You are on page 1of 9

PENDAHULUAN

Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari

mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan

dasar di banyak keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya

terdapat berbagai macam agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini

pada adanya keadaan nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang

akan bertahan, contohnya, pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh

zat cair atau pada udara, Air, makanan, kotoran, atau ruangan berdebu.

Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi, cara kerja steril ini

digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan kultur dan pembuatan preparat. Sterilisasi dapat

dilakukan secara; (1) Fisik di bagi menjadi beberapa bagian antara lain (a) dengan ”Hot air

Sterilization” oven. Bahan dari gelas dibungkus dengan alumunium foil, suhu 170-250°C selama

2 jam. (b) panas basah dengan tekanan, suhu 121°C selama 15 menit. Alat yang digunakan

adalah autoclave, caranya: alat-alat gelas dibungkus lagi dengan alumunium foil. (c) Pressure

Cooker, caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap terbuka agar keluar uap kemudian

klep uap ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu telah 121°C dengan tekanan 1,5 atm, dijaga

konstan selama 15 menit. Kemudian buka klep uap hingga tercapai tekanan nol, dan setelah suhu

mencapai suhu kamar, alat dan bahan dikeluarkan. (2) Kimia yaitu dengan menggunakan zat-zat

kimia seperti desinfektan, antiseptik. (3) Radiasi yaitu dengan menggunakan sinar Ultraviolet,

biasanya digunakan pada ruangan dan alat-alat plastik. (4) Filter yaitu dengan menggunakan

membran filter dan Vacum Pump (Junaidi, 2009).


Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua

bentuk kehidupan (Indra, 2010). Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu

secara mekanik, fisik dan kimiawi.

1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil

(0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini

ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.

2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.

- Pemanasan

a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh

alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.

b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok

untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.

c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih

tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.

d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf

- Penyinaran dengan UV

Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh

mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu

UV

3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.

Tujuan dari kegiatan praktikum sterilisasi ini adalah agar mahasiswa mengetahui

sterilisasi dengan autoklaf, filtrasi, tyndalasi dan mahasiswa dapat melakukan kerja aseptis.
TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga

jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.

Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri

(Fardiaz, 1992). Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan

bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung

sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia

akan diluluhkan (Lay dan Hastowo, 1992).

Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu panas, penyaringan, radiasi, dan

penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara panas dapat dilakukan dengan panas

basah, panas kering, pemanasan bertahap dan perebusan.

Pemanasan basah

Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air.

Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat

dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit (Hadioetomo,

1985). Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama

karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam sel

(Fardiaz, 1992).
Pemanasan kering

Dibandingkan pemanasan basah, pemanasan kering kurang efisien dan membutuhkan

suhu yang lebih tinggi serta waktu lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa

kelembaban maka tidak ada panas laten (Hadioetomo, 1985). Pemanasan kering dapat

menyebabkan dehidrasi sel dan oksidasi komponen-komponen di dalam sel (Fardiaz, 1992).

Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan atau alat

yang disterilkan, selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi uap kering lebih murah

dibandingkan uap basah (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan kering sering dilakukan dalam

sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-1800C

selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992).

Pemanasan bertahap

Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia tahan terhadap uap 1000C

(Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan bertahap (tindalisasi) dilakukan dengan cara memanaskan

medium atau larutan menggunakan uap selama satu jam setiap hari untuk tiga hari berturut-turut.

Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat

bergerminasi menjadi sel vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemanasan berikutnya

(Fardiaz, 1992).
Perebusan

Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu 1000C selama

beberapa menit (Fardiaz,1992). Pada suhu ini sel vegetatif dimatikan, sedang spora belum dapat

dihilangkan (Lay dan Hastowo, 1992).

Beberapa bakteri tertentu tahan terhadap suhu perebusan ini, misalnya Clostridium

perfringens dan Clostridium botulinum tetap hidup meskipun direbus selama beberapa jam (Lay

dan Hastowo, 1992)

Penyaringan

Penyaringan adalah proses sterilisasi yang dilakukan pada suhu kamar. Sterilisasi dengan

penyaringan digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas misalnya serum, urea dan enzim

(Lay dan hastowo, 1992). Dengan cara penyaringan larutan atau suspensi dibebaskan dari semua

organisme hidup dengan cara melakukannya lewat saringan dengan ukuran pori yang sedemikian

kecilnya sehingga bakteri dan sel-sel yang lebih besar tertahan diatasnya, sedangkan filtratnya

ditampung didalam wadah yang steril (Hadioetomo,1985).

