Professional Documents
Culture Documents
Kuat Tekan Beton dengan Pasir Besi Sebagai Bahan Tambah Pengganti Semen
(Cementitious)1
(Compressive Strength Concrete with Iron Sand Of Additives For Cement Substitute)
1
Naskah disampaikan pada seminar tugas akhir pada tanggal november 2010
2
Mahasiswa teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, NIM 20060110049
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu hasil dari sumber daya alam yang banyak di Indonesia yaitu pasir besi.
Secara umum pasir besi merupakan salah satu bahan baku dasar dalam industri besi baja
dimana keterdapatannya banyak dijumpai di daerah pesisir seperti di pesisir Jawa,
Sumatra, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Selain sebagai bahan baku industri besi baja,
pasir besi juga dapat dimanfaatkan pada industri semen, karena pasir besi mengandung
kadar Fe2O3, SiO2, MgO dan lain – lain.
Dalam usaha untuk menciptakan alternatif dan inovatif, maka pemanfaatan pasir
besi dapat diterapkan dalam pembuatan beton dalam bidang bahan bangunan. Untuk
memproduksi beton berkinerja tinggi diperlukan bahan halus yang ditentukan oleh ASTM
sebagai substitusi semen untuk mengurangi porositas beton. Pasir besi yang mempunyai
kandungan FeO2, SiO2, Na2O dan ukuran butiran 80 – 100 mesh berpotensi untuk
digunakan sebagai pengganti semen (cementitious) dalam produksi beton berkinerja
tinggi (high performance).
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah ;
1. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian agregat pasir besi sebagai pengganti semen
(cementitious) dalam campuran beton terhadap kuat tekan beton.
2. Mengetahui pengaruh penggunaan pasir besi terhadap berat jenis beton dalam setiap
pengujian.
3. Mengetahui pengaruh penggunaan pasir besi terhadap nilai slump.
C. Batasan Masalah
Batasan-batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan FAS (faktor air semen) sebesar 0,32
2. Pasir besi sebagai bahan subsitusi pengganti semen (cementitious) berasal dari Pantai
Trisik, kabupaten kulon progo (pesisir selatan jawa) dan lolos saringan no 0,15 mm,
3. Penggunaan pasir besi sebagai pengganti semen (cementitious) sebesar 10%, 20%,
30%, 40%, dan 50% dari berat semen, dan sebagai pembanding yaitu beton normal
(0% pasir besi)
4. Penelitian menggunakan benda uji yang berupa silinder dengan ukuran diameter 7,5
cm dan tinggi 15 cm, dengan sampel 5 buah per setiap proporsi penggunaan pasir
besi.
5. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 28 hari.
6. Metode perancangan beton yaitu dengan metode Standar Nasional Indonesia (SK.SNI
03-xxxx-2002)
III.LANDASAN TEORI
A. Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi
tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang
dihasilkan. Kekuatan tekan beton adalah perbandingan beban terhadap luas penampang
beton. Kuat tekan silinder beton dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
P
f’c =
A ……………………………………………………… (1)
Dengan : f’c = Kuat tekan silinder beton
P = Beban maksimum
A = Luas penampang benda uji
Berdasarkan kuat tekannya, beton dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti
terlihat dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jenis beton menurut kuat tekannya
D. Nilai Slump
Nilai slump merupakan pengukuran terhadap tingkat kelecakan (cair atau kental)
suatu campuran beton, yang berguna untuk memprediksi tingkat kemudahan pengerjaan
beton. Semakin besar nilai slump berarti betonnya encer, maka adukan beton semakin
mudah untuk dikerjakan, akan tetapi mutu beton yang dihasilkan kurang baik. Sebaliknya
semakin kecil niali slump berarti betonnya kental dan pengerjaan beton akan semakin
sulit.
E. Perencanaan Campuran Beton
Tujuan dari perancangan campuran beton adalah untuk menentukan jumlah
komposisi yang tepat antara semen, agregat halus dan agregat kasar, air dan dengan atau
tanpa bahan tambah.
