You are on page 1of 15

'.

r , .' • ,~~:r;~ 'L " .... ':". :



- ~ -::;".-?'';-:'"

.. _ ~". '~":.o'_

PERATURAN PEMBEBANAN INDONESIA UNTUK GEnUNG 1983

Hak Cipta : Direktolat Penyelidilcan Mas31ah Bangunan, Bandung

Ha1c Pener bit 4:

Percetakan : Yayasan Lembaga Penydidikm Masalah Bangunan

Penerbitan : Pertama (Stensil), Nopembocr 1981

Celuan Kedua (Offset), 300020583

Di1mtrrI& 1'l~1ai maUp&m mempertHin~ ddlcmt bmtttk apcrpun biIik fotocopy dim ~ te1a:ik end lJrIMyg

baCk rebagizn mtnlpII1I rt1wu1urya tfJIIptlld:: In

~lIIt hrtydldi.'k4tf M4sIJJIIh &mgunan.

Hak Cfp/Q dilindungi okh Un:iIDrg.urrdtmg

. ' ...... ~ ~ ..

~~> .. <~,;? :~:~ :1

..... J;,.< . .,._; - .

. ~- ~;

''":t .. ~ .. J

,.

\

I

I I I

\

I

I

\

1

\

7

PERA TURAN PEMBEBANAN INDONESIA UNTUK GEDUNG

1983

BAB- t UMUM

Paw 1.0. PENGERTIAN BEBAN

(1) BEHAN MATI ialah berat dan sernua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, tennasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesatan, mesin-mestn sefta peralatan tetap yang rnerupakan bagian yang tak terpisahkan dad gedung itu.

(2) BEBAN HIDUP iaJah scmua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dad barang-barang yang dapat berpindah, mesln-mesin serta peralstan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dati gedung ltu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pernbebanan lantai dan atap tersebut. Khusus pada atap ke dalam beban hidup dapat tennasuk beban yllllg berasal dari air hujan, balk akiba t genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air. ICe da.lam be~ hidup tldak termasak beban angin, beban gempa dan beban khusus yal\i disebut dalam aYlt (3). (4) dan (5).

BEBAN ANGIN ialah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gcOOng yang d&ebabkan oleh selisih dalam tekanan udara,

(3)

(4)

BEBAN GEMPA ialah sernua beban statik ekwivalen yang bekerja pada gedull8 atau bagim gedung yang menirukan pengaruh dati gerakan tanah wblt gempa itu. Dalam hal pengarun gempa pada struktur sedung ditentukao berdasarkan suatu Inalisa dinamik, maka yafl3 diart"ikan dengan beban gcmpa di sini .daiah ga)la-pya di da.lam strukwe tersebut yang terjadl oleh gerakan tanah akiba t gernpa itu,

BEBAN KHUSUS Wah scrou. beban yang bekerja pada gedungatau bagian gedu rig yang terja di akiOO t selisih suhu, p engangka ta n dan pemasangan, penuruaan fondasi, !\.llllt, Slya-gaya tambahan yang berssal dan ~ba.n hidup seperti gaya rem yang berasal dart keran.,

(5)

\ 8 j

i 1

I

I Pasal 1.1.

I !

gaya ~entrifugal dan pplIlaImb yang berasaJ dan rnesin-rnesin, sera pengaru h-pengaruh ~.....,..

KETEN1UAN-~ MENGENAI PEMBEBANAN

Struktur gedung·""" 'Mhn kckuatannya terhadap pernbebanan-~mbe~-..:

Beban Mitt, _'r, II ~ lambang M Beban Hidup. ..., ...... 0 lambang H Beban Anpa. _" •• cIt:npn lambang A Beban Gompe...,u ' ",_npn lambang G Beban KJmsus. . ....,....._ Iknpn lambang K

9

(2)

strukturnya di dapat dengan mengaiikan beban-beban rencana menurut peraturan ini dengan faktor (koefisien) beban yang bersangku!an. Apabila kekuatan unsur-unsur struktur gedung tersebut direncanakan berdasarkan tegangau yang diizinkan, maka beban kerja yang ditinjau dalam anali.sa struktumya adalah beban-beban rencana rnenurut peraturan lni, Dalam hal ini, perencanaan struktur harus dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk struktur dad jerus yang dihadapi, scperti struktur beton bcrtulang berdasarkan NI 2 Peraturan Beton Bertulang Indonesa, dan struktur kayu berdasarkan NI SPera· mran Konstrubi Kayu Indonesia.

Pada peninjauan beban kelja pada tanah fondasi, maka pada Pernbebanan Sementaca yang ditentukan dalam Pasal 1.1. ayat (2), daya dulpJns tanah yang dlizinkan dapat dinaikkan seperti menurut Tabcl 1.1.

(I)

(2)

Kombiwi pembe ..... ,..1IaNI ditinjlu adalah sebagai beriku t:

Pembcbanu,..., m + H

Pembebanaa' Fl.. .. + H + A

M+H+G PembebMall a... .. + H + K w'+H+A+K M+H+G+K

Tabe1 1.1.

DaYI dukung tanah fondasi

Pembebanan Teup. Pembebanan Sementara.
Jenis tanah Daya dukung yang Kenaikan daya dukung
Fondasi dlizinkan yans d iiz inkan
(kgJcm2) ( % )
Kens >5 50
Sedang 2 - 5 30
Lunak 0,5 - 2 0 - 30
Amat lunak 0 - 0,5 0 Pada. peninjlLlan ~ban kefja pada fundasi tiang pancang dan tiang bor, rnaka pada Pembebanan Sementara yang ditentukan dalarn Pasal 1.1. ayat (2), selama tegangan yang diizinkan di dalam tiang ·memenuhi syarat-syarat yang bc(iaku untuk bahan tiallJ! ying bersaagkutan, daya duku"l tiang yang diizinkan dapatdtnalkkan sampai 50 prosen,

(3) ApabUa pada Pembebanan Khu$Us menurut Pasal 1.1. ayat (2) di-

(3) Apabila beban ~ ... "'fItmlbebani gedung atau bagian gcdung secara pcnuh ~ .. , II So __ tenendiri atau dalam kornbinasi

dengan bebl~.~7 ' .11taA pc:np.ruh yang menguntungkan

bagi struktur allJli ..... 110, maka pernbebanan atau

kombinasi .tI4U. boleh ditinjau dalam perenca-

naan llnUrDlr.1II

(4) matI. beban hidup dan beban

Jme!bien reduksl, Pengunngan _mill .. &pabUa hal itu menghasilkan ltnIittur atau unsur struktur yang

sal 1.2.