Radiasi ionisasi

Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energi yang jauh lebih tinggi daripada

sinar ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya desinfektan yang lebih kuat. Salah satu contoh

radiasi ionisasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari kobalt-10 (Fardiaz, 1992). Radiasi

dengan sinar gama dapat menyebabkan ion bersifat hiperaktif (Lay dan Hastowo, 1992).
Radiasi sinar ultra violet

Sinar ultra violet dengan panjang gelombang yang pendek memiliki daya antimikrobial

yang sangat kuat. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan

kerusakan pada permukaan sel. Kerusakan tersebut dapat diperbaiki bila disinari dengan berkas

yang mempunyai gelombang yang lebih panjang (Lay dan Hastowo, 1992).

Penambahan bahan kimia

Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu

yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas. Bahan kimia yang sering

digunakan antara lain : 1) Alkohol, daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein. Cairan alkohol

yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih

rendah kurang efektif. 2) Khlor, Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang

akan mengkoagulasikan protein sehingga membran sel rusak dan terjadi inaktivasi enzim. 3)

Yodium, daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam emzim atau

protein mikroorganisme. 4) Formaldehida 8 % merupakan konsentrasi yang cukup ampuh untuk

mematikan sebagian besar mikroorganisme. Daya kerjanya adalah berkaitan dengan amino

dalam protein mikrobia. 5) Gas etilen oksida, gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan

bahan yang dibuat dari plastik.

Sterilisasi dengan bahan kimia digunakan alkohol 70 %. Etil alkohol sangan efektif pada

kadar 70 % daripada 100 % dan ini tidak membunuh spora. Sterilisasi dengan alkohol dilakukan

pada proses pembuatan kultur stok dan teknik isolasi. Alkohol 70 % disemprotkan pada tangan

praktikan dan alat-alat seperti makropipet dan mikropipet. Menurut Volk dan Wheeler (1988),

alkohol bila digunakan pada kulit kontaknya terlalu pendek untuk menimbulkan banyak efek
germisida dan alkohol segera menguap karena sifatnya mudah menguap. Namun alkohol dapat

menyingkirkan minyak, partikel debu, dan bakteri. Menurut Gupte (1990), alkohol 70 % dapat

menyebabkan denaturasi protein dan koagulaasi.


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum sterilisasi adalah alkohol

Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum sterilisasi adalah cawan petri, botol

C1000, laminar air flow dan kertas koran.

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 2 November 2010 pukul 08.00 WITA-

11.00 WITA, di labolatorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Prosedur Kerja

Sterilisasi tempat

Sterilisasi dilakukan dengan cara menyemprotkan cairan alcohol ke atas meja yang

kemudian dibersihkan dengan kapas

Sterilisasi alat cawan petri dan botol C1000

Sterilisasi cawan petri dan botol C1000 dilakukan dengan cara membungkus cawan dan

botol C100 menggunakan kertas koran.


Pertama kertas koran dibagi menjadi empat bagian, setiap bagian digunakan untuk

membungkus 1 cawan petri atau 1 botol C1000. Pada cawan petri cara membungkusannya

dilakukan dengan cara menempatkan cawan petri di tengah-tengah koran kemudian melipat

bagian kertas koran yang berlebih ke cawan petri sehingga membentuk cawan petri tersebut.

Pada pembungkusan botol C1000 dilakukan dengan cara meletakkan botol C1000 di

tengah-tengah bagian koran. Kemudian menyatukan sudut-sudut koran dalam satu titik dan

melipatnya, sehingga membentuk botol C1000 tersebut.

Apabila sudah dibungkus koran cawan petri dan botol C1000 di masukkan kedalam oven,

dan dioven selama 1 jam dalam suhu 170ºC

Penggunaan laminar air flow

Sebelum digunakan laminar air flow terlebih dahulu disemprot dengan alcohol supaya

steril kemudian dinyalakan. Setelah dinyalakan barulah alat dan bahan dimasukkan.

Sebelum melakukan kegiatan isolasi, tangan terlebih dahulu di sterilkan dengan cara

disemprot dengan alcohol.

You might also like