You are on page 1of 108

MATERI

BINTEK MANAJEMEN
KEPEGAWAIAN

PEMERINTAH KOTA SEMARANG


TAHUN 2009

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................... 1
1. FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL....................................................... 2
2. PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL................................................ 12
3. KENAIKAN PANGKAT PNS .................................................................21
4. MUTASI KEPEGAWAIAN .................................................................33
5. PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL....................... 41
6. PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL........................ 57
7. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PNS.................................................... 60
8. PENGGAJIAN PNS .................................................................60
9. KESEJAHTERAAN PNS .................................................................65
- BAPERTARUM........................................................................................ 66
- TABUNGAN HARI TUA......................................................................... 69
- ASURANSI KESEHATAN (ASKES)...................................................... 72
10. CUTI PNS .................................................................76
11. PERATURAN DISIPLIN PNS .................................................................81
12. PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.......................................... 86
13. PEMBERHENTIAN PNS .................................................................94
14. PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL........................................................ 102

2
FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM

Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan suatu satuan
organisasi ditetapkan dalam suatu formasi untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan dengan tujuan agas unit
oeganisasai itu mampu melaksanakan tugasnya secara berdaya guna, berhasil guna
dan berkelangsungan. Sesuai dengan ketentuan Pasal 17 undang-undang Nomor 43
tahun 1999 Tentang Pokok-pokok kepegawaian, PNS diangkat dalam jabatan dan
pangkat tertentu. Dengan demikian, pengertian formasi termasuk di dalamnya jumlah
dan susunan jabatan PNS yang diperlukan suatu satuan organisasi Negara untuk
mempu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.

Agar satuan–satuan organisasi mempunyai jumlah, susunan pangkat dan mutu


Pegawai Negeri Sipil yang cukup sesuai dengan jenis, sifat dan besarnya beban
tugas, maka ditetapkan formasi Pegawai Negeri Sipil.

Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, organisasi harus
selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan itu. Karena tugas pokok dapat berkembang dari waktu ke waktu,
maka jumlah dan mutu PNS yang diperlukan harus selalu disesuaikan dengan
perkembangan tugas pokok. Perkembangan tugas dapat mengakibatkan makin
besarnya jumlah PNS yang diperlukan.

2. DASAR HUKUM
a. Undang Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
b. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri
Sipil Juncto Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003
c. Keputusan Kepala BKN Nomor 26 Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2003.

3. PENGERTIAN
Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil uang diperlukan
oleh suatu susunan organisasi untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka
waktu tertentu.
Formasi PNS Pusat adalah formasi bagi PNS yang bekerja pada suatu satuan
Organisasi Pemerintah Pusat.
Formasi PNS Daerah adalah formasi PNS yang bekerja pada suatu satuan Organisasi
pemerintah Daerah

3
Analisis Jabatan adalah proses, metoda dan teknik untuk memperoleh data jabatan,
serta mengolahnya menjadi informasi jabatan
Informasi Jabatan adalah uraian tentang hasil analisa jabatan yang berupa uraian
jabatan dan peta jabatan
Uraian Jabatan adalah uraian tentang hasil analisis jabatan yang berisi informasi
tentang nama jabatan, kode, unit organisasi ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan kerja,
perangkat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, nama jabatan yang berada
dibawahnya, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, resiko bahaya, syarat jabatan
dan informasi jabatan lainnya
Penyediaan pegawai adalah upaya suatu satuan organisasi Negara untuk mencari,
mendapatkan dan mengembangkan pegawai sesuai dengan standar, kualifikasi dan
kompetensi jabatan dalam rangka memenuhi kebutuhan suatu satuan organisasi
negara.

4. TUJUAN
Tujuan ditetapkannya formasi adalah agar satuan organisasi negara mempunyai
jumlah dan mutu/kualitas pegawai yang memadai sesuai dengan beban kerja dan
tanggung jawab pada masing-masing satuan organisasi

5. PENYUSUNAN FORMASI
Formasi masing-masing satuan organisasi negara disusun berdasarkan analisa
kebutuhan dan penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia dengan
memperhatikan informasi jabatan yang disusun setiap tahun anggaran
Pejabat Pembina Kepegawaian menyusun formasi masing-masing satuan organisasi
Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah selambat-lambatnya akhir bulan
Januari setiap tahun angaran
Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan analisis terhadap:
a. Jenis pekerjaan
b. Sifat pekerjaan
c. Beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang PNS
d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan
e. Peralatan yang tersedia

A. Jenis Pekerjaan
Yaitu macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu satuan organisasi
dalam melaksanakan tugas pokok.

B. Sifat Pekerjaan
Adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan formasi yaitu sifat
pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu.
Sebagaimana diketahui ada pekerjaan yang penyelesaiannya dapat dilakukan pada

4
jam kerja saja dan ada pula pekerjaan yang harus dilakukan secara terus menerus
(selama 24 jam).

C. Beban Kerja dan Perkiraan Kapasitas Seorang PNS


Adalah frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu. Memperkirakan beban kerja masing-masing satuan organisasi dapat
dilakukan berdasar perhitungan dan pengalaman
Apabila sudah dapat diperkirakan beban kerja masing-masing satuan organisasi,
maka untuk dapat menentukan jumlah pegawai yang diperlukan, perlu ditetapkan
perkiraan kapasitas seorang PNS dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan kapasitas
seorang pegawai untuk melakukan suatu jenis pekerjaan tertentu dalam jangka
waktu tertentu diakukan berdasarkan perhitungan atau berdasarkan pengalaman.

D. Prinsip pelaksaan Pekerjaan


Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat besar pengaruhnya pada penentuan formasi.
Sebagai contoh apabila suatu jenis pekerjaan akan dilakukan oleh satuan
organisasi sendiri maka organisasi tersebut harus diangkat pegawai untuk
melaksanakan tugas tersebut, namun bila suatu pekerjaan diborongkan pada fihak
lain maka tidak perlu mengangkat pegawai.

E. Peralatan yang tersedia


Peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan tersedia dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan tugas pokok akan mempengaruhi penentuan jumlah pegawai yang
diperlukan, kerena mungkin makin tinggi mutu peralatan yang digunakan dan
tersedia dalam jumlah yang memadahi mengakibatkan makin sedikit jumlah
pegawai yang dibutuhan.

F. Kemampuan Keuangan Negara/ Daerah


Faktor lain yang sangat penting untuk diperhitungkan adalah kemampuan
keuangan negara atau daerah.

6. PROSEDUR PENGUSULAN FORMASI PNS


Prosedur pengusulan penetapan formasi PNS dibedakan antara PNS Pusat dan
Daerah.
a. Prosedur pengusulan penetapan formasi PNS Pusat diatur sbb:
1) Pejabat Pembina Kepegawaian mengajukan usul penetapan formasi
kepada Menpan dan kepala BKN paling lambat akhir bulan Februari. Usul
tersebut dilampiri:
a). Penyusunan bezetting PNS (Jml kekuatan PNS yang ada)
b). Pengolahan formasi PNS dalam tahun anggaran yang bersangkutan
menurut golongan ruang;

5
c). Daftar usul formasi PNS menurut pangkat/ golongan ruang dalam tahun
anggaran yang bersangkutan;
d). Daftar kebutuhan PNS menurut jabatan pada tahun anggaran yang
bersangkutan;
e). Susunan jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh PNS yang
memiliki golongan ruang IV/a ke atas;
f). Daftar usul formasi PNS pada Perwakilan RI di luar Negeri (home staff)
dalam tahun anggaran yang bersangkutan, bagi instansi yang memiliki
perwakilan di Luar Negeri an memiliki/ memerlukan PNS sebagai home
staff;
g). Daftar usul formasi Pegawai yang bekerja pada Perwakilan RI di Luar
Negeri (local staff) dalam tahun anggaran yang bersangkutan, bagi instansi
yang memiliki perwakilan di Luar Negeri dan memiliki/memerlukan
pegawai sebagai local staff;
h). Daftar keadaan PNS yang diperbantukan Perwakilan/ badan
Internasional;
i). Daftar kebutuhan Tenaga Kesehatan dalam tahun anggaran yang
bersangkutan;
j). Daftar keadaan Tenaga Guru dalam tahun anggaran yang bersangkutan;
k). Daftar keadaan PNS yang dipekerjakan dan diperbantukan pada daerah
Otonom, Yayasan Badan-badan Swasta, Badan lain yang ditentukan
Pemerintah;
l). Daftar rencana penarikan kembali tenaga perbantuan dari Daerah
Otonom/Instansi lain/ luar negeri ke Pusat dalam tahun anggaran yang
bersangkutan;
m). Daftar jumlah PNS yang berhenti, pensiun dan meningal dunia pada tahun
anggaran sebelumnya, serta jumlah PNS yang mencapai BUP dalam tahun
anggaran yang bersangkutan;
n). Peta Jabatan; Apabila tahum anggaran sebelumnya telah melampirkan
maka tahun berikutnya tidak perlu melampirkan kembali, kecuali terjadi
perubahan organisasi.
2) Berdasarkan usul tersebut, Kepala BKN memberikan pertimbangan
kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara.
3) Pertimbangan Kepala BKN tersebut disampaikan setelah melalui
pembahasan dalam Tim Kerja Kepegawaian paling lambat akhir Mei. Tim
Kerja Kepegawaian ini ditetapkan dengan Keputusan Kepala BKN.
b. Prosedur pengusulan penetapan formasi PNS Daerah diatur sbb:
1) Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) masing-masing Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota mengajukan usul persetujuan formasi kepada Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan Aparatur Negara dan Kepala
BKN melalui Gubernur paling lambat akhir Bulan Februari;

6
2) Gubernur mengajukan persetujuan formasi Pemerintah Daerah Propinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota kepada Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan Aparatur Negara dan Kepala
BKN paling lambat akhir bulan Maret. Dalam penyampaian usul persetujuan
formasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Gubernur dapat memberikan
rekomendasi.
a) Penyusunan bezetting (jumlah kekuatan PNS yang ada) dalam
tahun anggaran yang lalu menurut golongan ruang;
b) Pengolahan formasi PNS dalam tahun anggaran yang bersangkutan
menurut golongan ruang;
c) Daftar usul formasi PNS manurut pangkat/ golongan ruang dalam
tahun anggaran yang bersangkutan;
d) Daftar kebutuhan PNS menurut jabatan pada tahun anggaran yang
bersangkutan;
e) Susunan jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh PNS
yang memiliki golongan ruang IV/a ke atas;
f) Daftar kebutuhan Tenaga Kesehatan dalam tahun anggaran yang
bersangkutan;
g) Daftar kebutuhan Tenaga Guru tahun anggaran yang bersangkutan;
h) Daftar jumlah PNS yang dipekerjakan dan diperbantukan pada
satuan organisasi pemerintah lainnya, Yayasan, Badan-badan swasta dan
badan lain yang ditentukan Pemerintah menurut golongan yang
bersangkutan;
i) Daftar rencana penarikan kembali tenaga perbantuan dari Daerah Otonomi
lain/ instansi lain ke Daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan;
j) Daftar jumlah PNS yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia pada
tahun anggaran sebelumnya, serta jumlah PNS yang mencapai BUP dalam
anggaran ybs;
k) Peta Jabatan. Apabila dalam tahun anggaran sebelumnya telah
melampirkan, maka untuk tahun berikutnya tidak perlu melampirkan
kembali, kecuali terjadi perubahan organisasi.
3) Usul persetujuan formasi PNS di lingkungan PEMDA Kabupaten/ Kota
diajukan oleh Gubernur kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan Kepala BKN;
4) Usul pemerintah persetujuan formasi tersebut bersamaan dengan
permintaan persetujuan formasi PNS di lingkungan PEMDA Propinsi;
5) Berdasarkan usul dimaksud, Kepala BKN memberikan pertimbangan
kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara;
6) Pertimbangan Kepala BKN tersebut disampaikan kepada Menteri yang
bertanggungjawab dibidang pendayagunaan aparatur negara setelah melalui

7
pembahasan dalam Tim kerja Kepegawaian (TKK) paling lambat akhir Bulan
Juni;
7) Menteri yang bertangungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara
memberikan persetujuan secara tertulis formasi PNS Daerah berdasar
pertimbangan tertulis Kepala BKN paling lambat Bulan Juni;
8) Dalam persetujuan formasi dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara, dicantumkan jumlah formasi untuk masing-
masing PEMDA (Propinsi, Kabupaten, Kota)
9) Persetujuan formasi tersebut disampaikan oleh Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara kepada
Gubernur dan tembusannya kepada Kepala BKN dan Kepala Kanreg BKN
sesuai dengan wilayah kerjanya. Selanjutnya Gubernur menyampaikannya
kepada masing-masing Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/
Kota paling lambat 7 hari kerja sejak diterimanya persetujuan tersebut.

7. PENETAPAN FORMASI PNS


Formasi PNS untuk masing-masing satuan organisasi pemerintah pusat ditetapkan
oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara
berdasarkan pertimbangan tertulis Kepala Badan Kepegawaian Negara paling lambat
Bulan juni.
Khusus untuk penetapan formasi PNS Luar Negeri harus memperhatikan pula
pertimbangan Menteri Luar Negeri.
Formasi PNS Daerah untuk masing-masing satuan organisasi Pemerintah Daerah
Propinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Kepala Daerah
Propinsi/ Kabupaten/ Kota yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan tertulis
dari menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara,
berdasarkan pertimbangan tertulis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara paling
lambat bulan Juli.

8. KETENTUAN LAIN-LAIN
Formasi yang telah ditetapkan berlaku dalam tahun anggaran yang bersangkutan,
sehingga lowongan formasi yang tidak diisi pada tahun yang bersangkutan tidak
dapat digunakan untuk tahun anggaran berikutnya.
Penetapan formasi Pegawai negeri Sipil yang tidak sesuai dengan prosedur yang
berlaku, maka tidak dapat digunakan untuk pengangkatan Calon Pegawai Negeri
Sipil/Pegawai Negeri Sipil.

Dalam rangka perencanaan dan pengendalian jumlah Pegawai Negeri Sipil maka
setiap keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang penetapan formasi di
lingkungannya, tembusannya harus disampaikan kepada Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala BKN.

8
DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN
JUMLAH TENAGA
NO UNIT KERJA NAKES NON
DOKTER DRG PERAWAT BIDAN
LAIN NAKES
PERAWAT
PUSKESMAS 2 dr/ 1 drg/ 8 3 bidan/ 5 Nakes
1 1
PERAWATAN PKM PKM perawat/PKM PKM lain/PKM
PUSKESMAS
1 drg/ 1 dr/ 5 perawat
2 NON
PKM 3 PKM /PKM
PERAWATAN
PUSKESMAS
3 1 perawat
PEMBANTU
1 dr / 10 1 bidan/
4 DESA
TT desa
RUMAH SAKIT
1/3 jml
1 dr / 10 / 3 drg / 2 perawat 1 Nakes
1 RUMAH SAKIT tenaga
TT RS / TT lain/ 3 TT
kesehatan

Keterangan :
TT : Tempat Tidur
PKM : Puskesmas
Nakes Lain : Tenaga Kefarmasian, Kesehatan Masyarakat, Gizi, Keterapian
fisik, Keteknisan Medis
Non Nakes : Tenaga Administrasi yang menunjang pelayanan kesehatan

9
STANDAR PENGHITUNGAN KEBUTUHAN GURU

1. Guru SD
JGSD = JRB + GP + GA

Keterangan
JGSD : Jumlah Guru SD
JRB : Jumlah Rombongan Belajar
GP : Guru Pendidikan Jasmani dan Rohani
GA : Guru Agama

2. Guru SLTP dan SMU


JGMP = JRB x W
24

Keterangan
JGMP : Jumlah Guru Mata Pelajaran
JRB : Jumlah Rombongan Belajar
W : Alokasi waktu seluruh mata pelajaran/minggu
24 : jumlah jam wajib mengajar /minggu

3. Guru SMK

JGMP = JP1 x JK1 + JP2 x jk2 + JPn x JKn


ME1 ME2 MEn

JW

Keterangan
JGMP : Jumlah Guru Mata Pelajaran yang dibutuhkan
JP : Jumlah Jam Pelajaran/tahun
JK : Jumlah Kelas tiap tingkat/paralel
JW : Jam wajib mengajar/minggu
KB : Kelompok Belajar
- Untuk Program Normatif dan Adaptif kelompok belajar = 1
- Untuk Program Produktif kelompok belajar = 2
ME : Jumlah Minggun Efektif/tahun

4. Guru Konseling
JGBK = JS
150

Keterangan
JGBK : Jumlah Guru Bimbingan Konseling
JS : Jumlah Siswa
150 : Jumlah siswa yang wajib dibimbing

10
FORMULA PENGHITUNGAN JABATAN TEKNIS LAINNYA

I. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN PROSES KERJA


Rumus = Jumlah Waktu Penyelesaian Tugas
Standar Waktu
Contoh :Jabatan Perancang Grafik Peta Bumi
1) Jumlah Waktu Penyelesaian Tugas
Jumlah Waktu penyelesaian tugas jabatan Perancang Grafik Peta Bumi sebanyak
54.300menit (905 jam)
Standar Waktu Penyelesaian
Jumlah waktu standar penyelesaian tugas selama 1 (satu) tahun sebanyak 75.000
menit (1.250 jam)
Jumlah Pegawai yang dibutuhkan
54.300 / 75.000 = 0,75 pegawai
Sehingga jumlah pegawai yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) pegawai dengan
catatan ditambahkan beban kerja lain

II. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT KERJA


Rumus = Jumlah Satuan Perangkat Kerja
Standar Pegawai persatuan Perangkat Kerja

Contoh : Traktor pada Balai Latihan Kerja Departemen Pertanian dibutuhka Jabatan
Operator, Teknisi dan Tukang Oli

1. Standar Pegawai Per Satuan Perangkat Kerja


a. Operator = 3 orang
b. Teknisi = 1 orang
c. Tukang Oli = 2 orang

2. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan


a. Operator = 1 x 3 = 3 orang
b. Teknisi = 1 x 1 = 1 orang
c. Tukang Oli = 1 x 2 = 2 orang

III.PERHITUNGAN MENGGUNAKAN HASIL KERJA


Rumus = Volume Hasil Kerja
Standar Hasil Kerja Pegawai

Contoh: Agenda Surat adalah hasil kerja jabatan Agendaris

1. Hasil Kerja
1000 agenda surat

11
2. Standar kemampuan prestasi rata-rata Pegawai
100 Agsenda surat/pegawai/hari
3. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan
1000/100 = 10 pegawai

IV. PERHITUNGAN MENGGUNAKAN OBJEK / BAHAN KERJA


Rumus = Jumlah Beban Kerja
Standar Penyelesaian Obyek / Bahan Kerja

Contoh : Bahan kerja surat diperlukan jabatan Agendari dan Caraka

1. Volume objek kerja


1000 surat
2. Standar kemampuan Pegawai per jabatan
a. Agendaris = 100 surat / hari
b. Caraka = 50 surat / hari
3. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan
a. Agendaris = 1000 / 100 = 10 agendaris
b. Caraka = 1000 / 50 = 20 caraka

12
PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong.
Lowongannya formasi dalam suatu organisasi pada umumnya disebabkan oleh dua
hal, yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia
atau adanya perluasan organisasi
Karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong,
maka penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah memenuhi syarat yang
ditentukan.
Pengadaan PNS harus didasarkan atas syarat-syarat objektif yang telah ditentukan,
dan tidak boleh didasarkan atas jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan atau
daerah.

2. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-
Pokok kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
tahun 1999
b. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang
Pengadaan Pegawai negeri Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002
c. Keputusan kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 11
Tahun 2002 Tanggal 17 Juni 2002

3. PERENCANAAN, PENGUMUMAN,
PERSYARATAN DAN PELAMARAN
a. Perencanaan
Perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain meliputi:
1) Penjadwalan kegiatan, antara lain meliputi:
a. Inventarisasi lowongan jabatan yang telah
ditetapkan dalam formasi serta syarat jabatannya
b. Pengumuman akan dilaksanakannya
pengadaan PNS
c. Penyiapan materi ujian
d. Penyiapan sarana dan prasarana yang
diperlukan
e. Pelamaran
f. Pelaksanaan penyaringan
g. Pengangkatan menjadi CPNS sampai
pengangkatan menjadi PNS
2) Penghitungan Biaya

13
Dalam perencanaan pengadaan PNS selain harus memperhitungkan
penyediaan anggaran gajinya, juga sekaligus diperhitungkan biaya yang
diperlukan untuk menyelenggarakan pengadaan PNS.
Perencanaan pengadaan PNS dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Pengadaan PNS hanya diperkenankan dalam batas formasi yang telah
ditetapkan dengan memprioritaskan:
1) Pegawai pelimpahan/penarikan dari
Departemen/LPND/Pemerintah Daerah yang kelebihan pegawai
2) Siswa / mahasiswa ikatan dinas setelah lulus dari pendidikannya
3) Tenaga medis dan paramedis yang telah selesai melaksanakan
masa bakti sebagai pegawai tidak tetap

b. Pengumuman
Setiap kegiatan pengadaan pegawai harus diumumkan seluas-luasnya melalui
media masa yang tersedia dan atau bentuk lainnya yang mungkin digunakan
sehingga kegiatan tersebut diketahui umum. Disamping itu untuk memberikan
kesempatan yang luas kepada setiap WNI untuk mengajukan lamaran, juga
memberikan lebih banyak kemungkinan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah untuk memilih calon PNS yang cakap dalam melaksanakan tugas yang
akan dibebankan kepadanya.
Pengumuman tersebut harus dilakukan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
sebelumnya tanggal penerimaan lamaran. Dalam pengumuman tersebut
dicantumkan antara lain:
1) Jumlah dan jenis jabatan yang lowong
2) Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan
3) Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar
4) Alamat dan tempat lamaran diajukan
5) Batas waktu pengajuan lamaran
6) Waktu dan tempat seleksi
7) Dll

c. Persyaratan
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah:
1) Warga Negara Indonesia. Apabila diragukan tentang kewarganegaraan
seorang pelamar, maka harus dimintakan bukti kewarganegaraannya, yaitu
Putusan Pengadila Negeri yang menetapkan ybs sebagai warga negara.
2) Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya
35 (tiga puluh lima) tahun.
Usia seorang pelamar ditentukan berdasarkan tanggal kelahiran yang
tercantum dalam STTB/Ijazah yang digunakan sebagai dasar pengangkatan
3) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu

14
tindak pidana kejahatan. Dalam ketentuan ini tidak termasuk bagi mereka
yang dijatuhi hukuman percobaan
4) Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
tidak dengan hormat sebagai PNS / anggota TNI/ anggota Kepolisian Negara
atau diberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Swasta.
5) Tidak berkedudukan sebagai calon/Pegawai Negeri
Seorang yang berkedudukan sebagai Calon/Anggota TNI dan Calon/Anggota
Kepolisian negara tidak dapat diterima untuk menjadi CPNS
6) Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang
diperlukan
7) Berlakuan baik, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Berkelakuan Baik
dari kepolisisan setempat
8) Sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari
Dokter
9) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI atau Negara lain yang
ditentukan oleh pemerintah
10) Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan, termasuk syarat khusus
yang ditentukan instansi ybs.

Pengangkatan CPNS pada prinsipnya tidak boleh melebihi 35 (tiga puluh lima)
tahun. Pengangkatan sebagai CPNS dapat dilakukan bagi yang melebihi batas 35
(tiga puluh lima) tahun dengan ketentuan:
1) Telah mengabdi kepada instansi pemerintah baik pusat mauupun daerah
sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus sebelum PP 11 Tahun 2002
ditetapkan tanggal 17 April 2002
2) Masih melaksanakan tugas pada instansi tersebut
3) Pengangkatan tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan khusus dan
dilakukan secara selektif serta tidak boleh melebihi usia 40 (empat puluh)
tahun

d. Pelamaran
Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang ditulis dengan tulisan
tangan sendiri ditujukan kepada pejabat pembina kepegawaian instansi yang
bersangkutan, yang dilampiri:
1) Foto copy STTB/Ijazah yang disyahkan oleh pejabat yang berwenang
2) Kartu tanda pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja
3) Pas photo menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan

1) PENYARINGAN
1. Pemeriksaan Administratif
Setiap surat lamaran yang diterima diperiksa dan diteliti sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan dalam pengumuman. Pemeriksaan tersebut

15
dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang diserahi urusan kepegawaian. Surat
lamaran yang tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada pelamar disertai
dengan alasan-alasannya, sedangkan yang memenuhi syarat disusun dalam daftar
untuk memudahkan pemanggilan.

2. Panitia Ujian
Untuk melaksanakan ujian penyaringan, pejabat pembina kepegawaian dengan
surat keputusan membentuk panitia ujian yang sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
dengan susunan :
1) seorang ketua merangkap anggota
2) seorang sekretaris merangkap anggota dan
3) seorang anggota

Tugas panitia adalah:


1) menyiapkan dan mengumpulkan bahan ujian
2) menentukan pedoman pemeriksaan dan penilaian ujian
3) menentukan tempat dan jadwal ujian
4) menyelenggarakan ujian
5) memeriksa dan menilai hasil ujian
6) menyampaikan hasil ujian kepada pejabat kepegawaian yang disusun
berdasarkan nilai tertinggi sampai yang terendah
7) membuat laporan secara tertulis kepada pejabat kepegawaian

3. Materi Ujian
Materi ujian disusun sedemikian rupa sehingga pelamar yang akan diterima
benar-benar mempunyai kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang diperlukan.
Adapun materi ujian meliputi:
1) Test kompetensi, yang disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan. Tes
Kompetensi meliputi:
a) Pengetahuan Umum
b) Bahasa Indonesia
c) Kebijaksanaan Pemerintah
d) Pengetahuan Teknis, yaitu pengetahuan yang
diperlukan untuk jabatan yan bersangkutan atau syarat jabatan
e) Pengetahuan lainnya
f) Penyusunan materi ujian harus didasarkan pada
persyaratan jabatan yang diperlukan
2) Psikotes, yang disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan dan
kemampuan instansi masing-masing. Psikotes dilakukan untuk mengetahui
kepribadian, minat dan bakat bagi pelamar.

