Professional Documents
Culture Documents
Ia mundur seiring dengan langkahku yang maju mendekatinya. ‘Pluk’ Suara bahu Sungmin
yang sudah menubruk tembok di belakangnya. “k..Kyu—jangan bercanda. Kau belum
mengatakan syaratmu. A..apa Kyu?” tanyanya ketakutan. Uh, rupanya dia sangat pendek
sampai-sampai aku harus membungkuk dalam-dalam untuk mensejajarkan wajahku dengan
wajahnya.
5cm, jarak yang cukup bagus. Semburat merah di kedua pipinya menambah kecantikannya.
Tidak ada salahnya kugoda dia lagi, lagipula salahnya memilih syarat tanpa tahu apa yang
akan kuajukan. Bukankah semakin susah syarat itu maka semakin cepat kau lepas dari
stalkermu?
Aku masih diam. Jujur, kucuri kesempatan ini untuk lebih memandang kecantikaannya.
Tanganku mulai terangkat dan mengelus pipinya yang merah. “kuberi tahu ya Lee Sungmin
yang cantik, cium aku” kataku sambil memandang lekat ke matanya. Wajah ketakutannya
berubah menjadi sangat pasrah ketika aku berusaha memperkecil jarak antara kami. Bagus!
Sungmin sudah menutup matanya. Tidak apa-apa aku pensiun menjadi stalkernya, asal
hadiahnya aku bisa menyentuh bibirnya. Salah satu bagian dari dirinya yang sudah lama ku
kagumi dan well—kuinginkan.
Cup. Bibir kami sudah menempel, bersamaan dengan itu Sungmin mendorong keras tubuhku
seolah dia tahu aku akan lengah setelah memulai ciuman kami.
Sungmin’s POV
“lebih baik seumur hidup aku menjadi stalkedmu dari pada harus memberikan ciumanku pada
namja menyebalkan sepertimu!” gertakku penuh amarah padanya.
Gila! Dia, CHO KYUHYUN GILA! Untung saja aku tak terbuai dengan bibir lembutnya
barusan. Uh, meski hanya sedetik tetap saja dia sudah mencuri 1st kiss-ku.
“hahahahahaha”dia cuma ketawa? Kyuhyun brengsek.
“terima kasih ya, Sungmin. Tapi sayang kau belum sukses dengan syarat pendekmu itu.
Berarti, aku memang beruntung yah? Kau harus menuruti syarat panjang dariku” ucapnya
tetap dengan nada menjengkelkan, santai seolah tak tahu jantungku hampir copot dibuatnya.
“asal jangan ciuman atau apa pun yang menjijikan, KYU!” jawabku. Sampai kapan kau mau
membuatku naik darah? Hah!
“oke, kencan. Aku mau minggu depan kau pergi bersamaku. Seharian.. Mengerti?”
permintaannya, syarat yang mudah. Kalau tahu hanya ini, sudah dari tadi aku memilihnya.
“ Baiklah ! tapi—kau janji kan akan pensiun dari kegiatan stalkermu ini? “ tanyaku sangsi.
“ Lihat saja nanti, Sungmin. Setelah kejadian barusan..aku yakin hidup kita akan makin
menarik. Aku pergi dulu, sampai jumpa hari Minggu!”
“ Menarik? Kau sudah gila, ya Cho Kyuhyun?” gumamku pelan memandangi punggungnya
yang makin menjauh.
Sentuhan lembutnya, aku tak bisa melupakannya. Mungkinkah aku ? Jatuh cinta padamu,
Kyu? Pabbo—selama ini Kyu selalu menggoda dan mempermainkanmu. Ini tidak mungkin,
lee sungmin! Entahlah, yang jelas tautan bibir kami barusan membuatku tak bisa tidur
semalaman.
***
Author’s POV
Seminggu sudah insiden Kyu-Min di toko bunga milik Sungmin berlalu. Sungmin belum bisa
tenang karena selama seminggu penuh Kyuhyun sama sekali tak muncul di toko bunganya.
Karena itu, hari ini adalah hari yang sangat ditunggunya. Sebesit rasa—ia malu untuk
mengakuinya, ia rindu pada stalkernya itu.
‘i come early, my stalker. I miss u..cepatlah datang’ batinnya sambil memandang air mancur
kecil di depannya. Sekarang ia berada di sebuah taman dekat toko bunganya menunggu
Kyuhyun, padahal seharusnya kencan mereka dimulai 1 jam lagi.
“Sungmin?” gumam kyuhyun pelan. Dari seberang, ia bisa melihat Sungmin duduk resah
memandangi jalanan dan air mancur. Well—Kyu gak nyangka, seharusnya ia yang
menunggu Sungmin tapi rupanya semua berbalik. Sungmin juga menginginkannya.
“kyu—apa kubilang, keretanya pasti penuh sesak!”ucap Sungmin saat keduanya sudah
berada dalam kereta.
“sst! Nikmati saja dan diamlah” jawab kyuhyun santai sambil menyentuhkan telunjuknya ke
bibir Sungmin. Ia tersenyum puas, membuat Sungmin kembali merasakan sensasi aneh di
jantungnya.
