Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang konsep
penginderaan jauh.
b. Mahasiswa diharapkan mampu menggunakan perangkat lunak ER
Mapper 7.0.
c. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dan aplikasi teknologi
penginderaan jauh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Data penginderaan jauh yang diperoleh dari suatu satelit, pesawat udara
balon udara atau wahana lainnya, memiliki karakteristik berbeda-beda pada
masing-masing tingkat ketinggian yang akhirnya menentukan perbedaan dari
data penginderaan jauh yang di hasilkan. Alat sensor dalam penginderaan jauh
dapat menerima informasi dalam berbagai bentuk antara lain sinar atau cahaya,
gelombang bunyi dan daya elektromagnetik,
(Purwadhi, 2001).
2.2. Citra
Dalam penginderaan jauh didapat masukan data atau hasil observasi yang
disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu
objek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat
pemantau.
Terdapat beberapa alasan yang melandasi peningkatan penggunaan citra
penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut :
a. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi
dengan wujud dan letaknya yang mirip dengan permukaan bumi,
b. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala yang relatif lengkap,
meliputi daerah yang luas dan permanen,
c. Jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensi apabila
pengamatannya dilakukan dengan stereoskop,
d. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun daerahnya sulit dijelajahi
secara terestrial.
Benda yang terekam pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang
terekam oleh sensor. Tiga ciri yang terekam adalah :
1. Spasial
Ciri yang berkaitan dengan ruang, meliputi : bentuk, ukuran, bayangan,
tekstur, situs, asosiasi, dan pola.
2. Temporal
Ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman.
3. Spektral
Ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda yang
dinyatakan dengan rona dan warna.
Secara umum, citra penginderaan jauh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
citra foto dan citra non foto.
1. Citra Foto
Citra objek yang merupakan hasil dari pemotretan kamera. Citra foto
dapat dibedakan menurut :
Spectrum Elektromagnetik :
a. Foto Ultraviolet
Citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum
ultraviolet dengan panjang gelombang 0,1 – 0,4 mikron.
b. Foto Ortokromatik
Citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum sinar
tampak. Mulia dari warna biru sampai warna hijau dengan
panjang gelombang 0,4 – 0,56 mikron.
c. Foto Pankromatik
Citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak
mulai dari warna merah sampai warna ungu dengan panjang
gelombang 0,4 – 0,7 mikron.
d. Foto Inframerah
Citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum
inframerah dengan panjang gelombang 0,7 – 30,0 mikron.
Sumbu Kamera :
a. Foto Vertikal
Citra foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus
terhadap objek dipermukaan bumi.
b. Foto Miring/condong
Citra foto yang dibuat dengan menggunakan sumbu kamera
yang condong dan membentuk sudut terhadap objek
dipermukaan bumi. Citra foto condong/miring dapat dibedakan
menjadi dua yaiutu foto agak condong atau low oblique
photograph (cakrawala tidak tergambar pada citra foto) dan
sangat condong atau high oblique photograph (cakrawala
tergambar pada citra foto).
Jenis Kamera :
a. Foto Tunggal
Citra foto yang dihasilkan dari kamera tunggal.
b. Foto Jamak
Citra foto yang dibuat pada waktu yang sama dan meliputi
daerah yang sama pula.
Wahana :
a. Foto Udara
Citra yang alat perekam/sensornya menggunakan wahana
balon udara ataupun pesawat terbang.
b. Foto Satelit
Perekam sensor dengan menggunakan wahana satelit.
A B C
Gambar 2.2. Hasil citra foto udara berdasarkan sumbu kamera
A = Foto vertikal, B = Foto agak condong, C = Foto sangat condong
Jenis Sensor :
a. Citra Tunggal
Citra yang dibuat melalui sensor tunggal.
b. Citra Jamak
Citra yang dibuat melalui sensor jamak.
Jenis Wahana :
a. Citra Dirgantara
Citra yang dibuat dari wahana yang berada di atmosfer.
b. Citra Satelit
Citra yang dibuat dari wahana yang berada di luar angkasa.
Berdasarkan penggunaanya citra satelit dibedakan atas :
1. Citra satelit untuk penginderaan planet,
Contoh : Citra satelit Viking (AS) dan Citra satelit Vanera (Rusia)
2. Citra satelit untuk penginderaan cuaca,
Contoh : NOAA (AS) dan Citra Meteor (Rusia)
3. Citra satelit untuk penginderaan SDA
Contoh : Landsat (AS), Soyuz (Rusia), dan SPOT (Perancis)
4. Citra satelit untuk Oseanografi (kelautan)
Contoh : Citra Seasat (AS) dan Citra MOS (Jepang)
2.3. Landsat
Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang
dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat.
Sejak 1972, satelit Landsat sudah mengumpulkan informasi tentang bumi.
Instrumen satelit-satelit Landsat telah menghasilkan jutaan citra yang diarsipkan
di Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di seluruh dunia,
dimana merupakan sumber daya yang unik untuk riset perubahan global dan
aplikasinya pada pertanian, geologi, kehutanan, perencanaan daerah,
pendidikan, dan keamanan nasional.
