You are on page 1of 5

Lumut Kerak

Lumut kerak hidup menempel di pepohonan atau bebatuan, di atas tanah, tembok pagar, juga
di tembok atau atap rumah. Meski dianggap sebagai pengganggu dan diremehkan, lumut kerak
dapat dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional, bahan pewarna, dan bioindikator
pencemaran udara.

Lumut kerak juga dikenal sebagai lichenes (biasanya menjadi pioner sebelum jenis lumut lain
dapat hidup di suatu tempat-Red.). Bentuknya seperti tumbuhan, tetapi bukan golongan
tumbuhan. Ia bukan satu organisme, namun suatu ekosistem kecil yang merupakan asosiasi
simbiotik dari dua atau tiga mitra yang berbeda satu sama lain. Mitra paling dominan pada
simbiosis lumut kerak yaitu cendawan (fungi) dengan koloni ganggang (algae)
atau cyanobacteria, yang berperan memberikan catu makanan melalui fotosintesis.

Para ahli biologi mengklasifikasikan makhluk hidup ke dalam lima kingdom: Monera, Protista,
Fungi, Plantae, dan Animalia. Tidak satu pun organisme penyusun lumut kerak tergolong
tumbuhan. Dengan demikian sebagian ahli biologi tidak menggolongkan lumut kerak sebagai
tumbuhan. Jika organisme simbiotik ini dipisahkan komponennya satu sama lain, maka
cendawan sendiri tidak mempunyai bentuk. Karena bentuk lumut kerak bermacam-macam, ahli
biologi menggolongkan lumut kerak menjadi banyak spesies berdasarkan morfologi
dan apotesium (badan buah atau struktur penghasil spora) yang terbentuk. Penamaan spesies
lumut kerak mengikuti aturan tata nama taksonomi yang berlaku.

Daerah sebaran lumut kerak paling luas. Bisa dijumpai di daerah tropis sampai kutub, mulai dari
pantai hingga ke gunung-gunung tinggi. Di daerah sejuk (gunung tinggi ataupun di daerah
tundra beriklim dingin), lumut kerak dapat dijumpai dalam aneka ragam bentuk. Berbentuk
lembaran menempel pada permukaan tanah atau bebatuan sampai yang mirip semak kecil
seperti Usnea.
Untuk hidup lumut kerak menuntut permukaan yang stabil, ada sinar matahari dan kelembapan
cukup serta iklim yang cocok bagi masing-masing jenis. Lumut kerak di kawasan tundra yang
dingin itu tentu tidak dapat hidup di dataran rendah tropis yang panas.

Berkat ratusan senyawa kimia unik yang dimiliki, lumut kerak mampu bertahan hidup di
lingkungan yang sukar sekalipun, dan menangkal serangan bakteri atau cendawan lain.
Senyawa seperti pigmen, toksin, dan antibiotik menyebabkan lumut kerak berguna bagi
sebagian kelompok masyarakat, khususnya sebagai bahan pewarna dan ramuan obat
tradisional.

Suku Navajo di Amerika lazim memakai lumut kerak sebagai bahan pewarna. Lumut
kerak Xanthoparmelia chlorochroa direbus untuk mendapatkan warna cokelat sebagai pewarna
permadani atau selimut. Sementara orang Indian Amerika biasa memanfaatkan lumut kerak
jenis Letharia vulpina sebagai pewarna. Walau diketahui mengandung racun, lumut kerak jenis
ini juga digunakan dalam pengobatan tradisional mereka. Air seduhan untuk minuman
kesehatan, atau sebagai obat luar penyakit kulit.

Anggota genus Usnea pun dikenal sebagai obat manjur, khusus untuk expectorant, dalam
bentuk seduhan minuman. Juga dibuat salep sebagai antibiotik. Ramuan tradisional
Cina  menggunakan Usnea longissima. Senyawa asam usnat (usnic acid) dalam lumut kerak
sebagai antihistamin, spasmolitik, dan antiviral. Di Eropa senyawa itu digunakan sebagai krim
antibiotik yang dilaporkan lebih manjur daripada salep penisilin. Ekstrak Cetraria islandica
diklaim efektif untuk penyakit saluran pernapasan, dan di Eropa dipakai sebagai
pastiles. Evernia prunastri dan Pseudevernia furfuracea di Eropa untuk bahan parfum.

