You are on page 1of 47

ASTRID HENARIANI P.

/ D2C008014

Penyiar Radio Profesional ditulis oleh Theo


Stokkink
BAB 1 : RADIO
Sejarah singkat perkembangan radio
Sejarah radio yang pertama dimulai pada tahun 1895, dengan munculnya The
Wireless Telegraph Company, yang didirikan oleh seorang insinyur elektronika dari
Italia. Dia menemukan suatu alternatif untuk mengirim pesan tanpa menggunakan kabel
melewati jarak yang cukup jauh. Rangkaian siaran yang pertama dimulai pada tahun
1919 oleh seorang Belanda. Penyusunan acara dimulai: konser, drama radio, dan berita
yang dapat disiarkan. Orang-orang yang biasanya membaca buku sebagai hiburan, yang
harus pergi ke gedung konser untuk mendengarkan musik, dan yang harus membeli
koran setiap hari dapat memperoleh hal serupa dengan mendengarkan radio. Semua itu
dapat dipenuhi hanya dengan mendengarkan radio.
Pada tahun empat puluhan dan lima puluhan sebuah media baru mulai
dikembangkan, yaitu televisi. Tentu saja radio pada masa ini berbeda karena televisi
mengambil alih banyak hal yang biasanya dibuat dan disiarkan oleh radio. Orang lebih
senang menonton televisi, dan radio bukanlah yang mereka cari-cari lagi. Namun
ternyata ketertarikan itu hanya pada awalnya. Orang kemudian mulai menyadari bahwa
radio dan televisi adalah media yang berbeda, dan radio bukanlah satu set televisi yang
rusak: televisi tanpa gambar. Peran radio mulai berubah. Orang mulai menyadari
peralihan fungsi radio pada sekitar tahun enam puluhan dan tujuh puluhan. Industri
musik menjadi bertambah penting bagi radio. Stasiun-stasiun radio juga menentukan
kelompok-kelompok sasaran. Mereka membuat programa khusus, misalnya untuk
masyarakat kelas menengah atau dengan tingkat pendidikan lebih tinggi; untuk orang-
orang yang tertarik kepada berita olahraga, berbagai jenis musik, film-film, musik jazz,
musik klasik, dan lain-lain.
Sifat-sifat seorang D.J./penyiar radio yang baik adalah antara lain:
 Memiliki rasa humor,
 Memiliki apresiasi yang baik atas suatu pertunjukan,
 Selalu mengikuti perkembangan pengetahuan,
 Merupakan entertainer, animator, dan
 Memiliki karisma
Umumnya seorang D.J. bekerja langsung, artinya programanya disiarkan secara
langsung.
Seorang penyiar radio dapat berperan sebagai penasihat, entertainer, komentator,
pelawak, penolong, pemberi inspirasi, penjual, pendidik, penemu atau penentu trend
(mode baru), orang yang berusaha meyakinkan atau membujuk, dan reporter.
Yang harus dikerjakan oleh radio adalah menghibur, memberikan informasi,
mendidik, dan menjadi seorang teman. Intinya adalah memberikan informasi sekaligus
menghibur.

Radio adalah sarana imajinasi, komunikasi, dan sahabat


1
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Bagi pendengarnya, radio adalah teman, sarana komunikasi, sarana imajinasi,


pemberi informasi; radio adalah seorang sahabat. Radio adalah media yang sifatnya
pribadi. Radio menyapa para pendengarnya secara perorangan.
Radio adalah sarana imajinasi
Radio menuntut keikutsertaan aktif para pendengarnya dalam membentuk
pengalaman tentang pandangan, perasaan, dan sensasi yyang dibangun oleh media
suara. Radio adalah media yang buta, tetapi dapat menstimulasi sehingga begitu
suaranya terdengar dari pengeras suara, pendengar berusaha memvisualisasikan apa
yang didengarnya dan menciptakan bayangan mereka sendiri tentang pemilik suara
tersebut. Sarana untuk membangun imajinasi adalah kata-kata yang diucapkan, musik,
berbagai bentuk suara, bunyi, dan lain-lain.
Radio adalah sahabat, sarana komunikasi
Radio adalah salah satu bentuk media massa. Potensinya, untuk berkomunikasi
sangat besar – setiap rumah, desa, kota, negeri yang berada dalam jangkauan penyiaran
– tetapi efek sesungguhnya mungkin hanya sedikit. Perbedaan antara potensi dan
kenyataan akan bergantung pada relevansi programa, kualitas yang baik dan kreativitas,
kompetensi operasional, reliabilitas teknis, dan konsistensi sinyal yang diterima.
Radio adalah hiburan
Penyiar menghibur pendengar dengan pembawaannya, musik, permainan, atau
interaksi antara pendengar, para narasumber, dan diri Anda sendiri. Radio lebih bersifat
menghibur dan menstimulasi pendengarnya, memberi kesenangan, nostalgia,
ketegangan, atau rasa ingin tahu.
Radio adalah surat kabar
Radio menyajikan berita, laporan. Radio mudah beradaptasi dan sering dengan
kehebatannya menyajikan bentuk siaran “live”, tidak memerlukan pemrosesan film,
tidak perlu menunggu proses pencetakan. Radio mempercepat penyebaran informasi
sehingga setiap orang tahu peristiwa dan berita yang sama, gagasan politik yang sama,
deklarasi atau ancaman yang sama.
Radio adalah juga seorang guru
Dengan menjaga diri tetap up to date, penyiar radio adalah seorang trendsetter.
Sebagai media pendidikan, radio mendidik lebih dengan menggunakan konsep dan juga
fakta-fakta.

D.J. = Radio
Penampilan penyiar, meskipun dengan teknologi paling sederhana, sangat
berpengaruh terhadap persepsi pendengar tentang citra sebuah radio.

Radio itu sifatnya akrab, singkat, segera; pendengar hanya dapat mendengarnya
sekali saja. Radio itu sederhana, mudah dihubungkan ke seluruh penjuru dunia.
Umumnya radio digunakan oleh pendengarnya:
 Sebagai latar belakang.
 Secara terus menerus.
 Dengan sangat baik.

2
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 2 : MENULIS UNTUK RADIO


Gaya menulis untuk radio lebih bersifat langsung dibandingkan untuk pers; hanya
tersedia waktu yang sangat singkat untuk setiap peristiwa dibandingkan dengan ruang
yang disediakan dalam sebuah surat kabar. Konsekuensinya adalah fakta-fakta harus
dibuat padat dan disederhanakan sedemikian sehingga pendengar langsung memahami
saat mendengarnya.
Naskah yang dibuat seharusnya bersifat:
 Jelas dan padat
 Langsung
 Sederhana
 Mudah dimengerti
 Sesingkat mungkin
 Lancar
 Konsisten dengan gaya yang sesuai dengan cara penyiaran
 Mengulang informasi yang paling penting
 Diketik pada lembar-lembar tersendiri
 Tidak meneruskan kalimat pada halaman berikutnya

Bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa siaran radio

Bahasa Lisan Bahasa Tulis Bahasa Siaran Radio


Asosiatif Penggunaan bahasa yang Terstruktur, unsur-
konvesional unsurnya diatur
Terstruktur, unsur-unsurnya Kalimat-kalimat bersusun Kalimat-kalimat tunggal
diatur
Pilihan kata-katanya Diulang untuk tujuan Penggunaan bahasa yang
sederhana tertentu jelas
Kalimat-kalimat tunggal Banyak informasi dalam Ada jarak untuk berpikir
kesempatan yang terbatas
Banyak pengulangan Emosi dibatasi Informasi yang memiliki
porsi tertentu
Ada jarak waktu untuk Tidak ada tanda untuk Penggunaan suara yang
berpikir penekanan optimal
1 atau 2 penekanan per Tidak ada pengganti 1 atau 2 penekanan per
kalimat sementara kalimat
Penggunaan suara optimal Artikulasi (secara Menggunakan perasaan
otomatis) emosi
Tempo bicara yang sesuai Ada pengulangan yang
terlibat
Ketidaktelitian/ketidaktepatan Jenis dialek tergantung
penggunaan bahasa pada pendengar kelompok
sasaran / wilayah
Pengisi/pengganti sementara
tidak peduli/tidak terlibat ada
pengaruh dialek, aksen

3
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Nama-nama
Dalam penyiaran, nama orang sedapat mungkin disederhanakan, misalnya dengan
menghilangkan nama depan dan inisial. Contohnya Presiden Clinton atau Presiden
Suharto, bukan Presiden Bill Clinton.

Drama radio
Dalam drama radio, penyiar dapat mempertimbangkan hal-hal seperti emosi; jumlah
orang yang berbicara, panjang/pendeknya sekuens, dialog dan kecepatan dialog; efek
suara, voulume suara; latar belakang suara dan lokasi akting; variasi suara; dll.

Pengumuman
Agar pengumuman tidak terdengar canggung dan kaku, cara yang dapat dilakukan
adalah dengan memotong kalimat pengantar dari rekaman dan menyambungkan
informasi tersebut ke dalam lead in. Kemudian kalimat reporter yang kedua digunakan
sebagai contohnya.

Solusi
Umumnya, pengantar sebuah “laporan” aktual yang pendek berisi solusi. Jadi yang
disebutkan pertama adalah solusi, hasil-hasilnya, kemudian “masalah” yang
dipecahkan.

Lembar perencanaan siaran


Lembar perencanaan siaran memberikan segala informasi yang dibutuhkan penyiar
untuk menggabungkan acara ke dalam susunan programa, yaitu:
 Judul;
 Tanggal dan waktu rekaman dipersiapkan;
 Tanggal dan waktu rencana penyiaran;
 Nama reporter (atau penulis);
 Rencana siaran itu sendiri, untuk dibacakan oleh penyiar;
 Beberapa kata pertama dan terakhir dalam rekaman;
 Durasi rekaman.

4
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 3 : BERITA
Apa manfaat sebuah acara berita untuk kelompok sasaran tertentu?
 Mengetahui kelompok sasaran, pasar mereka, keinginan mereka, dan mengapa
mereka menginginkannya. Semakin banyak yang kita ketahui, semakin mudah
kita berbicara kepada mereka dan mendapatkan simpati dari mereka.
 Memacu orang untuk membandingkan apa yang terjadi di dalam negaranya
sendiri dengan kejadian-kejadian dramatis di tempat yang sangat jauh di dunia
ini.
 Memainkan emosi pendengar.

Cara mendapatkan berita yang baik adalah dengan menekankan hal-hal berikut ini:

 Berapa menitkah hal itu terjadi?


 Dapatkah kita melakukannya kemudian? Dapatkah berita itu menunggu?
 Apakah masih ada yang akan diinformasikan kemudian?
 Bisakah kita mempercayai sumber berita tersebut?
 Sudah berapa kali disiarkan di radio hari ini?
 Harus ada pemisahan yang jelas antara jurnalisme independen dengan
komersial.

Jenis-jenis berita
1. Berita-berita berbobot: politik, masyarakat, masalah finansial, pemerintahan,
perdagangan, dan industri.
2. Berita ringan: yang mengandung kepentingan manusia, banyak orang
menyukainya (bersifat hiburan).
3. Berita pendek: hal yang tiba-tiba terjadi, seperti bencana alam, kecelakaan.

Bagaimana membuat suatu berita?


 Rumusan pertanyaan sebaiknya sederhana, jelas, dan dapat diterima.
 Berita yang disampaikan sebaiknya mudah diterima.
 Mungkin terdapat unsur sensasional dalam sebuah wawancara. Wawancara di
radio adalah cara yang mudah untuk mengumpulkan informasi dan mengisi
waktu siaran. Wawancara juga merupakan hiburan karena mendengar dua orang
yang berbicara lebih menyenangkan.

