You are on page 1of 59

Ikan mas (Cyorinus carpio, L.

) merupakan spesies
ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakandan terdomestikasi
dengan baik di dunia. Di Cina, para petani telah membudidayakan
sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa ratus
tahun yang lalu. Sejumlah varietas dansubvarietas ikan mas telah
banyak dibudidayakan Asia Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan
hias.

Berdasarkan keanekaragaman genetik, ikan mas memiliki


keistimewaan karena banyak strain/ras.Hal ini disebabkan karena: 1)
penyebaran daerah asal mulai dari Cina sampai ke daratan Eropa
sangat luas dengan keadaan lingkungan yang bervariasi dan secara
geografis terisolasi, 2) daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan,
3) akumulasi mutasi dan 4) seleksi secara alami maupun oleh karya
manusia (Hulata, 1995). Daya adaptasi yang tinggi juga menyebabkan
ikan mas dapat hidup dalam ekosistem dataran rendah sampai dataran
tinggi (sampai ketinggian 1800 m dpl.). Strain tersebut tampak dari
keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh dan warna. Beberapa
strainyang sudah di kenal di tanah air diantaranya adalah Majalaya,
Punten, Sinyonya, Domas, Merah/Cangkringan,
Kumpai dan sebagainya (Hardjamulia, 1995).
Usaha pemeliharaan ikan mas makin berkembang, dengan ditemukannnya teknologi
pembesaran secara intensif di KJA (karamba jaring apung) dan KAD (kolam air deras). Dengan
demikian kebutuhan benih makin meningkat.

LITERATUR IKAN
IKTIOLOGI berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “Ichthyes” yang artinya
ikan dan “Logos” artinya ilmu. Dengan demikian Ikhtiology adalah suatui
ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya
(Buku Diktat Ikhtiology, 1989)

Ikan Sebelah
Ikan Sebelah (Psettodes erumeri) memiliki klasifikasi yaitu: Ordo: Heterosomata, Famili:
Psettodidae, Genus: Psettodes, Spesies: Psettodes erumeri. Ikan
sebelah merupakan ikan yang tergolong ke dalam kelompok ikan yang
memiliki tubuh non bilateral simetris, karena apabila tubuh ikan ini
dibelah dua secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak
mencerminkan bagian yang sebelah kiri. Ikan ini memiliki bentuk tubuh
pipih mendatar.memiliki rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak
dari tubuhnya hampir sama. Ikan-ikan ini di iIndonesia tidak begitu
ekonomis disebabkan tubuhnya tidak begitu besar dan jumlahnya tidak
banyak (Djuhanda, 1981).
Djuhanda(1981), menyatakanikan
sebelah adalah ikan yang tergolong ikan non bilateral simetris, karena
apbila ikan tersebut dibelah secara membujur/ memanjang mulai dari
ujung tengah mulut sampai kepangkal ekor tidak menghasilkan kedua
bagian yang serupa.ikan ini mempunyai rahang dan susunan gigi pada
kedua bibir hanpir sama. ikan ini kurang di minati oleh pembeli, dan
sedikit susah mendapatkannya dipasaran.
Djuhanda
(1984), menyatakan ikan sebelah rahang dan susunan gigi pada kedua
belah pihak dari tubuh hampir serupa. Jenis-jenis ikan ini di Indonesia tidak begitu
penting dalam ekonomi, disebabkan tubuhnya tidak begitu
besar dan jumlahnya pun tidak banyak. Lain lagi dengan di Eropa, ikan
sebelah dari laut utara, adalah yang panjangnya dua meter. Ikan sebelah
di Indonesia yang besarnya cukup lumayan misalnya psettodes eumei yang disebut ikan
langkau, panjangnya dapat mencapai 50 cm, tetapi terdapat jarang sekali. Di luar
Indonesia ikan langkau terdapat juga di Jepang, Madagaskar dan pantai Timur
Afrika. Yang lainnya ukuran tubuhnmya kecil-kecil, antara 10-20 cm dan
didapatkannya tidak begitu banyak.
Axelrod et al.(1987) mengatakan ikan Bawal (Stromateus Sp) merupakan ikan karnivora,
panjang tubuh maksimum 40 cm, hidup pada perairan optimum dan Ph optimum 5,8 .
Ikan Bawal
Ikan Bawal (Stromateus Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan
Carangidae. Bentuk
badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk
belah ketupat . Ikan Bawal ini merupakan herbivora yang cendrung
bersifatomnivora, selain suka melalap tumbuhan ia juga suka memakan udang ataupun
ikan-ikan kecil dan hewan lainnya (Tatang, 1981)

Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat besar
dan gepeng seperti
belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh panjang D
VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya
didasar perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya
dimuara-muara sungai besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas,
putih perak bagian bawah. Siripnya agak gelap. Perbedaanya dengan bawal
hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini termasuk ikan
ekonomis yang banyak dijual dipasar-pasar(Saanin, 1984).
Ikan Gabus
Menurut Kotelat et al (1993) Ikan gabus mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kelas:
Pisces, Ordo: Channadei, Family: Channidae, Genus: Channa, Spesies: Channa striata.
Weber Dan Beaufort (1992), sertaSaanin (1984)Mengklasifikasikan Ikan Gabus (Channa
striata)
dalam kelas Osteichthyes, ordo Labirinthici, Sub Ordo Ophiochepaloide,
famili Ophiocephilidae, dan genus Ophiochepalus serta spesies Ophiochepalus striatus.
Ikan
Gabus termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces,
Ordo Ophiochephaloidae, Famili Ophicepholidae, Genus Channa dan Spesies Channa
striata (Saanin, 1968).
Djuhanda (1981),mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata)
memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin
menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung
lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45
jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27
jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17
jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat
mencapai 100 cm.
Kottelat et al (1993), Menyebutkan bahwa ikan gabus mempunayai warna gelap
danseluruh tubuhnya ditutupi dengan sisik. Di bagian dadanya kulit tubuhnya berwarna
putih.
Ikan Merah

SAANIN (1984)mengklasifikasikan ikan merah ke dalam Ordo Acantopterygii, famili


lutianidae, Genus Lutianus, dan spesies Lutianus erypthopterus. Dan ikan merah
(Lutianus erythropterus) berhabitat di air tawar.
Daerah penyebaran Ikan Merah (Lutianus erythropterus) ialah di perairan pantai seluruh
Indonesia, meluas ke utara sampai TI. Benggala, TI. Siam, sepanjang pantai, laut cina
selatan, ke selatan sampai perairan tropis Australia. Perikanan dan aspek ekonomi ikan
merah (Lutianus erythroterus) tergolong ikan demersial (dasar). Penangkapan dengan
pancing, trawl
dasar, bubu. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering. Harga sedang (SARDJONO,
1979).
