You are on page 1of 35

Ns. Heni Dwi Windarwati, M.Kep.Sp.Kep.

Terapi Aktivitas Kelompok


Pengertian Kelompok

• Adalah kumpulan individu yang mempunyai


hubungan satu dengan yang lain, saling
ketergantungan dan mempunyai norma yang sama
(Stuart & Laraia, 2001).

• Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai


latar belakang yang harus ditangani sesuai
keadaannya seperti agresif,takut, kebencian,
kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan,
menarik (yalom,1995 dalam Stuart & Laraia, 2001)
Semua kondisi ini akan
mempengaruhi dinamika
kelompok, dimana anggota
kelompok memberi dan
menerima umpan balik yang
berarti dalam berbagai
interaksi yang terjadi dalam
kelompok
Tujuan dan fungsi kelompok

Tujuan dari kelompok


• Membantu anggota yang berperilaku destruktif
dalam berhubungan dengan orang lain
• Merubah perilaku yang maladaptif

Kekuatan klp ada pada kontribusi dari tiap anggota


klp & pemimpin klp dalam mencapai tujuan
kelompok
Fungsi Kelompok Secara Umum
Sebagai tempat untuk saling bertukar
pengalaman, penjelasan,dll
Merupakan sarana untuk proses umpan balik
Kelompok merupakan laboratorium tempat
mencoba dan menemukan hubungan
interpersonal yang baik, serta
mengembangkan perilaku yang adaptif
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

• Suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapi


terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama
untuk memantau dan meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota dengan memberi
kesempatan untuk berkomunikasi, saling
memperhatikan, memberi tanggapan terhadap
orang lain, mengekspresikan ide dan tukar persepsi
serta memberi stimulus eksternal
Terapi Aktivitas Kelompok dilaksanakan atas
dasar bahwa respon seseorang saling
berpengaruh dan dipengaruhi oleh orang
lain, baik destruktif ataupun konstruktif.

Terapi kelompok merupakan sarana yang


penting untuk self-understanding, self-
acceptance, short-term planning, dan
general coping support bagi klien
KONSEP MODEL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Model “Focal Conflict”


Terapi klp dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak
disadari.

Pengalaman klp secara berkesinambungan muncul, kemudian


konfrontir konflik untuk penyelesaian masalah,

Tugas terapis membantu anggota klp memahami konflik dan


mencapai penyelesaian konflik.

Menurut model ini, pimpinan klp (leader) harus memfasilitasi &


memberikan kesempatan pd anggota klp untuk mengekspresikan
perasaan dan mendiskusikannya untuk penyelesaian masalah.
Model Komunikasi

Model komunikasi menggunakan prinsip-prinsip teori


komunikasi dan komunikasi terapeutik dengan tujuan
membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dan
sosial anggota klp.

Adanya disfungsi atau komunikasi yang tidak efektif dalam


klp menyebabkan ketidakpuasan anggota klp, umpan balik
tidak adekuat, dan keterpaduan klp menurun

Dengan menggunakan model ini leader berperan


memfasilitasi komunikasi efektif, masalah individu atau klp
dapat diidentifikasi dan diselesaikan.
Leader mengajarkan pada klp bahwa:

1. Perlu berkomunikasi dlm klp


2. Anggota harus bertanggung jawab thd apa yang di ucapkan
3. Komunikasi berada pada semua level, misalnya komunikasi verbal,
nonverbal, terbuka, dan tertutup
4. Pesan yang di sampaikan dapat di pahami orang lain
5. Anggota dapat memahami teori komunikasi dalam membantu satu
dan yang lain untuk melakukan komunikasi efektif.

Leader juga perlu menjelaskan secara singkat prinsip-


prinsip komunikasi dan bagaimana menggunakan di dalam
kelompok serta menganalisa proses komunikasi tersebut
Model Interpersonal

Interaksi dalam klp dapat di pandang sebagai proses sebab akibat,


dimana perasaan dan tingkah laku anggota merupakan akibat dari
tingkah laku anggota yang lain.

Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan klp.

Anggota klp belajar dari interaksi antar anggota dan terapis.

Melalui proses ini kesalahan persepsi dapat di koreksi dan perilaku


sosial yang efektif dipelajari

Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk


mengidentifikasi dan mengubah perilaku
Model Psikodrama

Model ini memotivasi anggota klp untuk berakting


sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau
peristiwa yang lalu.

Anggota memainkan peran sesuai dengan peristiwa


yang pernah dialami.

Psikodrama ini dilakukan secara spontan dan


memberikan kesempatan pada anggota untuk
berakting diluar spesifik yang pernah terjadi
Komponen Kelompok

Komponen kelompok ada 8 aspek


sebagai berikut (Stuart & Laraia, 2001):

Struktur kelompok
Menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan
keputusan dan hubungan otoritas dalam klp.

Struktur klp menjaga stabilitas dan membantu mengatur pola


perilaku dan interaksi.

