You are on page 1of 2

“Guru Teladan”

Pada sebuah kota yang megah, terdapat sekolah dengan guru yang sangat
teladan. Ia tak kenal lelah dalam mengajar murid-muridnya, meski hujan, terik
panas, dan dalam keadaan sakit. Siapa yang menyangka jika guru tersebut adalah
seorang guru dari desa yang sangat jauh dari kota, sehingga ia harus mengayuh
sepeda jika akan mengajar. Guru inilah yang menciptakan banyak profesor dari
negara mereka, pejabat tinggi, hingga artis-artis ternama yang berkehidupan
mewah. Dalam umurnya yang kian menua, ia semakin matang dalam mengajar.
Namun, kehidupan yang mewah di kota rupanya mengubah cara sikap murid-murid
terhadap guru. Guru ini, sebut saja Pak Brian, ikut merasakan perubahan murid-
muridnya yang kurang menghormati dia. Di hari pertamanya mengajar murid SMU
PELITA kelas XI IPA, ia diperlakukan bagai seekor keledai yang mengikuti
perintah penunggangnya, bagaimana tidak? Di tengah pelajaran mata pelajaran
Biologi itu, ia dipotong pembicaraannya oleh murid-muridnya, danmereka
mengatakan: “tunggu Pak, kami lapar, izinkan kami untuk makan 5 meniiit aja!”
bahkan ada pula yang merokok, dan jika ditegur sang murid justru marah. Pak
Brian harus bersabar menghadapi mereka. Hari-harinya merupakan sebuah kerikil
tajam baginya. Tak ada murid yang menyimak pelajarannya dengan seksama, ada
yang main facebook, twitter, chatting, youtube, dll. Pak Brian khawatir dengan
nilai mereka ketika ujian nanti. Pak Brian membuka les dengan biaya free di
rumahnya, tapi jangankan untuk mengikuti pelajarannya, untuk hadir ke rumahnya
pun murid-murid tidak datang.
Suatu saat ujian Biologi tiba, dan murid-murid mendapatkan nilai dengan
hasil yang rendah, di bawah standar! Pak Brian mendapatkan predikat sebagai
‘Guru Gagal’ dalam sekolahnya, dan ia diancam untuk diberhentikan bekerja oleh
kepala sekolah. Pak Brian sangat terpukul, ia memikirkan nasib anak-anaknya yang
masih duduk di bangku SMP, dan seorang istri yang kini tengah sakit malaria. Ia
berniat untuk bunuh diri dengan menggantungkan diri di rumahnya. Tapi rupanya
niat Pak Brian diketahui oleh muridnya yang bernama Sandra. Sandra mencegah
Pak Brian, saat ia datang kerumah pak brian dan mengatakan ia butuh Pak Brian
untuk mengajarkan les Biologi. Akhirnya Pak Brian mengurungkan niatnya dia
sadar bahwa masih banyak orang yang membutuhkan dirinya, dan kini mengajar
kembali dengan normal. Murid-murid di sekolah menyadari kesalahan mereka dan
mengajukan permohonan kepada kepala sekolah untuk tidak memberhentikan Pak
Brian.
Sekian.
Peran
Pak Brian : Aditiya Gentili
Sandra : Cio
Setan : Lazar
Malaikat : Edo
Kep.sek : Ovi
Murid : Mahasiswa

Dialog:
Pak Brian :huuuhh waktunya mengajar, semangat deh untuk murid-murid baru.
(dengan mengayuh sepeda).
Sesampainya di sekolah . . .
Pak Brian :selamat pagi anak-anak ! apa kabar kalian ? pagi ini kita akan belajar
tentang ekologi
Murid :Pak! Kami lapar, izinkan kami untuk makan yah? Sebentaaar
aja, 5 menit deh!
Pak Brian : baiklah, bapak izinkan
Murid : asyiiiikkkk . . .
Pak Brian menunggu mereka untuk makan, hingga waktu telah dihabiskan selama
30 menit. Pak Brian mendapati seorang murid sedang merokok.
Pak Brian : hei Nak, apa yang kamu lakukan? Berhentilah merokok di dalam
kelas !
Murid merokok : apa urusan bapak? Saya merokok selama ini tidak ada yang
melarang! Bahkan orangtuaku pun tidak melarangku!
Pak Brian : jika kamu tidak mau menuruti peraturan sekolah, silahkan keluar
meninggalkan kelas ini !
Murid merokok : Ok Ok !!
Sang murid bergegas meninggalkan kelas.

You might also like