(I) ApabUI Ireb_:' IINktw- aedulll dircJU;;anakan bet-

dasarkan kekn .................... )'ani ditinjau dalam an:aliIa

tinjau gaya-gaya dinalllis yang ben sal dart mesin-mesin, yang sifatnya berulang dengan atau tanpaperubahan tanda, maka untuk rnemperhitungkan gejala kelelahan dari bahan perlu diadakan penurunan kekuatan batas atau penurunan tegangan yang dHzinkan, yang bergantung pada jenis bahan struktur yang bersangkutan.

.:'48i 1.3. K E MAN TAP AN

Setiap gedung dan bagian·bagiannya harus ditinjau kemantapannya pada setiap kmnbinas.i pembebanan rnenurut Pasa! 1.1. ayal (2). Faktor keamanan t c r ha da p k e rna n ta pan I er se bu t, sepe rti ler hada p go ling, ge line it, da n lain -la in, narus sedikit-dikitnya 1,5.

BAB - 2 BEBAN MATI

.a12.1. BERAT SENDIRl

(I)

Beral sendiri daTi bahan-bahan bangunan penting dan dan beberapa komponen gedong yang harus ditinjau di dalam rnenentukan beban mati dllri suatu geduna. hlllus diambil menurut Tabel 2.1.

Apablla dengan bahan bangunan setempat diperoleh berat sendiri yang menyimpang lebih dari 10 prosen terhadap nilai-niIai yang tercantum dalam Tabel 2.1. maka berat sendiri tersebut harus ditentukan tersendiri denpn memperhitungkan kelembaban setempat, dan niIai yang dilentukan ini harut diangpp sebagai pengganti dari nUai yang tercanturri dalam Tabel 2.1. itu. Penyimpangan inl dapat terjadi terulama pada puir.(antara lain pasir besi), koral (anlara lain koral kwarsa), batu pecah. balu a1am, baw bata, genting dan beberapa ,;enis kayu.

Berat sendfri dart bahan bangunan dan dari komponen gedung yang tidak tercantum dalam Tabd 2.1. harm ditentukan tersendin,

(2)

(3)

12.2. REDUKSI BEBAN MATI

(I) Apabila 'beban mati memberikan pengaruh yanl mensuntunsJtan

!

I

I i !

I

I

I - !

I r

terhadap pengerahan kekuatan suatu struktur atau unsur struktur suatu gedung, maka beban mati tersebut harus diambil menurut Tabel -, 2.1. dengan mengalikannya dengan koefisien reduksi 0,9.

(2) ApabUa beban mati sebagian atau sepenuhnya memberi pengaruh yang menguntungkan terhadap kemantapan suatu struktur atau unsur struktur suatu gedung. maka dalarn meninjau kemanlapan tersebut menurut Pasal 1.3, behan' mali tersebut harus dikalikan dengan koefiSien reduks.i 0,.9.

T.bel 2.1.

Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung

BAHAN BANGl1NAN Baja

Batu alam

Balli. beiah, batu bulat, batu gunung (berat tumpuk) Batu karang (berat tumpuk)

Balli. pecah

Besi tuang

Beton e>

Beton bertulang r) Kayu (Kelaa I) (')

Kerikil, koral (leering udara sampallembab, tanpa diayak) Pasangan bata merah

Pa.sangan batu belah, batu bulat, batu gunung Pasangan batu cetak

Pasangan batu karang

Pasir (kering udara u.mp.ai !embab) Puir (jenuh air)

Pasir kerikll, koraJ (kering udara sampai lembab)

Tanah , lempung dan Ian au (kering udara sarnpal lernbab) Tanah, lempung dan hmau (basah)

Timah hitam'{ttrebel}

KOMPONEN GEDUNG

Adukan, per em tebal: dart semen

dati kapur, semen merah atau tm

~ ---; ... :-·="''''"_ ... .Q~:.4,._!IIl ........ 0£ 4 .... _l1li41 ..... '!III!4,",iJ""l. a""co_ ... '''''' ..... lU4 .... .,.'.S .. , ......... ''''w .. ,.,,''''', _, .... _.""'.' ...... 4 ... ' J"'I ...... ""(, ;""'(',~~"!':"'!"':<"."!"":".-.~-' ........ ,_ ,-- .... _&_-

7.850 kg/m' 2.600 kg/m' 1.500 kg/mJ

700kg/ml 1.450 kg/m' 7.250 kgfmJ 2,200 kg/ml '2.400 kg,Trii' 1.000 kg/mJ

1.650 kg/m1 1.700 kg/mJ 2.200 kgJm1 2.200 kg!ml 1.450 kgJmJ 1.600 kg/m3 1.800 kg/m3 1.850 kg}m) 1.700 kg/m1 2,000 kg/m'

11.400 kg! m'

Aspal, terrnasuk bahan-bahan mineral penarnbah, per em tebal Dinding pasangan bata merah:

satu batu

setengah batu

Dinding pasangan batako:

Berlubang:

tebal din ding 20 em (HB 20) tebal dinding 10 em (HB 10)

Tanpa lubang

te bal dinding I 5 em tebal dinding 10 em

Langit-langi! dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung Iangit-langit atau pengaku), terdiri dari : semen ashes (etemit dan bahan lain sejenis], dengan tebal maksimurn 4 mm

kaca, dengan te bal 3 ~ 4 mm

Lantai kayu sederhana dengan balok kayu, tanp .. langillangit dengan bentang maksimum 5 m dan untuk beban hidup maksimum 200 kg/m1

Penggantuns langit-langit (dari kayu), dengan bentang maksimum 5 m dan jarlk s-k.s. minimum 0,80 m

Penutup atap genting dengan rcng dan U!uk/kaso per m1 bidang atap

Penutup atap SiDP dengan reng dan usuk/kaso, per rn1 *," bidang atap

Penutup atap seng gelomblng (BWG 24) lanpa Bordenl Penutup lantaJ dart ubin semen portland, terasc dan beton, tanpa aduka», per em tcbal

Semen ashes gelomhan, (tehaI 5 nun)

"~~)",,.

':k-."

II kg/m2
10 j.g/m1
4() kg/rn1
7kg/rn1 /
SO lcg}m1
4Okg/rn1
10 kllm1
24kg/m1
II kJIm1 V" ~----------------------------------------------------":..:

;;

Catatan:

(I) Nilai ini Udale herlaku untuk beton pengisi.

(2) Untuk beton getar, beton kejut, beton roampat dan betOll padat lain sejenis. berat sendiriny, harus ditentukan tersendiri.

(3) Nilai ini ,dalah nilai rata-rata; untuk jenls-jenb nyu tcrtentu lib't NIS PualUllll Konstruksi Kayu Indonesia.

