You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu,stres dapat menimbulkan tuntutan
yang besar kepada seseorang, dan jika seseorang tidak dapat mengatasi atau ,mengadaptasi
stresnya maka dapat menimbulkan penyakit. Stress merupakan respon tubuh yang sifatnya non-
spesifik terhadap tuntutan beban diatasnya yang gejala/akibatnya negatif karena seringkali
mengganggu kehidupan manusia. Upaya mengelola stress dengan baik, bertujuan untuk
mencegah dan mengatasi stress agar tidak sampai ke tahap yang paling berat. Stres adalah
istilah dalam psikologi dan biologi , dipinjam dari fisika dan teknik dan pertama kali digunakan
dalam konteks biologis pada 1930-an, yang dalam beberapa dekade terakhir lebih menjadi
umum digunakan dalam bahasa popular .
Adaptasi merupakan suatu bentuk respon terhadap sters sebagai suatu perbaikanpada
pertahanan agar keadaan seimbang selalu tercapai.

TUJUAN
Tujuan Umum
 memahami konsep dasar keperawatan
 memahami tekhnik dasar dan metodologi asuhan keperawatan

Tujuan Khusus
 memahami tentang stress
 memahami tentang adaptasi
 memahami konsep kerja tim dalam keperawatan

RUMUSAN MASALAH
 Apa itu konsep stress?
 Apa itu adaptasi?
 Bagaimana cara memanajemen stress ?
 Apa itu macam – macam adaptasi?
 Apa itu tim kerja?

1
METODE PENULISAN
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada
makalah ini adalah :

 Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan
makalah ini.

 Browsing internet

SISTEMATIKA PENULISAN

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Profil Tim Penyusun
Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Rumusan Masalah
4. Metode penulisan
5. Sistematika Penulisan
Bab 2 Pembahasan
Isi
Bab 3 Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep tentang Stress


Setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu,stres dapat menimbulkan tuntutan yang
besar kepada seseorang, dan jika seseorang tidak dapat mengatasi atau ,mengadaptasi stresnya
maka dapat menimbulkan penyakit.
Stress merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk
mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal.
Stress adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu
untuk berespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 )
Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis.
Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan.
Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang ( misalnya : demam, kondisi seperti
kehamilan, menopause atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah )
Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang ( mis, perubahan bermakna dalam suhu
lingkungan, perubahan peran dalam keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan ).
Sedangkan stressor adalah kejadian, situasi , seseorang atau suatu obyek yang dilihat sebagai unsur
yang menimbulkan stress dan menyebabkan reaksi stress sebagai hasilnya. Stressor sangat bervariasi
bentuk dan macamnya, mulai dari sumber-sumber psikososial dan perilaku seperti frustrasi, cemas
dan kelebihan sumber-sumber bioekologi dan fisik seperti bising, polusi, temperatur dan gizi. Orang-
orang modern dihadapkan pada paradoksikal dari stress tersebut, dimana di satu pihak stress
merupakan bagian penting dari hidup kita untuk memberikan semangat untuk bekerja dan hidup, dan
berkembang. Sebaliknya,stress juga merupakan akar dari sekian banyak problem-problem
sosiologikal, medis dan ekonomi.
Stress diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit.
Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak
dapat dihindari. Perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering dianggap sebagai kejadian
atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang
yag dicintai, putus cinta Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat,
perkawinan, jatuh cinta dan sebagainya.
Pengalaman stress dapat bersumber dari Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran. Penyebab stress
bisa disebabkan oleh faktor psikis dan fisik. Stress terjadi jika orang dihadapkan dengan
peristiwa yang dirasakan mengancam fisik atau psikologisnya.Peristiwanya di sebut stressor.
Reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stress.

3
Sumber-sumber potensi stres

Faktor lingkungan
Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga
memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus bisnis
menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika ekonomi memburuk orang merasa
cemas terhadap kelangsungan pekerjaannya.
Faktor organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk menghindari
kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan,
atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah
beberapa di antaranya. Hal ini dapat mengelompokkan faktor-faktor ini menjadi tuntutan tugas,
peran, dan antarpribadi.
a. Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Tuntutan tersebut
meliputi desain pekerjaan individual, kondisi kerja, dan tata letak fisik pekerjaan.
Sebagai contoh, bekerja di ruangan yang terlalu sesak atau di lokasi yang selalu
terganggu oleh suara bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Dengan semakin
pentingnya layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor emosional bisa menjadi
sumber stres.
b. Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai
fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya dalam organisasi.Konflik peran
menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi.
c. Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan. Tidak adanya
dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat meyebabkan stres,
terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
Faktor pribadi
Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian
dan karakter yang melekat dalam diri seseorang. Survei nasional secara konsisten
menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi. berbagai
kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan
anak-anak adalah beberapa contoh masalah hubungan yang menciptakan stres. Masalah
ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lain
yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan. Studi
terhadap tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala stres yang dilaporkan
sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan varians dari berbagai gejala stres yang

4
dilaporkan sembilan bulan kemudian. Hal ini membawa para peneliti pada kesimpulan bahwa
sebagian orang memiliki kecenderungan kecenderungan inheren untuk mengaksentuasi aspek-
aspek negatif dunia secara umum. Jika kesimpulan ini benar, faktor individual yang secara
signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar seseorang. Artinya, gejala stres yang
diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian orang itu.

JENIS STRESS
a) Stress fisik : temperatur, suara, beban, sinar, arus listrik
b) Stress kimiawi : asam basa, obat- obatan, zat racun, hormon dan gas
c) Stress mikrobiologis : virus, bakteri, parasit
d) Stress fisiologis : gangguan struktur jaringan dan organ
e) Stress proses tumbuh kembang : Pubertas, memasuki usia lanjut
f) Stress psikologis atau emosional : Hubungan Sosial ( masyarakat, budaya, atau
keagamaan )
Tahapan Stress
Tahap I ( Stress paling ringan )
Ciri-ciri : semangat meningkat, penglihatan tajam, energi meningkat namun cadangan
energinya menurun, kemampuan menyelesaikan pelajaran meningkat.
Tahap II ( Mulai timbul keluhan )
Ciri-ciri : sering merasa letih tanpa sebab, kadang-kadang terdapat gangguan sistem seperti
pencernaan, otot, perasaan tdk santai
Tahap III ( Keluhan dengan gejala-gejala )
Ciri-ciri : sakit perut, mules, otot-otot terasa tegang, perasaan tegang, gangguan tidur, badan
terasa ringan.
Tahap IV ( Keadaan lebih buruk )
Ciri-ciri : sulit beraktivitas, gamgguan hubungan sosial, sulit tidur, negativistik, penurunan
konsentrasi, takut tdk jelas.
Tahap V ( Semakin buruk )
Ciri-ciri : Keletihan meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan sederhana, gangguan
sistem meningkat, perasaan takut meningkat.

