You are on page 1of 38

SPEKTROSKOPI

SERAPAN ATOM
LIA DESTIARTI, M.Si
• Dalam Kimia Analitik, Atomic absorption
spectroscopy (AAS) adalah teknik untuk
menentukan konsentrasi terutama unsur
logam. AAS dapat digunakan untuk
menganalisa lebih dari 62 logam dalam
larutan.
Proses Absorpsi Atom
• Sebuah atom netral dalam keadaan gas dapat
mengabsorpsi radiasi dan memindahkan elektron
ke keadaan tereksitasi.
• Transisi elektron sederhana mungkin terjadi tanpa
muncul tingkatan energi vibrasi dan rotasi.
Lebar celah menjadi lebih sempit!
• Terjadi pada l diskrit
• Na(g) 3s ® 3p dan 3p ® 5s sebagaimana transisi
lainnya mungkin terjadi pada transisi energi foton
yang tepat.
Klasifikasi Spektroskopi Atom

Berdasarkan pada sifat radiasinya,


spektroskopi atom dapat diklasifikasikan ke dalam
(1) spektroskopi absorpsi atom,
(2) spektroskopi emisi atom atau nyala atom, dan
(3) spektroskopi fluoresensi atom.

Spektroskopi Atom
Sensitivitas : Ppm
Ppb
Tabel berikut menunjukkan berbagai metode analisis berdasarkan spektroskopi atom

Tipe
Metode Analisis Sumber Radiasi
Spektroskopi
Absorpsi absorpsi atom Diaspirasikan ke dalam nyala Lampu katoda cekung
(nyala)
Absorpsi atom Dievaporasi dan dinyalakan di atas Lampu katoda cekung
(tanpa nyala) permukaan panas
Absorpsi sinar x Tidak diperlukan Lampu sinar x
Emisi Arc Dipanaskan dalam busur (arc) listrik Sampel
Spark Dieksitasi dalam percikan api Sampel
(spark) tegangan tinggi
Plasma argon Dipanaskan dalam plasma argon Sampel
Emisi atom atau Diaspirasikan ke dalam nyala Sampel
emisi nyala
Emisi sinar x Tidak diperlukan, sampel ditembak Sampel
dengan elektron
Fluoresensi Fluoresensi atom Diaspirasikan ke dalam nyala Sampel (dieksitasi
(nyala) dengan radiasi dari
lampu)
Fluoresensi atom Dievaporasi dan dinyalakan di atas Sampel (dieksitasi
(tanpa nyala) permukaan panas dengan radiasi dari
lampu)
Fluoresensi Tidak diperlukan Sampel (dieksitasi
sinar x dengan radiasi sinar x)
Radiasi
Sumber Radiasi Transmisi Monokromator Detektor

Sampel

Radiasi
Emisi Monokromator Detektor

Sampel

Radiasi
Fluoresensi Monokromator Detektor
90o

Sampel

Gambar. Prinsip Spektroskopi Nyala: (a) Absoprsi Atom,


(b) Emisi Atom dan (c) Fluoresensi Atom
Spektroskopi Atom
Atomisasi Nyala
Berdasarkan pada absorpsi atau
emisi radiasi oleh atom
Spektrum garis yang spesifik
dapat digunakan untuk analisis
unsur baik kualitatif ataupun
kuantitatif

Analisis spektroskopi atomik


hanya dapat dilakukan bila spesi
kimia berada dalam bentuk atom
Atomisasi : proses pembentukan
atom dalam bentuk gas dari
sampel
Bila suatu sampel larutan garam anorganik diaspirasikan ke dalam
nyala api maka dalam nyala api akan terbentuk suatu larutan
berbentuk gas yang disebut plasma.

Plasma ini berisi partikel-partikel atom.

Jadi dalam nyala api terdapat sampel yang telah teratomisasi atau
direduksi menjadi atom-atomnya.
Spektroskopi Absorpsi Atom.

Pada metode ini suatu sumber radiasi yang sesuai (lampu katoda
cekung) dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang
telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke
detektor melalui monokromator.
Untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari sumber radiasi
dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang
dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai nyala api.

Detektor disini akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala
dan hanya mengukur arus bolak balik (signal absorpsi) dari sumber
radiasi dan sampel.

Konsentrasi unsur diukur berdasarkan perbedaan intensitas radiasi


pada waktu ada atau tidaknya unsur yang diukur (sampel) di dalam
nyala api.
Hukum Distribusi Boltzman :
 ( Ei  Eo ) / kT
Ni / No  gi / goe

Ni = banyaknya atom dalam keadaan tereksitasi


No = banyaknya atom dalam keadaan dasar
Ei = energi excited state
Eo = energi ground state
gi & go = faktor statistik yang ditentukan oleh banyaknya
tingkat energi yang mempunyai energi
sama pada setiap tingkat energi
Tujuan atomizer adalah untuk membuat Ni/No sebesar mungkin, agar
dimungkinkan terjadinya atom pada excited state sebesar mungkin.

Temperatur yang diperlukan untuk atomisasi dapat dihitung dengan


persamaan Boltzman diatas.
The technique typically makes use of a flame to atomize
the sample, but other atomizers such as a graphite
furnace are also used. Three steps are involved in turning
a liquid sample into an atomic gas:
Types of pneumatic nebulizers: (a) concentric tube, (b) cross-flow, (c) fritted
disk, (d) Babington.
Figure 9-2 Regions in a flame.
Figure 9-3 Temperature profiles in °C for a natural gas/air flame.
A glow discharge atomizer
Bahan Bakar

22
Figure 9-10
Absorption of a
resonance line
by atoms.
Figure 9-16 Emission line profiles for a hollow-cathode lamp operated
at high and low currents.
Atomisasi Nyala

25
Atomisasi Elektrotermal

26
Tehnik Atomisasi lain
• Glow discharge atomization
• Hydride atomization
• Cold vapor atomization

27
Perangkat Instrumen AAS

BERKAS
TUNGGAL

BERKAS
GANDA

28
SKEMA INSTRUMEN AAS

SUMBER RASIASI SAMPEL MONOKROMATOR DETEKTOR


Sumber Radiasi
Dua jenis lampu AAS
Hollow-Cathode Lamps
Electrodeless-discharge Lamps

30
Hollow-Cathode
Lamps

31
Electrodeless-discharge
Lamps

32
radiation sources for AAS:

Atomic absorption are potentially highly specific, because


atomic absorption lines are remarkably narrow (0.002 to 0.005
nm), which leads to a problem for the quantitative
measurement of atomic species using Beer’s law.
Line source from atomic emission.
Hollow cathode lamp: most commonly used;
Electrodeless discharge lamps: radiant intensity is one to
two orders of magnitude greater than their hollow cathode
counterparts;
Inconvenience: A separate lamp for different element.
source modulation: modulate the output of the source
so that its intensity fluctuates at a constant frequency. Source
modulation can eliminate interference caused by emission of
radiation by the flame.
Spektroskopi Emisi Atom
• Flame Emission Spectroscopi
• Electric Arc
• Electric Spark
• Plasma

35
Chemical interference
chemical interferences: various chemical processes occurring
during atomization that alter the absorption characteristics of
the analyte.

formation of chemical compounds of low volatility:


eliminated or moderated by using higher temperatures;
releasing agent;
dissociation equilibrium: with high temperature, there are
many dissociation and association reactions lead to conversion
of the metallic constituents to the elemental state.

ionization equilibrium: Table 9-2

You might also like