13

BAB- J BEBAN HIDUP

-"

'J' "',

>

P3S<l! 3.1.

BEBAN HIDUP PADA LA NT Al GEDUNG

(1)

Beban hidup pada lanrai ged ung hams diambil men uru I T abe! 3.1. Ke dalam beban hidup terse but sudah rerrnasuk perlengkapan rLlang sesuai dengan kegunaan lantai ruang yan g bersangk ulan, dan juga dinding-dinding pemisah ringan dengan berat tidakJ!l?ihdari 100 kg/m', Beban-beban berat, rnisalnya yang disebabkan oleh lemari-leman arsip dan perpustakaan serta oleh alat-alat, rnesin-rnesin dan barang-barang lain tertentu yang sangat berat , harus ditentukan tersendiri.

Beban hidup yang ditentukan dalam pasal ini tidal:: perlu dikalikan dengan suatu koefisien kejut,

(2)

(3)

Lantai-lantai gedung yang dapal diharapkan akan dipakai untuk berbagaJ-bagai tujuan, harus, direncanakan terhadap beban hi~up terberat yang mungkin dap.t terjadi,

Pasal 3.2. BEBAN HIDUP P ADA AT AP GEDUNG

(1) Beban hidup pada atap d;m!atilu bagian atap serta pada struktur tudung (canopy) yang dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum sebessr 100 kg/ml bidang datar.

(2) Beban hidup pada atap dan/atau bagian atap yang tidak dapat dicapai dan dibebani oleh orang. halUs diambil ' yang paling menentukan di antara dua macam beban Oerilwt:

a. Beban ~rbagi rata per rn1 bidang datar berasal dan beban air hu;an sebesar (40 - 0,8 a) kg/ml"

di mana a adalah sudUl kemlringan alap dalam derajat, dengan k;etentuan bah~ Mban tersebut tidak perlu diambillebih besar dan 20 kg/m2 dan tidal;. perlu dilinjau bila kemiringan atapnya

adalah lebih beaT 11m 50°, .

b. Beban telJllISII bcIUai dati seorang pekerja atau seorang pernadam kebakaran dengan petalatannya sebesar minimum 100 kg.

(3) Pada b.Jok tepi .tau 80rdeng tepi dan atap yang tldak cukup ditunjans

"

's:

(4)

oleh dinding atau penunjang lainnya dan pada kantilever harus dltinjau kemungkinan adanya beban hidup terpusat sebesar minimum 200 kg.

Behan hidup pada atap gedung tinggi yang dip edengkapi dengan landasan helikopter (helipad) harus diarnbU sebesar minimum 200 kg/m1 di lUI! daerah I andasan , sedangkan pada daerah landasannya harus diarnbU beban .yang berasal dari helikopler sewaktu mendarat dan mengangkasa dengan ketentuan-ketentuan sebagal berikut:

a... Umum

Struktur landasan beserta struktur pemikulnya harus direncanakan terhadap beban-beban yang berasal d:ori, hellkopter yang Palin& menentukan, yaitu apabila terjadi pendaratan yang keras karena rnesin mati sewaktu melandas (hovering). Beban-beban halikopter tersebut diketjakan pada landasan melalui tumpuantumpuan pendarat. Helikopter-helikopter ukuran kecil Sampai sedang : pada umumnys mcmpunyai tumpuan pendarat jenis palang (skid type) atau [enls bantalan (float type).. sedangkan yang ukuran besar mempunyai tumpuan pendant jenis roda, Tumpuan-tumpuan pendant dapa! terdiri dari dua bu.ah tumpuan utama di wnping sebuah tumpuan belakang atau sebuah tumpuan depan. Parameter-parameter helikopter dari jenis umum diopcrasikan dlberikan dalarn Tabel 3.2., dengan eatatan bal)wa bewan-besaran yang diberikan itu dapa! bcrubah pada modelmodel keluuan baru. Untuk jenis-jenil hcUkoptcr Yan& tidak tercantum dalam. Tabel 3.2, puameter-puametemya hams diambil menurut yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.

b. Pembapn beban

MasiJli-rnasing tumpuan pendarat meneruskan bagian tertentu dari bci;::at brutn helikoptcr, bergantung pada jenis helikopter danjenia tumpuan pcndaratnya...

Pada jenis-jenil heUkopter yang mempunyai tumpuan-tumpuan pendarat utama, muing-ml3i.ng tumpuan pendarat tersebut pada umurnnya meneruskan 40 sampai 4S prosen dart berat brute helikopter. Untuk bebcrapa jenis helik.opter di dalam Tabel 3.2. dkantumkan prOlentue bent bruto helikopter yang diterusbn oleh muing-muin& tumpuan pendaraL Yanr: dJartikan denpn berat bru to heliJtopter IdaIah berat- total helikopter_

IS

bcrikut mualan penuh IItperti yans dilzinkan menurut peraturan interruuionaJ (FAA). DaJam perencanaan struktur Iandasan beserta struktur pemikulnya dianggap bahwa 2 buah tumpuan pendant Reara serempak membebani landasan.

c. Deban renca.na

Untuk rnernperhitungkan bcban kejut pada pendaratan yang keras akibat mesin mali, mw sebagai beban rencana yang diteruskan oleh tumpuan pendant harus diarnbD beban menurut b di alas dikalikan denpn koeflsien kejut sebesar 1,5.

d. Bidang Kontak

Untuk perencanaan lanlai Iandasan, beban rencana menurut

. e di ata. yang berupa beban terpusat dapat dianggap disebar terbagi rata di daIam bidana; kontak tumpuan pendarat. was bidang kontak lni bergantuna pada jenis helikopter dan jenis tumpuan pendaratnYI dan untuk beberspa jenis helikopter dieantumkan da1am Tabel 3.2. Untuk tumpuan pendant dari. jenis roda, di mana masing-masing terdiri dart beberapa roda, nllai-nilai luas bidang kontak yang diberikan adalah jumlah dan luas bidang kontak masfng-masing roda, sedangkan untuk tumpuan pendarat dart jeniJ palang luIS bidang kontak tersebut adalah luas bidang palmI yang bersda langsufll sekitar batang penurnpu. Pada umumnya, lantai landasan dapat dianggap kuat apabila direncanakan terhadap beban terpusat sebesu SO prosen darl berat brute helikopter yana terbagi. rata dalam bidang kontak seluu 600 cm2.