Pesan radio secara skematik


1. Pengarah (Ringkasan). Berisi rangkaian pertanyaan seperti 5W+1H.
2. Peristiwa 1 adalah fakta berisi yang paling penting.
3. Peristiwa 2 (secara kronologis) kurang begitu penting dibandingkan dengan
peristiwa 3.
4. Peristiwa 3 (secara kronologis) kurang begitu penting dibandingkan dengan
peristiwa 4.
5. Meringkas (pada saat lead out ucapkan kembali satu atau dua kata dari detail
paling penting dalam bagian lead in)

5
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 4 : PROGRAMA DOKUMENTER DAN FEATURE


Perbedaan mendasar antara dokumenter dan feature terletak pada pemilihan dan
perlakuan sumber-sumber bahannya. Sebuah programa dokumenter adalah fakta, yang
berdasarkan bukti-bukti dokumenter: catatan-catatan tertulis, sumber-sumber
pelengkap, wawancara-wawancara kontemporer, dan sejenisnya. Pada dasaranya;
tujuan sebuah dokumenter adalah menyampaikan informasi, menyajikan satu kisah atau
situasi dengan sepenuhnya memperhatikan pelaporan yang tidak memihak dan jujur.
Dokumenter masih dibedakan lagi menjadi dokumenter feature, semi dokumenter,
dokumenter drama, dan lain sebagainya.
Program feature pada dasarnya tidak harus selalu berdasarkan fakta. Feature dapat
meliputi lagu daerah, puisi, atau drama fiksi sebagai pendukung dalam menggambarkan
tema. Feature mempunyai bentuk sangat bebas dengan penekanan lebih pada
menampilkan kualitas, suasana, dan keadaan hati manusia yang tidak dapat dibatasi.

DOKUMENTER
Dalam dokumenter, gagasan yang diangkat misalnya tentang isu-isu saat ini seperti
mengenai polusi, perkembangan urban, lingkungan, atau riset kedokteran. Bentuk
dokumenter yang lain berhubungan dengan seseorang, suatu kegiatan atau peristiwa
seperti penemuan radium, kehidupan seorang tokoh terkenal, dan lain-lain.

Tema dasar
Dokumenter harus mempunyai awal dan akhir yang baik, menarik perhatian
pendengar pada bagian awal dan membuat pendengar berpikir pada bagian akhir.
Dokumenter radio kebanyakan memiliki satu tema dasar, tujuannya adalah
menggambarkan suatu peristiwa secara benar dan tidak memihak, atau situasi dan
tindakan pada masa lalu dan saat ini.

Wawancara dokumenter
Ketiga kategori wawancara yaitu wawancara informasional, wawancara interpretatif,
dan wawancara emosional, biasanya digunakan bersama dalam mempersiapkan bahan
untuk sebuah dokumenter atau feature.

Membuat dokumenter
1. Mencari dan menentukan pokok bahasan.
2. Melakukan riset, konsultasi dengan para ahli di bidangnya, mengambil kutipan-
kutipan dari surat kabar dan buku-buku teks, dan sebagainya, yang menyangkut
pokok bahasan.
3. Masuk proses produksi: merencanakan dan menjalin kontak, merekan informasi
yang mendukung, melakukan wawancara dan perekaman  membuat susunan
untuk dokumenter.
4. Mendengarkan semua bahan, membuat struktur programa secara kasar.
5. Mencari musik, efek suara, disc, atau arsip  menyiapkan susunan.
6. Mengisi suara dengan urutan dan editing yang benar.

6
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

7. Menulis komentar.
8. Menggabungkan dan merekam ulang hasil akhir.

FEATURE
Feature bisa berbentuk wawancara atau opini massa, drama atau diskusi, dan secara
keseluruhan dapat berupa fakta ataupun fiksi. Tugas feature adalah untuk meyakinkan
pendengar tentang suatu kebenaran atas hal yang dikatakan meskipun dalam bentuk
drama.

Laporan Berita

Ringkasan Kisah

Judul Pembuka/ Situasi Komentar


Penutup
Reaksi Verbal Kesimpulan
Episode

Latar Belakang
Peristiwa Utama

Akibat-akibat Harapan

Konteks Sejarah Evaluasi

Keadaan Peristiwa Sebelumnya

Cara menyusun informasi dalam feature

Peristiwa sebelumnya adalah fakta-fakta yang terjadi sebelum berita disiarkan. Fakta
yang mengingatkan pendengar diletakkan sebelum fakta-fakta yang akan diberitakan,
yaitu informasi tentang latar belakang sejarah. Yang dimaksud dengan akibat-akibat
adalah tindakan-tindakan yang dihasilkan oleh berita politik dan sosial. Adapun reaksi
verbal adalah opini para tokoh masyarakat sebagai reaksi atas suatu berita.Komentar
adalah percakapan tentang suatu berita yang memenuhi syarat untuk memunculkan
komentar, opini, evaluasi, dll., oleh jurnalis, surat kabar, TV, dan radio itu sendiri,
sedangkan reaksi verbal adalah opini tokoh atau orang-orang yang berbicara dalam
mengomentari suatu berita.

7
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 5 : KOMENTAR
Tujuan komentator radio adalah untuk menciptakan kembali, bukan hanya satu
gambar, melainkan kesan keseluruhan dari suatu peristiwa. Hal ini dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu:
a. Kata-kata yang digunakan dapat menggambarkan suatu suasana secara visual.
b. Penyebaran dan gaya penggunaan kata-katanya dapat menekankan suasana
emosional suatu peristiwa.
c. Mikrofon “efek” tambahan akan menguatkan tindakan, atau reaksi publik
terhadap hal tersebut.

Suasana komunikasi
Apa pun yang terjadi, kepekaan komentator dibutuhkan untuk menentukan suasana
hatinya – dan juga terhadap pendengar – dalam menentukan gaya, penggunaan kata,
dan kecepatan bicaranya. Suasana hati dari sekumpulan orang seharusnya diteliti
dengan cermat: apakah penuh harapan, gembira, senang, murah hati, santai, terkesan,
gelisah, suram, tegang, marah, atau sedih. Perasaan-perasaan semacam ini harus
terekam dalam suara komentator, dan penilaian yang tepat akan membantunya dalam
menentukan kapan saat untuk berhenti dan membiarkan suara-suara dari peristiwa itu
berbicara sendiri.

Mengkoordinasikan kesan
Dalam memberikan komentar, lebih mudah bagi seorang komentator untuk memberi
serpihan-serpihan ilustrasi, dan akhirnya membentuk gambaran utuhnya secara tepat.
Seorang komentator akan menggabungkan dan menyajikan serpihan tersebut dengan
mengkoordinasikannya secara logis dan memberi kesempatan pada pendengar untuk
menempatkan informasi secara tepat dalam angannya.

Kandungan isi dan gaya


Deskripsi dimulai dari hal umum ke hal khusus secara tepat, tentang cuaca, kesan
keseluruhan atas peristiwa yang terjadi, suasana hati orang-orang yang berkerumun,
“warna” kejadian secara keseluruhan, dan apa yang akan terjadi. Mungkin perlu waktu
dua menit atau lebih untuk “merangkai kejadian” ini, tergantung pada kompleksitas
peristiwa tersebut, selama saat diperkirakan tidak akan ada kejadian penting. Pada saat
tindakan dimulai, pendengar harus mempunyai satu rangkaian gambaran yang jelas dan
menyentuh perasaan; ini akan mempengaruhi skala rasa dan “perasaan” secara
menyeluruh. Meskipun demikian, seorang komentator harus terus-menerus mengacu
kepada keadaan umum kejadian, dan juga kepada detail tindakannya.

Peristiwa olahraga
Komentator tidak cukup hanya memberikan informasi pada bagian awalnya;
jalannya peristiwa juga harus diberi komentar, dihubungkan dengan suatu deskripsi
peristiwa. Komentator olahraga harus mengikuti seluruh kegiatan dan pada saat yang

8
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

sama memperhatikan hal lain yang terjadi, misalnya pemain yang terluka, atau mungkin
perubahan cuaca.
Seorang komentator tidak disarankan untuk berspekulasi atas apa yang dikatakan
oleh wasit kepada seorang pemain dalam hal disiplin. Hanya apa yang dapat dilihat dan
diketahui yang boleh dijelaskan. Skor dan hasil pertandingan harus diumumkan agak
sering agar dapat diketahui pendengar yang baru saja menghidupkan radio, tetapi juga
harus ada variasi dalam mengatakannya agar pendengar yang megikuti sejak awal tidak
merasa terganggu.

Kenyataan dan keheningan


Pada saat sebuah peristiwa berlangsung mungkin saja muncul suara-suara yang
harus diperhatikan komentator. Semakin bising suara tersebut, mikrofon komentator
harus semakin dekat sehingga suara tersebut dapat berkurang. Penting juga untuk
mengecek suara-suara lain yang seharusnya terdengar melalui mikrofon lain. Dalam
keadaan seperti ini, baik kalau komentator berhenti berbicara dan membiarkan
peristiwa tersebut bercerita sendiri.
Mungkin ada saat di mana komentator harus berdiam diri saat lagu kebangsaan
dialunkan, pemberkatan pada akhir suatu upacara keagamaan, atau kata-kata penting
yang diucapkan dalam sebuah upacara.

Penutup
Dalam mengatur waktu, seorang komentator dapat dibantu dengan sebuah stopwatch
yang dicocokkan dengan jam di studio. Adalah mudah sekali memberikan suatu
antiklimaks setelah pendengar begitu bergairah dan terlibat dalam suatu pertandingan
olahraga. Namun, meskipun pertandingan sudah berlalu dan kerumunan penonton
sudah mulai menipis, komentator tetap harus mempertahankan semangat pertandingan
tersebut, mungkin dengan memberikan satu kesimpulan singkat atau dengan
menginformasikan pertandingan berikutnya.

9
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 6 : PROGRAMA DISKUSI


Topik untuk sebuah debat yang disiarkan haruslah sebuah masalah yang menjadi
keprihatinan atau diminati oleh masyarakat. Tujuannya adalah agar pendengar
mendengar argumen dan argumen-tandingan yang diungkapkan dalam bentuk
kontroversial dari orang-orang yang memiliki pandangan dan keyakinan kuat.
Dalam bentuk paling sederhana, programa diskusi biasanya terdiri atas dua
pembicara yang menampilkan pandangan berlawanan bersama seorang pemandu
diskusi yang bersifat tidak memihak. Empat orang pembicara adalah jumlah maksimum
yang dapat diterima. Mungkin bentuk diskusi yang melibatkan pria dan wanita akan
lebih disukai oleh pendengar.

Penyiar sebagai pemandu diskusi


Sebagai pemandu diskusi, idealnya adalah seseorang yang memiliki pengetahuan
luas, tegas, sensitif, berpikir dengan cepat, tidak memihak, dan sopan. Dengan
panduannya, sebuah programa diskusi harus sampai pada tujuan yang telah diarahkan,
menjadi identitas suatu radio, karena setiap pribadi yang akan dilibatkan memiliki sudut
pandang sendiri, dan ketika siap diungkapkan, hasilnya akan menjadi sebuah diskusi.

Persiapan
Pertama kali pokok pembicaraan harus diteliti, informasi pendukung perlu
dikumpulkan dan diperiksa kembali. Pemandu diskusi harus hafal fakta di luar kepala
dan mempunyai catatan atas pandangan-pandangan yang sudah diungkapkan sehingga
dia mengerti di mana letak titik-titik pertentangan. Kemudian dia dapat mempersiapkan
“plot” dasar diskusi yang berupa kerangka bahan yang harus diliput.