Ikan Sepat Rawa
Ikan
Sepat Rawa merupakan kelompok ikan yang mempunyai pernafasan tambahan
berupa tulang tipis yang berlekuk-lekuk eperti buangan karang yang
disebut Labirin dengan menggunakan dan mengambil oksigen langsung dari
udara. Sebagian
dapat membangun karang berbusa yang berguna untuk menyimpan telurnya di
dalam mulut. Warna tubuh ikan ini dipengaruhi oleh jenis kelamin
reproduksi dan umurnya. Sirip punggung lebih kecil dari pada sirip
dubur, mempunyai 6-8 jari-jari keras dan 8-10 jari-jari lunak. Sirip
duburnya mempunayi 10-12 jari-jari keras 33-38 jari-jari lunak. Sirip
perut memiliki 1 jari-jari keras dan 3-4 jari-jari lunak, satu
diantaranya menjadi alat peraba yang panjang seperti ijuk. Sirip dada
mempunyai 9-10 jari-jari lunak. Terkadang pada bagian sirip punggung
dan sirip ekor yang lunak ada bulatan hitam. (Djuhanda, 1981).
Ikan Kapas-kapas
Rahardjo
(1980) mengatakan bahwa secara taksonomi ikan kapas-kapas
diklasifikasikan kedalam ordo Percomorphi, famili Gerreidae, genus
Geres, spesies Geres punctatus
Saanin (1984) mengungkapkan klasifikasi ikan kapas-kapas dengan ordo Percomorphi,
familli Leiognathidae, genus Geres dan Species Geres punctatus.
Kemudian Hasibuan (1998) juga menyatakan ikan kapas-kapas merupakan
kelompok ikan yang memiliki ukuean tubuh yang relatif kecil, bentuk
tubuh pipih dan kepala meruncing, dengan mulut yang agak runcing kedepan.
Ikan Ompok
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus) merupakan ikan air tawar yang tergolong kedalam
Famili Siluridae. Jenis-jenis
ikan ini sudah dikenali sebagian masyakat yang berada dikawsan Sunda
plat. Akan tetapi nama yang diberikan kepada ikan selai sangat
berfariasi dengan asal dimana jemnis-jenis Ikan Ompok ini di dapat
(Pulungan, 1985).
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus)mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut bentuk penampang punggung agak cembung dengan
bentuk pipih memanjang dibedakan dari semua jenis, Ompok hypopthalmuskepalanya
pnjang 4,6-5,3 kali lebih pendek dari panjang
standar,sungut-sungutnya memendek , kira-kira sampai setengah atau
sepanjang diameter mata,sirip dada jauh lebih pendek dari peda kepala,
rahang bawah meruncing melampaui rahang atas, ketika mulut ditutupi
sirip punggung tidak terdapat (Weber dan Debeaufort, 1916; Saanin,
1984; Kottelatet al, 1993).
Ikan
Ompok danau merupakan salah satu jenis ikan selais yang ada di Riau dan
termasuk jenis ikan air tawar yang hidup di sungai, anak sungai dan
danau (oxbow lake) yang terdapat disekitar aliran sungai utama di
daerah Riau (Pulungan et al, 1985).
Ikan Pantau

IkanPantau (Rasbora borneesis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-sungai (air
tawar).
Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk
cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak bersatu hubungan sirip dada
dan sirip perut abdominal,sisik berbentuk cycloid, tidak berbahaya (Saanin, 1968).
Menurut Saanin (1995)mengklasifikaikan
ikan sardin berdasarkan sistem bleeker yatu:phylum chordata, kelas
piscas, sub kelas teleostei, ordo percomorfes, sub ordo combroidea,
famili serranidae, genus Sardinella, spesies Sardinella sirin.
Ikan Sardin
Ikan Sardin (Sardinella sirin).
Merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromidae yang berkerabat
dengan keluarga Carangidae, bentuk badan panah dengan badan yang
rendah. Merupakan ikan herbivora yang cenderung bersifat omnivora,
selain suka melahap tumbuhan air, ia juga suka memakan udang atau
ikan-ikan kecil dan hewan-hewan air lainnya. (Djuhanda, 1981).
Ikan
Sardin memiliki bentuk mulut non protaktil dengan ukuran sedang ,
Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan sisi bawah bola mata, tubuh
berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk sempurna dan terletak
dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut, sirip dada
dibawah linea lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor
berbentuk bulan sabit (Saanin, 1986).
Ikan Patin
Ikan patin (Pangasius pangasius)
merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi yang cukup di
kenal masyarakat (Cahyono, 2000). Kottelat et al (1993), menyebutkan
bahwa ikan patinmempunyai warna gelap dan tidak bersisik.
Ikan
adalah bahan pangan yang mudah sekali rusak dan busuk, terutama dalam
keadaan segar ikan cepat sekali mengalami biokimia sehingga mutunya
akan berkurang (Hadiwiyoto, 1993).
Ikan Barau
Klasifikasi dari ikan barau yaitu ordo Cypriniformes, famili Cyprinidae, genusHampala
dan spesiesHampala macrolepidota. Ciri-ciri
ikan barau yaitu bentuk tubuh bilateral simetris, mempunyai satu pasang
sungut. Warna tubuh keperak-perakan, punggungnya berwarna gelap,
mempunyai bercak hitam diantara sirip punggung. (Kotelat et al, 1993).
Ikan Tongkol
Ikan
Tongkol yang merupakan ikan pelagis dan perenang cepat ini mempunyai
kepala simetris, bentuk tubuhnya seperti cerutu, dan memiliki kulit
yang licin. Sisiknya dari jenis sikloid. Sirip punggung ada dua yang
letaknya berdekatan. Gurat sisi berjalan di sebelah atas daripada sirip
dada. Sirip dada melengkung, ujungnya tirus dan pangkalnya lebar. Sirip
ekor bercagak dua dengan kedua ujungnya yang panjang, dan pangkalnya
bulat kecil. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada
pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat
dilipat masuk ke dalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil
daya gesekkan dari air pada waktu ikan tersebut sedang berenang cepat
(Djuhanda, 1981).
Ikan Senangin
Ikan senangin (Polynemus tetradactilus) mempunyai ciri khusus yaitu memiliki sirip dada
yang terdiri dari dua
bagian, bagian bawah berjari – jari sangt panjang seperti filament.
Panjang filament ini dapat mencapai panjang badannya. Dan dapat
digunakan untuk mendeteksi mangsa. Bagian atas sirip dada jauh dibawah
pertengan garis tengah badan, gurat sisik agak sedikit melengkung,
hampir lurus. Badannya agak memenjang gepeng, pada bagian kepala
monncong yang tumpul menonjol kedepan, sedankan mulutnya berada dibawah
yang dilengkapi gigi kecil. (Kotelat, 1993).
Ikan senangin (Polynemus tetradactylus) termasuk kelas Pisces, ordo percesoces, Famili
Polynemidae, genus Polynemus, spesies Polynemus tetradactylus. (Sannin, 1986)
Ikan Lele Dumbo
Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus)
termasuk kedalam filum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Teleoistei,
ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family Clariidae, genus
Clarias, spesies Clarias gariepinus (SUYANTO, 2002). Pada mulanya nama ilmiah ikan
Lele Dumbo adalah Clarias fuscus dan kemudian diganti menjadi Clarias gariepinus.
Pengganti nama ini berdasarkan atas sifat-sifat induk jantan yang
dominan diturunkan kepada anaknya. Dari hasil penyilangan itu ternyata
keturunan ikan Lele yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat yang unggul
(SUYANTO, 1992).
