Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
Laporan Akhir
BAB 1 - 1
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
1.2.1. Tujuan
1. Sebagai kerangka dasar di bidang penataan ruang untuk pengembangan kawasan
perikanan budidaya (Minapolitan);
2. Sebagai suatu alat bantu untuk memperkuat dalam penyusunan kebijakan
pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan perikanan budidaya;
3. Sebagai alat bantu dalam mengidentiflkasi keterkaitan kawasan sentra perikanan
budidaya dengan sistem desa-kota (urban-rural linkages) yang mempunyai hubungan
timbal balik yang dinamis, sistem permukiman yang memiliki aksesibilitas ke pusat-
pusat pelayanan, sistem jaringan infrastruktur dan sistem jaringan pemasaran
(outlet);
Laporan Akhir
BAB 1 - 2
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
Konsep kawasan adalah wilayah yang berbasis pada keanekaragarnan fisik dan
ekonomi tetapi memiliki hubungan erat dan saling mendukung satu sarna lain secara
fungsional dalarn mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Kawasan sentra perikanan budidaya (minapolitan) merupakan kota
perikanan yang tumbuh clan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis
serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan perikanan
di wilayah sekitarnya.
Kawasan sentra perikanan terdiri dari kota perikanan dan desa-desa sentra produksi
perikanan yang ada disekitarnya dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan
administratif pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi
kawasan yang ada. Pengelolaan ruang diartikan sebagai kegiatan pengaturan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi, penertiban dan peninjauan kembali atas pemanfaatan ruang kawasan
sentra perikanan.
Program pengembangan kawasan sentra perikanan adalah pembangunan ekonomi
berbasis perikanan yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang
ada, utuh dan menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan
terdesentralisasi yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah. Kawasan
Laporan Akhir
BAB 1 - 3
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
perikanan yang terdapat di daerah pedesaan harus dikembangkan sebagai satu kesatuan
pengembangan wilayah berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota (urban-rural
linkages), dan menyeluruh hubungan yang bersifat timbal balik yang dinamis.
Adapun kriteria yang dijadikan acuan dalam perencanaan pengembangan kawasan
perikanan budidaya (Minapolitan) adalah:
1.3.1. Kriteria Umum:
Penggunaan lahan untuk kegiatan perikanan harus memanfaatkan potensi yang
sesuai untuk peningkatan kegiatan produksi dan tetap memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan hidup
Wilayah yang susdah ditetapkan untuk dilindungi kelestariannya dengan indikasi
geografis dilarah untuk dialih fungsikan
Kagiatan Perikanan skala besar atau intensif harus memiliki Amdal
Kegiatan perikanan skala besar harus diupayakan menyerap tenaga kerja
setempat
Pemanfaatan dan pengelolaan lahan harus dilakukan berdasarkan kesesuaian
lahan dan RTRW
1.3.2. Kriteria Khusus
Memiliki kegiatan ekonomi yang dapat menggerakkan pertumbuhan daerah
Memiliki sector unggulan yang mampu mendorong kegiatan ekonomi sector lain
dalam kawasan itu sendiri maupun kawasan sekitarnya
Memiliki keterkaitan ke depan (daerah pemasaran produk-produk yang
dihasilkan) maupun ke belakang (suplai kebutuhan sarana produksi) dengan
beberapa daerah pendukung
Memiliki kemampuan untuk memelihara sumberdaya alam sehingga dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan dan mampu menciptakan kesejahteraan
secara adil dan merata bagi seluruh masyarakat
Memilki luasan areal budidaya eksisting minimal 200 Ha
Lebih Ianjut, selain tujuan-tujuan tersebut diatas, dipandang dari segi kepentingan daerah,
pengembangan kawasan dapat diarahkan untuk mencapai hal-hal berikut:
a. Meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, kemampuan dan kapasitas ekonomi
serta sosial masyarakat pedesaan;
Laporan Akhir
BAB 1 - 4
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
Laporan Akhir
BAB 1 - 5
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
Gambar 1.1. Kedudukan Kawasan Minapolitan Dalam Keterkaitan Kota - Desa - Pasar
Laporan Akhir
BAB 1 - 6
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
1.4. Konsep Penataan Ruang Kawasan Minapolitan berbasis Manusia Petani Sebagai
Sentrum
Laporan Akhir
BAB 1 - 7
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
aktor yang berasal dari luar region. Tata sosial ini juga berkaitan erat dengan tata
kepemilikan lahan pertanian/ perikanan, tata produksi, dan tata pemasaran. Tata
agropolitan hendaknya tidak menciptakan tata sosial baru yang asik bagi masyarakat
lokal, sehingga membuka kemungkinan terpentalnya masyarakat lokal dari wilayahnya
sendiri.