Memulai programa
Pada awal siaran, pemandu diskusi memperkenalkan pokok bahasan, yang sebaiknya
dikemas secara menarik dan memiliki relevansi dengan pendengar. Kemudian,
pemandu meperkenalkan narasumber. Nama-nama para narasumber harus disebutkan
sepanjang acara berlangsung. Ini penting karena programa ini bersifat faktual dalam hal
isi dan positif dalam hal penyajian.

Kontrol pembicara
Tugas utama pemandu adalah memberikan kesempatan yang sama bagi semua
narasumber untuk memberikan opini. Setelah sebuah opini diungkapkan dengan jelas,
pembicara seharusnya tidak diizinkan untuk melanjutkan terlalu panjang sebelum sudut
pandang yang lain dikemukakan. Dalam hal ini pemandu wajib melakukan interupsi.
Pemandu dalam hal ini harus tegas, yang ditunjukkannya dengan ketegasan suara,
ekspresi wajah, dan isyarat tangan, kepada orang yang berbicara. Penting juga untuk
mencegah dua orang berbicara bersama-sama.

10
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Kontrol pokok pembicaraan


Pemandu harus dapat menunjukkan dan menangani hal yang dapat mengalihkan
perhatian dan juga hal-hal yang menyimpang. Dalam sebuah diskusi yang
berkepanjangan mungkin baik bila memperkenalkan suatu sarana sebagai variasi dan
membantu proses diskusi untuk mengubah arah pembicaraan. Misalnya surat dari
pembaca, kutipan dari sebuah artikel yang dibaca oleh pemandu, wawancara prarekam,
atau pendapat yang diungkapkan lewat telepon.

Mengakhiri programa
Pemandu diskusi tidak perlu menyimpulkan. Jika diskusi berjalan dengan baik,
pendengar segera mengetahui poin-poin utama dan argumen-argumen yang
mendukung. Jika perlu satu kesimpulan, lebih baik meminta setiap pembicara untuk
mengatakan “kata terakhir” mereka.
Pada menit-menit terakhir, pemandu harus mengucapkan terima kasih kepada
narasumber dengan menyebutkan lagi nama mereka, memberi pujian, dan mengarahkan
ke programa atau peristiwa umum berikutnya yang berhubungan dengan pokok
pembicaraan.
Programa diskusi adalah salah satu bentuk sumbangan bagi debat publik dan dapat
dianggap sebagai peran positif sebuah siaran dalam masyarakat demokratis.

11
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 7 : KUALITAS PROGRAMA


Hal-hal yang harus dipertimbangkanndalam pembuatan sebuah programa adalah
kualitas, cara memberikan informasi, pengaturan waktu dalam satu hari, dan kelompok
sasaran yang tepat. Sebuah stasiun radio dapat mengetahui dengan tepat jenis programa
mereka dengan melihat sejauh mana suatu kelompok pendengar dapat menerima
berbagai jenis musik. Toleransi pendengar umumnya menjadi salah satu faktor penting
dalam proses menentukan identitas radio dan merancang suatu style.

Daya tarik musik


Seorang penyiar harus mampu menciptakan proporsi yang seimbang dari antara
berbagai selera. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih musik untuk
sebuah programa adalah: daya tarik, ambisi, variasi, selera, kemajuan, kelompok
sasaran, tradisi, agama, kesukaan, permintaan, teks atau lirik, suasana atau perasaan,
patriotik, waktu, identitas dan kekuatan lagu atan lagu-lagu kampanye.

Memilih musik
Permintaan yang dapat dipenuhi mungkin hanya sedikit, maka sebelumnya harus
diseleksi. Kriteria seleksi meliputi keinginan penyiar untuk menawarkan satu programa
yang secara menyeluruh menarik dengan variasi musik yang sesuai dengan
kebijaksanaan programa, mungkin dapat dibatasi hanya sampai Top 40, musik populer
pada umumnya, atau secara khusus berhubungan dengan satu bidang, misalnya musik
gereja.

Format pencatat waktu


Siaran pagi dan drive-time (siaran yang didengarkan pada saat orang dalam
perjalanan dengan mobil) tampaknya hanya didengarkan oleh banyak orang dalam
rentang waktu yang relatif pendek, mungkin 20 atau 30 menit. Siaran sore akan lebih
baik bila diperdengarkan dengan durasi yang lebih panjang.
Berdasarkan praktek-praktek dalam stasiun radio, aturan dasar yang ditetapkan
adalah sebagai berikut:
a. Bacalah buletin berita dengan suara tidak terlalu keras dengan tempo tinggi.
Anda sebaiknya menjaga kecepatan musik dan menghindari kesamaan antara
lirik dan cerita berita.
b. Dalam memprogram musik yang baru atau belum populer, tempatkan lagu-lagu
yang populer atau yang sudah dikenal sehingga saling bercampur.
c. Berbagai jenis item diputar secara bergantian.
d. Sebaiknya item-item dicampur dengan durasi yang berbeda-beda; hindari dua
atau lebih item yang punya durasi sama.
e. Aturlah agar tersusun urutan: kata-kata – musik – kata-kata dengan memainkan
disc dari awal sampai akhir dengan menggunakan segue atau segue dengan
pembicaraan.
f. Aturlah item-item yang sudah pasti dalam programa-programa yang sudah
ditentukan.

12
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Pemilihan musik dengan komputer


Banyak stasiun radio komersial yang hanya menyajikan musik, tanpa seorang
pembawa acara atau D.J. Beberapa stasiun musik menggunakan sistem komputer: 24
jam diprogram oleh satu orang. Programa-programa semacam ini jelas tidak
memunculkan kepribadian dan tidak membutuhkan seleksi yang kreatif. Hanya dengan
menggunakan komputer, semua program radio populer dapat dipenuhi.
Semakin canggih programa komputer, semakin besar pula pengawasan atas
penentuan musik yang akan diputar. Itu semua dapat diprogram dalam rangka
membentuk suatu rangkaian untuk sebuah feature musik spesial. Komputer dapat juga
diminta untuk memilih rangkaian lagu dengan tema khusus, yang semua judulnya
mengandung satu unsur kata khas.

Permintaan dan persembahan


Walaupun dasar programa ini jelas bergantung pada inisiatif pendengar yang
meminta lagu, adalah tugas penyiar untuk bertanggung jawab atas semua pendengar,
bagian terbesar yang tidak mengirimkan kartu permintaan.
Tujuan programa ini adalah:
a. Menghibur pendengar pada umumnya;
b. Memberikan kesenangan khusus kepada pendengar yang sudah bersusah payah
mengirim permintaan;
c. Mengembangkan tindakan berbuat baik dengan melibatkan diri pada
kepentingan publik.

Jingle/Tune
Dalam bentuk lagu maupun instrumental, jingle terutama dirancang untuk memenuhi
fungsi pemberian nama, dalam hal ini untuk mengumumkan nama stasiun dalam
konteks musik yang menyatakan suasana dan rasa khusus.
Jingle mengungkapkan berbagai perasaan atau emosi:
1. Jingle “riang” digunakan untuk mengingatkan pendengar akan kegembiraan
yang akan mereka peroleh kalau mereka mendengarkan siaran radio tersebut.
2. Jingle “penting” menandakan hasil siaran yang hidup dan berorientasi pada
berita.
3. Jingle “halus dan lembut” menekankan gaya stasiun musik atau programa
“ringan”

Signature Tune
Sebagai suatu sarana yang biasanya digunakan untuk memperkenalkan sebuah
studio atau tema sebuah programa atau penyiar, lagu pengenal programa ini memiliki
fungsi yang hampir sama dengan jingle. Perbedaan mendasarnya terletak pada
penggunaannya: lagu pengenal programa biasanya hanya digunakan pada bagian awal
programa.

13
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 8 : VOX POP


Orang di jalan
Vox Populi adalah suara masyarakat atau wawancara terhadap “orang di jalan”.
Penggunaan pendapat dari masyarakat “kebanyakan” menambah dimensi yang berguna
dalam gaya pemberitaan sebuah topik. Karena tujuannya adalah menyajikan pendapat
umum, penyiar tidak dibenarkan untuk mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan
tersebut secara statistik pasti benar atau bahkan cukup mewakili.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan vox pop adalah antara lain:
 Mempersiapkan pertanyaan.
 Memilih lokasi.
 Mesin perekam.
 Mengajukan pertanyaan.

Jika digunakan dengan tepat, vox pop menyajikan warna tersendiri dalam paket
siaran. Vox pop memberikan kontras kepada bahan studio dan dalam merefleksikan
dengan tepat apa yang dikatakan orang.

BAB 9 : BENTUK-BENTUK INTERAKSI


Partisipasi pendengar, phone in
Pembicaraan dalam radio banyak didasarkan pada telepon yang masuk. Diskusi
phone in mungkin dapat menjadi salah satu forum bagi para anggota masyarakat yang
mempunyai pandangan berbeda, kesempatan bagi pendengar untuk berdebat dengan
seorang narasumber tamu tentang suatu isu kontroversial, atau untuk berkonsultasi
dengan seorang ahli. Melalui partisipasi masyarakat, tujuan phone in adalah memberi
kesempatan munculnya satu ungkapan pandangan demokratis dan menciptakan suatu
kemungkinan aksi komunitas.
Kompetisi phone in dalam hal tertentu membentuk satu pengalaman radio yang
interaktif, bukan hanya bagi pesaing-pesaing sendiri, melainkan juga bagi semua
pendengar yang menganggap pertanyaan dan masalah tersebut sengaja diatur seolah-
olah mereka saling bersaing. Dalam kompetisi ini pendengar diundang agar menelepon
dan memberikan jawaban atas satu pertanyaan sederhana untuk memenangkan sekedar
buku, CD, karcis gratis untuk sebuah konser, dan sebagainya.

Jenis-jenis phone in
1. Saluran terbuka – perbincangan dengan penyiar di studio.
2. Pokok bahasan khusus – nasihat seorang ahli untuk satu topik tertentu.
3. Masalah-masalah konsumen – satu seri yang memberikan nasihat tindakan untuk
suatu kasus.
4. Konseling pribadi – masalah-masalah yang didiskusikan dengan orang per orang
dan bukan dengan pendengar pada umumnya.

14
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Pengantar programa
Pengantar programa harus memberi gagasan untuk isi. Ada beberapa cara untuk
mengantarkan programa:
1. Langsung menggunakan signature tune.
2. Signature tune yang cepat dengan beberapa frasa musik pendek menghasilkan
pendekatan yang lebih lincah.
3. Gunakan ringkasan. Ringkasan pendek dari wawancara, kenyataan, tanya-jawab
singkat dengan seorang reporter stasiun radio lain tentang satu peristiwa khusus,
satu pengantar singkat seorang tamu, dan sebagainya kadang-kadang digunakan
sebagai satu tanda programa yang akan disiarkan.