Ikan
Lele dumbo (Clarias graepinus) mempunyai menurut SUYANTO (1989),
diklasifikasikan sebagai berikut Filum Chordata, Famili Calridae, Genus
Clarias.
Menurut
VIVIEW et al (1985) bahwa cirri-ciri ikan lele dumbo mempunyai kulit
yang tidak bersisik (licin), berwarna gelap pada bagian punggung dan
sisi tubuh.bila dalam keadaan stress kulitnya seperti mosaic berwarna
gelap dan tolol putih (terang).Mulut lebar sehingga memakan mangsannya
yang panjangnyaseperempat panjang tubuh ikan lele dumbo. Disekitar
tubuhnya terdapat delapan buah sungut yang berfungsi sebagai peraba.
Ikan Gabus
Ikan
Gabus termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces,
Ordo Ophiochephaloidae, Famili Ophicepholidae, Genus Channa dan Spesies Channa
striata (SAANIN, 1968).
DJUHANDA (1981), mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata)
memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin
menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung
lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45
jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27
jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17
jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat
mencapai 100 cm.
Suyanto,
(1993) Sama halnya dengan lele dumbo, lokal pun dikaruniai alat
pernafasan tambahan disebut arborescent organ. Maka wajar jika ia dapat
mengambil/ menghirup oksigen langsung dari udara dengan bergerak
vertikal.
Ikan Gabus (Channa striata)
merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi. Ikan ini
sejak lama dikenal sebagai ikan kosumsi yang cukup populer di semua
pasar (Cahyono, 2000).
Kottelat et al (1993), Menyebutkan bahwa ikan gabus mempunayai warna gelap
danseluruh tubuhnya ditutupi dengan sisik. Di bagian dadanya kulit tubuhnya berwarna
putih.
Ikan Tambakan
Ikan
Tambakan Klasifikasinya, Phylum: Chordata, Sub Phylum: Craniata, Sub
Klas: Gnathostomata, Klas: Pisces, Sub Klas: Teleostei, Ordo:
Labirinthia, Sub Ordo: Anabontaidei, Famili: Anabontaidea, Genus:
Holostoma dan spesies: Helostoma teminck, (Saanin, 1986).
Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Bentuk mulut proctractile yaitu mullut dapat disembulkan, celah mulut
horizintal sangat kecil, rahang atas dan bawah sama, bibir tebal dan
mempunyai deretan gigi yang ujungnya tajam (Susanto, 1997).
Ikan Layur
Ikan Layur (Trychiurus savala)
tergolong kepada keluarga Trichiuridae, bentuk tubuh panjang gepeng,
ekornya panjang seperti pecut. Kulitnya tidak bersisik, warnanya
memutih keperak-perakkan sedikit kuning. Sirip punggungnnya satu,
dimulai dari belakang kepala terus sampai di ekor, jumlah jari-jari
sirip lunaknya antara 140-150 buah. Sirip ekor tidak tumbuh, sirip
dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang lepas-lepas. Tidak
mempunyai sirip perut dan ikan ini bersifat karnivor, (Djuhanda, 1981).
DAFTAR PUSTAKA Alamsyah., 1974. Ichthyology sistematika, IPB. Fakultas
Perikanan Departemen Perikanan. Bogor. 168 halaman.
Cahyono. 2000. Ikan Hias Air Tawar.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armiko Bandung. 190 hal
Dinas Perikanan Tingkat I Propinsi Riau. 1997. Buku Tahunan statistik II. I. Press.
Jakarta. 393 hal.
Fardiaz. S., 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 320 hal.
Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N. Kartikasari dan S. Wirdjoatmodjo. 1993. Freswater
Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan
Sulawesi). Periplus Editions Limited. Munich, Germany. 293 hal
Kriswantoro. M dan Y.A Sunyoto. 1986. Mengenal Ikan Laut, Karya baru. Jakarta
Mohsin. A. K. M dan M. A. Ambak. 1992. Ikan air tawar di Semenanjung Malaysia.
Dewan Bahasa dan Balai Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia. Kuala Lumpur. 281
Halaman.
Nyabakken. 1992. Biologi laut suatu pendekatan ekologi. P.T. Gramedia. Jakarta
Saanin, H. 1984. Taksonomi danKunci Identifikasi Ikan Jilid 1 dan 2. Binacipta, Jakarta.
520 hal
Saanin, H. 1986. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. bagian I dan II. Bina Cipta,
Jakarta. 245 hal
Subardja, D. S. B. B. Abdul Malik. H. Suherman dan Asnawati (1995)Pengenalan Jenis
ikan di Perairan Umum Jambi Bagian I. Ikan-ikan
Diposkan oleh Alex Cyber di 23:30 1 komentar
Label: Manik_Cyber
Jumat, 2008 Maret 14
Ikan Cupang

Ikan cupang berasal dari Negara Thailand sekitartahun 1960 yaitu cupang adu dengan
bentuk tubuh kekar, warna hitam legam dengan sirip pendek dan bersifat kaku. Cupang
sawah (Trichopis schalleri) merupakan ikan pertama penyandang nama cupang.
Makananan ikan cupang yang umum adalah kutu air (Daphinia Sp).
Ikan
cupang terbagi dua menurut sifatnya yaitu cupang agresif dan cupang
damai. Cupang agresif atau lebih dikenal dengan nama Sianese Fighting
Fish merupakan jenis ikan cupang dari marga Betha. Spesiesnya meliputi Betha imbellis
(Slugger Betha), Betha smaragdina (Emerald Betha) dan Betha foerschi (Purple Saphire
Betha). Jenis
dari cupang damai atau Peaceful Betha memiliki warna yang lebih
beragam. Betha macrostoma mempunyai warna tubuh merah, biru bercampur
hijau dengan julukan Brunai Beauty. Warna kelabu umumnya dimiliki oleh
Serawak Betha seperti Betha akarensis. Spesies lainnya adalah Betha
anabatoides dan Betha unimaculata yang berwarana keemasan.
Perkembangan dunia perikanan telah melahirkan strain baru dari ikan cupang. Cupang
Paradise (Macropodus opercularis)
warna tubuhnya hijau tua sedangkan cupang surga memiliki warna tubuh
kuning coklat. Saat ini juga ada dikenal cupang bangka dan cupang
afrika yang spesiesnya seperti Belontia Sp dan Malpalutta Sp.
Penyakit
pada ikan cupang dibagi atas penyakit bakterial dan non bakterial.
Penyakit bakterial umumnya sangat berbahaya dan banyak menimbulkan
kerugian usaha perikanan ikan hias. Jamur putih merupakan jenis
penyakit yang banyak menyerang ikan cupang disamping penyakit busung
dan veluet. Jamur putih (Inchtyophtirius multifiliis) dapat
dicegah dengan pemberian anti vaksin dan menjaga kebersihan wadah
pengembangan. Sedangkan penyakit non bakterial muncul karena lingkungan
yang membuat ikan stress. Contohnya adalah penyakit gigit ekor dan
bacul.
