Professional Documents
Culture Documents
BINTEK MANAJEMEN
KEPEGAWAIAN
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... 1
1. FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL....................................................... 2
2. PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL................................................ 12
3. KENAIKAN PANGKAT PNS .................................................................21
4. MUTASI KEPEGAWAIAN .................................................................33
5. PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL....................... 41
6. PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL........................ 57
7. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PNS.................................................... 60
8. PENGGAJIAN PNS .................................................................60
9. KESEJAHTERAAN PNS .................................................................65
- BAPERTARUM........................................................................................ 66
- TABUNGAN HARI TUA......................................................................... 69
- ASURANSI KESEHATAN (ASKES)...................................................... 72
10. CUTI PNS .................................................................76
11. PERATURAN DISIPLIN PNS .................................................................81
12. PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.......................................... 86
13. PEMBERHENTIAN PNS .................................................................94
14. PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL........................................................ 102
2
FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UMUM
Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan suatu satuan
organisasi ditetapkan dalam suatu formasi untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
jenis, sifat dan beban kerja yang harus dilaksanakan dengan tujuan agas unit
oeganisasai itu mampu melaksanakan tugasnya secara berdaya guna, berhasil guna
dan berkelangsungan. Sesuai dengan ketentuan Pasal 17 undang-undang Nomor 43
tahun 1999 Tentang Pokok-pokok kepegawaian, PNS diangkat dalam jabatan dan
pangkat tertentu. Dengan demikian, pengertian formasi termasuk di dalamnya jumlah
dan susunan jabatan PNS yang diperlukan suatu satuan organisasi Negara untuk
mempu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu.
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, organisasi harus
selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan itu. Karena tugas pokok dapat berkembang dari waktu ke waktu,
maka jumlah dan mutu PNS yang diperlukan harus selalu disesuaikan dengan
perkembangan tugas pokok. Perkembangan tugas dapat mengakibatkan makin
besarnya jumlah PNS yang diperlukan.
2. DASAR HUKUM
a. Undang Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
b. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri
Sipil Juncto Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003
c. Keputusan Kepala BKN Nomor 26 Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2003.
3. PENGERTIAN
Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil uang diperlukan
oleh suatu susunan organisasi untuk mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka
waktu tertentu.
Formasi PNS Pusat adalah formasi bagi PNS yang bekerja pada suatu satuan
Organisasi Pemerintah Pusat.
Formasi PNS Daerah adalah formasi PNS yang bekerja pada suatu satuan Organisasi
pemerintah Daerah
3
Analisis Jabatan adalah proses, metoda dan teknik untuk memperoleh data jabatan,
serta mengolahnya menjadi informasi jabatan
Informasi Jabatan adalah uraian tentang hasil analisa jabatan yang berupa uraian
jabatan dan peta jabatan
Uraian Jabatan adalah uraian tentang hasil analisis jabatan yang berisi informasi
tentang nama jabatan, kode, unit organisasi ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan kerja,
perangkat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, nama jabatan yang berada
dibawahnya, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, resiko bahaya, syarat jabatan
dan informasi jabatan lainnya
Penyediaan pegawai adalah upaya suatu satuan organisasi Negara untuk mencari,
mendapatkan dan mengembangkan pegawai sesuai dengan standar, kualifikasi dan
kompetensi jabatan dalam rangka memenuhi kebutuhan suatu satuan organisasi
negara.
4. TUJUAN
Tujuan ditetapkannya formasi adalah agar satuan organisasi negara mempunyai
jumlah dan mutu/kualitas pegawai yang memadai sesuai dengan beban kerja dan
tanggung jawab pada masing-masing satuan organisasi
5. PENYUSUNAN FORMASI
Formasi masing-masing satuan organisasi negara disusun berdasarkan analisa
kebutuhan dan penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia dengan
memperhatikan informasi jabatan yang disusun setiap tahun anggaran
Pejabat Pembina Kepegawaian menyusun formasi masing-masing satuan organisasi
Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah selambat-lambatnya akhir bulan
Januari setiap tahun angaran
Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan analisis terhadap:
a. Jenis pekerjaan
b. Sifat pekerjaan
c. Beban kerja dan perkiraan kapasitas seorang PNS
d. Prinsip pelaksanaan pekerjaan
e. Peralatan yang tersedia
A. Jenis Pekerjaan
Yaitu macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu satuan organisasi
dalam melaksanakan tugas pokok.
B. Sifat Pekerjaan
Adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan formasi yaitu sifat
pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu.
Sebagaimana diketahui ada pekerjaan yang penyelesaiannya dapat dilakukan pada
4
jam kerja saja dan ada pula pekerjaan yang harus dilakukan secara terus menerus
(selama 24 jam).
5
c). Daftar usul formasi PNS menurut pangkat/ golongan ruang dalam tahun
anggaran yang bersangkutan;
d). Daftar kebutuhan PNS menurut jabatan pada tahun anggaran yang
bersangkutan;
e). Susunan jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh PNS yang
memiliki golongan ruang IV/a ke atas;
f). Daftar usul formasi PNS pada Perwakilan RI di luar Negeri (home staff)
dalam tahun anggaran yang bersangkutan, bagi instansi yang memiliki
perwakilan di Luar Negeri an memiliki/ memerlukan PNS sebagai home
staff;
g). Daftar usul formasi Pegawai yang bekerja pada Perwakilan RI di Luar
Negeri (local staff) dalam tahun anggaran yang bersangkutan, bagi instansi
yang memiliki perwakilan di Luar Negeri dan memiliki/memerlukan
pegawai sebagai local staff;
h). Daftar keadaan PNS yang diperbantukan Perwakilan/ badan
Internasional;
i). Daftar kebutuhan Tenaga Kesehatan dalam tahun anggaran yang
bersangkutan;
j). Daftar keadaan Tenaga Guru dalam tahun anggaran yang bersangkutan;
k). Daftar keadaan PNS yang dipekerjakan dan diperbantukan pada daerah
Otonom, Yayasan Badan-badan Swasta, Badan lain yang ditentukan
Pemerintah;
l). Daftar rencana penarikan kembali tenaga perbantuan dari Daerah
Otonom/Instansi lain/ luar negeri ke Pusat dalam tahun anggaran yang
bersangkutan;
m). Daftar jumlah PNS yang berhenti, pensiun dan meningal dunia pada tahun
anggaran sebelumnya, serta jumlah PNS yang mencapai BUP dalam tahun
anggaran yang bersangkutan;
n). Peta Jabatan; Apabila tahum anggaran sebelumnya telah melampirkan
maka tahun berikutnya tidak perlu melampirkan kembali, kecuali terjadi
perubahan organisasi.
2) Berdasarkan usul tersebut, Kepala BKN memberikan pertimbangan
kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara.
3) Pertimbangan Kepala BKN tersebut disampaikan setelah melalui
pembahasan dalam Tim Kerja Kepegawaian paling lambat akhir Mei. Tim
Kerja Kepegawaian ini ditetapkan dengan Keputusan Kepala BKN.
b. Prosedur pengusulan penetapan formasi PNS Daerah diatur sbb:
1) Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) masing-masing Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota mengajukan usul persetujuan formasi kepada Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan Aparatur Negara dan Kepala
BKN melalui Gubernur paling lambat akhir Bulan Februari;
6
2) Gubernur mengajukan persetujuan formasi Pemerintah Daerah Propinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota kepada Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan Aparatur Negara dan Kepala
BKN paling lambat akhir bulan Maret. Dalam penyampaian usul persetujuan
formasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Gubernur dapat memberikan
rekomendasi.
a) Penyusunan bezetting (jumlah kekuatan PNS yang ada) dalam
tahun anggaran yang lalu menurut golongan ruang;
b) Pengolahan formasi PNS dalam tahun anggaran yang bersangkutan
menurut golongan ruang;
c) Daftar usul formasi PNS manurut pangkat/ golongan ruang dalam
tahun anggaran yang bersangkutan;
d) Daftar kebutuhan PNS menurut jabatan pada tahun anggaran yang
bersangkutan;
e) Susunan jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh PNS
yang memiliki golongan ruang IV/a ke atas;
f) Daftar kebutuhan Tenaga Kesehatan dalam tahun anggaran yang
bersangkutan;
g) Daftar kebutuhan Tenaga Guru tahun anggaran yang bersangkutan;
h) Daftar jumlah PNS yang dipekerjakan dan diperbantukan pada
satuan organisasi pemerintah lainnya, Yayasan, Badan-badan swasta dan
badan lain yang ditentukan Pemerintah menurut golongan yang
bersangkutan;
i) Daftar rencana penarikan kembali tenaga perbantuan dari Daerah Otonomi
lain/ instansi lain ke Daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan;
j) Daftar jumlah PNS yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia pada
tahun anggaran sebelumnya, serta jumlah PNS yang mencapai BUP dalam
anggaran ybs;
k) Peta Jabatan. Apabila dalam tahun anggaran sebelumnya telah
melampirkan, maka untuk tahun berikutnya tidak perlu melampirkan
kembali, kecuali terjadi perubahan organisasi.
3) Usul persetujuan formasi PNS di lingkungan PEMDA Kabupaten/ Kota
diajukan oleh Gubernur kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara dan Kepala BKN;
4) Usul pemerintah persetujuan formasi tersebut bersamaan dengan
permintaan persetujuan formasi PNS di lingkungan PEMDA Propinsi;
5) Berdasarkan usul dimaksud, Kepala BKN memberikan pertimbangan
kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara;
6) Pertimbangan Kepala BKN tersebut disampaikan kepada Menteri yang
bertanggungjawab dibidang pendayagunaan aparatur negara setelah melalui
7
pembahasan dalam Tim kerja Kepegawaian (TKK) paling lambat akhir Bulan
Juni;
7) Menteri yang bertangungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara
memberikan persetujuan secara tertulis formasi PNS Daerah berdasar
pertimbangan tertulis Kepala BKN paling lambat Bulan Juni;
8) Dalam persetujuan formasi dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara, dicantumkan jumlah formasi untuk masing-
masing PEMDA (Propinsi, Kabupaten, Kota)
9) Persetujuan formasi tersebut disampaikan oleh Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara kepada
Gubernur dan tembusannya kepada Kepala BKN dan Kepala Kanreg BKN
sesuai dengan wilayah kerjanya. Selanjutnya Gubernur menyampaikannya
kepada masing-masing Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/
Kota paling lambat 7 hari kerja sejak diterimanya persetujuan tersebut.
8. KETENTUAN LAIN-LAIN
Formasi yang telah ditetapkan berlaku dalam tahun anggaran yang bersangkutan,
sehingga lowongan formasi yang tidak diisi pada tahun yang bersangkutan tidak
dapat digunakan untuk tahun anggaran berikutnya.
Penetapan formasi Pegawai negeri Sipil yang tidak sesuai dengan prosedur yang
berlaku, maka tidak dapat digunakan untuk pengangkatan Calon Pegawai Negeri
Sipil/Pegawai Negeri Sipil.
Dalam rangka perencanaan dan pengendalian jumlah Pegawai Negeri Sipil maka
setiap keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang penetapan formasi di
lingkungannya, tembusannya harus disampaikan kepada Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala BKN.
8
DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN
JUMLAH TENAGA
NO UNIT KERJA NAKES NON
DOKTER DRG PERAWAT BIDAN
LAIN NAKES
PERAWAT
PUSKESMAS 2 dr/ 1 drg/ 8 3 bidan/ 5 Nakes
1 1
PERAWATAN PKM PKM perawat/PKM PKM lain/PKM
PUSKESMAS
1 drg/ 1 dr/ 5 perawat
2 NON
PKM 3 PKM /PKM
PERAWATAN
PUSKESMAS
3 1 perawat
PEMBANTU
1 dr / 10 1 bidan/
4 DESA
TT desa
RUMAH SAKIT
1/3 jml
1 dr / 10 / 3 drg / 2 perawat 1 Nakes
1 RUMAH SAKIT tenaga
TT RS / TT lain/ 3 TT
kesehatan
Keterangan :
TT : Tempat Tidur
PKM : Puskesmas
Nakes Lain : Tenaga Kefarmasian, Kesehatan Masyarakat, Gizi, Keterapian
fisik, Keteknisan Medis
Non Nakes : Tenaga Administrasi yang menunjang pelayanan kesehatan
9
STANDAR PENGHITUNGAN KEBUTUHAN GURU
1. Guru SD
JGSD = JRB + GP + GA
Keterangan
JGSD : Jumlah Guru SD
JRB : Jumlah Rombongan Belajar
GP : Guru Pendidikan Jasmani dan Rohani
GA : Guru Agama
Keterangan
JGMP : Jumlah Guru Mata Pelajaran
JRB : Jumlah Rombongan Belajar
W : Alokasi waktu seluruh mata pelajaran/minggu
24 : jumlah jam wajib mengajar /minggu
3. Guru SMK
JW
Keterangan
JGMP : Jumlah Guru Mata Pelajaran yang dibutuhkan
JP : Jumlah Jam Pelajaran/tahun
JK : Jumlah Kelas tiap tingkat/paralel
JW : Jam wajib mengajar/minggu
KB : Kelompok Belajar
- Untuk Program Normatif dan Adaptif kelompok belajar = 1
- Untuk Program Produktif kelompok belajar = 2
ME : Jumlah Minggun Efektif/tahun
4. Guru Konseling
JGBK = JS
150
Keterangan
JGBK : Jumlah Guru Bimbingan Konseling
JS : Jumlah Siswa
150 : Jumlah siswa yang wajib dibimbing
10
FORMULA PENGHITUNGAN JABATAN TEKNIS LAINNYA
Contoh : Traktor pada Balai Latihan Kerja Departemen Pertanian dibutuhka Jabatan
Operator, Teknisi dan Tukang Oli
1. Hasil Kerja
1000 agenda surat
11
2. Standar kemampuan prestasi rata-rata Pegawai
100 Agsenda surat/pegawai/hari
3. Jumlah Pegawai yang dibutuhkan
1000/100 = 10 pegawai
12
PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UMUM
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong.
Lowongannya formasi dalam suatu organisasi pada umumnya disebabkan oleh dua
hal, yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia
atau adanya perluasan organisasi
Karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong,
maka penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah memenuhi syarat yang
ditentukan.
Pengadaan PNS harus didasarkan atas syarat-syarat objektif yang telah ditentukan,
dan tidak boleh didasarkan atas jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan atau
daerah.
2. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-
Pokok kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
tahun 1999
b. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Tentang
Pengadaan Pegawai negeri Sipil, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002
c. Keputusan kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 11
Tahun 2002 Tanggal 17 Juni 2002
3. PERENCANAAN, PENGUMUMAN,
PERSYARATAN DAN PELAMARAN
a. Perencanaan
Perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain meliputi:
1) Penjadwalan kegiatan, antara lain meliputi:
a. Inventarisasi lowongan jabatan yang telah
ditetapkan dalam formasi serta syarat jabatannya
b. Pengumuman akan dilaksanakannya
pengadaan PNS
c. Penyiapan materi ujian
d. Penyiapan sarana dan prasarana yang
diperlukan
e. Pelamaran
f. Pelaksanaan penyaringan
g. Pengangkatan menjadi CPNS sampai
pengangkatan menjadi PNS
2) Penghitungan Biaya
13
Dalam perencanaan pengadaan PNS selain harus memperhitungkan
penyediaan anggaran gajinya, juga sekaligus diperhitungkan biaya yang
diperlukan untuk menyelenggarakan pengadaan PNS.
Perencanaan pengadaan PNS dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
Pengadaan PNS hanya diperkenankan dalam batas formasi yang telah
ditetapkan dengan memprioritaskan:
1) Pegawai pelimpahan/penarikan dari
Departemen/LPND/Pemerintah Daerah yang kelebihan pegawai
2) Siswa / mahasiswa ikatan dinas setelah lulus dari pendidikannya
3) Tenaga medis dan paramedis yang telah selesai melaksanakan
masa bakti sebagai pegawai tidak tetap
b. Pengumuman
Setiap kegiatan pengadaan pegawai harus diumumkan seluas-luasnya melalui
media masa yang tersedia dan atau bentuk lainnya yang mungkin digunakan
sehingga kegiatan tersebut diketahui umum. Disamping itu untuk memberikan
kesempatan yang luas kepada setiap WNI untuk mengajukan lamaran, juga
memberikan lebih banyak kemungkinan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah untuk memilih calon PNS yang cakap dalam melaksanakan tugas yang
akan dibebankan kepadanya.
