Sumber : http://fransiskusateng.blogspot.com/2009/02/globalisasi-dan-pembangunan-ramah.html http://bennisetiawan.blogspot.com/2008/03/pembangunan-berwawasan-lingkungan.html
Pembangunan merupakan salah satu usaha manusia untuk meningkatkan kualitas
hidup dengan memanfaatkan berbagai sumber daya pendukungnya, melalui perubahan tatanan lingkungan hidup serta kehidupan secara menyeluruh. Namun, dalam upaya membangun, manusia cenderung mengubah lingkungan yang telah ada. Sedangkan perubahan suatu lingkungan akan mempengaruhi kehidupan manusia, baik itu menguntungkan atau pun merugikan. Terkadang perubahan lingkungan melampaui batas perencanaan dan mengakibatkan suatu efek lingkungan yang tidak pernah diperkirakan. Masyarakat harus berperan aktif dalam pembangunan, upaya pembangunan pun harus memperhatikan kondisi sosial-ekonomi warga masyarakat. Pelestarian sumber daya alam dan pembagunan merupakan dua hal yang berkaitan satu sama lain. Pembangunan yang ramah lingkungan sangat diperlukan mengingat banyaknya eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol yang mengakibatkan kelangkaan sumber daya dan juga menurunnya kualitas lingkungan. Pembangunan ramah lingkungan memiliki makna bahwa kita tidak “menyakiti ” lingkungan hidup dan peran ekologinya dalam proses pembangunan kita. Pembangunan ramah lingkungan ini bukan berarti kita tidak boleh menjamah lingkungan hidup. Tapi, lingkungan hidup itu kita ubah menjadi lingkungan hidup yang mendukung kehidupan kita pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Jadi, pembangunan bukanlah melestarikan lingkungan hidup pada kondisi yang ada, melainkan mengubahnya menjadi lebih baik bagi kita. Lingkungan jangan dipahami sebagai sesuatu yang terpisah satu sama lain. Merusak lingkungan berarti merusak manusia itu sendiri. Merusak lingkungan berarti kehancuran bagi semua. Memelihara lingkungan dalam kasus pembangunan berarti kita sedang membangun sebuah peradaban yang jauh lebih baik dari hari ini. Pembangunan yang harus kita lakukan adalah pembangunan berkelanjutan, maksudnya pembangunan yang mengunakan dan mengelola sumber daya alam secara bijaksana dan berkesinambungan demi meningkatkan kualitas hidup. Konsep dasar dari pembangunan berkelanjutan berasal dari ide bahwa sumber daya alam itu terbatas persediaanya dalam memnuhi kebutuhan manusia yang cenderung tidak terbatas, sehingga perlu dilestarikan dan dipelihara supaya dapat dimanfaatkan baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang. Pembangunan ini merupakan pembangunan jangka panjang yang menuntut adanya solidaritas antargenerasi. Dalam konsep dasar pembangunan berkelanjutan ada dua aspek penting yang menjadi perhatian utama, yaitu lingkungan dan pembangunan. Oleh karena itu, pembanugunan berwawasan lingkungan berarti pembangunan yang baik dari titik pandang lingkungan. Berwawasan lingkungan berarti adanya keharmonisan dalam hubungan manusia dan alam atau lebih spesifik lagi antara masyarakat dan lingkungan fisiknya. Kedua aspek tersebut harus berjalan secara harmonis dan terpadu, serta memperoleh perhatian yang sama dalam kebijaksanaan pembangunan. Tujuan pembangunan berkelanjutan yang bermutu adalah tercapainya standar kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat yang layak, cukup sandang, pangan, papan, pendidikan bagi anak-anaknya, kesehatan yang baik, lapangan kerja yang diperlukan, keamanan dan kebebasan berpolitik, kebebasan dari ketakutan dan tindak kekerasan, dan kebebasan untuk menggunakan hak-haknya sebagai warga negara. Taraf kesejahteraan ini diusahakan dicapai dengan menjaga kelestarian lingkungan alam serta tetap tersediannya sumber daya yang diperlukan. Sekarang ini berbagai bencana alam yang terjadi di Dunia dan khususnya Indonesia merupakan cermin dimana sebuah kekayaan alam yang seharusnya dilestarikan, justru dinapikan keberadaannya. Inilah puncak dari sebuah paradigma pembangunan yang tidak berbasis lingkungan. Di satu sisi kita menyaksikan sebuah kebanggaan akan hasil pembangunan fisik yang sangat megah dan mentereng, tetapi di sisi lain kita juga dihadapkan kepada sebuah kenyataan akan datangnya bencana yang bertubi-tubi. Keramahan lingkungan kini sudah banyak terusik, kesejukan dan kesahabatannya sudah berlalu, yang tersisa tinggal kegarangan dan kekecewaan. Akhirnya alam lebih sering "marah" ketimbang memperlihatkan "senyum" kedamaiannya. Setidaknya ada dua hal yang ditengarai menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan, yaitu laju pertumbuhan penduduk yang relatif cepat dan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup. Daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Atas dasar inilah, eksploitasi sistematis terhadap lingkungan secara terus menerus dilakukan dengan berbagai cara dan dalih. Sementara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya diharapkan dapat memberi kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia ternyata juga harus dibayar amat mahal, oleh karena dampaknya yang negatif terhadap kelestarian lingkungan. Pertumbuhan industri, sebagai hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan tehnologi dibanyak negara maju terbukti telah membuat erosi tanah dan pencemaran limbah pada tanah pertanian yang menyebabkan terjadinya proses penggaraman (solinizasi) atau penggurunan (desertifikasi) pada lahan produktif.