You are on page 1of 10

Naskah Drama

“Hidupku dan Matiku Untuk Menari “

Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester


Mata Kuliah Apresiasi Drama
Dosen pembimbing :Drs.M. Fakhrudin, M.Hum

Disusun Oleh :
Nama : Tri Utami
NIM : 092110157
Kelas : 3 D

PROGARAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2011
Adegan 1

Di sebuah rumah, sinta tinggal bersama bapak ibu dan kedua saudara
tirinya. Mereka bersama satu keluarga, dimana sinta selalu diperlakukan
tidak adil oleh ibu tirinya dari kasih sayang sampai kebutuhan hidup Sinta.

Sinta :(Diruangan, sinta sedang merenungi hidupnya yang penuh liku,dan disitu dia
sedang membersihkan benda – benda di ruangan tersebut ). Hidupku kenapa
seperti ini,penuh dengan derita,batinku sakit,setiap hari hanya di perlakukan
seperti ini.Aku memang anak tiri tapi aku juga manusia,roker saja manusia.
Aku membutuhkan kasih sayang seorang ibu.Apakah aku tak dapat menemukan
kasih sayang itu untuk selamanya.
( Raya saudara tiri sinta datang dengan berteriak– teriak memanggil sinta dan berkata)
Raya : Sint !…sinta !..kamu ini tahu sekarang hari apa ! (mendekat kepada sinta dan
menjewer telinga sinta )
Sinta :Aduh sakit raya,(tangan sinta menampiknya) kamu tidak kasihan dengan aku.
Aku sedang bersih-bersih rumah,kamu malah teriak-teriak dan menjewerku
tidak sopan sama sekali kamu raya!.Masa bodoh sekarang hari apa itu urusan
kamu !
Raya : Oh….kamu berani dengan aku !haaaahh….!
Sinta :Aku sudah lelah setiap hari harus nurut sama kamu,adakah hak dirumah ini
untukmu?Tidak..! kamu ini hanya menumpang disini,seharusnya yang patut
mengatur rumah ini itu aku,bukan kamu.(tangan Sinta menunjuk Raya)
Raya :Hoh ..! (dengan muka yang penuh heran setelah mendengarkan sinta berbicara)
Eh sint.. kamu itu ngaca pantas tidak bicara seperti itu didepan aku,heran sama
kamu lancang sekali bicaramu.
Awas kamu Sint, tidak akan aku biarkan kau seperti itu lagi.(Raya meninggalkan
ruangan tersebut dengan penuh emosi )
Kemudian Sinta masuk kedalam mengganti pakaiannya karena dia baru ingat bahwa
sekarang dia harus pergi ke pasar untuk berbelanja,dan Ayah datang duduk di kursi
dengan membaca Koran
Ayah :Cuaca hari ini cerah sekali,awan membiru seperti hati ayah yang sedang rindu
dengan istriku dulu ( sambil melihat ke dalam,takut istrinya tiba-tiba datang ). Andai
saja kejadian itu tidak terjadi,pasti (Mengingat kejadian bersama ibbbu Sinta)….Aduh
apaan sih itu dulu sekarang aku sudah mempunyai istri.
(Ibu datang duduk disamping ayah dengan membawakan secangkir kopi untuk ayah)
Ibu :Ini yah, kopi untuk ayah,
Oh iya yah dengar- dengar acara HUT di desa ini akan dirayakan semeriah
mungkin
Ayah :Ayah kurang tahu bu,ngapain diurusi
Ibu :Aduh ayah bagaimana sih , kalau iya kan kita bisa di undang,disana bisa temu
kangen dengan teman-teman ibu.
Ayah :hemm..(ayah menggelengkan kepalanya) Ibu..ibu maunya gratisan.
Ibu :Bukannya gitu yah,kan jarang-jarang loh yah.?
Ayah :Hehehe(tersenyum kepada ibu)
Raya keluar dari kamar,kemudian dia menuju ruang tamu bersama ibu dan ayah
Raya : iiihhhhh….! Ibu…!(Raya menjerit ketakutan,keluar dari kamarnya dan lari
menuju ruang tamu)
Ibu :Raya kenapa kamu..
Raya :Ibu (menuju ibu dengan sikap manjanya, raya memegang ibunya) Lihat bu ada
