Professional Documents
Culture Documents
DALAM AL-QUR’AN
Khoirul Anwar
YOGYAKARTA
2011
Kata pengantar
Segala puji dan puji bagi Allah SWT atas limpahan hidayah serta inayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Pancaran Nur Illahi semoga senantiasa menerangi bagi
orang-orang yang merindukan kebenaran sejati dan tabah dalam tholabul ‘ilmi.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa ajaran tauhid sehingga dapat menyelamatkan manusia dari jurang kedzoliman
menuju cahaya illahi, sehingga dapat menuntun arah perjalanan hidupnya.
Tulisan ini tak lain merupakan usaha penulis untuk mengumpulkan makalah-makalah
yang tercecer baik itu tulisan pribadi penulis maupun makalah/tulisan teman-teman yang pernah
diberikan ke penulis, meski sekedar untuk dibaca tanpa meminta masukan. Di mata penulis,
makalah-makalah yang diberikan oleh teman-teman tadi mempunyai arti penting untuk
diketahui, dipelajari oleh pembaca agar bisa didiskusikan lebih lanjut. Selain itu, hemat penulis
alahkah baiknya jika makalah tersebut ditulis ulang untuk menghindari hilangnya tulisan yang
berharga tersebut.
Khusus makalah ini, penulis menyoroti mengenai nilai-nilai pendidikan dan kepribadian
guru dalam al-quran. Sebetulnya tulisan ini bukan tulisan pribadi penulis melainkan makalah
tanpa nama, kebetulan sampulnya hilang. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis sampaikan
permintaan izin sekaligus rasa terimakasih kepada penulis asli makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat.
Khoirul Anwar
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu peristiwa penyampaian atau suatu proses transformasi. Al-
Qur’an menegaskan hal yang serupa ketika menyampaikan materinya kepada penerimanya yaitu
Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang terdapat dalam surat al-Maidah, ayat 67:
Artinya: “ Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-
Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
Dalam proses transformasi itu, disamping ada subjek atau yang menyampaikan materi,
ada pula objek atau yang menerima penyampaian materi ini. Hal ini mengandung makna
komunikasi. Komunikasi tersebut tentunya tidak dapat berlangsung dalam ruang hampa,
melainkan dalam suasana yang mengandung tujuan. Harus diusahakan pencapaiannya dengan
mengarahkan segala daya upaya pendidikan, seperti: bahasa, metode, alat evaluasi, dan
sebagainya. Pendidikan mencangkup tiga pengertian sekaligus, yakni tarbiyah, ta’lim dan ta’dib.
Maka pengertian pendidik terutama islam sebagai murabbi, mu’allim dan mua’addib sekaligus.
Ditinjau dari sudut pendang sosiologis dan antropologis, fungsi utama pendidikan untuk
menumbuhkan kreatifitas peserta didik, dan menanamkan nilai-nilai yang baik. Karena tujuan
akhir pendidikan adalah menumbuh kembangkan potensi kreatifias peserta didik agar menjadi
menusia yang baik menurut pandangan manusia dan Tuhan yang Maha Esa.
Nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup system
kepercayaan yang dipergunakan seseorang dalam bertindak atau menghindari suatu tindakan,
atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Artinya nilai merupakan sifat
yang melekat pada sesuatu (system kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subjek yang
memberi arti ( yakni manusia yang meyakini).
Al-Qur’an sebagai sumber asasi manusia, ajaran islam tidak hanya berisi doktrin-doktrin
teologis tentang keimanan kepada Tuhan, tetapi juga mengandung isyarat-isyarat ilmiah tentang
pendidikan. Karenanya, membicarakan konsep dasar pendidikan, alangkah baiknya merujuk
pada informasi yang tertera dalam Al-Qur’an.
Banyak ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan dan kepribadian
guru dalam Al-Qur’an, hal inilah yang akan penulis paparkan dalam bahasan berikut ini, yakni:
BAB II
PEMBAHASAN
2. Menerangkan bahwa agama Allah sejak masa Nabi Adam sampai Nabi Muhammad
SAW semuanya memiliki Tuhan yaitu Allah swt (surat Al-Anbiya’: 56)
Artinya:”Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi
yang Telah menciptakannya: dan Aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan
bukti atas yang demikian itu".
3. Menegaskan bahwa cara yang ditempuh oleh nabi-nabi dalam berdakwah itu satu dan
sambatuan kaum mereka terhadap dakwahnya itu serupa.
4. Menetapkan kedudukan kaum muslim, menghibur mereka dari kesedihan, musibah
yang menimpa, meneguhkan hati Muhammad SAW dan umat yang mengikuti (QS.
Hud: 120)
Artinya: “ Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-
kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surat Ini Telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.”
5. Mengoreksi pendapat ahli kitab yang suka menyembunyikan keterangan dan petunjuk
kitab suci.
2. Seorang guru hendaknya memeliki sifat rabbani artinya sebagai guru hendaknya
mempunyai ilmu yang banyak dan takwa kepada Allah SWT (QS. Ali-Imran: 79):
Artinya:” Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al
kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu
menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia
berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
6. Guru diharapkan bersikap konsekuen terhadap apa yang disampaikan kepada anak
didiknya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka tidak merasa
kebingungan, perkataan guru harus sesuai dengan perbuataannya (QS. As-Shaff: 2-3)
Artinya:
2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan?
3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan.
7. Guru hendaknya bersikap adil terhadap seluruh anak didiknya. Artinya tidak berpihak
atau mengutamkan pihak tertentu. Guru adil dalam memeberikan perhatian tanpa
membeda-bedakan satu dengan yang lain agar tidak menimbulkan kecemburuan.
Dari uraian di ata dapat ditarik kesimpulam bahwa kepribadian guru mutlak diperlukan
dalam proses pembelajaran, guru adalah orang yang menjadi panutan oleh siswanya.