Awalnya satelit ini terbagi dalam dua generasi yakni generasi pertama dan
generasi kedua. Generasi pertama adalah satelit Landsat 1 sampai Landsat 3.
Generasi ini merupakan satelit percobaan eksperimental). Sedangkan satelit
generasi kedua adalah satelit Landsat 4 dan Landsat 5 yang merupakan satelit
operasional. Sampai saat ini telah diorbitkan 7 satelit Landsat.
Satelit generasi pertama memiliki dua jenis sensor, yaitu Multi Spektral
Scanner (MSS) dengan empat saluran dan tiga kamera RBV (Return Beam
Vidicon). Satelit generasi kedua adalah satelit yang membawa dua jenis sensor
yaitu sensor MSS dan sensor Thematic Mapper (TM). Sensor TM menggunakan
tujuh saluran, dimana terdapat enam saluran untuk studi vegetasi dan satu
saluran untuk studi geologi.
Berikut data peluncuran satelit Landsat :
Landsat 1 - diluncurkan 23 Juli 1972, berakhir tahun 1978
Landsat 2 - diluncurkan 22 Januari 1975, berakhir tahun 1981
Landsat 3 - diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983
Landsat 4 - diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993
Landsat 5 - diluncurkan 1 Maret 1984 dan masih berfungsi
Landsat 6 - diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit
Landsat 7 - diluncurkan 15 April 1999, dan masih berfungsi
2.4. Ikonos
Satelit Ikonos adalah satelit resolusi tinggi milik Space Imaging (AS) yang
dioperasikan oleh GeoEye dan diluncurkan pada bulan 24 September 1999.
Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan resolusi multispektral
3,2 meter dan inframerah dekat (0,82mm) pankromatik. Aplikasinya untuk
pemetaan sumber daya alam daerah pedalaman dan perkotaan, analisis
bencana alam, kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik konstruksi,
pemetaan perpajakan, dan deteksi perubahan. Orbit satelit Ikonos dengan
ketinggian sekitar 680 Km dan inklinasi 98,10 serta waktu orbit 98,33 menit.
2.5. ER Mapper
ER Mapper adalah perangkat lunak untuk mengolah data citra atau satelit.
Selain ER Mapper masih banyak lagi perangkat lunak yang dapat digunakan
untuk mengolah data citra seperti Idrisi, Erdas Imagine, PCI, dan lain-lain,
(http://oocities.org).
Pengolahan data citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra atau
mengolah suatu data citra menjadi suatu keluaran yang sesuai dengan
keinginan. Tujuan pengolahan citra adalah mempertajam data geografis dalam
bentuk digital menjadi suatu tampilan bagi pengguna, dapat memberikan
informasi kuantitatif suatu obyek, serta dapat memecahkan masalah. Data digital
disimpan dalam bentuk barisan kotak kecil dua dimensi yang disebut pixels.
Masing-masing pixel mewakili suatu wilayah yang berada dipermukaan bumi.
Struktur ini sering disebut raster, sehingga data citra dapat disebut data raster.
Data raster tersusun oleh baris dan kolom dan pada setiap pixel pada raster
memiliki nilai digital.
Formula, filters,
contrast,
Konsep Algoritma ini adalah salah satu keunggulan ER Mapper. Selain itu
brightness,
beberapa keunggulan lain yang dimiliki oleh ER Mapper adalah :
dll……. data
a. Didukung 130 format pengimpor
b. Didukung 250 format pencetakan data keluaran
c. Visualisasi tiga dimensi
d. Memiliki fasilitas Dynamics Links (Fasilitas khusus ER Mapper untuk
menampilkan data file eksternal pada citra tanpa perlu mengimportnya
terlebih dahulu).
ER Mapper juga memiliki keterbatasan, yaitu :
a. Terbatasnya format pengeksport data
b. Data yang dapat dikerjakan adalah data 8 bit
2.6. RGB (Red-Green-Blue)
Citra RGB disebut juga citra truecolor. Citra RGB merupakan citra digital
yang mengandung matriks data berukuran M x n x 3 yang merepresentasikan
warna merah, hijau, biru untuk setiap pixelnya. Setiap warna dasar diberi rentang
nilai. Untuk monitor komputer, nilai rentang paling kecil 0 dan paling besar 255.
Warna dari tiap pixel ditentukan oleh kombinasi dari intensitas merah, hijau, dan
biru.
9. Konvergensi Bukti
Konvergensi bukti adalah penggunaan beberapa unsur interpretasi
citra sehingga lingkupnya menjadi menyempit kearah satu kesimpulan
tertentu.
(Lillesand and Kiefer ,1993).
