You are on page 1of 9

PANDUAN TEKNIK MEMBUAT BENIH MELON SENDIRI YANG BERMUTU

BERKUALITAS

Menghasilkan Benih yang Baik


Untuk menghasilkan benih yang baik, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1: Tanaman Sehat


Untuk menghasilkan benih yang berkualitas, langkah pertama adalah dengan menanam
tanaman
yang sehat. Untuk ini dibutuhkan tanah yang sehat, kompos dan mulsa yang cukup.

Langkah 2: Pilih Benih yang Paling Baik


Selalu ambil bibit dari tanaman yang terbaik.
Ciri tanaman ini biasanya:
• Menghasilkan buah atau daun yang lezat dan sehat.
• Bebas dari penyakit dan secara alamiah tahan hama.
• Tahan terhadap kondisi ekstrem. Misalnya, mampu bertahan terhadap kondisi yang
sangat
kering atau panas, atau masih bisa tumbuh pada tanah yang berbatu.
• Lambat menghasilkan benih. Kumpulkan benih dari tanaman yang menghasilkan bunga
dan benih paling terakhir, bukan yang pertama.
Seleksilah benih dari banyak tanaman. Jika Anda menanam pohon, misalnya pohon jati,
pilihlah benih dari
banyak pohon jati yang berbeda. Demikian halnya untuk tanaman lainnya. Ketika
memilih benih, Anda
akan mendapatkan karaketristik tanaman untuk tanaman berikutnya. Jika Anda memilih
tanaman yang
sehat, tanaman berikutnya pun memiliki karakteristik yang sama dengan tanaman
induknya.
Benih-benih yang besar umumnya akan bertahan lebih lama daripada benih-benih yang
lebih kecil!

Langkah 3: Cara Memanen Benih


Berilah label pada tanaman yang akan diambil benihnya sehingga tanaman itu tidak
dipanen
untuk dikonsumsi. Tunggulah sampai tanaman itu masak sebelum dipetik benihnya. Ini
berarti
membiarkan tanaman tersebut melewati tahapan yang layak untuk dikonsumsi. Buah
yang
masih muda memiliki benih yang muda juga sehingga tidak bisa berkecambah. Waktu
yang
terbaik untuk memetik benih adalah menjelang tengah hari, saat matahari bersinar dan
cuaca
cerah. Bila memanen benih pada musim hujan, Anda bisa memetik buah, benih, atau
lebih baik
lagi dengan mencabut seluruh tanamannya dan menggantungnya dekat perapian.
Kelembaban
sedikit saja akan membuat benih itu menjadi rusak.

Selalu petik lebih banyak benih daripada yang Anda butuhkan untuk musim
berikutnya. Cara ini akan membantu mencegah kehabisan benih karena kerusakan
yang disebabkan oleh serangga atau hewan, atau benih menjadi busuk. Hal ini
juga memungkinkan untuk melakukan penyulaman jika beberapa tanaman tidak
tumbuh. Sisa benih dapat juga ditukarkan atau dijual ke bank benih masyarakat.

Langkah 4: Membersihkan Benih


Benih yang terbungkus dengan kulit atau cangkang dapat dikupas dan dipisahkan dengan
tangan. Benih-benih yang kecil berkulit dapat disimpan dalam sebuah tas, kemudian
dilipat dan dengan hati-hati diremas untuk memisahkan bijinya. Setiap sisa tanaman
apapun harus dipisahkan dari benih/biji dengan cara menampi atau dengan tangan.
Benih dari tomat, mentimun dan labu perlu dikeluarkan dan ditempatkan dalam
wadah yang diberi air. Benih itu harus dibersihkan dengan baik dan kemudian
dibilas sehingga semua daging biji terpisahkan dari benih. Benih-benih tersebut
kemudian dikeringkan.
Benih tomat dan mentimun dapat difermentasi untuk menghilangkan beberapa penyakit.
Ambillah biji dan
daging buah dari buah yang masak. Masukkan ke dalam suatu wadah air dan biarkan
selama beberapa
hari. Busa akan terbentuk pada permukaan air pada wadah tersebut, ini menunjukkan
bahwa terjadi
proses fermentasi. Benih itu kemudian dapat dicuci dengan air. Semua sisa daging
buahnya harus dibuang.
Lalu sebarlah benih di atas plat plastik, kayu atau logam untuk diangin-anginkan di
bawah naungan.

