You are on page 1of 14

Kegiatan Belajar 08

MEDAN ELEKTROMAGNETIK.

A. Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah mengikuti kegiatan belajar ini diharapkan mahasiswa dapat


1. menjelaskan pengertian medan magnet.
2. menjelaskan Gaya Magnet.
3. menjelaskan hukum Biot-Savart.
4. menjelaskan medan magnet oleh arus listrik pada kawat lurus.
5. menjelaskan medan magnet oleh arus dalam loop.
6. menjelaskan hukum Ampere.
7. menjelaskan GGL Induksi.
8. menjelaskan hukum induksi Fraday.
menjelaskan induktansi.

B. Uraian dan Contoh.

B.1. Medan Magnet.

Medan magnet adalah daerah dimana terdapat pengaruh gaya magnet. Medan
magnet merupakan medan vektor. Salah satu contoh besaran medan magnet adalah

induksi magnet diberi simbul B disebut juga rapat garis gaya magnet atau rapat fluks
magnet (  ). Secara definisi kuat medan magnet adalah banyaknya garis gaya
magnet persatuan luas. Bila luasan itu A, maka hubungan antara kuat medan magnet,
fluks, dan luasan dapat dituliskan sebagai:
 
  B.dA
S
(8.1)
Dengan menggunakan sistem satuan (MKS), satuan jumlah garis gaya magnet adalah
weber. Satu garis gaya berarti =1 weber. Berdasarkan definisi diatas, maka kuat
medan magnet ( B ) mempunyai satuan weber/meter2 = tesla , disingkat = W/m2 =
Wm-2 = T. Jadi 1 W m-2 = 1 T.
Dalam sistem CGS, jumlah garis gaya magnet mempunyai satuan maxwell = M,
sehingga satuan untuk kuat medan magnet adalah M cm-2 = gauss = G.
1 M cm-2 = 1 G
Hubungan untuk kedua sistem satuan adalah: 1 T = 104 G = 10 kG.

B.2. Gaya Magnet.

Gaya magnet adalah gaya yang bekerja pada muatan listrik yang bergerak
didalam medan magnet (gaya demikian tidak akan bekerja bila muatan tidak dalam
keadaan bergerak). Untuk membahas lebih lanjut, kita perhatikan Gambar 8.1.
Sebuah muatan listrik (Q) bergerak didalam medan magnet yang mempunyai
  
kuat medan B , dengan kecepatan V yang membentuk sudut  terhadap B ,
mengakibatkan timbulnya gaya magnet F .
Definisi secara matematis: F  Q V X B , atau dapat ditulis sebagai:
  

F= Q V B Sin  (12.2)

89
90


Q B

F 

V

X
Gambar 8.1

Beberapa sifat gaya magnet:


(a) Gaya magnet hanya bekerja bila muatan (Q) bergerak terhadap medan magnet.
Muatan yang diam terhadap medan magnet, tidak merasakan adanya gaya magnet
ini.  
(b) Bila V mempunyai arah yang sama dengan arah B , gaya magnet sama dengan
nol.  
(c) Bila V tegak lurus terhadap B , besarnya gaya magnet adalah F = Q V B.
(d) Gaya yang dialami oleh muatan listrik di dalam medan magnet dan medan listrik
dinamakan gaya Lorentz [ FL  Q VxB  E  ], dimana E = medan listrik.
    

Bagaimana bila muatan yang bergerak itu didalam suatu kawat penghantar ,
sehingga disebut sebagai arus listrik, kemudian kawat berarus tersebut diletakkan
dalam medan magnet ? Kawat berarus listrik inipun akan mendapat gaya magnet.
Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 8.2 berikut:

B
i
dl
L

A B

Gambar 8.2: Kawat panjang L berarus listrik i diletakkan dalam medan magnet

dengan kuat medan magnet B dengan membentuk sudut  .