Satu jam perjalanan berdiri di kereta, rasa kesal dan capek segera terobati saat keduanya
sampai di Piazza, salah satu tempat romantis yang ada di Spagna. Suasana malam menambah
keindahan Piazza. Keduanya kemudian menghilangkan rasa lapar mereka dengan membeli
pizza margaretha yang ada di kedai dekat stasiun Metro Termini .
“setelah ini kita jalan ke Fontana” ucap Kyuhyun yang hanya dibalas anggukan Sungmin.
Baru kali ini Sungmin ke Piazza, setelah 3 tahun lamanya ia tinggal di Roma. Gadis itu masih
sibuk memandangi keindahan Piazza sambil menyantap pizzanya yang tinggal sepotong.
JEPRET
Suara kamera polaroid Kyuhyun sukses membuat gadis itu berbalik memandangnya. Kali ini
Sungmin tidak marah. Wajahnya serius memandang Kyuhyun, seolah Kyuhyun juga objek
yang sangat indah seperti Piazza.
“kau yakin, akan pensiun menjadi stalkerku?” tanya Sungmin, menggigit pizza terakhirnya.
“kenapa? Sepertinya kau gak suka? Bukankah ini keinginanmu?” ucap Kyuhyun santai.
Inilah sikap Kyuhyun yang membuat Sungmin berpikir bahwa Kyuhyun hanya
menganggapnya sebatas teman. Tak lebih.
“tidak—“ucap Sungmin mengalihkan pandangan ke luar. Entah kenapa, ada yang mengganjal
di dadanya dan membuatnya sesak. Ia ingin mengucapkan sebuah kata, tapi takut . Takut
mendapat penolakan dari Kyuhyun.
“hei, jangan sedih..Bukankah sudah kubilang? Setelah ini hidupmu dan aku akan semakin
menarik” kyuhyun tersenyum menyeringai, ia kemudian beranjak ke bangku Sungmin dan
duduk di atas meja makan mereka.
“kenapa sih kau suka sekali membuatku penasaran? Aku tidak mengerti maksudmu..” kali ini
Sungmin mendongak menatap Kyuhyun.
“Lee Sungmin, langsung saja kita mulai syarat panjangmu” jawab Kyuhyun yang semakin
membuat Sungmin bingung.
SREET!
Kyuhyun mencium Sungmin secara tiba-tiba setelah menarik gadis itu bangun dari duduknya.
*oppa! Tempat umum!*Awalnya hanya sentuhan di bibir, tapi lama-lama ciuman itu semakin
dalam. Sungmin yang mulutnya penuh dengan pizza pun harus rela membagi pizzanya
dengan Kyuhyun. Tak ada penolakan. Sungmin justru menarik dasi yang dipakai Kyuhyun
agar namja itu memperdalam ciumannya. Semakin pelan, pelan dan tautan keduanya pun
berakhir.
Nafas Sungmin tersengal-sengal. Kyuhyun perlahan mengelus pipi gadis itu, mengecup sisa-
sisa saus yang terasa manis di bibir Sungmin.
“jahat sekali kau menyatakan perasaanmu di kedai makanan. Dasar pabbo!” Semburat merah
yang Kyuhyun suka kembali menghiasi kedua pipi Sungmin.
“ayo ke Fontana” Kyuhyun sangat acuh, seakan pernyataan cintanya barusan hanya
permainan dan tak pernah terjadi. Ditariknya tangan Sungmin lalu keduanya berjalan menuju
Trefi yang letaknya tak jauh dari Spagna.
Trefi Fontana. Air mancurnya sangat indah, 1000x lebih indah dibanding air mancur dekat
taman rumah Sungmin dan tentunya 1000x lebih indah ketika datang kemari di malam hari.
“kau suka?” tanya Kyuhyun. Dipeluknya pinggang Sungmin dari belakang lalu mulai
merapatkan dirinya pada Sungmin.
“please, aku hanya akan berhenti menjadi stalker jika kau mau jadi pacarku. Would u be
mine, Minnie?”
Sungmin terpaku. Tubuhnya lemas. Semua kehangatan dari pelukan Kyuhyun mengalir di
pembuluh darahnya. Stalkernya, mencintainya. Cintanya terbalas.
Dengan susah payah, Sungmin memberanikan tangannya menyentuh wajah Kyuhyun yang
sedang ada tepat di belakangnya. Sungmin mencium pelan bibir Kyuhyun. Bersamaan
dengan itu, sebuah layar tv besar di belakang Trefi Fontana menyala. Menampilkan slide
demi slide foto Sungmin yang seminggu ini Kyuhyun ambil tanpa Sungmin sadari.
“jadi ini alasanmu gak muncul selama seminggu?” tanya Sungmin terharu.
“hem,” jawab Kyuhyun sekenanya, keduanya kini berhadapan. Tatapan Kyuhyun seakan
masih ingin menikmati sentuhan bibir Sungmin. Sungmin tersenyum sebelum akhirnya
melanjutkan pekerjaan mereka, tentunya dengan posisi lebih nyaman.
-FIN-
Please Comment!!