You are on page 1of 2

IMTPI: MULAI BERBENAH DIRI

IMTPI (Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia) merupakan


organisasi tingkat nasional yang beranggotakan lembaga atau institusi mahasiswa
teknologi pertanian se-Indonesia. Ironinya, sebagian besar mahasiswa TP masih
merasa asing apabila mendengar kata ini. Hal ini terjadi karena organisasi ini baru
dua tahun terakhir terbangun dari mati suri yang cukup lama. Tepatnya melalui
Musyawarah Nasional Istimewa pada bulan Agustus tahun 2008 di Yogyakarta
dengan BEM FTP UGM sebagai tuan rumah. Oleh karena itu, hingga saat ini IMTPI
terus berusaha untuk semakin menunjukkan keeksistensiannya. Inilah yang kemudian
menjadi wacana besar dalam kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) V IMTPI yang
dilakukan pada tanggal 5-12 Mei lalu di Universitas Lampung.
Munas ini diselenggarakan tiap dua tahun sekali dengan tuan rumah yang
sudah ditetapkan pada Munas sebelumnya. Munas V ini dihadiri oleh 70 mahasiswa
dari berbagai universitas yakni Unsyah, Unand, UMP, Unsri, Unila, Unismuh Luwuk,
Unsoed, UGM, Unitri, Unhas, UNG, Unisa, Unkhaer. Sebenarnya masih banyak PTN
atau PTS lain yang telah menjadi anggota tetap IMTPI namun berhalangan untuk
hadir seperti IPB, Unida, USM, Unibraw, dan Uniram. Sebagai tambahan, Munas VI
akan diselenggarakan di Universitas Syahkuala (Unisyah), Aceh.
Dalam Munas ini disampaikan laporan pertanggungjawaban dari pengurus
pusat (lembaga eksekutif) dan presidium pusat (lembaga legislatif) tahun lalu.
Capaian yang patut dibanggakan ialah pengakuan resmi dari DIKTI akan keberadaan
organisasi ini disertai dengan kucuran dana untuk membantu kegiatan selama satu
kepengurusan yakni sebesar 10 juta rupiah. Selanjutnya pembahasan dan penetapan
AD/ART, GBHO (Garis-garis Besar Haluan Organisasi) yang kemudian
diejawantahkan dalam bentuk Renstra (rencana strategis) dan rekomendasi kerja.
Secara garis besar isi dari Renstra ini adalah realita yang terjadi dalam lingkup
teknologi pertanian, yang kemudian dianalisis sehingga mengkurucut pada rencana-
rencana yang akan dilakukan pada kepengurusan baru yang tersurat dalam
rekomendasi kerja. Tahap berikutnya ialah penentuan presidium pusat. Sebelumnya
ditentukan pula pembagian wilayah, yakni menjadi 4 dengan rincian wilayah 1 terdiri
dari Sumatra dan jawa barat, wilayah 2 jawa tengah dan DIY, wilayah 3 jawa timur,
Bali, NTT dan NTB, serta wilayah 4 meliputi Kalimantan, sulawesi, maluku, dan
irian. Selanjutnya ditentukanlah presidium pusat yakni Melviour dari Unhas (wilayah
4), Rosana dari Unitri (wilayah 3), Reza dari Unsoed (wilayah 2) dan Feri dari Unsri
(wilayah 1). Agenda sidang selanjutnya adalah memilih Sekertaris Jendral (Sekjend).
Calon sekjend ini diajukan oleh minimal dua institusi. Setelah melalui proses lobiying
yang cukup panjang, terpilihlah Junaedi dari Unsoed sebagai Sekjend IMTPI masa
bakti 2010-2012. Tidak berhenti sampai disini, agenda pun dilanjutkan yaitu
pembentukan kelengkapan badan kepengurusan pusat. Dengan terbentuknya
pengurus pusat maka berakhirlah Munas V IMTPI ini. Rangkaian kegiatan
selanjutnya ialah Rapat Kerja Nasional yang akan diselenggarakan di Unitri, Malang
pada bulan Agustus untuk memaparkan program-program kerja yang akan
dilaksanakan. Sebuah lilin harapan pun kembali menyala agar kepengurusan baru ini
dapat menghantarkan IMTPI menjadi organisasi yang dapat menanungi dan
bermanfaat bagi anggotanya dan komunitas Teknologi Pertanian di Indonesia secara
luas.

You might also like