Contoh pembukaan sebuah pertunjukan radio:


1. Berita
2. Identitas; panggilan stasiun
3. Signature tune (identitas dari D.J.). penyiar berbicara di sela-sela musik sambil
memperkenalkan
a. Satu rekaman untuk item yang sudah direkam;
b. Komentar singkat dari seorang tamu khusus yang akan berbicara dalam
pertunjukan;
c. Satu tanya jawab dengan seorang penyiar stasiun radio lain tentang suatu
peristiwa khusus;
d. Penyiar meminta pendengar untuk menemani, dan untuk mengajukan
pertanyaam, meminta mereka untuk menelepon (dan dia memberikan
nomor telepon khusus).
(Penyiar akan menghubungkan item-item yang berbeda ini.)
4. Mulailah musik (tanpa pengumuman dari rekaman/CD)

15
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 10 : PEMASARAN
Peran radio yang paling penting adalah sebagai alat untuk memproyeksikan identitas
karena melalui identitas inilah radio dapat menarik dan merangkul seorang pendengar.
Banyak faktor yang mempengaruhi identitas radio – suara, tingkah laku, perkenalan
dengan pendengar, cara dia berbicara, dan apa yang dikatakannya. Sekali menemukan
identitas, kita memerlukan publisitas dengan menawarkan identitas kita melalui
penampilan pribadi di depan umum pada kesempatan-kesempatan tertentu melalui
koran dan majalah.

Promosi di radio
Subjek-subjek yang perlu dipromosikan adalah
1. Programa-programa,
2. Stasiun,
3. Negara, dan
4. D.J.

Alasan untuk melakukan promosi adalah kita harus menjual. Ini adalah pemasaran
waktu siaran. Kata “menjual” tidak berarti “menjual” dalam pengertian “uang”. Lebih
dari itu, menjual berarti untuk
 Menangkap pendengar,
 Membuat mereka terus mendengarkan,
 Mempertahankan pendengar,
 Memberi informasi awal,
 Membangun kesetiaan, dan
 Menentukan posisi dan rating.

Metode
Teknik penggunaan pemasangan iklan adalah mencampur.
1. Informasi latar belakang tentang pendengar sasaran Anda, dan
2. Mata pencaharian mereka

Promosi bertujuan untuk


 Menjaga perhatian,
 Menjaga rasa ketertarikan,
 Membangkitkan minat, dan
 Mendapat aksi.

Ada dua kategori promosi, yaitu promosi dalam dan promosi luar:
Promosi dalam
 Dikenal juga sebagai promosi dalam perusahaan.
 Gagasannya adalah untuk menciptakan suatu lingkungan yang
berorientasi kepada pelanggan.

16
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

 Satu sistem komunikasi yang berguna untuk menginformasikan kepada


semua tingkat personalia tentang apa yang diharapkan dari mereka.
 ‘Misi’ organisasi yang harus dimengerti oleh semua orang.
 Membantu staf untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dalam
kerangka organisasi.
Promosi keluar adalah
 Pemasangan iklan, melalui penggunaan media massa (cetak, elektronik,
dan papan iklan); radio; video; komputer; koran; majalah; pakaian;
spanduk; poster; bis/pesawat terbang/sirkuit balap/dsb.
 Penjualan pribadi: melalui presentasi secara pribadi, pertemuan pribadi,
pertemuan umum, seminar-seminar, dan sebagainya.
 Promosi penjualan.

Promosi lewat trailer (iklan pendek)


Item produksi yang paling pendek dan padat adalah pengumuman pendek yang
sudah direkam pada tape cartridge yang memenuhi ketentuan fungsi dalam siaran radio
langsung sebagai berikut.
1. Trail (atau trailers): pengumuman tentang programa, feature yang akan segera
disiarkan, peristiwa-peristiwa khusus atau promosi yang melibatkan stasiun
radio.
2. Pengumuman jasa umum, kadang-kadang disebutkan sebagai iklan penyiaran
aksi sosial, yaitu informasi untuk konsumen, lowongan kerja, di mana dapat
memperoleh bantuan untuk masalah-masalah khusus, berita atau peristiwa atau
pameran, hiburan, dan sebagainya.
3. Iklan: item-item semacam ini biasanya pendek dengan durasi antara 15-50 detik
dan sudah lengkap, dilakukan oleh orang lain, bukan penyiar.

Pilihan bentuk-bentuk lainnya meliputi:


1. Penyajian dengan dua atau banyak suara yang ditujukan langsung pada
pendengar;
2. Drama pendek atau dialog yang “tanpa sengaja” ditangkap oleh pendengar;
3. Montase audio dari bahan arsip dengan penjelasan singkat dan pengumuman
pada bagian akhir;
4. Sebuah lagu atau jingle di mana informasi sudah disediakan dalam lirik lagu
atau jingle tersebut.

17
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 11 : IKLAN
Tujuan sebuah iklan adalah menjual sesuatu, bukan hanya untuk menghibur atau
menyenangkan hati seseorang. Iklan yang efektif akan menarik, memberi informasi,
melibatkan, mendorong, dan bersifat langsung. Kebanyakan iklan dibuat oleh biro-biro
iklan, bekerja sama dengan rumah produksi tertentu. Iklan-iklan yang sederhana juga
terkadang dibuat sendiri oleh produser radio dan penyiar.

Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan iklan:


a. Pendengar sasaran: untuk siapa pesan ini terutama ditujukan;
b. Produk atau jasa: apa kekhususan produk atau jasa yang akan dipromosikan;
c. Penulisan, isi, dan gaya yang bagaimana yang tepat;
d. Suara siapa yang paling mendukung;
e. Latar belakang: apakah perlu musik atau efek suara.

Penulisan naskah untuk radio


Sejumlah larangan khusus dalam pemasangan iklan:
1. Dapat mencampuradukkan programa;
2. Untuk kepentingan satu partai politik tertentu;
3. Memperlihatkan perbedaan kontroversi masalah politik atau industri;
4. Menyerang atau menjatuhkan produk lain secara curang;
5. Menggunakan suara yang mungkin mengakibatkan risiko dalam
mengendarai;
6. Mengeksploitasi takhayul atau mempermainkan rasa takut manusia;
7. Untuk kepentingan orang yang bergerak dalam praktek-praktek hukum;
8. Mengarah pada kesan yang menyesatkan.

Dua hal yang harus diingat seorang pengarang naskah iklan adalah:
1. Penggunaan kata-kata yang tepat dan dipilih dengan cermat lebih berharga
dibandingkan dengan klise yang jelek;
2. Radio bukan media visual.

18
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Dasar-dasar Penyiaran ditulis oleh Riswandi


BAB 1 : RADIO DAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PENYIARAN
I. Pengertian Penyiaran
Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan
informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan
berkesinambungan.
Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan
gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka
maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
II. Radio dan Televisi sebagai Media Penyiaran
Media adalah saluran komunikasi massa yang memiliki cirri-ciri khusus, yaitu
mempunyai kemampuan untuk menarik perhatian khalayak secara serempak
(simultaneous) dan serentak (instantaneous).
Dengan demikian jelaslah bahwa, yang termasuk media komunikasi penyiaran adalah
radio dan televisi, dengan pemahaman sebagai berikut :
1. Radio adalah media elektronik yang bersifat khas sebagai media audio. Oleh karena
itu, ketika khalayak menerima pessan dari pesawat radio, khalayak pada tatanan
mental yang pasif dan bergantung pada jelas tidaknya kata-kata yang diucapkan oleh
penyiar.
2. Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa karena sifatnya
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak.
III. Karakteristik Radio dan Televisi
Karakteristik Radio

Karakteristik Karakteristik khas Keunggulan Kelemahan


sebagai media massa
Publisitas Imajinatif Cepat dan langsung Selintas
Universalitas Auditori Akrab Batasan waktu
Periodisitas Akrab/intim Hangat Beralur linier
Kontinuitas Identik dengan Tanpa batas
music
Aktualitas Mengandung Murah
gangguan
Fleksibel

Karakteristik Televisi
1. Audiovisual
2. Berpikir dalam gambar
3. Pengoperasian/cara kerja yang kompleks

19
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 2 : SEJARAH PERKEMBANGAN RADIO DAN TELEVISI


I. Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia

Pada tanggal 16 Juni 1925 lahirlah siaran radio yang pertama, yaitu Batasive
Radiovereniging (BRV) yang didirikan oleh Weltevreden. Tempat siarannya mula-mula
dilangsungkan dari salah satu ruangan di Hotel des Indes. Lima tahun setelah lahirnya
BRV. PTT Hindia Belanda mengadakan percobaan-percobaan penyiaran radio oleh
NIROM. Tahun 1934 NIROM mendapat izin dari Pemerintah Hindia Belanda untuk
melakukan siaran radio dengan lokasi di Tanjung Priok.

Pada tanggal 1 April 1933 lahir satu radio siaran di Solo, yaitu Solose Radiovereniging
(SRV) atas inisiatif Mangkunegoro VII. Tahun 1934 lahir pula radio siaran di Solo dengan
nama Siaran Radio Indonesia dibawah asuhan Surhamijoyo dan Mulyadi Joyomartono.
Tidak berapa lama kemudian muncul pula radio siaran di Surabaya dan Semarang.

II. Perkembangan Televisi di Indonesia

Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962


bertepatan dengan dilangsungkannya pesta olahraga Asia ke 4 (Asian Games) di Senayan
Jakarta.

Sesuai dengan keinginan masyarakat dan kepentingan pemerintah, pada tanggal 16


Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan penggunaan satelit Palapa untuk keperluan
telekomunikasi dan televisi.

Pada akhir 1980-an dan tahun 1990-an bermunculan beberapa televisi swasta di
Indonesia seperti RCTI, SCTV, Indosiar, TPI, dan ANTV.

Setelah Pemerintahan Soeharto (Orde Baru) jatuh pada bulan Maret 1998 oleh gerakan
reformasi, bermunculan pula televise swasta lainnya seperti METRO, TRANS TV,
GLOBAL TV, dan berkembang pula televisi berlangganan yang menyajikan berbagai
program dalam dan luar negeri.

Setelah Undang-Undang Penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi baru di
Indonesia terus bermunculan, khususnya di daerah, yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu
televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas.

20
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 3 : SISTEM PENYIARAN


I. Kegiatan Penyiaran

Penyiaran/siaran sebagai output media radio dan televisi memiliki fungsi yang sama
dengan media massa lainnya, yaitu fungsi mendidik, menginformasikan, menghibur,
mempromosikan, menjadi agen perubahan social, dan melakukan kontrol sosial, serta
mentransfer nilai-nilai budaya. Setiap mata acara siaran direncanakan, diproduksi, dan
ditampilkan kepada khalayak dengan isi pesan yang bersifat edukatif, informatif,
persuasif, dan komunikatif.

Dengan demikian kegiatan penyiaran itu meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Merencanakan program atau mata acara


2. Memproduksi atau melaksanakan program
3. Menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan, triwulan, atau per semester.
4. Menyelenggarakan siaran, baik secara artistik maupun jurnalistik
5. Mengadakan kerja sama dengan lembaga penyiaran lain
6. Mengadakan kerja sama dengan production house
7. Mengadakan pendidikan dan pelatihan SDM
8. Mengadakan penelitian dan pengembangan
9. Menyelenggarakan pertukaran berita dan program dengan lembaga penyiaran, baik
dari dalam maupun dari luar negeri
10. Menjual program dan melakukan promosi

II. Perangkat Siaran

Perangkat keras terdiri dari : sarana dan prasarana, pemancar dan perangkatnya.

Perangkat lunak terdiri dari : manusia yang mengelola siaran (termasuk manajemen),
dan program

Yang termasuk perangkat keras adalah : gedung, studio, kamera elektronika, sound
system, dekorasi, master control, program continuity, alat editing dan manipulating (efek
gambar dan suara), pemancar, peralatan lain yang mendukung siaran dan produksi

Produksi acara siaran tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tetapi ada yang
diproduksi di luar studio. Produksi di luar studio ada yang hanya direkam untuk keperluan
siaran tunda, dan ada yang disajikan secara langsung. Produksi acara siaran atau produksi
di luar studio diselenggarakan dengan dukungan mobil produksi atau dikenal dengan
istilah outside broadcasting van (OB-Van), dan dibantu oleh seperangkat kamera
elektronuik lengkap dengan perekam suaranya.