Pasa1 33. BEBAN IUDUP OlEH KERAN

(1) Bentuk bagan dan bcsamya beban rencana serU. sifat-sifat lain dart keran harut ditentukan selllai dengan jeniJ bran yang bersangkutan berdasarkan ketentuan-ketentuan dart pabrik pembuatnya atau yang disy~tkan oleh iDst&nsi berwenang yang bcrsangkutan_

(2) Peraturan Uti hanYI me:rnberikan ketentuan-ketentuan.mengenal keran ja1an, yanl terdiri dad keran induk (kereta bran) dan keran anskat YIDS betjaIan di atal keran induk di uah me1intans. Ketentuan-ketentuan tenebut harul diangap \tCbapi pmyaratan minbnum. Aplbila-

, "

,pn.a :

..

(3)

karena hal-hal tertentu dalam perencanaan keran dan stcuktur gedungnya seem keselurulwr tcrjadi keadaan-keadaan pembebanan yang Jain darl pada rnenurut peraturan ini, maka beban rencana hams ditentukan tersendlri yUlg disctujui oleh instansi berwenang yang be rsangku tan.

Beban keran yang rnembebani struktur pemikuinya terdiri dati berat sendiri keran ditambah dengan berat rnuatan yang dianglcatnya, dalam kedudukan bran induk dan keran angkat yang paling rnenentukan bagi struktur yang dilinjau_ Sebagai beban rencana ham, diarnbil beban keran tersebut dengan mcngalikannya dengan suatu koefisien kejut yang ditentukan menurut rurnus berilrut:

'" =koeflsien kcjut yang nilamya tidak boleh diambil kurang dari 1,15.

v '" kecepatan angkat maksimum dalam m/det pada pengangkatan muatan maksimum dalam kedudukan keran induk dan keran angkat yang paling menentukan bagi struktur yang ditlnjau, dan nilainya tidak perlu diambillebih dad 1,00 m/det.

klo: koefisien yang bergantung pada kekalruan struktur keran induk, yang untuk keran induk dengan struktur rangka, pada umumnya nilainya dapat diambil sebesar 0,6.

k1= koeflsien yang bergantung pada sifat-sifat mesin angkat dati keran

angkatnya. dan dapat diambil sebagai berikut:

pada mesin listrik biasa atau mesin-mesln lain dengan mat-sifat yang sejerus kl ., 1,0.

pad! melin sang1w aslnkron dan mestn termil dcnpn kopling icl .. 1,.J. '

pada mesin dengan pembatas pcreep.tan otomatis:

+ dengan alat <:engkeram k% .. 0,7S .

+ denpn alat bit kl:. 0,50

Catatln: Pengaruh khUSllS dati kenn ditentukan c!a1am Pual 6.3.

Tabd 3.1.

Beban lUdu,p pada lantai gedung

11

I t

b.

Lanta! dan tangga rurnah tinggal, kceuaIi yang disebut dalam b 200 kg/ml

Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang-gudang

tidak penling yane bultan untuk toko, pabrik atsu bengke! 12S kgr'ml

Lantai sekolah, ruang kallah, kantor, toko, IO~cI~$torao,-- . .---.:; ..

hotel, lS~ma dan rumah saltit > '"C 250 k~~~'

Lantai ruang olah raga <, 400 kg/ml

Lantli ruang dansa 500 kg/ml~-

Lantai dan baIkon-dalam dad ruang-ruang untuk pertemuan

yang lain wi pada y;mg disebut dalam a sid e, seperti mesjld,

gereja, ruang pagelaran, ruing apat, bioskop dan panggung

pcnonton dengan tempst dud1:lk telap .

Plnggung penon ton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton yang berdtn

a.

c.

d.

c.

f.

g.

h.

Tanggl, borde! tangga dan gang dan yang disebut dalarn c Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut dalarn d, e, f dan g

i.

500 kg/m'l 250 kg/m1

Lantai ruang pclen,gbp dari yang disebut dalam c, d, e, f Ibn g Lanai untuk: pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang

uslp, toko buku, toko besi, lUang alat·alat dan ruang mesin,

lwus direncanakan terhadap beban hidup yang dltenrukan

tenendiri. denpn minimum 400 kg/m1

j. k.

1.

Lantai "dill'll parldr bertingkat: untuk lantai bawah

untuk lantal tingkat lainnya

m.

BaJkon-batkon Yana menjorok bcbu keluu brus dircncanakan terhadap bebaD hidup dan lInt&l ruans Yans beibatuan, dengan,

l1linimum 300 'q/m1

!8

19

Tabel - 3.2

Parameter - parameter helikopter

Pua1 3.4. BEBAN HIDUP HORISONT AL

r H.li • .a.t'4,' ...... ..... -- Tu",",,:,,,.", - P." d .... '
r _. I " ..... ...... - - -- "- - _._. -
! _bu.'" i ..... - ... , .... - _ .. _ ..... ' ...... ...... ..... on_
....... - -
- I """I~ """ r- ~ -
I ...... - - - - II;h;_
_ .... -
1 .. 1 '",1 [",) -
- ( .. I 'm'
-
11 ...... '- , .... 11.0 11.1 1= , ..
l1'--C !"'.DuoiIInI! ,,,o. ,0" '2.' U
111 ...... 1-'" '.>!II) ".a '"U - , 3 1.1
»0-. "'- 1,)1'1 ''-0 18.> - , 3 l:J$ &111 IS Q -.' 1.4
)01''''''' ,.._ uoo ,G,I 'U .- >.0
.. o.,p. • 1._ n .. '2" - 2 , 1.l U
__,
.......
a-'" ",- , ..... 11.a "'3.~1 - , 2 "III '''" 3.5 l.3
WI"""'" ,
-
"a 1.::111 ,1,l '1.3 I:::: 1 2 3 • .. " $0 '.I 1.1
.... -1 . .- 1",7 n,t 1 1 os:> EI ... 21 U l.7
Ill-I "'"'- un HI,1 ".I I::: 2 2 .. 3t ,. 21 ' .. '.J
--~ ....... A_ 1 . .,.,4 11.3 ".1 I 2 1,3
U T .... S._ ' •• 1 17.1 I=: 2 2 11:1 R .0 ,. 2l 2.>
n.__. Ii; wn.r 7.lSol ,~ II) 1.1
-
""'"
Kl-~(B(: !.:IOO 1.1 "'- 1= '.I
"'~7:z.. I~= 'I .. >G,l 2 2 '007 - ... , ..
~-" '5.2 1$.2 - • 2 32' 12l 1.- ''-
·11 1-- ' ... , .. , - , 2 ,_ IIZI '.7 V
_;01
~-'100 ,.x, 'CIA _ '2.7 1- U
-
IO-U- ..... ._- MI" '2.00 1= 2.3
"'-~::tiIi • .270 'G" n..o U
-
...... ..,....- ,. 7.7 ... 1= u
Be t...;,.,. )OOC - U 1.4
• MS !SM '.A
....... ""'"" 1.1. U, t.> I:::: 2.1
10 ........ - Uell ".1 U
......
-on ,-- It.> .. .A _ 2 2 2M -
,.> , ..
• T 5 ... 11.1 20,. - 2 , m - .. 12 ...
'.1
~, NIl .. - I." 3'U - 2 1 ,., - q ,. U 4.3
Q ,- IU ' ... - 2 I - -
'.4 ',I
- ',.000 ZIP 21)1 - , • U
.. 7.-
lie 11.-0«1 22.11 ... _- • • - -
.. U • .11
...... 1:1." 17.1 "- I 2 " . • :u I.a .,4
0-.: U72 11.4 lU - l I 411 .,.
... 2,1 Beban hidup homontal yang dapat terjadi oleh desakan sejumlah cesar manuria yang bergerak pada. gedultz~edung tertentu, harus ditinjau bekerja pada struktur pemikulnya dalam dua arah yang saling tegak lurus, sebesar suatu prosentase dari beban hidup vertikal menuru t Pasal 3.1. Peratu ran ini Bergantulli pada jenis struktur dan penggunaan gedung (misalnya pada panggung.pangguna; penonton), prosentase tersebut diarnbil S sampai !O prosen.