F. Perawatan
Perawatan beton ialah suatu tahap akhir pekerjaan pembetonan, yaitu menjaga
agar permukaan beton segar selalu lembab, sejak dipadatkan sampai proses hidrasi cukup
sempurna (Tjokrodimuljo,1996).
Mulai
tidak
Memenuhi
Syarat
ya
Perancangan campuran
Pengujian slump
Selesai
1 Deviasi standar ( S ) -
2 Nilai tambah ( m ) 10 Mpa
3 Kuat tekan beton yg disyaratkan, pada umur 28 hari 42 Mpa
(dari RKS dan lampiran IV), ( fc’ )
4 Kuat tekan rata-rata perlu ( f’cr = fc’ + m ) 52 Mpa
5 Jenis semen (pilih : biasa atau cepat keras) Type 1
6 Jenis agregat
a. Jenis agregat halus (pilih : alami/pecahan) Alami
b. Jenis agregat kasar (pilih : alami/pecahan) Batu pecah
7 Faktor air-semen (dari lampiran III dan lampiran IV) 0,32
8 Nilai slump 75-150 mm
9 Ukuran maksimum butir agregat 10 mm
10 Kebutuhan air per meter kubik beton 233,25 lt/m3
11 Kebutuhan semen per meter kubik beton 728,906 Kg/m3
12 Jenis agregat halus (tulis : 1, 2, 3, atau 4) Daerah no. 2
13 Proporsi berat agregat halus terhadap campuran 48 %
14 Berat jenis agregat campuran 2,6364
15 Perkiraan berat beton per meter kubik 2370 Kg/m3
16 Kebutuhan agregat campuran per meter kubik beton 1407,84 Kg/m3
17 Kebutuhan agregat halus per meter kubik beton 675,765 Kg/m3
18 Kebutuhan agregat kasar per meter kubik beton 732,079 Kg/m3
Sumber : Tjokrodimuljo, 2007
Tabel 4.5. Kebutuhan bahan susun beton tiap 1 adukan beton
Rencana Pembuatan
Kebutuhan Bahan Dasar Beton
Beton
Volume Berat Air Semen Pasir Besi Agregat Agregat
(m3) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) Halus (Kg) kasar (Kg)
1 m3 2370 233,25 728,906 - 675,765 732,079
Per Satu Adukan volume 1 adukan dibuat 1,5 silinder normal = 0,0079522 m3
0% pasir
18,847 1,855 5,796 - 5,374 5,822
besi
10% pasir
18,847 1,855 5,217 0,5796 5,374 5,822
besi
20% pasir
18,847 1,855 4,637 1,1593 5,374 5,822
besi
30% pasir
18,847 1,855 4,057 1,7389 5,374 5,822
besi
40% pasir
18,847 1,855 3,478 2,3186 5,374 5,822
besi
50% pasir
18,847 1,855 2,898 2,898 5,374 5,822
besi
Sumber : data hasil perhitungan kebutuhan bahan susun beton, 2010
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Slump Beton Segar
Tabel 5.1. Hasil uji slump beton segar dengan variasi proporsi pasir besi
kadar Air Semen pasir besi Pasir progo Agr. kasar Slump Slump
pasir besi (liter) (kg) (kg) (kg) (kg) (mm) rata-rata
(%) (mm)
0% 1,855 5,796 - 5,374 5,822 30 30
30
10 % 1,855 5,217 0,5796 5,374 5,822 52 50
48
20 % 1,855 4,637 1,1593 5,374 5,822 159 160
161
30 % 1,855 4,057 1,7389 5,374 5,822 155 150
145
40 % 1,855 3,478 2,3186 5,374 5,822 180 180
180
50 % 1,855 2,989 2,989 5,374 5,822 189 190
191
Sumber : data hasil uji slump beton segar, 2010
200
180
Nilai Slump (mm)
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
2,520
2,500
BJ beton (gr/cm3 )
2,480
2,460
2,440
2,420
2,400
2,380
2,360
2,340
2,320
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Gambar 5.2. Pengaruh proporsi pasir besi terhadap berat jenis beton
Dari Gambar 5.2. dapat dilihat bahwa semakin besar proporsi penambahan pasir
besi akan menaikkan berat jenis beton. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Rafii dan Hakim (2000), yang mengatakan bahwa semakin
besar prosentase penambahan pasir besi akan menaikkan berat jenis beton yang
dihasilkan. Peningkatan berat jenis beton secara umum disebabkan karena berat jenis
pasir besi lebih besar dibandingkan dengan berat jenis pasir dari sungai progo.