Gejala Akibat Stres

Gejala atau akibat stres yang dibicarakan di sini adalah gejala/akibat yang negatif karena
seringkali mengganggu kehidupan manusia. Tingkat stres yang tinggi dan berlangsung
dalam waktu yang lama tanpa ada jalan keluar bisa mengakibatkan berbagai macam penyakit
seperti : gangguan pencernaan, serangan jantung, tekanan darah tinggi, asma, radang sendi
rheumatoid, alergi, gangguan kulit, pusing/sakit kepala, sulit menelan, panas ulu hati, mual,

5
berbagai macam keluhan perut, keringat dingin, sakit leher, sering buang air seni, kejang
otot, mudah lupa, terserang panik, sembelit, diare, insomnia, dan lain-lain. Cox (Gibson,
dkk,. 1990) mengategorikan akibat stres menjadi lima kategori, yaitu:

 Akibat subjektif, yaitu akibat yang dirasakan secara pribadi, meliputi


kegelisahan,kelesuan, kebosanan, depresi, kelelahan, kekecewaan, kehilangan
kesabaran, harga diri rendah, perasaan terpencil.
 Akibat perilaku, yaitu akibat yang mudah dilihat karena berbentuk perilaku-
perilakutertentu, mudah terkena kecelakaan, penyalahgunaan obat, peledakan
emosi,berperilaku impulsif, tertawa gelisah.
 Akibat kognitif, yaitu akibat yang mempengaruhi proses berpikir, meliputi tidak
mampu mengambil keputusan yang sehat, kurang dapat berkonsentrasi, tidak mampu
memusatkan perhatian dalam jangka waktu yang lama, sangat peka terhadap kecaman
dan rintangan mental.
 Akibat fisiologis, yaitu akibat-akibat yang berhubungan dengan fungsi atau kerja alat-
alat tubuh, yaitu tingkat gula darah meningkat, denyut jantung/tekanan darah naik,
mulut menjadi kering, berkeringat, pupil mata membesar, sebentar-sebentar panas dan
dingin.
 Akibat keorganisasian, yaitu akibat yang tampak dalam tempat kerja, meliputi absen,
produktivitas rendah, mengasingkan diri dari teman sekerja, ketidakpuasaan kerja,
menurunnya keterikatan dan loyalitas terhadap organisasi.

Tipe kepribadian juga dapat menyebabkan seseorang dengan mudah terkena


stress, seperti di bawah ini :

a) Ambisius, agresif dan kompetitif (suka akan persaingan).


b) Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah (emosional).
c) Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan
(overconfidence).
d) Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, dan tidak dapat diam.
e) Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic).
f) Pandai berorganisasi, memimpin dan memerintah (otoriter).
g) Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan.
h) Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak rileks), serba tergesa-gesa.
i) Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila tidak
tercapai maksudnya mudah besikap bermusuhan.
j) Tidak mudah dipengaruhi, kaku (tidak fleksibel).
k) Bila berlibur pikirannya ke pekerjaannya, tidak dapat santai.

6
l) Berusaha keras untuk agar segala sesuatunya terkendali.

PENGUKURAN TINGKAT STRESS

Tingkatan stress adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stress yang dialami seseorang
(Hardjana, 1994). Tingkatan stress ini diukur dengan menggunakan Depression Anxiety Stress
Scale 42 (DASS 42) oleh Lovibond & Lovibond (1995). Psychometric Properties of The
Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item. DASS adalah seperangkat skala
subyektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, kecemasan, dan
stress. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara konvensional mengenai status
emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran
yang berlaku di manapun dari status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai
stress. DASS dapat digunakan baik itu oleh kelompok atau individu untuk tujuan penelitian.
Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat, sangat berat.
Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item
yang dimodifikasi dengan penambahan item menjadi 49 item, penambahannya dari item 43-49
yang mencakup 3 subvariabel, yaitu fisik, emosi atau psikologis, dan perilaku. Jumlah skor dari
pernyataan item tersebut, memiliki makna 0-29 (normal); 30-59 (ringan); 60-89 (sedang); 90-
119 (berat); >120 (Sangat berat).

CARA UNTUK MENGHILANGKAN STRESS

Stres bagi kebanyakan orang seperti sebuah momok yang menghantui kehidupan. Kehadirannya
kerap tak diundang dan bisa menyerang kapan saja. Faktor gaya hidup dan juga rutinitas yang
membelenggu keseharian kerap melahirkan stres tanpa diduga. Jika sudah terlanjur terserang
stres, berikut ini adalah cara untuk menghilangkannya :

 Ubah suasana

Ketika stres merasuk pikiran kita, tempatkan diri kita dalam lingkungan yang berbeda
selama lima sampai 10 menit. Jika terbiasa membaca atau mengetik di atas meja, sesekali
pindahlah ke bangku luar. Pengaturan suasana baru dapat membangkitkan indera dan
mengusir stres karena rangsangan baru yang hadirkan.

 Mulai olahraga

Mulailah latihan fisik dengan gerakan ringan seperti meloncat-loncat atau mengibaskan
tangan untuk membuat rileks tubuh. Aktivitas fisik dapat memberikan kesegaran dan

7
mencegah dari energi negatif. Bernafaslah perlahan dan mendalam guna mencegah
datangnya stres yang luar biasa.

 Menuliskannya

Mulailah menulis jurnal yang menuangkan beberapa pikiran yang mengganggu.


Kemudian tuliskan pula tindakan yang dapat membantu mengatasi beban masalah
tersebut. Cara ini sangat efektif mengusir stres yang menyerang secara tiba-tiba.

 Pelihara rasa humor

Tertawalah setidaknya sekali sehari, bahkan kalau bisa sesering yang kita bisa. Studi
menunjukkan bahwa penderita sakit kronis pun dapat terminimalisir penyakitnya dengan
tertawa

beberapa kali dalam sehari.

