You are on page 1of 2

c  

 
 
     


c
       
c   


     ccc



 !
"#$%&'(('%%%(()

' !*+,

Bahasa arab merupakan salah satu pelajaran yang diutamakan di pondok pesantren

Barokatul Ulum kajen. Akan tetapi pada realitasnya pemahaman dan hasil belajar santri sangat

minim sehingga belum bisa mewujudkan apa yang selama ini menjadi cirikhas pondok tersebut.

Hal ini terbukti dengan kurang minatnya siswa didalam bertakallum dengan bahasa Arab di

komplek pondok walau sedikit dan walau salah. Ketidak minatan santri dalam bertakallum

bahasa Arab ini disebabkan karna selama ini mereka beranggapan bahwa bahasa arab sangat sulit

apalagi kalau memikirkan gramatikalnya. Karena tidak pernah dilatih dalam kesehariannya

dalam berbahasa arab, sedangkan sifat bahasa itu harus sering dilatih bukan dihafalkan maka

kondisi seperti ini mengakibatkan hasil akhirnya sangat jauh dari yang diinginkan. KKM yang

ditargetkan 6,5 tetapi pada realitasnya hanya 3 santri yang mampu mencapai KKM tersebut.

Seperti biasa proses pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam kemudian

mengabsen siswa lalu guru membacakan materi yang diajarkan, setelah itu guru mengartikan

bacaan tersebut dan santri mencatat arti mufrodat yang mereka belum mengetahuinya, kemudian

guru meminta santri untuk membaca teks tersebut dan setelah itu guru menerangkan gramatikal

yang ada dalam teks tersebut. Pada ahir pembelajaran, guru memberikan PR kepada santri untuk

menghafalkan mufrodat dan menghimba untuk mempraktekannya sehari-hari.


Setelah dilakukan penelitian, santri menjadi lebih semangat dalam bertakallum bahasa

Arab dan tidak dihantui lagi dengan gramatikal yang memusinggkan karna pemahaman siswa

terhadap gramatikal sudah meningkat. Sehingga pada hasil ahir pelajaran ini semua santri dapat

mencapai KKM yang telah ditentukan.

Setelah melakukan penelitian. Dalam proses pembelajran guru tidak lagi menggunakan

metode seperti biasanya. Guru lebih menekankan pada metode active learning, yang mana

metode ini menjadikan guru tidak begitu menguasai kelas tetapi santri juga sangat berperan

dalam menentukan proses pembelajaran dan guru hanya menjadi fasilitator dalam proses

pembelajaran tersebut.

Sebelum dilakukan penelitian, dalam proses pembelajaran santri bersifat sangat pasif

sedangkan guru yang aktif dan gurulah yang menguasai kelas. Akan tetapi setelah dilakukan

penelitian santri menjadi lebih aktif dan guru hanya menjadi fasilitator. Dalam hal ini santri juga

perperan dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini, Guru akan menerapkan metode active learning dalam proses

pembelajaran dengan berbagai strategi didalamnya seperti yang tertera dalam buku 1001 active

learning, yang mana metode ini sudah diakui keberhasilannya dalam mengaktifkan peserta didik.

Dan dalam sarana prasarana guru tidak hanya menggunakan papan tulis dan buku, tetapi juga

menggunakan sarana lain seperti tape, VCD, kartu-kartu dan lain-lain.

You might also like