Pengumuman tersebut harus dilakukan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
sebelumnya tanggal penerimaan lamaran. Dalam pengumuman tersebut
dicantumkan antara lain:
1) Jumlah dan jenis jabatan yang lowong
2) Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan
3) Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar
4) Alamat dan tempat lamaran diajukan
5) Batas waktu pengajuan lamaran
6) Waktu dan tempat seleksi
7) Dll
c. Persyaratan
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah:
1) Warga Negara Indonesia. Apabila diragukan tentang kewarganegaraan
seorang pelamar, maka harus dimintakan bukti kewarganegaraannya, yaitu
Putusan Pengadila Negeri yang menetapkan ybs sebagai warga negara.
2) Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya
35 (tiga puluh lima) tahun.
Usia seorang pelamar ditentukan berdasarkan tanggal kelahiran yang
tercantum dalam STTB/Ijazah yang digunakan sebagai dasar pengangkatan
3) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu
14
tindak pidana kejahatan. Dalam ketentuan ini tidak termasuk bagi mereka
yang dijatuhi hukuman percobaan
4) Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
tidak dengan hormat sebagai PNS / anggota TNI/ anggota Kepolisian Negara
atau diberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Swasta.
5) Tidak berkedudukan sebagai calon/Pegawai Negeri
Seorang yang berkedudukan sebagai Calon/Anggota TNI dan Calon/Anggota
Kepolisian negara tidak dapat diterima untuk menjadi CPNS
6) Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang
diperlukan
7) Berlakuan baik, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Berkelakuan Baik
dari kepolisisan setempat
8) Sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari
Dokter
9) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI atau Negara lain yang
ditentukan oleh pemerintah
10) Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan, termasuk syarat khusus
yang ditentukan instansi ybs.
Pengangkatan CPNS pada prinsipnya tidak boleh melebihi 35 (tiga puluh lima)
tahun. Pengangkatan sebagai CPNS dapat dilakukan bagi yang melebihi batas 35
(tiga puluh lima) tahun dengan ketentuan:
1) Telah mengabdi kepada instansi pemerintah baik pusat mauupun daerah
sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus sebelum PP 11 Tahun 2002
ditetapkan tanggal 17 April 2002
2) Masih melaksanakan tugas pada instansi tersebut
3) Pengangkatan tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan khusus dan
dilakukan secara selektif serta tidak boleh melebihi usia 40 (empat puluh)
tahun
d. Pelamaran
Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang ditulis dengan tulisan
tangan sendiri ditujukan kepada pejabat pembina kepegawaian instansi yang
bersangkutan, yang dilampiri:
1) Foto copy STTB/Ijazah yang disyahkan oleh pejabat yang berwenang
2) Kartu tanda pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja
3) Pas photo menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan
1) PENYARINGAN
1. Pemeriksaan Administratif
Setiap surat lamaran yang diterima diperiksa dan diteliti sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan dalam pengumuman. Pemeriksaan tersebut
15
dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang diserahi urusan kepegawaian. Surat
lamaran yang tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada pelamar disertai
dengan alasan-alasannya, sedangkan yang memenuhi syarat disusun dalam daftar
untuk memudahkan pemanggilan.
2. Panitia Ujian
Untuk melaksanakan ujian penyaringan, pejabat pembina kepegawaian dengan
surat keputusan membentuk panitia ujian yang sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
dengan susunan :
1) seorang ketua merangkap anggota
2) seorang sekretaris merangkap anggota dan
3) seorang anggota
3. Materi Ujian
Materi ujian disusun sedemikian rupa sehingga pelamar yang akan diterima
benar-benar mempunyai kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang diperlukan.
Adapun materi ujian meliputi:
1) Test kompetensi, yang disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan. Tes
Kompetensi meliputi:
a) Pengetahuan Umum
b) Bahasa Indonesia
c) Kebijaksanaan Pemerintah
d) Pengetahuan Teknis, yaitu pengetahuan yang
diperlukan untuk jabatan yan bersangkutan atau syarat jabatan
e) Pengetahuan lainnya
f) Penyusunan materi ujian harus didasarkan pada
persyaratan jabatan yang diperlukan
2) Psikotes, yang disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan dan
kemampuan instansi masing-masing. Psikotes dilakukan untuk mengetahui
kepribadian, minat dan bakat bagi pelamar.
16
4. Pemanggilan Pelamar
Pelamar yang memenuhi syarat, dipanggil secara tertulis untuk mengikuti ujian
penyaringan. Pemanggilan dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang disertai
tugas urusan kepegawaian. Untuk menghindari keterlambatan atau tidak
diterimanya surat penggilan tersebut, maka disamping pemanggilan dilakukan
secara tertulis, juga dilakukan dengan pengumuman melalui media massa
5. Ujian
Dalam rangka menjamin objektifitas penyelenggaraan ujian penyaringan
penerimaan pegawai, maka ujian penyaringan dilaksanakan secara tertulis.
Apabila diperlukan, dapat diadakan ujian lisan berupa wawancara, yang
merupakan pelengkap dari ujian tertulis. Bagi pelamar yang akan mengisi
lowongan tertentu, diadakan ujian ketrampilan, seperti operator komputer,
pengemudi dsb.
Selain ujian tertulis, ujian lisan dan ketrampilan, bagi pelamar yang akan mengisi
jabatan tertentu dapat diadakan ujian kepribadian (psikotes)
2) PENGANGKATAN
a) Pengangkatan Sebagai CPNS
Pelamar yang ditetapkan diterima, wajib melengkapi dan menyerahkan
kelengkapan administrasi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau yang
ditunjuk olehnya. Apabila salah satu kelengkapan administrasi tidak dipenuhi,
maka yang bersangkutan tidak dapat diangkat sebagai CPNS.
17
Berdasarkan Nomor Identitas (NIP) PNS yang ditetapkan BKN, Pejabat Pembina
Kepegawaian menetapkan keputusan pengangkatan menjadi Calon PNS.
Pengangkatan Calon PNS dilakukan dalam tahun anggaran berjalan dan
penetapannya tidak boleh berlaku surut. Yang dimaksud dengan tahun anggaran
yang berjalan yaitu berdasarkan formasi yang ditetapkan tahun anggaran yang
bersangkutan Penetapan berlakunnya pengangkatan calon PNS pada bulan
berjalan yang bersangkutan tersebut, yaitu pada tanggal 1 (satu) bulan berikutnya
setelah pemberian NIP. Dalam hal pemberian NIP dilakukan pada bulan terakhir
tahun anggaran berjalan, maka pengangkatan sebagai Calon PNS berlaku mulai
tanggal 1 bulan terakhir tahun anggaran yang bersangkutan.
b) Golongan Ruang
Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai CPNS adalah sbb:
1) Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah Sekolah Dasar atau yang setingkat
2) Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah SLTP atau yang setingkat
3) Golongan ruang II/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah SLTA, Diploma I atau yang
setingkat
4) Golongan II/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki
dan menggunkan STTB/Ijazah SPGLB atau Diploma II
5) Golongan II/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki
dan menggunkan STTB/Ijazah Sarjana Muda, Akademi atau
Diploma III
6) Golongan III/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki
dan menggunkan STTB/Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV
7) Golongan ruang III/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunkan STTB/Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister (S 2)
atau Ijazah lain yang setara
8) Golongan ruang III/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunkan STTB/Ijazah Doktor (S 3)
Ijazah lain yang setara dengan Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister
sebagaimana dimaksud di atas adalah yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi
yang bobot untuk memperolehnya setara dengan Ijazah Dokter, Apoteker dan
18
Magister yang penetapan kesetaraannta dilaksanakan oleh menteri yang
bertanggung jawab di bidang Pendidikan Nasional
Ijazah yang diperoleh dari Sekolah atau Perguruan tinggi di luar Negeri hanya
dapat dihargai bila telah diakui dan ditetapkan sederajat dengan Sekolah atau
Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia oleh Menteri yang bertanggungjawab
dibidang Pendidikan Nasional atau pejabat lain sesuai Peraturan perundangan
yang berlaku
c) Penghasilan
Hak atas gaji CPNS adalah 80% (delapan puluh persen) dari gaji pokok PNS,
mulai berlaku pada tanggal yang bersangkutan secara nyata melaksanakan
tugasnya yang dinyatakan dengan surat pernyataan oleh Kepala Kantor atau
satuan organisasi yang bersangkutan. Surat pernyataan telah melaksanakan tugas
dibuat oleh Kepala Kantor atau satuan organisasi selambat-lambatnya 2 (dua)
bulan setelah yang bersangkutan secara nyata telah melaksanakan tugas
19
d) Pegawai/tenaga pada Badan Inernasional
e) Petugas pada Pemerintahan lainnya yang penghasilannya dibebankan
pada APBN
4) Masa selama menjalankan kewajiban untuk membela negara, antara lain
sebagai Prajurit Wajib dan sukarelawan
5) Masa selama menjadi pegawai/karyawan Perusahaan milik pemerintah
seperti BUMN dan BUMD
d) Masa Percobaan
Masa selama menjadi CPNS merupakan masa percobaan. Lamanya sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun yang dihitung sejak
tanggal yang bersagkutan diangkat sebagai CPNS.
e) Pengangkatan Menjadi CPNS
CPNS yang telah menjalankan masa percobaan diangkat menjadi PNS dalam
jabatan dan pangkat tertentu dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian.
Pengangkatan tersebut ditetapkan apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Setiap unsur penilaian prestasi kerja / DP 3 sekurang-kurangnya bernilai
baik
2) Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat
menjadi PNS
3) Telah lulus Pendidikan dan pelatihan Prajabatan
Tanggal mulai berlakunya keputusan pengangkatan menjadi PNS tidak boleh
berlaku surut
Calon PNS yang telah menjalankan masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun
dan telah memenuhi syarat untk diangkat PNS, tetapi karena suatu sebab
belum diangkat menjadi PNS, maka hanya dapat diangkat menjadi PNS
apabila alasannya bukan karena kesalahan yang bersangkutan. Pengangkatan
menjadi PNS Pusat bagi CPNS Pusat yang menjalani masa percobaan lebih
dari 2 (dua) tahun ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Sedangkan bagi CPNS Daerah yang akan diangkat menjadi PNS Daerah yang
menjalani masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian daerah Propinsi /Kabupaten/Kota setelah mendapat
pertimbangan teknis dari Kepala Kantor Regional BKN.
20
Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas diangkat menjadi PNS terhitung mulai
tanggal 1 (satu) pada bulan yang bersangkutan dinyatakan tewas. CPNS yang
cacat karena dinas, yang oleh Team Penguji Kesehatan dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam semua jabatan Negeri, diangkat menjadi PNS terhitung
mulai tanggal 1 (satu) pada bulan ditetapkannya surat keterangan Team
Penguji Kesehatan, dan diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan
diberikanhak-hak kepegawaian sesuai dengan perundangan yang berlaku.
Pengangkatan menjadi PNS bagi CPNS yang tewas atau cacat karena dinas
ditetapkan dengan keputusan Kepala BKN/Kantor Regional BKN baik bagi
CPNS Pusat maupun Daerah (PP No 09 tahun 2003)
21
Pemberhentian Calon PNS ditetapkan dengan surat keputusan pejabat
pembina kepegawaian.
22
KENAIKAN PANGKAT PNS
A. Umum
Kenaikan pangkat merupakan salah satu elemen penting dalam pembinaan karier
Pegawai Negeri Sipil, karena melalui kenaikan pangat yang tepat waktu dan sasaran,
diharapkan akan menumbuhkan semangat kerja bagi PNS yang bersangkutan.
Kenaikan pangkat merupakan penghargaan yang diberikan atas pengabdian PNS
terhadap negara, yang dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih
meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya
B. Dasar Hukum
1. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo. Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999
2. Peraturan Pemerintah Nomor 99 tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2002
3. Keputusan Kepala BKN No. 12 Tahun 2002.
C. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan
sebagai dasar penggajian.
Kenaikkan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan
pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara.
Masa kenaikan pangkat PNS ditetapkan tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun
kecuali Kenaikan Pangkat Anumerta dan Kenaikan Pangkat Masa kerja untuk
23
kenaikan pangkat pertama PNS dihitung sejak pengangkatan sebagai calon Pegawai
Negeri Sipil.
Nama dan Susunan Pangkat serta Golongan Ruang PNS adalah sebagai berikut :
A Pangkat B. Golongan C. Ruang
1 Juru Muda I a
2 Juru Muda Tingkat1 II b
3 Juru Juru Tingkat 1 III c
4 Pengatur Muda IV d
5 Pengatur Muda Tingkat 1 V a
6 Pengatur VI b
7 Pengatur Tingkat 1 VII c
8 Penata Muda VIII d
9 Penata Muda Tingakat 1 IX a
10 Penata X b
11 Penata Tingkat 1 XI c
12 Pembina XII d
13 Pembina Tingkat 1 XIII a
14 Pembina Tingkat 1 XIV b
15 Pembina Utama Muda XV c
16 Pembina Utama Madya XVI d
17 Pembina Utama XVII e
24
kecuali yang dipekerjakan/diperbantukan pada lembaga pendidikan, sosial,
kesehatan dan perusahaan jawatan.
25
a. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya
masih satu tingkat jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan itu,
dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila :
1) Telah satu tahun dalam pangkat terakhir
2) Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan struktural yang
didudukinya, yang dihitung sejak pelantikan.
3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun
terakhir
b. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan struktural dan
pangkatnya masih satu tingkat dibawah jenjang pangkat terendah untuk jabatan
yang diduduki tetapi telah empat tahun atau lebih dalam pangkat terakhir yang
dimiliki, dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi pada
periode kenaikan pangkat setelah pelantikan apabila setiap unsur penilaian
prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir
c. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya
telah mencapai jenjang pangkat terendah yang ditentukan telah mencapai jenjang
pangat terendah yang ditentuka untuk jabatan itu, dapat dipertimbangkan
kenaikan pangkat pilihan setingkat lebih tinggi apabila:
1) Sekurang-kurangnya telah empat tahun dala pangkat terakhir
2) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam dua tahun terakhir
4. Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi yang luar biasa
baiknya
PNS yang menunjukkan prestasi luar biasa baiknya selama 1 (satu) tahun terakhir,
dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat jenjang pangat,
apabila:
- Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir
26
- Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 bernilai amat baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir
Yang dimaksud prestasi kerja yang luar biasa baiknya disini adalah prestasi yang
sangat menonjol baiknya yang secara nyata diakui dalam lingkungannya, sehingga
PNS tersebut menjadi teladan bagi yang lain. Prestasi kerja yang luar biasa baiknya
tersebut dinyatakan dengan surat keputusan yang ditandatangani oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian.
27
c) STTB/Ijazah SPGLB atau Diploma II dan masih
berpangkat Pengatur Muda, Gol. Ruang II/a ke bawah dapat dinaikan
pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I, Gol. Ruang II/b
d) Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III dan masih
berpangkat Pengatur Muda Gol. Ruang II/b ke bawah, dapat dinaikkan
pangkatnya menjadi Pengatur Gol. Ruang II/c
e) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV dan masih berpangkat
Pengatur Tingkat I Gol. Ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya
menjadi Penata Muda Gol. Ruang III/a
f) Ijazah Dokter (S3) dan masih berpangkat Penata Muda
Tingkat I Gol. Ruang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi
Penata Gol. Ruang III/c
Ijazah sebagaimana tersebut di atas adalah ijazah yang diperoleh dari sekolah atau
perguruan tinggi negeri dan atau ijazah dari yang diperoleh dari sekolah/perguruan
tinggi swasta yang terakreditasi dan atau telah mendapat izin penyelenggaraan dari
Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain
berdasarkan peraturan perundangan
Untuk ijazah yang diperoleh dari sekolah/perguruan tinggi di luar negeri dihargai
setelah di akui dan ditetapkan sederajat dengan ijazah dari sekolah atau perguruan
tinggi negeri yang ditetapkan Menteri yang bertanggungjawab dibidang pendidikan
nasional.
28
a) sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat
terakhir
b) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
kenaikan pangkat tersebut diberikan dalam jenjang pangkat yang ditentukan untuk
jabatan struktural/fungsional tertentu yang terakhir didudukinya.
9. Kenaikan pangkat bagi PNS yang telah sesuai mengikuti dan lulus tugas
belajar
PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh:
a) Ijazah SGPLB atau Diploma II, dan masih berpangkat
Pengetur Muda Gol. Ruang II/a ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi
Pengatur Muda Tingkat I Gol. Ruang II/b
b) Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III dan masih
berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, Gol. Ruang II/b ke bawah, dinaikkan
pangkatnya menjadi Pengatur Gol. Ruang II/c
c) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV dan masih berpangkat
Pengatur Tingkat I Gol. Ruang II/d ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi
Penata Muda Gol. Ruang III/a
d) Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister (S2) atau ijazah lain
yang setara dan masih berpangkat Penata Muda Gol. Ruang III/a ke bawah,
dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I Gol. Ruang III/b
e) Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda
Tingkat I Gol. Ruang III/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Gol.