kecoa di kamar, Sinta tidak bersih nyapunya.
Ayah : Raya…..makannya kamu itu jadi anak jangan hanya tergantung dengan
orang,coba kamu bersihkan sendiri kamarmu.
Ibu :Apaan sih ayah ini,seharusnya ayah menyalahkan si sinta sialan itu,hampir saja
raya kenapa-kenapa gara-gara sinta itu!
Ayah :Loh ibu ini gimana malah menyalahkan sinta,ibu ini harus jaga omongan ibu
ya!(dengan penuh emosi)
Bu..!
Ayah harap ibu bisa memperlakukan sinta seperti anak sendiri,bagaimanapun
kita ini satu keluarga bu.
Raya :Sudahlah ! kalian tidak malu bertengkar didepan raya ,pak,bu?(dengan berdiri
menunjuk kedua orang tuanya)
Tapi ayah dan ibu tidak menghiraukan omongan sinta
Ibu :(Mendekati ayah dan memegang tangan ayah)
Ya ampun yah..!ibu ini memperlakukan sinta seperti anak ibu sendiri.
Ayah :Tapi..ayah lihat ibu itu sangat berbeda sekali,bagaimana didepan raya
memperlakukan sinta.
Ibu :(Melepaskan tangan ayah dengan berdiri)
Alah sudah lah yah,! Ibu sudah capek,ngomongin semua ini,padahal masalah
tidak hanya urusan sinta. (Ibu masuk kedalam dengan penuh emosi)
Raya :Kenapa sih yah..kalian seperti itu dengan ibu?
Ayah :Sudahlah nak ,ini hanya masalah sepele,mungkin tadi ayah dan ibu sama-sama
emosi jadi tidak bisa mengontrol egois masing-masing.
Tiba-tiba terdengar suara bel rumah berbunyi (Ting tong…ting tong Assalamualaikum
(suara bel rumah)
Raya :(Berjalan menuju pintu dan membukanya)
Oh kamu Dayat?silahkan masuk yat,,
Dayat :Iya makasih…
(Dayat kemudian masuk dan berjabat tangan dengan ayah dan duduk disebelah
ayah,sedangkan raya masuk kedalam rumah)
Ayah :Ada perlu apa kau yat?
Dayat :Begini loh pak (Berbicara dengan logat jawanya)
Kedatangan saya kesini di perintah pak Sumantri bahwa bapak disuruh ke
pendopo untuk membicarakan sesuatu,.
Ayah : Sekarang ?
Dayat :Iya pak,
Ayah :Tunggu sebentar, saya ganti baju dulu ya yat,kamu tunggu saya disini
(ayah masuk kedalam untuk mengganti pakaian)
(Dayat beranjak dari duduknya, dia melihat-lihat foto yang ada di dinding)
Dayat :Uwalah jan..jan,,,anake pak sumantri ayu-ayu temen yah, jan…jan bejo temen
pak sumantri…nggo aku siji wis ra nolak aku, tapi kira-kira gelem ora karo aku
anake,ura mungkin ora,gagah iye,?keren iye,?duit ??iku siji kekuranganku.Ura
duwe duit.
Nasibku pancen bejo lah hemmmmm(dengan merenungi nasibnya)
Terdangar suara Sinta yang sedang memanggil ibu dan ayah untuk brpamitan
Sinta :Ibu…Ayah…..(Melihat Dayat sinta terkejut ) Mas dayat ..?
Dayat :Eh sih cantik…mau kemana?
Sinta :Ini loh mas saya mau pergi ,sebelumnya mau pamitan dulu sama ayah dan ibu
Dayat :kemana toh Sint?
Sinta :ke pendopo,biasa mas,mau latihan tari dan nanti juga saya mau belanja ke
warung
Dayat :Loh… aku dengan ayah kamu juga mau pergi kesana,kalo begitu kita kesana
bereng??
Ayah keluar dari kamar setelah selesai mengganti pakaian
Ayah :Sint mau kemana?
Sinta :Pendopo yah,latihan tari
Setelah mendengar suara Sinta,ibu keluar menuju ke ruang tamu
Ibu :Kalian mau kemana?
Sinta :Ini bu,sinta mau izin latihan tari (sinta menyalami tangan ibu)
Ibu :Buat apa latihan – latihan tari,.memangnya kamu akan jadi penari terkenal apa!
Paling-paling menari jika 17 Agustus di desa ini
Ayah :Sudahlah bu….Ayo Sint , Yat kita pergi
Ibu :Ayah…..!
Ayah :(Menyalami ibu.) Assalamaualaikum bu?
Ibu :Wangalaikumsalam