 Jalan-jalan

Berjalan-jalan walau hanya lima menit akan membuat pembaruan pada pikiran serta
menjadikan pernafasan lebih berirama. Tak hanya itu, pikiran pun jadi terasa lebih jernih.
Agar lebih maksimal, ayunkan lengan bolak balik dan tarik nafas panjang untuk
meningkatkan energi. Ini adalah salah satu latihan untuk mencegah stres.

 Hentikan semua kegiatan

Bila Anda mulai merasa stres, hentikan apa yang Anda lakukan dan habiskan waktu
beberapa menit untuk bernafas dalam-dalam.

 Katakan tidak untuk apa aktifitas yang tidak penting

Turunkan tuntutan dan menempatkan diri sendiri pada pelataran kenyamanan guna
mengurangi stres. Jangan menerima semua tawaran kegiatan yang memang tidak
diperlukan dan tak memiliki cukup waktu untuk melakukannya.

 Jaga beban tugas di pagi hari

Biasanya di pagi hari ketika masih segar, ini adalah waktu terbaik untuk melakukan
proyek-proyek yang membutuhkan konsentrasi penuh. Jadi, lihatlah proyek besar yang
sedang dijalani dan lakukan serangkaian langkah untuk menyelesaikan tugas satu per
satu.

8
 Sisakan tiga jam setiap pekan untuk Anda sendiri

2.1 Faktor yang mempengaruhi respons terhadap stressor


Faktor Yang Mempengaruhi Stresor, Respon terhadap segala bentuk stresor bergantung
pada fungsi fisiologis, sikap, dan karakteristik perilaku, seperti juga halnya sifat dari
stresor stresor tersebut. Sifat stresor mencakup faktor- faktor berikut ini :
1. Intensitas
2. Cakupan
3. Durasi
4. Jumlah dan sifat dari stressor

2.2 Adaptasi terhadap Stressor


Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikologis berubah dalam berespon
terhadap stres. Karena banyak stresor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering
difokuskan pada adaptasi individu, keluarga, atau komunitas terhadap stres.
Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal.

DIMENSI ADAPTASI
Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional, intelektual, sosial, dan
spiritual.

2.3 Respons terhadap Stress


Respon psikologis
Pemajanan terhadap stresor mengakibatkan respons adaptasi psikologis dan fisiologis.

Kecemasan
Kecemasan adalah Respon yang paling umum . Kecemasan Merupakan tanda bahaya
yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan
Adalah emosi yang tidak menyenangkan istilah kuatir, tegang, prihatin, dan takut.
Ditandai dengan reaksi fisik sebagai berikut :

 jantung berdebar
 keluar keringat dingin,
 mulut kering
 tekanan darah tinggi, dan
 susah tidur
Kemarahan dan agresi Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan
yang dirasakan sebagai ancaman. Kemarahan dan agresi Merupakan reaksi umum lain
terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi.

9
Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar
dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindak sadis
dan usaha membunuh orang.
Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang
disertai rasa sedih.

 Respon Fisiologis
Riset klasik yang dilakukan oleh Selye (1946, 1976 ) telah mengidentifikasi dua
respons fisiologis terhadap stres :
1. Sindrom Adaptasi Lokal ( LAS )
2. Sindrom Adaptasi Umum ( GAS )

a. Local Adaption Syndrome (LAS)


LAS adalah respons dari jaringan,organ,atau bagian tubuh terhadap stres karena
trauma,penyakit, atau perubahan fisiologis lainnya. Tubuh menghasilkan banyak
respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan
penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dan lain-lain.

Karakteristik dari LAS :


1. respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
2. respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
3. respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
4. respon bersifat restorative, berarti bahwa LAS membantu dalam memulihkan
homeostasis region atau bagian tubuh.

Respons setempat dibagi dua yaitu respons refleks nyeri dan respon inflamasi

 Respon refleks nyeri adalah respons setempat dari sistem saraf pusat terhadap nyeri.
Respon ini adalah adaptif dan melindungi jaringan dari kerusakan lebih lanjutan.

 Respon Inflamasi, respons ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini
memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi
dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi
dibagi kedalam 3 fase:
1. fase pertama :
pada fase pertama adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan
penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya
kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler
sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera
tersebut.

10
2. Fase kedua :
pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan
lain yang dihasilkan ditempat cedera.
3. Fase ketiga :
Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.

b. General Adaptation Syndrom (GAS)

GAS adalah respons fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres.


GAS adalah respons pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap stres.
Respons ini melibatkan beberapa sistem tubuh, terutama sistem saraf otonom dan
sistem endokrin.

a) Fase Alarm ( Waspada)


Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi
stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis.
Tanda fisik :

 curah jantung meningkat

 peredaran darah cepat

 darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas

 Banyak organ tubuh terpengaruh

 gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh
menurun

Fase alarem melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan
hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk
bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk
menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin
mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan
ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau
menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap
maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
b) Fase Resistance (Melawan)

11
Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan
masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis
sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab
stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau normal
tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu
tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel-sel
yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu :
Fase kehabisan tenaga.
c) Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya.
Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit
kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi
diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu menghadapi
stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan
berdampak pada kematian individu tersebut.

Karakteristik Respon Stres

 Respon stress adalah alamiah, protektif, dan adaktif.

 Terhadap respons normal trhadap stresor; stresor yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari meningkatkan ekskresi katekolamin, yang menyebabkan peningkatan
dalam frekuensi jantung dan tekanan darah

 Stresor fisik dan emosional mencetuskan respons serupa ( spesifisitas versus non-
spesifitas )

 Terdapat keterbatasan dalam kemampuan untuk mengompensasi

 Besar dan durasi stres mungkin sedemikian besarnya sehingga mekanisme


homeostasis untuk penyesuaian gagal, yang menyebabkan kematian.

 Pemajanan berulang terhadap stimuli mengakibatkan adaptif ; yaitu kadar enzim


tirosin hidrolase jaringan meningkat, menyebabkan peningkatan kapasitas bagi tubuh
untuk menghasilakn nonephineprin dan ephneprin.

 Terdapat perbedaan individual dalam berespons terhadap stresor yang sama.