Pasa13.5, REDUKSI BEBAN HIDUP

(1)' Peluang untuk tercapainya suatu prosentase tertentu dari beban hidu p yangmembebani struktur pemikul suatu geduns se!ama umur gcdung tersebut, bergantung pada bagian stau unsur struktur yang ditinjalJ dan bergantung pula pada penggunaan gedung itu dan untuk apa beban hidup tersebut ditinjau. Berhubung peluang untuk terjadinya beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemUrul s.ecal'll serempak selama umur gedung teuebllt adalah sangat kecil, maka untuk hal-hal yana disebut daJam Iya! (2), (3) dan (4) dad pasal ini, beban hidup tersebut d&pat diangzaptidak efektif sepenu-hnya, sehingga beban hidup terbagi rata yang ditenrukan dalam Pasa! 3.1. dan 3.2. Peraturan ini dapat dikalikan dengan suatu koeflsien reduksi •

(2) Pada perencanaan balok-balok induk daD portal-portal dati sistem struktur pemikul belnn dati suatu-seduna. mw untuk memperhitungkan peluana teljadinya ni!ai·nilai behan hidup yanl berubah-ubah sepertl yang dillebut dalam ayat (I), beban hiclup telbagi rata yana ditentukan daJam Pasal 3.1 dan 3.2 Peraruran ini dapat dikalikan denpn suatu koeflSien reduk.si yang ni\ainya berpntung pada pcngu· oaan ledung yang ditinjall dan yana dk:antumkan dalam Tabel 3.3 •

(3) Pad.a perCneanaaD micm struktur penahan beban horisontal dati suatu geduna. beban hidllp pada geduna itu ikut mcnentukan besamya beban Kempa yang h.atus dipikul oleh sistem struktur tenebut. Dalam hal ini, untuk memperhitungkan peluana terj.dinya beban hidup y3.Ill berubah-ubah seperti yang disebut dalam ayat (1), mw untuk meneatubn beban ItJTIpa menurut Bab S Pcraturan ini, beban hidup terb-.i rata yanaditentukan d.alam Pual 3.1 dan 3.2 Peraturan Ini clapat dl·

20

A_

21

kalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya bergantu ng pada penggunaan gedung yans ditinjau dan yang dtcanturnkan dalam Tabel 3.3.

T.bd 3.3.

KoeflSien reduksi beban hid up .

(4)

Koeflsien reduksi beban hidup
Untuk
Untuk perencanaan peninjauan
Pcngunaan geduna balok induk dan portal
gempa
PERUMAHAN/PENGHUNlAN :
Rumab tinggal, asrama, hotel. rumah saklt 0,75 0,30
PENDIDIKAN :
SeJwlah, ruang Jculiah 0,90 0,50
PERTEMUAN UMUM :
Mesjid. gereja, bioskop, restoran, ruang dansa, 0,90 0,50
ruang page1aran -
KANTOR:
Kantor, bank 0,60 0,30
PERDAGANGAN :
Toko, toserba, pasar 0,80 0,80
PENYIMPANAN : 0,80
Gudanl. perpustakaan, ruanl amp 0,80
INDUSTRl : 0,90
Pahri1r., benlkel 1.00
TEMPAT KENDARAAN : 0,50
Garasi, ledW'lI parm 0,9,0
GANG DAN TANGCA : 0,30
- perurnahan/pengilunlan 0,75
- pendidikan, kantOI 0,75 0,50
- pertcmuan umu~. peldapnaaJI pmyim. 0.90 ·0,50
panan, indU$tri. tempat kendarun Pada perencanaan unsur-unsur struktur vertikal sepertl kclom-kolom dan dinding.dinding serta [ondasinya yang merniku] beberapa lantai tingkat, beban hidup yang bekerja pada rnasing-rnasing lantal tingkat terse but memplJnyai peranan pen ling daJam menenrukan kekuaran. Dalam hal ini, un11lk mcmperhi!ungkan peluang terjadinya beban hidup yang berubah-ubah seperti yang disebut dalam ayat (1), maka untuk perhitungan gaya normal (gaya aksial) di dalam unsur-unsur struktur verttkal seperti kclcm-kolorn dan dinding·dinding serta beban pada Icndasinya, jumlah kumulatif beban hidup terbagi rata yang ditentukan dalarn PuaI 3.1. dan 3.2. Peraturan ini yang bekerja pada lantailantai tingkal yang dipilrulnya, dapat dik.aliJcan dengan suatu koeflsien reduksi yang nilainya bergantung pada jumlah lantai yang dipilcul dan yang dicantumkan dal.am Tabel 3.4.

(5)

Pad.a perencanaan unsur-unsur struktur vertikal sepertl kolom-kolom dan dinding·dinding serta fonduinya yang rnemikul lantai tingkat sepertt yang disebut dalam ayat (4). beban hidup penuh tanpa dikaliJcan dengan koeflsien reduksi tetap harus d.itinjau pada:

lantai gudang, ruang arsip, perpustakaan dan TUang~ruang penyimpanan.UUn sejcfiU;

ianw Nang yang memikul beban hera! tertentu yang bersifat tClap, seperti &Iat·aJat dan mesin-meilil.

(6)

Pada pCrcncanu.n fondasi pengaruh beban hidup pada lantai yang menurnpu di atH tanah harus tuTUI ditinjau. Dalarn hal ini, beban hidup pada lantai tersebut sehubungan dengan yang ditentukan dalam ayat (4) harus letap diambil peneh tanp. dikaIikan dengan suatu koeflsien reduksi.