Adegan 2
Ayah dan dayat tiba di pendopo sedangkan sinta pergi berbelanja di warung dekat
dengan pendopo.Dipendopo pak sumantri sudah menunggu kedatangan mereka berdua.
Ayah :Pak…sudah lama menunggu kami..
Pak Sumantri :Baru beberapa menit kok pak..Ayoh silahkan duduk..
Ayah :Iya pak,terima kasih(dayat duduk berdampingan dengan ayah)
Pak sumantri :Sebenarnya tadi saya menyuruh dayat memanggil bapak datang kesini
untuk membicarakan acara besok pak.Saya harap bapak dan Dayat dapat
membantu berlangsungnya acara besok
Dayat :Tenang saja pak,dayat akan selalu berusaha sekuat jiwa dayat untuk
memeriahkan acara besok
Ayah :Iya pak saya sendiri juga sudah menyiapkan segala keperluan buat besok.
Pak Sumantri :Kalo begitu saya sangat berterima kasih kepada kalian yang sudah mau
mendukung acara ini.Mudah-mudahan dapat berjalan lancar.

Adegan 3
Setelah berbelanja sinta tiba di pendopo, temannya Ragil Ratna dan Suryo sudah lama
menunggu sinta datang.Sedangkan Ibu Yati (guru tari) pergi ke warung karena sudah
terlalu lama menunggu.
Ratna :Sint ini jam berapa!kamu lagi-lagi telat!gara-gara kamu(menunjuk sinta), kami
semua capek menunggu!
Sinta :iya….maaf teman-teman tadi aku harus bersih-bersih rumah dulu,sekali lagi
aku minta maaf ya ?
Ratna :Gampang sekali ucapan kamu itu,Sint kau tak kasihan dengan kami apalagi
sama bu Yati,guru tari kita,,,Lihat dia sampai menunggu di warung berjam-jam
tidakkah kau punya rasa bersalah..haaaah !!! Dasar !!
Ragil :Ratna…(melerai mereka berdua) sudahlah,kasihan sinta,dia kan sudah minta
maaf,lagian kesalahan sepenuhnya bukan dari sinta.
Suryo :Sudah…sudah !(melerai mereka bertiga ) kalian seperti anak kecil yah,Cuma
gara-gara masalah kecil seperti ini kalian bertengkar seharusnya kalian bisa jaga
emosi kalian,ini akan semakin lama kita latihan Ayo kita latihan sekarang

Ibu Yati datang ke pendopo dan mereka memulai latihan.Lenggak lenggok tubuh lentur
mereka menari dengan apiknya,keindahan tarian Ndolalak yang khas dari Jawa Tengah
ini,mereka akan peragakan untuk mengikuti perlombaan menyambut HUT dikota
itu,dan yang memenangkan perlombaan akan diikutsertakan ke Jakarta untuk event
yang lebih besar.Mereka berlatih penuh penghayatan,gerakan demi gerakan mereka
kuasai sehingga estetika tarian tersebut terpancar dengan penuh pesona.Setelah
beberapa jam belangsung mereka selesai dan pulang ke rumah masing-masing.