Ex: ada pemimpin & ada anggota, arah komunikasi di pandu


oleh pemimpin, keputusan di ambil bersama
Besar kelompok
☺ Jumlah klp yg nyaman pada klp kecil :
o 7-10 orang (Stuart & Laraia,2005)
o 10-12 orang ( Lancester,1980)
o 5-10 orang (Williams & Beck,1993)

☺Jika terlalu besar  tdk semua anggota mendapat


kesempatan ungkapkan perasaan, pendapat dan
pengalaman
☺Jika terlalu kecil  tdk cukup variasi & interaksi yg
terjadi
Lamanya sesi

 Waktu optimal satu sesi


 fungsi klp rendah : 20-40 mnt
 fungsi klp tinggi : 60-120 mnt (Stuart & Laraia, 2001)

Biasanya dimulai dg :
Pemanasan
tahap kerja
finishing

Banyaknya sesi tergantung tujuan klp : 1


atau 2 kali per minggu atau sesuai
kebutuhan
Komunikasi

• Pemimpin mengobservasi dan menganalisis pola komunikasi klp

• Pemimpin menggunakan umpan balik  kesadaran pd anggota 


dinamika yg terjadi

• Observasi komunikasi verbal & nonverbal, termasuk :


1. Komunikasi tiap peserta
2. Rancangan setting
3. Tema umum yang di ekspresikan
4. Frekuensi komunikasi & org yg di tuju selama berkomunikasi
5. Kemampuan anggota klp sbg pandangan thd klp
6. Proses penyelesaian msl yg terjadi

• Pemimpin mengkaji resisten, konflik interpersonal, tingkat


kompetisi,bgm klp melaksanakan kegiatan
Peran kelompok

• Pemimpin perlu mengobservasi peran yg terjadi dlm


klp

• 3 peran dan fungsi yg ditampilkan anggota klp dlm


kerja klp
– Maitenance roles
• peran serta aktif dlm proses dan fungsi klp (penyelaras,
pemusyawarah, penjaga, pengikut,dll)
– Task roles
• fokus pada penyelesaian tugas (pemimpin, penanya, fasilitator,
penyimpul,dll)
– Individual roles
• self centered dan distraksi pd klp (korban, monopoli,diam, tukang
komplain,negatif moralis,dll)
Kekuatan (power)

Kekuatan adalah kemampuan


anggota klp dalam mempengaruhi
klp

Untuk menetapkan kekuatan


anggota klp yg bvariasi  perlu di
kaji :
• siapa yg plg banyak menerima perhatian
• siapa yg plg banyak mendengarkan
• siapa yg membuat keputusan untuk klp
Norma

• Norma  standart perilaku


• Pengharapan perilaku klp masa datang berdasar
pengalaman masa lalu dan saat ini
• Pemahaman akan norma klp  berguna untuk
mengetahui pengaruhnya thd komunikasi & interaksi
klp
• Kesesuaian perilaku dg norma  dpt diterima
• Anggota tdk mengikuti norma  dianggap
pemberontak/ ditolak klp lain
Kohesivenes

Adalah kekuatan anggota klp bekerja bersama


mencapai tujuan

Membuat anggota klp tetap betah dlm klp

Perlu identifikasi apa yg membuat klp tertarik dan puas


thd klp

Pemimpin perlu mengupayakan kohesivenes klp


terwujud dengan baik
1. Mendorong anggota klp bicara satu sama lain
2. Diskusi dg kata-kata “kita”
3. Menyampaikan kesamaan anggota klp
4. Membantu anggota klp unt mendengarkan yg lain berbicara

Dapat di ukur dg seberapa sering anggota memberi pujian dan


mengungkapkan kekaguman
Perkembangan Kelompok
Kelompok sama halnya dg individu punya kapasitas utk tumbuh kembang
Terdiri dari 4 fase :
a. Fase Pra-kelompok
– Yang perlu diperhatikan adalah tujuan dari klp
– Ketercapaian tujuan sangat dipengaruhi oleh perilakuoleh perilaku
pemimpin
– Perlu di susun proposal :
• daftar tujuan umum dan khusus
• daftar pemimpin klp disertai keahliannya
• daftar kerangka teoritis yg digunakan untuk mencapai tujuan
• daftar kriteria anggota klp
• uraian proses seleksi anggota klp
• uraian struktur klp : tempat sesi, waktu sesi, jml anggota, jumlah
sesi,perilaku anggopta yang diharapkan, perilaku pemimpin yang
diharapkan
• Uraian proses evaluasi anggota klp&klp
• Uraian alat dan sumber yang dibutuhkan
• jika perlu, uraiakn dana yang di butuhkan
b. Fase Awal Klp
– Ditandai dengan ansietas karena msk klp baru
– Terdapat 3 fase :
• Tahap orientasi
• Tahap konflik
• Tahap Kohesif

c. Fase Kerja
– Klp sudah menjadi tim
– Kekuatan terapeutik dapat tampak yaitu 11 faktor terapiutik
– Beberapa problem yang mungkin muncul adalah subgroup,
conflict, self-desclosure, resistance
– Beberapa klp menjadi sgt akrab, berlomba mendapatkan
perhatian pemimpin, tidak ada lg kerahasiaan
– Pada akhir fase anggota klp menyadari produktifitas dan
kemampuan yang bertambah disertai percaya diri
d. Fase Terminasi
– Terminasi dilakukan setelah bbrp sessi dimana tiap sessi
memperlihatkan pencapaian tertentu
– Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan
pengalaman klp akan digunakan scr individual pd kehidpn
sehari-hari
– Pada akhir sessi, perlu di catat atau didokumentasikan proses yg
terjadi berupa notulen
JENIS TAK