III. Sistem Penyiaran


1. Sistem terrestrial
2. Sistem satelit
3. Sistem Direct Broadcasting Satelite (DBS)

21
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

4. Sistem kabel dan serat optik : sitem kabel, sistem serat optik dan sistem gabungan

IV. Jenis-jenis Penyiaran


1. Penyiaran swasta : lembaga penyiaran yang menjalankan usaha penyiaran
berdasarkan prinsip-prinsip komersial.
2. Penyiaran publik : lembaga penyiaran yang tidak bersifat komersial/independen/netral
dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan public.
Menurut Efendi Gazali, terdapat 5 ciri penyiaran public sebagai berikut:
1. Akses publik
2. Dana publik
3. Akuntabilitas publik
4. Keterlibatan publik
5. Kepentingan publik
3. Lembaga penyiaran komunitas : lembaga yang didirikan oleh komunitas tetentu yang
menjalankan aktivitas penyiaran secara independen/netral, daya pencar rendah,
jangkauan, wilayah terbatas, tidak komersial, dan melayani kepentingan komunitas.
4. Lembaga penyiaran berlangganan : bentuk penyiaran yang memancar luaskan atau
menyalurkan materinya secara khusus kepada pelanggan melalui radio, televisi, multi
media, atau media informasi lainnya.

22
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 4 : BERITA RADIO


I. Definisi Berita Radio
1. Paul D. Maessenner dalam bukunya Here’s The News : berita radio dapat
didefinisikan apa yang terjadi saat ini, apa yang segera terjadi, dan apa yang akan
terjadi.
2. Prof. Mitchel V. Charnley : Berita radio adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini,
kecenderungan situasi kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru, dan
harus secepatnya disampaikan kepada khalayak.
3. Prof. Curttis Beckman : berita adalah laporan atas opini atau peristiwa yang penting
bagi sejumlah khalayak. Berita yang besar adalah liputan opini atau peristiwa yang
dibutuhkan bagi banyak orang.

Dapat dikemukakan definisi berita radio adalah suatu ujian laporan berupa fakta dan
opini yang mempunyai nilai berita, penting, dan menarik bagi sebanyak mungkin orang,
dan disiarkan melalui media radio secara berkala.

II. Karakteristik Berita Radio


1. Segera dan cepat
2. Actual dan factual
3. Penting bagi masyarakat luas
4. Relevan dan berdampak luas

Berita radio harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Local emosional
2. Personal
3. Selintas
4. Focus dan antidetil
5. Imajinasi
6. Fleksibel

III. Bentuk Berita Radio


1. Berita tulis (writing news/adlibs/spot news) : berita pendek yang bersumber dari
media lain atau ditulis ulang.
2. Berita bersisipan (news with insert) : berita yang dilengkapi atau di mix dengan
sisipan suara narasumber.
3. News feature : berita atau laporan jurnalistik panjang yang lebih bersifat human
interest.
4. Phone in news : berita yang disajikan melalui laporan reporter via telepon.
5. Buletin berita (news bulletin) : gabungan beberapa berita pendek yang disajikan
dalam satu blok waktu.
6. Jurnalisme interaktif : berita yang bersumber pada sebesar mungkin keterlibatan
khalayak, misalnya wawancara masyarakat lewat telepon.

23
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 5 : BERITA RADIO (II)


I. Jenis Berita Radio
1. Hard news : berita aktual yang baru saja terjadi atau laporan langsung saat peristiwa
tersebut terjadi.
2. Soft news : berita lanjutan lanjutan yang lebih bersifat laporan peristiwa tanpa terikat
waktu, lebih menekankan pada aspek human interest, perilaku, atau tempat-tempat
yang bisa mempengaruhi banyak orang
3. Indepth news : berita mendalam (artinya lebih dari sekedar paparan fakta sebatas
permukaan saja). Biasanya berita seperti ini dikemas dalam bentuk feature.

Karena sifatnya yang berkesinambungan, di radio dikenal pula istilah continuous


news/updating news, yaitu suatu topik berita yang disiarkan beberapa kali dalam suatu
hari, bahkan dalam satu minggu.

II. Sumber Berita Radio


Secara umum sumber berita dapat dibagi dua sebagai berikut :
1. Primer/langsung, dengan menerjunkan reporter untuk meliput sebuah peristiwa di
lapangan.
2. Sekunder/tidak langsung, antara lain dapat dikutip dari: media cetak, media
elektronik, siaran pers pemerintah/swasta, network/jaringan dengan kantor berita
asing, pendengar.
Selain pencarian sumber konvensional tersebut diatas, reporter diharapkan mempunyai
agenda harian yang mencakup :
a. Catatan nomor telepon narasumber penting
b. Alamat kontak kantor berita wartawan
c. Alamat lengkap pos liputan penting
d. Alamat untuk merujuk berbagai data pustaka pendukung meteri berita yang akan
disiarkan.

III. Kelayakan Isi Berita Radio

Ada beberapa kaidah jurnalistik yang harus dipertimbangkan untuk menilai layak
tidaknya suatu berita radio : aktualitas (timelines), kedekatan (proximity), tokoh public
(prominence), konflik, kemanusiaan (human interest), sensasional, besaran kasus
magnitudo).

IV. Penyaji Berita

Seorang penyaji berita hendaknya memenuhi kualifikasi sebagai berikut : intelektualitas


tinggi, kepribadian kuat, wajar, berwibawa, memiliki pengetahuan dan keterampilan
jurnalistik, kejelasan dan kejernihan suara, mengerti dan menguasai medium, peduli
terhadap pendengar, peduli terhadap cara pengucapan atau pelafalan nama, bersiap kalau
harus melakukan koreksi, bersiap menghadapi keadaan darurat.

BAB 6 : KODE ETIK PENYIARAN


24
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

I. Pengertian

Kode etik adalah sekumpulan aturan atau patokan yang harus dihormati oleh pelaku
profesi di bidang penyiaran. Kode etik televisi juga mencakup aturan-aturan mengenai
gambar.

Pedoman perilaku penyiaran merupakan paanduan mengenai batasan-batasan apa yang


diperbolehkan atau tidak diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan program
siaran televise, sedangkan standar program siaran merupakan panduan tentang batasan apa
yang diperbolehkan dan atau apa yang tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program
siaran.

1. UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002


Jenis pelanggaran dalam undang-undang penyiaran terbagi atas dua, yaitu :
1) Pelanggaran kode etik : yaitu hal yang terkait dengan upaya stasiun televisi
menjaga etika dan moral ketika menyiarkan suatu program.
2) Pelanggaran teknis administratif : misalnya pelanggaran ketentuan mengenai izin
penyelenggaraan siaran, ketentuan mengenai jangkauan siaran atau frekuensi
siaran dan lain-lain.

Sanksi yang diberikan undang-undang terhadap kedua jenis pelanggaran di atas terdiri
atas sanksi pidana terdiri dari membayar denda Rp 5 milyar atau pidan penjara 2 hingga 5
tahun, sedangkan sanksi administrative mulai dari teguran tertulis, penghentian sementara
acara, pembatasan durasi siaran, hingga pencabutan izin penyelenggaraan siaran.

Pedoman Perilaku Penyiaran menentukan standar isi siaran yang sekurang-kurangnya


berkaitan dengan :

a. Rasa hormat terhadap pandangan keagamaan


b. Rasa hormat terhadap hal pribadi
c. Kesopanan dan kesusilaan
d. Pembatasan adegan seks, kekerasan dan sadisme
e. Perlindungan terhadap anak-anak, remaja dan perempuan
f. Penggolongan program dilakukan menurut usia khalayak
g. Penyiaran program dalam bahasa asing
h. Ketetapan dan kenetralan program berita, dan lain-lain.

II. Kode Etik Indonesia

Di Indonesia, standar baku kode etik jurnalistik yang sekarang berlaku disebut Kode
Etik Wartawan Indonesia sesuai dengan pasal 7 ayat 2 UU No. 40 tentang pers. KEWI
ditetapkan sebagai kode etik yang berlaku bagi seluruh wartawan Indonesia oleh Dewan
Pers sebagaimana diamanatkan oleh UU pers.

BAB 7 : MAJALAH UDARA


25
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

I. Pengertian

Konsep atau istilah majalah udara merupakan hasil adopsi dari majalah cetak, oleh
karena itu prinsip-prinsip dasarnya pun hampir sama. Prinsip-prinsip itu adalah;

1. Pilihan sifat informasinya : Dalam program majalah udara tidak ada pilhan informasi
yang semuanya bersifat fiksional. Dengan perkataan lain, jenis informasi pada
majalah udara seluruhnya bersifat faktual.
2. Tujuan pembuatan program : dikenal adanya majalah udara pendidikan, majalah
udara budaya dan hiburan, kesehatan, berita.
3. Target audiencenya ada majalah udara untuk umum, khusus anak-anak, remaja, orang
muda, orang dewasa, wanita, kaum tani, dan sebagainya.

II. Jenis Majalah Udara

Menurut M. Sofyan Purwokusumo, ada 4 jenis format majalah udara :

1. Majalah berita : berisikan laporan tentang peristiwa-peristiwa actual yang mempunyai


nilai berita dan ditujukan pada pendengar umum.
2. Majalah masalah : materi informasi yang disajikan dalam majalah udara jenis ini
bersifat tunggal, misalnya khusus mengenai kesehatan, lingkungan, hokum, ekonomi,
pendidikan, music, film, teater dan sebagainya.
3. Majalah pendengar khusus : stressing atau titik pijak majalah udara jenis ini adalah
target audience-nya, yaitu misalnya kelompok anak-anak, remaja, dewasa, ibu-ibu,
mahasiswa, petani, nelayan, buruh industry, dan sebagainya.
4. Majalah variasi : program ini menyajikan berbagai materi dengan kepentingan.
Sasarannya adalah pendengar umum dan tujuan utamanya adalah menghibur.

III. Tema Majalah Udara

Majalah udara temanya tunggal, bias saja ketunggalan tema tersebut masih dalam ruang
lingkup/scopen-ya luas, misalnya kesehatan.

IV. Topik Majalah Udara

Salah satu ciri menonjol paket program majalah udara adalah sajiannya terdiri dari berbagai
topic.

V. Bahasa Narasi dalam Majalah Udara

Narasi pada sequence/bagian pertama, biasanya berisikan pengantar. Narasi pada sequence
berikutnya merupakan penghubung masuk ke topic berikutnya, begitu seterusnya sehingga
menjadi pembentuk kesatuan dari keberagaman informasi yang terkandung di dalamnya.
Narasi untuk paket program majalah udara sebaiknya menggunakan bahasa yang sederhana,
mudah dipahami, namun tetap menarik.

26
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB 8 : WAWANCARA RADIO


I. Pengertian

Pengertian dasar wawancara dalam konteks penyiaran radio adalah proses bertanya
yang dilakukan oleh reporter untuk mendaptkan jawaban dari narasumber. Reporter
mewakili khalayak pendengar atau pembaca media, sedangkan narasumber mewakili
dirinya sendiri sebagai pihak yang berhak memberikan keterangan, termasuk didalamnya
saksi kejadian, akademisi, atau birokrat.