 QV 

Dari F X B,
dQ
dimana diketahui bahwa: arus listrik i = .
dt
Atau dQ = i dt
Q =  idt .
  
dF = dQ VxB
 
= i dt VxB

= i (V dt ) xB

= i dl xB
Sehingga dF = i dl B Sin  ,
91


dimana  adalah sudut antara dl dan B .
Atau dapat dituliskan sebagai:
dF = i B Sin  dl (8-.3)
L

dan F = i B Sin   dl
0

Sehingga:

F = i B L Sin  (8-4)
.
B.3. Hukum Biot-Savart.

Tinjau kawat berarus listrik yang berada dalam medan magnet seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 8.3:
b


dl 


i r
a P

dB arah masuk bidang gambar
Gambar 8.3: Kawat ab berarus listrik i berada dalam medan magnet serba sama dengan

kuat medan magnet yang mengarah masuk bidang gambar. dB :
induksi magnet pada titik P oleh karena arus listrik i pada kawat. Titik
acuan berada di dl.

Hukum Biot Savart menyatakan bahwa dalam vakum, berlaku hubungan:



  0 i.dl xrˆ
dB  (8-5)
4 r 2
Dimana
 0 : permeabilitas vakum,

r̂ : vektor satuan dalam arah r
r : jarak dari dl ke titik P.
0
= tetapan pembanding = 10-7 W/A m.
4
Perhatikan Gambar 8.3, kita gunakan acuan ada pada dl.
Sehingga:    
(r  0) r  dl xr 1
rˆ    dan dl xrˆ   ( dl.r.Sin ) .
r 0 r r r
Hukum Biot-Savart menjadi berbentuk:
 i dl.r.Sin
dB  0 2 .
4 r r
 i.dl.r.Sin
dB= 0 (8-6)
4 r2

Bagaimana bila acuan diubah di 0 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.4 berikut:
Y b
92


dl 

  
i r = ( r1  r2 )

a r1 P

r2

0 X
Gambar 8.4: Kawat ab berarus listrik i berada dalam medan magnet serba sama.

Dengan kuat medan magnet yang mengarah masuk bidang gambar. dB
: induksi magnet pada titik P oleh karena arus listrik i pada kawat. Titik
acuan berada di 0.

 
(r1  r2 )     
Dalam kasus ini: r    , dimana r  r1  r2 dan r = ( r1  r2 ) .
ˆ
r1  r2
  r dl.r.Sin
Sedangkan dl xrˆ  dl x  = = dl Sin 
r r
 0 i.dl.r.Sin
Sehingga hukum Biot-Savart menjadi berbentuk: dB = , yaitu
4 r2
sama dengan pers. (8-6). Jadi dari acuan manapun, hukum Biot-Savart tetap berlaku.

B.4. Medan magnet oleh arus listrik pada kawat lurus.

CD
Sin d  =
r
Atau CD = r Sin d 
Dari Gambar 8.6: dl <<<
d (sangat kecil)
Sehingga Sin d  = d  .
Jadi CD = r d  .
Berdasarkan hukum Biot-Savart , di P:

 0 i.dl xrˆ
dB P  .
4 r 2
 i.dl.Sin(180   )
dBP = 0 (8-7)
4 r2

Dimana (180 -  ) : sudut yang dibentuk oleh i dl dan r .
Dengan menggunakan rumus Sin (A+B) = Sin A Cos B – Cos A Sin B, maka:
Sin (180 -  ) = Sin 180 Cos  - Cos 180 Sin  = Sin 
Atau Sin (180 -  ) = Sin  .
Sehingga pers. (8-7) menjadi berbentuk:
 i.dl.Sin(180   )
dBP  0 ., atau:
4 r2
 i.dl.Sin
dB P  0 (8-8)
4 r2

P
93

d


a  r

  D  

i 0 C F E dl
r d
Gambar 8.5: Kawat lurus berarus listrik menyebabkan medan magnet disekitarnya.

Perhatikan Gambar 8.5, yaitu pada segi tiga PCD siku-siku di D.