Sumber : Merawat Cupang Hias Untuk Kontes. Bambang Eka Perkasa Penebar Swadaya.
Jakarta 2001.

IKAN GURAMI
Kottelat, et.al., (1993) mengklasifikasikan ikan Gurami ke dalam kelas Pisces, famili
Ospronemidae, genus Ospronemus dan spesies Ospronemus gouramy.
Kottelat et.al.,(1993)
menyatakan bahwa ikan gurami memiliki ciri-ciri bentuk tubuh pipih
lebar, dimana tinggi badan lebih ½ kali dari panjang tubuhnya, sirip
punggung panjangnya terdiri 12-13 jari-jari keras dan tajam 11-13
jari-jari lemah, sirip dubur 9-11 jari-jari keras dan 9-21 jari-jarilemah,
sirip perut 1 jari-jari keras dan 2 diantaranya jari-jari lemahnya
memanjang seperti benang yang berfungsi sebagai alat peraba, sirip dada
2 jari-jari keras yang kecil dan 13-14 jari-jari lemah. Gurat sisi sempurna mulai kepala
hingga ekor yang terdiri dari 30-33 keping sisik.
Sitanggang (1987) mengemukakan bahwa ikan guramitermasuk
golongan iknan labyrinthici yaitu sebangsa ikan yang memiliki alat
pernafasan berupa insang dan insang tambahan (labyrinth). Labyrinth
adalah alat pernafasan yang berupa selaput tambahan yang berbentuk
tonjolan pada tepi-tepi atas lapisan insang pertama. Pada selaput
terdapat pembuluh darah kapiler (zat asam) langsung dari udara dan
pernafasannya.
Sitanggang
(1987) mengemukakan bahwa ikan gurami adalah makhluk vegetarian yang
hanya mau menyantap makanan yang berasal dari tumbuhan.
IKAN BAUNG
Kottelat et.al., (1993) mengklasifikasikan ikan Baung kedalam phylum Chordata, kelas
Pisces, subkelas Teleostei, ordo Ostariophysci, subordo Siluridae,
famili Bagridae, genus Mystus, species Mystus nemurus.
Djuhanda
(1981) menyatakan bahwa ikan Baung memiliki 4 sungut peraba dan satu
diantaranya panjang sekali terletak pada sudut rahang atas, panjangnya
sampai mencapai sirip dubur. Sirip lemah di punggung mempunyai
jari-jari keras, satu daripadanya besar dan meruncing menajdi patel.
Jumlah jari-jari lunaknya ada 7 buah, sirip dubur memiliki 12-13
jari-jari lunak dan sirip dada memiliki 8-9 jari-jari dan jari-jari
keras yang menjadi patel dan kepalanya besar.
Djajadireja,
Satimah, Arifin (1977) menambahkan bentuk badan panjang, tidak
bersisik, panjang total 5x tinggi atau 3-3,5 panjang kepala. Badan
berwarna kecoklatan, panjang maximum 350 mm.
Djajadireja (1977) menyatakan bahwa ikan baung hidup di habitat air tawar terutama di
derah banjir (lebak lebung).
IKAN TOMAN
Saanin
(1986) mengklasifikasikan ikan Toman sebagai berikut kelas
Osteichthyes, ordo labyrinthici, subordo Ophiocephaloidei, famili
Ophiocephalidae, genus Ophiocephalus dan species Ophiocephalus micropeltes.
Asmawi
(1986) menyatakan bahwa ikan toman memiliki cirri-ciri sebagai berikut
: tubuhnya ditutupi oleh sisik yang berwarna biru kehitam-hitaman pada
bagian punggung dan bagian perut berwarna putih cerah , pada ikan Toman
muda disepanjang tubuhnya terdapat 2 garis hitam yang membujur, tapi
pada ikan yang sudah tua kedua garis tersebut hilang.
IKAN MOTAN
Menurut
DJUHANDA (1989), ikan Motan tergolong famili Cyprimidae, ukuran panjang
tubuhnya lebih besar dari pada tinggi tubuhnya, bentuknya bilateral
simetris, mulutnya terletak di ujung depan kepala atau agak ke bawah,
moncongnya dapat ditonjolkan ke depan dan mempunyai gelembung renang
yang terbagi dalam dua bagian, bagian belakang lebih kecil dari pada
bagian depan.
Ikan Motan di klasifikasikan kedalam kelas Pisces, sub kelas Teleostei, ordo
Cypriniformes (Kottelat et al, 1993) atau Ostariophysi (Saanin, 1984) sub ordo
Cyprinoidea, famili Cyprinidae, genus Thynnichthys dan spesies Thynnichthys polylepis
(Kottelat et al, 1993) atau Thynnichthys polylepis, (Saanin, 1984).
Ikan
motan mempunyai ciri morfologis sbb: Kepala meruncing, overculum
mempunyai kelopak yang besar, mulut dianterior dan kecil, tidak ada
bibir atas dan rahang bawah, mempunyai lipatan bibir yang kecil pada
sudut rahang. Garis rusuk lurus dan memanjang ketengah-tengah ekor.
Sirip dorsal kecil dan terletak sejajar dengan sirip ventral. Tidak
mempunyai lebih dari 8 ruji bercabang. Tidak ada sisir insang dan lamna
insang panjang, tidak ada pseudobrranchia (Mohsin dan Ambak,1992). Menurut(Saanin,
1984),
ikan ini dikenal juga dengan nama Kendie, Menangin, Lambak, Ringan,
Lumoh dan Pingan. Di Palembang, ikan ini di namakan Damaian / Lumopoko
dan di Kalimantan disebut Ketup atau bau ketup (Subardja et al,1995).
IKAN TAMBAKAN
Ikan
Tambakan Klasifikasinya, Phylum: Chordata, Sub Phylum: Craniata, Sub
Klas: Gnathostomata, Klas: Pisces, Sub Klas: Teleostei, Ordo:
Labirinthia, Sub Ordo: Anabontaidei, Famili: Anabontaidea, Genus:
Holostoma dan spesies: Helostoma teminck, (Saanin, 1986).
Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Bentuk mulut proctractile yaitu mullut dapat disembulkan, celah mulut
horizintal sangat kecil, rahang atas dan bawah sama, bibir tebal dan
mempunyai deretan gigi yang ujungnya tajam (Susanto, 1997).
Ikan
tambakan menyukai keadaan yang sedikit agak hangat yang biasanya
terletak pada ketinggian 150 – 750 meter dari permukaan laut. Kisaran temperatur 25 –
30 derajat celsius dan pH netral ( SUSANTO, 1984)
IKAN GABUS
Saanin (1984), Ikan gabus diklasifikasikan kedalam ordo Labyrintichi, family
Ophiocephaloidae, genus Channa, Spesies Channa striata.
Ikan Gabus (Channa striata)
merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi. Ikan ini
sejak lama dikenal sebagai ikan kosumsi yang cukup populer di semua
pasar (Cahyono, 2000).