II. Tujuan Wawancara

Pakar komunikasi radio Dr. Myles Martel membuat 8 peringkat tujuan wawancara,
yaitu untuk :

1. Memastikan kebenaran dan aktualitas fakta


2. Memperoleh pernyataan resmi langsung dari sumbernya
3. Menggali titik pandang/opini
4. Memformulasikan suatu masalah
5. Memperoleh suara yang mewakili masyarakat
6. Menciptakan gaya berita bercerita
7. Meningkatkan citra pribadi reporter
8. Memperkuat kredibilitas radio di bidang informasi

Tujuan lain dari wawancara radio adalah :

a. Untuk informasi
b. Melengkapi data-data yang kurang detil
c. Mendorong narasumber agar berbicara dan mengungkapkan fakta
d. Menyambung kesenjangan hubungan narasumber dengan media

Tiga hal yang selalu menarik untuk ditanyakan kepada narasumber adalah
perasaan/feeling; pengalaman/experience; sikap atau pendapat/opini.

III. Bentuk-bentuk Wawancara


1. Wawancara aktualitas : berupa petikan wawancara pendek sekitar 30 detik sampai 3
menit
2. Talk show : bersifat informative sekaligus menghibur, umumnya berdurasi sekitar 15
sampai 60 menit.

Dari segi isi wawancara dibagi menjadi 3 :

1. Wawancara informasi
2. Wawancara opini
3. Wawancara tokoh

BAB 9 : BERITA TELEVISI

27
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

I. Pengertian

Peristiwa atau pendapat yang pantas disajikan sebagai berita adalah yang memiliki nilai
berita (news value). Nilai berita diartikan sebagai nilai penting atau menarik, atau
gabungan keduanya.

II. Kriteria/Persyaratan Berita Televisi


1. Penting (important) : suatu berita dapat diakatakan penting jika berita itu memiliki
dampak terhadap penonton. Semakin banyak pemirsa yang terkena dampaknya, maka
semakin penting berita tersebut.
Ada sejumlah patokan yang dapat dipakai untuk menetukan berita seperti apa yang
memiliki dampak paling besar, yaitu:
a. Keamanan
Nyawa adalah harta paling berharga yang dimiliki manusia. Berita yang paling
kuat adalah berita yang memberikan informasi kepada pemirsa bahwa nyawa
mereka terancam. Misalnya pemberitaan akan peristiwa tentang pemboman,
bencana alam atau kerusuhan massa.
b. Uang
Berita yang memiliki pengaruh terhadap kondisi keuangan masyarakat adalah
berita yang sangat penting. Berita-berita semacam ini akan memperlemah daya
beli masyarakat, dan mereka sangat concern dengan berita semacam ini.
c. Gangguan
Pemirsa juga akan sangat terpengaruh dengan berita tentang hal-hal yang dapat
mengganggu aktivitas kehidupan mereka. Misalnya berita tentang kekurangan air,
demonstrasi yang mengganggu kelancaran lalu lintas atau pemogokan guru.
2. Menarik : yang dimaksud dengan berita yang menarik adalah jika informasi yang
disampaikan itu mampu membangkitkan kekaguman, rasa lucu atau humor, atau
informasi mengenai pilihan hidup.

III. Bagaimana Mengemas Berita


1. Narasi dan gambar yang baik
2. Berita yang disampaikan harus dapat memberi jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang mungkin muncul dibenak penonton
3. Jika info yang disampaikan mampu memuaskan berbagai pertanyaan yang mungkin
muncul dibenak pemirsa, maka berita itu telah mencapai tujuannya.

BAB 10 : FORMAT BERITA TELEVISI

28
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

I. Format Berita
Format berita televisi itu adalah sebagai berikut :
1. Reader : presenter di studio hanya membaca isi berita tanpa ada gambar pendukung.
Format seperti ini biasanya hanya digunakan jika sebuah berita penting terjadi pada saat
program berita masih “on air”.
2. Grafis : format berita grafis biasanya digunakan jika sebuah berita penting baru saja
terjadi dan stasiun televisi belum mendapatkan akses untuk menggantikan gambar
video yang belum ada maka digunakan grafis.
3. Voice Over : video atau gambar pendek (biasanya sekitar satu menit) yang diiringi
dengan kata-kata penyiar. Jika stasiun televisi telah menerima gambar video dari suau
peristiwa, maka cara tercepat untuk menyampaikan gambar dan berita itu adalah
dengan menggunakan format voice over (VO). Naskah berita untuk VO dibacakan oleh
presenter.
4. Paket : paket adalah laporan berita lengkap dengan narasi yang direkam ke dalam pita
kaset. Narasi dalam paket dibacakan oleh seseorang pengisi suara atau dubber.
5. Laporan Langsung (Live) : Jika suatu peristiwa yang mengandung nilai berita masih
berlangsung, sementara program berita masih “on air”, maka stasiun televisi dapat
menyampaikan berita dengan format laporan langsung (live report). Dalam format
seperti ini presenter akan langsung berbicara dengan reporter yang berada di lokasi
yang sedang meliput suatu peristiwa, seprti pertemuan politik yang penting atau sebuah
kebakaran besar.
6. Live Studio : Dalam suatu berita besar, stasiun televisi mungkin akan memutuskan
untuk mengundang narasumber datang ke studio untuk wawancara secara langsung.
Dalam program berita, wawancara studio biasanya digunakan untuk memperoleh
keterangan dari mereka yang berpengaruh atau pengambil kepuusan seperti menteri,
politikus, atau pemimpin perusahaan.
7. Klip : klip adalah petikan langsung pernyataan seseorang yang ditampilkan secara
berdiri sendiri pada suatu program berita yang didahului dengan intro yang dibacakan
presenter.
8. Soundbite on tape (SOT) suara dari narasumber atau cuplikan dari wawancara panjang.
SOT sebaiknya diusahakan pendek dan fokus.
9. Stand up : reporter berbicara dengan mengarahkan diri menghadap kamera dari tempat
lokasi pemberitaan dalam suatu siaran langsung atau sebagai salah satu bagian dalam
paket beritanya.
10. In House Package : paket yang ditulis oleh penulis berita dan kemudian diedit oleh
redaktur.
11. Promo : informasi mengenai suatu acara yang akan disampaikan.

BAB 11 : SUMBER BERITA TELEVISI


29
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Berikut ini adalah beberapa sumber berita yang penting bagi stasiun televisi :

1. Reporter
Sumber berita televisi yang penting adalah reporter dan juru kamera yang bertugas
mencari informasi dan mengambil gambar di lapangan. Stasiun TV juga bisa
memperoleh bahan berita dari juru kamera amatir yang kebetulan menyaksikan suatu
peristiwa dan meliputnya (misalnya peristiwa gempa tsunami di Aceh yang diliput
Cut Putri)
2. Pelayanan darurat
Seorang reporter harus mengembangkan jaringan dengan semua unit pelayanan
darurat seperti : polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit, pusat informasi cuaca,
badan SAR, dan lain-lain.
3. Kontak pribadi
Reporter yang baik memiliki kontak pribadi dengan orang-orang yang bekerja pada
berbagai lembaga pemerintah dan nonpemerintah. Informasi dapat diberikan dalam
bentuk off the record.
4. Kontak publik
Kontak publik adalah orang-orang penting atau figur kunci yang dapat diminta
tanggapan atau opininya mengenai berita yang mempengaruhi organisasi atau
profesinya. Berbeda dengan kontak pribadi, kontak publik adalah orang-orang yang
memiliki otoritas dan wewenang untuk berbicara.
5. Kantor berita
Hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita, bahkan kebanyakan
stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber berita paling penting dan
paling utama bagi program beritanya. Kantor berita terbesar di Indonesia adalah
kantor Berita Antara.
6. Siaran pers
Siaran pers adalah informasi atau pernyataan (statement) yang dikirimkan ke stasiun
TV dengan tujuan untuk dapat dipublikasikan.
7. Pemirsa
Banyak pemirsa televisi yang suka menghubungi stasiun televise untuk
menyampaikan informasi mengenai suatu peristiwa informasi dari masyarakat harus
diperiksa dan dipriksa ulang (check and recheck).
8. Saksi mata
Para saksi mata dapat menjadi sumber informasi yang baik sebab saksi mata dapat
memberikan keterangan dengan cepat sehingga menambah kredibilitas berita yang
disampaikan.

BAB 12 : JENIS BERITA TELEVISI


30
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Jenis atau tipe berita televisi:

1. Keadaan Darurat : berita-berita seperti gempa bumi, perang, kerusuhan, kejahatan,


kebakaran, atau kecelakaan merupakan berita yang masuk dalam tipe berita keadaan
darurat.
2. Pengadilan : kejahatan besar akan berujung pada sidang yang besar. Jika kejahatannya
menarik, maka sidang pengadilannya pun akan menarik.
3. Pemerintahan : keputusannya pemerintah yang dapat mempengaruhi hidup
masyarakat merupakan berita, namun harus dijelaskan kepada pemirsa bagaimana
tepatnya keputusan itu mempengaruhi mereka. Bila tidak ada pengaruhnya, maka
tidak aka nada berita.
4. Ekonomi : krisis ekonomi di Indonesia membawa implikasi yang luas kepada
masyarakat, mulai dari kenaikan biaya hidup sampai kepada susahnya mencari kerja.
Berita-berita yang terkait dengan maslah-masalah tersebut ditunggu-tunggu pemirsa.
5. Pendidikan : berita-berita apapun mengenai sekolah akan menyentuh sebagian besar
pemirsa televisi. Jika pemirsa televisi adalah orang-orang yang memiliki karir dan
keluarga, maka berita-berita yang terkait dengan cara mengasuh anak bagi orang tua
akan sangat menarik bagi mereka.
6. Tren dan Musim : stasiun televise harus mencermati tren batau pola perubahan yang
terjadi pada masyarakat seperti angka pengangguran, tingkat keajahatan, atau gaya
hidup. Namun stasiun televise harus menjelaskan factor-faktor yang menjadi latar
belakang timbulnya suatu tren atau pola perubahan tersebut.
7. Perayaan : perayaan khusus seperti Idul Fitri, Natal, atau upacara keagamaan dan
kebudayaan lainnya sanagt penting bagi komunitas masyarakat tertentu dan harus
ditampilkan dalam program berita televisi.
8. Kesehatan : kesehatan merupakan masalah hidup dan mati, oleh karena itu menarik
bagi semua pemirsa.
9. Lingkungan : berita mengenai lingkungan semakin penting belakangan ini di
Indonesia dan menarik perhatian masyarkat internasional.
10. Olah raga : berita olahraga tetap perlu dimasukkan dlam program berita umum
sehingga penonton tetap akan mendapatkan informasi terakhir tentang klub olahraga
favorit mereka.
11. Berita Ringan : berita-berita ringan ini biasanya berupa sesuatu yang lucu atau aneh.
Berita ringan ini juga dapat berupa kehidupan atau suatu hasil yang dicapai orang
terkenal.

BAB 13 : ORGANISASI TELEVISI

31
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Menjalankan stasiun televisi dapat dibagi ke dalam dua kategori umum, yaitu
manajemen dan pelaksana operasi. Tugas manajemen mengalir berurutan mulai dari atas
sampai ke bawah. Manajemen bertanggung jawab terhadap bidang-bidang yang
mewujudkan sebuah stasiun televisi. Pelaksana operasional ialah mereka yang merupakan
bagian dari stasiun TV yang terlibat dalam kerja penyiaran.