, ~

t,

i

,.

t.

,;t ·t,

Tabel 3.4.

Koefisien reduksi beban hidup kumulatif

Jurnlah lantai Kceflsien reduksi yana dikalikan kepada
yang dipikul beban hidup kumulatif .
I 1,0
2 1,0
3 0,9
4 0,8
S 0,7
I 6 0,6
I 7 0,5
: 8 dan lebih 0,4 BAB-4 BEBAN ANGIN

ua14.1. PENENTU~ BEDAN ANGIN

Beban angin ~jte~tukan dengan rnenganggap adanya tekanan positip dan t~~an negatlp (isapaa), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidanS yang djunJ~u. ~sarnya tekanan positip dan lekanan neg. tip irti dinyatakan dalam kg/m , ditentukan dengan mengalikan tekanan .tiup yang dilentulcan daWn Pasal 4.2. dengan koeflsien-koeflsien angin yana ditentukan dalam Pasal 4.3.

.' 111 4.2. TEKANAN TIUP

(1) Teleanan tiup harus diambil minimum 25 kgltnl, kecuali yang ditentukan dalam ayat-ayat (2). (3) dan (4).

(2) Tekanan tiup di ~~t dan di -tepi taut sarnpai $Ojauh 5 km ihri pantai harus dlambil rrununum 40 kgJml, kecuali yang ditentukan da1am ayat-ayat (3) dan (4).

r" .... ,,:""-"""'*" ..... _ ...... 'II!M-,.I\II .. lIIJj.H~J .... UI2";I.!IISIIIII, .. it"") 1I ....... III_!I! .. I"' .. I!!lM"'-""*"' .... """w:_'A$4II!!JQii!OI! .. '''''." ... , ... , ..... ' ......... A a"'. _ _,. __ ...:._. • .. ·_·

23

(3) Untuk daerah-daerah di debt laut dan. d.aelah-daerah lain tertentu, dl rnana terdapat kecepataa-kecepatan angin yang mungldn mengllllsillean tekanan tiup yang lebih besar dari pada yang ditentukan dalam ayat-ayat (1) dan (2). tekanan tiup ( p ) harus dihitung deagan rumus:

v"

p : __ ~ (Icg/m2)

16

di mana V adalah Iteccpatan-angin lhlarn m/det., yang hams ditentukan oleh instansi yang berwenang_

(4) Pada cerobong, tekanan tiup dalam kg/m2 harus ditentukan dengan rumus (42,5 + 0,6 h). dl mana h adalah tinggi. cerobong seluruhnya dalam meter, diukur dari Iapangan yang berbatasan,

(5) Apabila dapat dijamitl :IIlaW pduna terlindung efektlf terhadap angin dad watu juroSin tertentu oleh aeduna-gedung lain, hutan-hutan pelindung atau penghalang-penghalang lain, mm teka.nan tiup dari jurusan itu menurut ayat-ayat (1) sid (4) dapat dikalikan dengan koeflsien reduksi sebeaar 0,5.

Pasal4.3. KOEFISIEN ANGIN (untuk hapn koeflsten angin, lihat Tabel 4.1.).

(1)

Goduna lertutup

Untuk bidana-bidani lUll, koeflsien angin (+ berarti tckanan dan -

bcrarti isapan), adalah.bapi berllcut:

I, Dindina vertikal : di p1h.ak angtD

eli be1akana angtD

tejaju denpn a.tah anpn

+0,9 -0,4

-0.4

b. Atap aqi-tip denpn mdut kemirlnpn a; dipihakllSJ8iD; tC<65° (O,02a

65° <a <90°

di belakang ~ untuk semua a

e. Atap lensJrulll clenpll sudut pangkaJ":

1J<22o: untuk bidan& JenaJrulll di pihak main :

-0,4) . +0,9 -0,4

·~ -,

.~ .. : .. ~

pada seperempat busur pertarna pada seperernpat busur kedua

untuk bidang lengkung di belakang angin: pada seperempat bU5Ur perrama

pada seperernpat busur kedua

{J >2t': untuk bidang lengkung di pihak angin : pada seperernpat busur pertama

pada seperempat busur kedua

untuk bidang lengkung di belakang angin: pada seperempat busur pertarna

pada seperempar busur terakhir

-0,6

- 0,7

-0.5

- 0,2

- 0,5

- 0,6

- 0,4

-0,2

Catatan:

Sudu.t pangltat ldalah $lIdut antara garts penghubung titik pangkal dengan titik pUlII;ak dan pris horisontal.

d. Atap stgi--tip majemuk :

Untuk. bidana·bidang atap di pihak angln :

a < 6So

(0,2 a- 0,4)

+0,9

untuk scrnua bidalll atap di belakang angin, kecuali yallS vcrlikal

. rnenghadap angin, untulc: sernua a - 0,4

untuk scmul bidanl atap vcrtikal di belakang angin yang

mcnshldap anain + 0,4

Gedu"I tcrOOkl sebelah

Untuk bidana iuar, koeflsien angin ylng ditentukan dalam ayat (I) tetap berlaku, sedangkan pada waktu yang bersamaan di dalam gedung dianggap bekerjl. suaru tcleanan positip dengan koeflsien angin + 0,6 apabila bidang yang; terbuka terlctak di pihak angin dan suatu tekanan negatip denpn koef'lSien angin - 0,3 apabila bidang yang terbuka terfetak di ~Iakang angin.

Alap tanpa dindina

a. Untllk beban angin dart satu. jurusan, ati? pelana bilsa tanpa dioding harus direncanakan menurut keadaan yang paling ber-

(2)

(3)

25

bahaya di antara 2 cara (I dan 11), dengan koefisien angln untuk b idling a tap sep ern beriku t .

Kcmiringan atap 8Idang alap di pihak Sidang
angln atap lain·
J. 0° <tl< 20° -1,2 - 0,4
a> 300 ~ -0,8
- 0,8
a: == 00 + 1,2 +0,4
10° <a.< 200 +0,8 0,0
II a '" 300 +0,8 - 0,4
a> 30° +0,5 (-O4--~)
, 300
- b .

Untuk atap-atap pelana terbalik (atap·atap V) tanpa dinding, untuk bidang bawah dari atap berlaku koefisien;koefwen angin yang sarna seperti untuk bidang ata5 atap pelana biaSl.