2) Tata Ekonomi Minapolitan, memberikan perlindungan dan ketentuan mengenai skala
ekonomi dan kegiatan-kegiatan ekonomi yang harus dikembangkan, yang boleh
dikembangakan, dan yang tidak boleh dikembangkan (agar tata ekonomi masyarakat
lokal tidak rusak).
3) Tata Fisik - Spasial Minapolitan, merupakan upaya penguatan dan pengembangan tata
ruang dan infrastruktur yang diperlukan untuk menganyam serta memperkuat tata
sosial, tata ekonomi, dan tata sumberdaya pertanian/ perikanan yang ada. Tatanan
ruang dan fisik ini juga berkaitan dengan tata kepemilikan lahan pertanian dan
mekanisme pengawasan pembangunan.
4) Tata Sumberdaya Pertanian / Perikanan Agropolitan/ Minapolitan, memberikan
ketentuan dan perlindungan mengenai sebaran ruang dari tiap-tiap komoditas
pertanian/ perikanan serta ketentuan teknis-ekologis yang disyaratkan.
5) Tata Institusi Minapolitan, memberikan perlindungan dan ketentuan mengenai
penguatan-penguatan mekanisme hubungan institusional (horisontal dan vertikal) antara
lembaga-lembaga adat, organisasi kemasyarakatan, lembaga-lembaga pemerintah, dan
para pemanku kepentingan yang lain, dengan fokus perhatian pada tata kegiatan
agropolitan (tata produksi-tata pemasaran) yang berpihak dan mengarah pada
perlindungan dan penguatan petani lokal.
Sebagai konsep yang lahir dari rahim paradigma utopian planning, minapolitan memang
justru menuntut adanya peran pemerintah yang kuat untuk melindungi eksistensinya. Tanpa
adanya perlindungan dari pemerintah (terutama menyangkut aspek development control
dan penguatan teritorial-based identities), eksistensi wilayah minapolitan sulit untuk
ditegakkan, bertahan dan berlanjut.
Laporan Akhir
BAB 1 - 8
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
Laporan Akhir
BAB 1 - 9
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
7. Aspek legalitas;
8. Prosespenyusunan rencana.
c. Pengumpulan Data dan Informasi
Tahap ini bertujuan untuk dapat mengidentifikasi kondisi awal wilayah dan
kecenderungan perkembangannya. Data dan informasi yang dikumpulkan dan diolah secara
umum mencakup:
1. Data dan peta kebijaksanaan pembangunan;
2. Data dan peta kondisi social ekonomi;
3. Data dan peta sumber daya alarn;
4. Data sumber daya manusia;
5. Data dan peta infrastruktur;
6. Data danpeta penggunaan lahan;
7. Data pembiayaan pembangunan;
8. Data kelembagaan
1.5.2. Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan penyusunan rencana pengembangan kawasan perikanan budidaya
terbagi ke dalam 3 tahapan yaitu:
a. Analisis
Pembangunan Kawasan tidak lain adalah usaha untuk mengembangkan dan
meningkatkan saling ketergantungan dan interaksi antara sistem ekonomi (economic
system), manusia atau masyarakat (social system), dan lingkungan hidup beserta sumber
daya alam (ecosystem) yang ada didalarnnya. Kawasan menurut Tom Edward MN (1999)
adalah unit geografis dengan batas-batas tertentu yang bagian-bagiannya saling tergantung
satu saran lain secara fungsional yang dikembangkan dalarn bentuk pembangunan ekonomi,
sosial, budaya, maupun hankarn secara berimbang dan berkesinambungan.
Analisis dilakukan untuk memahami kondisi unsur-unsur pembentuk ruang serta
hubungan sebab akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan memperhatikan
kebijaksanaan pembangunan wilayah yang ada. Analisis yang dilakukan meliputi analisis
terhadap kondisi sekarang dan kecenderungan di masa depan dengan menggunakan data
dan informasi yang telah dikumpulkan. Aspek -aspek yang dianalisis meliputi:
Laporan Akhir
BAB 1 - 10
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
Laporan Akhir
BAB 1 - 11
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
c. Kelembagaan
Bentuk-bentuk kelembagaan yang terlibat dalam proses penyusunan rencana
pengembangan kawasan perikanan dapat berbeda antara satu kawasan dengan kawasan
lainnya sesuai dengan ciri, kondisi, dan kebutuhan Kawasan serta seiring dengan penerapan
Otonomi Daerah. Walaupun demikian, kelembagaan penataan ruang yang melibatkan
berbagai pihak tersebut secara umum dapat dikelompokkan sebagai lembaga formal
pemerintahan, lembaga fungsional, dan organisasi kemasyarakatan.