16
4. Pemanggilan Pelamar
Pelamar yang memenuhi syarat, dipanggil secara tertulis untuk mengikuti ujian
penyaringan. Pemanggilan dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang disertai
tugas urusan kepegawaian. Untuk menghindari keterlambatan atau tidak
diterimanya surat penggilan tersebut, maka disamping pemanggilan dilakukan
secara tertulis, juga dilakukan dengan pengumuman melalui media massa
5. Ujian
Dalam rangka menjamin objektifitas penyelenggaraan ujian penyaringan
penerimaan pegawai, maka ujian penyaringan dilaksanakan secara tertulis.
Apabila diperlukan, dapat diadakan ujian lisan berupa wawancara, yang
merupakan pelengkap dari ujian tertulis. Bagi pelamar yang akan mengisi
lowongan tertentu, diadakan ujian ketrampilan, seperti operator komputer,
pengemudi dsb.
Selain ujian tertulis, ujian lisan dan ketrampilan, bagi pelamar yang akan mengisi
jabatan tertentu dapat diadakan ujian kepribadian (psikotes)

6. Pengumuman Pelamar Yang Diterima


Pejabat Pembina Kepegawaian setelah menerima daftar nama dan nomor serta
nilai ujian peserta dari Panitia Ujian, menetapkan pelamar yang dinyatakan
diterima berdasarkan urutan nilai tertinggi sesuai dengan jumlah lowongan dan
kualifikasi pendidikan yang tersedia.
Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat lain mengumumkan nomor peserta
ujian yang ditetapkan diterima melalui media massa dan bentuk lainnya. Selain itu
kepada pelamar yang diterima disampaikan pemberitahuan secara tertulis melalui
surat tercatat. Dalam pengumuman dan surat pemberitahuan tersebut,
diinformasikan kapan, dimana, kepada pejabat mana, dan batas waktu untuk
melapor bagi pelamar yang diterima. Apabila pelamar yang dipanggil sampai
batas waktu yang ditentukan tidak melapor, maka dianggap mengundurkan diri.
Batas waktu melapor sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung
mulai tanggal dikirimkannya surat pemberitahuan tersebut.

2) PENGANGKATAN
a) Pengangkatan Sebagai CPNS
Pelamar yang ditetapkan diterima, wajib melengkapi dan menyerahkan
kelengkapan administrasi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau yang
ditunjuk olehnya. Apabila salah satu kelengkapan administrasi tidak dipenuhi,
maka yang bersangkutan tidak dapat diangkat sebagai CPNS.

Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah menyampaikan daftar pelamar yang


dinyatakan lulus ujian penyaringan dan ditetapkan diterima untuk diangkat
sebagai Calon PNS kepada Badan Kepegawaian Negara untuk mendapat Nomor
Identitas Pegawai Negeri Sipil

17
Berdasarkan Nomor Identitas (NIP) PNS yang ditetapkan BKN, Pejabat Pembina
Kepegawaian menetapkan keputusan pengangkatan menjadi Calon PNS.
Pengangkatan Calon PNS dilakukan dalam tahun anggaran berjalan dan
penetapannya tidak boleh berlaku surut. Yang dimaksud dengan tahun anggaran
yang berjalan yaitu berdasarkan formasi yang ditetapkan tahun anggaran yang
bersangkutan Penetapan berlakunnya pengangkatan calon PNS pada bulan
berjalan yang bersangkutan tersebut, yaitu pada tanggal 1 (satu) bulan berikutnya
setelah pemberian NIP. Dalam hal pemberian NIP dilakukan pada bulan terakhir
tahun anggaran berjalan, maka pengangkatan sebagai Calon PNS berlaku mulai
tanggal 1 bulan terakhir tahun anggaran yang bersangkutan.

Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya surat


keputusan pengangkatan CPNS, yang bersangkutan wajib melapor pada satuan
organisasi dan melaksanakan tugasnya.

b) Golongan Ruang
Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai CPNS adalah sbb:
1) Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah Sekolah Dasar atau yang setingkat
2) Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah SLTP atau yang setingkat
3) Golongan ruang II/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah SLTA, Diploma I atau yang
setingkat
4) Golongan II/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki
dan menggunkan STTB/Ijazah SPGLB atau Diploma II
5) Golongan II/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki
dan menggunkan STTB/Ijazah Sarjana Muda, Akademi atau
Diploma III
6) Golongan III/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki
dan menggunkan STTB/Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV
7) Golongan ruang III/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunkan STTB/Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister (S 2)
atau Ijazah lain yang setara
8) Golongan ruang III/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunkan STTB/Ijazah Doktor (S 3)

Ijazah lain yang setara dengan Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister
sebagaimana dimaksud di atas adalah yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi
yang bobot untuk memperolehnya setara dengan Ijazah Dokter, Apoteker dan

18
Magister yang penetapan kesetaraannta dilaksanakan oleh menteri yang
bertanggung jawab di bidang Pendidikan Nasional

Ijazah sebagaimana dimaksud diatas adalah Ijazah yang diperoleh dari


Sekolah atau Perguruan Tinggi Negeri dan /atau Ijazah yang diperoleh dari
Sekolah atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi dan /atau telah
mendapat ijin penyelenggaraan dari Menteri yang bertanggungjawab di
bidang Pendidikan Nasional atau pejabat lain sesuai Peraturan perundangan
yang berlaku

Ijazah yang diperoleh dari Sekolah atau Perguruan tinggi di luar Negeri hanya
dapat dihargai bila telah diakui dan ditetapkan sederajat dengan Sekolah atau
Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia oleh Menteri yang bertanggungjawab
dibidang Pendidikan Nasional atau pejabat lain sesuai Peraturan perundangan
yang berlaku

c) Penghasilan
Hak atas gaji CPNS adalah 80% (delapan puluh persen) dari gaji pokok PNS,
mulai berlaku pada tanggal yang bersangkutan secara nyata melaksanakan
tugasnya yang dinyatakan dengan surat pernyataan oleh Kepala Kantor atau
satuan organisasi yang bersangkutan. Surat pernyataan telah melaksanakan tugas
dibuat oleh Kepala Kantor atau satuan organisasi selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan setelah yang bersangkutan secara nyata telah melaksanakan tugas

Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah durat pernyataan telah melaksanakan


tugas dibuat, Pejabat Pembuat Daftar Gaji sudah mengajukan usul pembayaran
gaji kepada Kepala KPKN/Kas Daerah
CPNS yang penempatannya jauh dari tempat tinggalnya, sudah dianggap nyata
melaksanakan tugas sejak ia berangkat menuju ke tempat tugasnya yang
dibuktikan surat perintah perjalanan/penugasan dari pejabat yang berwenang.
Bila pada saat pengangkatan pertama CPNS telah mempunyai masa kerja maka
dapat diperhitungkan sebagai masa kerja untuk penetapan gaji pokok. Masa kerja
yang dapat diperhitungkan penuh untuk penetapan gaji pokok dalam
pengangkatan pertama adalah:
1) Masa selama menjadi Calon /Pegawai Negeri kecuali masa menjalankan
CLTN
2) Masa selama menjadi pejabat Negara
3) Masa selama menjalankan tugas Pemerintahan, yang antara lain masa
penugasan sebagai:
a) Lokal staf pada perwakilan RI di luar negeri
b) Pegawai tidak tetap
c) Perangkat desa

19
d) Pegawai/tenaga pada Badan Inernasional
e) Petugas pada Pemerintahan lainnya yang penghasilannya dibebankan
pada APBN
4) Masa selama menjalankan kewajiban untuk membela negara, antara lain
sebagai Prajurit Wajib dan sukarelawan
5) Masa selama menjadi pegawai/karyawan Perusahaan milik pemerintah
seperti BUMN dan BUMD

Masa kerja yang diperhitungkan setengah adalah masa kerja sebagai


pegawai/karyawan dari Perusahaan yang berbadan hukum di luar lingkungan
Badan pemerintah (termasuk Perusahaan swasta asing yang berbadan hukum)
yang tiap kali tidak kurang dari 1 (satu) tahun dan tidak terputus, dengan
ketentuan bahwa masa kerja tersebut diperhitungkan sebanyak-banyaknya 8
(delapan) tahun

d) Masa Percobaan
Masa selama menjadi CPNS merupakan masa percobaan. Lamanya sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun yang dihitung sejak
tanggal yang bersagkutan diangkat sebagai CPNS.
e) Pengangkatan Menjadi CPNS
CPNS yang telah menjalankan masa percobaan diangkat menjadi PNS dalam
jabatan dan pangkat tertentu dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.
Pengangkatan tersebut ditetapkan apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Setiap unsur penilaian prestasi kerja / DP 3 sekurang-kurangnya bernilai
baik
2) Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat
menjadi PNS
3) Telah lulus Pendidikan dan pelatihan Prajabatan
Tanggal mulai berlakunya keputusan pengangkatan menjadi PNS tidak boleh
berlaku surut
Calon PNS yang telah menjalankan masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun
dan telah memenuhi syarat untk diangkat PNS, tetapi karena suatu sebab
belum diangkat menjadi PNS, maka hanya dapat diangkat menjadi PNS
apabila alasannya bukan karena kesalahan yang bersangkutan. Pengangkatan
menjadi PNS Pusat bagi CPNS Pusat yang menjalani masa percobaan lebih
dari 2 (dua) tahun ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Sedangkan bagi CPNS Daerah yang akan diangkat menjadi PNS Daerah yang
menjalani masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian daerah Propinsi /Kabupaten/Kota setelah mendapat
pertimbangan teknis dari Kepala Kantor Regional BKN.

20
Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas diangkat menjadi PNS terhitung mulai
tanggal 1 (satu) pada bulan yang bersangkutan dinyatakan tewas. CPNS yang
cacat karena dinas, yang oleh Team Penguji Kesehatan dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam semua jabatan Negeri, diangkat menjadi PNS terhitung
mulai tanggal 1 (satu) pada bulan ditetapkannya surat keterangan Team
Penguji Kesehatan, dan diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan
diberikanhak-hak kepegawaian sesuai dengan perundangan yang berlaku.

Pengangkatan menjadi PNS bagi CPNS yang tewas atau cacat karena dinas
ditetapkan dengan keputusan Kepala BKN/Kantor Regional BKN baik bagi
CPNS Pusat maupun Daerah (PP No 09 tahun 2003)

f) Pemberhentian Calon PNS


Calon PNS diberhentikan dengan hormat, apabila :
1) mengajukan permohonan berhenti
2) tidak memenuhi syarat kesehatan
3) tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan
4) tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas
5) menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat
mengganggu lingkungan pekerjaan
6) dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang
7) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik dan telah mengajukan
surat permohonan berhenti secara tertulis kepada pejabat pembina
kepegawaian
8) 1 (satu) bulan setelah diterimanya keputusan pengangkatan Calon PNS
tidak melapor dan melaksanakan tugas, kecuali bukan karena kesalahan
yang bersangkutan.

Calon PNS diberhentikan dengan hormat, apabila :


1) Pada waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan atau bukti
yang tidak benar. Yang dimaksud keterangan-keterangan atau bukti-bukti
yang tidak benar dalam ketentuan ini adalah apabila keterangan tersebut
mengakibatkan kerugian pada negara atau setelah diketahui kebnarannya
seharusnya tidak memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Calon PNS.
2) Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja
melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan
jabatan/tugasnya;
3) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat
4) Menjadi anggota dan/atau pengurus patai politik tanpa mengajukan surat
permohonan berhenti secara tertulis kepada pejabat pembina kepegawaian

21
Pemberhentian Calon PNS ditetapkan dengan surat keputusan pejabat
pembina kepegawaian.

22
KENAIKAN PANGKAT PNS

A. Umum
Kenaikan pangkat merupakan salah satu elemen penting dalam pembinaan karier
Pegawai Negeri Sipil, karena melalui kenaikan pangat yang tepat waktu dan sasaran,
diharapkan akan menumbuhkan semangat kerja bagi PNS yang bersangkutan.
Kenaikan pangkat merupakan penghargaan yang diberikan atas pengabdian PNS
terhadap negara, yang dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih
meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya

B. Dasar Hukum
1. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo. Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999
2. Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2002
3. Keputusan Kepala BKN No. 12 Tahun 2002.

C. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan
sebagai dasar penggajian.
Kenaikkan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan
pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara.

D. Sistim, Masa Dan Susunan Pangkat PNS


Sesuai dengan Pasal 18 (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah
diubah dengan UndangUndang Nomr 43 tahun 1999, dinyatakan bahwa kenaikan
pangkat dilaksanakan dengan :
1. Sistim Kenaikan Pangkat Reguler
2. Sistim Kenaikan Pangkat Pilihan

Disamping itu, kepada Pegawai Negeri Sipil dapat diberikan :


1. Kenaikan Pangkat Anumerta bagi PNS yang tewas
2. Kenaikan Pangkat Pengabdian bagi PNS yang :
1. Meninggal dunia;
2. Mencapai batas usia pensiun;
3. Cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam
semua jabatan negeri

Masa kenaikan pangkat PNS ditetapkan tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun
kecuali Kenaikan Pangkat Anumerta dan Kenaikan Pangkat Masa kerja untuk

23
kenaikan pangkat pertama PNS dihitung sejak pengangkatan sebagai calon Pegawai
Negeri Sipil.
Nama dan Susunan Pangkat serta Golongan Ruang PNS adalah sebagai berikut :
A Pangkat B. Golongan C. Ruang
1 Juru Muda I a
2 Juru Muda Tingkat1 II b
3 Juru Juru Tingkat 1 III c
4 Pengatur Muda IV d
5 Pengatur Muda Tingkat 1 V a
6 Pengatur VI b
7 Pengatur Tingkat 1 VII c
8 Penata Muda VIII d
9 Penata Muda Tingakat 1 IX a
10 Penata X b
11 Penata Tingkat 1 XI c
12 Pembina XII d
13 Pembina Tingkat 1 XIII a
14 Pembina Tingkat 1 XIV b
15 Pembina Utama Muda XV c
16 Pembina Utama Madya XVI d
17 Pembina Utama XVII e

E. Kenaikan Pangkat Reguler


Kenaikan Pangkat Reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan.
Kenaikan Pangkat Reguler diberikan PNS yang :
1. Tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional
tertentu
2. Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak
menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu
3. Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar
instansi induk dan tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan
persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu.

Syarat-syarat kenaikan pangkat reguler adalah :


1. Bestatus Pegawai Negeri Sipil
2. Tidak melampaui pangkat atasan langsung
3. Masih dalam jenjang kepangkatan
4. Lulus ujian yang dipersyaratkan
5. Penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun
terakhir
6. Sekurang-kurangnya telah empat tahun dalam pangkat
terakhir
7. PNS yang dipekerjakan / diperbantukan diluar instansi
induk secara penuh pada proyek pemerintah, organisasi profesi, negara sahabat,
Badan Internasional, atau badan swasta yang ditentukan dapat diberikan kenaikan
pangkat reguler sebanyak-banyaknya tiga kali selama penugasan/perbantuan

24
kecuali yang dipekerjakan/diperbantukan pada lembaga pendidikan, sosial,
kesehatan dan perusahaan jawatan.

Kanaikan Pangkat Reguler diberikan kepada PNS sampai dengan jenjang


NO STTB/IJAZAH GOL RUANG GOL.RUANG
PERMULAAN TERTINGGI
1. SD I/a II/a
2. SLTP I/c II/c
3. SLTP Kejuruan I/c II/d
4. SLTA II/a III/b
SLTA Kejuruan
DI
5. Diploma II II/b III/b
6. SGPLB II/b III/c
7. Sarjana Muda II/c III/c
Diploma III
Akademi
Bakaloreat
8. Sarjana III/a III/d
Diploma IV
9 Dokter; S – 2 III/b IV/a
Apoteker
10. Dokter III/c IV/b

F. Kenaikan Pangkat Pilihan


Kenaikan Pangkat Pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil atas prestasi kerjanya yang tinggi.

Kenaikan Pangkat Pilihan diberikan kepada PNS yang :


1) Menduduki jabatan struktural/jabatan fungsional tertentu
2) Menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan
Keppres
3) Manunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya
4) Menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara
5) Diangkat menjadi pejabat negara
6) Memperoleh STTB/Ijazah
7) Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural
atau fungsional tertentu
8) Telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar
9) Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induknya
yang diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan
eselonnya atau jabatan fungsional tertentu.

1. Kenaikkan pangkat PNS yang menduduki jabatan struktural

25
a. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya
masih satu tingkat jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu,
dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila :
1) Telah satu tahun dalam pangkat terakhir
2) Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan struktural yang
didudukinya, yang dihitung sejak pelantikan.
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun
terakhir
b. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural dan
pangkatnya masih satu tingkat dibawah jenjang pangkat terendah untuk jabatan
yang diduduki tetapi telah empat tahun atau lebih dalam pangkat terakhir yang
dimiliki, dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi pada
periode kenaikan pangkat setelah pelantikan apabila setiap unsur penilaian
prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir
c. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya
telah mencapai jenjang pangkat terendah yang ditentukan telah mencapai jenjang
pangat terendah yang ditentuka untuk jabatan itu, dapat dipertimbangkan
kenaikan pangkat pilihan setingkat lebih tinggi apabila:
1) Sekurang-kurangnya telah empat tahun dala pangkat terakhir
2) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam dua tahun terakhir

2. Kenaikan Pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu


PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu dapat dinaikkan pangkatnya setiap
kali setingkat lebih tinggi apabila :
- Sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir
- Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan
- Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam dua tahun terakhir.

3. Kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan tertentu yang


pengangkatannya ditetapkan dengan KEPRES
Kenaikan pangkat bagi PNS yang menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya
ditetapkan dengan KEPRES diatur dengan peraturan perundangan tersendiri

4. Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi yang luar biasa
baiknya
PNS yang menunjukkan prestasi luar biasa baiknya selama 1 (satu) tahun terakhir,
dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat jenjang pangat,
apabila:
- Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir

26
- Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 bernilai amat baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir
Yang dimaksud prestasi kerja yang luar biasa baiknya disini adalah prestasi yang
sangat menonjol baiknya yang secara nyata diakui dalam lingkungannya, sehingga
PNS tersebut menjadi teladan bagi yang lain. Prestasi kerja yang luar biasa baiknya
tersebut dinyatakan dengan surat keputusan yang ditandatangani oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian.

5. Kenaikan pangkat bagi PNS yang menemukan penemuan baru yang


bermanfaat bagi negara
PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara, dinaikan
pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat jenjang pangkat yang diberikan pada
saat yang bersangkutan telah 1 (satu) taun dalam pangkat terakhir dan penilaian baik,
dan tidak ada unsur yang bernilai kurang.

6. Kenaikan pangkat bagi PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara


a. PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan
organiknya, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi tanpa
terikat jenjang pangkat, apabila :
1) Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir
2) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 1 (satu) tahun
terakhir sekurang-kurangnya bernilai baik
b. PNS yang diangkat menjai Pejabat Negara tetapi tidak diberhentikan dari
jabatan organiknya, kenaikan pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan jabatan
organik yang didudukinya, dengan ketentuan:
1) Bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu,
kenaikan pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan ketentuan yang berlaku
untuk pemberian kenaikan pangkat pilihan sesuai dengan jabatan yang
didudukinya.
2) Bagi yang tidak menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu,
kenaikan pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan ketentuan yang berlaku
untuk pemberian kenaikan pangkat reguler

7. Kenaikan pangkat bagi PNS yang memperoleh STTB/Ijazah atau Diploma


Bagi PNS yang memperoleh:
a) STTB/Ijazah SLTp atau yang setingkat danmasih
berpangkat Juru Muda Tingkat I Gol. Ruang I/b ke bawah, dapat dinaikkan
pangkatnya menjadi Juru Gol. Ruang I/c
b) STTB/Ijazah SLTA, Diploma I atau yang setingkat dan
masih berpangkat Juru Tingkat I Gol. Ruang I/D ke bawah, dapat dinaikkan
pangkatnya menjadi Pengatur Muda, Gol Ruang II/a.

27
c) STTB/Ijazah SPGLB atau Diploma II dan masih
berpangkat Pengatur Muda, Gol. Ruang II/a ke bawah dapat dinaikan
pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I, Gol. Ruang II/b
d) Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III dan masih
berpangkat Pengatur Muda Gol. Ruang II/b ke bawah, dapat dinaikkan
pangkatnya menjadi Pengatur Gol. Ruang II/c
e) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV dan masih berpangkat
Pengatur Tingkat I Gol. Ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya
menjadi Penata Muda Gol. Ruang III/a
f) Ijazah Dokter (S3) dan masih berpangkat Penata Muda
Tingkat I Gol. Ruang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi
Penata Gol. Ruang III/c

Ijazah sebagaimana tersebut di atas adalah ijazah yang diperoleh dari sekolah atau
perguruan tinggi negeri dan atau ijazah dari yang diperoleh dari sekolah/perguruan
tinggi swasta yang terakreditasi dan atau telah mendapat izin penyelenggaraan dari
Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain
berdasarkan peraturan perundangan

Untuk ijazah yang diperoleh dari sekolah/perguruan tinggi di luar negeri dihargai
setelah di akui dan ditetapkan sederajat dengan ijazah dari sekolah atau perguruan
tinggi negeri yang ditetapkan Menteri yang bertanggungjawab dibidang pendidikan
nasional.

Kenaikan pangkat sebagaimana tersebut di atas dapat dipertimbangkan setelah


memenuhi syarat sbb:
a) Diangkat dalam jabatan/tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang
sesuai dngan ijazah yang diperoleh
b) Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir
c) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir
d) Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan
fungsional tertentu
e) Lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah ijazah yang
diperoleh sebagaimana tersebut di atas termasuk didalamnya ijazah yang
diperoleh sebelum yang bersangkutan diangkat sebagai PNS

8. Kenaikan pangkat bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar dan


sebelumnya menduduki jabatan tertentu
PNS yang sedang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan
stuktural atau jabatan fungsional tertentu diberikan kenaikan pangkat setiap kali
setingkat lebih tinggi bila:

28
a) sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat
terakhir
b) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
kenaikan pangkat tersebut diberikan dalam jenjang pangkat yang ditentukan untuk
jabatan struktural/fungsional tertentu yang terakhir didudukinya.

9. Kenaikan pangkat bagi PNS yang telah sesuai mengikuti dan lulus tugas
belajar
PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh:
a) Ijazah SGPLB atau Diploma II, dan masih berpangkat
Pengetur Muda Gol. Ruang II/a ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi
Pengatur Muda Tingkat I Gol. Ruang II/b
b) Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III dan masih
berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, Gol. Ruang II/b ke bawah, dinaikkan
pangkatnya menjadi Pengatur Gol. Ruang II/c
c) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV dan masih berpangkat
Pengatur Tingkat I Gol. Ruang II/d ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi
Penata Muda Gol. Ruang III/a
d) Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister (S2) atau ijazah lain
yang setara dan masih berpangkat Penata Muda Gol. Ruang III/a ke bawah,
dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I Gol. Ruang III/b
e) Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda
Tingkat I Gol. Ruang III/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Gol.
Ruang III/c

Kenaikan pangkat tersebut baru dapat dipertimbangkan bila:


a) Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir
b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir

10. Kenaikan pangkat PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan


secara penuh di luar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan
yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu

PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induknya dan diangkat
dalam jabatan pimpinan yang ditetapkan persamaan eselonnya, dapat diberikan
kenaikkan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi bila:

29
a) Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat
terakhir
b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
Kenaikan pangkat sebagaimana tersebut diatas hanya dapat diberikan sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) kali, kecuali bagi yang dipekerjakan atau diperbantukan pada
lembaga kependidikan, sosial, kesehatan dan perusahaan jawatan

PNS yang diperbantukan/ dipekerjakan diluar instansi induk dan yang menduduki
jabatan fungsional tertentu yang untuk kenaikan pangkatnya harus memenuhi angka
kredit, disamping syarat-syarat lainnya sebagaimana dipersyaratkan untk kenaikan
pangkat PNS yang menduduki jabatan fungsional.

G. Kenaikan Pangkat Anumerta


Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tewas, diberikan pangkat anumerta setingkat
lebih tinggi, yang berlaku mulai tanggal yang bersangkutan tewas.
Pemberian kenaikan pangkat anumerta harus diusahakansebelum PNS yang tewas
dimakamkan dan surat keputusan kenaikan pangkat anumerta tersebut hendaknya
dibacakan pada waktu upacara pemakaman. Untuk menjamin agar pemberian
kenaikan anumerta dapat diberikan sebelum PNS yang tewas itu dimakamkan, maka
ditetapkan sementara.
Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan sementara adalah Pejabat Pembina
Kepegawaian instansi masing-masing untuk semua PNS yang dinyatakan tewas
dalam pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e ke bawah. Apabila kedudukan
Pejabat Pembina Kepegawaian tersebut jauh dari instansi tempat bekerja PNS yang
tewas sehingga tidak memungkinkan diberikan kenaikan pangkat anumerta sebelum
PNS yang tewas itu dimakamkan, Camat atau Pejabat Pemerintah setempat lainnya
dapat mengeluarkan keputusan sementara.
Kepala Kantor atau Pimpinan Unit kerjanya membuat laporan tentang tewasnya PNS
sebagai sebagai bahan penetapan keputusan sementara oleh Camat atau Pejabat
lainnya. Berdasarkan laporan tersebut Camat atau Pejabat Pemerintah setempat
mempertimbangkan pemberian kenaikan pangkat anumerta, dan apabila menurut
pendapatnya memenuhi syarat sesuai peraturan perundangan yang berlaku, maka
pejabat tersebut menetapkan keputusan sementara tentang pemberian kenaikan
pangkat anumerta.
Pejabat yang menetapkan keputusan sementara selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja wajib melaporkan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian instansi PNS yang
tewas. Berdasarkan bahan-bahan kelengkapan administrasi yang disampaikan oleh
pejabat yang menetapkan keputusan sementara tersebut, maka Pejabat Pembina
Kepegawaian mempertimbangkan penetapan pemberian kenaikan pangkat anumerta.