2.2 Manajemen stress

12
Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif
untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena
tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki
kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik.
Stres dapat menyerang semua orang tanpa kecuali , pada awalnya stress memang bukan
gangguan kesehatan yang berbahaya namun bila tidak segera disikapi (tetapi tetap diikuti,
dinikmati dan didiamkan saja), dampaknya dapat melebihi virus penyakit yang paling
berbahaya sekalipun dan tidak jarang dapat mematikan. betapa bahayanya ”stres” sehingga
perlu kita ”manajemeni” Manajemen stress kemungkinan melihat promosi kesehatan
sebagai aktivitas atau intervasi atau mengubah pertukaran rrespon terhadap penyakit.
Fokusnya tergantung pada tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien.
Perawat bertanggung jawab pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa
daerah perawatan.

Manajemen Stress untuk Klien :


 REGULER EXERCISE
Latihan efektif adalah salah satu teknik pengurangan stres terbaik fisik yang tersedia. Latihan
tidak hanya meningkatkan kesehatan Anda dan mengurangi stres yang disebabkan oleh ketidak
sempurnaan, juga melemaskan otot-otot tegang dan membantu Anda untuk tidur.
Latihan memiliki sejumlah manfaat positif lain yang mungkin tidak disadari:
 meningkatkan aliran darah ke otak, membawa tambahan gula dan oksigen yang mungkin
akan diperlukan jika kita berpikir intens. Bila berpikir keras, neuron otak berfungsi lebih
intens. Ketika melakukan hal ini, dapat membangun produk-produk limbah beracun yang
bisa menyebabkan berpikir berkabut. Dengan berolahraga, kecepatan aliran darah melalui
otak, produk-produk limbah bergerak lebih cepat.
 Latihan dapat menyebabkan pelepasan zat kimia yang disebut endorfin ke dalam aliran
darah. Hal Ini memberikan perasaan kebahagiaan dan rasa positif mempengaruhi secara
keseluruhan kesejahteraan. menangani dampak jangka panjang dari stres, tanpa menderita
sakit atau kelelahan. Ada banyak pendekatan yang salah untuk berolahraga. Beberapa
bentuk latihan tradisional yang dianjurkan benar-benar merusak tubuh di atas menengah
atau jangka panjang. Dokter merupakan titik awal yang baik untuk merekomendasikan
bentuk baik latihan.
 DIET DAN NUTRISI
 SUPPORT SISTEM
 TIME MANAGEMENT (mengatur waktu)
a. Buatlah perencanaan
Anda memerlukan perencanaan kerja harian. Kalau tidak demikian, anda akan

13
mengalokasikan waktu menurut apa sahaja yang kebetulan tiba dimeja tulis anda. Awasilah
setiap hari dengan membuat jadual umum, dengan penekanan khusus pada dua atau tiga hal
yang ingin anda selesaikan. Makin banyak waktu yang kita lewatkan untuk merencanakan
sesebuah projek, makin sedikit waktu total yang diperlukan untuk menyelesaikannya.
b. Pusatkan perhatian
Golongan yang menghadapi masalah serius dalam hal pengurusan waktu biasanya mencuba
melakukan banyak hal sekaligus. Jumlah waktu yang digunakan dalam suatu projek
bukanlah hal yang penting. Tetapi yang lebih penting ialah menyediakan jumlah waktu yang
tidak terganggu.
c. Ambillah waktu rehat
Bekerja dalam tempoh yang lama tanpa rehat bukanlah penggunaan waktu yang efektif.
Tenaga makin menurun, kebosanan makin mempengaruhi serta ketegangan fizikal dan
mental makin terkumpul. Oeh itu, anda memerlukan masa rehat yang secukupnya kerana
hanya berehat sahaja merupakan cara yang paling baik.
d. Jauhkan suasana berkecamuk
Sesetengah orang selalu membiarkan meja tulisnya dipenuhi kertas yang berselerak. Mereka
mengra bahawa dengan cara itu persoalan yang penting akan naik sendiri ke atas timbunan
kertas itu. Sebenarnya keadaan berkecamuk seperti ini mengganggu tumpuan serta
meningkatkan ketegangan dan prestasi seperti orang yang tertimbus batu.
e. Jangan menjadi ‘perfectionist’
Ada perbezaan yang besar antara berusaha mendapat hasil yang baik dan bermati-matian
mengejar kesempurnaan. Langkah yang pertama , dapat dicapai,memberi kepuasan dan
sihat. Sementara langkah yang kedua, selalunya mustahil, mengakibatkan kekecewaan dan
gangguan jiwa. Ia juga mengakibatkan pmbaziran waktu yang sia-sia.
f. Jangan takut mengatakan tidak
Daripada semua teknik menghemat waktu yang pernah dikembangkan, barangkali yang
paling efektif ialah selalu menggunakan perkataan tidak. Belajarlah menolak dengan
mengunakan kebijaksanaan tetapi tegas terhadap setiap permintaan yang tidak menunjang
pencapaian sasaran anda.
g. Jangan menunda-nunda kerja
Penundaan kerja pada umumnya merupakan kebasaan yang sudah berakar umbi.
Sungguhpun begitu, kita mampu mengubah kebiaaan ini asalkan kita menggunakan sistem
yang tepat seperti putuskan untuk berubah segera setelah anda selesai membaca artikel ini,
sementara hati anda tergerak oleh motivasinya. Mengambil langkah pertama dengan segera
adalah amat penting. Seterusnya jangan mencuba terlalu banyak perkara dalam waktu yang
singkat. Apa yang perlu dilakukan ialah memaksa dirimelakukan pekerjaan yang sudah
tertunda sekarang juga.

14
h. Lakukanlah bedah siasat radikal
Kegiatan membuang waktu sama seperti kanser. Ia menghabiskan tenaga dan cenderung
tumbuh semakin besar. Satu-satunya cara penyembuhan adalah pembedahan radikal. Jika
anda membuang waktu dalam kegiatan yang membuatkan anda bosan, alihkan perhatian
daripadanya kerana ia mensia-siakan tenaga anda. Buanglah kegiatan ini, seklai untuk
selama-lamanya.
i. Delegasikan pekerjaan
Anda tidak perlu menjadi pemimpin nasional atau esekutif firma gergasi untuk mampu
mendelegasikan pekerjaan. Sebagai peringatan, mewakilkan kepada pekerja bawahan
pekerjaan yang tidak disukai oleh anda dan semua orang lain bukanlah mendelegasikannya,
tetapi meberi perintah. Belajarlah mendelegasikan tugas yag penuh cabaran dan
memberikan imbalan, bersama dengan kuasa secukupnya untuk membuat keputusan yang
perlu. Ini dapat membantu melonggarkan waktu anda.
j. Jangan kecanduan kerja
Hampir semua eksekutif berjaya mempunyai jam kerja yang panjang, tetapi mereka tidak
membiarkan pekerjaan mengganggu hal-hal yang pentig dalam hidup mereka, seperti
bergaul dengan teman-teman dan berbual kosong.Ini membezakan mereka daripada orang
yang kecanduan kerja yang sama tarafnya seperti orang yang kecanduan alkohol. Gejala
kecanduan kerja mencakupi penolakan untuk mengambil cuti, tidak dapat menyingkirkan
pejabat daripada fikiran pada hujung minggu serta isteri dan anak-anak yang asing baginya.

