Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
2. Organisasi Fungsional
Dalam organisasi ini digunakan tenaga ahli untuk
memimpin dan melayani para pelaksana. Pekerja disini
bertanggung jawab kepada beberapa atasan. Masing-masing
Direktur Umum
Pengawas
Ahli Ahli
Processing Produksi
Mandor
Pelaksanaan
Pengawas
Pengawas
II.3 Personalia
Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola
oleh seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek, apoteker
senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan
pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, mampu
berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam
II.5.2 Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi umumnya dibatasi oleh
ketersediaan obat dan total biaya kesehatan. Merupakan kegiatan untuk
merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan. Sehubungan
dengan hal tersebut, kegiatan ini menyangkut kapan obat harus dibeli,
berapa banyak jumlahnya, dan kemungkinan pengadaan darurat pada
keadaan mendesak. Proses pengadaan yang efektif harus :
a. Pengadaan obat yang tepat dengan jumlah yang tepat
b. Memungkinkan pembelian dengan harga murah
c. Menjamin bawa semua obat yang memenuhi standar kualitas
d. Mengatur waktu pengiriman
e. Supplier yang digunakan harus resmi agar dapat menjaga mutu
pelayanan dan kualitas.
f. Mengatur jadwal pembelian
g. Mencapai hal-hal di atas dengan cara seefisin mungkin.
II.5.3 Distribusi
Tujuan utama manajemen distribusi adalah untuk menjaga
supplai yang baik dari obat dan dapat menyeiakan fasilitas, disamping
itu menjamin sumber daya yang ada untuk digunakan sacara efektif.
System distribusi yang baik adalah system yang mengefektifkan biaya.
System distribusi yang berjalan baik harus :
a. Menjaga supplai obat yang konstan
b. Menjaga agar obat tetap dalam kondisi yang baik
c. Meminimalkan kehilangan obat Karena rusak dan kadaluarsa
d. Kerasionalan obat pada penyimpanan
e. Menggunakan transportasi yang tersedia seefisien mungkin
f. Mengurangi pencurian dan penipuan
g. Menyediakan informasi untuk kebutuhan forecasting.
Sistem distribusi obat adalah suatu proses penyerahan obat
sejak setelah sediaan disiapkan untuk diberikan kepada penderita.
Sistem pendistribusian obat yang dibuat harus mempertimbangkan
efisiensi penggunaan sarana, personel, waktu dan mencegah kesalahan
atau kekeliruan. Sistem ini melibatkan sejumlah prosedur, personel dan
fasilitas.
a) Skrining Resep
Apoteker melakukan skrining resep meliputi :
1. Persyaratan Administratif :
- Nama, SIP dan alamat dokter
- Tanggal penulisan resep
- Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
- Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien
- Cara pemakaian yang jelas
- Informasi lainnya
II.5.5 Penghapusan
Penghapusan merupakan kegaiatan penyelesaian terhadap
perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu
tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan
perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Adapun kegiatan penghapusan adalah sebagai berikut :
Inventarisasi beserta alasan penghapusan
Pembentukan Panitia Pemeriksaan Obat (SK
Bupati/Walikota)
Menyusun Berita Acara Pemeriksaan
Melaporkan kepada yang berwenang/pemilik
Ka Dinkes >> SK panitia Pelaksana Penghapusan
Pelaksanaan Penghapusan >> BA Pelaksanaan
Berikut adalah tata cara pemusnahan
Enkapsulasi
Inersiasi
Dikubur
Pembuangan pada saluran air kotor/sewer
Dibakar dalam wadah terbuka
Insenerisasi
Dekomposisi kimia
II.5.6 Pencatatan
II.5.7 Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan
yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
Tujuan :
- Tersedianya datayang akurat sebagai bahan evaluasi
- Tersedianya informasi yang akurat
- Tersedianya arrsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan
- Tersedianya data yang lengkap untuk membuat perencanaan.
Perencanaan Seleksi
pengadaan
distribusi
peggunaan
evaluasi
Laporan Praktek Kerja Lapangan di Apotek Motilango Page 29
III.I.1 Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan suatu tahap yang penting dalam
menentukan keberhasilan tahap selanjutnya, sebab tahap perencanaan
berguna untuk menyesuaikan antara kebutuhan pengadaan perbekalan
dengan dana yang tersedia untuk menunjang pelayanan kesehatan di
apotik.
Tujuan perencanaan pengadaan obat publik dan perbekalan
kesehatan adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai
dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar
termasuk program kesehatan yang telah ditetapkan.
Pada tahap ini Apotek Motilango mengadakan perencanaan
kebutuhan obat dengan menerapkan pola metode konsumsi yang
didasarkan pada kebutuhan pasien akan obat, yaitu kebutuhan obat
bulan lalu atau obat – obat yang sering diresepkan oleh dokter.
Perencanaan akan diawali dengan pemilihan obat yang merujuk
kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Daftar Plafon Harga
Obat (DPHO) Askes dan Jaminan Sosial Tenga Kerja (Jamsostek). Di
Apotek ini, perencanaan dengan metode konsumsi tidak lagi
dilakukan dengan menggunakan analisa baik secara VEN maupun
ABC.