Pada saat kekeringan, lumut kerak umumnya mengalami fase dorman, tidur. Begitu cukup air
ketika musim hujan, ia akan menunjukkan aktivitas metabolisme kembali. Tumbuh subur jika
udara bersih, sebaliknya udara tercemar menghambat pertumbuhannya. Terbukti pada 1859,
saat Revolusi Industri, ilmuwan Eropa mencatat, pencemaran udara mematikan lumut kerak
pada daerah industri dan daerah urban. Karena kepekaannya itulah lumut kerak dapat
digunakan sebagai bioindikator pencemaran udara.

Anatomi Lumut Kerak


Anatomi Lumut Kerak Apabila kita sayat tipis tubuh lumut kerak, kemudian diamati di bawah
mikroskop, maka akan terlihat adanya jalinan hifa/misellium jamur yang teratur dan dilapisan
permukaan terdapat kelompok alga bersel satu, yang terdapat disela-sela jalinan hifa. Secara
garis besar susunan tubuh lumut kerak dapat dibedakan menjadi 3 lapisan.

1. Lapisan Luar (korteks)


Lapisan ini tersusun atas sel-sel jamur yang rapat dan kuat, menjaga agar lumut kerak tetap
dapat tumbuh.
2. Lapisan Gonidium
Merupakan lapisan yang mengandung ganggang yang menghasilkan makanan dengan dengan
berfotosintesis.
3. Lapisan Empulur
Tersusun atas sel-sel jamur yang tidak rapat, berfungsi untuk menyimpan persediaan air dan
tempat terjadinya perkembangbiakan. Pada kelompok lumut kerak berdaun (feliose) dan perdu
(fruticose) memiliki korteks bawah yang susunannya sama dengan korteks atas, tetapi
menghasilkan sel-sel tertentu untuk menempel pada substirat atau dikenal sebagai rizoid.

Morfologi Lumut Kerak


Pertumbuhan lumut kerak memperlihatkan beberapa macam bentuk morfologi yang berbeda,
yang dikenal sebagai:
1. Foliose (bentuk daun)
Thallusnya berbentuk lembaran dan mudah dipisahkan dari substratnya. Membentuk bercak
pada batu, dinding dan kulit kayu pohon tropika. Permukaan bawah melekat pada substrat dan
permukaan atas merupakan tempat fotosintesis. Jenis ini tumbuh dengan garis tengah
mencapai 15-40 cm pada lingkungan yang menguntungkan.
2. Crustose
Bentuknya datar seperti kerak. Tumbuh pada kulit batang pohon. Berbentuk seperti coret-coret
kecil dan pada batang kayu yang sudah mati.
3. Squamulose
Campuran bentuk kerak dan daun.
4. Fruticose
Thallus tegak mirip perdu. Tumbuh menempel pada substrat oleh satu atau lebih akar.
Beberapa jenis dari lumut ini mempunyai kandungan antibiotik dan anti kanker. Hidup
bergelantungan di udara, menempel pada pohon-pohon di pegunungan.

5. Lumut Kerak Berfilamen


Lumut ini tampak seperti kapas wol. Tumbuh pada kulit kayu pohon dan perdu, berwarna jingga
kekuningan atau hijau cerah.

Peran Lumut Kerak bagi manusia


Lumut kerak dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pembuat obat, penambah rasa
dan aroma, indikator pencemaran udara, pigmennya dapat digunakan sebagai bahan kertas
lakmus celup atau indikator pH, dan di daerah batu-batuan lumut kerak dapat melapukkan
batuan sebagai awal pembentukan tanah.
Mikoriza adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut jamur yang bersimbiosis dengan
akar tanaman. Beberapa anggota jamur Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota ada yang
menjadi anggota Mikoriza. Simbiosis antara jamur dan akar tanaman ini merupakan simbiosis
mutualisme. Jamur diuntungkan karena mendapat zat organik, sedangkan tanaman
mendapatkan air dan unsur hara. Keduanya saling bergantung. Jika salah satu mati, yang lain
tidak dapat hidup.
Mikoriza terbagi menjadi dua golongan, yaitu endomikoriza dan ektomikoriza. Endomikoriza
adalah Mikoriza yang hifa jamurnya menembus akar hingga masuk jaringan kortek, misalnya,
jamur yang hidup pada akar sayuran. Ektomikoriza adalah Mikoriza yang hifanya hanya hidup di
daerah permukaan akar, yaitu pada jaringan epidermis, misalnya, pada kulit akar pinus.