30
Apabila terdapat alasan yang cukup untuk pemberrian kenaikan pangkat anumerta
maka:
Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah menyampaikan usul kepada:
1) Presiden bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Pembina
Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas dan tembusan disampaikan kepada
Kepala BKN sebagai bahan pertimbangan teknis kepada Presiden
2) Kepala BKN bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Juru
Muda Tingkat I golongan ruang I/b sampai dengan Pembina Tingkat I golongan
ruang IV/b
Apabila almarhum/almarhumah PNS yang dinyatakan tewas oleh Kepala BKN atau
Pejabat lain yang ditunjuk dalam lingkungannya dan diberikan dan diberikan
kenaikan pangkat anumerta dan uang duka tewas, maka keputusan sementara tentang
pemberian kenaikan pangkat anumerta ditetapkan menjadi keputusan definitive oleh
pejabat yang berwenang, yaitu:
1) Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah yang dinaikkan pangkatnya menjadi
Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas setelah mendapat
pertimbangan teknis dari Kepala BKN;
2) Kepala BKN, bagi PNS Pusat dan daerah yang dinaikkan pangkatnya menjadi
Juru Muda Tingkat I golongan ruang I/b ke atas sampai Pembina Tingkat I
golongan ruang IV/b;
Apabila almarhum/almarhumah PNS ternyata tidak memenuhi syarat untuk
dinyatakan tewas, maka keputusan sementara tentang pemberian kenaikan pangkat
anumerta tidak dapat ditetapkan menjadi keputusan definitive oleh pejabat yang
berwenang, dan keputusan sementara tersebut tidak berlaku. Dalam hal yang
bersangkutan memenuhi syarat untuk mendapatkan kanaikan pangkat pengabdian
karena meninggal dunia dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian dengan
keputusan pejabat yang berwenang.

H. Kenaikan Pangkat Pengabdian


1. Kenaikan pangkat pengabdian bagi PNS yang
meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat karena mencapai
batas usia pensiun.
PNS yang meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat dengan hak
pensiun karena mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan pangkat
pengabdian setingkat lebih tinggi apabila:
a) Memiliki masa bekerja sebagai PNS selama:
1) Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun secara terus menerus dan
sekurang-kurangnya telah satu bulan dalam pangkat terakhir
2) Sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus dan
sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir
3) Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus dan
sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat terakhir

31
b) Setiap unsur Penilaian Prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir
c) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam
satu tahun terakhir.
d) Masa bekerja sebagai PNS secara terus menerus dimaksud dalam
ketentuan ini adalah masa kerja yang dihitung sejak diangkat menjadi CPNS
atau PNS sampai dengan yang bersangkutan meninggal dunia atau mencapai
batas usia pensiun dan tidak terputus statusnya sebagai PNS.
e) Kenaikkan pangkat Pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia atau
mencapai BUP tersebut ditetapkan dengan:
1) Keputusan Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah yang dinaikkan
pangkatnya menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c keatas
setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara
2) Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara, bagi PNS Pusat an
Daerah yang dinaikan pangkatnya menjadi Juru Muda Tingkat I golongan
ruang I/b sampai dengan Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.
Kenaikan pangkat Pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia berlaku terhitung
mulai tanggal PNS yang bersangkutan meninggal dunia
Kenaikan Pengabdian bagi PNS yang mencapai batas usia pensiun berlaku
terhitung mulai tangal 1 (satu) pada bulan yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat dengan hak pensiun.

2. Kenaikan Pangkat Pengabdian yang disebabkan cacat


karena dinas
PNS yang oleh Team Penguji Kesehatan dinyatakan cacart karena dinas dan tidak
dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diberikan kenaikan pangkat
pengabdian setingkat lebih tinggi, yang berlaku mulai tanggal yang bersangkutan
oleh Team Penguji Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat kerja
lagi dalam jabatan negeri.
Apabila oleh Team Penguji Kesehatan PNS tersebut dinyatakan cacat karena
dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan negeri, maka:
Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah menyampaikan usul kenaikan
pangkat pengabdian kepada:
a. Presiden bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi
Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas dan tembusan
disampaikan kepada Kepala BKN sebagai pertimbangan teknis kepada
Presiden
b. Kepala BKN bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan
menjadi Juru Muda Tingkat I golongan I/b sampai dengan Pembina Tingkat I
Golongan ruang IV/b

Kenaikan pangkat pengabdian ditetapkan dengan:

32
a. Keputusan Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah untuk kenaikan pangkat
menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas setelah mendapat
pertimbangan teknis dari Kepala BKN
b. Keputusan Kepala BKN, bagi PNS Pusat dan Daerah untuk kenaikan pangkat
menjadi Juru Muda Tingkat I golongan ruang IV/b
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang oleh Team Penguji Kesehatan
dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan
negeri, diangkat menjadi PNS, dan diberikan kenaikan pangkat pengabdian.
Pengangkatan menjadi PNS sebagaimana tersebut di atas terhitung mulai tanggal
1 (satu) pada bulan yang bersangkutan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak
dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri

I. Ujian Dinas
Pegawai Negeri Sipi yan berpangkat Pengatur Tingakt I golongan ruang II/d dan
Penata Tingkat I golongan ruang III/d yang akan naik pangkat wajib lulus ujian dinas.
Ujian dinas dibagi dalam dua tingkat, yaitu:
1. Ujian dinas tingkat I untuk kenaikan pangkat dari Pengatur
Tingkat I golongan ruang II/d menjadi Penata Muda golongan ruang III/a;
2. ujian dinas Tingkat II untuk kenaikan pangkat dari Penata
Tingkat I golongan ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a.
Ujian dinas diikuti oleh PNS yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Memiliki pangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d bagi ujian dinas Tingkat
I dan pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d bagi ujian dinas Tingkat II
2. Tidak sedang dalam keadaan:
a. Diberhentikan sementara dari jabatan negeri;
b. Menerima uang tunggu; atau
c. Cuti diluar tanggungan negara
Ujian dinas dilaksanakan sebelum PNS yang bersangkutan dipertimbangkan kenaikan
pangkatnya ke dalam golongan yang lebih tinggi. Apabila ternyata PNS yang
bersangkutan tidak lulus dalam ujian dinas tyersebut, maka kepadanya diberikan
kesempatan untuk ikut serta dalam ujian dinas berikutnya pada tingkat yang sama.
Kepada PNS yang lulus ujian dinas diberikan Tanda Lulus Ujian Dinas yan gberlaku
sepanjang PNS yan bersangkutan belum naik pangkat.
PNS dikecualikan dari ujian apabila:
1. Akan diberikan kenaikan pangkat karena relah
menunjukkan prestasi erja luar biasa baiknya;
2. Akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan
penemuan baru yang bermanfaat bagi negara;
3. Diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena:
a. Meninggal dunia
b. Mencapai batas usia pensiun

33
c. Oleh karena Tim Penguji Kesehatan dinyatakan
cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri
4. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sebagai
berikut:
a. Sepada/Adum/Sepala/Diklatpim Tingkat IV untuk
ujian dinas tingkat I;
b. Sepadya/Spama/Diklatpim Tingkat IV untuk ujian
dinas Tingkat II.
5. Telah memperoleh:
a. Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian
dinas Tingkat I;
b. Ijazah Dokter, Apoteker, Magister (S2) dan Ijazah
lain yang setara atau Doktor (S3), untuk ujian dinas Tingkat I atau ujian dinas
Tingkat II.
6. Menduduki jabatan tertentu.

34
MUTASI KEPEGAWAIAN

PENGERTIAN
Mutasi kepegawaian adalah segala perubahan mengenai seseorang Pegawai Negeri
Sipil, seperti pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, pemensiunan, perubahan
susunan keluarga dan lain-lain

RUANG LINGKUP MUTASI KEPEGAWAIAN


Rung Lingkup Mutasi Kepegawaian meliputi:
1. Mutasi Pegawai Baru
2. Mutasi CPNS: Pengangkatan CPNS
3. Mutasi PNS:
a. Pengangkatan PNS
b. BA Pengambilan Sumpah/Janji PNS
c. Karpeg
4. Mutasi Diklat:
a. Diklat Prajabatan
b. Diklat dalam jabatan: Diklatpim, Diklat Fungsional, Diklat Teknis
5. Mutasi Pendidikan:
a. Peningkatan Pendidikan
b. Tugas Belajar
6. Mutasi Jabatan
a. Pengangkatan dalam jabatan
b. Pembebasan dari Jabatan Organik
7. Mutasi Keluarga: Karis/Karsu/Anak/Perkawinan/Perceraian
8. Mutasi Penghargaan
9. Mutasi Hukuman Disiplin
10. Mutasi Pindah Wilayah Kerja
11. Mutasi Pindah Instansi
12. Mutasi Peninjauan Masa Kerja
13. Mutasi Kenaikan Pangkat
14. Mutasi Pemberhentian
15. Mutasi Pensiun
16. Mutasi Pengujian Kesehatan
17. Mutasi Status Kepegawaian:
a. Aktif
b. CLTN, Pengaktifan kembali setelah CLTN
c. Pemberhentian Sementara
d. Penerima Uang Tunggu
e. Pembebasan Sementara dari Jabatan Organik
f. Prajurit Wajib
g. Pejabat Negara

35
h. Kepala Desa
i. Izin Perceraian dan Perkawinan
j. Tugas Belajar
k. Sedang dalam proses banding ke BAPEK
l. Masa Persiapan Pensiun
m. Titipan

36
PENINJAUAN MASA KERJA

A. Peninjauan Masa Kerja Golongan


Calon/Pegawai Negeri Sipil yang memiliki pengalaman kerja pada
Pemerintah/Swasta yang Berbadan Hukum yang belum diperhitungkan sebagai masa
kerja golongan dapat ditinjau kembali/diperhitungkan untuk penetapan gaji pokok
Pegawai Negeri Sipil.
1. Syarat-syarat
a. Pengalaman masa kerja yang diperoleh dari Pemrintah.
1) Status sebagai Calon/Pegawai Negeri Sipil
2) Memiliki pengalaman kerja yang diperoleh pada
Pemerintah yang belum diperhitungkan sebagai masa kerja golongan.
3) Pengalaman kerja pada Pemerintah yang tidak
menerima penghasilan secara harian/bulanan atau sebagai peneriama upah
yang bersifat tidak tetap (pekerja borongan) atau kerja sukarela/magang,
masa kerjanya tidak dapat diperhitungkan
4) Masa kerja yang dapat diperhitungkan setinggi-
tingginya ditetapkan berdasarkan masa kerja maximum setelah dikurangi
dengan 2 (dua) kali Kenaikan Gaji Berkala yang terakhir dalam golongan
ruang tersebut.
5) Pengalaman kerja yang dapat diperhitungkan sebagai
masa kerja golongan gaji adalah pengalaman kerja yang dapat dibuuktikan
dengan Surat Keputusan dari pejabat yang berwenang (berdasarkan KEP.
KA. BKN Nomor 11 Tahun 2002 cukup keterangan dan bukt lainnya).
6) Pengalaman kerja yang diperoleh dari Pemerintah
dimaksud maliputi (berdasarkan pasal 13 PP. 98 tahun 2000 jo. Kep. KA.
BKN Nomor 11 Tahun 2002) yaitu:
a) Masa selama menjadi Calon/Pegawai Negeri kecuali masa selama
menjadi CLTN
b) Masa selama menjadi pejabat Negara
c) Masa selama menjalankan tugas pemerintahan yang antara lain
penugasan sebagai:
− Lokal staff pada perwakilan RI di Luar Negeri
− Pgawai tidak tetap, umpamanya masa bakti Dokter selama menjadi
PTT
− Perangkat Desa
− Pegawai/Tenaga pada Badan-badan Internasional
− Petugas pada pemerintah lainnya yang penghasilannya dibebankan
pada APBN
d) Masa selama menjalankan kewajiban untk membela Negara, antara
lain masa selama manjadi Prajurit Wajib dan Sukarelawan

37
e) Msa selama manjadi Pgawai/karyawan Perusahaan Milik Pemerinta
meliputi BUMN dan BUMD

2. Pengalaman masa kerja yang diperoleh dari swasta


a. Status sebagai Calon/Pegawai Negeri Sipil
b. Pengalaman Kerja pada swasta yang dapat diperhitunkan
menjadi masa kerja golongan adalah pengalaman kerja yang diperoleh dari
swasta yang berbadan hukum (misalnya, PT, CV dan sebagainya).
c. Pengalaman kerja pada swasta tersebut baru dapat
diperhitungkan apabila sekurang-kurangnya memiliki pengalaman kerja 1
(satu)
tahun dan didapat secara terus menerus tanpa terputus
Dari jumlah pengalaman kerja yang dimiliki hanya dihargai setengahnya dan
paling tinggi hanya dapat dihitung 8 (delapan) tahun

3. Bahan-bahan yang perlu dilampirkan dalam nota usul Formulir D-


3/D.II.C
a. Daftar riwayat Hidup/Daftar Riwayat Pekerjaan
b. Salinan sah STTB/Ijazah/Diploma/Akta yang digunakan pada
saat bekerja dipemerintah/swasta
c. Salinan sah Surat Kewputusan Pengangkatan sebagai Calon
pegawai Negeri Sipil
d. Salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan dan Pembentukan
sebagai Bukti Pengalaman Kerja yang diperoleh

4. Cara Pemeriksaan
Data / Lampiran Formulir model D-3 / D.II.C yang perlu diperiksa,
a. Data yang tercantum dalam Surat Keputusan Pengalaman
Kerja harus sesuai dengan data yang tertuang dalam Surat Keputusan
Pengangkatan Pertama sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Pengalaman Kerja yang diperoleh dalam waktu yang
bersamaan hanya diperhitungkan satu kali perhiungan masa kerja.
Misalnya,
Tanggal 1 Juni 2000 sampai dengan 31 Agustus 2004 bekerja sebagai guru
tidak tetap SMA Swasta. Tanggal 1 September 1 sampai dengan 31 mei 2002
bekerja sebagai honorer pada Kantor Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa
Barat.
c. Kita membandingkan dengan STTB/Ijazah/Diploma/Akta
yang dimiliki berasal dari daerah mana dan bukti pengalaman kerja diperoleh
dari daerah mana.
Misalnya,

38
STTB SMA IPS tahun 1989 dari sekolah swasta di Pelembang, Ijazah
Akademi tahun 1993 dari Akademi Administrasi Niaga di Padang. Bukti
pengalaman kerja yang terlampir adalah dari tanggal 1 Januari 1990 sampai
dengan tanggal 31 Agustus 1999 diperoleh dari PT. Usaha industri Jakarta.
Bila ditemukan data-data yang demikian maka jelas bahwa salah satu data
tersebut atau keseluruhannya adalah palsu, karena tidak mungkin seseorang
dapat kuliah di Sumatra dan bekerja di Jakarta dalam waktu yang bersamaan
d. Perlu diperhatikan bahwa penetapan besarnya gaji pokok
sesuai dengan status pegawai yang bersangkutan. Apabila masih berstatus
Calon diberikan 80% dan apabila telah berstatus Pegawai Negeri Sipil
ditetapkan 100% dari gaji pokok.
e. Pengalaman kerja yang diperoleh sewaktu masih
berpendidikan lebih rendah dari pada pendidikan yang digunakan sebagai
dasar pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka perhitungan masa
kerja golongannya harus dikenakan pengurangan secara horizontal sesuai
dengan golongan ruang gaji pegawai yang bersangkutan
f. Pengalaman kerja dari swasta yang Berbadan Hukum yang
dapat diperhitungkan adalah yang didalam Surat Keputusan / Surat Ketrangan
dicantumkan besarnya penghasilan dari pegawai yang bersangkutan dan
diberhentikan dengan hormat dari pekerjaannya / jabatannya dan atau
diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri. Apabila dalam Surat
Keputusan / Surat Keterangan yang menyatakan bahwa Pegawai yang
bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat atau diberhentikan bukan
atas permintaan sendiri, maka pengalaman kerja yang bersangkautan tidak
dapat diperhitungkan, bahkan pengangkatan yang bersangkutan sebagai
Calon Pegawai Negeri Sipil dapat ditinjau kembali/dibatalkan, apabila
pengangkatan yang bersangkutan dilaksanakan setelah berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 98 Thun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2002
Cara pemeriksaan / penelitian adalah seperti pemeriksaan terhadap lampiran-
lampiran yang diajukan untuk usul mutyasi bidang kepangkatan dan penggajian.

5. Peninjauan Masa Kerja dari Masa Bhakti Veteran dan Masa Kerja
sebagai penghargaan dalam perjuangan.
Syarat-syarat
a. Status sebagai Calon /Pegawai Negeri Sipil
b. Calon/Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dinyatakan
sebagai pejuang bagi Negara Republik Indonesia
c. Bhakti Veteran yang diajukan untuk diperhitungkan 2 (dua)
kali, hanya dapat diperhitungkan apabila telah melalui heregrestrasi yang
dilakukan oleh Baminvet Puscadnas.
d. Masa Bhakti yang dapat diperhitungkan 2 (dua) kali, adalah:

39
1) Masa Bhakti Veteran perjuangan kemerdekaan antara
tanggal 17 Agustus 1949 (maksimal 4 tahun 4 bulan x 2 = 8 tahun 8
bulan)
2) Masa perjuangan integrasi dan selama menjadi pegawai
pada Pemerintah sementara Timor-Timor yaitu mulai tanggal 1 Juli 1974
sampai dengan 31 Juli 1976 (maksimal 2 tahun 3 bulan x 2 = 4 tahun 6
bulan)

B. Pengalaman Kerja yang Tidak Dapat Diperhitungkan Untuk Peninjauan


Masa Kerja Golongan
1. Pengalaman kerja yang sudah dihargai dengan uang pesangon/uang
pesangon yang bersifat untuk pensiun
2. Masa selama menjalani Cuti Diluar Tanggungan Negara
3. Diberhentikan dengan hormat bukan atas permintaan sendiri,
pengangkatan CPNS setelah berlakunya PP. 98 Tahun 2000 jo.PP. 11 Tahun 2002
4. Diberhentikan dengan tidak hormat
5. Pengalaman kerja yang diperoleh secara pararel hanya diperhitungkan
1 pengalaman
6. Pengalaman kerja di Swasta yang kurang dari 1 (satu) tahun
7. Pengalaman kerja yang diperoleh sebelum berusia 18 tahun

C. Contoh Soal dan Jawaban Peninjauan Masa Kerja


Contoh 1
Sdr. BUDIMAN, S.IP lahir 01 Mei 1972, dengan riwayat pendidikan sebagai berikut:
Berijazah D.III dari AAN tahun 1994, berdasarkan ijazah D.III tersebut ybs. Bekerja
pada PT sebuah perusahaan Keramik, dan sambil bekerja Sdr. BUDIMAN
melanjutkan pendidikan S.1 dan lulus pada tahun 2001. selanjutnya Sdr. BUDIMAN
melamar sebagai CPNS dan diangkat dalam golongan ruang III/a TMT. 1-12-2004,
dengan SK. Bupati Gunungkidul. Oleh Bupati Gunungkidul Peninjauan masa
kerjanya diajukan
Dalam hal ini bagaimana perhitungan masa kerjanya, seandainya Sdr. BUDIMAN
telah mengajukan berhenti dari PT Keramik tersebut pada akhir Agustus 2004.
Jawab
Pengalaman kerja dengan dasar pendidikan D.III dari,
1-1-1995 s/d 1-8-2004 = 9 tahun, 7 bulan
dihargai ½ = 4 tahun, 9 bulan
masa kerja segaris = 3 tahun

masa skerja golongan II = 7 tahun, 9 bulan


masa kerja golongan III = 2 tahun, 9 bulan

PINDAH WILAYAH KERJA (PWK)

40
Salah satu jenis mutasi Pegawai Negeri Sipil adalah pindah wilayah kerja Perpindahan
tugas dan / atau wilayah kerja tersebut meliputi:
a. Antar Departemen/ Lembaga;
b. Antara Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen
/Lembaga;
c. Antar Daerah Propinsi;
d. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah
Kabupaten/kota Propinsi lainnya;
e. Antar Daerah kabupaten/Kota dalam satu Propinsi; atau
f. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Propinsi.
Perpindahan PNS antar instansi dapat terbagi dalam rangka usaha penyebaran tenaga ahli,
untuk kepentingan dinas atau sebab lainnya

Prosedur perpindahan dengan pindah instansi, diatur sebagai berikut:


a. Perpindahan harus didasarkan atas persetujuan dari instansi asal dan instansi
penerima sesuai dengan kebutuhan;
b. Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi yang membutuhkan mengeluarkan surat
persetujuan untuk menerima kepindahan PNS yang ditujukan kepada Pimpinan
instansi asal PNS asal untuk mendapat persetujuan;
c. Sebelum Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal,
terlebih dahulu harus mendapat pertimbangan dari Baperjakat
d. Apabila Pimpinan Instansi asal ybs. menyetujui, maka Pimpinan Instansi asal
membuat Surat Pernyataan Persetujuan
e. Berdasar Persetujuan Pimpinan Instansi asal, Instansi Penerima mengusulkan
kepada:
1) Kepaa BKN untuk mendapatkan penetapan pemindahan:
− Antar Departemen/Lembaga
− Antar Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen/Lembaga
− Antar Daerah Propinsi
− Antar Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/Kota Propinsi
lainnya
2) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi untuk mendapatkan
penetapan pemindahan:
− Antar Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi
− Antara Kabupaten/Kota dan daerah Propinsi
f. Berdasarkan Keputusan Kepala BKN atau Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Propinsi tersebut, Pimpinan Instansi penerima menerbitkan surat keputusan
pengangkatan dalam jabatan struktural
g. Persyaratan yang harus dipenuhi untk pengajuan SK PWk:
1) Surat pernyataan pindah instansi dari instansi dari instansi asal
2) Surat persetujuan dari instansi penerima

41
3) Surat rekomendasi dari Gubernur instansi penerima tentang kesanggupan
pembayaran gaji bagi PNS yang pindah
4) DP 3 terakhir

PENGAKTIFAN KEMBALI
Pengaktifan kembali adalah mutasi mengenai pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil
yang untuk sementara waktu dibebaskan dari organisasinya
Pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil tersebut antara lain:
a. Pegawai Negeri Sipil setelah selesai menjalani CLTN
b. Pegawai Negeri Sipil yang menjadi Pejabat negara
c. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Kepala Desa

PENGAKTIFAN KEMBALI PNS SETELAH SELESAI MENJALANI CLTN


PNS setelah menjalankan CLTN wajib melaporkan diri kepada instansi induknya untuk
ditempatkan kembali apabila ada lowongan

Pimpinan Instansi yang menerima laporan adanya PNS yang selesai menjalani CLTN
wajib:
a. Menempatkan dan mempekerjakan kembali
b. Bila tak ada lowongan melaporkan ke BKN untuk kemungkinan disalurkan ke
instansi lain
c. Bila tidak memungkinkan ditempatkan di tempat lain, atas dasar pemberitahuan
dari BKN tersebut Pimpinan Instansi Induk memberhentikan PNS ybs dari jabatan
karena kelebihan pegawai
d. Penempatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang selesai CLTN ditetapkan dengan
SK PYB setelah mendapat persetujuan Ka BKN

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk permintaan Nota Pertimbangan Pengaktifan


kembali
a. Surat Pengantar dari PYB
b. Blanko pengaktifan kembali dari CLTN (rangkap 5)
c. Nota permohonan CLTN maupun perpanjangan CLTN
d. Salinan SK Kenaikan Pangkat terakhir
e. Surat Nikah

PENGANGKATAN CPNS MENJADI PNS YANG TELAH MENJALANI MASA


PERCOBAAN LEBIH DARI DUA TAHUN

42
CPNS yang telah menjalani masa percobaan lebih dari 2 tahun dan elah memenuhi syarat
diangkat menjadi PNS, tetapu karena suatu sebab belum diangkat menjadi PNS, maka
hanya dapat diangkat menjadi PNS apabila alasannya bukan karena kesalahan yang
bersangkutan
Pengangkatan dari CPNS baik Pusat maupun CPNS Daerah yang akan diangkat menjadi
PNS yang menjalani masa percobaan lebih 2 (dua) tahun ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian masing-masing setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kepala
BKN
Persyaratan :
a. SK CPNS
b. SPMT
c. STTPL Pra Jabatan
d. Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter Penguji/Team
penguji Kesehatan
e. DP 3
f. Ijazah
g. Blanko Nota Persetujuan dari Instansi (rangkap 5)

PERBANTUAN PNS PADA INSTANSI SWASTA BUMN/BUMD ATAU


LEMBAGA-LEMBAGA INTERNASIONAL

PNS yang diperbantukan pada instansi swasta, BUMN/BUMD atau lembaga-lembaga


internasional dihentikan/dibatasi kecuali:
a. Perbantuan PNS khusus untuk mengisi jabatan pimpinan yang telah dipersamakan
eselonnya
b. Perbantuan PNS atas permintaan Lembaga Internasional dengan persetujuan atas
penunjukan Pemerintah RI
c. Perbantuan Dosen atau Guru pada Yayasan/Perguruan Swasta
d. Perbantuan karena perluasan/penyederhanaan organisasi