Ruang III/c
PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induknya dan diangkat
dalam jabatan pimpinan yang ditetapkan persamaan eselonnya, dapat diberikan
kenaikkan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi bila:
29
a) Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat
terakhir
b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir
Kenaikan pangkat sebagaimana tersebut diatas hanya dapat diberikan sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) kali, kecuali bagi yang dipekerjakan atau diperbantukan pada
lembaga kependidikan, sosial, kesehatan dan perusahaan jawatan
PNS yang diperbantukan/ dipekerjakan diluar instansi induk dan yang menduduki
jabatan fungsional tertentu yang untuk kenaikan pangkatnya harus memenuhi angka
kredit, disamping syarat-syarat lainnya sebagaimana dipersyaratkan untk kenaikan
pangkat PNS yang menduduki jabatan fungsional.
30
Apabila terdapat alasan yang cukup untuk pemberrian kenaikan pangkat anumerta
maka:
Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah menyampaikan usul kepada:
1) Presiden bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Pembina
Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas dan tembusan disampaikan kepada
Kepala BKN sebagai bahan pertimbangan teknis kepada Presiden
2) Kepala BKN bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Juru
Muda Tingkat I golongan ruang I/b sampai dengan Pembina Tingkat I golongan
ruang IV/b
Apabila almarhum/almarhumah PNS yang dinyatakan tewas oleh Kepala BKN atau
Pejabat lain yang ditunjuk dalam lingkungannya dan diberikan dan diberikan
kenaikan pangkat anumerta dan uang duka tewas, maka keputusan sementara tentang
pemberian kenaikan pangkat anumerta ditetapkan menjadi keputusan definitive oleh
pejabat yang berwenang, yaitu:
1) Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah yang dinaikkan pangkatnya menjadi
Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas setelah mendapat
pertimbangan teknis dari Kepala BKN;
2) Kepala BKN, bagi PNS Pusat dan daerah yang dinaikkan pangkatnya menjadi
Juru Muda Tingkat I golongan ruang I/b ke atas sampai Pembina Tingkat I
golongan ruang IV/b;
Apabila almarhum/almarhumah PNS ternyata tidak memenuhi syarat untuk
dinyatakan tewas, maka keputusan sementara tentang pemberian kenaikan pangkat
anumerta tidak dapat ditetapkan menjadi keputusan definitive oleh pejabat yang
berwenang, dan keputusan sementara tersebut tidak berlaku. Dalam hal yang
bersangkutan memenuhi syarat untuk mendapatkan kanaikan pangkat pengabdian
karena meninggal dunia dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian dengan
keputusan pejabat yang berwenang.
31
b) Setiap unsur Penilaian Prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam 1 (satu) tahun terakhir
c) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam
satu tahun terakhir.
d) Masa bekerja sebagai PNS secara terus menerus dimaksud dalam
ketentuan ini adalah masa kerja yang dihitung sejak diangkat menjadi CPNS
atau PNS sampai dengan yang bersangkutan meninggal dunia atau mencapai
batas usia pensiun dan tidak terputus statusnya sebagai PNS.
e) Kenaikkan pangkat Pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia atau
mencapai BUP tersebut ditetapkan dengan:
1) Keputusan Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah yang dinaikkan
pangkatnya menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c keatas
setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara
2) Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara, bagi PNS Pusat an
Daerah yang dinaikan pangkatnya menjadi Juru Muda Tingkat I golongan
ruang I/b sampai dengan Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b.
Kenaikan pangkat Pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia berlaku terhitung
mulai tanggal PNS yang bersangkutan meninggal dunia
Kenaikan Pengabdian bagi PNS yang mencapai batas usia pensiun berlaku
terhitung mulai tangal 1 (satu) pada bulan yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat dengan hak pensiun.
32
a. Keputusan Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah untuk kenaikan pangkat
menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas setelah mendapat
pertimbangan teknis dari Kepala BKN
b. Keputusan Kepala BKN, bagi PNS Pusat dan Daerah untuk kenaikan pangkat
menjadi Juru Muda Tingkat I golongan ruang IV/b
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang oleh Team Penguji Kesehatan
dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan
negeri, diangkat menjadi PNS, dan diberikan kenaikan pangkat pengabdian.
Pengangkatan menjadi PNS sebagaimana tersebut di atas terhitung mulai tanggal
1 (satu) pada bulan yang bersangkutan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak
dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri
I. Ujian Dinas
Pegawai Negeri Sipi yan berpangkat Pengatur Tingakt I golongan ruang II/d dan
Penata Tingkat I golongan ruang III/d yang akan naik pangkat wajib lulus ujian dinas.
Ujian dinas dibagi dalam dua tingkat, yaitu:
1. Ujian dinas tingkat I untuk kenaikan pangkat dari Pengatur
Tingkat I golongan ruang II/d menjadi Penata Muda golongan ruang III/a;
2. ujian dinas Tingkat II untuk kenaikan pangkat dari Penata
Tingkat I golongan ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a.
Ujian dinas diikuti oleh PNS yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Memiliki pangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d bagi ujian dinas Tingkat
I dan pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d bagi ujian dinas Tingkat II
2. Tidak sedang dalam keadaan:
a. Diberhentikan sementara dari jabatan negeri;
b. Menerima uang tunggu; atau
c. Cuti diluar tanggungan negara
Ujian dinas dilaksanakan sebelum PNS yang bersangkutan dipertimbangkan kenaikan
pangkatnya ke dalam golongan yang lebih tinggi. Apabila ternyata PNS yang
bersangkutan tidak lulus dalam ujian dinas tyersebut, maka kepadanya diberikan
kesempatan untuk ikut serta dalam ujian dinas berikutnya pada tingkat yang sama.
Kepada PNS yang lulus ujian dinas diberikan Tanda Lulus Ujian Dinas yan gberlaku
sepanjang PNS yan bersangkutan belum naik pangkat.
PNS dikecualikan dari ujian apabila:
1. Akan diberikan kenaikan pangkat karena relah
menunjukkan prestasi erja luar biasa baiknya;
2. Akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan
penemuan baru yang bermanfaat bagi negara;
3. Diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena:
a. Meninggal dunia
b. Mencapai batas usia pensiun
33
c. Oleh karena Tim Penguji Kesehatan dinyatakan
cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri
4. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sebagai
berikut:
a. Sepada/Adum/Sepala/Diklatpim Tingkat IV untuk
ujian dinas tingkat I;
b. Sepadya/Spama/Diklatpim Tingkat IV untuk ujian
dinas Tingkat II.
5. Telah memperoleh:
a. Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian
dinas Tingkat I;
b. Ijazah Dokter, Apoteker, Magister (S2) dan Ijazah
lain yang setara atau Doktor (S3), untuk ujian dinas Tingkat I atau ujian dinas
Tingkat II.
6. Menduduki jabatan tertentu.
34
MUTASI KEPEGAWAIAN
PENGERTIAN
Mutasi kepegawaian adalah segala perubahan mengenai seseorang Pegawai Negeri
Sipil, seperti pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, pemensiunan, perubahan
susunan keluarga dan lain-lain
35
h. Kepala Desa
i. Izin Perceraian dan Perkawinan
j. Tugas Belajar
k. Sedang dalam proses banding ke BAPEK
l. Masa Persiapan Pensiun
m. Titipan
36
PENINJAUAN MASA KERJA
37
e) Msa selama manjadi Pgawai/karyawan Perusahaan Milik Pemerinta
meliputi BUMN dan BUMD
4. Cara Pemeriksaan
Data / Lampiran Formulir model D-3 / D.II.C yang perlu diperiksa,
a. Data yang tercantum dalam Surat Keputusan Pengalaman
Kerja harus sesuai dengan data yang tertuang dalam Surat Keputusan
Pengangkatan Pertama sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Pengalaman Kerja yang diperoleh dalam waktu yang
bersamaan hanya diperhitungkan satu kali perhiungan masa kerja.
Misalnya,
Tanggal 1 Juni 2000 sampai dengan 31 Agustus 2004 bekerja sebagai guru
tidak tetap SMA Swasta. Tanggal 1 September 1 sampai dengan 31 mei 2002
bekerja sebagai honorer pada Kantor Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa
Barat.
c. Kita membandingkan dengan STTB/Ijazah/Diploma/Akta
yang dimiliki berasal dari daerah mana dan bukti pengalaman kerja diperoleh
dari daerah mana.
Misalnya,
38
STTB SMA IPS tahun 1989 dari sekolah swasta di Pelembang, Ijazah
Akademi tahun 1993 dari Akademi Administrasi Niaga di Padang. Bukti
pengalaman kerja yang terlampir adalah dari tanggal 1 Januari 1990 sampai
dengan tanggal 31 Agustus 1999 diperoleh dari PT. Usaha industri Jakarta.
Bila ditemukan data-data yang demikian maka jelas bahwa salah satu data
tersebut atau keseluruhannya adalah palsu, karena tidak mungkin seseorang
dapat kuliah di Sumatra dan bekerja di Jakarta dalam waktu yang bersamaan
d. Perlu diperhatikan bahwa penetapan besarnya gaji pokok
sesuai dengan status pegawai yang bersangkutan. Apabila masih berstatus
Calon diberikan 80% dan apabila telah berstatus Pegawai Negeri Sipil
ditetapkan 100% dari gaji pokok.
e. Pengalaman kerja yang diperoleh sewaktu masih
berpendidikan lebih rendah dari pada pendidikan yang digunakan sebagai
dasar pengangkatan sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka perhitungan masa
kerja golongannya harus dikenakan pengurangan secara horizontal sesuai
dengan golongan ruang gaji pegawai yang bersangkutan
f. Pengalaman kerja dari swasta yang Berbadan Hukum yang
dapat diperhitungkan adalah yang didalam Surat Keputusan / Surat Ketrangan
dicantumkan besarnya penghasilan dari pegawai yang bersangkutan dan
diberhentikan dengan hormat dari pekerjaannya / jabatannya dan atau
diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri. Apabila dalam Surat
Keputusan / Surat Keterangan yang menyatakan bahwa Pegawai yang
bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat atau diberhentikan bukan
atas permintaan sendiri, maka pengalaman kerja yang bersangkautan tidak
dapat diperhitungkan, bahkan pengangkatan yang bersangkutan sebagai
Calon Pegawai Negeri Sipil dapat ditinjau kembali/dibatalkan, apabila
pengangkatan yang bersangkutan dilaksanakan setelah berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 98 Thun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2002
Cara pemeriksaan / penelitian adalah seperti pemeriksaan terhadap lampiran-
lampiran yang diajukan untuk usul mutyasi bidang kepangkatan dan penggajian.
5. Peninjauan Masa Kerja dari Masa Bhakti Veteran dan Masa Kerja
sebagai penghargaan dalam perjuangan.
Syarat-syarat
a. Status sebagai Calon /Pegawai Negeri Sipil
b. Calon/Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dinyatakan
sebagai pejuang bagi Negara Republik Indonesia
c. Bhakti Veteran yang diajukan untuk diperhitungkan 2 (dua)
kali, hanya dapat diperhitungkan apabila telah melalui heregrestrasi yang
dilakukan oleh Baminvet Puscadnas.
d. Masa Bhakti yang dapat diperhitungkan 2 (dua) kali, adalah:
39
1) Masa Bhakti Veteran perjuangan kemerdekaan antara
tanggal 17 Agustus 1949 (maksimal 4 tahun 4 bulan x 2 = 8 tahun 8
bulan)
2) Masa perjuangan integrasi dan selama menjadi pegawai
pada Pemerintah sementara Timor-Timor yaitu mulai tanggal 1 Juli 1974
sampai dengan 31 Juli 1976 (maksimal 2 tahun 3 bulan x 2 = 4 tahun 6
bulan)
40
Salah satu jenis mutasi Pegawai Negeri Sipil adalah pindah wilayah kerja Perpindahan
tugas dan / atau wilayah kerja tersebut meliputi:
a. Antar Departemen/ Lembaga;
b. Antara Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen
/Lembaga;
c. Antar Daerah Propinsi;
d. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah
Kabupaten/kota Propinsi lainnya;
e. Antar Daerah kabupaten/Kota dalam satu Propinsi; atau
f. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Propinsi.
Perpindahan PNS antar instansi dapat terbagi dalam rangka usaha penyebaran tenaga ahli,
untuk kepentingan dinas atau sebab lainnya
41
3) Surat rekomendasi dari Gubernur instansi penerima tentang kesanggupan
pembayaran gaji bagi PNS yang pindah
4) DP 3 terakhir
PENGAKTIFAN KEMBALI
Pengaktifan kembali adalah mutasi mengenai pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil
yang untuk sementara waktu dibebaskan dari organisasinya
Pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil tersebut antara lain:
a. Pegawai Negeri Sipil setelah selesai menjalani CLTN
b. Pegawai Negeri Sipil yang menjadi Pejabat negara
c. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Kepala Desa
Pimpinan Instansi yang menerima laporan adanya PNS yang selesai menjalani CLTN
wajib:
a. Menempatkan dan mempekerjakan kembali
b. Bila tak ada lowongan melaporkan ke BKN untuk kemungkinan disalurkan ke
instansi lain
c. Bila tidak memungkinkan ditempatkan di tempat lain, atas dasar pemberitahuan
dari BKN tersebut Pimpinan Instansi Induk memberhentikan PNS ybs dari jabatan
karena kelebihan pegawai
d. Penempatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang selesai CLTN ditetapkan dengan
SK PYB setelah mendapat persetujuan Ka BKN
42
CPNS yang telah menjalani masa percobaan lebih dari 2 tahun dan elah memenuhi syarat
diangkat menjadi PNS, tetapu karena suatu sebab belum diangkat menjadi PNS, maka
hanya dapat diangkat menjadi PNS apabila alasannya bukan karena kesalahan yang
bersangkutan
Pengangkatan dari CPNS baik Pusat maupun CPNS Daerah yang akan diangkat menjadi
PNS yang menjalani masa percobaan lebih 2 (dua) tahun ditetapkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian masing-masing setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kepala
BKN
Persyaratan :
a. SK CPNS
b. SPMT
c. STTPL Pra Jabatan
d. Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter Penguji/Team
penguji Kesehatan
e. DP 3
f. Ijazah
g. Blanko Nota Persetujuan dari Instansi (rangkap 5)
Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan dari jabatan
organiknya selama menjadi Pejabat Negara tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai
Negeri
Pegawai Negeri Sipil yang telah selesai menjalankan tugasnya sebagai Kepala Desa
diperkerjakan kembali di instansi tempatnya bejerja semula.
Persyaratan:
a. Salinan sah Surat Keputusan dalam pangkat terakhir
43
b. Surat ijin untuk menjadi Kepala Desa dari Pimpinan Instansi
yang bersangkutan
c. Salinan sah Surat Keputusan pengangkatan sebagai Kepala Desa
d. Salinan sah Surat Keputusan pemberhentian sebagai Kepala Desa
dari Pejabat Yang Berwenang
PERBAIKAN
Dalam proses penetapan nota persetujuan Kepala BKN, kemungkinan terjadi kesalahan
penetapan, sehingga untuk memperbaiki nota persetujuan tersebut perlu duajukan
perbaikan kepada Kepala BKN
44
PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL
A. UMUM
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan struktural antara lain
dimaksudkan untuk membina kareier PNS dalam jabatan struktural dan kepangkatan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang
berlaku
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam satu jabatan dilaksanakan
berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan
jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang No 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang No 43 Tahun 1999
b. Peraturan Pemerintah No 100 Tahun 2000 Jo. Peraturan Pemerintah No.