Langkah 5: Mengeringkan Benih


Mengeringkan benih merupakan bagian yang sangat penting dari proses penyimpanan
benih.
Jika benih tidak dikeringkan dengan baik maka benih akan membusuk ketika disimpan.
Benih
dapat dikeringkan dengan cara apapun yang bisa Anda lakukan. Namun, sangat penting
untuk
mengikuti beberapa langkah praktis berikut ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik:
• Beberkan dan angin-anginkan benih itu. Loyang ceper, nampan anyaman, kertas bekas,
tikar atau yang lainnya dapat digunakan sebagai alas. Untuk benih yang besar, tempatkan
pada tas anyaman dan digantung untuk dikeringkan. Balik-balikkan sekali atau dua kali
sehari sehingga semua benih itu kering.
• Lindungi benih itu dari gangguan binatang, khususnya tikus.
• Untuk benih-benih yang kecil dan ringan, berilah perlindungan ekstra karena benih ini
gampang terbang.
• Benih yang kecil umumnya membutuhkan waktu 1 minggu dan benih yang besar butuh
waktu sekitar 1-2 minggu untuk kering sempurna.
• Awalilah proses pengeringan dengan menempatkan benih selama dua hari di tempat
teduh
atau di dalam ruangan. Kemudian pindahkan ke bawah terik matahari selama setengah
hari untuk hari-hari berikutnya. Ini akan membantu membunuh serangga dan telurnya.
Masukkan benih itu ke dalam rumah di malam harinya. Pada musim hujan, akan lebih
baik
untuk melakukan pengeringan dekat perapian.
Gunakan uji gigit untuk mengetahui apakah benih itu sudah kering atau belum. Gigitlah
sebuah
benih secara perlahan. Jika benih itu keras dan tidak meninggalkan bekas gigitan, berarti
benih itu telah siap disimpan. Jika ada bekas gigitan pada benih itu, berarti benih itu
belum
kering benar dan butuh dikeringkan lagi. Jika gigi Anda patah ketika menggigit, berarti
untuk
pengujian berikutnya jangan terlalu keras menggigitnya

Langkah 6: Menyimpan Benih


Setelah benih itu kering, perlu dilakukan penyimpanan yang baik. Bila iklim tidak
mendukung,
benih bisa membusuk dengan cepat jika penyimpanannya salah. Dalam penyimpanan,
benih
harus dilindungi dari:
• Udara, yang akan mengurangi umur hidup benih.
• Kelembaban, yang akan membuat benih membusuk.
• Panas, yang akan mengurangi jumlah benih yang dapat tumbuh waktu ditanam.
• Binatang, yang dapat merusak benih.
• Serangga, yang dapat memakan atau merusak benih. Jika telur serangga ada dalam
wadah
penyimpanan maka telur itu bisa menetas dan anakan serangga bisa memakan benih itu.
• Cahaya/sinar, yang juga bisa merusak benih.
Untuk mencegah masalah tersebut, pastikan bahwa benih-benih
itu telah betul-betul kering dan bersih. Kemudian, pada saat cuaca
cerah, tempatkan benih dalam suatu wadah yang kedap udara.
Untuk mengurangi masalah kelembaban, bisa ditambahkan
abu kayu bakar pada bagian bawah wadah itu (tentu saja
abu kayu bakar yang sudah dingin). Bisa juga digunakan
bubuk susu atau bijian lain yang sudah sangat kering, ini
akan menyerap kelembaban berlebih.

A. Pendahuluan

      1. Latar Belakang


Persyaratan dan tata cara sertifikasi benihBenih secara umum adalah istilah yang dipakai
untuk bahan dasar pemeliharaan tanaman atau hewan. Istilah ini biasanya dipakai bila
bahan dasar ini berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran hasil akhirnya (dewasa). bina
tanaman pangan ini merupakan pedoman sertifikasi secara umum, dan sekaligus
merupakan tindak lanjut penerapan di lapangan terhadap ketentuan-ketentuan mengenai
sertifikasi benih yang tertuang dalam peraturan manteri pertanian nomor
39/permentan/OT.140/8/2006.

