Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya, menyimak berarti mendengarkan dan memahami bunyi bahasa. Namun
sebelum sampai kepada taraf pemahaman, yang bersangkutan harus menapaki jalan yang
berliku-liku. Artinya, yang bersangkutan harus berupaya bersungguh-sungguh. Kenyataan ini
membuktikan bahwa menyimak sebenarnya bersifat aktif.
Bila perhatian kita hanya berpusat pada aktivitas fisik penyimak selama yang bersangkutan
terlibat dalam peristiwa menyimak, maka seolah-olah menyimak memang benar bersifat pasif.
Anggapan seperti ini memang pernah dianut orang. Tetapi kini anggapan seperti itu sudah
ditinggalkan. Meyimak dianggap bersifat aktif-reseptif.
B. Identifikasi Masalah
Setiap orang yang terlibat dalam proses menyimak harus menggunakan sejumlah kemampuan.
Jumlah kemampuan yang digunakan itu sesuai dengan aktivitas penyimak. Pada saat penyimak
menangkap bunyi bahasa, yang bersangkutan harus menggunakan kemampuan memusatkan
perhatian. Bunyi yang ditangkap perlu diidentifikasi. Di sini diperlukan kemampuan linguistik.
Kembali, bunyi yang sudah diidentifikasi itu harus diidentifikasi dan dipahami maknannya. Dala
hal ini penyimak harus menggunakan kemampuan linguistik dan non-linguistik. Makna yang
sudah diidentifikasi dan dipahami, makna itu harus pula ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dan
dikaitkan dengan pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki si penyimak. Pada situasi ini
diperlukan kemampuan mengevaluasi.
C. Tujuan Masalah
Melalui kegiatan menilai ini, berfungi untuk mengetahui kemampuan penyimak sampai pada
tahap mengambil keputusan apakah dia menerima, meragukan, atau menolak isi bahan simakan.
Kecermatan menanggapi isi bahan simakan membutuhkan kemampuan mereaksi atau
menanggapi.
BAB II
ISI
A. Definisi Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi
atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28).
Beberapa orang ahli pengajaran bahasa beranggapan bahwa menyimak adalah suatu proses.
Loban membagi proses menyimak tersebut atas tiga tahap, yakni pemahaman,
penginterpelasikan, dan penilaian. Logan dan Greene membagi proses menyimak atas empat
tahap, yakni mendengarkan, memahami, mengevaluasi, dan menanggapi. Walker Morris
membagi proses menyimak itu atas lima tahap, yakni mendengar, perhatian, persepsi, menilai,
dan menanggapi.
B. Proses Menyimak
Berdasarkan keteraguan dan pendapat para ahli pengajaran bahasa tersebut di atas penyusun
modul ini berkesimpulan bahwa menyimak adalah suatu proses. Proses menyimak tersebut
mencakup enam tahap, yakni:
1. Mendengar
2. Mengidentifikasikan
3. Menginterpretasi
4. Memahami
5. Menilai
6. Menanggapi
Dalam tahap mendengar, penyimak berusaha menagkap pesan pembicara yang sudah
diterjemahkan dalam bentuk bunyi bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasaitu diperlukan telinga
yang peka dan perhatian terpusat.
Bunyi yang sudah ditangkap perlu diidentifikasi, dikenali dan dikelompokkan menjadi suku kata,
kata, kelompk kata, kalimat, paragraf, atau wacana. Pengidentifikasian bunyi bahasa akan
semakin sempurna apabila penyimak memiliki kemampuan linguistik.
Kemudian, bunyi bahasa itu perlu diinterprestasikan maknannya. Perlu diupayakan agar
interpretasi makna ini sesuai atau mendekati makna yang dimaksudkan oleh pembicara.
Setelah proses penginterpretasian makna selesai, maka penyimak dituntut untuk memahamiatau
menghayati makna itu. Hal ini sangat perlu buat langkah berikutnya, yakni penilaian.
Makna pesan yang sudah dipahami kemudian ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dikaitkan
dengan pengalaman, dan pengetahuan penyimak. Kualitas hasil penilaian sangat tergantung
kepada kualitas pengetahuan dan pengetahuan penyimak.
Tahap akhir dari proses menyimak ialah menanggapi makna pesan yang telah selesai dinilai.
Tanggapan atau reaksi penyimak terhadap pesan yang diterimanya dapat berujud berbagai
bentuk seperti mengagguk-angguk tanda setuju, mencibir atau mengerjakan sesuatu.
A. Kesimpulan
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam setiap fase penyimak diperlukan
kemampuan tertentu. Kemampuan inilah yang dimaksud dengan kemampuan penunjang
menyimak. Menurut pengamatan penulis, paling sedikit ada tujuh kemampuan penunjang
penyimak yaitu :
1. Kemampuan memusatkan perhatian
2. Kemampuan mengingat
3. Kemampuan menangkap bunyi
4. Kemampuan linguistik
5. Kemampuan nonlinguistik
6. Kemampuan menilai
7. Kemampuan menanggapi
B. Saran
Adapun sumbangan/saran pemikiran yang dapat penulis sarankan dari hasil penelitian ini
adalah :
1. Setiap orang yang terlibat dalam proses menyimak harus menggunakan sejumlah kemampuan
sesuai dengan aktivitas penyimak.
2. Proses menyimak harus diterapkan dalam kegiatan menyimak agar kualitas menyimak lebih
baik.
DAFTAR PUSATAKA
Tarigan, Henry Guntur. 1985a . Aneka Dimensi Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia.
Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
SMA NEGERI 2
PALANGKARAYA
2009