13 Tahun 2002
c. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS
d. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 13 Tahun 2002
Tanggal 17 Juni 2002
2. Pengertian
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang
dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil;
Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan jabatan fungsional yang hanya dapat
diduduki oleh PNS;
Jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin
suatu satuan organisasi negara
Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu
serta bersifat mandiri
45
JENJANG PANGKAT GOLONGAN RUANG
NO ESELON TERENDAH TERTINGGI
PANGKAT GOL/RU PANGKAT GOL/RU
1 I Pembina Utama IVd Pembina Utama IVe
Madya
2 I Pembina Utama IVc Pembina Utama IVe
Muda
3 II Pembina Utama IVc Pembina Utama IVd
Muda Madya
4 II Pembina Tingkat I IVb Pembina Utama IVc
Muda
5 III Pembina IVa Pembina Tingkat I IVb
6 III Penata Tingkat I IIId Pembina IV a
7 IV Penata IIIc Penata Tingkat I IIId
8 IV Penata Muda Tingkat IIIb Penata IIIc
I
9 V Penata Muda IIIa Penata Muda Tingkat IIIb
I
1. Pengangkatan
Persyaratan
Persyaratan PNS yang akan diangkat dalam jabatan struktural, antara lain:
a. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;
b. Serendah-rendahnya memiliki pangkat satu tingkat dibawah jenjang
pangkat yang ditentukan
c. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan
d. Semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun
terakhir
e. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan
f. Sehat jasmani dan rohani
Selain persyaratan tersebut, Pejabat Pembina Kepegawaian perlu memperhatikan
faktor:
a. Senioritas dalam kepangatan
b. Usia
c. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Jabatan
d. Pengalaman
Pelaksanaan Pengangkatan
Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I dilingkungan instansi pusat
ditetapkan dengan keputusan Presiden setelah mendapat pertimbangan tertulis
dari Komisi Kepegawaian Negara. Sedangkan pengangkatan dalam jabatan
46
struktural eselon II kebawah pada Instansi pusat ditetapkan Pejabat Pembina
Kepegawaian Pusat setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi
Pusat.
Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I di propinsi (Sekda) ditetapkan
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi setelah mendapat persetujuan
Pimpinan DPRD Propinsi, setelah sebelumnya dikonsultasikan secara tertulis
kepada Menteri Dalam Negeri sedangkan pengangkatan dalam jabatan Struktral
eselon II kebawah ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi
setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi Daerah Propinsi
Pelantikan
PNS yang diangkat dalam jabatan struktural, termasuk PNS yang menduduki
jabatan struktural yang diangkatkan eselonnya, selambatnya 30 hari sejak
penetapan pengangkatan wajib dilantik dan diambil sumpahnya oleh pejabat yang
berwenang. Demikian juga yang mengalami perubahan nama jabatan aau
perubahan fungsi dan tugas jabatan maka PNS yang bersangkutan dilantik dan
diambil sumpahnya kembali
47
jabatannya, kecuali pengangkatan dalam jabatan struktural yang menjadi
wewenang Presiden.
2. Perpindahan
Untuk kepentingan dinas dan dalam rangka memperluas pengalaman, kemampuan
dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, diselenggarakan perpindahan
tugas dan/atau perpindahan wilayah kerja, khususnya bagi pejabat struktural
eselon III ke atas. Perpindahan bagi pejabat eselon III keatas tersebut
dimaksudkan bahwa Pejabat eselon III ke atas tersebut adalah jabatan yang
memimpin suuatu satuan organisasi tertentu, seperti Kepala Kantor/Badan/Dinas
Kabupaten/Kota, Kepala Kantor/Badan/Dinas Propinsi serta Sekretasi Daerah
Kabupaten/Kota/Propinsi dsb.
Perpindahan tugas dan/atau wilayah kerja tersebut meliputi:
a. Antar Departemen/Lembaga;
b. Antara Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen/lembaga;
c. Antar Daerah Propinsi;
d. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/kota Propinsi
lainnya;
e. Antar Daerah Kabupaten/Kota dalam sat propinsi; atau
f. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah propinsi;
Perpindahan jabatan dapat dilakukan secara:
a. Horizontal, yaitu perpindahan jabatan struktural dalam eselon yang sama
b. Vertikal, yaitu perpindahan dari eselon yang lebih rendah ke eselon yang lebih
tinggi
c. Diagonal, yaitu perpindahan dari jabatan struktural ke dalam jabatan
fungsional atau sebaliknya
Perpindahan jabatan struktural antar instansi dalam rangka usaha penyebaran
tenaga ahli atau untuk kepentingan dinas dilakukan dengan cara pindah instansi,
dipekerjakan, atau diperbantukan.
Prosedur perpindahan jabatan struktural dengan pindah instansi diatur sbb:
a. Perpindahan jabatan harus didasarkan atas persetujuan dari instansi awal dan
instansi penerima sesuai dengan kebutuhan jabatan;
b. Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal PNS asal
untuk mendapat persetujuan;
c. Sebelum Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal
terlebih dahulu harus mendapat pertimbangan dari Baperjakat
d. Apabila Pimpinan Instansi asal ybs menyetujui, maka pimpinan Instansi asal
membuat Surat Pernyataan Persetujuan
e. Perpindahan dalam jabatan dilakukan berdasarkan pesetujuan antara Pimpinan
Instansi asal dan Pimpinan Instansi Penerima
f. Berdasar persetujuan Pimpinan instansi asal, Instansi Penerima mengusulkan
kepada:
48
1) Kepala BKN untk mendapat penetapan perpindahan;
− Antar Dpartemen/Lembaga
− Anara Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen /Lembaga
− Antar Daerah Propinsi
− Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/Kota
Propinsi lainnya
2) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi untuk mendapat
penetapan pemindahan:
− Antar Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi
− Antara Kabupaten/kota dan Daerah Propinsi
g. Berdasarkan Keputusan Kepala BKN atau Pejabat Pembina Kepegawaian
Daerah Propinsi tersebut, Pimpinan Instansi penerima menerbitkan surat
keputusan pengangkatan dalam sruktural
Dalam hal perpindahan jabatan struktural bukan merupakan pindah instansi tetapi
hanya dipekerjakan, maka keputusan pengangkatan dalam jabatan struktural
dilakukan oleh instansi yang membutuhkan setelah menerima persetujuan pindah
dari instansi asal.
Dalam hal perpindahan jabatan struktural sifatnya diperbantukan, maka keputusan
dalam jabatan struktural dilakukan oleh instansi yang membutuhkan setelah
menerima persetujuan pindah dari instansi asal untuk menjamin pembinaan karier
yang sehat, pada prinsipnya tidak diperbolehkan perpindahan jabatan struktural
dari eselon yang lebih tinggi kedalam eselon yang lebih rendah.
3. Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dari jabatan struktural karena:
a. Mengundurkan diri dari jabatan
b. Mencapai batas usia pensiun
c. Diberhentikan sebagai PNS
d. Diangkat dalam jabatan struktural lainnya atau jabatan fungsional
e. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti diluar tanggungan negara
karena persalinan
f. Tugas belaja rlebih dari 6 bulan
g. Adanya perampingan organisasi pemerintah
h. Tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani
i. Hal lain yang ditetapkan perundangan yang berlaku
Pemberhentian PNS dari jabatan struktural ditetapkan dengan keputusan pejabat
yang berwenang setelah melalui pertimbangan Komisi Kepegawaian
Negara/Baperjaka disertai alasan yang jelas atas pemberhentiannya
PNS yang meninggal dunia dianggap telah diberhentikan dari jabatan
strukturalnya.
49
4. Perangkapan Jabatan
Untuk optimalisasi kinerja, disiplin dan akuntabilitas pejabat struktural serta
menyadari akan keterbatasan kemampuan manusia, PNS yang menduduki jabatan
struktural tidak dapat menduduki jabatan rangkap, baik dengan jabatan struktural
lain maupun jabatan fungsional.
Rangkap jabatan hanya diperbolehkan apabila ketentuan perangkapan jabatan
tersebut diatur dengan Undang-undang atau peraturan pemerintah
2. Kenggotaan
Susunan keanggotaan KKN adalah tersiri dari 2 (dua) Anggota Tetap yang
berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi, serta 3 (tiga) Anggota Tidak
tetap yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
Ketua dan Sekretaris Kmisi Kepegawaian secara ex officio dijabat oleh Kepala
dan Wakil Kepala BKN.
Susunan Kenggotaan Baperjakat terdiri dari:
a. seorang ketua merangkap anggota
b. paling banyak 6 orang anggota
c. seorang sekretaris
Ketua dan Sekretaris Baperjakat Instansi Pusat adalah pejabat eselon I dan pejabat
eselon II yang secara fungsional bertanggungjawab di bidang kepegawaian
50
dengan anggota pejabat eselin I lainnya. Bagi Instansi Pusat yang hanya terdapat
satu pejabat eselon I, Ketua dan Sekretaris Baperjakat adalah pejabat eselon II dan
pejabat eselon III yang secara fungsional bertanggungjawab di bidang
kepegawaian dengan anggota pejabat eselon II.
Ketua Baperjakat Instansi Daerah Propinsi adalah Sekretaris Daerah Propinsi
dengan anggota para pejabat eselon II dan Sekretarisdijabat oleh pejabat eselon III
yang membidangi kepegawaian.
Ketua Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/Kota adalah Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota dengan anggota para pejabat eselon II dan Sekretaris dijabat oleh
pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian.
Untuk menjamin objektifitas dan kepastian dalam pengambilan keputusan,
anggota Baperjakat ditetapkan dalam jumlah ganjil
Masa keanggotaan Baperjakat paling lama 3 tahun dan dalat diangkat kembali
untuk masa kenggotaan berikutnya. Dalam hal Ketua Baperjakat Insansi Pusat dan
Daerah kosong, maka Pejabat Pembina Kepegawaian menunjuk salah seorang
anggota yang senior untuk menjadi ketua.
3. Tugas
Komisi Kepegawaian Negara bertugas memberikan pertimbangan kepada
Presiden dalam:
a. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian;
b. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan PNS;
c. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi
wewenang Presiden.
Baperjakat Insansi Pusat dan Baperjakat Instansi Daerah Propinsi Kabupaten.Kota
bertugas memberikan pertimbangan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian
dalam:
a. pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan
struktural eselon II kebawah
b. pemberian kenaikan pangkat bagi yang menduduki jabatan truktural,
menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya, atau menemukan
penemuan baru yang bermanfaat bagi negara
c. perpanjangan batas usia pensiun bagi PNS yang menduduki jabatan struktural
eselon I dan eselon II
d. pengangkatan Sekretaris Propinsi/Kabupaten/Kota
D. TUNJANGAN
1. Pembayaran
51
PNS yang diangat dalam jabatan struktural berhak mendapat tunjangan jabatan
struktural setiap bulan, yang diberikan trhitung mulai tanggal satu bulan
berikutnya setelah pelantikan.
2. Penghentian
Pembayaran tunjangan struktural dihentikan muai bulan berikutnya sejak PNS”
a. diberhentikan dari jabatan struktural
b. diberhentikan sementara
c. menjalani cuti diluar tanggungan negara
d. dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdsarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja
melakukan suatu tindak
e. menjalani cuti Besar
PNS yang diberhentikan dari jabatan strukturalnya karena belajar lebih dari 6
(enam) bulan, dihentikan pembayaran tunjangan jabatan strukturnya terhitung
mulai bulan berikutnya setelah yang bersangkutan dihentikan dari jabatannya.
3. Pembayaran kembali
Tunjangan jabatan struktur bagi PNS yang telah selesai menjalankan cuti bersama
diluar tanggungan negara karena persalinan dan cuti besar, dibayarkan kembali
terhitung mulai tanggal 1(satu) bulan berikutnya PNS yang bersangkutan telah
aktif melaksanakan tuigas yang dinyatakan dengan surat pernyataan dari pejabat
yang berwenang
Pembayaran kembali tunjangan jabatan struktural bagi PNS yang diberhentikan
sementara, dilakuakan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
PNS yang diangkat dalam jabatan struktural yang tingkat eselon jabatannya tidak
sesuai dengan eselon jabatan yang telah ditetapkan, keputusan pengangkatan dalam
jabatan struktural tersebut dinyatakan tidak sah dan harus dibatalkan.
52
PENGANGKATAN
DALAM JABATAN FUNGSIONAL
Latar Belakang
Kedudukan manusia dalam organisasi sangat penting dan menentukan. Disamping
sebagai aset utama dari rganisasi, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu
penentu dari keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Bahkan suatu keunggulan
konpetitif akan mungkin sekali dapat dicapai mealui pengelolaan SDM yang baik. Oleh
karena itu sangat mudah bagi suatu organisasi untuk mengelola SDM-nya secara baik dan
benar.
Dalam organisasi negara, peranan dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat
strategis. PNS merupakan unsur Aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan
pelayanan kepaa masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam
penyelenggaraan tugas Negara, pemerintah, dan pembangunan. Kelancaran
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan nasional terutama tergantung dari
kesempurnaan Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara tergantung dari
kesempurnaan PNS
Dengan kedudukan yang penting dan strategis tersebut, maka PNS perlu
dikelola/dimanage, dan dibina sehingga mampu bekerja secara optimal. Salah satu bentuk
dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah pembinaan kariernya.
Pembinaan karier yang baik adalah salah satu sendi organisasi yang baik, karena dengan
system pembinaan karier yang baik dan dilaksanakan dengan baik pula akan dapat
menimbulkan kegairahan bekerja, dan rasa tanggungjawab dari seluruh pegawai. (H.
Nainggolan 1985)
Dalam rangka pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil tidak dapat dipisahkan dari
pengangkatan mereka dalam satu jabatan, disamping masalah kenaikan pangkat dan
Pendidikan dan Pelatihan. Namun demikian masalah promosi dalam jabatan yang sering
mendapat sorotan.
Pada masa sekarang ini. Kesempatan organisasi untuk mengembangkan kareier PNSnya
melalui jalur promosi dalam jabatan sangat terbatas. Hal ini disebabkan adanya
kecnderunagn organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan kinrja melalui upaya
penyemitan struktur organisasi, atau sering diebut “miskin struktur kaya fungsi”. Oleh
karena itu maka jalur yang menungkinkan untuk suatu fungsional, yaitu dengan cara
membuka jabatan fungsional yang sesuai dengan yugas pokok dan fungsi dari organisasi
yang bersangkutan.
53
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Kepegawaian sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003
3. Peraturan Pemerintah Tahun 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil
4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
5. keputusan Presiden RI Nomor 87 Tahun 1999 Tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil
Jabatan Fungsional
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak
seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Pejabat fungsional pada hakekatnya adalah seorang yang mempunyai tanggungjawab
hasil pelaksaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas secara mandiri. Didalam
pelaksanaan tugas pejabat fungsional tidak mutlak harus bekerja sendiri, namun bisa
dibantu pejabat fungsional yang lain, hanya tanggungjawab hasil pelaksanaan tugas dan
kewenangan pelaksanaan tugas tetap melekat pada pejabat fungsional terebut.
54
Jabatan Fungsional keahlian adalah jabatan fungsional yang pelaksanaan tugasnya:
1. Mensyaratkan kualifikasi professional dnan pendidikn serendah-rendahnya
berijazah sarjana (Strata 1);
2. meliputi kegiatan yan berkaitan dengan penelitian dan pengembanagn,
peningkatan dan penerapan konsep dan teori sertametoda operasional dan
penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas dan
fungsi jabatan fungsional jabatan fungsional yang bersangkutan;
3. terikat pada etika profesi tertentu yang ditetaokan oleh ikatan profesinya.
Berdasarkan penilaian terhadap bobot penilaian jabatan fungsional, jabatan fungsional
keahlian dibagi dalam empat jenjang yaitu:
a. Jenjang Utama
b. Jenjang Madya
c. Jenjang Muda
d. Jenjang Pertama
Untuk menetapkan jenjang jabatan pada setiap jenis jabatan fungsional, baik jabatan
dungsional keahlian maupun jabatan fungsional ketrampilan dilakukan melalui evaluasi
jabatan sesuai dngan factor-faktor penilaian yang ditetapkan dengan memperhatikan
karakterisik jabatan yan bersangkutan.
Jenjang jabatan keahlian dan ketrampilan mempunyai jalur jenjang jabatan yan berbeda
dan mempunyai jenjang pangkat yang berbeda pula satu sama lain.
Jabatan-jabatan di dalam suatu rumpun jabatan tidak berdifat statis, tetapi dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga dapat terjadi
pemerkayaan jabatan di dalam suatu rumpun jabatan. Sebagai contoh pada awalnya
rumpun jabatan pendidikan hanya terdiri dari dosen dan guru.namun karena tingkat
kompleksitas kegiatan di bidang pendidikan timbul kebutuhan fungsional baru seperti
ahli kurikulum ahli pengujian dan sebagainya (penjelasan PP 16 Tahun 1996). Dapat pula
terjadi pengembangan jabatan dari spesialisasi kearah sub spesialisasi
55
Pengangkatan Jabatan Fungsional
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengangkatan PNS dalam jabatan
fungsional antara lain:
1. Berstatus PNS.
Jabatan fungsional hanya dapat diduduki mereka yang berstatus sebagai PNS,
sehingga bagi mereka yang masih berstatus sebagai Calon PNS belum bias diangkat
dalam jabatan fungsional
2. Pendidikan Formal
Untuk diangkat dalam jabatanfungsional, ada beberapa jabatan fungsional yang
mempersyaratkan pendidikan formal untuk untuk pengangkatannya. Hal ini berkaitan
dengan kategori dan jenjang jabatan fungsional yang akan didudukinya, baik dalam
tingkatan ahli maupun terampil.