      2. Maksud dan Tujuan

Sebagai acuan untuk petugas pengawas benih, produsen benih yang mendapatkan
sertifikat sertifikasi system manajemen mutu dan produsen benih yang mendapatkan
sertifikat sertifikasi produk/benih dalam melaksanakan tugas operasional di lapangan.

B. Pengertian

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Benih bina adalah benih dari varietasDalam pengertian botani varietas adalah
suatu peringkat taksonomi sekunder di bawah spesies[1]. Peringkat sekunder lain
di bawah spesies adalah forma. Suatu varietas menunjukan penampilan yang khas
berbeda dari varietas lain, tetapi akan bersilang dengan bebas terhadap varietas
lainnya (jika dilakukan kontak dengannya). Penulisan nama varietas dicetak
miring (atau diberi garis bawah jika tulisan tangan) dan didahului dengan
singkatan "var." Contoh: Oryza sativa var. indica. unggul yang telah dilepas, yang
produksi dan peredarannya diawasi.
2. Benih tanman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya
yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mangambang biakkan tanaman.
3. Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui sertifikasi
benih, sertifikasi system manajemen mutu dan/atau sertifikasi produk.
4. Sertifikasi benih adalah proses pemberian sertifikat benih tanaman setelah melalui
pemeriksaan lapangan dan atau pengujian, pengawasan serta memenuhi semua
persyaratan dan standar benih bina.
5. Serifikat benih bina adalah dokumen yang menyatkan kesesuaian antara hasil
kegiatan sertifikasi benih bina dengan persyaratan dan standar mutu benih bina
6. Produsen benih bina adalah perorangan badan hokum atu instansi pemerintah
yang melakukan proses produksi benih bina
7. Varietas adalah bagin dari suatu jenis yang ditandai oleh bentuk tanman,
pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji dan sifat-sifat lain yang dapat dibedakan
dalam jenis yang sama.
8. Varietas lain adalah tanaman atau bei yang dapat dibedakan dari varietas yang
sedang diperiksa, tetapi tidak termasuk varietas yang merupakan sifat-sifat dari
varietas itu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam diskripsi
9. Benih penjenis (Breeder Seed) adalah benih yang diproduksi dibawah pengawsan
pemulia yang bersangkutan dengan prosedur baku yang memenuhi sertifikasi
system mutu sehingga tingkat kemurnian genetic varietas (true-to-type)
terpelihara dengan sempurna.
10. Benih dasar adalah keturunan pertama dari benih penjenis yang memenuhi standar
mutu kelas benih dasar.
11. Benih pokok adalah keturunan pertama dari benih dasar atau benih penjenis yang
memenuhi standar mutu kelas benlh pokok.
12. Benih sebar adalah keturunan pertama dari benih pokok, banih dasar/benih
penjenis.
13. Galur adalah kelompok tanaman yang sudah seragam.
14. Pemeriksaan lapangan system checkplot adalah suatu evaluasi keaslian dan
kemurnian varietas dengan menanam benih varietas tersebut dan
membandingkannya dangan tanaman contoh benih otentik.

C. Penyelenggaraan sertifikasi

1.  Sertifikasi melalui pengawsan pertanaman dan/atau uji laboratorium

 Pemohon sertifikasi benih adalah orang / bdan hukum atau instansi pemerintah
yang ingin memproduksi benih bina, terdaftar/atau mempunyai ijin memproduksi
benih dari bupati/walikota.

1. Apabila pemohon adalah orng/badan hukum, maka benih tersebut disertifikasi


atas nama orang/badan hukum yang menandatangani permohonan sertifikasi
2. Apabila pemohon sertifikasi berjumlah 2 orang atau lebih maka permohonan
dapat ditandatangni oleh satu orang atas nama seluruhnya atau oleh setiap
pemohon sesuai perjanjian kerja samanya

 Apabila pemohon memproduksi benih secara kontrak dengan pihak lain, dan
ternyata pemohon tidak bermaksud melanjutkan permohnan sertifikasi, maka
pihak lain (kontraktor) tersebut dapat melanjutkan permohonan sertifikasi atas
namanya sepanjang tidak diatur secara lain dalam kontrak yang bersangkutan
 Apabila pemohon karena sesuatu hal akan mengalihkanatau tidak dapat
melanjutkan permohonan sertifikasinya, pihak lain dapat melanjutkan
permohonan sertifikasi atas namanya, sepanjang disepakati oleh kedua belah
pihak dan dilaporkan kepada instansi penyelenggara sertifikasi yang bersangkutan