2.8. Geolink
Icon Geolink pada window di dua buah citra yang berbeda akan
menghasilkan sebuah fungsi yaitu apabila pada salah satu citra di klik atau
dibesarkan pada suatu koordinat maka pada citra tersebut yang lain akan
menunjukkan koordinat yang sama. Sedangkan geolink to sreen pada 3 buah
layers maka akan membentuk satu citra yang akan berhubungan. Sedangkan
geolink to roam pada 3 citra jika salah satunya dibesarkan maka kedua citra yang
lain akan menunjukkan daerah yang sama pula.
(www.e_dukasi.net).
BAB III
MATERI DAN METODE
3.2. Materi
Materi yang disampaikan pada praktikum pertama mata kuliah
penginderaan jarak jauh yaitu :
1. Pengenalan perangkat lunak dan pengolahan citra yaitu ER Mapper 7.0
2. Penggabungan Citra
3. Croping
4. Penajaman Citra dan Komposit Warna
5. Point Treading Data Value
6. Geolink Window, Screen, Roam
3.3. Metode
3.3.1. Penggabungan Citra
1. Jalankan program ER Mapper 7.0
Menggandakan window
2. Klik icon Zoom Box Tool , drag area yang akan di crop.
3. Duplikat Pseudo Layer menjadi 6, dan diberi nama Band 1, Band 2,
Band 3, Band 4, Band 5, dan Band 7.
4. Ganti Band sesuai dengan namanya, Band 1 = B1:Band 1, dst.
5. Untuk mengukur panjang, pada tools pilih Poly Line , lalu lakukan
digitasi pada daerahyang akan diukur panjangnya.
6. Klik icon Edit Object Extents , maka akan muncul window Map
Composition Extents yang menunjukan informasi mengenai panjang
area yang telah didigitasi.
7. Klik icon Delete Object , dan Refresh untuk menghapus digitasi
sebelumnya.
9. Klik icon Edit Object Extent, maka akan muncul window Map
Composition Extents yang menunjukan informasi mengenai luas area
yang telah didigitasi.
6. Klik Pointer , kemudian klik pada salah satu pixel dalam citra.
Nilai dari pixel, akan terlihat pada window Cell Values Profile.
b. Geolink to Screen
1) Klik icon Copy Window pada toolbars untuk menggandakan
salah satu window. Gandakan window kedua sebanyak dua
kali, sehingga terdapat empat window. Atur besar dan posisikan
agar membentuk satu layer.
c. Geolink to Roam
1) Klik kanan, pilih Quick Zoom, terus pilih Set Geolink to None
pada semua window.
2) Ubah ukuran gambar pada window 2, 3, dan 4 agar tampak
perbedaannya dengan cara di zoom.
3) Pada window 1, klik kanan lalu pilih Quick Zoom, kemudian pilih
Set Geolink to Overview Roam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Penggabungan Citra
4.1.2. Crooping
4.1.3. Penajaman Citra dan Koposit Warna
4.1.4. Point Treading Data Value
4.1.5. Geolink
a. Geolink to Window
b. Geolink to Screen
c. Geolink to Overview Roam
4.2. Pembahasan
4.2.1. Penggabungan Citra
Pada metode ini, data citra yang digunakan adalah foto Cilacap. Dalam
citra ini terdapat 6 jenis foto yang digabungkan menjadi satu untuk melihat
kondisi Cilacap berdasarkan 6 sudut pandang, dan mempermudah
penginterpretasikan.
4.2.2. Cropping
Pada metode ini, data yang dipakai adalah data penggabungan citra
Cilacap, yangkemudian di cropping untuk memperoleh gambar citra yang
lebih jelas.
4.2.3. Penajaman Citra dan Komposit Warna
Metode ini bertujuan untuk mempertajam dan memberi warna pada
sebuah citra. Data citra yang digunakan adalah data penggabungan Cilacap
yang telah di cropping. Di dalam metode ini, adapun bab untuk mengetahui
panjangdan luas dari daerah yang telah didigitasi.
4.2.4. Point Treading Data Value
Metode ini bertujuan untuk mengetahui nilai gradasi dan koordinat dari
suatu pixel dalam citra. Metode ini menggunakan data penggabungan Cilacap
yang telah di cropping dan di zoom dan dihilangkan smoothing agar tampak
pixel dari citra tersebut.
4.2.5. Geolink
Data yang digunakan pada metode ini adalah data citra satelit Ikonos di
daerah Semarang pada tahun 2005 dan 2009. Metode ini terdiri dari beberapa
bab, yaitu Geolink to Window, dimana dalam bab ini memperlihatkan
koordinat yang sama dari dua citra dalam waktu yang berbeda. Yang kedua
adalah Geolink to Screen, di sini memperlihatkan dua citra yang saling
terhubung dalam 4 window yang terpisah satu dengan lainnya. Dan yang
terakhir adalah Geolink to Overview Room. Dengan mengaktifkannya pada
salah satu layer, maka gambar pada ketiga window lainnya akan
menunjukkan gambar yang sama dengan koordinat gambar yang ditunjuk.
BAB V
KESIMPULAN
Pengukuran Panjang
Pengukuran Luas