3. Diklat fungsional
Untuk meningkatkan kompetensi PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional, maka
perlu diikutsertakan dalam Diklat Fungsional sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
4. Usia
Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional harus mempertimbangkan usi, sehingga
potensi PNS tersebut masih bias dikembangkan.
5. Jenjang kepangkatan
Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional harus memperhatikan jenjang
kepangkatan minimal untuk jabata tersebut.
56
3. Pengangkatan
Pengangkatan pembebasan sementara dan pemberhentian PNS dalam jabatan
fungsional ditetapkan oleh pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan dan
memberhentikan PNS dengan memperhatikan kebutuhan organisasi.
4. Tunjangan pejabat
Pejabat yang berwenang membuat usulan besarnya pemberian tunjangan jabatan
fungsional dalam lingkungan setelah dikonsultasikan dengan Menteri Keuangan,
sesuai pangkat dan jenjang jabatan yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan
Presiden (Keppres)
Setiap PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional mendapatkan tunjangan jabatan
fungsional yang besarnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam keppres tentang
jabatan fungsional tersebut.
57
dengan bidang tugasnya dianggap mampu untuk ditetapkan sebagai Pembina
jabatan fungsional.
b. Tim Penilai Instansi ditetapkan oleh pemimpin instansi pengguna jabatan
fungsional
c. Mekanisme pendelegasian wewenang ditetapkan oleh instansi Pembina
d. Tim Penilai Pusat mempunyai kewenangan untuk menilai pejabat
fungsional golongan IV
e. Tim Penilai Instansi mempunyai kewenangan untuk menilai pejabat
fungsional golongan II dan golongan III
6. Uraian kegiatan
Uraian mengenai kegiatan apa saja yang dapat dimaksudkan penilaian dalam
pembuatan angka kredit harus jelas dan terukur, sehingga PNS yangmengaku jabatan
fungsional tersebut tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas dan
memperoleh angka kredit yang dibutuhkan untuk keperluan kenaikan pangkat.
7. Kenaikan Pangkat
PNS yang naik pangkat harus memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan sesuai
jumlah yang dipersyaratkan untuk jenjang jabatan fungsional tersebut.
8. Angka kredit yang dipakai sebagai penilaian prestasi kerja merupakan salah satu
unsur dari daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil, oleh
karenanya maka unsure-unsur lain yang dipersyartkan dalam DP3 bagi kenaikan
pangkat atau kenaikan jabatan perlu dipenuhi oleh pejabat fungsional.
58
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UMUM
Untuk mewujudkan kepemerintahan dan pembangunan yang baik dan menjawab
tuntutan masyarakat, diperlukan sosok PNS yang mempunyai kompetensi jabatan
dalam melaksanakan tugas.
Untuk menciptakan aparatur yang memiliki kompetensi seperti dimaksud, diperlukan
peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan
bangsa dan Negara, semangat kesatuan dan persatuan dan pengembangan wawasan
PNS melalui Pendidikan dan Pelatihan jabatan yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari usaha pembinaan PNS
Menurut Peraturan Pemeritah No.101 tahun 2000 Pendidikan dan Pelatihan PNS
(DIKLAT) adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan PNS.
2. DASAR
a. Undang-undang No. 8 tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No.43 tahun 1999
b. Peraturan Pemerintah No.101 tahun 2000
3. PENGERTIAN
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) PNS adalah proses penyelenggaraan belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan PNS. Diklat mengandung dua
fungsi sekaligus, yaitu fungsi pendidikan dan fungsi pelatihan.
59
5. JENIS DAN JENJANG
Diklat PNS terdiri dari 2 jenis:
- Diklat prajabatan
- Diklat dalam jabatan
a. Diklat prajabatan
Diklat prajabatan merupakan diklat yang dipersyaratkan dalam pengangkatan
CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk dapat diangkat menjadi PNS wajib
mengikuti dan lulus diklat prajabatan CPNS wajib diikut sertakan dalam diklat
prajabatan selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai
CPNS.
1) Diklat Kepemimpinan
Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan atau disingkat Diklatpim
dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan
aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang
diemban.
Oleh karena diklat ini ditujukan bagi mereka yang akan/sudah menduduki
jabatan structural, maka keikutsertaan PNS dalam diklat kepemimpinan
60
sifatnya selektif dan siikuti atas dasar penugasan, dan bukan merupakan
fasilitas yang bersifat terbuka dan dapat diminta sebagai hak.
2) Diklat fungsional
Diklat Fungsional merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional masing-masing
Jenis dari jenjang diklat fungsional untuk masing-masing jabatan
fungsional tersebut ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional
yang bersangkutan.
3) Diklat teknis
Diklat Teknis merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
PNS.
Kompetensi teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang-
bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing.
Bagi PNS yang belum memenuhi persyaratan kompetensi jabatan perlu
mengikuti Diklat teknis yang bekaitan dengan persyaratan kompetensi
jabatan masing-masing.
61
PENGGAJIAN PNS
1. UMUM
Gaji adalah sebagai balas jasa atau penghargaan atas hasil kerja seseorang. menurut
pasal 7 Undang-undang No. 8 Tahun 1974, setiap Pegawai Negeri berhak
memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggungjawabnya.
Pada dasarnya setiap Pegawai Negeri beserta kekeluargaan harus dapat hidup layak
dari gajinya, sehingga dengan demikian ia dapat memusatkan perhatian dan
kegiatanna untuk melaksanakantugas yang dipercayakan kepadanya.
Gaji pokok untuk CPNS adalah sebesar 80% (delapan puluh persen) dari gaji pokok
yang diperuntukan untuk Pegawai Negeri Sipil terebut.
Apabila CPNS telah mempunyai masa kerja yang dapat diperhitungkan untuk
menetapkan gaji pokok, diberikan gaji pokok segaris sesuai masa kerja yang diakui
sebagai masa kerja golongan.
Kepada seorang yang diangkat langsung menjadi Pegawai Negeri Sipil apabila telah
mmpunyi pengalaman kerja yang dapat diperhitungkan untuk menetapakn gaji,
diberikan gaji pokok segaris dengan pengalaman kerja yang ditetapkan sebagi masa
kerja golongan.
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam suatu pangkat lebih tinggi dari pangkat
lama, diberikan gaji pokok baru berdasarkan pangkat baru yang segaris dengan gaji
pokok dan masa kerja golongan dalam golongan ruang menurut pangkat lama.
62
Sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang diturunkan pangkatnya lebih rendah dari
pangkat lama, diberikan gaji pokok berdasarkan pangkat baru yang segaris dengan
gaji pokok dan masa kerja golongan dalam golongan ruang menurut pangkat lama.
Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat pemberitahuan dari Kepala
Kantor/Satuan Organisasi yang bersangkutan atas nama pejabat yang berwenang
kepada Kepala KPKN setempat sesuai dengan pasal 51 ayat (1) Keputusan Presiden
No. 16 Tahun 1994. Surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala tersebut disampaikan
dua bulan sebelum kenaikan gaji berkala tersebut berlaku.
Pegawai Negeri Sipil yang tidak memenuhi syarat kenaikan gaji berkala dapat ditunda
untuk paling lama satu tahun, dan apabila setelah penundaan tersebut Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan belum juga memenuhi syarat Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan, maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap-tiap kali paling lama
untuk satu tahun. Penundaan kenaikan gaji berkala dilakukan dengan Surat Keputusan
Pejabat yang berwenang.
Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala
berikutnya.
3. SISTEM PENGGAJIAN
SISTEM BERKALA TUNGGAL
Yang dimaksud dengan sistem skala tunggal adalah system penggajian yang
memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang berpangkat sama dengan tidak atau
kurang memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggungjawab
yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.
63
Keuntungan system skala tunggal
Adalah kesederhanaannya, karena hanya memerlukan satu peraturan yang mengatur
skala gaji untuk segenap Pegawai Negeri Sipil.
4. TUNJANGAN
Untuk mendukung kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil beserta keluargannya
disamping gaji pokok diberikan pula berbagai macam tunjangan yaitu:
TUNJANGAN KELUARGA
Tunjangan keluarga diatur dalam Pasal 16 Peraturan Pemeritah Nomor 7 Tahun 1997,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pegawai Negeri yang beristri/bersuami diberikan tunjangan isteri/suami sebesar
10% dari gaji pokok Pegawai Negeri Sipil dengan ketentuan apabila kedua-
64
duanya berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka tunjangan ini hanya
diberikan kepada yang mempuyai gaji pokok yang tertinggi.
b. Pegawai Negeri yang mempunyai anak atau anak angkat yang berumur kurang
dari 21 tahun, belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri, dan
nyata menjadi tanggungan diberikan tunjangan sebesar 2% dari gaji pokok tiap-
tiap anak.
c. Ketentuan kurang dari 21 tahun dapat diperpanjang sampai umur 25 tahun apabila
anak tersebut masih besekolah.
d. Tunjangan yang diberikan sebanyak-banyaknya untuk dua orang anak termasuk
anak angkat, yaitu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994
tentang Pelaksanaan APBN Pasal 53 menyebutkan bahwa terhitung mulai tanggal
1 April 1995 tunjangan anak, tunjanagn beras untuk anak diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil dibatasi hingga sebanyak-banyaknya dua orang.
TUNJANGAN JABATAN
Berdasarkan pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 kepada Pegawai
Negeri Sipil yang menjabat jabatan tertentu diberikan tunjangan jabatan.
TUNJANGAN PANGAN
Tunjangan pangan diberikan kepada istri/suami dananak berupa beras sebanyak 10 kg
perjiwa/bulan
Tunjangan pangan dapat diberikan berupa beras atau dibayar dengan uang yang
besarnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
TUNJANGAN LAIN-LAIN
Selain tunjangan yang ditentukan seperti tersebut di atas, apabila ada alasan yang
kuat, kepada Pegawai Negeri Sipil diberikan tunjangan-tunjangan lain seperti
tunjangan kemahalan daerah, tunjanagn penyesuaian indek harga, tunjangan karena
resiko pekerjaan
65
5. PEMOTONGAN GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL
Iuran Wajib
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1974 dan dirubah dengan
Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1977 sebagai usaha kesejahteraan pegawai,
maka setiap Pegawi Negeri Sipil dipotong 10 % dari penghasilan sebulan.
Tabungan Perumahan
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1993 dan Keputusan Presiden
Nomor 46 Tahun 1994 setiap Pegawai Negeri Sipil aktif sejak 1 Januari 1993 menjadi
anggota Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil. Besarnya tabungan tiap bulan
adalah sebagai berikut:
a. Golongan I Rp. 3.000,-
b. Golongan II Rp.5000,-
c. Golongan III Rp.7000,-
d. Golongan IV Rp.10.000,-
Pembentukan Dana Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil, dengan cara membantu
membayar uang muka Pembelian rumah dengan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) dan membantu sebagai biaya membangun rumah untuk sebagian Pegawai
Negeri Sipil yang sudah memiliki tanah ditempatnya bekerja.
Pajak Penghasilan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 jo Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 636/KMK/04/1994 menyatakan bahwa pengenaan PPh Pasal 21
bagi pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI dan Pensiunan termasuk
janda/duda dan atau anak-anaknya atas penghasilam berupa gaji kehormatan, gaji atau
uang pension, tunjangan yang terkait dengan gaji kehormatan yang tercantum dalam
daftar gaji/daftar pembayaran pensiunan atau daftar pembayaran lain.
Demikian juga terhadap honorarium, uang sidang, uang prestasi kerja, dan imbalan
lain denan nama apapun yang dibebankan pada keuangan negara dipotong PPh pasal
21 sebesar 15% jumlah bruto penghasilan.
66
KESEJAHTERAAN PNS
Dalam organisasi Negara, peranan dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat
strategis. PNS merupakan unsure Aparatur Negara, Abdi Negara danAbdi Masyarakat,
serta sebagai pelaksana pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
pemnangunan dalam rangka mewujudkan tujuan Negara. Kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan nasional terutama tergantung dari kesempurnaan
Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara
tergantung dari kesempurnaan PNS.
Dengan kedudukan yang penting dan strategis tersebut, maka PNS perlu diberikan
kesejahteraan yang memadahi, agar mereka dapat berkonsenjtrasi secara penuh kepada
tugasnya. Untuk itulah Pemerintan telah berupaya meningkatkan kesejahteraan PNS
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Undang-undang 43 tahun 1999 yang merupakan
perubahan dari Undang-undang Nomor 8 tahun 1974.
Tujuan pemberian kesejahteraan yang memadahi bagi PNS adalah untuk memotivasi dan
mendorong PNS dan anggota keluarganya, tabungan perumahan dan program pensiun
serta tabungan hari tua.
67
BAPERTARUM PNS
1. UMUM
Perumahan merupakan kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap manusia perlu
memenuhinya, termasuk didalamnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). namun demikian
kemampuan keuangan PNS terbatas sehingga perlu diupayakan cara agar kebutuhan
tersebut bias terpenuhi sesuai kemampuan PNS. untuk itulah perlu usah gotong-
royong berdasar kebersamaan, kekeluargaan dan kesetiakawanan PNS melalui
tabungan perumahan.
2. PENGERTIAN
Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan PNS adalah salah satu program yang
dicanangkan Pemerintah dalam upaya membantu PNS untuk mendapatkan
perumahan
3. LANDASAN HUKUM
Keppres 14 Tahun 1993 Tentang Tabungan Perumahan PNS jo Keppres 46 Tahun
1994 tentang perubahan Keppres 14 Tahun 1993.
5. KEWAJIBAN
Pembayaran tabungan perumahan dilakukan dengan cara pemotongan gaji PNS tiap
bulan dimulai Bulan Februari 1993 yang disetor ke rekening Menkeu atas nama
Bapertarum PNS
Besarnya iuran adalah:
a. Golongan I sebesar Rp. 3.000,-
b. Golongan II sebesar Rp.5000,-
c. Golongan III sebesar Rp.7000,-
d. Golongan IV sebesar Rp.10.000,-
6. KETENTUAN UMUM
a. Yang berhak atas bantuan Taperum PNS aktif Gol Ruang I, II
dan III dan Golongan IV/a dan IV/b dengan prioritas Gol I dan II.
b. Belum memiliki rumah sendiri
c. Mempunyai masa kerja minimal 5 tahun
d. Diberikan sekali semasa menjadi PNS (aktif)
68
e. Apabila suami PNS, yang berhak Taperum hanya salah Satu
f. Besarnya bantuan :
- Golongan I sebesar Rp. 1-200.000,-
- Golongan II sebesar Rp. 1.500.000,-
- Golongan III sebesar Rp. 1.800.000,-
- Golongan IV/a dan IV/b sebesar Rp. 2.100.00,-
g. Tabungan dikembalikan tanpa bunga kepada PNS yang berhenti kaena
pemrintaan sendiri/diberhentikan dan belum pernah menerima Taperum
h. Biaya renovasi rumah tidak termasuk dalam program Bapertarum
i. Bentuk bantuan berupa:
1) Bantuan uang muka KPR kepada PNS
2) Bantuan sebagai biaya membangun rumah diatas tanah yang dimiliki secara
syah dan berada dilokasi pemohon bekerja.
7. PERSYARATAN
a. BANTUAN UANG MUKA KPR
Mengisi formulir bantuan dilampiri:
Fc.KTP disyahkan Lurah dan Camat
Fc.KARPEG disyahkan institusi
Surat keterangan telah bekerja minimal 5 tahun
Surat keterangan belum memiliki rumah sendiri dari RT, RW, Lurah,
Camat dan Instansi kerja
Surat penegasan persetujuan penyediaan kredit dari Bank
Fc. SK CAPEG
Fc. Sk terakhir
b. BANTUAN SEBAGIAN BIAYA MEMBANGUN RUMAH DIAAS
TANAH MILIK SENDIRI
Mengajukan permohonan dilampiri:
Fc. KTP yang disyahkan
Fc. KARPEG
Fc. SK PNS pangkat terakhir yang disyahkan
Surket belum mamiliki rumah sendiri
Fc. IMB atau surat ijin mendirikan rumah tinggal
Fc. Bukti kepemilikan tanah
SPPT (pajak)
Bila tanah atas nama istri, dilengkapi surat nikah
Tanah benar-benar tidak ada bangunan
Sugguh-sungguh belum memiliki rumah
Bukan untuk biaya renovasi
69
c. PENGAMBILAN TAPERUM BAGI PNS YANG BERHENTI
KARENA PENSIUN, MENINGGAL DUNIS ATA U BERHENTI
BEKERJA, DAPAT MELALUI PT. TASPEN (Persero)
SK Pensiun/Pemberhentian
Surat pengantar dari instansi tentang riwayat kepangkatan
Mengisi pernyataan belum penah menerima bantuan perumahan dari
BAPERTARUM
8. TATA CARA PENGAJUAN
(untuk uang muka KPR dan bantuan SBMR)
Mengambil formulir permohonan (Biro Kepg)
Mengisi formulir dan melengkapi persyaratan
Diajukan ke Biro Kepeg
Biro Kepeg mengusulkan PNS yang lulus seleksi ke Gubernur
Gubernur mengirim permohonan ke BAPERTARUM
Laporan PNS yang lolo seleksi ke Biro Kepeg untuk diketahui
70
TABUNGAN HARI TUA
1. PENGERTIAN
THT merupakan suatu program asuransi yang terdiri dari asuransi dwiguna dan
asuransi kematian
Asuransi Dwi Guna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuanan
bagi peserta meninggal dunia
Asuransi kematian adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuntungan
pada peserta bila istri/suami, anak meninggal dunis atau kepada ahli waris bila
peserta meninggal dunia
2. TUJUAN
Memberikan jaminan keuangan bagi pserta pada saat berhenti bekerja baik dengan
hak pensiun ataupun tanpa hak pensiun, atau pada ahli warisnya pada saat peserta
meninggal dunis sebelum sesudah pensiun.
