Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ISBD
Yang Dibimbing oleh Bapak Efrizal. S.Ag
Agus Muhardi
29.01.207P
Jurusan Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas
April 2011
2
KATA PENGANTAR
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Di mana tugas ini penulis sajikan
dalam bentuk makalah yang sederhana. Adapun judul penulisan Makalah, yang
penulis sajikan adalah sebagai berikut :
MANUSIA KERAGAMAN DAN KESETARAAN
Tujuan penulisan makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi
tugas mata kuliah ISBD program strata satu STIE MURA. Sebagai bahan
penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari
semua pihak, maka penulisan makalah ini tidak akan lancar. Oleh karena itu
kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materil.
2. Istri tercinta yang telah membantu penulisan makalah ini.
Papi dengan tidak menggangu pengetikan makalah ini.
makalah ini.
Muhammad Brame Raufi Agean
3
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu
sehingga terwujudnya penulisan ini. Akhir kata penulis mohon saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Lubuklinggau, April 2011
Agus Muhardi
Penulis
Muhammad Brame Raufi Agean
4
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Makalah ............................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar Isi .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................. 4
1.3. Tujuan ................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 6
2.1. Konsep dan Keragaman ...................................... . 6
2.2. Mengenali dan mengelola keragaman masyarakat di
Indonesia .............................................................. 7
2.3. Memahami Masyarakat Multikultural .......... 11
2.4. Kesetaraan dalam kehidupan masyarakat ... 13
BAB III PENUTUP ...................................................................... 16
3.1. Kesimpulan .......................................................... . 16
3.2. Saran ................................................................... 16
Daftar Pustaka ....................................................................................... 17
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... 18
Muhammad Brame Raufi Agean
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam,
kini dan di waktu‐waktu mendatang
Sebagai fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi
diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di
manfaat yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu konflik yang dapat
merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.
manusia sejak lahir. Setiap individu memiliki hak‐hak dasar yang sama yang
melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi
manusia.
merupakan mekanisme kontrol yang secara ketat dan adil mendukung dan
Muhammad Brame Raufi Agean
6
sama dengan meniadakan hierarki atau jenjang sosial yang menempel pada
kekayaan dan kekuasaan.
Di Indonesia, berbagai konflik antarsukubangsa, antarpenganut keyakinan
keagamaan, ataupun antarkelompok telah memakan korban jiwa dan raga serta
harta benda, seperti kasus Sambas, Ambon, Poso dan Kalimantan Tengah.
egalitarian dan demokratis.
Persoalan‐persoalan tersebut sering muncul akibat adanya dominasi sosial
hirarki sosial suatu kelompok. Di dalamnya ditetapkan satu atau sejumlah kecil
dominasi dan hegemoni kelompok pada posisi teratas dan satu atau sejumlah
kelompok subordinat pada posisi paling bawah. Di antara kelompok‐kelompok
yang ada, kelompok dominan dicirikan dengan kepemilikan yang lebih besar
dalam pembagian nilai‐nilai sosial yang berlaku. Adanya dominasi sosial ini
dapat mengakibatkan konflik sosial yang lebih tajam.
pluralitas dan kesetaraan warga bangsa. NKRI yang mengakui keragaman dan
Muhammad Brame Raufi Agean
7
masyarakat Indonesia pada pencapaian kemajuan peradabannya.
Cita‐cita yang mendasari berdirinya NKRI yang dirumuskan para pendiri
bersifat mendasar.
melandasi seluruh produk hukum dan ketentuan moral yang mengikat warga
negara.
Keberagaman bangsa yang berkesetaraan akan merupakan kekuatan besar
bagi kemajuan dan kesejahteraan negara bangsa Indonesia. Negara bangsa yang
menghadirkan kehancuran.
dan sesudah itu berhenti. Di sinilah setiap komunitas masyarakat dan
Muhammad Brame Raufi Agean
8
kebudayaan Indonesia. Kemampuan belajar hidup bersama di dalam perbedaan
menghidupkan dan memfungsionalkan semangat multikulturalisme.