2.   Permohonan Sertifikasi

 Diajukan oleh pemohon kepada instansi penyelenggara sertifikasi benih setempat


 Hanya dapat diajukan oleh produsen yang memenuhi syarat

1. Menguasai lahan yang akan digunakan untuk memproduksi benih


2. Memiliki atau menuasai benih simber
3. Mampu memelihara dan mengatur lahan pertanamannya
4. Memakai petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi beni sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
5. Mempunyia fasilitas sesuai dengan jenis tanaman yang diusahakan
6. Bersedia membayar biaya pemeriksaan lapangan dan pengujian benih sesuai
dengan ketentuan yang berlaku

 Diajukan kepada penyelenggara sertifikasi benih paling lambat 10 hari sebelum


tabur dan mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah ditentukan
 Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlaku untuk satu unit sertifikasi
yaitu terdiri dari a varietas dan 1 kelas benih dalam satu keasatuan lahan (lot)
 Dilampiri :

1. Label benih sumber yang akan ditanam


2. Sket peta lapangan

 Pemeriksaan Dokumen

Pemeriksaan kebenaran dokumen dilakukan sebelum benih disebar, untuk mendapatkan


kepastian bahwa data yang diberikan benar-benar sesuai dengan keadaan dilapangan

 Pemeriksaan Pertanaman

a. Untuk mendapatkan kepastian bahwa yang akan dihasilkan dari pertanaman


tersebut adalah benar terdiri dari varietas yang dimaksud dan tidak tercampur
sampai batas toleransi
b. Produsen harus nyampaikan permintaan pemeriksaan pertanaman selambat-
lambatnya satu minggu sebelum pemariksaan kepada penyelenggara sertifikasi
c. Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh PBT
d. Sebelum pemeriksaan dilakukan, produsen harus membersihkan CVL, tipe
simpang, tanaman yang terserang hama, dan rerumputan
e. Dilakukan pada fase-fase pertumbuhan tertentudari tanaman yang bersangkutan
f. Apabila ternyata dalam pemeriksaan tidak memenuhi standar yang berlaku, maka
sertifikasi tidak bias dilanjutkan
g. Laporan pemeriksaan pertanaman dibuat oleh Pengawas Benih Tanaman dan
disampaikan kepada produsen paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah selesai
pemeriksaan

 Pemeriksaan alat panen

1. Produsen harus mengajukan permintaan untuk pemeriksaan tersebut selambat-


lambatnya 1 minggu sebelum panen/digunakan
2. Fasilitas penyimpanan serta peralatan yang akan dipakai untuk tanam, panen,
pengolahan, pengeringan dan atau peralatan lainnya harus dibersihkan
3. Dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman
 Pengawasan benih pada saat panen dan proses pengolahan

1. Pengawasan dilakukan oleh Pengawas Benih pada saat-saat tertentu tanpa


pemberitahuan terlebih dahulu
2. Benih harus disimpan dalam tempat dengan kondisi yang sesuai serta sirkulasi
udara terjamin
3. Semua benih bersertifikat harus dimasukkan atau diletakkan pada tempat yang
bersih
4. Identitas kelompok benih seperti jenis/varietas, nomor kelompok, asal lapangan
atau blok, harus ada dan terpelihara setiap sama
5. Penyusunan wadah
6. Wadah diatur sedimikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan tepat
dan setiap wadah benih mempunyai klesempatan yang sama untuk diambil contoh
benihnya serta contohnya dapat diambiol dengan mudah

 Pengambilan contoh benih

1. Contoh benih untuk pengujian laboratorium hanya dapat diambil dari kelompok
benih yang sejarah pembentukan kelompoknya jelas, diberi identitas jelas dan
seragam mutunya
2. Jumlah/beratnya satu kelompok benih untuk masing-masing jenis/varietas tidak
lebih dari ketentuan yang berlaku
3. Contoh benih dari suatu kelompok benih akan diambil oleh petugas.
4. Cara pengmbilan contoh benih, jumlah atau berat contoh dan alat pengambilannya
harus sesuai dengan pedoman yang berlaku
5. Contoh benih yang telah disampaikan ke Labratorium tidak dapat diambil kembali
6. Pengambilan contoh benih ulangan