3. PESERTA
PNS (Pusat san Daerah)
PNS DPB/DPK BUMN/BUMD
Pejabat Negara
Pegawai beberapa BUMN/BUMD
4. KEWAJIBAN PESERTA
Membayar premi sebesar 3,25% kali penghasilan (gaji pokok + tunjangan
keluarga) setiap bulan yang secara langsung dipotong dari gaji
5. HAK PESERTA
a. Tunjangan Hari Tua (THT)
- Hak THT diberikan kepada peserta yang berhenti karena pensiun
- Hak nilai tunai THT diberikan kepada peserta yang berhenti/diberhentikan
dengan hormat/tidak dengan hormat
- Peserta yang meninggal sebelum BUP, diberikan kepada ahli waris
b. Asuransi Kematian(ASKEM)
Kepada peserta suami/istri/anak yang terdaftar/tertunjang yang meninggal dunia
diberikan asuransi kematian. Khusus untk ASKEM anak dibayarkan maksimum
tiga kali kematian anak
71
- Fc. SK Pensiun 2 lembar
- Fc. SKPP dari KPKN/Biro Keuangan 2 lembar
- Fc. SK CPNS 1 lembar
- Asli surat keterangan masih sekolah dari anak usia 21 – 25 tahun
- Perincian gaji suami/istri bila PNS
- Fc. KARIP istri/suami bila pensiunan
- Diajukan ke PT.TASPEN (Persero)
- Pembayaran bersamaan dengan pembayaran pensiun pertama
8. PERHITUNGAN ANAK
Hak THT
- Rumus hak peserta berhenti karena pensiun
HAK = (0,60 x MI1 x P1) + {0,60 x MI2 x (P2 – P1)}
- Rumus hak peserta yang berhenti karena meninggal dunia sebelum pensiun
72
HAK = (0,60 x Y1 x P1) + {0,60 x Y2 x (P2 – P1)}
- Rumus hak pension berhenti karena sebab lain
HAK = (Faktor1 x P1) + { Faktor2 x (P2 – P1)}
- Hak ASKEM
Peserta
HAK = {2 x (1 + 0,10 B/12)}P2
Suami/Istri Peserta
HAK = {1,5 x (1 + 0,10 C /12)}P2
Anak
HAK = {0,75 x (1 + 0,10 C/12)}P2
Keterangan:
MI masa iur adalah masa iur sejak diankat menjadi peserta sampai berhenti
MI1 Masa iur dari CPNS sampai dengan BUP
MI2 Masa iur sejak 1 Januari 2001 sampai dengan berhenti
P Penghasilan adalah penghasilan terakhir, terdiri dari gaji pokok,
tunjangan istri/suami dan anak
P1 Penghasilan (Gaji dan Tunjangan istri/suami dan anak) PNS menurut
Peraturan Gaji PP 6 Tahun 1997
P2 Penghasilan (Gaji dan Tunjangan istri/suami dan anak) PNS menurut
Peraturan Gaji PP 26 Tahun 2001
Y Adalah selisih BUP (56 th) dan usia saat menjadi peserta CPNS. Jika
usia saat meninggal dunia lebih dari 56 tahun, maka Y adalah selisih
antara saat meninggal dunia dengan usia menjadi peserta.
Y2 Adalah selisih antara BUP (56 tahun) sampau usia pada Januari 2001
B Adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta diberhentikan
dengan hak pensiun sampai dengan peserta meninggal dunia. Apabila
peserta aktif meninggal dunia, maka B=0
C Adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta diberhentikan
dengan hak pensun atau meninggal dunia sampai dengan tanggal
suami/istri/anak meninggal dunia. Bila meninggal dunia saat masih
aktih maka C=0
Faktor Adalah besaran yang nilainya tergantung masa iuran dan tahun berhenti
sebagai peserta
Faktor 1 Faktor yang dihitung berdasarkan MI1
Faktor 2 Faktor yang dihitung berdasarkan MI2
73
ASURANSI KESEHATAN (ASKES)
1. LATAR BELAKANG
Setiap orang mempunai resiko yang sama untk terserang penyakit, termasuk di
dalamnya PNS. Oleh karena itu perlu perlindungan kesehatan bagi PNS, yang
meliputi pengobatan dan perawatan, sehingga mereka terjamin kesejahteraannya.
2. DESKRPSI
Asuransi Kesehatan (ASKES) adalah jaminan pemberian pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada PNS
3. SANTUNAN ASURANSI
A. Metode Sejumlah Uang
Dengan metode ini ganti rugi finansial diberikan kepada tertangging sesuai
dengan jumlah dana yang ditentukan sebelumnya ketika asuransi ditutup
1) Penanggung memberikan sejumlah uang santunan kesehatan setiap
kali tertanggung sakit, tanpa mengindahkan besar/kecilnya biaya
pengobatan
2) Penanggung memberikan sejumlah uang santunan setiap kali
tertanggung sakit, sebesar dana yang tersedia
B. Metode Dana Sakit
Menurut metode ini santuna yang diberikan penanggung kepada
tertanggung disesuaikan dengan besar kecilnya biaya pengobatan(biaya
dokter, obat-obatan, rontgen dsb)
74
6. ASKES PNS/PENERIMA PENSIUN, VETERAN/PERINTIS
KEMERDEKAAN
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya kesehatan yang meliputi peningkatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Dalam rangka tersebut
pemerintah membentuk:
a. Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDKP) yang
diselenggarakan Badan Khusus dibawah Dep. Kesehatan
b. Perum husada Bhakti
c. PT. (Persero) Asuransi kesehatan ndinesia yang ditetapkan dengan PP. No
6
7. TUJUAN
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berasuransi kesehatan dengan
mengembangkan sistem pemeliharaan dan oembiayaan kesehatan yang efisien dan
efektif
Meningkatkan status kesehatan PNS, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya
8. PESERTA
a. Peserta Wajib
1) PNS (CPNS, PNS, Pejabat Negara)
2) Penerima Pensiun
- PNS yang berhenti dengan hak pensiun
- Prajurit ABRI dan PNS dilingkungan HANKAM yang berhenti
dengan hak pensiun
- Pejabat negara berhenti dengan hak pensiun
- Janda/duda/anak yatim piatu dari PNS, Prajurit BRI, PNS
HANKAM, serta Pejabat Negara yang berhak pensiun
- Veteran
- Perintis kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan
pemeliharaan kesehatan
b. Peserata Sukarela
- Pegawai BUMN/BUMD dan swasta
- Pegawai badan lainnya
c. Masa kepesertaan
Masa kepesertaan sejak yang besangkutan membayar iuran
Bagi veteran dan Perintis Kemerdekaan sejak iurannya dibayar
pemerintah
d. Penghentian dari kepesertaan
Sudah tidak lagi sebagai PNS atau Peneima Pensiun
75
Bagai Veteran dan Perintis Kemerdekaan, setelah iuran wajibnya tidak lagi
ditanggung Pemerintah
Bagi Pegawai BUMN dan Badan lain yang sudah tidak membayar
iurannya
e. Kewajiban Peserta
PNS Penerima Pensiun dan Pejabat Negara wajib membayar 2%
dari penghasilan
Iuran Veteran dan Perintis Kemerdekaan ditanggung Pemerintah
Memberikan data diri dan keluarga
Wajibmemiliki tanda pengenal
Wajib mengetahui dan mentaati peraturan
Membayar biaya yang melebihi standar yang berlaku
f. Hak Peserta
Mendapatkan informasi dari PT. ASKES
Mendapatkan pelayanan non medis
Mendapatkan pelayanan pemeliharaan sesuai kebutuhan medis
Memperoleh pemeliharaan dan atau sesuai standar yang
ditetapkan. Standar pelayanan mencakup:
o Pelayanan kesehatan dasar
o Pelayanan kesehatan rujukan
o Pelayanan kesehatan penunjang
76
- Tindakan di RS
- Obat DPHO atau Resep Askes
- Rujukan sesuai indikasi medis
c. Pelayanan Gawat Darurat
- Tempat pelayanan: rumah sakit Pemerintah
- Persyaratan: manunjukkan kartu Askes dan fotocopynya
- Pelayanan yang diperoleh:
o Pemeriksaan dokter spesialis
o Laboratorium/penunjang diagnosa
o Tindakan di RS
o Obat DPHO atau Resep Askes
o Rujukan sesuai indikasi medis
d. Rawat Inap
- Tempat pelayanan di Rumah Sakit Pemerintah (RS Swasta hanya
santunan)
- Persyaratan: menunjukkan kartu Askes dan menyerahkan
fotocopynya, surat rujukan atau keterangan gawat darurat, mengurus
surat jaminan dalam waktu 3 x 24 jam
- Pelayanan yang diperoleh:
o Perawatan di ruangan
o Pemeriksaan dokter spesialis
o Laboratorium/penunjang diagnosa
o Tindakan di RS
o Obat DPHO atau Resep Askes
o Rujukan sesuai indikasi medis
e. Persalinan
- Tempat pelayanan: disemua fasilitas Pemerintah
- Persyaratan Kartu Askes dan fotocopynya, mengurus surat jaminan
m aksimum 3 x 24 jam. Hanya untuk persalinan anak pertama dan kedua
hidup.
- Pelayanan yang diperoleh:
o Perawatan di ruangan
o Pemeriksaan dokter spesialis
o Laboratorium/penunjang pemeriksaan
o Tindakan persalinan
o Obat DPHO atau Resep Askes
o Surat Rujukan
77
- Pelayanan kesehatan/fasilitas yang tidak ditunjuk
- Pelayanan kesehatan di luar Negeri
- Pelayanan kesehatan yang dikelola dalam program/instansi lain seperti
general check up
78
CUTI PNS
1. UMUM
Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rihani, maka kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) setelah bekerja dalam waktu tertentu perlu diberikan cuti
A. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999
2. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1976 Tentang Cuti PNS
3. Surat Edaran Kepala BAKN No. 01/SE/1977
B. PENGERTIAN
Cuti adalah tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waltu tertentu
C. TUJUAN
a. Untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka
menjamin kesegaran jasmani dan rokhaninya
b. Untuk kepentingan PNS yang bersangkutan
3. JENIS CUTI
1. Cuti Tahunan
2. Cuti Besar
3. Cuti Sakit
4. Cuti Bersalin
5. CKAP
6. Cuti diluar tanggungan Negara
1. Cuti Tahunan
Setiap pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun
secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua
belas) hari kerja
79
Cuti tahunan dapat diambil secara terpecah=pecah dengan ketentuan setiap bagian
tidak boleh kurang dari 3 (tiga) hari kerja
Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan dapat diambil dalam
tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti
tahunan dalam tahun yang sedang berjalan
Cuti tahunan yang tidak diambil dalam kuruk waktu 2 (dua) tahun berturut-turut atau
lebih, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat)
hari kerja, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan
Apabila cuti tahunan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka waktu
cuti tahunan dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari. Ketentuan ini
tidak berlaku bagi cuti tahunan yang diambil kurang dari 12 (dua belas) hari kerja
Untuk kepentingan dinas cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh
pejabat yang berwenang memberikan cuti tahunan. Penangguhan ini tidak boleh
lebih llama dari satu tahun. Apabila terjadi penangguhan maka cuti tahunan yang
ditangguhkan itu dapat diambil oleh PNS yang bersangkutan dalam tahun berikutnya
selama 24 (dua puluh empat) heri kerja termasuk cuti tahunan yang sdang berjalan.
2. Cuti Basar
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun
secara terus menerus berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan, termasuk cuti
tahunan dalam tahun yang bersangkutan
Yang dimaksud bekerja secara terus menerus adalah bekerja dengan tidak terputus
karena menjlankan cuti di luar tanggungan negara atau karena diberhentikan dai
jabatan negara dengan menerima uang tunggu.
Cuti besar yang tidak diambil oleh PNS yang bersangkutan tepat pada waktunya,
dapat diambil pada ahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan pengambulan cuti
besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar kurang dari 3
(tiga) bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya hapus
Apabila ada kepentingan dinas yang mendesak mala pelaksanaan cuti besar dapat
ditangguhkan untuk paling lama 2 (dua) tahun. Dalam hal yang demikian maka
waktu penangguhan itu dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar
berikutnya.
3. Cuti Sakit
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas Cuti Sakit
PNS yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari harus memberitahukan kepada
atasannya baik secara tertulis maupun dengan pesan melalui perantara orang lain.
PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari, harus
mengajukan permintaah cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter
pemerintah maupun dokter swasta.
80
PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari, harus mengajukan permintaah cuti
sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter pemerintah maupun dokter swasta
yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
Cuti sakit tersebut diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan berdasarkan surat
keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan
PNS yang telah menderita sakit selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan belum
sembuh dari penyakitnya, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang
ditunjuk oleh Menteri Kesehatan
Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan tersebut PNS yang bersangkutan:
1. Belum sembuh dari penyakitnya, yeyapi ada harapan sembuh dan dapat
bekerja kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatan
karena sakit, dengan mndapat uang tunggu menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku
2. Belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada harapan untuk dapat
bekerja kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
PNS wanita yang mengalami gugur kandunan berhak atas cuti sakit paling lama 1 ½
(satu setengah) bulan.
PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya
yang mengakibatkan PNS tersebut perlu mendapat perawatan, berhak atas cuti sakit
sampai sembuh.
4. Cuti Bersalin
PNS wanita berhak atas cuti bersalin untu persalinan anaknya yang pertama, kedua,
dan ketiga. Persalinan pertama yang dimaksud adalah persalinan pertama sejak yang
bersangkutan menjadi PNS. Sedangkan untuk persalinan anak yang keempat dan
seterusnya, kepada PNS wanita tersebut tidak diberikan cuti bersalin, tetapi dapat
diberikan Cuti di luar tanggungan negara.
Pegawai Negeri Sipil wanita yang akan bersalin untuk yang keempat dan seterusnya,
apabila menjelang saat persalinan tersebut mempunyai hak atas cuti besar, dapat
menggunakan cuti besar tersebut sebagai cuti persalinan. Lamanya cuti besar adalah
1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan setelah persalinan.
Pegawai Negeri Sipil wanita yang telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan
negara untu persalinan, dengankeputusan pejabat yang berwenang diaktifkan kembali
dalam jabatan semula.
81
5. Cuti Karena Alasan Penting
Pegawai Negeri Sipil dapat cuti karena alasan penting untuk paling lama 2 (dua)
bulan. Lamanya cuti karena alasan penting hendaknya ditetapkan sedemikian rupa,
sehingga benar-benar hanya untuk waktu yang diperlukan saja.
Yang dimaksud cuti karena alasan penting adalah cuti karena:
a. Ibu, bapak. Istri/suami, anak, adik, kkak, mertua, atau menantu sakit keras
atau meninggal dunia.
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a diatas
mninggal dunia dan menurut ketentuan hukun yang berlaku PNS yang
bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang mninggal
itu.
c. Melangsungkan perkawina pertama
d. Alasan penting lainnya yang ditetakan oleh Presiden
Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, PNS harus mengajukan secara
tertulis dengan menyebutkan alasannya kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti, karena alasan penting diberikan dengan surat keputusan pejabat yang
berwenang.
Dalam hal mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu
keputusan dari pejabat yang berwenang, maka PNS tersebut dapat mengajukan
permintaan izin smentara kepada Kepala Pemerintahan setempat.
