You are on page 1of 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SMA

MATERI ASAM BASA

KHOIRUL ANWAR

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

2009
DASAR TEORI

A. Pengertian Asam-Basa
Senyawa asam-basa sudah dikenal sejak zaman dahulu sebelum ilmu kimia lahir. Senyawa asam-
basa merupakan salah satu kelompok elektrolit yang berperan dalam reaksi kimia. Suatu asam
dapat berupa zat padat, cairan atau gas.
Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoiser menerangkan bahwa semua asam mengandung
oksigen. Kemudian pada tahun 1810, Sir Humph Davy mengemukakan bahwa unsur hydrogen
dan oksigen yang dimiliki asam.
Pada tahun 1884, S.A Arrehenius mengemukakan teori ion dan meberikan defenisi asam basa
sebagai berikut:
Asam: zat yang jika dilarutka ke dalam air akan menghasilkan ion hidorogen (H +)
Basa: zat yang jika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH -)
Teori ini disempurnakan oleh Bronsted-Lowry karena menganggap teori Arrhenius hanya
berlaku pada air, maka Broensted-Lowry memberikan definisi:
Asam: suatu zat yang memberikan proton ion hydrogen (H+) pada zat lain.
Basa; suatu zat yang menerima proton dari asam.
Teori ini juga kurang sempurna karena hanya berbicara soal pertukaran proton. G.N Lewis
melanjutkan konsep asam-basa.
Asam: suatu zat yang dapat menerima sepasang electron untuk membentuk ikatan kovalen
Basa: suatu zat yang dapat memberikan sepasang electron pada pembentukan sebuah ikatan
kovalen.
B. Sifat-Sifat Asam Basa
Senyawa asam bersifat krosif, artinya dapat merusak logam dan marmer. Sedangkan basa
bersifat kauistik, artinya dapat merusak kulit kita.
Asam memiliki sifat/rasa asam, sedangkan basa memiliki rasa pahit. Asam-basa mempunyai sifat
dapat mengubah warna dari zat warna yang dikandung tumbuh-tumbuhan, sehingga zat warna
tersebut dapat dipakai untuk mengidentifikasikan asam dan basa. Para ahli kima sudah sejak
lama menggunakan zat warna bernama lakmus, yang berasal dari spesies lumut kerak.
Zat semacam lakmus, yaitu zat yang merubah warna jika asam atau basa, disebut indikator. Ada
jenis indikator yang cukup baik untuk menentukan Ph suatu larutan, yaitu indikator universal,
yang merupakan campuran dari beberapa indikator. Suatu indikator universal memperlihatkan
warna yang bermacam-macam pada kisaran Ph tertentu.
Indikator alami merupakan suatu alternative untuk menguji larutan asam dan basa. Kunyit
termasuk indikator alami yang dapat digunakan untuk menguji asam basa. Kunyit mengandung
kurkuminod adalah polifenol dan menjadikan warna kuning. Warna hijau pada tumbuhan
mengandung klorofil.
Zat warna alami dapat diperoleh dari tanaman atau hewan dan warna alami ini meliputi pigmen
yang terdapat dalam bahan atau terbentuk pada proses pemanasan, penyimpanan atau
pemprosen. Aman dan tidak berefek samping jika dikonsumsi seperti klorofil, karetonoid,
antosianin, brazilein, tannin, dan lain-lain.
Pigmen, sejak zaman dahulu, telah digunakan sebagai zat pewarna alami dalam makanan, obat-
obatan, dan kosmetika. Zat pewarna alami kini telah banyak digantikan dengan pewarna buatan
yang lebih banyak memberikan kisaran warna yang telah dibakukan. Hal ini karena zat pewarna
alami kurang stabil dan mudah mengalami perubahan fisik maupun kimiawi. Stabilitas warna
dari zat pewarna dipengaruhi oleh cahaya, Ph, oksidator, reduktor, dan lain-lain. Justru karena
sensitifnya perubahan warnanya inilah, warna alami bagus digunakan sebagai indikator asam
basa.
C. Kekuatan Asam Basa
Zat elektrolit dibagi menjadi elktrolit kuat dan lemah. Elektrolit kuat jika dilarutkan dalam air
akan terionisasi sempurna (α= 1), sedangkam elektrolit lemah hanya terisonisasi sebagian (α<1).
Sehingga
[H+]= α. Ma
[OH-]= β.Mb
[H+]= √ ka . Ma
[H+]= α. Ma
K α= α2.Ma
[OH-]= √ Kb. Mb
[OH-]= β.Mb
Kβ= β. Mb
D. Ph Asam Basa
Larutan asam= [H+] > 10-7 M atau Ph < 7
Larutan basa= [H+] < 10 -7 M atau Ph > 7
Makin kecil (rendah) Ph, larutan makin asam
Makin besar (tinggi) Ph, larutan makin basa
E. Tujuan Praktikum
1) Membuat indikator alami dari bahan alam sekita kita
2) Menentukan indikator yang baik untuk uji asam basa
F. Alat dan bahan