Untuk menyelesaikan pers. (8-8) ini perlu dicari terlebih dulu parameter-parameter
untuk dl sebagai berikut:
r.d r.d
Lihat segi tiga CDE siku-siku di D. Sehingga Cos   , atau dl  .
dl Cos
a
Sedangkan dengan melihat segitiga 0PF, diperoleh: Cos   Sin
r
 r.d 
i. .Cos
Sehingga  0  Cos  .
dBP 
4 r 2

 0 d
= .i.
4 r
0 d
.i.  i
dBP = 4 a .= 0 . .Cos .d
4 a
Cos
 i
dBp = 0 . .Cos .d (12.9)
4 a
Dari Gambar 8.6 lagi:
  180   .
d
 1 .
d
Atau d   d .
Pers (8-9) menjadi berbentuk:
 i
dBP =  0 . .Sin .d .
4 a

B P   0  Sin .d .
4
 bergerak dari  ke 
 i 
Sehingga B P   0 . . Sin .d .
4 a 
0 i
 Cos .

=  .
4 a 
94

0 i
BP = .  Cos  Cos  (12.10)
4 a
Bila panjang kawat adalah tak hingga, maka   180 dan   0 , sehingga pers. (8-
10) menjadi:
 i
B P  0 .  Cos 0  Cos180
4 a
 i
 0 . 1  1
4 a

BP  0.i (8-11)
2a
Pers. (8-11) menyatakan kuat medan magnet di titik P oleh kawat lurus panjang tak
hingga berarus listrik.

B.5. Medan Magnet oleh arus listrik dalam loop.

Perhatikan Gambar 8.6 berikut:


Z
dl
i


a r

Y

b dB

P 
dBx X
Gambar 8.6: Kawat dibentuk loop berarus listrik, menyebabkan medan magnet di P.
Dengan menggunakan hukum Biot-Savart, kuat medan magnet di titik P
karena arus listrik dalam loop dapat dituliskan sebagai:

 0 i.dl xrˆ
dB  .
4 r 2

r  
Dimana rˆ  , dengan r tegak lurus dl .
r
  dl.r.Sin90
dl xr   dl .
r
Sehingga
 0 i.dl
dB  (8-12)
4 r 2
Dari Gambar 8.7 r  a b 
2 2
1/ 2
95

0 i.dl
Pers. (8-12) menjadi: dB  .
4 (a  b 2 )
2

Untuk seluruh loop di P: dBP  dBx = dB Cos  , maka dl bergerak dari 0 sampai
2 a .
 i.dl
dB P  0 2 Cos
4  a  b 2 
 0 i.Cos 2a
4  a 2  b 2  0
BP  dl .

 0 i.Cos
 2a  , diketahui: Cos  = a .
4  a  b 
= 2 2
r
a
i.

Sehigga BP = 0 r  2a 
4  a  b 2 
2

 0 i. 2a 2 
BP = (8-13)
4  a 2  b 2  3 / 2
Secara vektor, dapat ditulis sebagai :

  i. 2a 2 
B P  iˆ. 0 (8-14)
4  a 2  b 2  3 / 2
B.6. Hukum Ampere.

Untuk memudahkan dalam pemecahan persoalan yang menyangkut medan


magnet adalah dengan hukum Ampere. Hukum ini memanfaatkan lengkungan
tertutup yang mengelilingi suatu kawat berarus listrik, yang kemudian dinyatakan
secara matematis
 
sebagai integral garis:
 B.dl
C
  0 .i (8-15)

dimana dl diambil
pada lengkungan tertutup C.
Untuk memudahkan memahami hukum Ampere ini , marilah kita coba pecahkan
kasus berikut:

Kasus kawat lurus berarus listrik.

Perhatikan Gambar 8.7 berikut:  


dl B

r

B
Gambar 8.7: Kawat lurus berarus listrik (i) menyebabkan medan magnet disekitarnya.

dl ada pada loop untuk medan magnet.
Ataudl = keliling

medan = 2 r . 

B dan dl berarah sama, sehingga B x dl = B dl .
96


B Hukum Ampere akan berbentuk menjadi:
2r
0
B.dl   0 .i .
 B  2r    0 .i
Jadi
0
B (8-16)
2r

Kasus pada solenoida.