PENGAKTIFAN KEMBALI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJADI KEPALA


DESA

Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan dari jabatan
organiknya selama menjadi Pejabat Negara tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai
Negeri

Pegawai Negeri Sipil yang telah selesai menjalankan tugasnya sebagai Kepala Desa
diperkerjakan kembali di instansi tempatnya bejerja semula.
Persyaratan:
a. Salinan sah Surat Keputusan dalam pangkat terakhir

43
b. Surat ijin untuk menjadi Kepala Desa dari Pimpinan Instansi
yang bersangkutan
c. Salinan sah Surat Keputusan pengangkatan sebagai Kepala Desa
d. Salinan sah Surat Keputusan pemberhentian sebagai Kepala Desa
dari Pejabat Yang Berwenang

PERBAIKAN
Dalam proses penetapan nota persetujuan Kepala BKN, kemungkinan terjadi kesalahan
penetapan, sehingga untuk memperbaiki nota persetujuan tersebut perlu duajukan
perbaikan kepada Kepala BKN

44
PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL

A. UMUM
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan struktural antara lain
dimaksudkan untuk membina kareier PNS dalam jabatan struktural dan kepangkatan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang
berlaku
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam satu jabatan dilaksanakan
berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan
jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan

1. Dasar Hukum
a. Undang-undang No 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang No 43 Tahun 1999
b. Peraturan Pemerintah No 100 Tahun 2000 Jo. Peraturan Pemerintah No.
13 Tahun 2002
c. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS
d. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 13 Tahun 2002
Tanggal 17 Juni 2002

2. Pengertian
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang
dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil;
Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan jabatan fungsional yang hanya dapat
diduduki oleh PNS;
Jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin
suatu satuan organisasi negara
Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu
serta bersifat mandiri

B. PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN


Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh ereka yang bestatus sebagai PNS. Calon
Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat dalam jabatan struktural. Anggota Tentara
Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara hanya dapat diangkat dalam
jabatan struktural apabila telah beralih status menjadi PNS, kecuali ditentukan lain
dalam peraturan perundangan
Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13 Tahun 2002

45
JENJANG PANGKAT GOLONGAN RUANG
NO ESELON TERENDAH TERTINGGI
PANGKAT GOL/RU PANGKAT GOL/RU
1 I Pembina Utama IVd Pembina Utama IVe
Madya
2 I Pembina Utama IVc Pembina Utama IVe
Muda
3 II Pembina Utama IVc Pembina Utama IVd
Muda Madya
4 II Pembina Tingkat I IVb Pembina Utama IVc
Muda
5 III Pembina IVa Pembina Tingkat I IVb
6 III Penata Tingkat I IIId Pembina IV a
7 IV Penata IIIc Penata Tingkat I IIId
8 IV Penata Muda Tingkat IIIb Penata IIIc
I
9 V Penata Muda IIIa Penata Muda Tingkat IIIb
I

Penetapan organisasi Eselon Va secara selektif, dengan memperhatikan:


a. kebutuhan organisasi;
b. rentang kendali;
c. kondisi geografis
d. karakteristik tugas pokok dan fungsi jabatan yang
berhubungan langsung dengan pelayanagn kepada masyarakat

1. Pengangkatan
Persyaratan
Persyaratan PNS yang akan diangkat dalam jabatan struktural, antara lain:
a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;
b. Serendah-rendahnya memiliki pangkat satu tingkat dibawah jenjang
pangkat yang ditentukan
c. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan
d. Semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun
terakhir
e. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan
f. Sehat jasmani dan rohani
Selain persyaratan tersebut, Pejabat Pembina Kepegawaian perlu memperhatikan
faktor:
a. Senioritas dalam kepangatan
b. Usia
c. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Jabatan
d. Pengalaman

Pelaksanaan Pengangkatan
Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I dilingkungan instansi pusat
ditetapkan dengan keputusan Presiden setelah mendapat pertimbangan tertulis
dari Komisi Kepegawaian Negara. Sedangkan pengangkatan dalam jabatan

46
struktural eselon II kebawah pada Instansi pusat ditetapkan Pejabat Pembina
Kepegawaian Pusat setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi
Pusat.
Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I di propinsi (Sekda) ditetapkan
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi setelah mendapat persetujuan
Pimpinan DPRD Propinsi, setelah sebelumnya dikonsultasikan secara tertulis
kepada Menteri Dalam Negeri sedangkan pengangkatan dalam jabatan Struktral
eselon II kebawah ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi
setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi Daerah Propinsi

Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon II ke bawah di Kabupaten/Kota,


ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten / Kota setelah
mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/Kota. Khusus
untuk pengangkatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat
persetujuan dari pimpinan DPRD Kabupaten/Kota, setelah terlebih dahulu
dikonsultasikan secara tertulis kepada Gubernur

Dalam setiap keputusan tentang pengangkatan dalam jabatan struktural, harus


dicantumkan nomor dan tanggal pertimbangan Baperjakat, eselon dan besarnya
tunjangan jabatan struktural

Pelantikan
PNS yang diangkat dalam jabatan struktural, termasuk PNS yang menduduki
jabatan struktural yang diangkatkan eselonnya, selambatnya 30 hari sejak
penetapan pengangkatan wajib dilantik dan diambil sumpahnya oleh pejabat yang
berwenang. Demikian juga yang mengalami perubahan nama jabatan aau
perubahan fungsi dan tugas jabatan maka PNS yang bersangkutan dilantik dan
diambil sumpahnya kembali

Pendidikan dan Pelatihan


PNS yang akan atau telah mendudki jabatan struktural harus mengikuti dan lulus
Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan
untuk jabatan tersebut. Artinya, PNS dapat diangkat daam jabatan struktural
meskipun yang bersangkutan belum mengikuti dan lulus Diklatpim. Namu n
demikian untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan menambah
wawasan, maka kepada PNS yang bersangkutan tetap diharuskan untuk mengikuti
dan lulus Diklatpim yang dipersyaratkan kompetensi jabatan struktural tertentu
dapat diberiakan sertifikat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh instansi
Pembina dan Instansi Pengendali serta dianggap telah mengikuti dan lulus
Diklatpim yang ditentukan untuk jabatan tersebut.
PNS yang menduduki jabatan struktural dapat diangkat dalam jabatan struktural
setingkat lebih tinggi apabila sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam

47
jabatannya, kecuali pengangkatan dalam jabatan struktural yang menjadi
wewenang Presiden.

2. Perpindahan
Untuk kepentingan dinas dan dalam rangka memperluas pengalaman, kemampuan
dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, diselenggarakan perpindahan
tugas dan/atau perpindahan wilayah kerja, khususnya bagi pejabat struktural
eselon III ke atas. Perpindahan bagi pejabat eselon III keatas tersebut
dimaksudkan bahwa Pejabat eselon III ke atas tersebut adalah jabatan yang
memimpin suuatu satuan organisasi tertentu, seperti Kepala Kantor/Badan/Dinas
Kabupaten/Kota, Kepala Kantor/Badan/Dinas Propinsi serta Sekretasi Daerah
Kabupaten/Kota/Propinsi dsb.
Perpindahan tugas dan/atau wilayah kerja tersebut meliputi:
a. Antar Departemen/Lembaga;
b. Antara Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen/lembaga;
c. Antar Daerah Propinsi;
d. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/kota Propinsi
lainnya;
e. Antar Daerah Kabupaten/Kota dalam sat propinsi; atau
f. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah propinsi;
Perpindahan jabatan dapat dilakukan secara:
a. Horizontal, yaitu perpindahan jabatan struktural dalam eselon yang sama
b. Vertikal, yaitu perpindahan dari eselon yang lebih rendah ke eselon yang lebih
tinggi
c. Diagonal, yaitu perpindahan dari jabatan struktural ke dalam jabatan
fungsional atau sebaliknya
Perpindahan jabatan struktural antar instansi dalam rangka usaha penyebaran
tenaga ahli atau untuk kepentingan dinas dilakukan dengan cara pindah instansi,
dipekerjakan, atau diperbantukan.
Prosedur perpindahan jabatan struktural dengan pindah instansi diatur sbb:
a. Perpindahan jabatan harus didasarkan atas persetujuan dari instansi awal dan
instansi penerima sesuai dengan kebutuhan jabatan;
b. Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal PNS asal
untuk mendapat persetujuan;
c. Sebelum Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal
terlebih dahulu harus mendapat pertimbangan dari Baperjakat
d. Apabila Pimpinan Instansi asal ybs menyetujui, maka pimpinan Instansi asal
membuat Surat Pernyataan Persetujuan
e. Perpindahan dalam jabatan dilakukan berdasarkan pesetujuan antara Pimpinan
Instansi asal dan Pimpinan Instansi Penerima
f. Berdasar persetujuan Pimpinan instansi asal, Instansi Penerima mengusulkan
kepada:

48
1) Kepala BKN untk mendapat penetapan perpindahan;
− Antar Dpartemen/Lembaga
− Anara Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen /Lembaga
− Antar Daerah Propinsi
− Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/Kota
Propinsi lainnya
2) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi untuk mendapat
penetapan pemindahan:
− Antar Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi
− Antara Kabupaten/kota dan Daerah Propinsi
g. Berdasarkan Keputusan Kepala BKN atau Pejabat Pembina Kepegawaian
Daerah Propinsi tersebut, Pimpinan Instansi penerima menerbitkan surat
keputusan pengangkatan dalam sruktural
Dalam hal perpindahan jabatan struktural bukan merupakan pindah instansi tetapi
hanya dipekerjakan, maka keputusan pengangkatan dalam jabatan struktural
dilakukan oleh instansi yang membutuhkan setelah menerima persetujuan pindah
dari instansi asal.
Dalam hal perpindahan jabatan struktural sifatnya diperbantukan, maka keputusan
dalam jabatan struktural dilakukan oleh instansi yang membutuhkan setelah
menerima persetujuan pindah dari instansi asal untuk menjamin pembinaan karier
yang sehat, pada prinsipnya tidak diperbolehkan perpindahan jabatan struktural
dari eselon yang lebih tinggi kedalam eselon yang lebih rendah.

3. Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dari jabatan struktural karena:
a. Mengundurkan diri dari jabatan
b. Mencapai batas usia pensiun
c. Diberhentikan sebagai PNS
d. Diangkat dalam jabatan struktural lainnya atau jabatan fungsional
e. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti diluar tanggungan negara
karena persalinan
f. Tugas belaja rlebih dari 6 bulan
g. Adanya perampingan organisasi pemerintah
h. Tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani
i. Hal lain yang ditetapkan perundangan yang berlaku
Pemberhentian PNS dari jabatan struktural ditetapkan dengan keputusan pejabat
yang berwenang setelah melalui pertimbangan Komisi Kepegawaian
Negara/Baperjaka disertai alasan yang jelas atas pemberhentiannya
PNS yang meninggal dunia dianggap telah diberhentikan dari jabatan
strukturalnya.

49
4. Perangkapan Jabatan
Untuk optimalisasi kinerja, disiplin dan akuntabilitas pejabat struktural serta
menyadari akan keterbatasan kemampuan manusia, PNS yang menduduki jabatan
struktural tidak dapat menduduki jabatan rangkap, baik dengan jabatan struktural
lain maupun jabatan fungsional.
Rangkap jabatan hanya diperbolehkan apabila ketentuan perangkapan jabatan
tersebut diatur dengan Undang-undang atau peraturan pemerintah

C. KOMISI KEPEGAWAIAN NEGARA DAN BAPERJAKAT


1. Pembentukan
Untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan manajemen PNS
dan memberikan pertimbangan tertentu, dibentuk Komisi Kepegawaian Negara
(KKN). Pembentukan KKN dimaksudkan untuk menjamin kualitas dan
objektifitas pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS dalam dan dari
pejabat struktural eselon I di lingkungan Instanmsi Pusat dan jabatan lain yang
pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya menjdi wewenang Presiden.
Sebelum KKN terbentuk pertimbangan pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan struktural eselon I dilakukan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjamin
kwalitas dan objektifitas pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS
dalam dan dari jabatan srtuktural eselon II ke bawah, dibentuk Badan
pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Baperjakat terdiri dari:
a. Beperjakat Instansi Pusat, yang dibentuk Pejabat Pembina Kepegawaian
Puat
b. Baperjakat Instansi Daerah Propinsi, yang dibentuk Pejabat Pembina
Kepegawaian Propinsi
c. Baperjakat Instansi daerah Kabupaten/Kota, yang dibentuk Pejabat
Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota

2. Kenggotaan
Susunan keanggotaan KKN adalah tersiri dari 2 (dua) Anggota Tetap yang
berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi, serta 3 (tiga) Anggota Tidak
tetap yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
Ketua dan Sekretaris Kmisi Kepegawaian secara ex officio dijabat oleh Kepala
dan Wakil Kepala BKN.
Susunan Kenggotaan Baperjakat terdiri dari:
a. seorang ketua merangkap anggota
b. paling banyak 6 orang anggota
c. seorang sekretaris
Ketua dan Sekretaris Baperjakat Instansi Pusat adalah pejabat eselon I dan pejabat
eselon II yang secara fungsional bertanggungjawab di bidang kepegawaian

50
dengan anggota pejabat eselin I lainnya. Bagi Instansi Pusat yang hanya terdapat
satu pejabat eselon I, Ketua dan Sekretaris Baperjakat adalah pejabat eselon II dan
pejabat eselon III yang secara fungsional bertanggungjawab di bidang
kepegawaian dengan anggota pejabat eselon II.
Ketua Baperjakat Instansi Daerah Propinsi adalah Sekretaris Daerah Propinsi
dengan anggota para pejabat eselon II dan Sekretarisdijabat oleh pejabat eselon III
yang membidangi kepegawaian.
Ketua Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/Kota adalah Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota dengan anggota para pejabat eselon II dan Sekretaris dijabat oleh
pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian.
Untuk menjamin objektifitas dan kepastian dalam pengambilan keputusan,
anggota Baperjakat ditetapkan dalam jumlah ganjil

Masa keanggotaan Baperjakat paling lama 3 tahun dan dalat diangkat kembali
untuk masa kenggotaan berikutnya. Dalam hal Ketua Baperjakat Insansi Pusat dan
Daerah kosong, maka Pejabat Pembina Kepegawaian menunjuk salah seorang
anggota yang senior untuk menjadi ketua.

3. Tugas
Komisi Kepegawaian Negara bertugas memberikan pertimbangan kepada
Presiden dalam:
a. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian;
b. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan PNS;
c. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi
wewenang Presiden.
Baperjakat Insansi Pusat dan Baperjakat Instansi Daerah Propinsi Kabupaten.Kota
bertugas memberikan pertimbangan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian
dalam:
a. pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan
struktural eselon II kebawah
b. pemberian kenaikan pangkat bagi yang menduduki jabatan truktural,
menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya, atau menemukan
penemuan baru yang bermanfaat bagi negara
c. perpanjangan batas usia pensiun bagi PNS yang menduduki jabatan struktural
eselon I dan eselon II
d. pengangkatan Sekretaris Propinsi/Kabupaten/Kota

D. TUNJANGAN
1. Pembayaran

51
PNS yang diangat dalam jabatan struktural berhak mendapat tunjangan jabatan
struktural setiap bulan, yang diberikan trhitung mulai tanggal satu bulan
berikutnya setelah pelantikan.

2. Penghentian
Pembayaran tunjangan struktural dihentikan muai bulan berikutnya sejak PNS”
a. diberhentikan dari jabatan struktural
b. diberhentikan sementara
c. menjalani cuti diluar tanggungan negara
d. dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdsarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja
melakukan suatu tindak
e. menjalani cuti Besar
PNS yang diberhentikan dari jabatan strukturalnya karena belajar lebih dari 6
(enam) bulan, dihentikan pembayaran tunjangan jabatan strukturnya terhitung
mulai bulan berikutnya setelah yang bersangkutan dihentikan dari jabatannya.

3. Pembayaran kembali
Tunjangan jabatan struktur bagi PNS yang telah selesai menjalankan cuti bersama
diluar tanggungan negara karena persalinan dan cuti besar, dibayarkan kembali
terhitung mulai tanggal 1(satu) bulan berikutnya PNS yang bersangkutan telah
aktif melaksanakan tuigas yang dinyatakan dengan surat pernyataan dari pejabat
yang berwenang
Pembayaran kembali tunjangan jabatan struktural bagi PNS yang diberhentikan
sementara, dilakuakan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

4. Tunjangan Jabatan Struktural bagi PNS yang


jabatannya mengalami perubahan eselon
Apabila terjadi perubahan tingkat eselon suatu jabatan, maka pejabat yang
berwenang harus menetapkan surat keputusan pengangkatan dalam jabatan
strukturan PNS yang bersangkutan sesuai dengan jenjang eselon yang baru
sebagai dasar pembayaran tunjangan jabatan.

E. KETENTUAN LAI LAIN


PNS yang diangkat dalam jabatan struktural setelah berlakunya PP 100 tahun 2000
dan pangkatnya masih 2 (dua) tingat atau lebih dibawah jenjang pangkat dalam
jabatan yang ditentukan, keputusan dalam jabatan struktural tersebut dinyatakan tidak
sah dan harus dibatalkan.

PNS yang diangkat dalam jabatan struktural yang tingkat eselon jabatannya tidak
sesuai dengan eselon jabatan yang telah ditetapkan, keputusan pengangkatan dalam
jabatan struktural tersebut dinyatakan tidak sah dan harus dibatalkan.

52
PENGANGKATAN
DALAM JABATAN FUNGSIONAL

Latar Belakang
Kedudukan manusia dalam organisasi sangat penting dan menentukan. Disamping
sebagai aset utama dari rganisasi, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu
penentu dari keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Bahkan suatu keunggulan
konpetitif akan mungkin sekali dapat dicapai mealui pengelolaan SDM yang baik. Oleh
karena itu sangat mudah bagi suatu organisasi untuk mengelola SDM-nya secara baik dan
benar.

Dalam organisasi negara, peranan dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat
strategis. PNS merupakan unsur Aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan
pelayanan kepaa masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaraan tugas Negara, pemerintah, dan pembangunan. Kelancaran
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan nasional terutama tergantung dari
kesempurnaan Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara tergantung dari
kesempurnaan PNS

Dengan kedudukan yang penting dan strategis tersebut, maka PNS perlu
dikelola/dimanage, dan dibina sehingga mampu bekerja secara optimal. Salah satu bentuk
dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah pembinaan kariernya.

Pembinaan karier yang baik adalah salah satu sendi organisasi yang baik, karena dengan
system pembinaan karier yang baik dan dilaksanakan dengan baik pula akan dapat
menimbulkan kegairahan bekerja, dan rasa tanggungjawab dari seluruh pegawai. (H.
Nainggolan 1985)

Dalam rangka pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil tidak dapat dipisahkan dari
pengangkatan mereka dalam satu jabatan, disamping masalah kenaikan pangkat dan
Pendidikan dan Pelatihan. Namun demikian masalah promosi dalam jabatan yang sering
mendapat sorotan.

Pada masa sekarang ini. Kesempatan organisasi untuk mengembangkan kareier PNSnya
melalui jalur promosi dalam jabatan sangat terbatas. Hal ini disebabkan adanya
kecnderunagn organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan kinrja melalui upaya
penyemitan struktur organisasi, atau sering diebut “miskin struktur kaya fungsi”. Oleh
karena itu maka jalur yang menungkinkan untuk suatu fungsional, yaitu dengan cara
membuka jabatan fungsional yang sesuai dengan yugas pokok dan fungsi dari organisasi
yang bersangkutan.

53
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Kepegawaian sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003
3. Peraturan Pemerintah Tahun 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil
4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
5. keputusan Presiden RI Nomor 87 Tahun 1999 Tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil

Jabatan Fungsional
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Pejabat fungsional pada hakekatnya adalah seorang yang mempunyai tanggungjawab
hasil pelaksaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas secara mandiri. Didalam
pelaksanaan tugas pejabat fungsional tidak mutlak harus bekerja sendiri, namun bisa
dibantu pejabat fungsional yang lain, hanya tanggungjawab hasil pelaksanaan tugas dan
kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat pada pejabat fungsional terebut.

Jabatan fungsional dapat dikategorikan menjadi dua yaitu Jabatan Fungsional


Ketrampilan dan Jabatan Fungsional Keahlian.

Jabatan Fungsional Ketrampilan adalah jabatan fungsional yang pelaksanaan


tugasnya (PP 16 Tahun 1994)
1. Mensyaratkan kualifikasi teknis professional dan/atau penunjang professional
dengan pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau Sekolah
Menengah Kejuruan dan setinggi-tingginya setingkat Diploma III
2. Meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan konsep
atau metoda operasional dari suatu bidang profesi
3. Terikat pada etika perofesi tertentu yang ditetapkan, Jabatan fungsional
profesinya
Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, Jabatan fungsional ketrampilan terdiri
empat jenjang, yaitu:
a. Jenjang Penyelia
b. Jenjang Pelaksana Lanjutan
c. Jenjang Pelaksana
d. Jenjang Pelaksana Muda

54
Jabatan Fungsional keahlian adalah jabatan fungsional yang pelaksanaan tugasnya:
1. Mensyaratkan kualifikasi professional dnan pendidikn serendah-rendahnya
berijazah sarjana (Strata 1);
2. meliputi kegiatan yan berkaitan dengan penelitian dan pengembanagn,
peningkatan dan penerapan konsep dan teori sertametoda operasional dan
penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan
fungsi jabatan fungsional jabatan fungsional yang bersangkutan;
3. terikat pada etika profesi tertentu yang ditetaokan oleh ikatan profesinya.
Berdasarkan penilaian terhadap bobot penilaian jabatan fungsional, jabatan fungsional
keahlian dibagi dalam empat jenjang yaitu:
a. Jenjang Utama
b. Jenjang Madya
c. Jenjang Muda
d. Jenjang Pertama
Untuk menetapkan jenjang jabatan pada setiap jenis jabatan fungsional, baik jabatan
dungsional keahlian maupun jabatan fungsional ketrampilan dilakukan melalui evaluasi
jabatan sesuai dngan factor-faktor penilaian yang ditetapkan dengan memperhatikan
karakterisik jabatan yan bersangkutan.

Jenjang jabatan keahlian dan ketrampilan mempunyai jalur jenjang jabatan yan berbeda
dan mempunyai jenjang pangkat yang berbeda pula satu sama lain.

Rumpun Jabatan Funsional


Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan fungsional keahlian dan/atau
jabatan fungsional ketrampilan yang mempunyai fungsi dan tugas yang berkaitan erat
satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintahan. Menurut
Keppres Nomor 87 Tahun 1999 ada 25 rumpun jabatan fungsional,yang masing-masing
diantara terdiri dari jabatan-jabatan dungsional yang jumlahnya lebih dari 53 jabatan
fungsional

Jabatan-jabatan di dalam suatu rumpun jabatan tidak berdifat statis, tetapi dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga dapat terjadi
pemerkayaan jabatan di dalam suatu rumpun jabatan. Sebagai contoh pada awalnya
rumpun jabatan pendidikan hanya terdiri dari dosen dan guru.namun karena tingkat
kompleksitas kegiatan di bidang pendidikan timbul kebutuhan fungsional baru seperti
ahli kurikulum ahli pengujian dan sebagainya (penjelasan PP 16 Tahun 1996). Dapat pula
terjadi pengembangan jabatan dari spesialisasi kearah sub spesialisasi

Penetapan jabatan fungsional dalamsuatu unit organisasi dimungkinkan sepanjang


jabatanfungsional tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi dari organisasi yang
bersangkutan.

55
Pengangkatan Jabatan Fungsional
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengangkatan PNS dalam jabatan
fungsional antara lain:
1. Berstatus PNS.
Jabatan fungsional hanya dapat diduduki mereka yang berstatus sebagai PNS,
sehingga bagi mereka yang masih berstatus sebagai Calon PNS belum bias diangkat
dalam jabatan fungsional

2. Pendidikan Formal
Untuk diangkat dalam jabatanfungsional, ada beberapa jabatan fungsional yang
mempersyaratkan pendidikan formal untuk untuk pengangkatannya. Hal ini berkaitan
dengan kategori dan jenjang jabatan fungsional yang akan didudukinya, baik dalam
tingkatan ahli maupun terampil.

3. Diklat fungsional
Untuk meningkatkan kompetensi PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional, maka
perlu diikutsertakan dalam Diklat Fungsional sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

4. Usia
Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional harus mempertimbangkan usi, sehingga
potensi PNS tersebut masih bias dikembangkan.

5. Jenjang kepangkatan
Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional harus memperhatikan jenjang
kepangkatan minimal untuk jabata tersebut.

Hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan dalam Jabatan Fungsional


1. Pembentukan Jabatan Fungsional
Pembentukan suati jabatan fungsional dibuat dan diusulkan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang Aparatur Negara.

2. Pembinaan Jabatan Fungsional


Instansi Pembina Jabatan Fungsional adalah instansi yang menggunakan jabatan
fungsional yang mempunyai bidang kegiatan sesuai dengan tugas pokok instansi
tersebut atau instansi yang apabila dikaitkan dengan bidang tugasnya dianggap
mampu untuk ditetapkan sebagai pembina jabatan fungsional.