DJUHANDA (1981), mendeskripsikan Ikan Gabus ( Channa striata)
memiliki bentuk tubuh hampir bulat panjang, makin kebelakang makin
menjadi gepeng. Punggungnya cembung, perutnya rata, sirip punggung
lebih panjang dari sirip dubur, sirip yang pertama disokong oleh 38-45
jari-jari lunak, sirip yang disebut belakangan disokong oleh 23-27
jari-jari sirip dada lebar dengan ujung membulat disokong oleh 15-17
jari-jari lunak. Gurat sisi ada 52-57 keping, panjang tubuhnya dapat
mencapai 100 cm.
(Suyanto,
1993) Sama halnya dengan lele dumbo, lokal pun dikaruniai alat
pernafasan tambahan disebut arborescent organ. Maka wajar jika ia dapat
mengambil/ menghirup oksigen langsung dari udara dengan bergerak
vertikal.
Ikan Gabus (Channa striata)
merupakan ikan liar tawar yang potensial di dosmestikasi. Ikan ini
sejak lama dikenal sebagai ikan kosumsi yang cukup populer di semua
pasar (Cahyono, 2000).
Kottelat et al (1993), Menyebutkan bahwa ikan gabus mempunayai warna gelap
danseluruh tubuhnya ditutupi dengan sisik. Di bagian dadanya kulit tubuhnya berwarna
putih.
IKAN PEPETEK
Ikan pepetek (Leiognathus dussummieri),
tergolong pada keluarga leiognathidae yang masih berkerabat dengan
keluarga Carangiadae. Jenis ini merupakan jenis ikan yang kecil,
Panjang tubuhnya tidak lebih dari 15 cm, Badanya tinggi dan bentuknya
pipih. Daging dari jenis ini tidak begitu banyak,(Djuhanda, 1981).
IKAN SENANGIN
Menurut
Kriswantoro dan Sunyoto (1986), nama lain Ikan Senangin di Inggris
adalah Giant threadfin (tasselfish), Indian Salmon. Di Indonesia
disebut Kurau (Jabar), Baling, Kuro (Jawa), Laceh (Madura), Senangin
(Sumatra), Selangih (Sumatra Timur), dan Tikus-Tikus (Ambon).
Ikan Senangin (Polynemus tetradactylus ) diklasifikasikan kedalam ordo Percesoces,
famili Polynemidae, genus Polynemus, spesies Polynemus tetradactylus,
Ikan Senangin mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: bentuk mulut non
proctractile, ukuran mulut lebar, posisi mulut didepan bola mata,
ukuran bibir tipis dan tidak memiliki sungut.
Siregar (1979),mengatakan
bahwa ikan senangin adalah ikan dengan badan yang panjang dan sedikit
gepeng. Tubuh ditutupi oleh sisik yang besar-besar. Sedangkan tutup
insang, moncong dan bagian sirip ditutupi oleh sisik yang halus
IKAN SARDIN
Menurut Saanin (1995)mengklasifikaikan
ikan sardin berdasarkan sistem bleeker yatu:phylum chordata, kelas
piscas, sub kelas teleostei, ordo percomorfes, sub ordo combroidea,
famili serranidae, genus Sardinella, spesies Sardinella sirin.
Bentuk
badan memanjang, perut agak bulat dengan sisik duri (16-18) + (12-14).
Awal sirip punggung sedikit kemuka dari pertengahan badan, lebih dekat
kearah moncong daripada kebatang sirip ekor. Sirip punggung
berjari-jari lemah 15-18, sedang sirip duburnya 18-20. Terdapat sirip
tambahan pada sirip perutnya. Tapisan insang halus berjumlah 36-42 pada
bagian bawah busur insang pertama. Hidup
di perairan pantai, lepas pantai. Pemakan plankton halus, dapat
mencapai panjang 23 cm, umumnya 17-18 cm. Warna tubuh biru kehijauan,
putih perak bagian bawah, gelap bagian atas badan. Direktorat (1979).
Ikan Sardin (Sardinella sirin).
Merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromidae yang berkerabat
dengan keluarga Carangidae, bentuk badan panah dengan badan yang
rendah. Merupakan ikan herbivora yang cenderung bersifat omnivora,
selain suka melahap tumbuhan air, ia juga suka memakan udang atau
ikan-ikan kecil dan hewan-hewan air lainnya. Djuhanda, (1981).
Ikan
Sarden memiliki bentuk mulut non protaktil dengan ukuran sedang ,
Posisi sudut mulut satu garis lurus dengan sisi bawah bola mata, tubuh
berbentuk torpedo, sirip punggung berbentuk sempurna dan terletak
dipertengahan dengan permulaan dasar didepan sirip perut, sirip dada
dibawah linea lateralis, sirip perut sub abdominal, sirip ekor
berbentuk bulan sabit Saanin (1986).
IKAN PANTAU
IkanPantau (Rasbora borneesis) adalah ikan pelagik yang terdapat di sungai-sungai (air
tawar).
Mulutnya terminal, mempunyai tutup insang , berwarna kuning
keemasan,liniea literalis sempurna, mempunyai sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip ekor berbentuk
cagak, sirip punggung dan sirip anus tidak bersatu hubungan sirip dada
dan sirip perut abdominal,sisik berbentuk cycloid, tidak berbahaya (SAANIN, 1968).
IKAN KAPIEK
Ikan Kapiek menurut (PULUNGAN, 2000)Adalah moncong menonjol kedepan dan
tumpul,kepalah bersegi tidak
bersisik mata di bawah garis segi, mulut sub terminal, pada rahang
atasa terdapat dua lipatan bibir, pada rahang bawah terdapat satu
lipatan bibir, bibir luar rahang atas di sudut mulut menutupi lipatan
bibir bawah, pada pertemuan lipatan bibir atas terdapat sungut pendek
di atas bibir atas terdapat sungut pendekdan
kecil, permukaan kepalah licin, garis rusuk sempurna 34-36 sisik.bentuk
tubuh gepeng dan badannya tinggi, warna tubuh putih seperti perak dan
punggung abu-abu kecoklatan dan perutnya putih mengkilat (DJUHANDA, 1981).
Ikan
kapiek bentuk tubuh gepeng dan berbadan tinggi. Warna tubuh putih
seperti petak dengan punggungyang abu-abukecoklatan dan perutnya putih
mengkilat jumlah gurat sisiada 35-36 keping. Gurat sisi sempurna, sirip
punggung merah dengan bercak kehitaman. Pada ujungnya, sirip dadqa dan
perut berwarna nmerah, sirip ekor berwarma orange atau merah dengan
pinggiran garis hitam atau putihsepanjang cuping sirip ekor. (SAANIN 1984)
IKAN KEMBUNG LAKI-LAKI
SAANIN (1968).Dalam tasoknomi mengklasifikasikanikan kembung laki-laki (Scomber
canagorta) sebagai Ordo Scombriformes, famili Scombridae, genus Scomber, dan
spesiesnya adalah (Scomber canagorta) . Ikan kembung laki-laki tergolong ikan pelagik
yang menghendaki
perairan yang bersalinitas tinggi. Ikan ini suka hidup secara
bergerombol, kebiasaan makanan adalah memakan plankton besar/kasar,
Copepode atau Crustacea (KRISWANTORO dan SUNYOTO, 1986).