Lumut kerak mampu hidup pada daerah bebatuan dan mampu merubah area tandus berbatu
menjadi tempat yang digunakan
untuk tumbuh-tumbuhan lain.
Peran lumut kerak bagi manusia:
1. Sebagai tumbuhan perintis
2. Membantu siklus nitrogen
3. Sebagai indikator lingkungan
4. Peranan lain dari lumut kerak
Peranan lain dari lumut kerak adalah:
• Jenis ustenea dasypoga dan usnea miseminensis dapat dijadikan obat karena mengandung
antikanker.
• Jenis Roccella tinctoria digunakan sebagai bahan dasar lakmus.
• Selain peran menguntungkan, ternyata lumut kerak juga dapat meruginan karena mampu
merusak batuan pada peninggalan sejarah seperti candi Borobudur dan candi-candi lainnya.
Walaupun lumut kerak mampu hidup pada lingkungan ekstrim, tetapi lumut kerak sangat peka
terhadap polusi. Oleh sebab itu lumut kerak dapat dijadikan indikator pencemaran udara, darat,
hujan asam, logam berat, kebocoran radioaktif dan radiasi sinar. Ultra violet sebagai akibat
penurunan ozon. Lumut kerak sangat peka terhadap pencemaranpaling rendah sekalipun. Jika
pada suatu daerah tidak terdapat lumut kerak, memberikan petunjuk bahwa daerah itu telah
terkena pencemaran.
Beberapa lumut kerak yang mengandung ganggang cyanophyta (cynobacterium) yang tumbuh
tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang rendah dan yang lebih
penting mereka dapat menggunakan nitrogen bebas (gas nitrogen) menjadi nitrogen organik
(asam amino dan protein). Jadi lumut kerak cynobacterium dalam ekosistem membantu daur
nitrogen yang berperan dalam persediaan pupuk alami pada ekosistem dasar hutan hujan.

Contoh-contoh lumut kerak


Secara struktural, tubuh tumbuhan sama dengan tubuh hewan, yaitu tersusun oleh berbagai
jaringan dan organ yang saling mendukung untuk melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup.
Apakah jaringan itu ? Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan sifat-
sifat yang sama. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh
bagian tumbuhan. Misalnya jaringan-jaringan yang berfungsi dalam pengangkutan air dan
makanan akan membentuk suatu sistem pembuluh pengangkutan. Jaringan-jaringan tersebut
akan menyusun organ tumbuhan yaitu organ akar, organ batang maupun daun.
lumut kerak

Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling menguntungkan. Jamur
pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air serta mineral. Ganggang yang
hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan melalui fotosintesis.

Lumut kerak adalah organisme hasil


Simbiosis Mutualisma
Jamur pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Bagaimana simbiosis jamur dan alga
ini hidup di tempat ekstrim yang mahluk hidup lain tidak mampu hidup, bahkan jamur dan
ganggang tersebut hidup terpisah? Lumut kerak mampu hidup subur pada suhu dan
kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar luas di seluruh dunia
dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui dari - 2500 species yang ada.

Reproduksi Lumut Kerak


Reproduksi Lumut Kerak Perkembangbiakan lumut kerak dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu vegetatif dan generatif.
1. Reproduksi Vegetatif
Dilakukan dengan cara fragmentasi soredium. Jika Soredium terlepas, kemudian terbawa angin
atau air dan tumbuh di tempat lain.
2. Reproduksi Genetatif
Reproduksi Generatif spora yang dihasilkan oleh askokarp atau basidiokarp, sesuai dengan jenis
jamurnya. Spora dapat tumbuh menjadi lumut kerak baru jika bertemu dengan jenis alga yang
sesuai. Sel-sel alga tidak dapat melakukan perkembangbiakan dengan meninggalkan induknya,
melainkan hanya dapat berbiak dengan membelah diri dalam tubuh lumut kerak.
Soredium adalah Sekelompok jalinan hifa yang menyelubungi sel- sel alga.
Fragmentasi adalah terlepasnya bagian tubuh untuk menjadi organisme baru.

You might also like