Proses pembelajaran semangat multikulturalisme atau kemampuan belajar
hidup bersama di tengah perbedaan dapat dibentuk, dipupuk, dan atau
understanding), dan pembelajaran lintas budaya (learning a cross culture).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Keragaman dan kesetaraan adalah hal yang saling berkaitan satu sama lain
2. Keragaman dan kesetaraan adalah sifat dasar dari manusia dan bangsa
Indonesia
3. Mengetahui dan mengenali bagaimana masyarakat Indonesia mengenali dan
bernegara sesuai dengan Semboyan “ Bhineka Tunggal Ika”
Muhammad Brame Raufi Agean
9
1.3. Tujuan
pengetahuan di Bidang Ilmu Sosial Budaya Dasar dan menambah pemahaman
tentang kemajemukan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
Muhammad Brame Raufi Agean
10
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep dan Keragaman
terjadinya kesetaraan.
wajar terjadi pada kehidupan dan kebudayaan umat manusia. Kalau kita
dasar yang bertolak belakang. Kalau di Barat budayanya bersifat antroposentris
(berpusat pada manusia) sedangkan Timur, yang diwakili oleh budaya India,
Cina dan Islam, menunjukkan ciri teosentris (berpusat pada Tuhan).
Dengan demikian konsep‐konsep yang lahir dari Barat seperti demokrasi,
perhatiannya. Sedangkan Timur mendasarkan segala aturan hidup, seperti juga
konsep kesetaraan dan keberagaman, berdasarkan apa yang diatur oleh Tuhan
melalui ajaran‐ajarannya.
Muhammad Brame Raufi Agean
11
kebudayaan pada berbagai periodisasi kehidupan masyarakat.
ciri yang amat unik dan spesifik. Berbeda dengan Jerman, Inggris, Perancis,
Italia, Yunani, yang menjadi suatu negara bangsa karena kesamaan bahasa.
Atau Australia, India, Sri Lanka, Singapura, yang menjadi satu bangsa karena
kesamaan daratan. Atau Jepang, Korea, dan negara‐negara di Timur Tengah,
yang menjadi satu negara karena kesamaan ras. Indonesia menjadi satu negara
bangsa meski terdiri dari banyak bahasa, etnik, ras, dan kepulauan. Hal itu
terwujud karena kesamaan sejarah masa lalu; nyaris kesamaan wilayah selama
500 tahun Kerajaan Sriwijaya dan 300 tahun Kerajaan Majapahit dan sama‐sama
350 tahun dijajah Belanda serta 3,5 tahun oleh Jepang.
2.2. Mengenali dan mengelola keragaman masyarakat di Indonesia
Tidak ada masyarakat yang seragam. Setiap kelompok, baik di tingkat
negara maupun di tingkat komunitas, dibangun atas berbagai macam identitas.
mengenali dan mengelola keragaman yang ada.
A. Identitas dan Salient Identity
Secara mudah, identitas dapat diartikan sebagai ciri yang melekat atau
misalnya ras dan usia, cenderung bersifat given. Beberapa lainnya lebih
merupakan pilihan, seperti agama, ideologi, afiliasi politik, dan profesi. Di
Muhammad Brame Raufi Agean
12
samping itu, ada pula identitas yang terkait dengan pencapaian, seperti
pemenang/pecundang, kaya/miskin, pintar/bodoh.
warna kulit menjadi identitas pembeda yang paling mencolok di Afrika
masyarakat Amerika Serikat.
gaya hidup (moderat/militan), dan lain sebagainya juga perlu dikelola. Hal
ini bukan semata untuk mengurangi potensi konflik, melainkan juga untuk
Indah, Bhinneka Tunggal Ika dan Unity in Diversity lebih ditujukan untuk
mengelola keragaman agama dan etnisitas semata.
Muhammad Brame Raufi Agean
13
B. Jumlah, Struktur, dan Identitas Dominan
daya, pengaruh, keahlian, dan sebagainya.
antaranya adalah:
a. Tirani mayoritas
pada jumlah (sepert imisalnya voting) perlu dihindari karena cenderung
adalah ketika mayoritas kulit putih Amerika Serikat di awal abad 20
akibatnya, orang kulit hitam hanya boleh duduk di bagian belakang
hanya boleh menghadiri gereja dan sekolah kulit hitam, dll.