6. Cuti di Luar Tanggungan Negara
Cuti diluar negara dapat diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus dan adanya alasan-alasan pribadi
yang penting dan mendesak
Yang dimaksud dengan alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak misalnya
seorang PNS wanita yang suaminya bertugas di luar negeri, sehingga mengharuskan
PNS wanita tersebut mendampingi suaminya di tempat tugas itu.
Cuti diluar tanggungan negara hanya dapat diberikan ddengan surat keputusan
pejabat yang berwenang memberikan cuti setellah mendapat persetujuan dati kepala
BKN.
Cuti diluar tanggungan negara bukanlah hak, karena itu permintaan cuti diluar
tanggungan negara dapat dikabulkan atau ditolak oleh pejabat yang berwenang, demi
kepentingan dinas.
Cuti diluar tanggunagn negara diambil untuk waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan
apabila ada alasan penting dapat diperpanjang untuk paling lama satu tahun.
Selama menjalankan cuti diluar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan
dibebaskan dari jabatannya, kecuali dalam hal PNS wanita menjalankan cuti diluar
tanggungan negara untuk persalinan yang keempat dan seterusnya. Jabatn yang
lowong karena pemberian cuti diluar tanggungan negara dapat diisi.
PNS setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan negara wajib melaporkan diri
kepada instansinya induknya untuk ditempatkan kembali apabila ada lowongan, PNS
82
yang tidak melaporkan diri kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan
cuti diluar tanggungan negara, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
Penghasilan PNS selama menjalankan Cuti
Selama menjalankan cuti diluar tanggunan negara PNS yang bersangkutan tidak
menerima penghasilan apapun dari negara. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang
bersangkutan tetap menerima gaji dan tunjangan keluarga, kecuali tunjangan jabatan (bila
ada).
83
PERATURAN DISIPLIN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UMUM
Terselenggaranya Good Governance merupakan salah satu issue dan tuntutan
masyarakat saat ini. Masyarakat berharap adar dalam penyelenggaraa negara dan
pembangunan, Aparatur Negara mampu manjalankan tugas dan fungsinya secara
sungguh=sungguh, penuh tanggung jawab, efektif, efisien, bebas KKN dan selalu
memenuhi kaidah peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu unsur aparatur negara mempunyai
tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai apa yang
menjadi beban tugasnya, serta mampu memberkanpelayanan yang baik kepada
masyarakat. Untuk itulah kepada PNS, perlu diberikan pembinaan yang baik.
Salah satu elemen dalam pembinaan PNS adalah dengan ditetapkannya Peraturan
Disiplin PNS. Peraturan Disiplin PNS diundangkan dengan tujuan adag dapat
menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelasanaan tugas. Tata tertib
dimaksud dapat terwujud antara lain bilamana setiap PNS mengetahui dengan pasri
kewajiban-kewajiban yang harus dilakuakn dan larangan-larangan yang harus dijauhi
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, mengatur tentang kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak
boleh dilanggar oleh setiap PNS
2. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok=pokok
kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 tahun
1999
b. PP No 30 Tahun 1980 2003 Tentang Peraturan Disiplin PNS
c. PP No. 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan Pemindahan dan
Pemberhentian PNS
d. SE Ka BAKN No. 23/SE/1980
3. Pengertian
Peraturan disiplim PNS adalah suatu peraturan yang memuat kewajiban larangan,
dan sanksi apanila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar.
Kewajiban yang harus ditaati oleh setiap PNS adalah sebagaimana tertuang dalam
Pasal 2 PP No. 30 Tahun1980 sebanyak 26 butir dan larangan yang tidak boleh
dilanggar oleh setiap PNS adalah sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 ayat (1) PP. 30
Tahun 1980 ada sebanyak 18 butir.
Tulisan dalam pernyataan pikiran atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk
tulisan maupun dalam bentuk gambar, karikatur, coretan dll yangserupa dengan itu.
Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan termasuk pelanggaran
disiplin adala setiap pernuatan memperbanyak, mengedarkan, memperontokkan,
84
menempelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yangbeisi
anjuran atau berisikan hasutan untuk melanggar ketentuan dalam pasal 2 dan pasal 3,
kecuali hal itu dilakukan untk kepentingan dinas.
Dalam Pasal 3 ayat (2) PP Nomor 30 Tahun 1980, PNS yang berpangkat Penata TK I
golongan ruang III/d ke bawah yang akan melakukan usaha dagang baik secara resmi
maupun sambilan menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta wajib
mendapat izin tertulis dari pejabat yang berwenang.
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang
melanggar ketentuan peraturan disiplin PNS, baik yang dilakuakn didalam maupun
diluar jam kedinasan.
4. Tujuan
Tujuan hukuman disiplin PNS adalah untuk mempernaiki, membina dan mandidik
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, agas kembali memiliki sikap ketaatan
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu setiap Pejabat
yang berwenang menghukum wajib memeriksa lebih dahulu dengan seksama PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin, sehingga dapat diketahui latar belakang dan
motif terjadinya pelanggaran disiplin, sehingga hukuman disiplin yang dijatuhkan
benar-benar sesuai dan memenuhi asas keadilan.
5. Hukuman Disiplin
Hukuman disiplin adalah hukuaman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar
peraturan disiplin PNS
Penjatuhan hukuman disiplin berdasarkan pada asas keadilan sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pelanggaran disiplin yang dilakukan kemudian
diputuskan jenis hukuman disipilin yang setimpal dengan kesalahan yang dilakukan.
85
a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setinggat lebih rendah untuk paling
lama satu tahun
b. Pembebasan dari jabatan
c. Pemberhentian dengan hormat tidak aas permintaan sendiri
d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
86
PNS yang disangka melakukan pelanggaran disiplin, dipanggil oleh Pejabat yang
berwenang untuk diperiksa. Panggilan tersebut dilakuakn dengan lisan. Namun bila
dengan cara tersebut tidak hadir, mka panggilan dilakuakn scara tertulis
Apabila PNS yang disangka melakuakan pelanggaran tidak memenuhi panggilan
pertama, maka dibuat panggilan kedua. Dan apabila pada panggilan kedua PNS
tersebut tidak hadir, maka hal tersebut tidak menghalangi pejabat yang berwenang
untuk menjatuhkan hukuman dsidiplin.
9. Pemeriksaan
a. Pada dasarnya pemeriksaan harus dilakukan oleh Pejabat yang berwenang
menghukum. Pemeriksaan dapat dilakuakn secara lisan maupun tertulis.
Pada tahap pertama, pemeriksaan dilakukkan secara lisan apabila menurut
Pejabat yang Berwenang akan dijatuhi hukuman tingkat ringan.
Namun, apabila dari pemeriksaan awal menunjukkan bahwa PNS tersebut akan
dapat dijatuhi hukuman tingkat sedang dan berat, maka pemeriksaan dilakuakn
secara tertulis.
Proses pemeriksaan dapat didelegasikan kepada Pejabat lain yang pangkatnya
serendah-rendahnya sama dengan PNS yang diperiksa. Pemeriksaan terhadap
PNS yang wewenang penjatuhan hukuman disiplinnya ditangan Presiden
dilakuakn oleh Pemimpin Instansi yang bersangkutan.
10. Penjatuhan Hukuman
Bagi PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakuakn pelanggaran
yang sama, dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat.
87
Ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 3 bulan dan untuk masa paling
lama 1 tahun
Masa penundaan gaji berkala dihitung penuh untuk masa kenaikan gaji
berkala (KGB) berikutnya.
e. Penurunan Gaji
Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan
Penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali gaji KGB
Masa penurunan sekurang-kurangnya 3 bulan dan paling lama 1 Tahun
Setelah masa hukuman selesai, maka gaji pokok PNS akan kembali seperti
semula
Masa penurunan gaji tersebut dihitung penuh untuk masa KGB berikutnya
Apabila dalan menjalani hukuman disipllin, PNS tersebut mempunyai hak
untuk KGB, maka KGB tersebut diberikan terhitung mulai bulan berikutnya
setelah berakhirnya menjalani hukuman.
f. Penundaan kenaikan pangkat
Ditetapkan dengan surat keputusan dan di dalamnya disebutkan pelanggaran
yang dilakukan PNS yang bersangkutan. Penundaan kenaikan pangat
ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 bulan dan paling lama 1 tahun
terhitung mulai tanggal kenaikan pangakt yang bersangkutan dapat
dipertimbangkan.
g. Penurunan pangkat
Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran
yang dilakukan PNS yang bersangkutan
Ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 6 bulan dan paling lama 1 tahun
Setelah selesai menjalani hukuman, pangkat PNS yang bersangkutan otomatis
kembali ke pangkat semula
Masa dalam pangat terakhir sebelum dijatuhi hukuman, dihitung sebagai masa
kerja untuk kenaikan pangat berikutnya.
Kenaikan pangkat berikutnya baru dapat dipertimbangkan setelah PNS yang
bersangkutan sekurang-kurangnya telah 1 tahun dikembalikan pada pangkat
semula
h. Pembebasan jabatan
Ditetapkan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakuakn PNS yang bersangkutan
Setelah dijatuhi hukuman disiplin, PNS yang bersangkutan masih tetap
menerima penghasilan penuh kecuali tunjangan jabatan
PNS yang besngkutan baru dapat diangkat lagi dalam suatu jabatans ekurnag-
kurangnya 1 tahun menjalani hukuman
i. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
Ditetapkan dengan surat keputusan dan di dalamnya disebutkan pelanggaran
yang dilakukan PNS yang bersangkutan.
88
PNS yang diberhentikan sebagai PNS tidak atas permintaan sendiri diberikan
hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
j. Pemberhentian Tidak dengan Hormat segabai PNS
k. Ditetapan dengan surat keputusan dan didalamnya disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan. PNS yang diberhentikan
tidak dengan hormat sebagai PNS tidak diberikan hak-hak kepegawaiannya
kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.
13. Keberatan
a. Yang tidak dapat diajukan keberatan
1) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden
2) Hukuman disiplin ringan yang dijatuhkan pejabat yang berwenang
3) Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi/Lembaga Tinggi Negara, Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pejabat Pembina Kepegawaian
Daerah, terhadap jenis hukuman disiplin:
Penundaan kenaikan gaji berkala
Penurunan gaji
Penundaan Kenaikan pangkat
Penurunan Pangkat
b. Yang diajukan keberatan
PNS yang dujatuhi salah satu hukuman disiplin selain yang tersebut di atas (a),
dapat mengajukan jeberatan kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum, melalui saluran hirarki. Keberatan tersebut duajukan selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal yang bersangkutan
menerima keputusan hukuman disiplin. Keberatan yang diajukan melebihi waktu
14 (empat belas) hari dianggap kadaluwarsa dan tidak bisa dipertimbangkan.
89
c. Yang dapat diajukan keberatan kepada BAPEK
PNS yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/b ke bawah yang dijatuhi
hukuman dusiplin Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
sebagai PNS dan Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS dapat
mengajukan keberatan ke APEK
Keberatan tersebut dilakuakn secara hirarki dan tidak melebihi waktu 14 hari
terhitung mulai tanggal ia menerima keputusan hukuman Keberatan yang
diajukan setelah 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal ia menerima
keputusan hukuman dianggap kadaluwarsa dan tidak dapat dipertimbangkan
90
15. Lain-lain
PNS yang meninggal dunia atau mencapai Batas Usia Pensiun yang dijatuhi
hukuman disiplin Penundaan KGB, Penurunan gaji atau Penurunan pangkat,
dianggap telah selesa menjalani hukuman disiplin tersebut.
Calon PNS yang dijatuhi hukuman tingkat sedang atau berat tidak dapat diangkat
menjadi PNS dan diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat sebagi Calon PNS.
91
PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UMUM
Dalam rangka untuk lebih menjamin objektifitas dalam pembinaan PNS berdasarkan
sisem karier dan sistem prestasi kerja, mka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 10
Tahun 1979, tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (P-3) PNS (conduite staat)
Hasil penilaian dituangkan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3)
yang memuat hasil P-3 seorang PNS selama 1 (satu) tahun yang dibuat oleh pejabat
penilai.
Pejabat penilai adalah atasan langusng dari PNS yang bersangkutan
Dasar Hukum
Undang undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian jo.
Undang undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1974
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil
Pengertian
Penilaian Pelaksana Pekerjaan adalah:
a. Penilaian individu mengenai pelaksanaan pekerjaan di tempat kerja dan
kesanggupan untuk memperolah kemajuan secara sistematis (Moekijat, 1991:99)
b. Merupakan penilaian hasil kerja yang dicapai oleh pegawai, artinya
meliputi jumlah dan mutu yang dihasilkan sesuai standar yang ditetapkan
(Mokhamad Syuhadak, 1996:72)
Tujuan
Untuk memperoleh bahan-bahan pertimbanan yang objektif dalam pembinaan PNS
berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja.
92
waktunya serta berani memikul atas keputusan yang diambilnya atau tindakan
yang dilakukannya.
d. Ketaatan adalah kesanggupan ketulusan hati seorang PNS untuk mentaati
segala peraturan perundangan dan peraturan kedinasan yan berlaku. Mentaati
perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta
kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
e. Kejujuran adalah ketulusan hati seorang PNS dalam melaksanakan tugas
dan kemapuan utnuk tidak menyalagunakan wewenang yang diberikan
kepadanya.
f. Kerjasama adalah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersama-sama
dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan sehingga
mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya
g. Prakarsa adalah kemampuan seorang PNS untu mengambil keputusn,
langah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan
h. Kepemiminan adalah kemampuan seorang PNS untuk meyakinkan orang
lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas
pokok. (khusus untuk PNS yang berpangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a
ke atas yang memangku suatu jabatan)
i.
3. SIFAT DP-3
Sifat DP-3 adalah rahasia:
- Harus disimpan dan dipelihara dengan baik
- Hanya dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, pejabat penilai atasan,
pejabat penilai, atasan dari atasan pejabat penilai (sampai yang tertinggi) dan
atau pejabat lain yang karena tugas atau jabatannya mengharuskan ia
mengetahui DP-3.
4. PENGGUNAAN DP-3
a. Dp-3 digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan atau
pengembangan karis PNS antara lain: dalam mempertimbangkan kenaikan
pangkat, penempatan dalam jabatan, pemindahan dan lain-lain.
b. Nilai dalam DP-3 digunakan sebagai bahan pertimbanan untuk
menetapkan suatu mutasi kepegawaian dalam tahun berikutnya kecuali ada
perbuatan tercela yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan yang dapat
mengurangi atau meniadakan nilai tersebut.
5. PEJABAT PENILAI
Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yng dinilai, dengan ketentuan:
a. Serendah-rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain yangsetingkat denga
itu, kecuali ditentukan lain oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
93
Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga
Pemerintah Non Departemen, dan Gubernus dalam lingkungan masing-masing.
b. Pejabat penilai dapat memberikan penilaian apabila ia telah membawahi
PNS yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan, kecuali untuk suatu mutasi
kepegawaian maka pejabat penilai dapat melakuakn penilaian pelaksanaan
pekerjaan dengan menggunakan bahan-bahan yang ditinggalkan oleh pejabat yang
lama.
c. Pejabat peniaia berkewajiban melakuakn penilaian terhadap PNS yang
secara langsung berada di bawahnya.
d. Penilai dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap tahun, jangka waktu
penilaian mulai bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang
bersangkutan.
94
Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979
Setiap unsur penilaian harus ditentukan dulu nilainya dalam angka kmudian
ditentukan dalam sebutan
Hasil penilaian dituangkan dalam DP-3
9. PENYAMPAIAN DP-3
DP-3 yang dibuat dan telah ditandatangani oleh pejabat penilai diberikan secara
langsung kepada PNS yang dinilai oleh pejabat penilai. Apabila tempat bekerja antara
pejabat penilai dengan PNS yang dinilai berjauhan, maka DP-3 dikirimkan kepada
PNS yang dinilai. PNS yang dinilai wajib mencantumkan tanggal penerimaan DP-3
yang dikirimkan kepadanya pada ruangan yangdisediakan. Apabila PNS yang dinilai
menyetujui penilaian terhadap dirinya, ia menendatangani DP-3 tersebut pada tempat
yang disediakan, kemudian mengembalikan DP-3 tersebut kepada pejabat penilai
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung mulai ia menerima DP-3 itu. DP-
3 yang telah ditandatangani oleh PNS yang dinilai diteruskan oleh pejabat penilai
kepada atasan pejabat penilai dalam waktu sesingkat mungkin untuk mendapatkan
pengesahan.