Perhatikan Gambar 8.8 berikut:


L


B

Gambar 8.8: Solenoida panang L berarus listrik.

Ambil bahwa solenoida pada Gambar 8.8 dibelah sehingga akan berbentuk seperti
pada Gambar 8.9 berikut:
d c loop untuk dl

a b

B

Gambar 8.9: Belahan solenoida berarus listrik.


Pada solenoida berarus listrik untuk N lilitan, hukum Ampere dapat dituliskan
sebagai:  
 B.dl   0 .i.N
C
(8-17)

Pada loop, daerah dc,da,dan cb,
 
tidak terdapat
 
arah B.  
Jadi  B.dl
C
  B.dl
ab
  B.dl
bc
  B.dl
cd
  B.dl
da
 0 .i.N .
 
=  .dl  0  0  0   0 .i.N , dimana B dan dl searah,
B  
ab

sehingga:
L

 B.dl  
0
0 .i.N .

B L =  0 .i.N
 .i.N
B 0 (8-18)
L

Kasus pada toroida:


97

Perhatikan Gambar 8.10 berikut:

Loop dl

Gambar 8.10: Toroida berarus listrik.

Untuk toroida, hukum 


Ampere

dapat dituliskan sebagai:
 B.dl
C
  0 .i.N ,

dimana loop dl berupa lingkaran dengan jari-jari r, sehingga:


2r

 B.dl  
0
0 .i.N .

B.2r   .i.N .
 .i.N
B 0 (8-19)
2r
B.7. GGL Induksi.

GGl Induksi adalah gaya gerak listrik yang terjadi akibat fluks induksi magnet
menembus loop kawat yang berubah terhadap waktu sehingga mengalir arus listrik.
Contoh kejadian ini adalah percobaan Faraday:

Gambar:8.11: Percobaan Faraday.


98

Gambar 8.11 menunjukkan skema percobaan Faraday tentang ggl induksi.


Yaitu apabila sebuah magnet batang digerakkan didalam solenoisa, maka pada
solenoida akan timbul ggl induksi. GGL ini dapat diamati dengan jalan
menghubungkan kawat lilitan pada solenoida dengan sebuah amperemeter A. Pada
ampermeter A akan menunjukkan adanya arus listrik. Kejadian luar biasa ini
sekarang telah dikembangkan sebagai pembangkit listrik, yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

B.8. Hukum Induksi Faraday.

Perhatikan Gambar 8.12 berikut:

logam
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x kawat
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x B
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Gambar 8.12: kawat berbentu U yang dilengkapi dengan logam yang dapat
digerakkan diletakkan dalam medan magnet serba sama.

Medan magnet dapat diubah dengan jala menggerakkan logam yang ada pada
kawat ke kiri atau kekanan. Gerakan logam ini akan menyebabkan timbulnya arus
listrik ada kawat. Misalkan bahwa logam digerakkan kekanan. Arus listrik yang
timbul dapat digambarkan sebagai berikut:

Logam arah arus (i) loop


x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Y
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x kawat

x F x x x x dl x x x x x x x x x x x x x x x

x x x x x e x x l x x x x x x x x x x x x x x B X
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
i
Gambar 8.13: Arah aliran arus

 
Pada logam bekerja gaya loran: F  q.VxB .
Untuk elemen dlpada logam,
 
berlaku:
dF  i.dt.VxB .
 