Muhammad Brame Raufi Agean
14
b. Ketidakterwakilan
sehingga mereka tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan, atau
aspirasi mereka tidak dianggap penting. Rapat desa misalnya, biasanya
hanya mengundang laki‐laki dewasa. Contoh lain adalah pengambilan
dikonsultasikan dengan mahasiswa atau penghuni asrama.
c. Sistem dan sarana (publik) yang tidak ramah guna
dapat dilihat dari loket pelayanan, letak telfon di box telfon umum,
serta lubang kotak pos yang terlalu tinggi untuk jangkauan anak‐anak
atau pengguna kursi roda.
C. Mengelola Keragaman
dengan:
lain
dengan identitas yang berbeda – bukan sebatas kenal nama dan wajah,
bersama, saling berkunjung, dll
Muhammad Brame Raufi Agean
15
asosiasi, dll) yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang
bersifat eksklusif
4. Untuk mempelajari ritual dan falsafah identitas lain
5. Untuk mengembangkan empati terhadap identitas yang berbeda
6. Untuk menolak berpartisipasi dalam prilaku‐prilaku yang diskriminatif
2.3. Memahami Masyarakat Multikultural
menjadi kunci pemahaman konsep multikulturalisme. Kebudayaan merupakan
kemanusiaan.
kerangka kebudayaan. Heterogenitas kekayaan budaya negara‐bangsa Indonesia
selama ini terekatkan dalam sesanti Bhinneka Tunggal Ika. Dengan kata lain,
majemuk dan dinamis. Tidak ada kebudayaan Indonesia, bila bukan terbentuk
dari kebudayaan masyarakat yang lebih kecil.
Muhammad Brame Raufi Agean
16
Sehingga, bisa menjamin rasa aman bagi masyarakat dan kelancaran tata
kehidupan masyarakat.
sekadar retorika, tetapi harus diperjuangkan sebagai landasan bagi tumbuh dan
melihat berbagai konflik yang terjadi di sejumlah daerah di tanah air, beberapa
masyarakat multikultural di Indonesia. Munculnya konflik antarsuku, misalnya,
perbedaan itulah yang senantiasa dilakukan secara aktif baik oleh tokoh
terdiri dari beragam kebudayaan harus menjadi bagian tak terpisahkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
kemajemukan.
Muhammad Brame Raufi Agean
17
2.4. Kesetaraan dalam kehidupan masyarakat
Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini di mulai
oleh manusia. Tentunya seruan dengan suara kecil malah yang hampir tidak
terdengar, pada ribuan tahun yang lalu sudah ada. Tingkatannya rakyat jelata,
para orang kaya serta berkuasa bahkan menjadi anggota kalangan Sang Baginda
Raja. Kalau kita mau memikirkan masak‐masak keinginan untuk setara itu,
biasanya dan selalu datang dari pihak yang kurang beruntung untuk menyamai
kaum yang sedang atau sudah beruntung.
Sudah adakah yang sebaliknya? Mungkin saja pernah ada dan contohnya
bisa kita ambil misalnya saja seorang raja yang ingin hidup seperti rakyat biasa,
seorang pemimpin atau khalifah yang amat merakyat. Mungkin yang dijalani
oleh Siddharta Gautama Budha adalah seperti itu, seorang yang dilahirkan
sebagai anak seorang raja Suddhodana yang memimpin bangsa Shakya. Daerah
kekuasaan sang Raja Suddhodana, terletak di daerah yang pada jaman sekarang
dikenal dengan nama Negara Nepal. Presiden Iran Achmad Dinejad adalah
contoh lain yang paling mengena. Seorang penguasa seperti dia, masih hidup
dirumahnya yang kecil sejak dia masih dosen, tidur bukan diatas tempat tidur,
tetapi diatas kasur yang digelar dilantai, kalau bersembahyang di dalam masjid,
dia duduk dimana saja, ditengah jemaah lain, tidak menuju ke saf paling depan
seperti Presiden Indonesia, yang selalu begitu.
Muhammad Brame Raufi Agean
18
adalah karena jurang yang memisahkan kaum yang merasa dirinya tidak setara
dengan kaum yang ingin disetarai, semakin curam dan semakin lebar saja.
Kesetaran ini tidak akan muncul dan berkembang dalam susunan masyarakat
yang didirikan di atas paham dominasi dan kekuasaan satu kelompok terhadap
kelompok yang lain.Republik kita yang sudah berumur tua untuk ukuran
manusia, 62 tahun saja tidak ada keadilan dalam kehidupan berbangsa.