95
lagi diajukan keberatan). Perubahan nilai tersebut dicantumkan nilai yang baru. Nilai
lama yang dicoret harus tetap terbaca dan setiap coretan harus diparaf oleh atasan
pejabat penilai. DP-3 baru berlaku sah setelah ada pengesahan dari atasan pejabat
penilai.
12. PEJABAT PENILAI YANG MERANGKAP MENJADI ATASAN
PEJABAT PENILAI
Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,
Pmpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Gubernur adalah pejabat penilai
dan atasan pejabat penilai tertinggi dalam lingkungan masing-masing. DP-3 yang
dibuat oleh pejabat penilai yang merangkap menjadi atasan penilai sebagaimana
disebutkan di atas tidak dapat diganggu gugat.
96
Pejabat penilai bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada Perusahan Milik
Negara, Organisasi profesi, Badan swasta yang ditentukan, negara sahabat atau Badan
Internasional adalah pejabat peniai dari Instansi semula PNS yang bersangkutan
bejerja sebelum diperbantukan/dipekerjakan pada perusahaan, organisasi atau Badan
Internasional. Bahan-bahan penilaian diminta dari Pimpinan Perusahaan, organisasi
atau Badan yang bersangkutan.
Khusus bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada negara sahabat atau Badan
Internasional bahan-bahan penilaian diminta dari Kepala Perwakilan Negara Ri di
negara yang bersangkutan.
18. MUTASI
Apabila seorang PNS pindah dari instansi yang satu ke instansi yang lain, maka
catatan penilaian dan DP-3 dikirimkan oleh pimpinan instansi lama kepada pimpinan
instasni baru, misalnya dari Departemen Dalam Negeri ke Departemen Luar Negeri
Apabila seorang PNS pindah unit organisasi tetapi masih tetap dalam satu instansi,
mak hanya buku catatan penilaian saja yang dikirimkab oleh pimpinan unti organisasi
yang lama kepada piminan unit organisasi yang baru, sedang Dp-3 tetap disimpan dan
dipelihara oleh pejabat yang diserahi urusan kepegawaian.
97
PEMBERHENTIAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UMUM
Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai batas usia pensiun sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yng berlaku, diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS. Demikian pula Pegawai Negeri Sipil yang sebelum mencapai batas usia
pensiun mengajkan permohonan berhenti sebagai PNS atas permintaan/kemauan
sendiri, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan mendapat hak-hak
kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang
menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai PNS. Seorang
Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan sebagai PNS karena alasan sebagai
berikut:
a. Pemberhentian atas permintaan sendiri
b. Pemberhetian karena mencapai batas usia pensiun
c. Pemberhentian karena adanya penyeserhanaan organisasi
d. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran/tindak pidana/penyelewengan
e. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani/rohani (uzur)
f. Pemberhentian karena meninggalkan tugas
g. Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang
h. Pemberhentian karena hal-hal lain
Pemberhentian dari jabatan negeri adalah pemberhentian yang menyebabkan yang
bersangkutan tidaklagi pada satu satuan organisasi negara, tetapi ia masih
mempunyai kedudukan sebagao PNS
Setiap pemberhentian dengan hormat sebagai PNS tidak harus diikuti pemberian
pensiun sepanang persyaratan lain tidak terpenuhi seperti usi, masa kerja dll
98
3. Pemberitahuan karena mencapai Batas Usia Pensiun
Bata usia seorang PNS adalah 56 (lima puluh enam) tahun. Namun demikian bagi
PNS yang menjabat jabatan tertentu dapat diperpanjanag sampai usia tertentu.
Pegawai Negeri Sipil yang telah mencapai batas usia pensiun diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS dan kepadanya diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Pegawai Negeri Sipil yang menjabat jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979, apabila tidak menjabat lagi jabatan
tersebut, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS denan mendapat hak-hak
kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Pegawai Negeri Sipil yang manjabat jabatan tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979, apabila ia
diberhentikan dari jabatannyadan ada rencana dalam waktu singkat mengangkatnya
dalam hjabatan yang setingkat atau lebih tinggi, maka menunggu pengangkatannya
dalam jabatan baru, PNS yang bersangkutan tidak dibrhentikan sebagai PNS dan
dalam waktu 6 (enam) bulan sudah harus ada keputusan pengangkatan dalam jabatan
baru tersebut.
Selambat-lambatnya 15 (lima belas) bulan sebelum PNS mencapai batas usia
pensiun, pimpinan instansi wajib memebritahukan kepada PNS yang bersangkutan,
bahwa ia akan diberhentikan sebagai PNS. Berdasarkan pemeritahuan tersebut, PNS
mengajukan permohonan berhenti denan hak pensiun.
Pegawai Negeri Sipil yang telah mencaoai batas usia pensiun tetapi tidak
mengajukan permohonan berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
dengan mendapat hak-hak kepegawaian sesuai pereturan perundangan yang berlaku
berdasarkan data yang berlaku brdasarkan data yang ada pada instansi yang
bersangkutan.
99
b. Apabila usia belum mencapai 50 (lima puluh) tahun dan atau belum memiliki
masa kerja 10 (sepuluh) tahun, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatan
negeri dengan mendapat uang tunggu.
c. Uang tunggu tersebut diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun, dan dapat
diperpanjang tiap-tiap kali untuk paling lama 1 (satu) tahun, sengan ketentuan
tidak boleh lebih dari 5 (lima) tahun. Apabila pada saar berakhirnya pemberian
uang tunggu usia PNS telah mencapai 50 (lima puluh) tahun dan memiliki masa
kerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun, maka ia diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS dengan hak pensiun.
d. Apabila PNS tersebut diatas pada saat berakhirnya uang tunggu belum mencapai
usia 50 (lima puluh) tahun tetapi telah memiliki masa kerja 10 (sepuluh) tahun
maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun yang
diberikan pada saat ia mencapai usia 50 tahun.
e. Apabila PNS tersebut diatas pada sat berakhirnya uang tunggi telah mencapai usia
50 tahun tetapi masa kerja kurang dari 10 tahun maka ia duberhentikan denan
hormat sebagai PNS tanpa hak pensiun.
5. Pemberhentian karena Melakuakan Pelanggaran/Tindak Pidana
Pegawai Negri Sipil dapat diberhentikan tidak denan hormat sebagai PNS karena:
a. Melanggar sumpah/janji PNS, sumpah/janji jabatan atau pelanggaran disiplin
berat;
b. Dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap, karena dengan sengaja melakukan tindakan pidana
kejahatan yang diancam pidana penjarasetinggi-tingginya 4 tahun atau ancaman
pidana lebih berat.
Pemberhentian sebagaimana tersebut diatas dapat dilakukan dengan hormat atau
tidak dengna hormat, tergantunf pertimbangan pejabat yang berwenang atas berat
atau ringannya perbuatan yang dilakukan dan besar atau kecilnya akibat
yangditimbulkan oleh perbuatan itu.
Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS apabila
dipidana penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, karena:
a. Melakukan tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya denan jabata,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 413 sampai dengann 436 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana
b. Melakukan tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104
sampai dengna 161 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
100
b. Menderita penyakit/kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau
lingkungan kerjanya
c. Setelah berakhirnya cuti sakit belum mampu bekerja kembali.
101
9. Pemberhentian karena Sebab Lain
Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali pada instansi induknya
setelah habis menjalankan Cuti Diluar Tanggungan Negara, diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS
Pegawai Negeri Sipil yang terlambat melaporkan diri kembali kepada instans
induknya setelah habi Cuti Diluar Tanggungan Negara, maka:
a. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan, maka PNS yang
besangkutan dapat dipekerjakan kembali apabila alasan keterlambatan tersebut
dapat diterima oejabat yang berwenang dan ada lowongan setelah terlebih dahulu
mendapat persetujan dari kepala BKN
b. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan tetapi alasan
tentang keterlambatan itu tidak dapat diterima oleh pejabat yang berwenang,
maka PNS yang besangkutan diberhentikan denga hormat sebagai PNS
c. Apabila keterlambatan melaporkan diri lebih dari 6 bulan, maka PNS yang
bersangkutan harus diberhentikan sebagai PNS
B. Uang Tunggu
Yang berhak menerima Uang Tunggu adalah PNS yang diberhentikan dari
jabatan negeri karena:
1. Sebaai tenaga kelebihan akibat penyederhanaan organisasi dan tidak dapat
disalurkan ke instansi lain serta belum memenuhi syarat pensiun
2. Menderita penyakit uang membahayakan bagi diri dan oarng ain dan belum
memenuhi syarat pensiun
102
3. Berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali dan belum memenuhi
syarat pensiun
4. Tidak dapt dipekerjakan kembai setelah berakhirnya cuti di luar yanggungan
negara dan belum memenuhi syarat-syarat pensiun
Lamanya pemberian uang tunggu 1 tahun dan dapat diperpanjaang setiap kali
paling lama 1 tahun, dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 5 tahun.
103
PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL
1. UMUM
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969b antara lain menyatakan bahwa
pensiun adalah jaminan dari tua dan sebagai balas jasa terhadap PNS yang telah
bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara
Selain dari pada itu Undang-undang No 8 Tahun 1974 jo. Undang-undang Nomor 43
tahun 1999 juga menegaskan bahawa setiap PNS yang diberhentikan denan hormat
sebagai PNS dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan berhak atas pensiun
Pada pokoknya pensiun adalahmenjadi kewajiban dari setiap oramhuntk berusahan
menjamin hari tuanya, dan untuk itu setiap PNS wajib menjadikan peserta dari suatu
badan asuransi sosial yang dibentuk oleh pemeintah
Karena pensiun bukan hanya sebagai jaminan hari tua tetapi juga adalah sebagai
balas jasa, maka pemerintah memberikan sumbangannya kepada PNS. Iuran pensiun
PNS dan sumbangan pemerintah ersebut dipupuk dan dikelola oleh badan asuransi
sosial.
2. SYARAT-SYARAT PENSIUN
PNS berhak atas pensiun apabila:
a. Telah mencapai sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai masa kerja
pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun
b. Oelh tim penguji kesehatan pegawai negeri sipil dinyatakan tidak dapat bekerja
lagi dalam jabatan apapun karena keadaan jasmani/rohani yang disebabkan oleh
dan karena menjalankan tugas kewajiban jabatan
c. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan oleh Tim Penguji
Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam
jabatan apapun karena keadaan jasmani/rohaninya yangtidak disebabkan oleh dan
kerena menjalankan tugas kewajiban jabatanntannya
d. Diberhentikan denan hormat sebagai PNS atau dari jabatan negeri karena sebagai
tenaga kelebihan, apabila telah berusaha sekurang-kurangnya 50 tahun dan
memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun
e. Mencapai BUP menurut ketentuan Peraturan Pemerintahan No: 32 Tahun 1979
3. DASAR PENSIUN
Dasar pensiun yang dipakau untuk menentukan besarnya pensiun/pensiun pokok
ialah gaji pokok terakhir sebulan yang berhak diterima oleh PNS berdasarkan
peraturan gaji yang berlaku
Besarnya pensiun pegawai negeri sipil sebulan adalah 2,5% dari dasar pensiun untuk
tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan sbb:
a. Pensiun pegawai negeri sipil sebulan sebanyak-banayaknya 75% dan sekurang-
kurangnya 40% dari dasar pensiun;
104
b. Apabila PNS mengalami keuzuran jasmani/rohani oleh dan karena manjalankan
tugas kewajiban jabatannya, mnala besarnya pensiun yang diterima adalah 5%
dari dasar pensiun
c. Pensiun pegawa sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut
peraturan perundangundangan yang berlaku
5. PENSIUN JANDA/DUDA
Yang berhak menerima pensiun janda/duda adalah istri(istri-istri) PNS pria, atau
suami PNS wanita yang meninggal sunia/tewas, atu penerima pensiun pegawai
negeri yang meningal dunia dan mereka sebelumnya sudah terdaftar sebagai
istri/suami sah PNS yang bersangkutan.
Besarnya Pensiun Janda/Duda adalah 56% dari dasar pensiun dengan ketentuan:
a. Apabila terdapat lebih dari seorang yang berhak menerima pensiun janda
besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing istri adalah 36% dari dasar
pensiun dibagi rata antara istri-istri itu.
b. Besarnya pensiun janda/duda dimaksud diatas, tidak boleh kurang dari 75% dari
gaji pokok terendah menurut peratuan gaji yang berlaku bagi almarhum
suami/istrinya
Besarnya pensiun janda/duda PNS yang tewas adalah 72% dari dasar pensiun,
dengan ketentuan:
a. Apabila terdapat lebih dari seorang istri yang berhak menerima pensiun maka
besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing istri 72%dari dasar pensiun
dibagi rata istri-istri
b. Jumlah 72% dari dasar pensiun termaksud diatas, tidak boleh kurang dari gaji
pokok terendah menurut peraturan gaji yang berlaku bagi almarhum suami/istri.
6. Pensiun Anak
Apabila PNS atau penerima pensiun meninggal dunia sedangkan ia tidak mempunyai
istri/suami yang berhak menerima pensiun janda atau duda maka:
105
a. Pensiun janda diberikan kepada anak/anak-anaknya, apabila terdapat satu
golongan anak yang seayah-seibu
b. Satu bagian pensiun janda diberikan kepada masing-masing golongan anak
seayah-seibu
c. Pensiunan duda diberikan kepada anak
Apabila PNS pria atau oenerima pensiun pria meninggal dunia, sedangkan ia
mempunyai istri (istri-istri) yang berhak menerima pensiun janda/bag pensiun janda
disamping anak dari istri yang telah meninggal dunia atau telah secari, mka bagian
pensiun janda diberikan kepada masing-masing istri dan golonga anak seayah seibu
Kepada anak (anak-anak) yang bu dan ayahnya berkedudukan sebagai PNS dan
kedua-duanya meninggal dunia, diberikan satu pensiun janda, bagian pensiun janda
atau duda atas dasar yang lebih menguntungkan.
Anak-anak sebagaimana sebagaimana dimaksud diatas ialah anak yang pada waktu
PNS atau penerima pensiun pegawai meningal dunia:
a. Berusi kurang dari 25 tahun atau
b. Tidak mempunyai penghasilan sendiri atau
c. Belum menikah/belum pernah manikah
8. Pemberian Pensiun
Pemberian pensiun PNS, Pensiun janda/duda dan bagian pensiun janda ditetapkan
oleh Pejabat yang berwenang memberhentikan PNS yang besangktutan, dibawah
pengawasan dan koordinasi Kepal Badan Kepegawaian Negara
9. Pendaftaran Isteri/suami/anak
Pendaftaran istri (istri-istri)/suami/anak sebagai yang berhak menerima pensiun
janda/duda harus dilakuakn PNS yang bersangkutan sesuai petunjuk kepala BKN.
Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima pensiun harus
dilakuakn dengan sepengethuan tiap-tiap isteri yang didaftarkan.
Jika hubungan perkawinan dengan isteri/suami yang telah terdaftar terputus, maka
terhitung mulai tanggal perceraian berlaku, sah istri/suami itu dihapus dari daftar
isteri/suami yang berhak menerima pensiun.
Anaka yang dapat didaftarkan sebagai anak yang berhak menerima pensiun
anda/duda atau bagian pensiun janda adalah:
a. Anak-anak PNS atau penerima pensiun pegawai dari perkawinannya denga
isteri/suami yangdidaftar sebagai yang berhak menerima pensiun janda/duda
106
b. Anak-anak PNS wanita atau penerima pensiun wanita
Yang dianggap dilahirkan dari perkawinan yangsah ialah kecuali anak-anak yang
dilahirkan selama perkawinan itu, juga anak yang dilahirkan selambat-lambatnya
300 hari sesudah perkawinan itu terputus
Pendaftaran isteri (istri/istri)/anak (anak-anak) sebagai yang berhak menerima
pensiun janda harus dilakuakan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah
perkawinan/kelahiran
107
a. Janda/duda yang bersangkutab meninggal dunia
b. Tidak lagi terdapat anak yang memenuhi syarat-syarat untuk menerimanya
Pembatalan Pensiun janda/duda
Pensiun janda/duda atau begian pensiun janda yang diberikan kepada janda
pensiun/duda yang tidak mempunyai anak, dibatalkan jika janda/duda yang
bersangkutab menikah lagi, terhitung mulai bulan berikutnya perkawainan out
dilangsungkan.
Apabila kemudian khusus dalam hal janda (janda-janda) perkawinan termaksud diatas
terputus, maka terhitung dari bulan berikutnya kepada janda yang bersangkutan
diberikan lagi pensiun janda tau bagian pensiun janda yang telah dibatalkan, atau jika
lebih menguntungkan, kepadanya diberikan pensiun janda yang dapat diperolehnya
karena perkawinan terakhir.
108