Adegan 4
Setelah latihan menari Sinta sampai di rumah dengan membawa
belanjaannya.Kemudian dia duduk di kursi untuk sejenak istirahat yang ditemani
segelas air putih untuk menyegarkan tenggorokannya.
Sinta :hemmmm..(setelah meminum )segar sekali tenggorokanku ini,dengan
meminum segelas air putih saja terasa lega,makasih ya Alloh, atas nikmat yang
Kau berikan padaku untuk hari ini dan seterusnya
Suara bel rumah berbunyi (ting…..tong….ting…..tong…Assalamualaikum)Sinta terasa
bangun dari kelelahannya.Dan berjalan membukakan pintu.
Sinta :Eh kamu na ,,,(Terkejut melihat Ratna datang) Ayoh silahkan masuk
Na,tumben kesini Sint,ada apa?
Ratna :Begini loh Sint…kedatanganku kesini ingin meminta maaf atas ucapan kasarku
tadi di pendopo,aku tahu tadi aku itu emosi,seharusnya aku tidak seperti itu
Sinta :Sudahlah Na,tadi memang salahku,seharusnya aku yang minta maaf sama kamu
dan teman-teman karena salahku, kalian jadi lama menungguku dan latihan
menjadi terhambat?(mendekati Ratna dengan memegang lengan Sinta)
Ratna :Iya sint ,aku juga minta maaf,..(mereka berdua berpelukan dan saling
memaafkan)
Mereka bercanda-canda di ruang tamu,Ibu tiri sinta mendengar suara mereka langsung
mendekatinya\
Ibu :Heeeh !Sinta bisa diam tidak! Jam segini kamu tertawa cekakak-cekikik di
waktu jam tidur siang,mikir kamu!..
Ini lagi teman sinta! Kamu di ajarkan sopan-santun tidak dengan orang
tuamu,jam segini berkunjug
Sinta :Bu….ini teman sinta..Ibu jangan seperti itu,apakah ibu tidak malu bicara seperti
itu??
Ratna :Maaf bu jika kedatangan saya mengganggu ibu,saya tidak tahu kalau ibu sedang
tidur siang,
Ibu :Heeemmm..kamu sadar juga!
Sinta :Ya ampun ibu
Ratna :Ya sudah bu,sint saya permisi dulu
Sinta :Na..maafkan ibuku yah,jangan di ambil hati
Ratna :Sudahlah sint…(Ratna pergi meninggalkan rumah sinta)
Sinta :Bu….sinta mohon bu?janganlah berteriak-teriak di depan teman sinta..ibu
mengerti kan ?sudah berkali-kali ibu seperti itu kasihan temanku
Ibu :Oh…kamu berani sama ibu…Tidak usah kau seperti itu ! Dasar anak sialan
(mendorong sinta,dan kepala sinta terbentur kursi)
Sinta :Aduhh..(Sinta terjatuh) Astokfirulloh ibu….(Sinta memegang kepalanya karena
kesakitan)
Ibu masuk kedalam membiarkan Sinta kesakitan karena terjatuh.Ayah datang dan
terkejut melihat sinta terjatuh kesakitan
Ayah :Sint….sinta….apa yang terjadi nak,kau kenapa?
Sinta :Tenang yah,tadi sinta hanya terjatu (sinta menutupi kesalahan ibunya)
Ayah :Ya ampun nak,kepala kamu berdarah…Sebentar ayah ambilkan obat dulu
Sinta :Tidak usah yah,biar sinta ambil sendiri saja (Ayah menuntun sinta menuju ke
kamarnya )
Ayah :Nak…besok kamu akan pentas,bagaimana dengan kondisimu yang seperti ini,
Sinta :Ayah…sinta tidak kenapa-kenapa yah,ini cuma luka goresan saja
Ayah :Kalo begitu ayah tinggal dulu nak,ayah mau kebelakang,lamu istirahat ya?
Sinta :Iya yah
Raya datang ke kamar sinta,dia serasa seperti kebakaran jenggot
Raya :Sint..sinta..cepat buatkan aku minuman!,sekarang !aku sudah haus!
Sinta :Bisakah kau buat sendiri !
Raya :Alah….kau ini tak usah berpura-pura sakit didepanku,kau cari muka
didepanku?
Sinta :Raya…!kau ini sama saja dengan ibumu,
Raya :Eh…jangan kau sebut-sebut ibuku,anak pungut!
Sinta :Raya! Tak pantas kau berucap seperti itu,aku ini sedang keskitan,lihat luka di
kepala ini(menunjuk kepala sinta)Ini luka karena kalakuan ibumu!
Raya :Jadi kamu menyalahkan ibuku?itu pantas buat seorang anak pungut seperti kau
sinta!
Sinta :Astokhfirullohaladzim raya…kau sama sekali tidak bermoral
Raya :Hemmm…(raya melihat selendang yang ada disebelah sinta, lalu dia
mengambilnya) Oh jadi ini selendang andalan kamu yang akan kamu pamerkan
penas besok! Sadar kamu nari saja seperti robot..Lupakan mimpi-mimpimu
itu..menjadi penari terkenal!
Sinta :Terserah kau ngomong apa?aku tetap tidak peduli...kembalikan selendangku
itu(sinta merebut selendang yang ada di tangan raya)
Raya :Tidak bisa !selendang ini akan aku robek-robek
Sinta :jangan raya!
Raya : (raya mengambil gunting untuk merobek selendang tersebut)ini selendang
kesayanganmu akan menjadi sampah(merobek-robek selendang dengan gunting)
Sinta :Oh tidak…ini selendang akan ku pakai besok raya!
Raya pergi meninggalkan kamar setelah dia merobek selendang sinta
Sinta :Ya ampun raya…kau tega sekali dengan aku.Mengapa aku dibedakan,apakah
ibu tiri,saudara tiri itu selamanya kejam,selalu menyiksa dan menyakiti.Tidak
puaskah mereka menginjak-nginjaku hingga aku seperti ini(Sinta menangis
setelah kelakuan raya dan ibunya yang selalu membuat sinta terluka)