DJUHANDA ( 1981). Ikan kembung laki-laki (Rasterliger branchysoma) termasuk
kedalam kelas Condrichthyes yang memmiliki rahang, tubuh
bilateral simetris, muliutnya terminal, dan memiliki tutup insang, Ikan
kembung laki-laki (Rasterliger branchysoma) juga memilikiliniea
lateralis, rudimeter, finlet, memiliki lubang hidung dua buah
(dirhinous), bersisik dan tidak memiliki sunngut. Ikan kembung
laki-laki (Rasterliger branchysoma)juga memiliki sirip punggung I,II sirip perut,
pectoralis, sirip anal dan sirip ekor bercagak.
IKAN NILEM/PAWEH
Ikan Nilem /Paweh (Osteochilus hasselti) bentuk tubuh hampir serupah dengan ikan mas,
hanya kepalah relatif
kecil, pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba.
Warna tubuh ikan ini hijau abu-abuan, dan hidup di perairan yang
jernih, makanan berupa tumbuhan.sirip punggung dari ikan nilem ini di
sokong jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor
bercagakbentuknya simetris. Sirip dubur di sokong oleh 3 jari-jari
keras dan 5 jari-jari lunak,sirip perut disokong
1 jari-jari keras dan 8 jari lunak, sirip dada di sokong 1 jari-jari
keras dan 13-15 jari-jari lunak. Di indonesia ikan ini terdapat di
jawa, sumatra, dan kalimantan di luar indonesia terdapat di malaysia
dan siam. (DJUHANDA, 1981).
IKAN BARAU
Ikan Barau (Hampala macrolepidota) bentuk tubuhnya hampir sama dengan ikan mas,
tetepi jika kita
perhatikan baik-baik ikan barau ini bentuknya lebih ramping dan lebih
lansing, moncong lebih tirus dan di sudut mulutnya ada satu pasang
sungut peraba, ikan ini adalah ikan pemangsa ikan kecil, juga suka
memakan hewan-hewan lain, seperti udang, ketam, dan serangga.warna
tubuh putih keperakan punggung bewarna gelap, pinggir badan dan
perutnya bewarna lebih cerah, sirip-sirip bewarna kuning.pinggiran
depan dari sirip punggung dan pinggiran luar dari sirip ekor bewarna
hitam. Dari ujung depan pangkal sirip punggung berjalan garis hitam
yang tebal melintang menujuh pangkal sirip ekor (DJUHANDA, 1981)
PULUNGAN (1987) mengemukakan bahwa jenis-jenis ikan dari famili siluridae
merupakan air
tawar yang pada umumnya menghuni perairan sungai, anak-anak sungai
maupun danau-danau ukuran kecil (bekas aliran sungai) dan sangat
bersembunyi disela-sela daun tanaman air yang terdapat disekitar tempat
hidupnya. Ikan ini yang bernilai ekonomis ikan ini banyak sekali
terdapat disungai-sungai bentuknya berpariasi dan bahkan dijadikan ikan
hias.
IKAN TERI
Ikan Teri (Stolephorus commersoni) tubuhnya ramping kecil, panjang kurang dari 12
meter, mulutnya lebar
sampai lewat belakang mata , rahang bawah lebih pendek dari pada rahan
atas, moncongnya tumpul.sirip dubur dimulai dari tepat di bawah
belakang dari sirip punggung,. Jenis ikan teri ini umumnya hidup di
dekat pantai, tetapi pula yang masuk ke muara –muara sungai di air
payau, kebanyakan ikan teri hidup dalambergerombolan
sangat besar. Sebetulnya banyak sekali nama ikan teri ini atau
spesiesnya, ikan teri ini memmpunyai ari yang besar dalam perdagang indonesia dan
bernilai ekonomis (DJUHANDA ,1981)
IKAN SELAR
Ikan selar tetengkek(caranx rottleri)selain mempunyai sirip tambahan dari sirip dubur dan
sirip punggung
bagian belakangnya, juga mempunyai tanda khas yang merupakan sisik
besar,dan berduri pada gurat sisinya, melebar keatas dan kebawah badan.
Ikan ini di dapat jauh ketengah-tengah lautan, tetapi anak-anaknya
sering terdapat di muara-muara sungai yang besar.panjang tubuh ikan ini
mencapai40 cm lebih. Ikan seperti ini terdapat di seluruh daerah indo-pasifik
(DJUHANDA, 1981)
IKAN PUYUH
Ikan puyuh (Anabas testudineus)adalah ikan air tawar yang termasuk kedalam Kelas
Teleufei,Ordo Labyrinthisi (SAANIN 1984) , Atau perciformes (KOTTELAT et al,
1993).Famili Anabantidae,Genus anabas,Pol dan Species Anabas tustidineus
(KOTTELAT et al, 1993).
Ikan
puyuh termasuk kedalam kingdom animalia, Phylum Chordata, Kelas pisces,
Ordo Labyrinthisi, Famili Anabantidae, Genus Anabas dan Spesies Anabas
testudineus(SAANIN, 1968).
IKAN NILA
Djarijah (1995)mengklasifikasikan ikan Nila sebagai berikut : Phylum Chordata,
Subphylum Vertebtara, Klass Osteichtyes, Subklass Achanthoptherigi,
Ordo Percopmorpa, Subordo Perciodea, Family Chiclidea, Genus
Oreochromis, dan Spesies Oreochromis niloticus.
Ikan
Nila bersifat omnivora tapi cenderung untuk mengkonsumsi makanan yang
berasal dari Plankton, Tumbuh-tumbuhan hakus, dedak tepung bungkil
kacang, ampas kelapa dan lain sebagainya ( Asmawi, 1986).
IKAN SEBELAH
Ikan sebelah (Psettodes erumeri) memiliki klasifikasi yaitu: Ordo: Heterosomata, Famili:
Psettodidae, Genus: Psettodes, Spesies: Psettodes erumeri. Ikan
sebelah merupakan ikan yang tergolong ke dalam kelompok ikan yang
memiliki tubuh non bilateral simetris, karena apabila tubuh ikan ini
dibelah dua secara membujur, maka belahan sebelah kanan tidak
mencerminkan bagian yang sebelah kiri. Ikan ini memiliki bentuk tubuh
pipih mendatar.memiliki rahang dan susunan gigi pada kedua belah pihak
dari tubuhnya hampir sama. Ikan-ikan ini di iIndonesia tidak begitu
ekonomis disebabkan tubuhnya tidak begitu besar dan jumlahnya tidak
banyak(Djuhanda, 1981).
IKAN SEPAT RAWA
Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) memiliki ciri-ciri bentuk tubuhnya seperti
ikan sepat siam yaitu
tubuhnya pipih, kepalanya mirip dengan ikan gurami muda yaitu lancip.
Panjang tubuhnya tidak dapat lebih besar dari 15 cm, permulaan sirip
punggungterdapat di atas bagian yang lemah dari sirip dubur.Pada
tubuhnya ada dua bulatan hitam, satu di tengah-tengah dan satu di
pangkal sirip ekor. Sirip ekor terbagi ke adalan dua lekukan yang
dangkal.(Haridiwiyoto, 1993).