Untuk a!ap-atap miring sepjhak tanpa dinding, untuk bidang atas berlaku koeflsien angin ( - atau + bergantung pada arah angin) seba8lli berikut :

Bidllng atap di pihak Bidang ltap
Kemirinpn an&in lainnya
OO<a<IOo + a!au - 1,2 +allu - 0,4
a = 40° + atlU -1,8 +atau - 1,0 Untuk kemlnnpn-kemiringan yana terdap.t dl antannya, diadabn Interpo)asi tinier.

il

II

I f

).

27

(4) Dinding yang berdiri bebas

Untuk dinding-dinding yang berdirt hebas, koeflsien angin untuk bidang di pihak angin adalah • 0,9 dan untuk bidang di belakang angin adalah - 0,4 (jumlahnya 1,3).

(5) Cerobong dengan pcnampang lingkaran

Untuk cerobong ~engan penampang llngkaran, koefisien allgin untuk tekanan positip dan tekanan negatip (isapan) bersama-sama adalah 0,7. Koefisien angin ini berlaku u ntuk bidang cerobong yang diproyeksikan pada bidanll vertikal yang rnelalui sumbu cerobong,

(6) Struktur rangka (lattice structures)

K ce fis ie n a ngin untu k st ru k I Uf.S tru ktur rang ka a sf dedi ba wa h ini berlaku untuk bidang rangka, Biding rangka adalah bidang-bidang batang rangka yang diproyekslkan pada bidang mela!ui surnbu-surnbu batang.

adalah mUing--masing + 0,3. Kecuali itu, maring-muing rangka di beW:ang angin twus diperhitungkan terhadap beban angin Y&fl3 bekelja di dalam masing-masing bidangnya denpn koefisicn angin muing·~asing sebesar 0,5,

c. Untuk struktur nlngka ruang dengan penampang melintang berbentuk. 'scgi tip sarna. sisi dengan arah angin tegak \urus pada bidana ra.ngka. di be1a.kang angin, koefisien a.ngin untuk kedua rangka di pihak angin adalah + 0,4 dan untuk. rangka di belakang ang.in adalah + 1,2. i::ecuall itu, rnasins·masing rangka di pihak angin hams diperhitungkan terhadap _beban angin yang bekerja dl <Warn masing·masing bidangnya dengan koefisien angin masingmasing sebeur 0,7.

a. Untuk struktur rangka bldang, koefisien angin untuk tekanan positip dan tekanan negatip (isapan) jumlahnya adalah 1,6,

b. Untuk struktur rangka ruang dengan penampang rnelintang berbentuk persegi dengan arm angin tegak lurus pada salah satu bidang rangka, koeflsien angin untuk rangka pertama di pihak angin adalah + [,6 dan untuk rangka kedua di belakang angin adalah + 1,2.

(7) Gedurl.g dan bangunan lain

Koefisien angin untuk gedung dan bangunan dengan bentuk penampang yang lain dari pada yang ditentuk.a.n daIam pasaJ ini dapat diambil harga-harga untuk bentuk-bentuk yang hampir serupa, ~ecuali apab~ koefWen angin itu ditentukan dengan percobaan tcrawongan angin.

Pasal 4.4. PEMBEBASAN PENINJAUAN BEBAN ANGIN

c. Untuk strukrur rangka luang dengan penampang melintang berbentuk bujur sangkar dengan arah angin 45" terhadap bidingbidang rangka, koeflsien angin untuk kedua bidang rangka di pihak angin adalah masing-masing + 0,65 dan untuk kedua tangka di belakang angin muins-muiRg + 0,5. Kecuali itu, rnasing-rpasing rangka harus diperhitungkan terhadap beban anlin yang bekerja dalam rnasing-muing bidangnya dengan koefisien angin yang sarna dengan koefislen angin untuk beban angin yang bekerja tegak lurus padanya.

d. Untuk srruktur rangka ruang dengan penampang melintang berbentuk sey-tiga sarna sisi dengan uah ,angin tegak lurus pada bidang rangka di pihak angin, koeflsien angln untuk rangka tersebut adalah + 1,6 dan untuk kedua rangka di .belalcang angin

(2)

Pad.a gedun! tcrtutup dan rumah tingIl dengan tinggi tidak lebih da.ri 16 m, dengan lantal-lantal dan dindinl-dindin& yaflJ memberikan keka.kuan yang cukup, struktur utamanya tidak perlu dipethitungkan terhadap beban angin. kecuali apabill ~[bandinpn a.ntan. tingi dan lebu banguna.n Itu menyeblbkan diperluk.annya peninjauan beban

an&in itu.

Apabila perbandinpn anW& tiDgi dan lebar sedona dan StruktUl dati geduna itu adalIb sedemikian rupa, bingp ~idak menyebabkan dtpedukannya peninjaua.n beban 1fIIIn, mlka jup untuk gedung de· npn tingi lebih dart 16 m dlp.t droerta.tI pembebuan IW peninjauan

beba.n -aqin,

(I)

:.

28

T.bel4.1

Koefisien angin menunil"pual 4J.

29

Tabel 4.1 [lanjutan)

~ JENIS

!i GEOUNG

(Il GEOUNG TeRTI/fliP

BAGAN IEBAN ANGIN

-~ -"'~$ N'MM-'I_ II!ll:I'1Sooo .....

.~.

.,.

.Q_,

'112 J GEOUNG

, TEFl8IJKA

SEBE:LAH

(3) ATAP PEtA- I "
NA 11145A ~ .u ~
TAN~A 01101- 1HLLWl
O-NG(~ ) j
, , ,
• oC:r:r- _t_ •
, _L -'~la-
~ .
G"<o(c2O' .o,.~ ~.. .(
.~4·m)
~ I "'.
1 I
, __,__ _L_
I 10"0;01" al" O(~lO"
~.c.'Q'
1.WT II K ... Y AllCi T' 110 ...... T III AlIT ..._V .... DIoO, IIAII..... lilt E~1'Ol.4I ~ "'£~ ,
ATAP PELA- I II
NA TERBAI,.)I(
TANPA O!N-
DING (~) ~ l!~t
.I.t nT1r'!n
I
-.L- ... r:r- ~ I ~!tlO·
r:r- .. ..r" lO" --'--
-~ .'l.ffi:O .~.~,
__j_ I
Kl%_lO" -~ -<~l(l1'
~.,( )00
UHTUI< ... '''''G ""OArA' gANTAIWI .... ,DUOM ..... 1H1tl'l1'a.U, U,'U.
ATAPMRI~ ~ -1.2~
SEPtlAK t ~ ...
PA OINOING I I
(b) I _t_ 11"01;""""
_l_trIr;_ ..
.~ .~~
~ ... I -l'
__L_ ..r..,oo ,
~ ..c.-
UN1UK'" _ n:~GAI'A1' III MfT_A.OI_ 1I,eMQ,A$1 ~lIj''',
(4) OINOIMG YAN:; .. ~
BEFlOIRJ II: ...Q. ... a_.4 ... \.1
lAS
(S) ~GIIIl' ""~ D
--- ..
__ ~MUII
....
U) STFlUKTUR - ..... -..:::a ~lbf~ .'~
RAMGKA. • - ""3'~ ~ .U
-
-_ ~_;a 7: 1 ~Jo ...
.u:::2 ». ;..,. "4c ... ----------------------,_- ... ---,._,--..-~,.~,,;~.~ .,.,.....,~-.- ..