Adegan 5
Keesokan harinya Sinta,Ratna,Ragil,dan Suryo bersiap–siap untuk mementaskan
tariannya. Riuh suara tepuk tangan penonton memecahkan pendopo dan daerah
sekitarnya.Teriakan-teriakan bersorakan seakan memberikan dukungan kepada masing-
masing jagoannya.
Dayat :(pembawa acara pada pementasan tersebut)Masih semangat semuanya (teriakan
penonton menyambut sambutan dayat) Sekarang kita sambut peserta nomor3
yang akan menampilkan tarian Ndolalak,sekali lagi beri tepuk tangan buat
Sinta,Ratna,Ragil dan Suryo…(tepuk tangan penonton membuat suasana
semakin memanas).
Satu-persatu Sinta,Ratna,Ragil dan Suryo naik ke atas panggung.Musik di
dendangkan,tubuh mereka melenggak-lenggok di atas panggung dengan penuh
pesona.Gerakan demi gerakan mereka menarikan dengan gemulai lenturnya tubuh
mereka menambah apik nan indah tarian tersebut.Tiba-tiba salah satu penari terjatuh
dia adalah Sinta.
Suryo :Ya ampun sinta!(merangkul sinta)
Ayah,ibu dan Raya berlari menuju panggung
Ayah :Sinta…sinta kamu kenapa nak!(Raya dan ibu memegang tubuh sinta)
Pak sumantri:datang,dia memeriksa kondisi sinta,ternyata setelah pak sumantri
memeriksa sinta sudah tidak bernafas lagi.
Pak Sumantri :Pak…anak bapak sudah tidak bernyawa lagi
Ayah :Apa pak !(Ayah menagis dan memeluk sinta) Sinta…kau kenapa seperti ini
nak…,Cuma kau sinta ,harapan ayah ,.Ya Alloh kenapa semua seperti ini.
Begitu cepatnya

******** TAMAT********
Naskah Drama
“ Penjudi Insyaf “

Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester


Mata Kuliah Apresiasi Drama
Dosen pembimbing :Drs.Mohammad Fakhrudin M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Sri Hartati
NIM : 092110157
Kelas : 3 D

PROGARAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2011

You might also like