• TAK Sosialisasi
• TAK Orientasi Realita
• TAK Stimulasi Sensori
• TAK Stimulasi Persepsi
TAK Sosilisasi

• TAK sosialisasi adalah TAK dengan aktivitas belajar


tahapan komunikasi dengan orang lain untuk
meningkatkan kemampuan dalam berhubungan
social

• TAK sosialisasi diindikasikan untuk pasien:


– Isolasi Sosial
– Kerusakan Interaksi Sosial
– Harga diri rendah
• Tujuan TAK sosialisasi
– Pasien mampu memperkenalkan diri
– Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
– Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
– Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan
– Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain
– Pasien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
– Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegaiatan
TAK sosialisasi yang telah dilakukan
• TAK sosialisasi terdiri dari 7 sesi meliputi:
– Sesi I : Memperkenalkan diri
– Sesi II : Berkenalan dengan anggota kelompok
– Sesi III : Bercakap-cakap dengan anggota
– Sesi IV : Menyampaikan topik pembicaraan
– Sesi V : Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan
orang lain
– Sesi VI : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
– Sesi VII : Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
kelompok yang telah dilakukan
TAK Stimulasi Persepsi

• TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan


aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman
dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil
diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.

• Indikasi TAK stimulasi persepsi:


– Pasien dengan risiko perilaku kekerasan
– Pasien dengan halusinasi
– Pasien dengan harga diri rendah
– Pasien dengan isolasi sosial
• Tujuan TAK stimulasi persepsi:
– Pasien dapat mempersepsikan stimulus yang
dipaparkan kepadanya dengan tepat
– Pasien dapat menyelesaikan masalah yang timbul
dari stimulus yang dialami.
TAK stimulasi persepsi terdiri dari 3 jenis meliputi:
• TAK Stimulasi Persepsi Umum:
– Sesi I: Menonton TV
– Sesi II: Membaca majalah/Koran
– Sesi III: Melihat gambar

• TAK Stimulasi persepsi mengontrol perilaku kekerasan:


– Sesi I: Mengenal perilaku kekerasan
– Sesi II: Mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan fisik
– Sesi III: Mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan interaksi social asertif
– Sesi IV: Mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan patuh minum obat
– Sesi V: Mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan ibadah
– Sesi II: Melatih kemampuan dan aspek positif
• TAK Stimulasi persepsi mengontrol halusinasi:
– Sesi I: Mengenal halusinasi
– Sesi II: Mengontrol halusinasi: menghardik halusinasi
– Sesi III: Mengontrol halusinasi: melakukan kegiatan
– Sesi IV: Mengontrol halusinasi: bercakap-cakap
– Sesi V: Mengontrol halusinasi: minum obat teratur

• TAK Stimulasi persepsi harga diri rendah:


– Sesi I: Mengidentifikasi aspek positif
– Sesi II: Melatih kemampuan dan aspek positif
TAK Stimulasi Sensori

• TAK stimulasi sensori adalah TAK dengan fokus


memberikan stimulasi kepada pasien agar
memberikan respon yang adekuat.

• TAK stimulasi sensori diindikasikan untuk pasien:


– Isolasi sosial
– Harga diri rendah
– Kurang komunikasi verbal
• Tujuan TAK stimulasi sensori meliputi:
– Pasien mampu berespon terhadap suara yang didengar
– Pasien berespon terhadap gambar yang dilihat
– Pasien berespon terhadap gambar yang dilihat
– Pasien mengekspresikan perasaan melalui gambar

• Bentuk terapi aktivitas kelompok terdiri dari tiga macam yaitu


stimulasi suara, stimulasi gambar atau gabungan. Dalam
terapi aktivitas kelompok di masyarakat ada 3 sesi yang bisa
diterapkan meliputi:
– Sesi I: Stimulasi sensori; musik
– Sesi II: Menggambar
– Sesi III: menonton TV/Video
TAK Orientasi Realita

• TAK orientasi realita adalah TAK dengan kegiatan


utama upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata
kepada pasien, yaitu orientasi pada diri sendiri, orang
lain, lingkungan/tempat, dan waktu.

• Indikasi TAK stimulasi sensori adalah pasien yang:


– Gangguan orientasi realita: orang, tempat, waktu, misalnya
pada psikotik
– Pasien demensia
• Tujuan TAK orientasi realita:
– Pasien mengenal tempat ia berada
– Pasien mengenal waktu
– Pasien mengenal diri sendiri dan orang lain

• Bentuk kegiatan TAK orientasi realita adalah


pengenalan orang, tempat, dan waktu yang
dikerjakan dalam kelompok. Tahapannya meliputi:
– Sesi I: Pengenalan orang
– Sesi II: Pengenalan tempat
– Sesi III: Pengenalan waktu

You might also like