Keadaan adil dan makmur yang menjadi idaman seluruh rakyat Indonesia tidak
pernah datang sampai sekarang dan kemungkina besar juga di masa yang akan
depan nanti.
Untuk mencapai kesetaraan itu sebaiknya dengan cara menaikkan derajat,
diingininya, dengan upaya sendiri‐sendiri untuk tahap awal. Ini adalah satu‐
satunya jalan. Jangan mengajak teman sejawat terlebih dahulu hanya untuk
membentuk massa‐mass forming. Mass forming seperti ini akan menjadi solid‐
utuh kalau para pembentuknya memang mempunyai peringkat yang setara dan
sepadan. Kalau isi para pembentuknya tidak sama kemampuannya, visinya dan
tugasnya, maka massa yang terbentuk akan tidak utuh serta mudah tercerai‐
berai. Yang memilukan adalah bahwa setiap orang yang mempunyai ambisi
sekelilingnya sendiri.
Muhammad Brame Raufi Agean
19
relasi antara manusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan
menandai cara berpikir dan perilaku bangsa Indonesia, apabila setiap orang
Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya yang plural dan multikultural itu.
Identitas kesetaran ini tidak akan muncul dan berkembang dalam susunan
masyarakat yang didirikan di atas paham dominasi dan kekuasaan satu
nasional Indonesia.
Muhammad Brame Raufi Agean
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Di tengah arus reformasi dewasa ini, agar selamat mencapai Indonesia
Baru, maka idiom yang harus lebih diingat‐ingat dan dijadikan landasan
kebijakan mestinya harus berbasis pada konsep Bhinneka Tunggal Ika. Artinya,
sekali pun berada dalam satu kesatuan, tidak boleh dilupakan, bahwa
sesungguhnya bangsa ini berbeda‐beda dalam suatu Keragaman.
Kesetaraan bisa di wujudkan dengan pemerataan pembangunan di seluruh
wilayah NKRI dan juga keadilan di dalam bidang hukum ( bahwa semua sama
di di hadapan hukum ). Namun, jangan sampai kita salah langkah, yang bisa
berakibat yang sebaliknya: sebuah konflik yang berkepanjangan.
kepada generasi muda penerus bangsa.
3.2 Saran
yang berpokok pangkal dari keragaman dan keserataan sebagai sifat dasar
manusia.
Muhammad Brame Raufi Agean
21
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto, Drs. M Pd MSi ‐ Winarno S Pd Msi .2010 . Ilmu Sosial & Budaya
Dasar. Bumi Aksara. Jakarta
Internet. http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐. http://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_tunggal_ika
Internet. http://www.scribd.com/agus_muhardi/shelf
Supartono W, Drs. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia
Muhammad Brame Raufi Agean
22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Biodata Mahasiswa
N I M : 29.01.207P
Nama Lengkap : Agus Muhardi
Tempat & Tanggal Lahir: Musi Rawas, 29 Agustus 1980
Alamat Lengkap : Jl. Majapahit Gg. Damai 7 Rt. 03 No. 151 C Kel.
Majapahit Kec. Lubuklinggau Timur II
Telepon : 0856 647 18 999
II. Pendidikan
A. Formal
1. SD Negeri 4 Curup, lulus tahun 1993.
2. SMP Negeri 4 Curup, lulus tahun 1996.
3. SMK Negeri 1 Curup, lulus tahun 1999.
4. AMIK BSI Tangerang, lulus tahun 2003
B. Tidak Formal
1. Kursus komputer Paket WS/Lotus 123, lulus tahun 1997.
2. Kursus komputer Program dBASE III Plus, lulus tahun 1998.
3. Kursus komputer Pakae Microsoft Office 95, lulus tahun 1998.
Muhammad Brame Raufi Agean
23
Cabang Lubuklinggau.
2. Dari tahun Januari 2001 – November 2006, Staff IT. Di PT. DADA
INDONESIA Sadang.
INFORMATIKA (AMIK – BSI ) Tangerang
INDONESIA Tangerang.
Komputer Citra Info Komputer (C I K O ) Curup.
Lubuklinggau, April 2011
Saya yang bersangkutan
Agus Muhardi
Muhammad Brame Raufi Agean