Professional Documents
Culture Documents
Konsep adalah gambaran mental dari obyek, suatu pemikiran, ide, suatu gagasan yang
mempunyai derajat kekongkritan, proses ataupun yang diluar bahasa yang digunakan oleh
akal budi untuk memahami hal-hal lain. Sedangkan belajar adalah suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan
pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh
tujuan tertentu.
Konsep pendidikan Islam yaitu suatu ide atau gagasan untuk menciptakan manusia
yang baik dan bertakwa yang menyembah Allah dalam arti yang sebenarnya, yang
membangun struktur pribadinya sesuai dengan syariah Islam serta melaksanakan segenap
aktifitas kesehariannya sebagai wujud ketundukannya pada Tuhan. Dengan cara menanamkan
nilai-nilai fundamental Islam kepada setiap Muslim terlepas dari disiplin ilmu apapun yang
akan dikaji (Fatih Syuhud dalam Sidogiri.com).
2.1 Pendidikan Dalam Sejarah Islam
Penyelenggaraan pendidikan dalam lintasan sejarah Islam telah dimulai oleh
Rasulullah saw dan para Khulafa ar-Rasyidin. Rasulullah saw telah menjadikan mengajar
baca-tulis bagi 10 orang penduduk Madinah sebagai syarat pembebasan bagi setiap tawanan
perang Badar. Pada masa itu nabi Muhammad senantiasa menanamkan kesadaran pada
sahabat dan pengikutnya akan urgensi ilmu dan selalu mendorong umat untuk senantiasa
mencari ilmu. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanya banyak hadis yang menjelaskan
tentang urgensi dan keutamaan (hikmah) ilmu dan orang yang memiliki pengetahuan.
Khalifah Umar bin Khattab, secara khusus, mengirimkan ‘petugas khusus’ ke berbagai
wilayah baru Islam untuk menjadi guru pengajar bagi masyarakat Islam di wilayah-wilayah
tersebut.
Institusi pendidikan Islam yang mulai menggunakan sistem pendidikan ‘modern’ baru
muncul dengan berdirinya Perguruan al-Azhar oleh Daulat Bani Fatimiyyah di Kairo pada
tahun 972 M. Pada al-Azhar, selain dilengkapi dengan perpustakaan dan laboratorium, mulai
diberlakukan sebuah kurikulum pengajaran. Pada kurikulum al-Azhar diajarkan disiplin-
disiplin ilmu agama dan juga disiplin-disiplin ilmu ‘umum’ (aqliyyah). Ilmu agama yang ada
dalam kurikulum al-Azhar antara lain tafsir, hadits, fiqh, qira’ah, teologi (kalam), sedang
ilmu akal yang ada dalam kurikulum al-Azhar antara lain filsafat, logika, kedokteran,
matematika, sejarah dan geografi (Al-Bughury, 2009). Pendapat yang mengatakan bahwa
belajar sebagai aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan
berasal dari hasil renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia
juga menganjurkan manusia untuk selalu malakukan kegiatan belajar. Dalam Al-Qur’an, kata
Al-Ilm dan turunannya berulang sebanyak 780 kali. Seperti yang termaktub dalam wahyu
yang pertama turun kepada baginda Rasulullah SAW yakni Al-‘Alaq ayat 1-5. Ayat ini
menjadi bukti bahwa Al-Qur’an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan,
menelaah, mencari, dan mengkaji, serta meniliti. Secara faktual, begitu pentingnya ilmu
pengetahuan sehingga mewajibkan kepada umat dalam menuntut ilmu ( belajar),
sebagaimana dijelaskan Rosulullah SAW dalam sabdanya :
Artinya : “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”(HR. Ibnu
Abdil Bari)
1. Bahwa orang yang belajar akan mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk
memecahkan segala masalah yang dihadapinya di kehidupan dunia
2. Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya karena Allah
sangat membenci orang yang tidak memiliki pengetahuan akan apa yang
dilakukannya karena setiap apa yang diperbuat akan dimintai
pertanggungjawabannya.
3. Dengan ilmu yang dimilikinya, mampu mengangkat derajatnya di mata Allah. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimumulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus
yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon
tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah
stimulus dan respon.( Anonymous.2010.www.wordpress.com.Konsep Pembelajaran
Islami).
2. Al-Zarnuji
Konsep pendidikan Al-Zarnuji tertuang dalam karya monumentalnya, kitab ” Ta’lim
al-Mutallim Thuruq al-Ta’allum” konsep pendidikan yang dikemukakan antara lain:
1. pengertian ilmu dan keutamaannya
2. niat belajar
3. memilih guru, ilmu, teman dan ketabahan dalam belajar
4. megormati ilmu dan ulama
5. ketekunan, kontuinitas, dan cita-cita luhur
6. permulaan dan insensitas belajar serta tata tertibnya
7. tawakkal kepada Allah SWT
8. Masa belajar
9. kasih sayang dan memberi nasihat
10. mengambil pelajaran
11. wara’ (menjaga diri dari yang syubhat dan haram) pada masa belajar
12. penyebab hafal dan lupa
13. masalah rezeki dan ilmu umur
Al-Zarnuji membagi ilmu pengetahuan dalam empat kategori. Pertama, ilmu Fardhu
’ain yaitu ilmu yang wajib di pelajari oleh setiap muslim individual. Kedua, ilmu fardhu
kifayah yaitu ilmu yang kebutuhannya hanya dalam saat-sata tertentu saja, misalnya ilmu
shalat jenazah. Ketiga, Ilmu haram, yaitu ilmu yang haram untuk dipelajari, seperti ilmu
nujum. Keempat, ilmu jawas yaitu ilmu yang yang hukum mempelajarinya boleh karena
bermanfaat bagi manusia (Wahyuni dan Baharuddin, 2010).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut perspektif agama islam, bahwa belajar itu adalah hukumnya wajib bagi
setiap umat baik bagi laki-laki muapun perempuan. Agama islam sangat menganjurkan
kepada manusia untuk selalu belajar. Bahkan islam mewajibkan kepada setiap orang yang
beriman untuk belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang dikerjakan, pasti dibaliknya
terkandung hikmah atau sesuatu yang penting bagi manusia.
3.2 Saran
Untuk membuat pendidikan ini berjalan lebih baik lagi, para siswa harus meningkatkan
belajarnya dan aktif ketika pelajaran berlangsung. Dan bagi seorang guru harus menggunakan
metode pengajaran yang lebih baik lagi, ketika pembelajaran berlangsung. Yang membuat
siswa merasa senang di kelas dan menggugah selera siswa untuk lebih rajin dalam belajar
baik dalam kelas maupun nanti ketika di rumah. Untuk itu cara pengajarannya pun harus
yang menarik agar tidak membuat jenuh.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bughury, A.N.A., 2009, Konsep Pendidikan Islam Menurut Al-Quran, (online),
http://alauddinalbughury.wordpress.com/2009/11/25/3/, diakses pada tanggal 13 Juni 2009,
pukul 15.00.
Arlian, R.T., Dkk., 2010, Konsep Dasar Belajar Dan Pembelajaran Secara Universal Dan Perspektif
Islam, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
Baharuddin dan Wahyuni, E.N., 2010, Belajar dan Teori Belajar, Ar-Ruzz Media Group, Jogjakarta