= i.dl xB  i.dl.Sin90  i.B.dl .
Jadi F  i.B.l (12.20)
99

Energi gayaxjarak jarak


Ingat bahwa Daya =   gaya  gayaxkecepa tan .
waktu waktu waktu
Jadi Daya = gaya x kecepatan.
Dengan demikian daya yang ditimbulkan akibat logam digerakkan kekanan adalah:
P = F . V, dimana P= daya, F= gaya magnet, V= kecepatan gerak logam kekanan.
Atau dapat dituliskan sekarang:
P=iBlV .(12.21)
Kembali pada peristiwa munculnya arus listrik akibat logam yang digerakkan
kekanan. Hal ini menunjukkan terjadinya GGL (=  ). Sehingga daya listrik yang
timbul:
P=  .I (8-.22)
Pers. (8-21) = pers. (8-22).
Jadi  . i = i B l V.
Atau
 = B l V. (12.23)
Dengan perkalian vektor,pers. (8-23) dapat ditulis sebagai:
   Bxl .V
 
(12.24)

GGl ( ) yang timbul disini disebut GGL terinduksi (imbas).
Kita perhatikan lagi Gambar 8.13. Pada saat logam bergerak kekanan, arah loop
berarah sesuai dengan arah jarum jam.Hal ini menyebabkan bertambah kuatnya
induksi magnet (B). Sehingga GGl yang timbul (  ) adalah positip.
Atau  = + B l V
dx dA
Dimana diketahui bahwa: l V = l  , (A = luas loop).
dt dt
Namun pada saat logam bergerak kekanan tersebut luasan loop berkurang,
sehingga :
dA
lV  
dt
Jadi dalam kasus ini:
dA
  B
dt
Diketahui BA= , (  = fluks medan magnet).
Sehingga sekarang:
d  B.dA
Dengan demikian GGl Induksi dapat ditulis:
d
  (8-25)
dt
Pers. (8-25) ini dikenal sebagai hukum Lenz,yaitu GGL imbas yang timbul akan
menyebabkan arus yang melawan penyebab timbulnya GGl imbas itu sendiri..

B.9. Induktansi.

Dasar dari induktansi ini adalah hukum Lenz. Untuk itu perhatikan Gambar
8.14 berikut:
100

V
Gambar 8.14: Sebuah kumparan dialiri arus listrik.

Pada kumparan akan timbul ggl induksi yang melawan V sebesar:


d
  N (8-26)
dt
di
Kalikan ruas kanan dari pers. (8-26) dengan , diperoleh:
di
d di
  N .
di dt
d
N didefinisikan sebagai konduktansi, yang diberi simbul L.
di
d
Jadi L= N .
di
Jadi ggl induksi yang timbul menjadi berbentuk:
di
  L (12.27).
dt

Soal latihan
1) Medan magnet dapat ditimbulkan apa ?
2) Bila suatu kawat lurus diletakkan membujur arah utara selatan. Kawat tersebut
diberi arus dengan arah ke utara. Titik yang berada disebelah timur kawat akan
mengalami medan magnet . Kemana arah medan magnet di titik tersebut ?
Bila titik tersebut berada di sebelah barat kawat, kemana arah medan magnet ?
3) Dua kawat yang ukurannya sama diletakkan sejajar di udara. Kedua kawat
tersebut diberi arus listrik dengan besar dan arah yang sama. Bagaimana gaya
Lorentz yang terjadi dari kedua kawat tersebut ? Bagaimana pu;a bila arah arus
dari kedua kawat tersebut berlawanan ?
4) Solenoida yang terdiri dari N lilitan diberi arus listrik i akan menimbulkan
medan magnet B. Didaerah mana saja pada solenoida terdapat medanmagnet ?
Di daerah mana saja pada solenoidatidak terdapat medan magnet ?
5) Pada solenoida dimasukkan sebuah magnet batang. Bila kawat lilitan pada
solenoida tersebut dihubungkan dengan galvanometer, maka akan nampak
bahwa peristiwa tersebut menimbulkan arus listrik. Arus listrik yang terjadi
tersebut disebut arus apa ? Apa alasannya ?
6) Sebuah toroida diberi arus listrik. Didaerah mana pada toroida tersebut terdapat
medanmagnet ? Dan daerah mana tidak terdapat medan magnet ?
7) Jelaskan pernyataan hukum Lenz .

Kunci Jawaban Soal latihan:


101

1) Magnet alam dan magnet buatan.