 HUMOR

Humor adalah suatu kualitas persepsi yang memungkinkan kita mengalami kegembiraan
bahkan ketika kita sedang menghadapi suatu kemalangan atau kesusahan. Humor bisa
menjadi alat perawat diri (self-care) yang efektif. Studi menunjukkan bahwa pengalaman
tertawa menurunkan tingkat-tingkat serum cortisol, meningkatkan sejumlah T lymphocytes
yang diaktifkan, meningkatkan angka dan aktivitas sel pembunuh yang alami, serta
meningkatkan jumlah T sel yang mempunyai suppresser. Singkatnya, tertawa merangsang
sistem kekebalan (the immune system), menetralisir immunosuppressive yang
mempengaruhi stress.

 ISTIRAHAT
 TEHNIK RELAKSASI
 SPIRITUALITAS

2.3 Proses Profesionalisme Keperawatan

15
Profesionalisme keperawatan merupakan proses dinamis dimana profesi keperawatan yang
telah terbentuk (1984) mengalami perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai dengan
tuntutan profesi dan kebutuhan masyarakat.
Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai
dan diterima secara spontan oleh masyarakat. Profesi Keperawatan, profesi yang sudah
mendapatkan pengakuan dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk
berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia agar keberadaannya
mendapat pengakuan dari masyarakat. Untuk mewujudkan pengakuan tersebut, maka perawat
masih harus memperjuangkan langkah-langkah profesionalisme sesuai dengan keadaan dan
lingkungan sosial di Indonesia. Proses ini merupakan tantangan bagi perawat Indonesia dan
perlu dipersiapkan dengan baik, berencana, berkelanjutan dan tentunya memerlukan waktu yang
lama.
Indonesia telah memasuki era baru, yaitu era reformasi yang ditandai dengan perubahan-
perubahan yang cepat disegala bidang, menuju kepada keadaan yang lebih baik. Di bidang
kesehatan tuntutan reformasi total muncul karena masih adanya ketimpangan hasil
pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, kurangnya kemandirian dalam
pembangunan bangsa dan derajat kesehatan masyarakat yang masih tertinggal di bandingkan
dengan negara tetangga. Reformasi bidang kesehatan juga diperlukan karena adanya lima
fenomena utama yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan yaitu perubahan pada dinamika kependudukan, temuan substansial IPTEK
kesehatan/kedokteran, tantangan global, perubahan lingkungan dan demokrasi disegala bidang.
Berdasarkan pemahaman terhadap situasi dan adanya perubahan pemahaman terhadap konsep
sehat sakit, serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang determinan
kesehatan bersifat multifaktoral, telah mendorong pembangunan kesehatan nasional kearah
paradigma baru, yaitu paradigma sehat.
Paradigma sehat yang diartikan disini adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada
peningkatan dan perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan pada orang sakit,
sehingga kebijakan akan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan maksud
melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan roduktif serta tidak jatuh
sakit. Disisi lain, dipandang dari segi ekonomi, melakukan investasi dan intervensi pada orang
sehat atau pada orang yang tidak sakit akan lebih cost effective dari pada intervensi terhadap
orang sakit. Pada masa mendatang, perlu diupayakan agar semua policy pemerintah selalu
berwawasan kesehatan.
Bila secara konsekwen paradigma sehat telah digunakan, peningkatan derajat kesehatan
masyarakat akan lebih cepat tercapai dengan biaya yang lebih efisien.
Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010, misi Depkes adalah :
 Penggerak pembangunan nasional berwawasan kesehatan

16
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
 Memelihara dan meningkatkan pelayanan ksehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
 Mendorong kemandirian masyarakat untuk sehat.

Untuk mencapai misi dan misi tersebut, telah dikembangkan pilar strategi pembangunan
kesehatan yang meliputi :
 Paradigma sehat/pembangunan berawawasan kesehatan
 Profesionalisme
 Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat
 Desentralisasi

Apabila dikaitkan antara visi dan misi Depkes tersebut, maka dapat ditarik hubungan antara
misi ketiga (profesionalisme) yaitu; melalui "Pengembangan Sistem Pendidikan Tinggi
Keperawatan" dalam upaya mewujudkan keperawatan sebagai profesi di Indonesia. Hal ini
bertujuan memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan
terjangkau, dan perlu didukung oleh sumber daya pelaksana kesehatan termasuk didalamnya
tenaga keperawatan yang cukup baik dalam jumlah maupun kualitas melalui Pendidikan Tinggi
Keperawatan. Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal kemampuan teknis dan moral. Dengan demikian diharapkan terjadi perubahan
besar yang mendasar dalam upaya berpartisipasi aktif mensukseskan program pemerintah dan
berwawasan yang luas tentang profesi keperawatan. Perubahan tersebut bisa dicapai apabila
pendidikan tinggi keperawatan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan perkembangan
pelayanan dan program pembangunan kesehatan seiring dengan perkembangan IPTEK bidang
kesehatan/keperawatan serta diperlukan proses pembelajaran baik institusi pendidikan maupun
pengalaman belajar klinik di rumah sakit dan komunitas.
keperawatan merupakan profesi harus disertai dengan realisasi pemenuhan karakteristik
keperawatan sebagai profesi yang disebut dengan profesional (Kelly & Joel, 1995).
Karakteristik profesi yaitu :
 Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan melalui penelitian
 Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada orang lain.
 Pendidikan yang memenuhi standar
 Terdapat pengendalian terhadap praktek
 Bertanggung jawab & bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan
 Merupakan karir seumur hidup
 Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.

