َْهف‬َ ‫ن الّلف‬ّ ِ‫ن إ‬َ ‫ففو‬ ُ ِ ‫خت َل‬
ْ َ ‫م ِفيفهِ ي‬ ْ ُ‫ما ه‬َ ‫م ِفي‬ ُ ُ ‫حك‬
ْ ُ‫م ب َي ْن َه‬ َ ّ ‫ن الل‬
ْ َ‫ه ي‬ ّ ِ ‫فى إ‬ َ ْ ‫قّرُبوَنا إ َِلى الل ّهِ ُزل‬ َ ُ ‫م ِإل ل ِي‬ ْ ُ‫ما ن َعْب ُد ُه‬ َ ‫أوْل َِياَء‬
ّ َ‫ب ك‬
٣) ‫فاٌر‬ َ َ‫ن هُو‬
ٌ ِ ‫كاذ‬ ْ ‫م‬
َ )

Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka
sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah
agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan
sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka
berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat
ingkar. QS. Az Zumar: 2-3

Komitmen dan konsistensi inilah yang dipercaya sampai saat ini sebagai pilar keberhasilan di hampir
sebagian besar lapangan kehidupan apalagi dalam bagi aktifitas dakwah yang sejak awal
dikumandangkan sduah disikapi dengan ketidak senangann para bangsawan yang meinkamti status quo
dan perlwanan para pengnuasa yang menzhalimi bangsa dan umatnya untuk mempertahankan
kesenangan pribadi dan kelompoknya.

Kisah para Nabi dalam menghadapi tantangan kaumnya dari zaman ke zaman membuktikan hal ini
dengan jelas. Keikhlasan amal menjadi kunci kemenangan mereka dalam mengalahkan semua
tantangan sekaliguas menjadi jamiman diterimanya amal perbutaan manusia di sisi Allah SWT untuk
mendapatkan balasan yang terindah dari Yang Maha Kuasa.

Ikhwah fillah yang dirahmati Allah

Taqwa dan sabar menghadapi tekanan akan senantiasa menjaga konsistensi seorang aktivis dakwah
dalam menjalankan kerja dakwahnya. Kokohnya dua pilar ini akan menjamin semakin baik kinerja dan
semakin besar harapan untuk mendapatkan ampunan Allah SWT. Firman Allah:

‫ن ي ُط ِِع الّله‬ َ ُ ‫ (يصل ِح ل َك‬٧٠) ‫قوا الل ّه وُقوُلوا قَول سديدا‬ َ


ْ ‫م‬ ْ ُ ‫م ذ ُُنوب َك‬
َ َ‫م و‬ ْ ُ ‫فْر ل َك‬ ْ ُ ‫مال َك‬
ِ ْ‫م وَي َغ‬ َ ْ ‫م أع‬
ْ ْ ْ ُ ً ِ َ ْ َ َ ُ ّ ‫مُنوا ات‬
َ ‫نآ‬ ِ ّ ‫َيا أي َّها ال‬
َ ‫ذي‬
٧١) ‫ما‬ ِ َ ‫قد ْ َفاَز فَوًْزا ع‬
ً ‫ظي‬ َ َ‫ه ف‬ ُ َ ‫سول‬ُ ‫)وََر‬

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar,
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan
Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar. QS. Al Ahzab: 70-71

Taqwa dan sabar dalam dakwah ini akan senantiasa menjaga hubungan indah dan konstruktif sesama
aktifis dakwah untuk semakin solid dan kokoh, yang menghindarkannya dari kerugian dan kesia-siaan
kerja. Allah SWT menjadikan komitmen untuk senantiasa sabar dan berada dalam kebenaran bagi
sebuah komunitas sebagai bagian garansi Allah membebaskan mereka dari kerugian. Firman Allah:

٣) ‫ر‬
ِ ْ ‫صب‬
ّ ‫وا ِبال‬
ْ ‫ص‬
َ ‫وا‬ َ ْ ‫وا ِبال‬
َ َ ‫حقّ وَت‬ ْ ‫ص‬
َ ‫وا‬
َ َ ‫ت وَت‬
ِ ‫حا‬ ّ ‫مُلوا ال‬
َ ِ ‫صال‬ ِ َ ‫مُنوا وَع‬
َ ‫نآ‬ ِ ّ ‫ (ِإل ال‬٢) ‫ر‬
َ ‫ذي‬ ٍ ‫س‬
ْ ‫خ‬ ِ َ‫ن ل‬
ُ ‫في‬ َ ‫سا‬ ّ ِ (‫ إ‬١) ‫ر‬
َ ْ ‫ن الن‬ ْ َ‫ال ْع‬
ِ ‫ص‬

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran. QS. Al Ashr

Ikhwah fillah yang dirahmati Allah

Semakin solidnya barisan dakwah ini dengan kesabaran, ketaqwaan akan semakin mendekatkan pada
keberhasilan yang Allah janjikan. Firman Allah di kahir surah Ali Imran, sebagai penutup surah yang
mengevaluasi kerja dakwah setelah kekalahan perang Uhud dengan seruan:

َ
٢٠٠) ‫ن‬
َ ‫حو‬
ُ ِ ‫فل‬ ْ ُ ‫ه ل َعَل ّك‬
ْ ُ‫م ت‬ َ ّ ‫قوا الل‬ ُ ِ ‫صاب ُِروا وََراب‬
ُ ّ ‫طوا َوات‬ َ َ‫صب ُِروا و‬
ْ ‫مُنوا ا‬
َ ‫نآ‬ ِ ّ ‫)َيا أي َّها ال‬
َ ‫ذي‬

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. QS. Ali Imran:
200

Semoga Allah tetapkan hati kita dalam taqwa dan sabar sehingga kita bisa menjadi bagian konstruktif
dan aktif bagi bangunan dakwah ini. Wallahu a’lam.

You might also like