Pembinaan jabatan fungsional meliputi penetapan dan pengendalian terhadap standar


profesi yang meliputi kewenangan penanganan, prosedur pelaksanaan tugas dan
metodologinya, termasuk didalamnya penetapan petunjuk teknisnya

56
3. Pengangkatan
Pengangkatan pembebasan sementara dan pemberhentian PNS dalam jabatan
fungsional ditetapkan oleh pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan dan
memberhentikan PNS dengan memperhatikan kebutuhan organisasi.

Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan fungsional disamping perlu


mempertimbangkan lingkup tugas organisasi dengan rincian tugas jabatan fungsional,
harus pula mempertimbangkan beban kerja yang ada yang memberi kemungkinan
untuk pencapaian angka kredit bagi pejabat fungsional yang bersangkutan.

4. Tunjangan pejabat
Pejabat yang berwenang membuat usulan besarnya pemberian tunjangan jabatan
fungsional dalam lingkungan setelah dikonsultasikan dengan Menteri Keuangan,
sesuai pangkat dan jenjang jabatan yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan
Presiden (Keppres)
Setiap PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional mendapatkan tunjangan jabatan
fungsional yang besarnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam keppres tentang
jabatan fungsional tersebut.

Tunjangan jabatan fungsional mulai dibayarkan mulai tanggal 1 bulan berikutnya


setelah PNS yang bersangkutan secara nyata melaksanakan tugas yang dikeluarkan
pejabat yang berwenang.

- Pembayaran tunjangan jabatan fungsional diberhentikan apabila:


- Diberhentikan dari jabatan fungsional
- Berhenti sebagai PNS
- Diberhentikan sementara dari jabatan fungsional
- Dijatuhi hukuman penjara atau hukuman kurungan berdasar keputusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
- Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan

5. Penetapan Angka Kredit (Pembuat PAK)


Pembentukan jabatan fungsional harus mempertimbangkan sistim kenaikan pangkat
sesuai jabatan fungsional dimaksud, yaitu apakah harus dengan angka kredit, siapa
yang berwenang menetapkan angka kredit dsb. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
Tim Penilai Angka Kredit harus dibentuk oleh Pejabat yang Berwenang
Pembentukan Tim Penilai Angka Kredit, diatur sebagai berikut :
a. Tim Penilai Pusat ditetapkan oleh pemimpin instansi Pembina jabatan
fungsional. yang dimaksud instansi jabatan Pembina jabatan fungsional adalah
instansi yang menggunakan jabatan fungsional yang mempunyai bidang kegiatan
sesuai dengan tugas pokok instansi tersebut atau instansi yang apabila dikaitkan

57
dengan bidang tugasnya dianggap mampu untuk ditetapkan sebagai Pembina
jabatan fungsional.
b. Tim Penilai Instansi ditetapkan oleh pemimpin instansi pengguna jabatan
fungsional
c. Mekanisme pendelegasian wewenang ditetapkan oleh instansi Pembina
d. Tim Penilai Pusat mempunyai kewenangan untuk menilai pejabat
fungsional golongan IV
e. Tim Penilai Instansi mempunyai kewenangan untuk menilai pejabat
fungsional golongan II dan golongan III

6. Uraian kegiatan
Uraian mengenai kegiatan apa saja yang dapat dimaksudkan penilaian dalam
pembuatan angka kredit harus jelas dan terukur, sehingga PNS yangmengaku jabatan
fungsional tersebut tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas dan
memperoleh angka kredit yang dibutuhkan untuk keperluan kenaikan pangkat.

7. Kenaikan Pangkat
PNS yang naik pangkat harus memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan sesuai
jumlah yang dipersyaratkan untuk jenjang jabatan fungsional tersebut.

8. Angka kredit yang dipakai sebagai penilaian prestasi kerja merupakan salah satu
unsur dari daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil, oleh
karenanya maka unsure-unsur lain yang dipersyartkan dalam DP3 bagi kenaikan
pangkat atau kenaikan jabatan perlu dipenuhi oleh pejabat fungsional.

58
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM
Untuk mewujudkan kepemerintahan dan pembangunan yang baik dan menjawab
tuntutan masyarakat, diperlukan sosok PNS yang mempunyai kompetensi jabatan
dalam melaksanakan tugas.
Untuk menciptakan aparatur yang memiliki kompetensi seperti dimaksud, diperlukan
peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan
bangsa dan Negara, semangat kesatuan dan persatuan dan pengembangan wawasan
PNS melalui Pendidikan dan Pelatihan jabatan yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari usaha pembinaan PNS

Menurut Peraturan Pemeritah No.101 tahun 2000 Pendidikan dan Pelatihan PNS
(DIKLAT) adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan PNS.

2. DASAR
a. Undang-undang No. 8 tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No.43 tahun 1999
b. Peraturan Pemerintah No.101 tahun 2000

3. PENGERTIAN
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) PNS adalah proses penyelenggaraan belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS. Diklat mengandung dua
fungsi sekaligus, yaitu fungsi pendidikan dan fungsi pelatihan.

4. SASARAN DAN TUJUAN


Sasaran Diklat PNS adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang sesuai
dengan persyaratan masing-masing jabatan.

Sedangkan tujuan Diklat adalah:


a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk alat
melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian dan
etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat
persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.
d. Menciptakan kesamaan Visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas
pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang
baik.

59
5. JENIS DAN JENJANG
Diklat PNS terdiri dari 2 jenis:
- Diklat prajabatan
- Diklat dalam jabatan

a. Diklat prajabatan
Diklat prajabatan merupakan diklat yang dipersyaratkan dalam pengangkatan
CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS wajib
mengikuti dan lulus diklat prajabatan CPNS wajib diikut sertakan dalam diklat
prajabatan selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai
CPNS.

Diklat prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka


pembentukan wawasan kebangsaan, Kepribadian dan etika PNS, disamping
pengetahuan dasar tentang system penyelenggaraan pemerintah Negara,
Bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan
peranannya sebagai pelayan masyarakat.

Diklat prajabatan terdiri dari:


a. Diklat Prajabatan golongan I untuk menjadi PNS golongan I
b. Diklat Prajabatan golongan II untuk menjadi PNS golongan II
c. Diklat Prajabatan golongan III untuk menjadi PNS golongan III

b. Diklat dalam jabatan


Pendidikandan Pelatihan dalam jabatan terdiri dari:
- Diklat kepemimpinan
- Diklat fungsional
- Diklat Teknis

1) Diklat Kepemimpinan
Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan atau disingkat Diklatpim
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan
aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang
diemban.

Kompetensi dalam Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan ini


merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi PNS yang diangkat
dalam jabatan struktural dalam rangka memenuhi kompetensi jabatannya
disamping syarat-syarat lain yang ditentukan.

Oleh karena diklat ini ditujukan bagi mereka yang akan/sudah menduduki
jabatan structural, maka keikutsertaan PNS dalam diklat kepemimpinan

60
sifatnya selektif dan siikuti atas dasar penugasan, dan bukan merupakan
fasilitas yang bersifat terbuka dan dapat diminta sebagai hak.

Hal ini disebabkan jabatan pada dasarnya merupakan penugasan dan


bukan sesuatu yang dapat diminta.

Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan terdiri dari empat jenjang yaitu:


a. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat IV, yaitu Diklat
Kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon V.
b. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat III, yaitu Diklat
kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon III
c. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat II, yaitu Diklat
kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon II
d. Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan tingkat I, yaitu Diklat
kepemimpinan yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon I

Meskipun Diklatpim berjenjang, namun keikutsertaan PNS dalam Diklat


kepemimpinan tingkat tertentu tidak dipersyaratkan mengikuti Diklatpim
tingkat dibawahnya.

2) Diklat fungsional
Diklat Fungsional merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional masing-masing
Jenis dari jenjang diklat fungsional untuk masing-masing jabatan
fungsional tersebut ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional
yang bersangkutan.

3) Diklat teknis
Diklat Teknis merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
PNS.
Kompetensi teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang-
bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing.
Bagi PNS yang belum memenuhi persyaratan kompetensi jabatan perlu
mengikuti Diklat teknis yang bekaitan dengan persyaratan kompetensi
jabatan masing-masing.

61
PENGGAJIAN PNS

1. UMUM
Gaji adalah sebagai balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang. menurut
pasal 7 Undang-undang No. 8 Tahun 1974, setiap Pegawai Negeri berhak
memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggungjawabnya.
Pada dasarnya setiap Pegawai Negeri beserta kekeluargaan harus dapat hidup layak
dari gajinya, sehingga dengan demikian ia dapat memusatkan perhatian dan
kegiatanna untuk melaksanakantugas yang dipercayakan kepadanya.

Dalam menentukan besarnya gaji, faktor kemampuan keuangan Negara adalah


merupakan faktor penentu. Karena walaupun telah dihitung secara rasional kebutuhan
minimum dan diatur system gaji yang baik, tetapi kalau kemampuan Negara tidak
memungkinkan, tidak dapat dilaksanakan juga.

Tetapi walaupun demikian, dalam batas-batas kemampuan Negara haruslah selalu


diusahakan memenuhi kebutuhan minimum, karena apabila Pegawai Negeri tetap
tertekn oleh gaji yang tidak cukup dibandingkan dengan kebutuhan sehari-hari, akan
dapat menimbulkan akibat-akibat negative.

2. GAJI PEGAWI NEGERI SIPIL


GAJI POKOK
Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu pangkat diberikan gaji
pokok berdasarkan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut.

Gaji pokok untuk CPNS adalah sebesar 80% (delapan puluh persen) dari gaji pokok
yang diperuntukan untuk Pegawai Negeri Sipil terebut.

Apabila CPNS telah mempunyai masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk
menetapkan gaji pokok, diberikan gaji pokok segaris sesuai masa kerja yang diakui
sebagai masa kerja golongan.

Kepada seorang yang diangkat langsung menjadi Pegawai Negeri Sipil apabila telah
mmpunyi pengalaman kerja yang dapat diperhitungkan untuk menetapakn gaji,
diberikan gaji pokok segaris dengan pengalaman kerja yang ditetapkan sebagi masa
kerja golongan.

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu pangkat lebih tinggi dari pangkat
lama, diberikan gaji pokok baru berdasarkan pangkat baru yang segaris dengan gaji
pokok dan masa kerja golongan dalam golongan ruang menurut pangkat lama.

62
Sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang diturunkan pangkatnya lebih rendah dari
pangkat lama, diberikan gaji pokok berdasarkan pangkat baru yang segaris dengan
gaji pokok dan masa kerja golongan dalam golongan ruang menurut pangkat lama.

KENAIKAN GAJI BERKALA


Kenaikan gaji berkala diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala
b. penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-kurangnya
“cukup”

Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat pemberitahuan dari Kepala
Kantor/Satuan Organisasi yang bersangkutan atas nama pejabat yang berwenang
kepada Kepala KPKN setempat sesuai dengan pasal 51 ayat (1) Keputusan Presiden
No. 16 Tahun 1994. Surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala tersebut disampaikan
dua bulan sebelum kenaikan gaji berkala tersebut berlaku.

Pegawai Negeri Sipil yang tidak memenuhi syarat kenaikan gaji berkala dapat ditunda
untuk paling lama satu tahun, dan apabila setelah penundaan tersebut Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan belum juga memenuhi syarat Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan, maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap-tiap kali paling lama
untuk satu tahun. Penundaan kenaikan gaji berkala dilakukan dengan Surat Keputusan
Pejabat yang berwenang.

Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala
berikutnya.

KENAIKAN GAJI ISTIMEWA


Kepada Pegawai Negeri Sipil yang menurut Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
menunjukkan nilai amat baik sehingga ia patut dijadikan teladan, dapat diberikan
kenaikan gaji istimewa sebagai penghargaan dengan memajukan saat kenaikan gaji
berkala yang akan datang dan saat-saat kenaikan gaji berkala selanjutnya pada
pangkat yang dijabatnya pada saat pemberian kenaikan gaji istimewa.
pemberian kenaikan gaji istimewa sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan oleh
Menteri/Pimpinan lembaga yang bersangkutan.

3. SISTEM PENGGAJIAN
SISTEM BERKALA TUNGGAL
Yang dimaksud dengan sistem skala tunggal adalah system penggajian yang
memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang berpangkat sama dengan tidak atau
kurang memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggungjawab
yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.

63
Keuntungan system skala tunggal
Adalah kesederhanaannya, karena hanya memerlukan satu peraturan yang mengatur
skala gaji untuk segenap Pegawai Negeri Sipil.

Kerugian system skala tunggal


Adalah dirasakan tidak adil bagi Pegawai Negeri Sipil yang memikul tanggungjawab
lebih berat.

SISTEM SKALA GANDA


Yang dimaksud dengan system skala ganda adalah system penggajian yang
menentukan besarnya gaji bukan saja didasarkan pada pangkat tetapi juga didasarkan
pada sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan beratnya
tanggungjawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.

Keuntungan sistem skala ganda


Adalah memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan kegairahan bekerja bagi
Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan beban tugas yang besar dan memikul
tanggungjawab yang berat.

Kerugian system skala ganda


Adalah menimbulkan ketidakadilan pada waktu mereka pension. Karena gaji pokok
adalah dasar penetapan pokok pensiun, maka pensiun pokok A akan berbeda dengan
pensiun pokok B, padahal pada waktu mereka sama-sama pensiun tidak ada lagi
perbedaan besarnya beban tugas dan perbedaan berat tanggungjawab.

SISTEM SKALA GABUNGAN


Untuk menghilangkan kerugian yang terdapat pada system skala tunggal dan system
skala ganda, maka sisem penggajian Pegawai Negeri Sipil yang akan digunakan
adalah Sistem Skala Gabungan yaitu gaji pokok bagi Pegawa Negeri Sipil yang
berpangkat sama ditetapkan sama, di samping diberikan tunjangan bagi Pegawi
Negeri Sipil yang berdasarkan penilaian melaksanakan beban tugas yang lebih besar
dan mamikul tanggungjawab yang lebih berat dibandingkan dengan yang lain.

4. TUNJANGAN
Untuk mendukung kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil beserta keluargannya
disamping gaji pokok diberikan pula berbagai macam tunjangan yaitu:

TUNJANGAN KELUARGA
Tunjangan keluarga diatur dalam Pasal 16 Peraturan Pemeritah Nomor 7 Tahun 1997,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pegawai Negeri yang beristri/bersuami diberikan tunjangan isteri/suami sebesar
10% dari gaji pokok Pegawai Negeri Sipil dengan ketentuan apabila kedua-

64
duanya berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka tunjangan ini hanya
diberikan kepada yang mempuyai gaji pokok yang tertinggi.
b. Pegawai Negeri yang mempunyai anak atau anak angkat yang berumur kurang
dari 21 tahun, belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri, dan
nyata menjadi tanggungan diberikan tunjangan sebesar 2% dari gaji pokok tiap-
tiap anak.
c. Ketentuan kurang dari 21 tahun dapat diperpanjang sampai umur 25 tahun apabila
anak tersebut masih besekolah.
d. Tunjangan yang diberikan sebanyak-banyaknya untuk dua orang anak termasuk
anak angkat, yaitu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994
tentang Pelaksanaan APBN Pasal 53 menyebutkan bahwa terhitung mulai tanggal
1 April 1995 tunjangan anak, tunjanagn beras untuk anak diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil dibatasi hingga sebanyak-banyaknya dua orang.

TUNJANGAN JABATAN
Berdasarkan pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 kepada Pegawai
Negeri Sipil yang menjabat jabatan tertentu diberikan tunjangan jabatan.

Yang dimaksud dengan jabatan tertentu adalah jabatan-jabatan structural (seperti


Direktur Jenderal, Direktur, Kepala Biro, Kepala Bagian dan sebagainya) dan jabatan
fungsional (seperti Widyaiswara, Penyuluh Pertanian, Guru, Dosen, Peneliti dan
sebagainya)

Macam-macam jabatan serta tunjangan diatur denga Keputusan Presiden


Tunjangan jabatan structural diberikan menurut tingkatan eselon yang dijabat dari
pejabat yang bersangkutan. Besarnya tunjangan jabatan fungsional adalah berbeda-
beda untuk setiap jenis jabatan fungsional tersebut dan diatur dengan Keputusan
Presiden.

TUNJANGAN PANGAN
Tunjangan pangan diberikan kepada istri/suami dananak berupa beras sebanyak 10 kg
perjiwa/bulan
Tunjangan pangan dapat diberikan berupa beras atau dibayar dengan uang yang
besarnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

TUNJANGAN LAIN-LAIN
Selain tunjangan yang ditentukan seperti tersebut di atas, apabila ada alasan yang
kuat, kepada Pegawai Negeri Sipil diberikan tunjangan-tunjangan lain seperti
tunjangan kemahalan daerah, tunjanagn penyesuaian indek harga, tunjangan karena
resiko pekerjaan

65
5. PEMOTONGAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL
Iuran Wajib
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1974 dan dirubah dengan
Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1977 sebagai usaha kesejahteraan pegawai,
maka setiap Pegawi Negeri Sipil dipotong 10 % dari penghasilan sebulan.

Tabungan Perumahan
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1993 dan Keputusan Presiden
Nomor 46 Tahun 1994 setiap Pegawai Negeri Sipil aktif sejak 1 Januari 1993 menjadi
anggota Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil. Besarnya tabungan tiap bulan
adalah sebagai berikut:
a. Golongan I Rp. 3.000,-
b. Golongan II Rp.5000,-
c. Golongan III Rp.7000,-
d. Golongan IV Rp.10.000,-
Pembentukan Dana Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, dengan cara membantu
membayar uang muka Pembelian rumah dengan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) dan membantu sebagai biaya membangun rumah untuk sebagian Pegawai
Negeri Sipil yang sudah memiliki tanah ditempatnya bekerja.

Pajak Penghasilan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 jo Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 636/KMK/04/1994 menyatakan bahwa pengenaan PPh Pasal 21
bagi pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI dan Pensiunan termasuk
janda/duda dan atau anak-anaknya atas penghasilam berupa gaji kehormatan, gaji atau
uang pension, tunjangan yang terkait dengan gaji kehormatan yang tercantum dalam
daftar gaji/daftar pembayaran pensiunan atau daftar pembayaran lain.
Demikian juga terhadap honorarium, uang sidang, uang prestasi kerja, dan imbalan
lain denan nama apapun yang dibebankan pada keuangan negara dipotong PPh pasal
21 sebesar 15% jumlah bruto penghasilan.

66
KESEJAHTERAAN PNS

Dalam organisasi Negara, peranan dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat
strategis. PNS merupakan unsure Aparatur Negara, Abdi Negara danAbdi Masyarakat,
serta sebagai pelaksana pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
pemnangunan dalam rangka mewujudkan tujuan Negara. Kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaan
Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara
tergantung dari kesempurnaan PNS.

Dengan kedudukan yang penting dan strategis tersebut, maka PNS perlu diberikan
kesejahteraan yang memadahi, agar mereka dapat berkonsenjtrasi secara penuh kepada
tugasnya. Untuk itulah Pemerintan telah berupaya meningkatkan kesejahteraan PNS
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Undang-undang 43 tahun 1999 yang merupakan
perubahan dari Undang-undang Nomor 8 tahun 1974.

Pasal 32 UU. 43 tahun 1999


(1) Untuk meningkatkan kegairahan bekerja, sidelenggarakan usaha
kesejahteraan PNS
(2) Usaha kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) melputi
program pension dan tabungan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan
perumahan dan asuransi pendidikan bagi putra-putri PNS
(3) Untuk…..dst sampai ayat (6)

Tujuan pemberian kesejahteraan yang memadahi bagi PNS adalah untuk memotivasi dan
mendorong PNS dan anggota keluarganya, tabungan perumahan dan program pensiun
serta tabungan hari tua.

67
BAPERTARUM PNS

1. UMUM
Perumahan merupakan kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap manusia perlu
memenuhinya, termasuk didalamnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). namun demikian
kemampuan keuangan PNS terbatas sehingga perlu diupayakan cara agar kebutuhan
tersebut bias terpenuhi sesuai kemampuan PNS. untuk itulah perlu usah gotong-
royong berdasar kebersamaan, kekeluargaan dan kesetiakawanan PNS melalui
tabungan perumahan.

2. PENGERTIAN
Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan PNS adalah salah satu program yang
dicanangkan Pemerintah dalam upaya membantu PNS untuk mendapatkan
perumahan

3. LANDASAN HUKUM
Keppres 14 Tahun 1993 Tentang Tabungan Perumahan PNS jo Keppres 46 Tahun
1994 tentang perubahan Keppres 14 Tahun 1993.

4. MAKSUD DAN TUJUAN


Taperum PNS dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan PNS dengan cara:
- membantu uang muka pembelian rumah
- membantu sebagian biaya pembangunan rumah bagi PNS yang sudah
memiliki tanah sendiri didaerah tempat kerja
Pengelolaan dana tabungan perumahan PNS ditangan BAPERTARUM

5. KEWAJIBAN
Pembayaran tabungan perumahan dilakukan dengan cara pemotongan gaji PNS tiap
bulan dimulai Bulan Februari 1993 yang disetor ke rekening Menkeu atas nama
Bapertarum PNS
Besarnya iuran adalah:
a. Golongan I sebesar Rp. 3.000,-
b. Golongan II sebesar Rp.5000,-
c. Golongan III sebesar Rp.7000,-
d. Golongan IV sebesar Rp.10.000,-

6. KETENTUAN UMUM
a. Yang berhak atas bantuan Taperum PNS aktif Gol Ruang I, II
dan III dan Golongan IV/a dan IV/b dengan prioritas Gol I dan II.
b. Belum memiliki rumah sendiri
c. Mempunyai masa kerja minimal 5 tahun
d. Diberikan sekali semasa menjadi PNS (aktif)

68
e. Apabila suami PNS, yang berhak Taperum hanya salah Satu
f. Besarnya bantuan :
- Golongan I sebesar Rp. 1-200.000,-
- Golongan II sebesar Rp. 1.500.000,-
- Golongan III sebesar Rp. 1.800.000,-
- Golongan IV/a dan IV/b sebesar Rp. 2.100.00,-
g. Tabungan dikembalikan tanpa bunga kepada PNS yang berhenti kaena
pemrintaan sendiri/diberhentikan dan belum pernah menerima Taperum
h. Biaya renovasi rumah tidak termasuk dalam program Bapertarum
i. Bentuk bantuan berupa:
1) Bantuan uang muka KPR kepada PNS
2) Bantuan sebagai biaya membangun rumah diatas tanah yang dimiliki secara
syah dan berada dilokasi pemohon bekerja.

7. PERSYARATAN
a. BANTUAN UANG MUKA KPR
Mengisi formulir bantuan dilampiri:
 Fc.KTP disyahkan Lurah dan Camat
 Fc.KARPEG disyahkan institusi
 Surat keterangan telah bekerja minimal 5 tahun
 Surat keterangan belum memiliki rumah sendiri dari RT, RW, Lurah,
Camat dan Instansi kerja
 Surat penegasan persetujuan penyediaan kredit dari Bank
 Fc. SK CAPEG
 Fc. Sk terakhir
b. BANTUAN SEBAGIAN BIAYA MEMBANGUN RUMAH DIAAS
TANAH MILIK SENDIRI
Mengajukan permohonan dilampiri:
 Fc. KTP yang disyahkan
 Fc. KARPEG
 Fc. SK PNS pangkat terakhir yang disyahkan
 Surket belum mamiliki rumah sendiri
 Fc. IMB atau surat ijin mendirikan rumah tinggal
 Fc. Bukti kepemilikan tanah
 SPPT (pajak)
 Bila tanah atas nama istri, dilengkapi surat nikah
 Tanah benar-benar tidak ada bangunan
 Sugguh-sungguh belum memiliki rumah
 Bukan untuk biaya renovasi

69
c. PENGAMBILAN TAPERUM BAGI PNS YANG BERHENTI
KARENA PENSIUN, MENINGGAL DUNIS ATA U BERHENTI
BEKERJA, DAPAT MELALUI PT. TASPEN (Persero)
 SK Pensiun/Pemberhentian
 Surat pengantar dari instansi tentang riwayat kepangkatan
 Mengisi pernyataan belum penah menerima bantuan perumahan dari
BAPERTARUM
8. TATA CARA PENGAJUAN
(untuk uang muka KPR dan bantuan SBMR)
 Mengambil formulir permohonan (Biro Kepg)
 Mengisi formulir dan melengkapi persyaratan
 Diajukan ke Biro Kepeg
 Biro Kepeg mengusulkan PNS yang lulus seleksi ke Gubernur
 Gubernur mengirim permohonan ke BAPERTARUM
 Laporan PNS yang lolo seleksi ke Biro Kepeg untuk diketahui

9. TATA CARA PENYALURAN


a. Pembayaran bantuan uang muka KPR
- BTN cabang setempat diberi wewenang mengeluarkan persetujuan
bantuan uang muka KPR. BTN Pusat melaporkan realisasinya kpada
BAPERTARUM PNS
- Keter. Pendukung adalah KTP, SK KP terakhir , fc surat penegasan
persetujuan penyediaan kresit/surat perjanjian akat kredit dari BTN dan surat
pernyataan belum memiliki rumah dari PNS
b. Pembayaran bantuan sebagian mambangun rumah
- Bank penyalur menerima dana untuk bantuan SBMR dari BTN berdasar
surat perintah membayar dari BAPERTARUM PNS
- Bank penyalur menyampaikan dana pada PNS dengan data pendukung:
KTP, SK KP terakhir, fc IMB, pernyataan belum memiliki rumah
c. Pembayaran pengembalian tabungan perumahan
- Yang berhak menerima pengembalian adalah PNS yang pensiun,
meninggal dunia atau berhenti karena sebab lain dan belum pernah menerima
fasilitas uang muka KPR ataupun bantuan SBMR
- Keterangan pendukung: KTP, SK KGB/KP terakhir, SK Pensiun atau SK
pemberhentian, atau SK dari PYB bagi PNS yang meninggal dunis dan surat
ahli waris
d. Bagi PNS yang pensiun TMT 01-10-1994 tidak perlu mengajukan permohonan
karena secara otomatis akan diterimakan oleh PT. TASPEN (persero) bersamaan
dengan pembayaran pensiun pertama dan THT

70
TABUNGAN HARI TUA

1. PENGERTIAN
THT merupakan suatu program asuransi yang terdiri dari asuransi dwiguna dan
asuransi kematian
Asuransi Dwi Guna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuanan
bagi peserta meninggal dunia
Asuransi kematian adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuntungan
pada peserta bila istri/suami, anak meninggal dunis atau kepada ahli waris bila
peserta meninggal dunia

2. TUJUAN
Memberikan jaminan keuangan bagi pserta pada saat berhenti bekerja baik dengan
hak pensiun ataupun tanpa hak pensiun, atau pada ahli warisnya pada saat peserta
meninggal dunis sebelum sesudah pensiun.