Semakin besar prosentase pasir besi, maka beton yang dihasilkan mempunyai berat
jenis yang semakin besar pula.
Gambar 5.3. Pengaruh proporsi pasir besi terhadap kuat tekan beton
Dari Gambar 5.3. didapat grafik penurunan kuat tekan beton dengan adanya
penambahan pasir besi sebagai pengganti semen, hal ini disebabkan karena beberapa
faktor, yaitu :
a. Semakin banyak pemakaian pasir besi, maka dapat menyebabkan nilai slump semakin
meningkat, dan sangat berpengaruh terhadap mutunya.
b. Pada saat proses percampuran adukan beton adanya perbedaan berat jenis bahan
beton, sehingga cenderung berat jenis yg lebih besar dalam hal ini yaitu pasir besi
akan mengendap dibawah, hal ini menyebabkan beton menjadi korosi.
c. Kandungan Fe2O3 pada pasir besi 27,61 % (Tabel 4.3), padahal proporsi Fe2O3 yang
optimum untuk semen adalah 0,5 sampai dengan 6 % (Tjokrodimulyo, 1995). Hal ini
menimbulkan ikatan dengan pasta semen menjadi kurang kuat.
d. Pasir besi mempunyai butiran yang kecil-kecil dan seragam dibandingkan sungai
progo, jika terlalu banyak digunakan atau melebihi batas tertentu, maka akan
mengakibatkan ikatan antara pasir besi dengan bahan penyusun adukan beton yang
lain kurang kuat, karna permukan pasir besi halus (kurang kasar).
.
Jaya, Denny, 2010, Pengaruh Campuran Limbah Karbit dan Abu Sekam Padi Sebagai Bahan
Pengganti Semen dengan Proporsi Campuran 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dari Berat
Semen Terhadap Kuat Tekan Beton, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Kartini, 2009, Pengaruh Variasi Umur Beton Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton dengan
Menggunakan Limbah Karbit 5% dan Fly ash 5% Sebagai Bahan Pengganti
Sebagian Semen, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Mulyono, T., 2005, Teknologi Beton, Andi , Yogyakarta.
Nugraha, P dan Antoni, 2007, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta.
Qomariah, 2006, Pengaruh Kehalusan Serbuk Pasir Besi Dalam Campuran Beton Terhadap
Kualitas Beton Mutu Tinggi, Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik
Semarang, Semarang.
Rafii, Mohamad dan Lukman Hakim, M, 2000, Pengaruh Pemakaian Agregat Pasir Besi
Terhadap Kuat Desak Beton, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Suryadi, Akhmad, 2007, Hubungan Tegangan Regangan Beton Mutu Tinggi dengan Pasir
Besi Sebagai Cementitious, Intisari Theses, Civil Engineering, Institut Teknologi
Surabaya. Surabaya.
Suhilman, A.B dan Santoso, C.B., 2007, Pengaruh Limabah Karbit dan Fly Ash Terhadap
Kekuatan Mortar, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Sumarni, Satyarno, Wijatna, 2007, Penggunaan Pasir Besi dan Barit Sebagai Agregat Beton
Berat Untuk Perisai Radiasi Sinar Gamma, Media Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
SK. SNI: 04-2834-2002
Saputro, A.B., 2008, Kuat Tekan dan Kuat Tarik Beton Mutu Tinggi Dengan Fly Ash Sebagai
Bahan Pengganti Sebagian Semen Dengan f’c 45 Mpa, Tugas Akhir, Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Tjokrodimuljo, K., 1996, Teknologi Beton, Edisi Kedua, Nafiri, Yogyakarta.
Tjokrodimuljo, K., 2007, Teknologi Beton, Edisi Pertama, KMTS FT UGM, Yogyakarta