17
2.4 Konsep Adaptasi
Adaptasi merupakan kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stress. Adaptasi adalah Perubahan anatomi, fisiologis dan psikologis
di dalam diri seseorang sebagai reaksi terhadap stress

Adaptasi terhadap stress dapat berupa :

 Adaptasi secara fisiologis

 Adaptasi secara psikologis

Adaptasi pada Stress

 Secara Frontal :

cara menyesuaikan diri terhadap stress dengan menghadapi rintangan secara sadar
realistik, obyektif, dan rasional

 Menggunakan Mekanisme Defensif :


Proyeksi : Menyalahkan orang lain
Introversi : Menarik diri
Kegembiraan dan kesibukan

Cara penyesuaian diri


Bila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya. Hal ini
dikenal sebagai Homeostasis yaitu usaha organisme yang terus menerus melakukan
pertahanan agar keadaan keseimbangan selalu tercapai. Stress dapat terjadi pada bidang
badaniah ( stress fisik atau somatik ). Misalnya :
 Bila terjadi infeksi atau penyakit, menggerakkan mekanisme penyesuaian
somatik, terjadi reaksi : Pembentukan zat anti kuman, zat anti racun, Mobilisasi
leukosit ke tempat-tempat invasi kuman, Lebih banyak melepaskan kortisol,
adrenalin dan sebagainya serta Usaha tubuh untuk mencapai keseimbangan
kembali
 seseorang yang menghadapi kegagalan kemungkinan bereaksi : penyesuaian diri
berupa serangan (bekerja lebih keras) atau menghadapi secara terang-terangan,

18
menarik diri dan tidak mau tau lagi (tidak berusaha) dan kompromi atau
mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah.
 Cara Penyesuaian Diri
Bila seseorang mengalami stress maka segera ada usaha untuk mengatasinya. Hal ini
dikenal sebagai Homeostasis yaitu usaha organisme yang terus menerus melakukan
pertahanan agar keadaan keseimbangan selalu tercapai. Stress dapat terjadi pada
bidang badaniah ( stress fisik atau somatik ). Misalnya bila terjadi infeksi atau
penyakit, menggerakkan mekanisme penyesuaian somatik, terjadi reaksi :
1. Pembentukan zat anti kuman atau zat anti racun
2. Mobilisasi leukosit ke tempat-tempat invasi kuman
3. Lebih banyak melepaskan kortisol, adrenalin dan sebagainya Usaha tubuh untuk
mencapai keseimbangan kembali yang berorientasi pada tugas bertujuan
menghadapi stressor secara sadar, realistik, objektif, dan rasional.

 Pembelaan ego
1. Melindungi individu dari kecemasan.
2. Meringankan penderitaan bila mengalami suatu kegagalan.
3. Menjaga harga diri.
Misalnya : Seseorang yang menghadapi kegagalan kemungkinan bereaksi :
1. penyesuaian diri berupa serangan (bekerja lebih keras) atau menghadapi secara
terang-terangan,
2. menarik diri dan tidak mau tahu lagi (tidak berusaha),
3. kompromi atau mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah.
Reaksi tersebut menunjukkan langkah-langkah :
1) Mempelajari dan menentukan persoalan.
2) Menyusun alternatif penyelesaian.
3) Menentukan tindakan yang mempunyai kemungkinan besar akan berhasil.
4) Bertindak.
5) Menilai hasil tindakan dan dapat mengambil langkah yang lain bila kurang
memuaskan.
Bila digunakan terus menerus akibatnya ego bukannya mendapat perlindungan,
melainkan lama kelamaan akan mendapat ancaman/bencana. Oleh karena mekanisme
ini tidak realistik mengandung banyak unsur penipuan atas diri sendiri.

MEKANISME PEMBELAAN EGO

19
Bila digunakan terus menerus akibatnya ego bukannya mendapat perlindungan, melainkan lama
kelamaan akan mendapat ancaman/bencana. Oleh karena mekanisme ini Tidak realistik
Mengandung banyak unsur penipuan diri sendiri Distorsi realitas pemutarbalikan realitas).

 IDENTIFIKASI
Ingin menyamai seorang figur yang diidealkan, dimana salah satu ciri atau segi tertentu
dari figure itu ditransfer pada dirinya.

Dengan demikian ia merasa harga dirinyabertambah tinggi.


Contoh : Teguh, 15 tahun mengubah model rambutnya menirukan artis idolanya yang ia
kagumi.

 INTROJEKSI
Merupakan bentuk sederhana dari identifikasi, dimana nilai-nilai, norma-norma dari luar
diikuti atau ditaati, sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar. Contoh :
Rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang yang dicintai dialihkan dengan cara
menyalahkan diri sendiri.

 PROJEKSI
Hal ini berlawanan dengan introjeksi, dimana menyalahkan orang lain atas kelalaian dan
kesalahan-kesalahan atau kekurangan diri sendiri, keinginan keinginan, impuls-impuls
sendiri.
Contoh : Seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual
terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut mencoba
merayunya

 REPRESI
Penyingkiran unsur psikik (sesuatu afek, pemikiran, motif, konflik) sehingga menjadi
nirsadar dilupakan/tidak dapat diingat lagi). Represi membantu individu mengontrol
impuls-impuls berbahaya.Contoh :Suatu pengalaman traumatis menjadi terlupakan.

 REGRESI
Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang bersifat primitif).
Contoh : Seorang anak yang mulai berkelakuan seperti bayi, ketika seorang adiknya
dilahirkan.
Esvi yang berumur 4 tahun mulai mengompol lagi sejak adiknya yang baru lahir dibawa
pulang dari rumah sakit.

 REACTIONFORMATION
Bertingkah laku berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-keinginan,

20
perasaan yang sebenarnya. Mudah dikenal karena sifatnya ekstrim dan sukar diterima.
Misalnya :
Seorang wanita yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut
dengan kasar.

 UNDOING
Meniadakan pikiran-pikiran, impuls yang tidak baik, seolah-olah menghapus suatu
kesalahan.
Misalnya :Seorang ibu yang menyesal karena telah memukul anaknya akan segera
memperlakukannya penuh dengan kasih sayang

 DISPLACEMENT
Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber yang sebenarnya (benda, orang,
keadaan) kepada orang lain, benda atau keadaan lain. Misalnya :
Seorang pemuda bertengkar dengan pacarnya dan sepulangnya ke rumah marah-marah
pada adik-adiknya.