Alat Bahan

Blender Bunga yang mempunyai warna (mawar,


alamanda, sepatu merah, peletokan ungu,
kamboja, kenturi, kunyit dan kol ungu
Tabung reaksi Methanol
Gelas beker HCl
Pemanas CH3COOH
NH4OH
NaOH
Pasta gigi
Jeruk nipis
aquades
G. Cara kerja
1. Semua bunga ditumbuk halus kemudian di ekstraksi dengan etanol dan disaring dalam
gelas beker.
2. Asam dan basa (HCl, CH3COOH, NH4OH, NaOH, pasta gigi dan jeruk nipis) di taruh pada
tabung reaksi secukupnya
3. Masing-masing asam dan basa diuji dengan indikator alami yang telah dibuat.
4. Catat perubahan yang terjadi.
H. Hasil pengamatan

No Larutan Indikator alam


1 HCl Merah Kuning Merah Merah Merah muda Merah Kuning merah
muda
2 As. Asetat Merah Kuning Ungu Cokelat Cokelat Merah Kuning ungu
3 NH4OH Hijau Kuning Hijau Hijau lumut Kuning Hijau Merah Hijau
lumut jernih kecokelatan lumut tua tua
4 NaOH Hijau Kuning Abu-abu Krem Krem Hijau Kuning hijau
lumut pekat
5 Pasta gigi Cokelat Kuning Abu-abu Krem Kren Hijau Kuning hijau
Susu pekat
6 Jeruk nipis Merah Kuning Merah Merah Orange Merah Kuning Merah
kecokelatan muda

Dari data pengamatan di atas bahwa yang menjadi indikator alami yang paling baik adalah
mawar, sepatu merah dan kol ungu karena memberikan perbedaan warna yang signifikan untuk
setiap larutan.
Perubahan warna yang bisa dituliskan secara garis besar (dalam laporan ini) sebagai berikut:
1) Warna jingga kemerahan hasil ekstrak pada Ph 2-4 (HCl dan As, asetat) berwarna kuning
jingga hingga kuning kemerahan. Pada Ph 6 atau lebih menjadi merah hingga merah
keunguan. Hal ini karena mengandung rodomin.
2) Warna kuning (ekstrak kunyit) jika ditambahkan larutan basa menyebabkan larutan
menjadi coklat pekat dan terbentuk endapan. Jika HCl ditambahkan warna menjadi
kuning muda.
3) Warna merah jika ditambahkan basa (NaOH) warna menjadi cokelat tetapi jika
ditambahkan asam (HCl) akan menambah kepekatan warna awal ekstrak.
4) Warna hijau jika ditambahkan basa akan menimbulkan endapan ungu hijau kekuningan
dan bila ditambahkan asam menjadi coklat muda dan supernatant hijau. Hal ini karena
asam mendenaturasi protein yang tersimpan dalam klorofil menjadikan karbon non
polar tidk larut.

You might also like