You are on page 1of 5

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
MENGATASI DEPRESI DALAM
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
RUMAH TANGGA
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
Mungkinkah bahagia di tengah seribu
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
masalah?
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
1/8/2010
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
Gangsar Wahyu Effendi
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
www.rahasiarumahtangga.com
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
www.keluargaharmonis.com
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
MENGATASI DEPRESI
Pernahkah anda merasakan kondisi mental yang ditandai oleh hati yang murung?
Sedih berkepanjangan....?
Tidak nyaman...?
Merasa bersalah, dan sering mengeluarkan air mata tanpa sebab yang jelas?
Bila ya, bisa jadi anda tengah dilanda depresi. Saya pun pernah merasakannya.
Meskipun yang saya alami tidak separah itu, apalagi sampai harus ke psikiater atau psikolog. Tetapi
tanda-tanda depresi pernah saya rasakan di awal-awal pernikahan saya.
Ya, saya akan berbagi dengan anda bagaimana saya menghadapinya. Bukankah saya
memberi nama rahasiarumahtangga pada situs saya? Nah, tentu saja saya tidak segan untuk berbagi
rahasia dengan anda. Gunakan rahasia ini untuk belajar agar apa yang saya alami tidak terjadi pada
orang lain. Selagi saya masih mau berbagi rahasia. Siapa tahu besok-besok saya menutup situs
saya!☺.
Oke, bila anda sudah tidak sabaran, mari kita mulai :
Dulu, di awal pernikahan, ada masa adaptasi antara saya dan suami (suami di sini
berarti suami dan keluarganya). Hal pertama yang langsung dirasakan adalah soal : makanan!
Yap! SOAL MAKANAN. Ini bisa bikin frustasi.
Perbedaan pola makan dan menu makanan yang dikonsumsi menimbulkan masalah di
awal pernikahan. Bagaimana tidak? Bila saya terbiasa makan sayur-sayuran sementara anak-anak
terbiasa dengan makanan cepat saji?
Tidak mudah untuk mengubah pola makan anak-anak, saya perlu waktu sekitar dua
tahun untuk membuat keluarga saya terbiasa dengan menu makanan yang saat ini dikonsumsi.
Lidah anak-anak tentu protes ketika pertama kali merasakan masakan saya, dan
untungnya saya cukup bersabar (kalau tidak sabar, saya tidak menunggu sampai dua tahun kan?).
Toh, sekarang semua baik-baik saja. Kami sekeluarga menikmati saat-saat makan bersama, selera
keluarga sekarang tidak terlalu ekstrim perbedaannya, tidak seperti awal-awal pernikahan dulu.
Kesimpulannya adalah : WAKTU!!
WAKTU bisa mengatasi masalah penyebab depresi.
Sayangnya kebanyakan orang lebih menyukai cara cepat dan cenderung tidak sabaran.
Saya teringat sebuah kata-kata bijak : Bila kau tidak bisa merubah lingkunganmu, maka
kamulah yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam masalah masakan ini, saya berusaha menekankan pada anak-anak bahwa tidak
harus makan enak setiap waktu, karena makanan yang dibutuhkan tubuh tidak identik dengan
makanan enak (makanan enak disini maksudnya : makanan yang cenderung untuk memenuhi nafsu
makan, makanan yang sejenis dengan ikan dan daging saja, sayuran dianggap murah dan bukan
makanan enak).
Awalnya memang berat, karena anak-anak bukan saja tidak suka dengan masakan anda,
tapi juga tidak menyukai anda karena makanan.
Penyebab depresi kedua adalah : KEBIASAAN ATAU HABIT!
Apa kebiasaan anda yang tidak dijumpai di keluarga baru anda? Pasti ada, entah
menyolok atau tidak, entah besar atau kecil. Perbedaan kebiasaan, tingkah laku dan aturan-aturan
pernah membuat saya stress.
Tahu apa yang saya lakukan? WAIT AND SEE.
Saya menunggu, kapan perbedaan-perbedaan itu berkurang, dan dinamika keluarga
bisa selaras dan harmonis. Berapa lama saya menunggu? Enam tahun............!
Wah, bu, kok lama sekali. Masa harus menunggu selama itu?
Ya, kalau tidak mau menunggu lalu mau apa? Tapi bukan hanya menunggu saja. Setiap
perbedaan perilaku dan kebiasaan akan mengalami benturan-benturan, dan masing-masing pihak
akan saling menyesuaikan dengan adanya benturan-benturan itu. Ada keinginan untuk memenuhi
apa yang menjadi harapan orang lain, ada keinginan untuk mengurangi hal-hal dalam diri yang tidak
disukai oleh anggota keluarga lain. Ada upaya untuk berubah, upaya untuk menyelaraskan diri
dengan lingkungan dan memahami nilai-nilai yang dianut.
Itu yang saya alami. Anda bisa belajar dari pengalaman saya.
Jadi, tidak ada alasan untuk depresi karena mengalami perbedaan kebiasaan dengan
keluarga suami. Anda bisa mengatasinya tanpa harus kehilangan kepribadian anda!
Sekarang yang ketiga nih, yang bisa jadi penyebab depresi : MANTAN ISTRI dari suami
anda!
Maaf, ini mungkin agak sensitif. Atau malah sangat sensitif.
Adalah sangat tidak mungkin, seorang istri baru mengharap agar tidak ada “gangguan”
dari mantan istri suaminya. Why? Karena diantara mereka ada anak-anak. Anak-anak tidak mungkin
kehilangan salah satu dari orang tuanya, meskipun mereka bukan suami istri lagi.
Penyebab dan latar belakang perceraian bermacam-macam. Seribu orang seribu cerita
dan alasan. Oke, kita tidak membahas soal itu. Sekarang, bagaimana dengan cerita saya bukan? Oke.
Begini ceritanya, setiap manusia yang berganti pasangan, entah sadar atau tidak, akan membanding-
bandingkan “yang dulu” dengan “yang sekarang”. Anda dengan mantan istri suami anda.
Fase banding membanding ini pasti akan terjadi. Dan akan terus terjadi selama anda
meladeni “ajakan pertandingan” ini. Dan anda akan stress karenanya.
Lalu bagaimana?
Jangan “bertanding” dengan mantan istri dari suami anda. Tidak perlu.
Anda hanya perlu menjadi diri anda sendiri. Terlepas dari baik atau buruk sosok si
mantan tadi, anda tidak punya kewajiban untuk membanding-bandingkan. Walaupun anda dianggap
lebih baik misalnya, anda tak perlu menanggapi. Apalagi kalau dianggap lebih rendah mutunya.
Cukup dalam hati saja : bahwa saya harus menjadi yang terbaik sebagai diri saya sendiri! Yang
terpenting adalah anda punya cita-cita memberi kontribusi positif bagi kehidupan pernikahan anda.
Setuju?
Mudah-mudahan, stress yang anda alami tidak berkembang menjadi stress yang
berkepanjangan hingga menjadi depresi. Karena depresi yang sesungguhnya membutuhkan
pengobatan dan pemeriksaan dokter/psikiater. Bukannya psikiater itu buruk, bukan, tetapi siapa
yang ingin menjadi pelanggan psikiater bukan?
Apa yang saya sampaikan adalah sedikit pengalaman saya. Semoga bermanfaat untuk
anda.

☺☺

Artikel rumah tangga dan pernikahan :


www.keluargaharmonis.com

Bisnis Online :
www.dbc-network.com/?id=onlinebis

You might also like