Dan
Ikan Sepat Rawa memiliki permulaan sirip punggung atas yang lemah dari
sirip duburnya. A. XI – X (XII). 33-38. bagian kepala dibelakang mata
dua kali lebih dari permulaan sirip punggung di atas bagian
berjari-jari keras dari sirip dubur ( Saanin, 1968).
IKAN KAPAS-KAPAS
Saanin (1984) mengungkapkan klasifikasi ikan kapas-kapas dengan ordo Percomorphi,
familli Leiognathidae, genus Geres dan Species Geres punctatus.
Kemudian Hasibuan (1998) juga menyatakan ikan kapas-kapas merupakan
kelompok ikan yang memiliki ukuean tubuh yang relatif kecil, bentuk
tubuh pipih dan kepala meruncing, dengan mulut yang agak runcing
kedepan.
IKAN BANDENG
Ikan bandeng Menurut Djuhanda(1981) mempunyai tubuh yang ramping dan
ditutupi oleh sisik dengan jari-jari yang lunak. Sirip ekor yang
panjang dan bercagak. Mulut sedang dan non protractile dengan posisi
mulut satu garis dengan sisi bawah bola mata dan tidak memiliki sungut.
Ikan Selar kuning

Menurut Alamsyah (1974), ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis) termasuk dalam ordo:
Percomorphi, familiy: Carangidae, genus: Caranx dan spesies: caranx leptolepis.
Mempunyai bentuk tubuh seperti torpedo, sirip ekor bercagak, , habitat di laut.
IKAN MERAH
Menurut Saanin (1984), mengklasifikasikan ikan Merah dalam ordo: Percomorphi,
family: Lucanidae, genus: Lucanus dan spesies: Lutianus erythropterus. Dengan ciri-ciri
kepala tumpul dan ekor berlekuk, tubuh berwarna merah agak keputihan
Ikan merah (Lutjanus eryptropterus) adalah ikan yang berada di perairan luat.bentuk
tubuh bilateral
simetris dengan klasifikasinya adalah Ordo Percomorphi, Famili
Lucanidae, Genus lutjanus, Spesies Lutjanus eryptropterus. Pada
ikan merah mulutnya besar, dapat disembulkan kedepan, ujung belakang
dari rahang atas terletak dibawah sudut dari depan bola mata. Ikan
merah ini mempunyai empat buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada,
sirip perut, dan ekor. Warna sirip tersebut bewarna merah kelam(DJUHANDA, 1981).
IKAN KERAPU MACAN
LAGLER et al. dalam ANONIMOUS (1998)Ikan kerapu macan (Ephinephelus lauvina)
adalah
ikan yang termasuk kedalam Fanili serranidae. Ikan ini mempunyai sifat
hermaprodite protoginous yaitu pada perkembangan mencapai dewasa
(matang gonat) berjenis kelamin betina dan akan berubah kelamin jantan
setelah dewasa.ikan kerapu macan termasuk kedalam Ordo Percomorphi,
Famili serranidae, Genus ephinephelus, Spesies (Ephinephelus lauvina)
IKAN TENGGIRI.
Ikan tenggiri (Cybium commersoni) merupakan salah satu jenis ikn yang banyak terdapat
di Propinsi Riau
dari hasil utama bagi para nelayan. Secara fisik ikan tenggiri
mempunyai dua jenis daging yaitu daging merah (gelap) dan daging putih
(terang), sedangkan secara kimia daging merah banyak mengandung lemak,
glikogen dan vitamin dan untuk daging putih banyak terdapat protein (HASAN, 1984).
Ikan
tenggiri tergolong kedalam famili Scombridae yang mempunyai bentuk
memanjang, daging kulit yang licin, tidak bersisik kecuali sisik-sisk
pada gurat sisi yang kecil-kecil, sirip pungung ada dua, letaknay
berdekatan sekali yang depan disokong oleh jari-jari keras yang lemah
sebanyak 16-17 buah, yang belakang disokomg oleh 3-4 jari-jari keras
dan 13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur sama besar nya dengan sirip
punggung yang belakang, dan disebelah belakangnya terdapat sirip-sirip
tambahan sebanyak 9-10 buah, sama seperti pada sirp punggung. Sirip
ekor cagak dua berlekuk dalam dengan kedua ujung sirip-siripnya yang
panjang. Mulut nya lebar, rahang atas dan rahang bawah begerigi tajam
dan kuat, langit-langit bergigi kecil-kecil. Warna punggungnya
kebiru-biruan, pinggiran tubuh dan perut beawarna seperti perak. Jenis
ikan ini tergolong pada ikan yang besar, panjang tubuhnya dapat sampai
150 cm (DJUHANDA, 1981).
Ikan
ini termasuk ikan perenang tercepat dan juga termasuk ikan buas,
predator dan karnivor. Penyebarannya terdapat di laut Merah, dekat
pantai Timur Afrika, Laut-laut India, Malaysia, Indonesia dan
sekitarnya yang banyak disukai orang-orang dan dipasar selain dijual
segar banyak jua yang diasin dan dipindang bahkan ada yang dibuat
empek-empek dan kerupuk karena dagingnya yang begitu halus dan gurih.
IKAN BIJINANGKA
Ikan Biji Nangka (Upeneus mullocensin)
tergolong kedalam keluarga mugilidae, bentuk tubuhnya hampir sama
dengan ikan merah,. Kedua macam keluarga ini mempunyai banyak
sifat-sifat yang sama, hanya ada sedikit perbedaan, yaitu pembagian
sirip punggung bagian depan dengan bagian belakang tidak jelas.
Gigi-gigi pada rahang runcing-runcing dan tersebar merata.Sirip
punggung dan sirip anus bersisik sedikit, mulutnya besar, dapat
disembulkan ke muka, ujung belakang dari rahang atas terletak dibawah
sudut depan dari mata. Keping tulang lengkung insang depan berlekuk.
Sirip ekor berlekuk, sirip dada tidak lebih panjang dari kepala. Sirip
dubur memiliki tiga jari-jari keras, dan jumlah jari-jari keras ada
antara 7-9. Sirip punggung mempunyai 10
jari-jari keras dan 13 jari-jari lunak. Linnea lateralisnya berlekuk
keatas dan pada bagian bawah kepala didekat tenggorakanterdapat sepasang sungut
(Djuhanda, 1981).
IKAN BAWAL HITAM
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger)
tergolong pada keluarga Stromatidae yang berkerabat dengan keluarga
Carangidae. Bentuk tubuhnya pipih dengan badannya yang tinggi sehingga
hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan ini tubuhnya berwarna
hitam, sirip punggung hanya satu mempunyai 5 jari-jari keras dan 42-44
jari-jari lunak. Sirip dubur besarnya hampir sama dengan sirip
punggung, disokong oleh 3 jari-jari keras dan 35-39 jai-jari lunak.
Sirip dada mempunyai 22 jari-jari lunak, bentuknya melengkung dengan
ujung-ujungnya yang tirus dan pangkalnya yang kuat dan lebar. Sirip
perut tidak ada. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang dalam,
pangkal sirip ekor bulat kecil. Gurat sisi dibangunkan oleh sisik-sisik
yang lebih besar dari pada sisik-sisik yang lainnya dari tubuh. Kalau
di lihat dari bentuk sirip dada, pangkal siripekor danstruktur gurat
sisi, iakn ini mempunyai persamaan dengan ikan-ikan dari keluarga
Carangidae.