 SUBLIMASI
Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat diterima oleh
masyarakat. Impuls yang berasal dari Id yang sukar disalurkan oleh karena mengganggu
individu atau masyarakat, oleh karena itu impuls harus dirubah bentuknya sehingga tidak
merugikan individu/masyarakat sekaligus mendapatkan pemuasan
Misalnya :Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha yang bermanfaat

 ACTINGOUT
Langsung mencetuskan perasaan bila keinginan terhalang.
Misalnya : Mengatasi problem dengan jalan paling sedikit bertengkar

 DENIAL
Menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak enak.
Misalnya :
Seorang gadis yang telah putus dengan pacarnya, menghindarkan diri dari pembicaraan
mengenai pacar, perkawinan atau kebahagiaan.

 KOMPENSASI
Menutupi kelemahan dengan menonjolkan kemampuannya atau kelebihannya.
Misalnya : Saddam yang merasa fisiknya pendek sebagai sesuatu yang negatif, berusaha
dalam hal menonjolkan prestasi pendidikannya.

21
 RASIONALISASI
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah
rasional, sehingga tidak menjatuhkan harga dirinya. Misalnya :
Munawir yang menyalahkan cara mengajar dosennya ketika ditanyakan oleh orang
tuanya mengapa nilai semesternya buruk.

 FIKSASI
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi atau tingkah laku
atau pikiran, dsb) sehingga perkembangan selanjutnya terhambat.
Misalnya :
Seorang gadis yang tetap berbicara kekanak-kanakan atau seseorang yang tidak dapat
mandiri dan selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya dan orang lain.

 SIMBOLISASI
Menggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol pengganti suatu keadaan atau hal
yang sebenarnya Misalnya : Seorang anak remaja selalu mencuci tangan untuk
menghilangkan kegelisahannya/kecemasannya. Setelah ditelusuri, ternyata ia pernah
melakukan masturbasi sehingga perasaan berdosa/cemas dan merasa kotor.

 DISOSIASI
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran /identitasnya.
Keadaan dimana terdapat dua atau lebih kepribadian pada diri seorang individu.
Misalnya : Seorang laki-laki yang dibawa ke ruang emergensi karena mengamuk
ternyata tidak mampu menjelaskan kembali kejadian tersebut (ia lupa sama sekali).

 KONVERSI
Adalah transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala-gejala jasmani.
Misalnya : Seorang mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya tiba-tiba merasa
sakit sehingga tidak masuk kuliah

2.5 Macam – macam Adaptasi


Macam-Macam Adaptasi Terhadap Stress

 ADAPTASI FISIOLOGIS
Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara
umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu
teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indicator
tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien
mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat dan berkonsentrasi.

22
Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress. Durasi dan intensitas dari gejala
secara langsung berkaitan dengan durasi dan intensitas stressor yang diterima.
Indikator fisiologis timbul dari berbagai sistem. Oleh karenanya pengkajian tentang
stress mencakup pengumpulan data dari semua sistem. Hubungan antara stress
psikologik dan penyakit sering disebut interaksi pikiran tubuh. Riset telah
menunjukkan bahwa stress dapat mempengaruhi penyakit dan pola penyakit. Pada
masa lampau, penyakit infeksi adalah penyebab kematian paling utama, tetapi sejak
ditemukan antibiotic, kondisi kehidupan yang meningkat, pengetahuan tentang
nutrisi yang meningkat, dan metode sanitasi yang lebih baik telah menurunkan
angka kematian. Sekarang penyebab utama kematian adalah penyakit yang
mencakup stressor gaya hidup.
Indikator fisiologis stress:
a. Kenaikan tekanan darah.
b. Peningkatan ketegangan di leher, bahu, dan punggung.
c. Peningkatan denyut nadi dan frekuensi pernapasan.
d. Telapak tangan berkeringat serta tangan dan kaki dingin.
e. Postur tubuh yang tidak tegap.
f. Keletihan.
g. Sakit kepala.
h. Gangguan lambung.
i.Suara yang bernada tinggi.
j.Mual,muntah, dan diare.
k. Perubahan nafsu makan.
l.Perubahan berat badan.
m. Perubahan frekuensi berkemih.
n. Dilatasi pupil.
o. Gelisah dan kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur.
ADAPTASI PSIKOLOGIS
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati
perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara.
Karena kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak
faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan
memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu dengan
stressor, mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan
ketabahan yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang
diduga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini adalah rasa kontrol
terhadap peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan

23
antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan. (Wiebe dan
Williams,1992 ; Tarstasky, 1993).

ADAPTASI PERKEMBANGAN
Stres menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan,
seseorang biasanya perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang
berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan
tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang
berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan. Bayi atau anak kecil
umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika diasuh dalam lingkungan yang
responsive dan empati, mereka mampu mengembangkan harga diri yang sehat dan
pada akhirnya belajar respons koping adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).
Anak-anak usia sekolah biasanya mengembangkan rasa kecukupan. Mereka
mulai menyadari bahwa akumulasi pengetahuan dan penguasaan keterampilan dapat
membantu mereka mencapai tujuan dan harga diri berkembang melalui hubungan
berteman dan saling berbagi di antara teman. Pada tahap ini, stress ditunjukkan oleh
ketidakmampuann atau ketidakinginan untuk mengembangkan hubungan berteman.
Remaja biasanya mengembangkan rasa identitas yang kuat tetapi pada waktu yang
bersamaan perlu diterima oleh teman sebaya. Remaja dengan sistem pendukung
sosial yang kuat menunjukkan suatu peningkatan kemampuan untuk menyesuaikan
diri terhadap stressor, tetapi remaja tanpa sistem pendukung sosial sering
menunjukkan peningkatan masalah psikososial (Dubos, 1992). Dewasa muda berada
dalam transisi dari pengalaman masa remaja ke tanggung jawab orang dewasa.
Konflik dapat berkembang antara tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Stressor
mencakup konflik antara harapan dan realitas. Adaptasi berupa penyesuain tubuh
terhadap suatu lingkungan.

2.6 Definisi dan prinsip kerja Tim


Kerja Tim adalah tingkat saling ketergantungan manusia yang tertinggi, paling produktif
dan memuaskan. maknanya terletak pada ekspresi kata yang di sebut dengan SINERGI,
berasal dari  Yunani Sunergos  artinya “bekerja bersama” ; dari Sun (“bersama”) dan Ergon
(“bekerja”). Sebuah sinergi  berarti interaksi dari dua individu atau lebih atau kekuatan yang
menunjukan kombinasi tenaga mereka melebihi jumlah tenaga individu.
Secara teoritis Kerja Tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju suatu visi dan
misi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu kearah sasaran
organisasi.Itulah akar suatu tim atau motivasi dan ransangan yang memungkinkan orang
biasa mencapai hasil yang luar biasa.