1. Bagian Pemberitaan : struktur organisasi bagian pemberitaan suatu stasiun TV


biasanya terdiri dari sejumlah jabatan mulai dari reporter, juru kamera, coordinator
liputan, produser, eksekutif produser, dan direktur pemberitaan.
2. Direktur Pemberitaan : direktur pemberitaan membutuhkan akses langsung dengan
pimpinan stasiun televisi, karena suatu berita besar dapat terjadi detiap saat dan butuh
keputusan cepat untuk menayangkannya.
3. Produser Eksekutif : produser eksekutif bertanggung jawab terhadap penampilan
jangka panjang program berita secara keseluruhan. Produser eksekutif melakukan
pengawasan terhadap kinerja reporter dan produser dan memastikan staf redaksi
mematuhi style yang telah ditetapkan. Di samping itu produser eksekutif juga
bertanggung jawab terhadap program beberapa berita.
4. Produser : pada stasiun televisi, produser bertanggung jawab terhadap suatu program
berita. Produser bertugas membentuk program beritanya.
5. Produser Acara : produser acara atau show producer bertangging jawab untuk
menyiapkan penayangan suatu program. Ia bertugas memilih berita-berita yang akan
disiarkan pada suatu program berita.
6. Asisten Produser : tugas asisten produser ini antara lain membantu reporter
mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang
mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya. Asisten
produser bertugas mengumpulkan gambar yang dikirim oleh reporter dari lapangan
melalui saluran satellite atau microwave.
7. Presenter : pembawa berita atau presenter atau sering juga disebut dengan anchor
menjadi citra dari suatu stasiun TV. Kredibilitas presenter dapat menjadi asset penting
suatu stasiun TV.
8. Pengarah Program : adalah orang yang bertanggung jawab secara teknis atas
kelancaran suatu acara televise. Kedudukan pengarah program terkait langsung
dengan penampilan suatu program pada saat ditayangkan (on air).

BAB 14 : WAWANCARA TELEVISI

32
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

I. Pengertian

Wawancara televisi adalah tanya jawab antara reporter televisi dengan narasumber
dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan atau keterangan dari narasumber tersebut.
Narasumber diwawancarai karena dua alasan, yaitu pertama karena narasumber dianggap
menguasai permasalahan. Kedua karena ia terlibat langsung atau tidak langsung dengan
kejadian atau peristiwa dijadikan topik pembicaraan.

II. Tempat Wawancara

Ada dua tempat wawancara, yaitu wawancara di studio dan atau wawancara di lokasi
oleh reporter.

III. Menentukan Narasumber

Narasumber yang akan diwawancarai secara garis besar dapat digolongkan ke dalam
empat kelompok besar jika dilihat dari kepentingan yang mereka wakili, yaitu :
pemerintah, kelompok ahli atau pengamat, orang yang terkenal atau selebriti, dan
masyarakat biasa atau orang awam. Setiap kelompok tersebut berbeda cara
pendekatannya.

IV. Jenis Wawancara

1. Penyingkapan : dalam jenis wawancara jenis ini reporter memberikan pertanyaan-


pertanyaan kepada orang yang bertanggung jawab. Reporter harus mengajukan
pertanyaan yang singkat dan spesifik, sehingga narasumber tidak mampu berbicara
panjang lebar.
2. Emosional : dalam wawancara jenis ini reporter harus berbicara dengan nada yang
lebih lembut atau simpatik. Reporter harus bisa membuat narasumber menjadi santai.
3. Reaktif : reaksi spontan atau langsung terhadap suatu peristiwa dramatis, misalnya
meninggalnya seorang pejabat pemerintah atau politisi terpandang.
4. Informatif : para saksi mata atau ahli yang dapat memberikan sebuah pandangan atau
penjelasan.

Vox Populi

Vox pop merupakan kependekan dari vox populi yang dalam bahasa latin berarti “suara
rakyat”. Vox pop sendiri bukanlah suatu berita, tetapi sebuah cermianan pendpat masyarakat
terhadap suatu berita tertentu.

33
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Pedoman Jurnalistik Radio ditulis oleh Imelda


Reynolds
BAB I : KODE ETIK JURNALISTIK
Pekerjaan sebagai seorang jurnalis memberikan kekuatan yang sangat besar kepada
siapapun yang menjalankannya. Berita yang disampaikan bisa mempengaruhi bagaimana
masyarakat bereaksi terhadap isu atau masalah tertentu. Jurnalis seharusnya hanya bisa diberi
kekuatan seperti ini kalau dia sanggup memikul tanggung jawab besar yang menyertainya.
Sebuah kode etik membantu para jurnalis untuk memfokuskan diri pada tanggung jawab-
tanggung jawab ini. Kode etik itu memuat aturan-aturan yang sudah diuji coba dan
dikembangkan untuk memastikan tingkat ketepatan, keseimbangan dan keadilan yang
tertinggi dari para jurnalis. Kode-kode etik tersebut membantu para jurnalis menghindari
bahaya dan memastikan medianya terjaga kredibilitasnya.

Versi Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

1. Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh info yang benar.

2. Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan


dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.

3. Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan
untuk menyuarakan pendapatnya.

4. Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya.

5. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat.

6. Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto dan
dokumen,

7. Jurnalis menghormati hak narasumber untuk member informasi latar belakang, off the
record, dan embargo.

8. Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat.

9. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban


kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur.

10. Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi, dalam


masalah suku, ras, bangsa, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, agama, pandangan
politik, cacat/sakit jasmani, cacat/sakit mental atau latar belakang social lainnya.

11. Jurnalis menghormati privasi, kecuali hal-hal itu bisa merugikan masyarakat.

12. Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekejaman kekerasan
fisik dan seksual.

34
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

13. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk mencari
keuntungan pribadi.

14. Jurnalis tidak dibenarkan menerima sogokan.

15. Jurnalis tidak dibenarkan menjiplak.

16. Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nama baik.

17. Jurnalis menghindari setiap campur tangan pihak-pihak lain yang menghambat
pelaksanaan prinsip-prinsip di atas.

18. Kasus-kasus yang berhubungan dengan kode etik akan diselesaikan oleh Majelis
Kode Etik.

Versi Perkumpulan Wartawan Profesional Amerika

(Society of Professional Journalism)

Perkumpulan Wartawan Professional

 Perkumpulan Wartawan Professional, Sigma Delta Chi, menyakini bahwa tugasnya


adalah melayani kebenaran.

 Kami menyakini bahwa pelaku komunikasi massa merupakan pembawa informasi


publik yang bertindak berdasarkan mandate konstitusional dan kebebasan untuk
menyampaikan informasi dalam melaporkan fakta-fakta.

 Kami percaya pada mereka yang menyampaikan informasi kepada publik sebagai
pelopor keadilan, dan kepada peran konstitusi kita untuk mencari kebenaran sebagai
bagian hak dari masyarakat untuk mengetahui kebenaran.

 Kami yakin bahwa tanggung jawab tersebut menuntut jurnalis untuk bisa melakukan
tugasnya dengan cerdas, objektif, akurat dan adil.

Kami menyatakan bahwa kami menerima standar pelaksanaan kerja dibawah ini:

I. Tanggung jawab.

II. Kebebasan pers.

III. Etika.

IV. Ketepatan obyektifitas.

V. Permainan yang adil.

VI. Jaminan.

35
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Selain dua versi diatas, dibawah ini adalah beberapa kode etik lainnya dari satu
lembaga jurnalistik di Amerika.

Para jurnalis mengartikan para masyarakat menurut kata asingnya yakni hubungan individu
dalam kelompok. Mereka mencari kebenaran.

Mereka menyampaikan informasi, gagasan, ide, dan pendapat, dan menganggap ini
merupakan suatu peran yang istimewa.

Mereka mencari, mengungkapkan, merekam, menanyakan, menghibur, menyarankan dan


mengingat.

Mereka memberi informasi pada warganegara dan menghidupkan demokrasi.

Banyak jurnalis bekerja pada perusahaan swasta, namun semuanya memiliki tanggungjawab
publik ini.

Mereka khawatir dan mengamati kekuasaan, namun mereka juga memakai kekuasaan, dan
harus mempertanggungjawab-kannya.

Jurnalis terikat pada:

 Kejujuran;

 Keadilan [fairness];

 Kemandirian [independence];

 Hormat pada hak-hak orang lain.

36
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB II : BERITA
Apa itu berita?

Seorang wartawan yang buruk akan menghasilkan buletin yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:

 Cerita tidak relevan atau membosankan atau ditulis sedemikian rupa sehingga masalah
utamanya tenggelam.

 Bulletin yang penyusunannya kurang baik, disusun dari berita yang tidak penting di
awal bulletin dan diakhiri dengan bagian utama.

Kesadaran atas nilai-nilai berita mendorong anda untuk:

 Menyaring informasi untuk menciptakan berita yang bagus,

 Menyorot dan memanfaatkan sebesar mungkin sudut utama dalam berita.

 Mengatur cerita dalam bulletin berita yang efektif.

Dasar-dasar Pemberitaan adalah Keterkaitan dan Relevansi; Segera; Menarik;


Mengandung unsur drama; Menghibur.

Jenis-jenis Berita yaitu HARD news; SOFT news; Darurat; Pemerintahan lokal dan
internasional; Perencanaan; Konflik dan pertentangan; Kelompok-kelompok penekan;
Industri; Masalah kemanusiaan; Pribadi-pribadi yang menarik; Olahraga; Berita- berita
musiman; Cuaca dan perjalanan; Binatang dan berita-berita lucu.

Sumber-sumber Berita

1. Wartawan.

2. Wartawan freelance.

3. Pelayanan kawat dan kantor berita (Wires Service and News Agency).

4. Buku harian pemberita (News Diary).

5. Menelepon untuk mencek (check calls).

6. Siaran pers (press release).

7. Konferensi pers.

37
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

8. Media pemberitaan yang lain.

9. Pendengar.

10. Arsip.

11. Atribusi.

12. Nama atau anomin

13. Saksi mata.

Susunan Berita di Buletin

Bila anda mengudarakan buletin ulangan, yang perlu anda perhatikan adalah berita-
berita lokal. Tapi bila anda menjalankan buletin utuh maka pertimbangkan semua berita yang
mungkin mempengaruhi pendengar anda.

Cerita-cerita itu mungkin diambil dari:

1. Internet atau jaringan internews bagi wilayah Indonesia dan sekitarnya.

2. Klip/voicer/paket yang diambil dari bulletin siaran ulangan.

Bagaimana menentukan urutan bulletin?

Pertimbangan pertama, haruslah perubahan dan keamanan.

Urutan skala prioritas kita adalah:

1. Lokal.

2. Nasional.

3. Dunia.

Tentu saja berita nasional dan internasional merupakan berita penting dan mungkin
berpengaruh besar pada pendengar anda. Jadi bila anda tidak mempunyai berita lokal yang
bagus dan anda menganggap bahwa berita nasional dan internasional mungkin lebih penting
(atau mempunyai berpengaruh besar) itu bisa menjadi berita utama buletin.

38
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB III : PENULISAN BERITA


Menulis Berita

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menulis cerita untuk berita:

Tarik perhatian pendengar anda.

Apabila informasi atau potongan informasi datang hanya dari satu sumber
saja, katakan demikian.

Ceritakan berita tersebut dengan urutan yang logis.

Berpeganglah pada bagian-bagian yang penting.

Kalau anda masih memiliki waktu dan mereka memberikan tambahan yang
menarik, letakkan dalam kutipan – tetapi usahakan tetap pendek.

Berhati-hatilah dengan penggunaan kata sifat dalam penulisan untuk berita.

Jangan memakai terlalu banyak nama atau angka.