1. Lembaga Formal Pemerintahan Unit yang diberikan tanggung jawab utama atas penataan
ruang di daerah pada umumnya adalah lembaga yang ditunjuk oleh Bupati yang biasanya
berada di Bappeda, Dinas yang menanggani Perikanan, Dinas PU/Kimpraswil atau Dinas
Tata Ruang.
2. Lembaga Fungsional Dalam penyusunan rencana pengembangan kawasan, perlu dibentuk
tim adhoc yang mempunyai tugas memberikan araban terhadap pihak yang menyusun
rencana pengembangan kawasan clan sekaligus sebagai penanggungjawab substansi
rencana. Tim ini umumnya melibatkan unsur-unsur dari pemerintah yang terdiri Bappeda,
Dinas PU / Kimpraswil / Tata Ruang, BPN, BKPMD, perguruan tinggi, dan instansi terkait
lainnya.
3. Peran Serta Masyarakat Dalam proses penyusunan rencana pengembangan kawasan
sentra perikanan budidaya, peran serta masyarakat harus terlibat dalam seluruh proses
dimulai dari tahap persiapan sampai pada tahap pengesahan. Untuk itu, Pemerintah
KabupatenjKota harus selalu mengundang masyarakat untuk ikut terlibat dalam setiap
tahapan penyusunan rencana pengembangan kawasan perikanan budidaya
(Minapolitan).
Laporan Akhir
BAB 1 - 12
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
1.5.3. Finalisasi
Finalisasi Rencana Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin terdiri dari 3
kegiatan yaitu:
1. Legalisasi Rencana Pengembangan Kawasan
Penetapan rencana pengembangan kawasan perikanan budidaya (Minapolitan) oleh
Kepala Daerah. Langkah awal dari proses penetapan rencana pengembangan kawasan
perikanan dimulai dengan mempresentasikan konsep akhir masterplan pengembangan
kawasan minapolitan oleh tim penyusun untuk dibahas sebagai ketetapan Kepala Daerah.
Selanjutnya, konsep rencana tata ruang yang telah disempurnakan ditetapkan sebagai suatu
Ketetapan Kepala Daerah:
2. Pelaporan
Pelaporan penyusunan rencana pengembangan kawasan perikanan secara bertahap
terdiri dari:
a. Laporan Pendahuluan;
b. Laporan Antara (Draft Akhir);
c. Laporan Akhir Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pengantar dan penjelasan terhadap pelaksanaan kegiatan atau adanya
pekerjaan ini, meliputi :
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Dan Sasaran
1.3. Pedoman Umum Kawasan Minapolitan
1.4. Konsep Penataan Ruang Kawasan Minapolitan Berbasis Manusia Petani Sebagai
Sentrum
BAB 2 GAMBARAN UMUM KABUPATEN DAN KAWASAN PENGEMBANGAN
Bab ini memberikan penjelasan ringkas mengenai wilayah Kabupaten dan perencanaan
Pengembangan Kawasan, yang meliputi :
2.1. Kabupaten Tabalong
2.2. Kawasan Pengembangan Wilayah Minapolitan Kambitin
Laporan Akhir
BAB 1 - 13
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
Laporan Akhir
BAB 1 - 14
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan strategi pengembangan wilayah dan pemetaan kawasan untuk tata
ruang wilayah pengembangan kawasan Minapolitan Kambitin, meliputi :
7.1. Sistem Pusat Kegiatan Kawasan
7.2. Sistem Zonasi Pengembangan Kawasan Lindung Dan Budidaya
7.3. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan
7.4. Arahan Pemanfaatan Lahan Budidaya
7.5. Pengelolaan Dan Pemanfaatan SumberDaya Air
BAB 8 INFRASTRUKTUR DAN PRASARANA SARANA KAWASAN
Bab ini menjelaskan perencanaan pengembangan dan peningkatan infrastruktur dan
prasarana sarana kawasan pengembangan Minapolitan Kambitin, meliputi :
8.1. Jaringan dan Asessibilitas
8.2. Ketersediaan Air Baku
8.3. Prasarana Dan Sarana Agribisnis
BAB 9 PEMBIAYAAN DAN KELEMBAGAAN
Bab ini menjelaskan bagaimana cara peningkatan kawasan perikanan dengan melibatkan
unsur pembiayaan dalam hal ini Bank dan penguatan kelembagaan antara petani dan
pemerintah dan unsur swasta.
Laporan Akhir
BAB 1 - 15
Masterplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Kambitin