Magnet buatan dapat berupa magnet batang, magnet tapal kuda, magnet jarum,
dan sejenisnya; dapat juga berupa arus listrik.
2) Di sebelah timur kawat arah medan magnet ke bawah, dan di sebelah barat
kawat arah medan magnet ke atas.
3) Pada kedua kawat yang arah arus listriknya sama, akan terjadi gaya Lorentz
yang tarik menarik. Sedangkan bila arah arus listriknya berlawanan, akan
terjadi gaya Lorentz yang tolak menolak.
4) Medan magnet terdapat didalam solenoida, sedang diluar solenoida tidak
terdapat medanmagnet, kecuali di ujung-ujung luar solenoida.
5) Disebut arus induksi, sebab dengan adanya medan magnet akan menginduksi
muatan-muatan pada kawat , sehingga muatan-muatan ini bergerak yang
kemudian disebut arus listrik.
6) Medan magnet terdapat didalam selubung toroida, sedang diluarnya tidak
terdapat medan magnet.
7) GGL imbas yang timbul akan menyebabkan arus listrik yang melawan
penyebab timbulnya ggl imbas itu sendiri.

C. Tes Formatif

1) Sebuah partikel bergerak didalam medan magnet dengan kecepatan 105



(iˆ  ˆj  kˆ) m/s.Bila kuat medan ditempat itu B  iˆ.0,5 W/m2 dan partikel
tersebut mempunyai listrik sebesar 10 C. Berapa besar gaya yang bekerja pada
partikel tersebut ?
2) Kawat panjang 10 meter berarus listrik 5 A berada dalam medanmagnet dengan
posisi seperti gambar berikut:

Z B = 5 W/m2

450 i Y
kawat
X

Tentukan gaya magnet pada kawat.


3) Dua buah kawat ukurannya sama, panjangnya sama diletakkan sejajar berjarak
0,5 m. Pada kawat pertama diberi arus listrik 2 A dan pada kawat kedua diberi
arus listrik 3 A dengan arah berlawanan dengan arah arus listrik pada kawat
pertama. Tentukan:
a) Kuat medan magnet di kawat pertama karena arus listrik dari kawat kedua.
b) Kuat medan magnet di kawat kedua karena arus listrik dari kawat pertama.
4) Sebah solenoida terdiri dari 100 lilitan, panjangnya 30 cm. Bila solenoida
tersebut dialiri arus listrik 6 A, berapa kuat medan magnet didalam solenoida
tersebut ?
5) Sebuah toroida mempunyai jari-jari tengahnya 10 cm. Bila toroida tersebut
dialiri arus listrik 5 A dan jumlah lilitannya 100 lilitan, berapa besar kuat
medan magnet didalam cincin toroida tersebt ?
6) Kawat berbentuk U berada dalam medan magnet yang ditimbulkan oleh arus
listrik pada kawat seperti ditunjukkan gambar berikut:

i
102

10 cm P x x x x x x x x
Y
V x x x x x x x
90 cm dY
x x x x x x x x

Q x x x x x x x x
0
Jika diketahui: V = 2 m/s, i = 40 A dan  2 x10  7 W/Am.
2.
Tentukan ggl induksi yang timbul pada kawat U.
7) Sebuah induktor terdiri dari kumparan kawat dengan 50 lilitan yang panjangnya
5 cm dan luas penampangnya 1 cm2. Bila induktor tersebut berisi udara dan
diketahui permeabilitas vakum  0  4 .x10 7 SI , tentukan induktasi dirinya.

D. Umpan Balik dan Tidak Lanjut:

Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat dibagian
belakang modul ini. Hitunglah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus
dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam materi kegiatan
belajar 8.
Rumus:
Jumlah. jawaban.anda. yang.benar
Tingkat Penguasaan = x100%
7
Arti tingkat penguasaanyang anda capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89 % = baik
70% - 79 % = cukup
- 68 % = kurang.
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, anda dapat meneruskan
dengan modul selanjutnya. Bagus ! tetapi kalau nilai anda dibawah 80 %, anda harus
mengulangi kegiatan belajar 13 ini, terutama bagian yang bekum anda kuasai.

-oOo-

You might also like