3. PESERTA
 PNS (Pusat san Daerah)
 PNS DPB/DPK BUMN/BUMD
 Pejabat Negara
 Pegawai beberapa BUMN/BUMD

4. KEWAJIBAN PESERTA
Membayar premi sebesar 3,25% kali penghasilan (gaji pokok + tunjangan
keluarga) setiap bulan yang secara langsung dipotong dari gaji

5. HAK PESERTA
a. Tunjangan Hari Tua (THT)
- Hak THT diberikan kepada peserta yang berhenti karena pensiun
- Hak nilai tunai THT diberikan kepada peserta yang berhenti/diberhentikan
dengan hormat/tidak dengan hormat
- Peserta yang meninggal sebelum BUP, diberikan kepada ahli waris
b. Asuransi Kematian(ASKEM)
Kepada peserta suami/istri/anak yang terdaftar/tertunjang yang meninggal dunia
diberikan asuransi kematian. Khusus untk ASKEM anak dibayarkan maksimum
tiga kali kematian anak

6. PERSYARATAN PENGURUSAN HAK THT


A. BAGI PNS YANG BERHENTI DENGAN HAK PENSIUN
- Mengisi formulir permohonan
- Blanko SP4-A sebanyak 3 lembar

71
- Fc. SK Pensiun 2 lembar
- Fc. SKPP dari KPKN/Biro Keuangan 2 lembar
- Fc. SK CPNS 1 lembar
- Asli surat keterangan masih sekolah dari anak usia 21 – 25 tahun
- Perincian gaji suami/istri bila PNS
- Fc. KARIP istri/suami bila pensiunan
- Diajukan ke PT.TASPEN (Persero)
- Pembayaran bersamaan dengan pembayaran pensiun pertama

B. BAGI PNS YANG BERHENTI TANPA HAK PENSIUN


- Mengisi formulir permohonan
- Blanko SP4-A sebanyak 3 lembar
- Fc. SK Pemberhentian 2 lemar
- Fc. SKPP dari KPKN/Biro Keuangan 2 lembar
- Fc. Sk CPNS 1 lembar
- Asli surat keterangan masih sekolah dari anak usia 21 tahun – 25 tahun
- Fc. SK terakhir (KP/KGB)

C. PESERTA BERHENTI KARENA MENINGGAL DUNIA


(Peserta yang meninggal dunia sebelum pensiun memiliki masa iuran minimal
6 bulan)
- Blanko Akt-2 dan Akt-3
- Kutipan perincian gaji
- Fc. Surat Nikah
- Fc. Surat Kematian
- Fc. SK. CPNS
- Fc.SK terakhir (KP/KGB)
- Fc. Peserta Taspen
- Fc. KTP pemohon
- Surat keterangan masih sekolah bagi anak usia 21 – 25 tahun
- Fc. Usul SK pensiun janda

7. ASURANSI KEMATIAN (ASKEM)


a. Bila istri/suami, anak PNS meninggal dunia
b. Bila istri/suami, anak peneima pensiun meninggal dunia

8. PERHITUNGAN ANAK
Hak THT
- Rumus hak peserta berhenti karena pensiun
HAK = (0,60 x MI1 x P1) + {0,60 x MI2 x (P2 – P1)}
- Rumus hak peserta yang berhenti karena meninggal dunia sebelum pensiun

72
HAK = (0,60 x Y1 x P1) + {0,60 x Y2 x (P2 – P1)}
- Rumus hak pension berhenti karena sebab lain
HAK = (Faktor1 x P1) + { Faktor2 x (P2 – P1)}
- Hak ASKEM
Peserta
HAK = {2 x (1 + 0,10 B/12)}P2
Suami/Istri Peserta
HAK = {1,5 x (1 + 0,10 C /12)}P2
Anak
HAK = {0,75 x (1 + 0,10 C/12)}P2
Keterangan:
MI masa iur adalah masa iur sejak diankat menjadi peserta sampai berhenti
MI1 Masa iur dari CPNS sampai dengan BUP
MI2 Masa iur sejak 1 Januari 2001 sampai dengan berhenti
P Penghasilan adalah penghasilan terakhir, terdiri dari gaji pokok,
tunjangan istri/suami dan anak
P1 Penghasilan (Gaji dan Tunjangan istri/suami dan anak) PNS menurut
Peraturan Gaji PP 6 Tahun 1997
P2 Penghasilan (Gaji dan Tunjangan istri/suami dan anak) PNS menurut
Peraturan Gaji PP 26 Tahun 2001
Y Adalah selisih BUP (56 th) dan usia saat menjadi peserta CPNS. Jika
usia saat meninggal dunia lebih dari 56 tahun, maka Y adalah selisih
antara saat meninggal dunia dengan usia menjadi peserta.
Y2 Adalah selisih antara BUP (56 tahun) sampau usia pada Januari 2001
B Adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta diberhentikan
dengan hak pensiun sampai dengan peserta meninggal dunia. Apabila
peserta aktif meninggal dunia, maka B=0
C Adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta diberhentikan
dengan hak pensun atau meninggal dunia sampai dengan tanggal
suami/istri/anak meninggal dunia. Bila meninggal dunia saat masih
aktih maka C=0
Faktor Adalah besaran yang nilainya tergantung masa iuran dan tahun berhenti
sebagai peserta
Faktor 1 Faktor yang dihitung berdasarkan MI1
Faktor 2 Faktor yang dihitung berdasarkan MI2

73
ASURANSI KESEHATAN (ASKES)

1. LATAR BELAKANG
Setiap orang mempunai resiko yang sama untk terserang penyakit, termasuk di
dalamnya PNS. Oleh karena itu perlu perlindungan kesehatan bagi PNS, yang
meliputi pengobatan dan perawatan, sehingga mereka terjamin kesejahteraannya.

2. DESKRPSI
Asuransi Kesehatan (ASKES) adalah jaminan pemberian pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada PNS

3. SANTUNAN ASURANSI
A. Metode Sejumlah Uang
Dengan metode ini ganti rugi finansial diberikan kepada tertangging sesuai
dengan jumlah dana yang ditentukan sebelumnya ketika asuransi ditutup
1) Penanggung memberikan sejumlah uang santunan kesehatan setiap
kali tertanggung sakit, tanpa mengindahkan besar/kecilnya biaya
pengobatan
2) Penanggung memberikan sejumlah uang santunan setiap kali
tertanggung sakit, sebesar dana yang tersedia
B. Metode Dana Sakit
Menurut metode ini santuna yang diberikan penanggung kepada
tertanggung disesuaikan dengan besar kecilnya biaya pengobatan(biaya
dokter, obat-obatan, rontgen dsb)

4. POLIS ASURANSI KESEHATAN


Kepada peserta diwajibkan membayar premi kepada penanggung sesuai jumlah dan
periode waktu yang ditentukan.

5. RESIKO YANG DIKECUALIKAN


Ada beberapa penyakit yang dikecualikan dari jaminan asuransi kesehatan, antara
lain:
a. Penyakit atau sakit yang disebabkan oleh kecelakaan
b. Penyakit yang terjadi kadena disengaja, seperti minum obat melebihi dosis
c. Penyakit karena mencoba bunuh diri
d. Penyakit karena penyalahgunaan obat, seperti narkotika dsb
e. Obat yang tidak berkaitan dengan penyakit, seperti minyak gosok dsb
f. Kaca mata, gigi buatan, alat bantu dengar
g. Penyakit yang disebabkan peperangan
h. Penyakit yang disebabkan inti atom atau nuklir/radio aktif
i. Penyakit yang disebabkan gas bumi, gas beracun dsb
j. Penyakit yang disebabkan karena bencana alam

74
6. ASKES PNS/PENERIMA PENSIUN, VETERAN/PERINTIS
KEMERDEKAAN
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya kesehatan yang meliputi peningkatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Dalam rangka tersebut
pemerintah membentuk:
a. Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDKP) yang
diselenggarakan Badan Khusus dibawah Dep. Kesehatan
b. Perum husada Bhakti
c. PT. (Persero) Asuransi kesehatan ndinesia yang ditetapkan dengan PP. No
6

7. TUJUAN
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berasuransi kesehatan dengan
mengembangkan sistem pemeliharaan dan oembiayaan kesehatan yang efisien dan
efektif
Meningkatkan status kesehatan PNS, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya

8. PESERTA
a. Peserta Wajib
1) PNS (CPNS, PNS, Pejabat Negara)
2) Penerima Pensiun
- PNS yang berhenti dengan hak pensiun
- Prajurit ABRI dan PNS dilingkungan HANKAM yang berhenti
dengan hak pensiun
- Pejabat negara berhenti dengan hak pensiun
- Janda/duda/anak yatim piatu dari PNS, Prajurit BRI, PNS
HANKAM, serta Pejabat Negara yang berhak pensiun
- Veteran
- Perintis kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan
pemeliharaan kesehatan
b. Peserata Sukarela
- Pegawai BUMN/BUMD dan swasta
- Pegawai badan lainnya
c. Masa kepesertaan
 Masa kepesertaan sejak yang besangkutan membayar iuran
 Bagi veteran dan Perintis Kemerdekaan sejak iurannya dibayar
pemerintah
d. Penghentian dari kepesertaan
 Sudah tidak lagi sebagai PNS atau Peneima Pensiun

75
 Bagai Veteran dan Perintis Kemerdekaan, setelah iuran wajibnya tidak lagi
ditanggung Pemerintah
 Bagi Pegawai BUMN dan Badan lain yang sudah tidak membayar
iurannya

e. Kewajiban Peserta
 PNS Penerima Pensiun dan Pejabat Negara wajib membayar 2%
dari penghasilan
 Iuran Veteran dan Perintis Kemerdekaan ditanggung Pemerintah
 Memberikan data diri dan keluarga
 Wajibmemiliki tanda pengenal
 Wajib mengetahui dan mentaati peraturan
 Membayar biaya yang melebihi standar yang berlaku
f. Hak Peserta
 Mendapatkan informasi dari PT. ASKES
 Mendapatkan pelayanan non medis
 Mendapatkan pelayanan pemeliharaan sesuai kebutuhan medis
 Memperoleh pemeliharaan dan atau sesuai standar yang
ditetapkan. Standar pelayanan mencakup:
o Pelayanan kesehatan dasar
o Pelayanan kesehatan rujukan
o Pelayanan kesehatan penunjang

9. RUANG LINGKUP PROGRAM JAMINAN PEMELIHARAAN


KESEHATAN
a. Rawat jalan tingkat pertama
- Tempat pelayanan di Puskesmas
- Persyaratan : menunjukkan kartu ASKES
- Pelayanan yang didapatkan:
- Pemeriksaan
- Laboratorium
- Tindakan sederhana
- Pemberian obat
- Surat rujukan
b. Rawat jalan tingkat lanjutan
- Tempat pelayanan di Rumah Sakit Pemerinta
- Persyaratan: menunjukkan kartu Askes dan fotokepynya
- Pelayanan yang diperoleh:
- Pemeriksaan doktor spesialis
- Laboratorium/pemeriksaan penunjang

76
- Tindakan di RS
- Obat DPHO atau Resep Askes
- Rujukan sesuai indikasi medis
c. Pelayanan Gawat Darurat
- Tempat pelayanan: rumah sakit Pemerintah
- Persyaratan: manunjukkan kartu Askes dan fotocopynya
- Pelayanan yang diperoleh:
o Pemeriksaan dokter spesialis
o Laboratorium/penunjang diagnosa
o Tindakan di RS
o Obat DPHO atau Resep Askes
o Rujukan sesuai indikasi medis
d. Rawat Inap
- Tempat pelayanan di Rumah Sakit Pemerintah (RS Swasta hanya
santunan)
- Persyaratan: menunjukkan kartu Askes dan menyerahkan
fotocopynya, surat rujukan atau keterangan gawat darurat, mengurus
surat jaminan dalam waktu 3 x 24 jam
- Pelayanan yang diperoleh:
o Perawatan di ruangan
o Pemeriksaan dokter spesialis
o Laboratorium/penunjang diagnosa
o Tindakan di RS
o Obat DPHO atau Resep Askes
o Rujukan sesuai indikasi medis
e. Persalinan
- Tempat pelayanan: disemua fasilitas Pemerintah
- Persyaratan Kartu Askes dan fotocopynya, mengurus surat jaminan
m aksimum 3 x 24 jam. Hanya untuk persalinan anak pertama dan kedua
hidup.
- Pelayanan yang diperoleh:
o Perawatan di ruangan
o Pemeriksaan dokter spesialis
o Laboratorium/penunjang pemeriksaan
o Tindakan persalinan
o Obat DPHO atau Resep Askes
o Surat Rujukan

10. BUKAN HAK PERTAMA


- Mendapat pelayanan kesehatan yang tidak sesuai prosedur

77
- Pelayanan kesehatan/fasilitas yang tidak ditunjuk
- Pelayanan kesehatan di luar Negeri
- Pelayanan kesehatan yang dikelola dalam program/instansi lain seperti
general check up

11. PREMIUM DAN COST SHARING


o Premium merupakan kewajiban bulanan bagi pesert Askes wajib atau
sukarela yang besarnya ditentukan berdasarkan benefit pelayanan yang akan
diterimakan. Besarnya premium wajib PNS adalah 2% dari penghasilan
o Cost sharing merupakan keadaan yang tidak mungkin dihindarkan dalam
pembiayaan secara asuransi, dimana tidak mungkin semua jenis dari besarnya
biaya pelayanan ditanggung secara tak terbatas.

78
CUTI PNS

1. UMUM
Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rihani, maka kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) setelah bekerja dalam waktu tertentu perlu diberikan cuti

A. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999
2. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1976 Tentang Cuti PNS
3. Surat Edaran Kepala BAKN No. 01/SE/1977

B. PENGERTIAN
Cuti adalah tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waltu tertentu

C. TUJUAN
a. Untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka
menjamin kesegaran jasmani dan rokhaninya
b. Untuk kepentingan PNS yang bersangkutan

2. PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI


a. Pemimpin lembaga tertinggi /Tinggi Negara bagi pemimpin
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara;
b. Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Tertinggi Non
Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi Negara/Lembaga
Tinggi Negara dan Pejabat lain yang ditentukan Presiden bagi PNS dalam
lingkungan kekuasaannya;
c. Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri
Pejabat sebagaimana tersebut diatas dapat mendelegasikan kewenanannya kapada
Pejabat lain dalam lingkungannya untuk memberikan cuti, kecuali ditentukan lain

3. JENIS CUTI
1. Cuti Tahunan
2. Cuti Besar
3. Cuti Sakit
4. Cuti Bersalin
5. CKAP
6. Cuti diluar tanggungan Negara
1. Cuti Tahunan
Setiap pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun
secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua
belas) hari kerja

79
Cuti tahunan dapat diambil secara terpecah=pecah dengan ketentuan setiap bagian
tidak boleh kurang dari 3 (tiga) hari kerja
Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan dapat diambil dalam
tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti
tahunan dalam tahun yang sedang berjalan
Cuti tahunan yang tidak diambil dalam kuruk waktu 2 (dua) tahun berturut-turut atau
lebih, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat)
hari kerja, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan
Apabila cuti tahunan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka waktu
cuti tahunan dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari. Ketentuan ini
tidak berlaku bagi cuti tahunan yang diambil kurang dari 12 (dua belas) hari kerja
Untuk kepentingan dinas cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh
pejabat yang berwenang memberikan cuti tahunan. Penangguhan ini tidak boleh
lebih llama dari satu tahun. Apabila terjadi penangguhan maka cuti tahunan yang
ditangguhkan itu dapat diambil oleh PNS yang bersangkutan dalam tahun berikutnya
selama 24 (dua puluh empat) heri kerja termasuk cuti tahunan yang sdang berjalan.

2. Cuti Basar
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun
secara terus menerus berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan, termasuk cuti
tahunan dalam tahun yang bersangkutan
Yang dimaksud bekerja secara terus menerus adalah bekerja dengan tidak terputus
karena menjlankan cuti di luar tanggungan negara atau karena diberhentikan dai
jabatan negara dengan menerima uang tunggu.
Cuti besar yang tidak diambil oleh PNS yang bersangkutan tepat pada waktunya,
dapat diambil pada ahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan pengambulan cuti
besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar kurang dari 3
(tiga) bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya hapus
Apabila ada kepentingan dinas yang mendesak mala pelaksanaan cuti besar dapat
ditangguhkan untuk paling lama 2 (dua) tahun. Dalam hal yang demikian maka
waktu penangguhan itu dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar
berikutnya.

3. Cuti Sakit
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas Cuti Sakit
PNS yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari harus memberitahukan kepada
atasannya baik secara tertulis maupun dengan pesan melalui perantara orang lain.
PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari, harus
mengajukan permintaah cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter
pemerintah maupun dokter swasta.

80
PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari, harus mengajukan permintaah cuti
sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter pemerintah maupun dokter swasta
yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
Cuti sakit tersebut diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan berdasarkan surat
keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan
PNS yang telah menderita sakit selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan belum
sembuh dari penyakitnya, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang
ditunjuk oleh Menteri Kesehatan
Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan tersebut PNS yang bersangkutan:
1. Belum sembuh dari penyakitnya, yeyapi ada harapan sembuh dan dapat
bekerja kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatan
karena sakit, dengan mndapat uang tunggu menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku
2. Belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada harapan untuk dapat
bekerja kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
PNS wanita yang mengalami gugur kandunan berhak atas cuti sakit paling lama 1 ½
(satu setengah) bulan.
PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya
yang mengakibatkan PNS tersebut perlu mendapat perawatan, berhak atas cuti sakit
sampai sembuh.

4. Cuti Bersalin
PNS wanita berhak atas cuti bersalin untu persalinan anaknya yang pertama, kedua,
dan ketiga. Persalinan pertama yang dimaksud adalah persalinan pertama sejak yang
bersangkutan menjadi PNS. Sedangkan untuk persalinan anak yang keempat dan
seterusnya, kepada PNS wanita tersebut tidak diberikan cuti bersalin, tetapi dapat
diberikan Cuti di luar tanggungan negara.
Pegawai Negeri Sipil wanita yang akan bersalin untuk yang keempat dan seterusnya,
apabila menjelang saat persalinan tersebut mempunyai hak atas cuti besar, dapat
menggunakan cuti besar tersebut sebagai cuti persalinan. Lamanya cuti besar adalah
1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan setelah persalinan.
Pegawai Negeri Sipil wanita yang telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan
negara untu persalinan, dengankeputusan pejabat yang berwenang diaktifkan kembali
dalam jabatan semula.

81
5. Cuti Karena Alasan Penting
Pegawai Negeri Sipil dapat cuti karena alasan penting untuk paling lama 2 (dua)
bulan. Lamanya cuti karena alasan penting hendaknya ditetapkan sedemikian rupa,
sehingga benar-benar hanya untuk waktu yang diperlukan saja.
Yang dimaksud cuti karena alasan penting adalah cuti karena:
a. Ibu, bapak. Istri/suami, anak, adik, kkak, mertua, atau menantu sakit keras
atau meninggal dunia.
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a diatas
mninggal dunia dan menurut ketentuan hukun yang berlaku PNS yang
bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang mninggal
itu.
c. Melangsungkan perkawina pertama
d. Alasan penting lainnya yang ditetakan oleh Presiden
Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, PNS harus mengajukan secara
tertulis dengan menyebutkan alasannya kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti, karena alasan penting diberikan dengan surat keputusan pejabat yang
berwenang.
Dalam hal mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu
keputusan dari pejabat yang berwenang, maka PNS tersebut dapat mengajukan
permintaan izin smentara kepada Kepala Pemerintahan setempat.
6. Cuti di Luar Tanggungan Negara
Cuti diluar negara dapat diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus dan adanya alasan-alasan pribadi
yang penting dan mendesak
Yang dimaksud dengan alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak misalnya
seorang PNS wanita yang suaminya bertugas di luar negeri, sehingga mengharuskan
PNS wanita tersebut mendampingi suaminya di tempat tugas itu.
Cuti diluar tanggungan negara hanya dapat diberikan ddengan surat keputusan
pejabat yang berwenang memberikan cuti setellah mendapat persetujuan dati kepala
BKN.
Cuti diluar tanggungan negara bukanlah hak, karena itu permintaan cuti diluar
tanggungan negara dapat dikabulkan atau ditolak oleh pejabat yang berwenang, demi
kepentingan dinas.
Cuti diluar tanggunagn negara diambil untuk waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan
apabila ada alasan penting dapat diperpanjang untuk paling lama satu tahun.
Selama menjalankan cuti diluar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan
dibebaskan dari jabatannya, kecuali dalam hal PNS wanita menjalankan cuti diluar
tanggungan negara untuk persalinan yang keempat dan seterusnya. Jabatn yang
lowong karena pemberian cuti diluar tanggungan negara dapat diisi.
PNS setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan negara wajib melaporkan diri
kepada instansinya induknya untuk ditempatkan kembali apabila ada lowongan, PNS

82
yang tidak melaporkan diri kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan
cuti diluar tanggungan negara, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
Penghasilan PNS selama menjalankan Cuti
Selama menjalankan cuti diluar tanggunan negara PNS yang bersangkutan tidak
menerima penghasilan apapun dari negara. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang
bersangkutan tetap menerima gaji dan tunjangan keluarga, kecuali tunjangan jabatan (bila
ada).

83
PERATURAN DISIPLIN
PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM
Terselenggaranya Good Governance merupakan salah satu issue dan tuntutan
masyarakat saat ini. Masyarakat berharap adar dalam penyelenggaraa negara dan
pembangunan, Aparatur Negara mampu manjalankan tugas dan fungsinya secara
sungguh=sungguh, penuh tanggung jawab, efektif, efisien, bebas KKN dan selalu
memenuhi kaidah peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu unsur aparatur negara mempunyai
tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai apa yang
menjadi beban tugasnya, serta mampu memberkanpelayanan yang baik kepada
masyarakat. Untuk itulah kepada PNS, perlu diberikan pembinaan yang baik.
Salah satu elemen dalam pembinaan PNS adalah dengan ditetapkannya Peraturan
Disiplin PNS. Peraturan Disiplin PNS diundangkan dengan tujuan adag dapat
menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelasanaan tugas. Tata tertib
dimaksud dapat terwujud antara lain bilamana setiap PNS mengetahui dengan pasri
kewajiban-kewajiban yang harus dilakuakn dan larangan-larangan yang harus dijauhi
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, mengatur tentang kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak
boleh dilanggar oleh setiap PNS

2. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok=pokok
kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 tahun
1999
b. PP No 30 Tahun 1980 2003 Tentang Peraturan Disiplin PNS
c. PP No. 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan Pemindahan dan
Pemberhentian PNS
d. SE Ka BAKN No. 23/SE/1980

3. Pengertian
Peraturan disiplim PNS adalah suatu peraturan yang memuat kewajiban larangan,
dan sanksi apanila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar.
Kewajiban yang harus ditaati oleh setiap PNS adalah sebagaimana tertuang dalam
Pasal 2 PP No. 30 Tahun1980 sebanyak 26 butir dan larangan yang tidak boleh
dilanggar oleh setiap PNS adalah sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 ayat (1) PP. 30
Tahun 1980 ada sebanyak 18 butir.
Tulisan dalam pernyataan pikiran atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk
tulisan maupun dalam bentuk gambar, karikatur, coretan dll yangserupa dengan itu.
Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan termasuk pelanggaran
disiplin adala setiap pernuatan memperbanyak, mengedarkan, memperontokkan,

84
menempelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yangbeisi
anjuran atau berisikan hasutan untuk melanggar ketentuan dalam pasal 2 dan pasal 3,
kecuali hal itu dilakukan untk kepentingan dinas.
Dalam Pasal 3 ayat (2) PP Nomor 30 Tahun 1980, PNS yang berpangkat Penata TK I
golongan ruang III/d ke bawah yang akan melakukan usaha dagang baik secara resmi
maupun sambilan menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta wajib
mendapat izin tertulis dari pejabat yang berwenang.
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang
melanggar ketentuan peraturan disiplin PNS, baik yang dilakuakn didalam maupun
diluar jam kedinasan.

4. Tujuan
Tujuan hukuman disiplin PNS adalah untuk mempernaiki, membina dan mandidik
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, agas kembali memiliki sikap ketaatan
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu setiap Pejabat
yang berwenang menghukum wajib memeriksa lebih dahulu dengan seksama PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin, sehingga dapat diketahui latar belakang dan
motif terjadinya pelanggaran disiplin, sehingga hukuman disiplin yang dijatuhkan
benar-benar sesuai dan memenuhi asas keadilan.
5. Hukuman Disiplin
Hukuman disiplin adalah hukuaman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar
peraturan disiplin PNS
Penjatuhan hukuman disiplin berdasarkan pada asas keadilan sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pelanggaran disiplin yang dilakukan kemudian
diputuskan jenis hukuman disipilin yang setimpal dengan kesalahan yang dilakukan.