Tips Penulisan Bahan Siaran

a. Buatlah sederhana

Buatlah kalimat-kalimat pendek dan langsung ke permasalahannya. Hal-hal yang


tidak perlu sebaiknya dibuang. Sedapat mungkin ungkapkan setiap pemikiran dalam
satu kalimat. Kalimat pendek lebih mudah untuk dicerna.

b. Pakailah bahasa percakapan

Gunakanlah bahasa percakapan dan bukan bahasa yang anda pakai untuk
mengesankan dosen anda. Jangan sekali-kali memakai kata yang rumit apabila ada
kata yang sederhana yang bias dipakai. Dan jangan melebih-lebihkan atau
mendramatisir.

c. Hindari pemakaian anak kalimat

“kucing itu duduk di keset”

Memberikan pesan yang jelas. Mudah untuk dimengerti.

d. Jangan kacau

Satu ide perkalimat …….. dan biasanya kalimat-kalimat pendek yang terbaik
untuk menyampaikan ide dalam berita.

e. Hindari susunan kalimat yang terbalik

39
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Para pendengar harus terus menyimpan informasi itu dalam ingatan mereka jadi
kita harus menulisnya secara logis, utarakan intinya dan kemudian jelaskan.

f. Hubungkan dengan hal-hal yang sudah dikenal oleh masyarakat

Dalam menjelaskan sesuatu yang rumit digunakan ilustrasi karena itu akan
membantu.

g. Gunakan SIGN-POSTING

Atau tanda-tanda dalam kalimat untuk menunjukkan kepada para pendengar


bahwa sesuatu akan terjadi.

h. Hindari akronim seperti HELN

Apabila anda memakainya, usahakan agar ada penjelasan sesudahnya. Ulangi


jabatan, nama dan konsep dan jangan hanya memakai kata ganti.

i. Jangan memakai kata-kata yang menunjukan opini

Sebagai seorang reporter kita memberikan fakta dan orang yang kita wawancara
memberikan opini mereka. Para pendengar membuat kesimpulan sendiri. Pemakaian
kata sifat yang berlebihan dapat menimbulkan bias.

j. Konstruksi sebuah cerita

Hal ini seringkali merupakan yang paling sulit utuk di putuskan. Susunan
infornasi merupakan kunci untuk membuat berita mudah difahami.

Bagian Awal, Tengah, dan Akhir

 Bagian awal, ketika anda merekam karya anda, carilah kalimat awal yang sangat
menarik untuk merebut perhatian pendengar.

 Bagian tengah, memberi anda kesempatan untuk meninggalkan kesan yang lama.

 Referensi waktu, kelebihan dari berita siaran adalah kesegarannya. Pendengar dapat
mengikuti berita sejak brita itu berkembang.

 Kata-kata tertulis seringkali mengesankan, tanda baca harus ditulis jelas agar trerbaca
dengan baik.

 Selalu kaitkan fakta dengan sumbernya, lebih baik mengaitkan terlalubanyak dari
pada kurang.

 Pengantar, bagian ini biasa disebut dengan “intro” ini adalah bagian yang dikatakan
pembaca berita ketika mengantar inti berita.

 Konferensi pers, merupakan cara mendapatkan informasi dan akses untuk wawancara.

40
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

 Bacalah tulisanmu dengan keras sekali lagi, apakah sudah adil, akurat, seimbang, da
tidak bias.

41
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB IV : WAWANCARA
Melakukan Wawancara

Wawancara merupakan pekerjaan jurnalis yang paling pernting. Wawancara dapar


berupa obrolan di warung kopi untuk mendapatkan informasi latar belakang, atau percakapan
telepon yang memberikan rincian atau rekaman bagi transmisi.

Wawancara memberikan bobot pada berita, seorang reporter mungkin menyatakan


fakta, tetapi bila sumbernya memberikan lebih banyak informasi yang jelas dan menanggapi
opini yang dinyatakan pendengar dapat memutuskan sendiri apakah mereka mempercayai
atau tidak.

Beberapa Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan

1. Lakukan penelitian sebanyak mungkin.

2. Tulis beberapa pertanyaan, tetapi jangan ikiti semua itu bila interview berjalan baik.

3. Pastikan semua pertanyaan focus.

4. Buatlah pertanyaan yang pendek.

5. Jangan berlatih Tanya jawab dengan orang yang anda wawancarai.

6. Tangkaplah pandangan mata orang yang anda interview.

7. Ulangi informasi penting.

8. Jangan terburu-buru mengisi kekosongan.

9. Jangan takut bertanya bila anda tidak mengerti.

10. Tanya detail.

11. Jangan berdebat – usahakan tenang.

12. DENGARKAN.

Jenis-jenis Wawancara

1. Wawancara keras : wawancara yang menyelidiki suatu permasalahan.

2. Wawamcara informatif : memberikan fakta.

3. Wawancara emosional : menunjukkan perasaan orang yang diwawancara

4. Wawancara paksaan : apabila orang yang diwawancara tidak menghendaki.

42
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

5. Wawancara menghibur : menunjukkan informasi pribadi.

6. Vox pop : suara rakyat kecil, opini masyarakat.

Setiap jenis wawancara memerlukan pendekatan yang berbeda. Apabila suatu


wawancara menjadi terlalu keras dengan subyek yang lemah maka hal ini tak akan
mengesankan para pedengar. Apabila wawancara teralalu lemah dan subyek teralalu keras
maka hal inipun akan mengecewakan pendengar.

Vox Pop

 Vox Pops adalah singkatan dari vox populi yang berarti suara rakyat. Vox pops
bukanlah berita, melainkan cerminan dari opini publik atas suatu berita. Di TV atau
radio, ini adalah cara yang cepat dan mudah untuk memperlihatkan opini publik atas
suatu masalah.

 Vox pops khususnya sesuai untuk masalah-masalah ringan, tetapi dapat dibuat setiap
ada perbedaan-perbedaan pendapat atas suatu topik.

Menggunakan Sound Bite

Sound-bite adalah nama yang diberikan untuk potongan dari sebuah wawancara yang
digunakan dalam sebuah program radio, terutama program berita. Panjangnya berkisar 15-30
detik. Suara-suara tersebut dapat berasal dari berbagai sumber:

 Radio lain dan stasiun TV.

 Interview yang dilakukan oleh anda atau rekan anda.

 Arsip kaset atau materi-materi dari program-program lama atau dari


perpustakaan rekaman yang ada di radio,

 Internet.

Sebuah interview secara utuh tidak dapat disebut sebagai sound-bite, tapi jawaban-
jawaban pendek dan paling menarik yang diambil dari sebuah wawancara dapat disebut
sebagai sound-bite.

43
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

BAB V : PENYAJIAN BERITA


Menyajikan Berita

Membuat Paket-Paket Berita

 Tiga kata = sedetik

 KISS ... keep it simple and short

 (“buatlah yang sederhana”)

Copy

Ini dipakai apabila:

1. Berita baru saja terjadi

2. Berita itu menarik

Voicer

Ini saat pembawa acara membaca pengantar atau CUE dan reporter memberikan
rinciannya. Model seperti ini dipakai kalau banyak informasi yang diberikan dalam cerita.

Sound-Bite

Ini merupakan bagian yang utama dari wawancara dan di pakai untuk:

1. Menindak lanjuti pengisian suara yag lebih awal

2. Apabila tidak ada tanda-tanda suatu berita akan dikembangkan menjadi paket.

Sound bite dapat diambil dari:

a. Wawancara yang direkam oleh reporter di tipr recorder

b. Wawancara yang direkam melalui telpon

Paket

Bentuk ini serupa dengan voice piece (laporan reporter) bedanya bentuk ini lebih
lengkap dengan memasukkan sound-bite dari wawancara yang dikumpulkan oleh para
reporter.

Wawancara langsung dengan tamu

Dapat dimasukkan dalam buletin atau sebagai feature khusus di studio. Cobalah selalu
mengundang tamu yang ahli di bidang-bidang yang menjadi berita, misal politisi, dokter, dll.

Tips untuk menulis pengantar

44
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Pilihlah kata-kata kuncu dan letakkan pada sudut pandang hari ini. Hal itu membantu
untuk membayangkan apa yang akan menjadi headline dari surat-surat kabar.

Apabila berita tersebut kelihatannya perlu diperbarui, tulislah informasi yang


diharapkan akan dirubah pada cue atau link.

Petunjuk untuk paket atau dokumenter

Paket adalah materi pendek dan penuh warna dalam sebuah program, merupakan
kombinasi antara klip-klip wawancara, skrip, sound-bite, dan mungkin efek suara dan musik.
Kalau anda telah memilih untuk membuat paket, carilah sudut yang baik dari ceritanya. Paket
juga harus seimbang dari sudut editorialnya. Jangan merekam selama berjam-jam hanya
untuk membuat satu paket, yang hanya untuk 5 menit. Bila sudah mendapat materi, buatlah
struktur logis untuk menceritakan peristiwa tersebut baik dengan suara maupun wawancara.

Permulaan yang kuat  apabila kita mempunyai efek suara yang baik, klip yang kuat,
atau fakta yang luar biasa, maka pakailah sebagai permulaan. Bila anda dapat
menangkap perhatian pendengar maka anda mempunyai kesempatan untuk menahan
mereka sampau akhir program.

Musik  musik bertujuan untuk menciptakan mood atau atmosfir; memberi ilustrasi
terhadap karya artis atau kebudayaan; bisa menjadi awalan atau akhir paket yang sangat
bagus.

Membuat feature pendek

 Apa itu feature?

Feature atau “paket” menyampaikan cerita dari lapangan. Termasuk wawancara,


suara dan seringkali vox pops. Panjangnya dari beberapa menit sampai 30 menit.
Dalam feature, seseorang bercerita dan memberikan penjelasan kepada pendengar.

 Apa yang dimaksud dengan “Instant Feature”?

Instant feature adalah laporan lapangan yang tidak memerlukan editing di studio.

Beberapa petunjuk membuat feature pendek:

a. Jangan memaksa proses perekaman. Lakukan riset, rencanakan bentuk laporan


dulu sebelum memulai.

b. Tulislah link-linknya dengan sederhana dan jelas.

c. Persiapkan orang yang akan diwawancarai.

d. Jangan mencoba untuk terlalu ambisius.

e. Cobalah benar-benar membawa pendengan ke tempat baru, dengan merekam


bunyi-bunyi kreatif dan melakukan penjelasan di tempat.

45
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

Membaca naskah anda.

1. Kekuatan skrip anda terletak pada kekuatan pembacanya.

- Kalau kata-katanya faktual, suara harus terdengar informatif

- Kalau beritanya tragis, suara harus terdengar penuh simpati.

- Kalau beritanya lucu, anda harus memasukkan senyum dalam suara anda.

- Jangan berteriak.

2. Anda harus kedengaran seperti menceritakan sebuah cerita, bukan membaca.

3. Pakailah nada suara rendah.

4. Mengambil napas membantu pembacaan.

5. Selalu ambil napas dan biarkan sebentar sebelum mulai membaca skrip sehingga
editor dapat memperoleh in-point setelah anda bernapas.

6. Bervariasilah dalam kecepatan membaca.

7. Garis bawahi kata-kata di skrip yang perlu ditekan.

8. Buatlah tanda-tanda di skrip anda untuk mempermudah membacanya.

46
ASTRID HENARIANI P. / D2C008014

DAFTAR PUSTAKA

Reynolds, Imelda. 2000. Pedoman Jurnalistik Radio. Jakarta: Internews Indonesia.

Riswandi. 2009. Dasar-dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Stokkink, Theo. 1997. Penyiar Radio Profesional. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

47

You might also like