24
Sebuah tim adalah sekelompok orang-orang dalam jumlah kecil dengan ketrampilan yang
berbeda yang berkomitmen terhadap tujuan, ukuran kinerja, dan pendekatan yang sama;
yang tanggung jawabnya diambil bersama.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam membentuk suatu tim adalah sebagai
berikut:
 Identitas pribadi anggota tim Sudah merupakan hal yang alami jika seseorang ingin
tahu apakah mereka cocok berada didalam tidak. Faktor saling percaya antar anggota tim
rupanya sangat penting. Oleh karena itu, setiap anggota tim harus mengenal identitas dan
karakter pribadi masing-masing. Suatu tim tidak akan dapat berjalan efektif apabila para
anggotanya tidak merasa cocok satu sama lain.
 Hubungan antar anggota tim Agar setiap anggota tim dapat bekerja sama, mereka
tentu saja harus dapat saling mengenal, saling berhubungan dan saling berkomunikasi.
Untuk itu dibutuhkan waktu bagi anggota tim yang berasal dari berbagai latar belakang
pendidikan, politik dan status sosial budaya yang berbeda- beda untuk saling mengenal
dan bekerja sama.

Tim kerja yang baik memiliki ciri sebagai berikut :


 Tujuan yang sama
 Peran dan tanggung jawab yang jelas
 Antusiasme yang tinggi
 Komunikasi yang efektif
 Resolusi konfliik
 Pikiran positif
 Evaluasi

Cara kerja Tim


 Harus kompak
keberhasilan kerja tim sangat ditentukan kekompakan anggotanya. Tim bisa kompak
kalau semua anggota paham tujuan yang ingin dicapai bersama.
 Harus Adil ( jangan berat sebelah )
Perlakuan tidak adil adalah cikal-bakal perpecahan dalam kelompok. Makanya
dalam tim harus diterapkan peraturan, pembagian dan mekanisme kerja yang jelas.
Jangan sampai ada yang merasa beban kerjanya lebih berat dari yang lain. Karena
itu, idealnya anggota tim berjumlah sekitar lima orang. Jumlah anggota tim

25
tergantung pada apa yang dikerjakan. Jika pekerjaannya banyak, tim dapat dipecah-
pecah menjadi beberapa tim kecil supaya mudah dikoordinasi.
 Hindari konflik
Biasanya banyak kepala banyak konflik, hal ini terjadi juga dalam kerja tim.
menyatukan aneka ragam karakter dan talenta, pasti ada saja bentroknya. Namun
ibarat bhinneka tunggal ika, berbeda-beda tapi tetap satu
 Atasi Konflik
Sejak awal, konflik dalam kerja tim seharusnya bisa diminimalkan dengan
pembagian tanggung jawab yang jelas. Bedakan porsi tanggung jawab berdasarkan
kompetensi masing-masing anggota.

Manfaat Tim

 Meningkatkan produktivitas
 Meningkatkan kualitas
 Meningkatkan moral karyawan
 Menekan overhead
 Stress akibat pekerjaan berkurang
 Tanggung jawab dipikul bersama
 Anggota tim memiliki penghargaan lebih besar terhadap diri sendiri
 Semua anggota diberi balas jasa dan diakui keberadaannya
 Semua anggota mampu saling mempengaruhi (meluaskan lingkaran pengaruh)
 Semua anggota mengalami rasa keberhasilan mencapai sesuatu.
 Menentukan formasi tim dan penilaiannya
Formasi tim merupakan proses perekrut-an, penyeleksian, dan evaluasi terhadap
orang-orang yang akan dijadikan anggota tim. Penilaian adalah cara yang digunakan
untuk menentukan tingkat kesiapan anggota tim yang terpilih untuk melaksanakan
tugas-tugas.
Penghambat kerjasama tim :
 Egoisme
 negative thinking
 tujuan yang berbeda
 problem solving yang salah sasaran
 Kurangnya kepedulian
 Kepribadian yang buruk
 lingkungan yang kurang kondusif

26
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Stress merupakan respon tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap tuntutan beban diatasnya
yang gejala/akibatnya negatif karena seringkali mengganggu kehidupan manusia. Upaya

27
mengelola stress dengan baik, bertujuan untuk mencegah dan mengatasi stress agar tidak sampai
ke tahap yang paling berat. Terdapat beberapa hal dalam mengatasi stress yaitu :
 Mengatur diet dan nurisi.
 Istirahat dan tidur.
 Olahraga teratur.
 Berhenti merokok.
 Menghindari minuman keras.
 Mengatur berat badan.

Adaptasi merupakan suatu bentuk respon terhadap sters sebagai suatu perbaikanpada pertahanan
agar keadaan seimbang selalu tercapai. Macam-macam adaptasi :
1. Adaptasi fisiologis
2. Adaptasi psikologis
3. Adaptasi perkembangan
Kerja Tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju suatu visi dan misi yang sama,
kemampuan mengarahkan pencapaian individu kearah sasaran organisasi.Itulah akar suatu tim
atau motivasi dan ransangan yang memungkinkan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa
Saran
Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia, oleh karena itu jagalah
kesehatan sebagaimana mestinya. Stress dapat dikatakan sebagai salah satu tes mental bagi jiwa
manusia walaupun tidak dapat dipungkiri stress juga berdampak pada fisik manusia. Untuk
menghindari stress dapat dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh antara input dan output agar
tetap seimbang (homeostatis). Sebagai manusia terapi psikologis juga diperlukan untuk
membangun spirit hidup, terapi psikologis yang paling sederhana dapat dilakukan dengan cara
selalu berpikir positif. Berpikir positif akan selalu membawa manusia kepada hal-hal yang
menjurus kepada keberhasilan dan sikap optimisme, selain itu berpikir positif juga dapat
mengurangi dampak stress pada diri seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz alimul.2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika


www.scribd.com/doc/38129552/Konsep-Stres-Dan-Adaptasi -
Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta. EGC
azarus, RS, & Folkman, S. (1984). Stress, Appraisal and Coping. Stres, Penilaian dan Coping.
New York: Springer. New York: Springer.

28
lifestyle.okezone.com/read/2011/.../usir-stres-dengan-10-cara-in

29

You might also like