Awal dari perencanaan dimulai dengan membuat SP ( Surat
Permintaan ) yaitu lembar yang berisi permintaan bulan berikutnya
ditandatangani oleh apoteker penanggung jawab Apotek. SP ini
kemudian akan diberikan ke PBF.
Adapun tahapan-tahapan pemesanan barang di Apotek
Motilango Kota Gorontalo , meliputi :
1. Pembuatan surat permintaan ( SP ) oleh pihak Apotek Motilango.
2. Diserahkan ke penanggungjawab Apotek yaitu Bpk. Salman, S.Si,
M.si, Apt
III.I.2 Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi umumnya dibatasi oleh
ketersediaan obat dan total biaya kesehatan. Merupakan kegiatan
untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan. Sehubungan
dengan hal tersebut, kegiatan ini menyangkut kapan obat harus dibeli,
berapa banyak jumlahnya, dan kemungkinan pengadaan darurat pada
keadaan mendesak. Tujuan dari pengadaan itu sendiri adalah untuk
mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang layak, dengan
mutu yang baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses
berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan.
Di Apotik Motilango, pengadaan tidak dilakukan setiap bulan
atau setiap tahun, namun disesuaikan dengan kondisi stok barang. Jika
stok obat sudah mulai berkurang maka akan dilakukan perencanaan.
Biasanya perencanaan yang diikuti dengan pengadaan dilakukan
maksimal 3 kali dalam sebulan baik melalui PBF ( untuk cito dapat
III.I.3 Distribusi
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi
kepada pasien untuk pelayanan individu, dalam proses terapi bagi
pasien rawat inap dan rawat jalan, serta untuk menunjang pelayanan
medis.
Tujuan utama manajemen distribusi adalah untuk menjaga
supplai yang baik dari obat dan dapat menyediakan fasilitas,
disamping itu menjamin sumber daya yang ada untuk digunakan
sacara efektif.
Pelayanan Resep
Dalam pelayanannya, Apotik Motilango merupakan salah satu
apotik yang melayani beberapa resep yaitu resep umum, Askes,
a) Skrining Resep
Apoteker melakukan skrining resep meliputi :
1. Persyaratan Administratif :
- Nama, SIP dan alamat dokter
- Tanggal penulisan resep
- Tanda tangan/paraf dokter penulis resep
- Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien
- Cara pemakaian yang jelas
- Informasi lainnya
2. Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi,
stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian
3. Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping,
interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain
lain). Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya
dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan
4. Penyerahan Obat.
Sebelum obat diserahkan pada pasien maka
dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara
obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh petugas
disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada
pasien.
5. Informasi Obat.
Petugas memberikan informasi yang benar, jelas dan
mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan
terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya
meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,
jangka waktu pengobatan aktivitas serta makanan dan
minuman yang harus dihindari selama terapi.
III.1.4 Pengendalian
Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/ kekososngan.
Persediaan obat di Apotik Motilango cukup terkendali karena
itemya cukup, dan menejemnya juga bagus sehingga persediaan dapat
dengan mudah dikendalikan oleh petugas.
II.1.5 Penghapusan
Untuk obat-obat yang masa kadaluarsanya tinggal 3 bulan,
langsung dikembalikan ke PBF, sedangkan obat-obat yang masa
II.1.7 Evaluasi
Evaluasi adalah serangkaian prosedur untuk menilai suatu
program dan memperoleh informasi tentang keberhasilan pencapaian
tujuan, kegiatan, hasil dan dampak serta biayanya. Evaluasi ini
dilakukan setiap bulan.
Administrasi
Apotek
Pelaksana Umum
Apotek
2. Administrasi
Tugas dan kewajiban :
a) Membuat laporan – laporan, pembukuan dan surat menyurat.
b) Membuat laporan keuangan.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan bentuk realisasi dari perencanaan yang telah
dibuat.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Apotek Motilango merupakan salah satu sarana kesehatan yang resep
melayani pasien umum, Askes, Jamkesda, Jamsostek dan Inhealth.
2. Pengelolaan resep di Apotek Motilango ditangani berdasarkan peraturan
yang berlaku, mulai dari penerimaan sampai penyerahan obat kepasien.
Selain itu apotek ini juga memberikan pelayanan informasi obat kepada
pasien yang membutuhkan.
3. Pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek Motilango dilakukan dengan
baik dari tahap perencanaan sampai tahap evaluasi.
V.2 Saran
1V.2.1 Untuk Apotek
1. Pelayanan resep/ obat sebaiknya lebih ditingkatkan baik dari segi
pruduk yang disediakan maupun pelayanannya kepada pasien
2. Memberikan informasi obat secara efektif dan efisisen.
3. Pemberian etiket obat perlu diperhatikan khususnya obat-obat yang
diminum saat makan atau bersama makan. Selain tulisan “sebelum
makan/ setelah makan”, sebaiknya di etiket harus dicantumkan
tulisan “saat makan/ bersama makan”
Anonim, 2002. Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta.
Siregar, C.J.P. 2003. Farmasi Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
LAMPIRAN GAMBAR