6. Tingkat dan Jenis Hukuman


Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:
a. Hukuman disiplin ringan
b. Hukuman disiplin sedang
c. Hukuman disiplin berat
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
a. Tegoran lisan
b. Tegoran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
Jenis hukuman sedang erdiri dari:
a. Penundaan KGB untuk paling lam satu tahun
b. Penurunan gaji sebesar satu kali KGB untuk paling lama satu tahun
c. Penundaan keniakan pangkat untuk paling lama satu tahun
Jenis hukuman berat terdiri dari:

85
a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setinggat lebih rendah untuk paling
lama satu tahun
b. Pembebasan dari jabatan
c. Pemberhentian dengan hormat tidak aas permintaan sendiri
d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

7. Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disipil


A. Presiden
a. Bagi PNS yang berpangkat Pembina Utama Muda Golongan Ruang IV/c
ke atas (PP9/2003) untuk hukuman disiplin
1) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
2) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagi PNS
b. Pembebasan dari jabatan struktural eselon I dan jabatan lain yang
wewenang pengangkatan dan pemberhentian ditangan presiden.
B. Menteri/Jaksa Agung
Bagi PNS dalam lingkungan masing-masing untuk semua jenis hukuman disiplik
kecuali yang menjadi wewenang Presiden
C. Pimpinan Kesekretariantan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen bagi PNS dalam lingkungannya masing-
masing, kecuali jenis hukuman disiplin:
1) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
2) Pemberhentian yang menjadi wewenang Presiden
D. Kepala LPND dan Kepala Sekretariat Lembaga Negara
Semua jenis hukuman disiplin PNS dalam lingkungan masing-masing, kecuali
jenis hukuman didiplin yang menjadi kewenangan Presiden
E. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) berwenang
menjatuhkan hukuman disiplin bagi PNS Daerah dalam lingkungannya dengan
memperhatikan jenis dan tingkat hukuman disiplin serta pangkat dan jabatan
PNS yang akan dijatuhi hukuman disiplin, sesuai PP No. 9 Tahun 2003.
F. Kepala Perwakilan RI di luar Negeri
Bagi PNS yang dipekerjakan pada perwakilan RI di luar negeri
dipekerjakan/diperbantukan pada negara sahanat atau sedang menjalankan tgas
belajar di luar negeri, sepanjang mengenai hukuman disiplin ringan dan
pembebasan dari jabatan.
Wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin sebagaimana tersebut diatas,
dapat didelegasikan kepada pejabat di bawahnya dalam lingkungan masing-
masing. Kecuali untuk hukuman disiplin:
a. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
b. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
8. Pemanggilan

86
PNS yang disangka melakukan pelanggaran disiplin, dipanggil oleh Pejabat yang
berwenang untuk diperiksa. Panggilan tersebut dilakuakn dengan lisan. Namun bila
dengan cara tersebut tidak hadir, mka panggilan dilakuakn scara tertulis
Apabila PNS yang disangka melakuakan pelanggaran tidak memenuhi panggilan
pertama, maka dibuat panggilan kedua. Dan apabila pada panggilan kedua PNS
tersebut tidak hadir, maka hal tersebut tidak menghalangi pejabat yang berwenang
untuk menjatuhkan hukuman dsidiplin.

9. Pemeriksaan
a. Pada dasarnya pemeriksaan harus dilakukan oleh Pejabat yang berwenang
menghukum. Pemeriksaan dapat dilakuakn secara lisan maupun tertulis.
Pada tahap pertama, pemeriksaan dilakukkan secara lisan apabila menurut
Pejabat yang Berwenang akan dijatuhi hukuman tingkat ringan.
Namun, apabila dari pemeriksaan awal menunjukkan bahwa PNS tersebut akan
dapat dijatuhi hukuman tingkat sedang dan berat, maka pemeriksaan dilakuakn
secara tertulis.
Proses pemeriksaan dapat didelegasikan kepada Pejabat lain yang pangkatnya
serendah-rendahnya sama dengan PNS yang diperiksa. Pemeriksaan terhadap
PNS yang wewenang penjatuhan hukuman disiplinnya ditangan Presiden
dilakuakn oleh Pemimpin Instansi yang bersangkutan.
10. Penjatuhan Hukuman
Bagi PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakuakn pelanggaran
yang sama, dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat.

11. Tatacara Penjatuhan Kukuman


a. Tegoran lisan
1) Pejabat berwenang memberitahukan kepada PNS tentang pelanggaran
diiplin yang telah dilakuakn
2) Pernyataan tersebut dinyatakan secara tegas sebagai hukuman disiplin.
3) Penjatuhan hukuman disiplin tersebut wajib diberitahukan secara tertulis
oleh Pejabat yang berwenang kepada Pejabat yang mengurusi masalah
kepegawaian.
b. Tegoran Tertlis
Ditetapkan dengan surat keputsan dan di dalamnya disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan.
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelangaran
disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.
d. Penundaan kenaikan gaji Berkala (KGB)
Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan

87
Ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 3 bulan dan untuk masa paling
lama 1 tahun
Masa penundaan gaji berkala dihitung penuh untuk masa kenaikan gaji
berkala (KGB) berikutnya.
e. Penurunan Gaji
Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan
Penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali gaji KGB
Masa penurunan sekurang-kurangnya 3 bulan dan paling lama 1 Tahun
Setelah masa hukuman selesai, maka gaji pokok PNS akan kembali seperti
semula
Masa penurunan gaji tersebut dihitung penuh untuk masa KGB berikutnya
Apabila dalan menjalani hukuman disipllin, PNS tersebut mempunyai hak
untuk KGB, maka KGB tersebut diberikan terhitung mulai bulan berikutnya
setelah berakhirnya menjalani hukuman.
f. Penundaan kenaikan pangkat
Ditetapkan dengan surat keputusan dan di dalamnya disebutkan pelanggaran
yang dilakukan PNS yang bersangkutan. Penundaan kenaikan pangat
ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 bulan dan paling lama 1 tahun
terhitung mulai tanggal kenaikan pangakt yang bersangkutan dapat
dipertimbangkan.
g. Penurunan pangkat
Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran
yang dilakukan PNS yang bersangkutan
Ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 bulan dan paling lama 1 tahun
Setelah selesai menjalani hukuman, pangkat PNS yang bersangkutan otomatis
kembali ke pangkat semula
Masa dalam pangat terakhir sebelum dijatuhi hukuman, dihitung sebagai masa
kerja untuk kenaikan pangat berikutnya.
Kenaikan pangkat berikutnya baru dapat dipertimbangkan setelah PNS yang
bersangkutan sekurang-kurangnya telah 1 tahun dikembalikan pada pangkat
semula
h. Pembebasan jabatan
Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakuakn PNS yang bersangkutan
Setelah dijatuhi hukuman disiplin, PNS yang bersangkutan masih tetap
menerima penghasilan penuh kecuali tunjangan jabatan
PNS yang besngkutan baru dapat diangkat lagi dalam suatu jabatans ekurnag-
kurangnya 1 tahun menjalani hukuman
i. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
Ditetapkan dengan surat keputusan dan di dalamnya disebutkan pelanggaran
yang dilakukan PNS yang bersangkutan.

88
PNS yang diberhentikan sebagai PNS tidak atas permintaan sendiri diberikan
hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
j. Pemberhentian Tidak dengan Hormat segabai PNS
k. Ditetapan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan. PNS yang diberhentikan
tidak dengan hormat sebagai PNS tidak diberikan hak-hak kepegawaiannya
kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.

12. Penyampaian Hukuman Disiplin


PNS yang dijatuhi hukuman disiplin dipanggil untuk menerima keputusan hukuman
disiplin. Apabila yang bersangkutan tidak hadir, maka dikirimkan panggilan yang
kedua. Apabila panggilan kedua tersebut tidak dipenuhi maka yang bersangkutan
dianggap telah menerima keputusan hukuman disiplin tersebut.
Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakuakn sendiri oleh pejabat yang
berwenang. Namun bila tempat antara PNS yang dijatuhi hukuman dengan pejabat
yang berwenang berjauhan, maka pejabat yang berwenang dapat menunjuk pejabat
lain dalam lingkungannya untuk menyampaikan hukuman tersebut. Khusus untuk
hukuman disiplin yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden, disampaikan kepada
PNS yang bersangkutan oleh pimpinan instansi induknya.
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin yang tidak hadir pada waktu penyampaian
keputusan hukuman disiplin, dianggap telah menerima keputusan hukuman disiplin.

13. Keberatan
a. Yang tidak dapat diajukan keberatan
1) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden
2) Hukuman disiplin ringan yang dijatuhkan pejabat yang berwenang
3) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi/Lembaga Tinggi Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pejabat Pembina Kepegawaian
Daerah, terhadap jenis hukuman disiplin:
 Penundaan kenaikan gaji berkala
 Penurunan gaji
 Penundaan Kenaikan pangkat
 Penurunan Pangkat
b. Yang diajukan keberatan
PNS yang dujatuhi salah satu hukuman disiplin selain yang tersebut di atas (a),
dapat mengajukan jeberatan kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum, melalui saluran hirarki. Keberatan tersebut duajukan selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal yang bersangkutan
menerima keputusan hukuman disiplin. Keberatan yang diajukan melebihi waktu
14 (empat belas) hari dianggap kadaluwarsa dan tidak bisa dipertimbangkan.

89
c. Yang dapat diajukan keberatan kepada BAPEK
PNS yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/b ke bawah yang dijatuhi
hukuman dusiplin Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS dan Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS dapat
mengajukan keberatan ke APEK
Keberatan tersebut dilakuakn secara hirarki dan tidak melebihi waktu 14 hari
terhitung mulai tanggal ia menerima keputusan hukuman Keberatan yang
diajukan setelah 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal ia menerima
keputusan hukuman dianggap kadaluwarsa dan tidak dapat dipertimbangkan

14. Berlakunya keputusan Hukuman Sisiplin


a. Jenis hukuman disiplin ringan mulai berlaku tanggal disampaikan.
b. Keputusan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Menteri, Jaksa Agung,
Pimpinan Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi Negara/Lembaga Tinggi
Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pejabat Pembina
Kepegawaian Daerah mulai berlaku sejak tanggal disampaikan kepada PNS
yang dijatuhi hukuman kecuali untuk jenis hukuman disiplin pemberhentian
dengan hormat sebagai PNS dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
PNS
c. Hukuman disiplin pembebasan dari jabatan berlaku sejak tanggal ditetapkan
d. Apabila tidak ada keberatan, maka \berlaku pada hari ke 15 (lima belas)
terhitung mulai tanggal disampaikan, untuk jenis hukuman disiplin:
1) Penundaan KGB;
2) Penurunan gaji;
3) Penundaan kenaikan pangkat;
4) Penurunan pangat;
5) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS;
6) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
e. Apabila ada keberatan, mulai berlaku sejak keputusan atas keberatan itu
ditetapkan oleh atasan pejabat yang berwenang menghukum atau oleh BAPEK
(sesuai jenis hukuman disiplin), untuk jenis hukuman disiplin:
1) Penundaan KGB
2) Penurunan gaji;
3) Penundaan kenaikan pangkat;
4) Penurunan pangkat;
5) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS;
6) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
f. Apabila PNS tidak hadir pada waktu penyampian eputusan hukuman disiplin,
maka hukuman disiplin tersebut mulai berlaku pada hari ke 30 (tiga puluh)
terhitung mulai tanggal yang ditentukan untuk penyampaian keputusan
hukuman tersebut.

90
15. Lain-lain
PNS yang meninggal dunia atau mencapai Batas Usia Pensiun yang dijatuhi
hukuman disiplin Penundaan KGB, Penurunan gaji atau Penurunan pangkat,
dianggap telah selesa menjalani hukuman disiplin tersebut.
Calon PNS yang dijatuhi hukuman tingkat sedang atau berat tidak dapat diangkat
menjadi PNS dan diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat sebagi Calon PNS.

91
PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM
Dalam rangka untuk lebih menjamin objektifitas dalam pembinaan PNS berdasarkan
sisem karier dan sistem prestasi kerja, mka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 10
Tahun 1979, tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (P-3) PNS (conduite staat)
Hasil penilaian dituangkan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3)
yang memuat hasil P-3 seorang PNS selama 1 (satu) tahun yang dibuat oleh pejabat
penilai.
Pejabat penilai adalah atasan langusng dari PNS yang bersangkutan
Dasar Hukum
Undang undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian jo.
Undang undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1974
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil
Pengertian
Penilaian Pelaksana Pekerjaan adalah:
a. Penilaian individu mengenai pelaksanaan pekerjaan di tempat kerja dan
kesanggupan untuk memperolah kemajuan secara sistematis (Moekijat, 1991:99)
b. Merupakan penilaian hasil kerja yang dicapai oleh pegawai, artinya
meliputi jumlah dan mutu yang dihasilkan sesuai standar yang ditetapkan
(Mokhamad Syuhadak, 1996:72)
Tujuan
Untuk memperoleh bahan-bahan pertimbanan yang objektif dalam pembinaan PNS
berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja.

2. UNSUR YANG DINILAI:


a. Kesetiaan: adalah kesetiaan, ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila,
UUD-45, Negara dan Pemerintah
Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan mantaati, melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu yang ditaati denan penuh kesadaran dan tanggungjawab.
Pengabdian adalah penyumbangan pikiran dan tenaga secara ikhlas dengan
mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan atau pribadi.
b. Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang PNS dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
Prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh: kecakapan, ketrampilan, pengalaman dan
kesungguhan PNS yang bersangkutan.
c. Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang PNS dalam menyelesaikakn
pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada

92
waktunya serta berani memikul atas keputusan yang diambilnya atau tindakan
yang dilakukannya.
d. Ketaatan adalah kesanggupan ketulusan hati seorang PNS untuk mentaati
segala peraturan perundangan dan peraturan kedinasan yan berlaku. Mentaati
perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta
kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
e. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang PNS dalam melaksanakan tugas
dan kemapuan utnuk tidak menyalagunakan wewenang yang diberikan
kepadanya.
f. Kerjasama adalah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersama-sama
dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan sehingga
mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya
g. Prakarsa adalah kemampuan seorang PNS untu mengambil keputusn,
langah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan
h. Kepemiminan adalah kemampuan seorang PNS untuk meyakinkan orang
lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas
pokok. (khusus untuk PNS yang berpangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a
ke atas yang memangku suatu jabatan)
i.
3. SIFAT DP-3
Sifat DP-3 adalah rahasia:
- Harus disimpan dan dipelihara dengan baik
- Hanya dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, pejabat penilai atasan,
pejabat penilai, atasan dari atasan pejabat penilai (sampai yang tertinggi) dan
atau pejabat lain yang karena tugas atau jabatannya mengharuskan ia
mengetahui DP-3.

4. PENGGUNAAN DP-3
a. Dp-3 digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan atau
pengembangan karis PNS antara lain: dalam mempertimbangkan kenaikan
pangkat, penempatan dalam jabatan, pemindahan dan lain-lain.
b. Nilai dalam DP-3 digunakan sebagai bahan pertimbanan untuk
menetapkan suatu mutasi kepegawaian dalam tahun berikutnya kecuali ada
perbuatan tercela yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan yang dapat
mengurangi atau meniadakan nilai tersebut.

5. PEJABAT PENILAI
Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yng dinilai, dengan ketentuan:
a. Serendah-rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain yangsetingkat denga
itu, kecuali ditentukan lain oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan

93
Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan Gubernus dalam lingkungan masing-masing.
b. Pejabat penilai dapat memberikan penilaian apabila ia telah membawahi
PNS yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan, kecuali untuk suatu mutasi
kepegawaian maka pejabat penilai dapat melakuakn penilaian pelaksanaan
pekerjaan dengan menggunakan bahan-bahan yang ditinggalkan oleh pejabat yang
lama.
c. Pejabat peniaia berkewajiban melakuakn penilaian terhadap PNS yang
secara langsung berada di bawahnya.
d. Penilai dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap tahun, jangka waktu
penilaian mulai bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang
bersangkutan.

6. KETENTUAN BAGI CPNS:


a. DP-3 hanya dibuat dalam tahun yang bersangkutan apabila sampai dengan
Desember telah 6 bulam CPNS.
b. Apabila belum 6 bulan menjadi CPNS, P-3 dilakukan dalam tahun
berikutnya.
c. CPNS yang akan diangkat menjadi PNS, P-3 dilakukan sekurang-
kurangnya 1 tahun menjadi CPNS terhitung mulai secara nyata melaksanakan
tugasnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1976
Pasal 12 jo Peraturan pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Pasal 14, sehingga tidak
usah lagi dibuat DP-3 nya pada Desember tahun yang bersangkutan.

7. KEWAJIBAN PEJABAT PENILAI


a. Melakukan P-3 terhadap PNS yang berada di bawahnya
b. Mengisi dan memelihara buku catatan penilaian yang memuat catatan
tingkah laku/perbuatan/tindakan PNS yang menonjol baik yang positif atau
negatif selama 5 tahun. Buku catatan -3 PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Negara, sedang menjalankan tugas belajar diperbantukan/dipekerjakan pada
perusahaan milik negara, organisasi profesi, badan swasta yang ditentukan, negara
sahabat atau badan internasional tetap dipelihara oleh Pejabat Penilai dari instansi
induk dengan menggunakan bahan-bahan dari pimpinan yang besangkutan di
mana PNS tersebut bekerja atau tugas belajar

8. TATA CARA PENILAIAN


Nilai dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai berikut:
Amat baik : 91 – 100
Baik : 76 – 90
Sedang : 51 – 60
Kurang : 51 ke bawah
Pedoman Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan:

94
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979
Setiap unsur penilaian harus ditentukan dulu nilainya dalam angka kmudian
ditentukan dalam sebutan
Hasil penilaian dituangkan dalam DP-3
9. PENYAMPAIAN DP-3
DP-3 yang dibuat dan telah ditandatangani oleh pejabat penilai diberikan secara
langsung kepada PNS yang dinilai oleh pejabat penilai. Apabila tempat bekerja antara
pejabat penilai dengan PNS yang dinilai berjauhan, maka DP-3 dikirimkan kepada
PNS yang dinilai. PNS yang dinilai wajib mencantumkan tanggal penerimaan DP-3
yang dikirimkan kepadanya pada ruangan yangdisediakan. Apabila PNS yang dinilai
menyetujui penilaian terhadap dirinya, ia menendatangani DP-3 tersebut pada tempat
yang disediakan, kemudian mengembalikan DP-3 tersebut kepada pejabat penilai
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai ia menerima DP-3 itu. DP-
3 yang telah ditandatangani oleh PNS yang dinilai diteruskan oleh pejabat penilai
kepada atasan pejabat penilai dalam waktu sesingkat mungkin untuk mendapatkan
pengesahan.

10. KEBERATAN TERHADAP NILAI DALAM DP-3


PNS yang merasa keberatan atas nilai yang tercantum dalam DP-3 yang bersangkutan
baik sebagian maupun keseluruhan nilai, dapat mengajukah keberatan secara tertulis
disertai alasan-alasan kepada atasan pejabat penilai melalui hirarki. Keberatan
dituliskan dalam DP-3 pada tempat yang telah disediakan. Keberatan tersebut harus
sudah diajukan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung mulai ia
menerima DP-3 itu. Keberatan yang diajukan melebihi batas waktu 14 (empat belas)
hari menjadi kadaluwarsa dan tidak dapat dipertimbangkan lagi. Walaupun PNS yang
bersangkutan keberatan terhadap nilai dalam DP-3 nya ia tetap harus menandatangani
D-3 tersebut. Pejabat penilai setelah menerima keberatan dari PNS yang dinilai
membuat tanggapan secara tertulis atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang
dinilai. Tanggapan tersebut dituliskan dalam DP-3 pada ruang yangtelah disediakan.
DP-3 yang telah ditandatangani oelh pejabat penilai dan PNS yang dinilai dikirimkan
oleh pejabat penilai kepada atasan pejabat penilai selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari terhitung mulai ia menerima kembli DP-3 itu dari PNS yang dinilai.

11. ATASAN PEJABAT PENILAI


Atasan pejabat penilai berkewajiban memeriksa DP-3 yang disampaikan kepadanya
baik ada keberatan meupun tidak ada keberatan dari PNS yang dinilai. Dalam hal ada
keberatan dari PNS yang dinilai, atasan pejebat penilai berkewajiban memeriksa dan
memperhatikan denan seksama keberatan yang diajukan dan tanggapan terhadap
keberatan tersebut. Apabila atasan pejabat peniai mempunyai alasan-alasan yang
cukup kuat, ia dapat mengedakan perubahan terhadap nilai yang diberikan oleh
pejabat penilai, baik dalam arti menaikkan nilai atau menurunkan nilai. Perubahan
nilai yang dibuat oleh atasan pejabat penilai tidak dapat diganggu gugat (tidak dapat

95
lagi diajukan keberatan). Perubahan nilai tersebut dicantumkan nilai yang baru. Nilai
lama yang dicoret harus tetap terbaca dan setiap coretan harus diparaf oleh atasan
pejabat penilai. DP-3 baru berlaku sah setelah ada pengesahan dari atasan pejabat
penilai.
12. PEJABAT PENILAI YANG MERANGKAP MENJADI ATASAN
PEJABAT PENILAI
Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,
Pmpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Gubernur adalah pejabat penilai
dan atasan pejabat penilai tertinggi dalam lingkungan masing-masing. DP-3 yang
dibuat oleh pejabat penilai yang merangkap menjadi atasan penilai sebagaimana
disebutkan di atas tidak dapat diganggu gugat.

13. PENILAIAN BAGI PNS YANG DIANGKAT MENJADI PEJABAT


NEGARA
Pejabat penilai bagi PNSyang diangkat menjadi pejabat negara adalah pejabat penilai
dari instansi semula di mana PNS yang bersangkutan bekerja sebelum diangkat
menjadi pejabat negara. Bahan-bahan penilaian diminta dari pimpinan Badan atau
Dewan dimana PNS yang bersangkutan menjalankan tugasnya sebagai pejabat
negara.
Khusus bagi PNS yang diangat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dibebastugaskan dari jabatan organiknya,
bahan-bahan penilaian diberikan oelh Ketua Fraksi yang bersangkutan. Apabila PNS
yang bersangkutan menjabat ketua Fraksi maka bahan-bahan penilaian
dibuat/diberikan oleh salah seorang anggota Pimpinan Fraksi yang bersangkutan.

14. PENILAIAN BAGI YANG MENJALANKAN TUGAS BELAJAR


Bagi PNS yang sedang menjalankan tugas belajar, pejabat penilai dari instansi semula
dimana PNS yang bersangkutan bekerja sebelum ia menjalankan tugas belajar.
Bahan-bahan penilaian dimintakan dari Pimpinan Perguruan Tinggi, sekolah atau
kursus yang bersangkutan. Khusus bagi PNS yang menjalankan tugas belajar diluar
negeri bahan-bahan penilaian diberikan oleh Kepala Perwakilan RI di negara yang
bersangkutan.

15. PENILAIAN BAGI PNS YANG DIPERBANTUKAN/DIPEKERJAKAN


PADA DAERAH OTONOM ATAU INSTANSI PEMERINTAH LAINNYA
Pejabat penilai bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada Daerah Otonom atau
Instansi Pemerintah adalah pejabat penilai dari daerah Otonom atau dari Instansi
Pemerintah yang bersangkutan.

16. PENILAIAN BAGI PNS YANG DIPERBANTUKAN/DIPEKERJAKAN


PADA BADAN-BADAN LAIN

96
Pejabat penilai bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada Perusahan Milik
Negara, Organisasi profesi, Badan swasta yang ditentukan, negara sahabat atau Badan
Internasional adalah pejabat peniai dari Instansi semula PNS yang bersangkutan
bejerja sebelum diperbantukan/dipekerjakan pada perusahaan, organisasi atau Badan
Internasional. Bahan-bahan penilaian diminta dari Pimpinan Perusahaan, organisasi
atau Badan yang bersangkutan.
Khusus bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada negara sahabat atau Badan
Internasional bahan-bahan penilaian diminta dari Kepala Perwakilan Negara Ri di
negara yang bersangkutan.

17. ATASAN PEJABAT PENILAI YANG TERTINGGI


Apabila atasan pejabat penilai yang tertinggi mempunyai bukti-bukti yang cukup kuat
tentang adanya hal-hal yang tidak wajar mengenai nilai dalam DP-3, ia dapat
mengambil tindakan seperlunya untuk menyelesaikan hal-hal yang tidak wajar itu.
Ketentuan tersebut diatas berlaku juga bagi atasan pejabat penilai yang menjabat
eselon I, Pimpinan Instasni Vertikal Tingkat Propinsi, Bupati/Walokota termasuk kota
administratif di bawah Propinsi danPimpinan Instansi Vertikal Tingkat
Kabupaten/Kota.

18. MUTASI
Apabila seorang PNS pindah dari instansi yang satu ke instansi yang lain, maka
catatan penilaian dan DP-3 dikirimkan oleh pimpinan instansi lama kepada pimpinan
instasni baru, misalnya dari Departemen Dalam Negeri ke Departemen Luar Negeri
Apabila seorang PNS pindah unit organisasi tetapi masih tetap dalam satu instansi,
mak hanya buku catatan penilaian saja yang dikirimkab oleh pimpinan unti organisasi
yang lama kepada piminan unit organisasi yang baru, sedang Dp-3 tetap disimpan dan
dipelihara oleh pejabat yang diserahi urusan kepegawaian.

