Professional Documents
Culture Documents
Maret 2011
MK Sosiologi Umum (KPM 130) Kelas : A02
1
trafficker, yaitu pengatur lalu-lintas narkotik jenis heroin dan
kokain dengan penghasilan US$200 untuk setiap kali mengirim
kurir ke luar negeri dari hasil potongan upah kurir yang mencapai
US$3.000. Tania, Rika, dan Cunbe Fransisca adalah nama-nama
samaran Ola.
Kehidupan Ola-Tony tentu saja meningkat dan membuat
beberapa kerabat Ola yakni dua sepupu Ola, Rani Adriani (25
tahun) dan Deni Setia Maharwan (28 tahun). Rani meminjam Rp
5 juta untuk melunasi hutangnya ke sebuah bank dan oleh Ola
pun Rani diikutkan dalam “bisnis” ini. Rani mendapatkan honor
lebih dari Rp 1 juta dengan tugas pertamanya mengantarkan
heroin ke Bangkok. Berbeda dengan Deni, ia terlanjur dipinjami
uang sebesar Rp 20 juta oleh Tony sehingga dengan terpaksa ia
pun turut menjadi kurir.
Walaupun menurut pengakuan mereka tidak sadar telah
dimanfaatkan sebagai kurir narkotik, lama kelamaan muncul
kesadaran bahwa pekerjaan yang dilakoninya itu memiliki resiko
yang tinggi. Namun keduanya tak kuasa menolak.
Tertangkapnya Ola dan kedua sepupunya disinyalir hanya
sebagian kecil dari komplotan Tony sebagai anggota komplotan
sindikat narkotika internasional yang dianggap kepolisian sangat
sulit untuk dilacak. Jaringan ini bertindak dengan sangat rapi dan
selalu lolos dari pemeriksaan petugas.
Namun pada 12 Januari 2003, petualangan mereka berakhir
di Bandara Soekarno-Hatta dengan sebelumnya kepolisian
meringkus pelaku narkotika di Cianjur. Rani dan Deny ditangkap
di pesawat Cathay tujuan London melalui Hongkong dengan
bukti 3,5 kg heroin yang dibawa Rani dan 3 kg kokain yang
dibawa Deny. Ola pun ditangkap tidak lama setelahnya di tempat
parkir bandara dengan bukti 3,6 kg heroin yang ditemukan di
rumah Ola di Bogor.
Pada hari yang sama, Tony sang suami bersama empat
temannya tewas dalam baku tembak dengan polisi yang
menyergap di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Menurut Kepala
Kepolisian Wilayah Besar Bandung Alex Bambang, Ola terhitung
sebagai aktor yang profesional karena mampu berbohong,
berperilaku manis, dan lemah lembut. Kepolisian beranggapan
perilaku Ola yang profesional ini tidak dilakukan dengan terpaksa
seperti pernyataannya. Hal ini dibenarkan oleh Mursidi sebagai
jaksa dan Asep sebagai hakim dalam persidangan pemutusan
pidana kasus narkotika di Pengadilan Negeri Tangerang.
Analisis 1
1. Tentukan aktor-aktor dan peranannya!
• Merika Franola alias Ola sebagai tersangka kasus narkoba
(drug trafficker)
• Rani Adriani sebagai tersangka kasus narkoba
2
• Deni Setia Maharwan sebagai tersangka kasus narkoba
• Tajudin alias Tony sebagai tersangka kasus narkoba yang
mati di TKP
• Asep Iwan Iriawan sebagai majelis hakim Pengadilan
Negeri Tangerang
• Mursidi sebagai jaksa Pengadilan Negeri Tangerang
• Alex Bambang Riatmojo sebagai Kepala Kepolisian Wilayah
Kota Besar Bandung
2. Tentukan solidaritas sosial yang terdapat
dalam bacaan!
Menurut saya, solidaritas sosial yang terjadi dalam bacaan
adalah solidaritas organik karena dalam pendistribusian
narkoba kepada pengguna melalui spesialisasi tertentu,
seperti kurir narkoba, drug trafficker, dan pemasok. Dalam
kasus ini yang paling disorot adalah spesialisasi drug
trafficker yang mengawasi pendistribusian tersebut sehingga
dengan masing-masing keahlian dapat saling melengkapi dan
menjadi sebuah sistem yang utuh.
3. Sebutkan dan jelaskan tipe ideal tindakan
sosial menurut motif yang mendasari tindakan setiap aktor!
Tindakan rasional nilai karena aktor ingin mengejar nilai-nilai
sosial tertentu yaitu kekayaan/harta untuk membiayai
kehidupannya serta anak-anaknya.
4. Analisislah konsep dasar sosiologi yang
terdapat dalam bacaan!
Konsep tindakan sosial karena aktor pada bacaan ingin
mengubah kehidupan sosialnya yang rendah sehingga
menjadi lebih baik namun tidak memikirkan baik buruknya
tindakan yang ia lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.