30

..

31

BAB-S BEBAN GEMP A

(2) Untuk perhitungan pengaruh-pengaruh khusus ,lIkibat selisih suhu, ji.k.a tidak ditentukan lain, dapat diambil nilai-nilai modulus elasusitas E dan koefisien pengembangan tinier A sebagal berikut :

Pasal 5.1. BEBAN GEMPA DAN PERENCANAAN TAHAN GEMPA

Dengan rnemperhatikan komblnasi pembebanan yang harus ditlnjau dalam perencanaan struktur menurut Pasal 1.1, reduksi beban hidup untuk peninjauan gempa menurut Paw 3.5 ayat (4) dan modulus elastisitas struktur yang rnengalarnt perubahan-perubahan bentuk yang bersifat singk.at oleh gerakan tanah akibat gempa menurut Pasal 6.2 ayat (3), maka pengaruh gempa dan perencanaan tahan gernpa untuk struktur-struktur gedung di Indonesia h.acu, mengilruti NI Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung 1983.

label 6.1.

Modulus elastlsitas dan koeflsien pengembangan

BAB - 6 BEBAN KHUSUS

Bahan struktur E A
(kg/cml)
Baja prom 2.1 x 106 12)( IO~
Beton
Beton bertulang dan JO:t 10-6
beton pratekan 2,1 x 10$
K.ayu: sejalar serat 1 x 105 4 X 10-6
tegak lurus sera! 1 x 105 '40 X 10-6
Pasangan bata 0,2 x 105 10 X. ! 0 -6 l'asaI6.J. KETENTUAN MENGENAI BEBA.~ KHUSUS

(J ) Setiap strukrur dan/I tau u nsur stru ktur gedu ng hams diperiksa terhadap gaya-gaya khu$lu yllng diakibatkan oleh: selWh suhu, pernasangan, penurunan fondasi, susut, rangkak, gaya rem, gaya sentrtfugal, pya dinamik, dan pengaruh-pengaruh khusus lainnya,

(3)

Untuk rnenentukan pengaruh gaya dinamik pada struktur gedung, seperti yang berasal dari mesin-mesin, lermasuk juga dari gerakan tanah aklbat gempa, yang menyebabkan perubahan-perubahan bentuk struktur yang bersifat singkat, maka khusus untuk struktur beton bertulang dan beton pratekan nilai modulus elastlsitasnya harus diambil 1,5 kali dad nilai yang tercantum dalam TabeI6.1_

(2) Pada penambahan dan/atau perubahan ged.ung juga harus diperiksa

. gaya-gaya yang timbul akibat dihilangkmnya tumpuan-tumpuan, pengaku.pengaku, dan struktur-struktur lain sejenis, Dalam hal ini, harus dladakan tindakan-tindakan untult mencegah akibat-akibat burult dad pengaruh-pengaruh khusus tersebut, yang mana harus ditinjau !thulIUS untuk setiap keadaan,

Pasa16.3. PENGARUH KHUSUS DARl KERAN

33.16.2. PENGARUH SEUSIH SUHU DAN GAY A DINAMIK

(2)

Pengaruh khusus dari keran yang disebut dalam Pasal 33 .. terdiri dan gaya rem, pya sentrifugai dan pengaruh akibal tcrjepitnya roda-roda.

Gaya rem tetdirl dari :

I. GaYI rem mcmanjang keran-Induk; bekcrja hoti.$Ontal memanjmg di atat. lintasan di tempat masing·masing roda k~ran-induk ya.ng direm; bcsamya haru! dwnbil 1{1 dari reaksi maksimum yang tCIjadi pada masing-muing roda itu, Gaya rem memanjang dapat diambil lebih k"i1 dari pada Yans ditcntulcan di atas,

(I)

(I ) Pengaruh-pengaruh khusu.s pada struktur danIa tau unsur struktur geduna: yang dia.kibatkan cleh selisih suhu udara luar, tWus diperhitungkan dengan mengangap kemungkinan nail:. turunnya suhu sebanyak 100 C.

32

apabila perhitungan ahli dapat rnembuktikannya,

b. Gaya rem melintang keran-angkat; bekerja honsontal melintang di atas lintasan keraa-induk; gaya rem ini dibagikan kepada rodaroda keran-induk pada masing-masing lintasannya; besarnya pada masing·rnning lintasan harus diambil 1/1 5 dari berat keran-angkat berilrut beban kerjanya, Gaya rem rnelintang dapat diarnbjl lebih ked dari pada yang ditentukan di atas. apabila perhitu ngan ahli dapat membuktikannya.

GaYI rem memanjang dan melintang dianggap tidak bekerja bersamaan.

(3) Gaya sentnfugel akibat gerakan betkelok (swing motion). yang bekeIja horisontal melintanl di atas lintasan d.i tempat masing'mlsing roda keran·induk, ditentukan dengan mengalikan reaksi maksimum Ylfl3 terjlm pada mdinj.masin& roda itu, denpn percepatan IICntrifugal a1dblt gerakan berkelok. Untuk keran-keran dengan bebsn kerja mak-: simum sampaJ. 10 t, percepatan sentrifugal harus diambil minimum 0,10 m/det2. Untuk keran-keran lainnya denaan kecepatan kelok sampaJ. 120 m/menit, percepatart ilU" huvs Qtanibil 0,50 m/det2 dan YllIlI dengan kecepatan kelok lebih dari 120 m/menit. hams diambD 0,60 ru/det'.

(4) Penpruh kemun&Jtinan terjepitnya roda-roda keran·induk harus ditinjau dengap menpnggap adany. sepuang pya melintang YllIlI berlawanan arahnya. masing-masing bekerj. di .tal lintasan di tempat mamg-masing roda keran-induk. dan yang besamy. harns diambil 1/10 dari leabi mat:dmum masina-ma$ing wdaitu. Gay. ini diangpp tidak bekerj. betsamaan dengan pya rem melintang yan, ditentukan dalam ayat (2) .tau dengan pya sentrifupl yana ditentukan dalam"

,.yat (3).

.. ~

. ~ ..

-."!

-' ..... _ _.--"

You might also like