Dari setiap kelompok benih hanya diambil satu contoh benih resmi, kecuali dalam hal-hal
tertentu dapat diambiol contoh ulangan. Bagi benih yang berbentuk biji hal-hal tertentu
tersebut yaitu apabila:

a. Suatu kelompok benih tidak memenui standar pada pengujian pertama karena
tercampur benih tanaman lainnya
b. Pada pengujain pertama ternyata kadar airnya tidak memenuhi standar
c. Pada pengujian pertama ternyata daya tumbuhnya tidak memenuhi standar

1. Dalam setiap pengujian ulangan, hasil pengujian terakhir dari setiap kelompok
benih merupakan hasil pengujian resmi yang menetukan dipenuhi/tidaknya
standar sertifikasi. Data dari pengujian terakhir ini akan dipakai sebagai dasar
pada pengisian data label atau sertifikat
2. Apabila suatu kelompok benih asal dibagi menjadi beberapa kelompok benih,
tiap-tiap kelompok benih harus diuji lengkap untuk sertifikasi
3. Apabila beberapa kelompok benih dari varietas yang sama dicampur menjadi 1
kelompok benih, percampuran tersebut hrus memakai alat/pengaduk yang
memenuhi syarat. Apabila berbeda kelas maka kelompok tersebut dijadikan kelas
benih yang rendah dan tanggal panen memperhatikan tanggal panen paling awal
untuk menetapkan batas masa berlaku label

1. Pemberian Sertifikat Benih


a. Laporan mengenai pemeriksaan tersebut, dibuat dalam bentuk yang
ditetapkan
b. Suatu kelompok benih yang memenuhi semua persyaratan pada swtiap
tahapan pemeriksaan akan dikeluarkan suatu laoran lengkap hasil
pengujian benih bina yang merupakan benih sertifikat untuk kelompok
benih yang bersangkutan
c. Benih yang tidak memenuhi standar untuk suatu kelas benih tertentu,
tetapi masih memenuhi standar untukkelas benih yang lebih rendah, kelas
benihnyta dapat disesuaikan dengan kelas benih yang dicapai, atas dasar
permintaan produsen yang bersangkutan
d. Untuk benih bersertifikat yang tidak melalui proses pengujian
laboratorium, sertifikat benih bina juga dapat berasal dari penggabungan
dari beberpa blok yang berbeda tanggal panennya tidak lebih dari 5 hari
2. Pemasangan label dan Segel
a. Label dan/atau segel harus dipasang pasa tiap-tiap wadah benih atau
dengan cara lain yang disetujui penyelenggara sertifikasi yang mudah
dilihat dan tidak mudah rusak
b. Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih, dibawah pengawasan
Pengawas Benih
c. Produsen benih mengajukan permintaan nomor seri pengadaan label benih
bersertifikat dan/atau segel kepada penyelenggara sertifikasi setelah
laporan lengkap hasil pengujian benih suatu klompok benih diterimanya

1. Pelabelan Ulang
a. Benih bersertidfikat yang telah mendekati atau habis masa edarnya apabila
akan diedarkan kembali harus dilakukan pengujian dan pelabelan ulang
b. Pelaksanaan pengujian dan pelabelan ulang dapat dilakukan paling lambat
dalam jangka waktu 14 hari sebelum habis masa edar
c. Pengujian dan pelabelan ulang dapat dilakukan terhadap benih produksi
dalam negeri atau pemasukan dari Negara lain oleh produsen/pengedar
benih
d. Produsen tau pengedar benih harus menuliskan data mutu berdasarkan
hasil pengujian baru pada label ulangan
e. Label ulangan disediakan oleh pemilik benih dan dibubuhi kata-kata
“LABEL ULANGAN” atau disingkat “LU” (kode LU)
f. Label lama dapat dilepas atau tetap dipasang disisi label baru
g. Pelabelan ulang dapat dilakukan secara berkala dengan memperhatikan
kondisi benih
h. Msa berlaku label LU maksimum setengah dari masa berlaku label untuk
sertifikat benih pertama kali

1. Biaya sertifikasi benih

Untuk pelaksanaan sertfikasi benih atau pelabelan ulang untuk memperpanjang akhir
masa edar benih produsen / pengedar benih dipungut biaya yang besarnya maupun cara
pembayarannya ditetapkan menurut ketentuan yang berlaku

You might also like