19. PENYIMPANAN DP-3


DP-3 disimpan dan dipelihara dengan baik oleh pejabat yang diserahi urusan
kepegawaian. DP-3 disimpan selama 5 (lima) tahun, DP-3 yang lebih dari 5 (lima)
tahun tidak dapat digunakan lagi. DP-3 PNS yang berpangkat Pembina golongan
ruang IV/a keatas dibuat dalam rangkap 2 (dua) yaitu:
1(satu) rangkap untuk arsip instasni yang bersangkutan ,
1(satu) rangkap dikirim kepada Kepala BKN
DP-3 PNS yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d kebawah dibuat
1(satu) rangkap.
DP-3 dapat dibuat melebihi jumlah rangkap sebahai tersebut diatas sesuai dengan
ketentuan dari Menteri Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara, Pmpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan
Gubernur yang bersangkutan.

97
PEMBERHENTIAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. UMUM
Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai batas usia pensiun sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yng berlaku, diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS. Demikian pula Pegawai Negeri Sipil yang sebelum mencapai batas usia
pensiun mengajkan permohonan berhenti sebagai PNS atas permintaan/kemauan
sendiri, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan mendapat hak-hak
kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang
menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai PNS. Seorang
Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan sebagai PNS karena alasan sebagai
berikut:
a. Pemberhentian atas permintaan sendiri
b. Pemberhetian karena mencapai batas usia pensiun
c. Pemberhentian karena adanya penyeserhanaan organisasi
d. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran/tindak pidana/penyelewengan
e. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani/rohani (uzur)
f. Pemberhentian karena meninggalkan tugas
g. Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang
h. Pemberhentian karena hal-hal lain
Pemberhentian dari jabatan negeri adalah pemberhentian yang menyebabkan yang
bersangkutan tidaklagi pada satu satuan organisasi negara, tetapi ia masih
mempunyai kedudukan sebagao PNS
Setiap pemberhentian dengan hormat sebagai PNS tidak harus diikuti pemberian
pensiun sepanang persyaratan lain tidak terpenuhi seperti usi, masa kerja dll

2. Pemberhentian atas permintaan sendiri


Pegawai Negeri Sipil yangmeminta berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS. Namun demikian, permintaan tersebut dapat ditunda untuk paling lama 1 (satu)
tahun apabila ada kepentingan dinas yang mendesak.
Permintaan berhenti seorang PNS dapat ditolak apabila yang bersangkutan terikat
pada ikatan dinas, sedang menjalani wajib militer dll yang serupa dengan itu sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri
diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku, sebagai
contoh bila saat berhenti usia telah mencapai 50 tahun dan masa kerja telah 20 tahun
makakepadanya dibrikan hak pensiun.

98
3. Pemberitahuan karena mencapai Batas Usia Pensiun
Bata usia seorang PNS adalah 56 (lima puluh enam) tahun. Namun demikian bagi
PNS yang menjabat jabatan tertentu dapat diperpanjanag sampai usia tertentu.
Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai batas usia pensiun diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS dan kepadanya diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Pegawai Negeri Sipil yang menjabat jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979, apabila tidak menjabat lagi jabatan
tersebut, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS denan mendapat hak-hak
kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Pegawai Negeri Sipil yang manjabat jabatan tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979, apabila ia
diberhentikan dari jabatannyadan ada rencana dalam waktu singkat mengangkatnya
dalam hjabatan yang setingkat atau lebih tinggi, maka menunggu pengangkatannya
dalam jabatan baru, PNS yang bersangkutan tidak dibrhentikan sebagai PNS dan
dalam waktu 6 (enam) bulan sudah harus ada keputusan pengangkatan dalam jabatan
baru tersebut.
Selambat-lambatnya 15 (lima belas) bulan sebelum PNS mencapai batas usia
pensiun, pimpinan instansi wajib memebritahukan kepada PNS yang bersangkutan,
bahwa ia akan diberhentikan sebagai PNS. Berdasarkan pemeritahuan tersebut, PNS
mengajukan permohonan berhenti denan hak pensiun.
Pegawai Negeri Sipil yang telah mencaoai batas usia pensiun tetapi tidak
mengajukan permohonan berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
dengan mendapat hak-hak kepegawaian sesuai pereturan perundangan yang berlaku
berdasarkan data yang berlaku brdasarkan data yang ada pada instansi yang
bersangkutan.

4. Pemberhentian karena Adanya Penyederhanaan Organisasi


Perubahan satuan-satuan organisasi asakalanya mengakibatkan kelebihan PNS.
Apabila terjadi hal yang demikian, maka PNS yang kelebihan itu disalurkan kepada
satuan organisasi negara lainnya.
Instansi yang karena disederhanakan organisasinya kemudian menyusun daftar PNS
tersebut dan menyampaikan kepada kepala BKN. Kemudian BKN mengatur
penyaluran kelebihan PNS tersebut setelah berkonsultasi dengan pimpinan instansi
yang membutuhkan
Apabila kelebihan PNS karena adanya penyederhanaan organisasi tidak mungkin
disalurkan kepada instansi lain maka PNS tersebut diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS dengan hak kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
a. Apabila telah mencapai usia 50 (lima puluh) tahun, maka ia doberhentikan dengan
hormat sebagai PNS dengan hak pensiun.

99
b. Apabila usia belum mencapai 50 (lima puluh) tahun dan atau belum memiliki
masa kerja 10 (sepuluh) tahun, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatan
negeri dengan mendapat uang tunggu.
c. Uang tunggu tersebut diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun, dan dapat
diperpanjang tiap-tiap kali untuk paling lama 1 (satu) tahun, sengan ketentuan
tidak boleh lebih dari 5 (lima) tahun. Apabila pada saar berakhirnya pemberian
uang tunggu usia PNS telah mencapai 50 (lima puluh) tahun dan memiliki masa
kerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun, maka ia diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS dengan hak pensiun.
d. Apabila PNS tersebut diatas pada saat berakhirnya uang tunggu belum mencapai
usia 50 (lima puluh) tahun tetapi telah memiliki masa kerja 10 (sepuluh) tahun
maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun yang
diberikan pada saat ia mencapai usia 50 tahun.
e. Apabila PNS tersebut diatas pada sat berakhirnya uang tunggi telah mencapai usia
50 tahun tetapi masa kerja kurang dari 10 tahun maka ia duberhentikan denan
hormat sebagai PNS tanpa hak pensiun.
5. Pemberhentian karena Melakuakan Pelanggaran/Tindak Pidana
Pegawai Negri Sipil dapat diberhentikan tidak denan hormat sebagai PNS karena:
a. Melanggar sumpah/janji PNS, sumpah/janji jabatan atau pelanggaran disiplin
berat;
b. Dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap, karena dengan sengaja melakukan tindakan pidana
kejahatan yang diancam pidana penjarasetinggi-tingginya 4 tahun atau ancaman
pidana lebih berat.
Pemberhentian sebagaimana tersebut diatas dapat dilakukan dengan hormat atau
tidak dengna hormat, tergantunf pertimbangan pejabat yang berwenang atas berat
atau ringannya perbuatan yang dilakukan dan besar atau kecilnya akibat
yangditimbulkan oleh perbuatan itu.
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS apabila
dipidana penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, karena:
a. Melakukan tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya denan jabata,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 413 sampai dengann 436 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana
b. Melakukan tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104
sampai dengna 161 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

6. Pemberhentian karena Tidak Cakap Jasmani atau Rohani (Uzur)


Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila
berdasarkan Team Penguji Kesehatan dinyatakan:
a. Tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri karena kesehatannya

100
b. Menderita penyakit/kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau
lingkungan kerjanya
c. Setelah berakhirnya cuti sakit belum mampu bekerja kembali.

7. Pemberhentian karena Meninggalkan Tugas


PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah dalam waktu 2 bulan secara terus-
menerus, dihentikan pembayaran gajinya mulai bulan ketiga PNS meninggalkan
tugas secara tidak sah lebih dari 2 (dua) bulan tetapu kurang dari 6 )enam) bulan
melaporkan diri kepada pimpinan instansinya dapat:
a. Ditugaskan kembali apabila alasannya dapat diterima oleh pejabat yang
berwenang
b. Diberhentikan dengan hormat sebagai PNS, apabila penyebabnya karena kelalaian
PNS yang bersangkutan dan menurut pejabat yang berwenang akan mengganggu
seasana kerja jika ia ditugaskan kembali.
PNS yang selama 6 (enam) bulan atau lebih terus menerus meninggalkan tugasnya
secara tidak sah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS.

8. Pemberhentian karena Meninggal Dunia atau Hilang


Egawai Negeri Sipil yang meninggal dunia, dengan sendirinya dianggap
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
Pegawai Negeri Sipil yang hilang dianggap meninggal dunia pada akhir bulan ke 12
sejak ia dinyatakan hilang.
Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan hilang yang sebelum melewati 12 bulan
ditemukan kembali masih hidup dan sehat, dipekerjakan kembali sebagai PNS.
Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan hilang yang sebelum melewati 12 bulan
diketemukan klembali tetapi cacat, diperlakukan sebagai berilut:
a. Diberhentilan denagn hormat sebagai PNS denan hak ensium bila ia memiliki
masa kerja sekurangnya 4 tahun
b. Apabila hilamng dan cacatnya dalam dan karena menjalankan kewajiban
jabatannya, ia diberhentikan sebagai PNS sengan hak pensiun tanpa memandang
masa kerja
Pegawai Negeri Sipil yang elah dinyatakan hilang kemudian diketemukan kembali
setelah melewati waktu 12 buland diperlukan sbb:
a. Apabila ia masih sehat, dipekrjakan kembali
b. Apabila ia masih dapat bekerja kembali dalam semua jabatan negeri berdasarkam
suarat keteranan Team Penguji Kesehatan, diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS dengan mendapatkan hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

101
9. Pemberhentian karena Sebab Lain
Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali pada instansi induknya
setelah habis menjalankan Cuti Diluar Tanggungan Negara, diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS
Pegawai Negeri Sipil yang terlambat melaporkan diri kembali kepada instans
induknya setelah habi Cuti Diluar Tanggungan Negara, maka:
a. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan, maka PNS yang
besangkutan dapat dipekerjakan kembali apabila alasan keterlambatan tersebut
dapat diterima oejabat yang berwenang dan ada lowongan setelah terlebih dahulu
mendapat persetujan dari kepala BKN
b. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan tetapi alasan
tentang keterlambatan itu tidak dapat diterima oleh pejabat yang berwenang,
maka PNS yang besangkutan diberhentikan denga hormat sebagai PNS
c. Apabila keterlambatan melaporkan diri lebih dari 6 bulan, maka PNS yang
bersangkutan harus diberhentikan sebagai PNS

10. Hak-hak Kepegawaian


A. Diberhentikan dengan hormat
1) Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan sebagai akubat penyedrhanan
organisasi, diberhentikan denan hormat dengan diberikan hak-hak
kepegawaian sbb:
- Diberikan hak pensiun bila usia sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun dan
mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 10 (sepiluh) tahun;
- Diberhentikan dari jabatan negeri dengan diberikan uang tunggu, bila belum
memenuhi usia dan masa kerja dimaksud
2) Pegawai Negeri Sipil yang menurut surat Keterangan Team Penguji
Kesehatan dinyatakan tidak dapat bekerja lagidalam semua jabatan negeri
karena kesehatannya diberhentikan sebagai PNS dengan mendapat hak
pensiun apabila:
Tanpa terikat masa kerja pensiun, bila penyebabnya oelh dan karena
manjalankan kewajiban jabatan
Telah memiliki masa kerja 4 tahun bila bukan disebabkan oleh dan karena
menjalankan kewajiban jabatan.

B. Uang Tunggu
Yang berhak menerima Uang Tunggu adalah PNS yang diberhentikan dari
jabatan negeri karena:
1. Sebaai tenaga kelebihan akibat penyederhanaan organisasi dan tidak dapat
disalurkan ke instansi lain serta belum memenuhi syarat pensiun
2. Menderita penyakit uang membahayakan bagi diri dan oarng ain dan belum
memenuhi syarat pensiun

102
3. Berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali dan belum memenuhi
syarat pensiun
4. Tidak dapt dipekerjakan kembai setelah berakhirnya cuti di luar yanggungan
negara dan belum memenuhi syarat-syarat pensiun
Lamanya pemberian uang tunggu 1 tahun dan dapat diperpanjaang setiap kali
paling lama 1 tahun, dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 5 tahun.

Besarnya uang tunggu:


- 80% dari gaji pokok tahun pertama
- 75% dari gaji pokok untuk selanjutnya
Selama menjalani uang tunggu, masih berstatus sebagai PNS, sehingga berhak
diberikan kenaikan gaji berkala, tunjanagn kelaurga, tunjangan pangan.
PNS yang selesai menjalani uang tunggu:
a. Telah berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan masa kerja sekurang-
lurangnya 10 tahun diehentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak
pensiun;
b. Telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun tetapi belum
mencapai usia 50, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS tetapi
pensiunnya baru diberikan terhitung mulai tanggal satu bulan berikutnya ia
mencapai usia 50 tahun.
c. Belum mencapai usia 50 tahun dan masa kerja kurang dari 10 tahun maka ia
diberhentikan denan hormat sebagai PNS tanpa hak pensiun

103
PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UMUM
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969b antara lain menyatakan bahwa
pensiun adalah jaminan dari tua dan sebagai balas jasa terhadap PNS yang telah
bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara
Selain dari pada itu Undang-undang No 8 Tahun 1974 jo. Undang-undang Nomor 43
tahun 1999 juga menegaskan bahawa setiap PNS yang diberhentikan denan hormat
sebagai PNS dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan berhak atas pensiun
Pada pokoknya pensiun adalahmenjadi kewajiban dari setiap oramhuntk berusahan
menjamin hari tuanya, dan untuk itu setiap PNS wajib menjadikan peserta dari suatu
badan asuransi sosial yang dibentuk oleh pemeintah
Karena pensiun bukan hanya sebagai jaminan hari tua tetapi juga adalah sebagai
balas jasa, maka pemerintah memberikan sumbangannya kepada PNS. Iuran pensiun
PNS dan sumbangan pemerintah ersebut dipupuk dan dikelola oleh badan asuransi
sosial.

2. SYARAT-SYARAT PENSIUN
PNS berhak atas pensiun apabila:
a. Telah mencapai sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai masa kerja
pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun
b. Oelh tim penguji kesehatan pegawai negeri sipil dinyatakan tidak dapat bekerja
lagi dalam jabatan apapun karena keadaan jasmani/rohani yang disebabkan oleh
dan karena menjalankan tugas kewajiban jabatan
c. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan oleh Tim Penguji
Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam
jabatan apapun karena keadaan jasmani/rohaninya yangtidak disebabkan oleh dan
kerena menjalankan tugas kewajiban jabatanntannya
d. Diberhentikan denan hormat sebagai PNS atau dari jabatan negeri karena sebagai
tenaga kelebihan, apabila telah berusaha sekurang-kurangnya 50 tahun dan
memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun
e. Mencapai BUP menurut ketentuan Peraturan Pemerintahan No: 32 Tahun 1979

3. DASAR PENSIUN
Dasar pensiun yang dipakau untuk menentukan besarnya pensiun/pensiun pokok
ialah gaji pokok terakhir sebulan yang berhak diterima oleh PNS berdasarkan
peraturan gaji yang berlaku
Besarnya pensiun pegawai negeri sipil sebulan adalah 2,5% dari dasar pensiun untuk
tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan sbb:
a. Pensiun pegawai negeri sipil sebulan sebanyak-banayaknya 75% dan sekurang-
kurangnya 40% dari dasar pensiun;

104
b. Apabila PNS mengalami keuzuran jasmani/rohani oleh dan karena manjalankan
tugas kewajiban jabatannya, mnala besarnya pensiun yang diterima adalah 5%
dari dasar pensiun
c. Pensiun pegawa sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut
peraturan perundangundangan yang berlaku

4. MASA KERJA PENSIUN


Masa kerja yang dihitung untuk menetapkan hak dan besarnya pensiun adalah:
a. Waktu bekerja sebagai PNS
b. Waktu bekerja sebagai anggota ABRi
c. Waktu bekerja sebagai tenaga bulanan/harian dengan menerima penghasilan dari
Sngaran Negara, APBN atau Bank Negara
d. Masa selama menjalankan kewajiban sebagai pelajar dalam Pemerintahan RI pada
masa perjuangan phisik
e. Masa sebagai Veteran Pembela Kemedekaan
f. Masa sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan
g. Masa sebagai Veteran pegawai pada sekolah

5. PENSIUN JANDA/DUDA
Yang berhak menerima pensiun janda/duda adalah istri(istri-istri) PNS pria, atau
suami PNS wanita yang meninggal sunia/tewas, atu penerima pensiun pegawai
negeri yang meningal dunia dan mereka sebelumnya sudah terdaftar sebagai
istri/suami sah PNS yang bersangkutan.
Besarnya Pensiun Janda/Duda adalah 56% dari dasar pensiun dengan ketentuan:
a. Apabila terdapat lebih dari seorang yang berhak menerima pensiun janda
besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing istri adalah 36% dari dasar
pensiun dibagi rata antara istri-istri itu.
b. Besarnya pensiun janda/duda dimaksud diatas, tidak boleh kurang dari 75% dari
gaji pokok terendah menurut peratuan gaji yang berlaku bagi almarhum
suami/istrinya
Besarnya pensiun janda/duda PNS yang tewas adalah 72% dari dasar pensiun,
dengan ketentuan:
a. Apabila terdapat lebih dari seorang istri yang berhak menerima pensiun maka
besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing istri 72%dari dasar pensiun
dibagi rata istri-istri
b. Jumlah 72% dari dasar pensiun termaksud diatas, tidak boleh kurang dari gaji
pokok terendah menurut peraturan gaji yang berlaku bagi almarhum suami/istri.

6. Pensiun Anak
Apabila PNS atau penerima pensiun meninggal dunia sedangkan ia tidak mempunyai
istri/suami yang berhak menerima pensiun janda atau duda maka:

105
a. Pensiun janda diberikan kepada anak/anak-anaknya, apabila terdapat satu
golongan anak yang seayah-seibu
b. Satu bagian pensiun janda diberikan kepada masing-masing golongan anak
seayah-seibu
c. Pensiunan duda diberikan kepada anak
Apabila PNS pria atau oenerima pensiun pria meninggal dunia, sedangkan ia
mempunyai istri (istri-istri) yang berhak menerima pensiun janda/bag pensiun janda
disamping anak dari istri yang telah meninggal dunia atau telah secari, mka bagian
pensiun janda diberikan kepada masing-masing istri dan golonga anak seayah seibu
Kepada anak (anak-anak) yang bu dan ayahnya berkedudukan sebagai PNS dan
kedua-duanya meninggal dunia, diberikan satu pensiun janda, bagian pensiun janda
atau duda atas dasar yang lebih menguntungkan.
Anak-anak sebagaimana sebagaimana dimaksud diatas ialah anak yang pada waktu
PNS atau penerima pensiun pegawai meningal dunia:
a. Berusi kurang dari 25 tahun atau
b. Tidak mempunyai penghasilan sendiri atau
c. Belum menikah/belum pernah manikah

7. Pensiun Orang Tua


Apabila seorang PNS/CPNS tewas, apabila tidak meninggalkan suami/isteri/anak
yang berhak menerima pensiun janda/duda, maka kepada orang tua almarhun
diberikan pensiun orang tua yang besarnya 20%dari pensiun janda/duda
Jika kedu orang tua telah bercerai, maka kepada mereka masing-masing diberikan
separoh dari jumlah dimaksud

8. Pemberian Pensiun
Pemberian pensiun PNS, Pensiun janda/duda dan bagian pensiun janda ditetapkan
oleh Pejabat yang berwenang memberhentikan PNS yang besangktutan, dibawah
pengawasan dan koordinasi Kepal Badan Kepegawaian Negara

9. Pendaftaran Isteri/suami/anak
Pendaftaran istri (istri-istri)/suami/anak sebagai yang berhak menerima pensiun
janda/duda harus dilakuakn PNS yang bersangkutan sesuai petunjuk kepala BKN.
Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima pensiun harus
dilakuakn dengan sepengethuan tiap-tiap isteri yang didaftarkan.
Jika hubungan perkawinan dengan isteri/suami yang telah terdaftar terputus, maka
terhitung mulai tanggal perceraian berlaku, sah istri/suami itu dihapus dari daftar
isteri/suami yang berhak menerima pensiun.
Anaka yang dapat didaftarkan sebagai anak yang berhak menerima pensiun
anda/duda atau bagian pensiun janda adalah:
a. Anak-anak PNS atau penerima pensiun pegawai dari perkawinannya denga
isteri/suami yangdidaftar sebagai yang berhak menerima pensiun janda/duda

106
b. Anak-anak PNS wanita atau penerima pensiun wanita
Yang dianggap dilahirkan dari perkawinan yangsah ialah kecuali anak-anak yang
dilahirkan selama perkawinan itu, juga anak yang dilahirkan selambat-lambatnya
300 hari sesudah perkawinan itu terputus
Pendaftaran isteri (istri/istri)/anak (anak-anak) sebagai yang berhak menerima
pensiun janda harus dilakuakan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah
perkawinan/kelahiran

10. Permintaan Pensiun Janda/Duda


Untuk memperoleh pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda, janda-janda/duda
yang bersangkutan mengajukan surat permintaan kepada pejabat yang berwenang
denga disertai:
a. Surat keterangan kematian atau salinannya uang disahkan oleh yang berwajib
b. Salinan surat nikah yang disahkan oleh yang berwajib
c. Daftar susunan keluarga uang disahkan oleh yang berwajib yang memuat nama,
tanggal kelahiran dan alamat mereka yang berkepentingan
d. Surat keputusan yang menetapkan pangat dan gaji terakhir pegawai yang
meninggal dunia
Pemberian pensiun janda/duda atau bagian pesiun-janda/duda atau bagian pensiun-
janda kepada anak (anak-anak) termaksud, dilakukan atas permintaan dari atau atas
nama anak (anak-anak) yang berhak menerimanya.
Permintaan dimaksud diatas harus dilengapi dengan:
a. Surat keteranan kematian atau salinannya yang disahkan oleh yang berwajib
b. Salinan kelahiran anak (anak-anak) atau daftar susunan keluarga pegawai yang
bersangkutan yang disahkan oleh yang berwajib, yang memuat nama, alamat dan
tanggal lahir dari mereka yang berkepentingan
c. Surat keteranagn dari yang berwajin yang menerangan bahwa anak (anak-anak)
itutidak pernah kawin dan tidak mempunyai penghasilan sendiri
d. Surat keputusan yangmenetapkan pangkat dan gaji pokok terakhir pegawai atau
penerima pensiun pegawai yang meninggal dunia
Kepala kantor dimana PNS yang meninggal dunia terakhir bekerja berkewajiban
untuk membantu agar mengirim surat-surat permintaan besarnya lmpiran-
lampirannya termaksud diatas terlaksana selekas mungkin
Pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda diberikan mulai berlaku pada bulan
berkutnya PNS atau penerima pensiun oegawai yang bersangkutan meninggal dunia
atau mulai bulan berikutnya hak atas pensiun janda/bagian pensiun janda itu
diperoleh oelh yang besangkutan. Bagi anak yang dilahirkan dalam batas waktu 300
hari setelah PNS atau penerima pensiun meninggal dunia, pensiun janda/bagian
pensiun janda diberikan mulai bulan berikutnya tanggal kelahiran anak itu

Berakhirnya pensiun janda/duda


Pemberian pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda berakhir pada akhir bulan:

107
a. Janda/duda yang bersangkutab meninggal dunia
b. Tidak lagi terdapat anak yang memenuhi syarat-syarat untuk menerimanya
Pembatalan Pensiun janda/duda
Pensiun janda/duda atau begian pensiun janda yang diberikan kepada janda
pensiun/duda yang tidak mempunyai anak, dibatalkan jika janda/duda yang
bersangkutab menikah lagi, terhitung mulai bulan berikutnya perkawainan out
dilangsungkan.
Apabila kemudian khusus dalam hal janda (janda-janda) perkawinan termaksud diatas
terputus, maka terhitung dari bulan berikutnya kepada janda yang bersangkutan
diberikan lagi pensiun janda tau bagian pensiun janda yang telah dibatalkan, atau jika
lebih menguntungkan, kepadanya diberikan pensiun janda yang dapat diperolehnya
karena perkawinan terakhir.

11. Hapusnya Pensiun Pegawai/Pensiun Janda/Duda


Hak untuk menerima pensiun pegawai atau pensiun janda/duda hapus:
1) Jika penerima pesiun tidak seizin pemerintah menjadi anggota tentara atau
Pegawai Ngeri suatu Negara asing;
2) Jika penerima pensiun pegawai/pensiun janda atau duda atau begian pensiun
janda menurut keputusan pejabat/badan Negara yang berwenang dinyatakan salah
melakukan tindakan atau terlibat dalam suatu gerakan yang bertentangan dengan
kesetiaan terhadap Negara dan haluan Negara yang berdasarkan pencasila;
3) Jika ternyata bahwa keterangan-keterangan yang diajukan sebagai bahan untuk
penetapan pemberian pensiun pegawai atau pensiun janda/duda atau begian
ppensiun tidak benar dan bekas PNS atau janda/duda/anak yang bersangkutan
sebaenarnya tidak berhak diberikan pensiun
Dalam hal-hal tersebut pada angka (1) dan (2), maka surat keputusan pemberian pensiun
dibatalkan, sedang dalam hal-hal tersebut angka (3) surat keputusan termaksud dicabut.

108

You might also like