Ikan
Bawal hitam dapat berenang dalam posisi miring seperti ikan Sebelah.
Panjang tubuhnya dapat mencapai 60 cm, dagingnya baik sebagai bahan
makanan, dan mempunyai pasaran yang baik. Ikan ini tidak banyak
terdapat di dekat-dekat muara sungai, biasanya bergerombol banyak di
tengah-tengah lautan. Jenis ikan-ikan ini terdapat di laulaut India,
Indonesia, Malaysia, dan Cina. (T. Djuhanda, 1981).
Ikan Bawal (Stromateus Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan
Carangidae. Bentuk
badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk
belah ketupat . Ikan Bawal ini merupakan herbivora yang cendrung
bersifatomnivora, selain suka melalap tumbuhan ia juga suka memakan udang ataupun
ikan-ikan kecil dan hewan lainnya (Tatang, 1981) .
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat besar
dan gepeng seperti
belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh panjang D
VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya
didasar perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya
dimuara-muara sungai besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas,
putih perak bagian bawah. Siripnya agak gelap. Perbedaanya dengan bawal
hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini termasuk ikan
ekonomis yang banyak dijual dipasar-pasar(Saanin, 1984)
IKAN PATIN
Jambal siam (patin) terklasifikasikan dalam ordo Ostariophyri, sub ordo Siluroide, famili
Pangasidae, genus Pangasius, spesies Pangsius sutchi.
(Saanin, 1984). Ikan Jambal siam termasuk ke dalam genus Pangasius dan
famili Pangasidae (Robert and Vidthayanon, 1991). Morfologi ikan Jambal
siam mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi mulut sub terminal,dan
dilengkapi dengan 4 buah sungut. Sirip punggung berduri dan bersirip
tambahan serta terdapat garis lengkung mulai dari kepala sampai pangkal
sirip ekor. Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi
berwarna putih dengan garis hitam ditengah. Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150
cm. (Sumantadinata, 1993)
IKAN TONGKOL
Ikan tongkol terklasifikasi dalam ordo Goboioida, family Scombridae, genus
Euthynnus,spesies Euthynnus pelamis .Ikan tongkol masih tergolong pada
ikanScombridae,
bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada
melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol
merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka
tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya
mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat
masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan
dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirippunggung dan sirip
dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet. (T. Djuhanda,
1981).
IKAN ALU-ALAU
Ikan
alu-alu terklarifikasi dalam phylum Chordate, kelas Pisces, ordo
Perciformes, family Sphyraenidae, genus Sphyraena, species Sphyraena jello.
Bentuk tubuhnya bulat panjang dengan kepalanya menirus kebagian
moncong, mulutnya lebar, rahang bawah lebih panjang dari pada rahang
atas. kedua rahang serta langit-langit mempunyai gigi yan relatifbesar
dan tajam, badan dan kepala pada pipi dan tutup insang ditutupi dengan
sisik-sisik kecil, pinggir tubuh dan perutnya berwarna perak dan
mengkilat, tetapi punggungnya berwrna hijau abu-abu, mempunyai dua
sirip punggung yang di depan seluruhnya disokong oleh jari-jari keras
dan sebanyak lima buah, dan yang belakang hanya mempunyai satu
jari-jari keras dan sebanyak sembilan jari-jari lunak, sirip ekor
bercagak, berlekuk dua dan mempunyai 17 jari-jari lunak, sirip dubur
mempunyai satu jari-jari keras dan 8-9 jari-jari lunak, sirip dada
letaknya lebih ke bawah, biasanya hidup di laut tropis dan sub tropis.
(T. Djuhanda, 1981).
IKAN HIU
Ikan Hiu (Carcharias menissorah),
terklasifikasi dalam phylum Chordata, kelas Pisces, sub kelas
Elasmobranchii, ordo Selachi, famili Carcharidae, genus Carcharias, dan
spesies Carcharias menissorah. Ciri-ciri ikan hiu
berhabitat di perairan laut di sekitar gosong-gosong karang dan di
depan muara sungai, memiliki satu gigi runcing, memiliki bentuk tubuh
bilateral simetris yang sagitiform, mulut superior, dan memiliki lima
kantung insang. Hiu jenis ini panjang tubuhnya tidak dapat melebihi
dari 1 meter. (T. Djuhanda, 1981)
IKAN SELAR COMO
Ikan Selar como (Caranx mate),
tergolong pada keluarga Carangidae. Tubuh ikan-ikan dari keluarga ini
bentuknya ada yang sedikit gepeng, ada yang lonjong, dan ada juga yang
tinggi. Pangkal ekor kecil, bentuknya bulat panjang. Biasanya mempunyai
sisik-sisik kecil tipis dari jenis sikloid, atau ada juga yang tidak
bersisik. Gurat sisi sempurna, pada bagian depan melengkug ke atas,
pada bagian belakang melurus sampai di ujung ekor. Ada segolongan ikan-ikan dari
keluarga Carangidae yang mempuntai
sisik-sisik gurat sisi yang besar-besar dan pada pinggiran belakangnya
seolah-olah merupakan duri. Gigi-gigi terdapat pada rahang-rahang,
lidah dan langit-langit, bentuknya halus dan kecil-kecil. Sirip
punggung ada dua yang terpisah secara jelas, yang depan disokong oleh
jari-jari keras saja, sedangkan yang belakang mempunyai satu atau
beberapa jari-jari keras saja dan banyak jari-jari lunak. Pada beberapa
jenis terdapat sirip tambahanpada sirip
punggung dan sirip duburnya bagian belakang sekali, yang merupakan
jari-jari sirip lunak yang lepas-lepas dan membentuk sirip kecil-kecil.
Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang sangat dalam. Sirip duburnya
lebar dan panjang, sama besarnya dengn sirip punggung bagaianbelakang.
Sirip perut terletak tepat di bawah sirip dada dan sirip dadanya besar
dan kuat, terletak lebih ke bawah. Bentuk sirip dada pinggiran depannya
melengkung ciut ke ujung dengan bagaian pangkalnya yang kuat dan lebar.
(T. Djuhanda, 1981).
IKAN JUARO
Ikan Juaro (Pangasius polyuranodon) termasuk ke dalam keluarga Pangasidae (SAANIN,
1984). Memiliki ciri-ciri yaitu tidak memiliki sisik, sirip punggung berjari-jari keras dan
tajam (KOTTELAT et al, 1993).
Daerah penyebaran ikan juaro di Indonesia yaitu Sumatera dam Kalimantan
namun untuk penyebaran genus Pangasius di mulai dari India, Birma,
Thailand (SOETIKNO dalam HENNYWATI, 1998).
IKAN SELAIS
Ikan selais kryptopterus apogon Blkr,
atau lebih dikenal dengan nama Selais Panjang Lampung merupakan salah
satu bagian potensi perairan Riau. Ikan ini masih tergolong ikan air
tawar yang hidup secara liar, namun demikian ikan ini mempunyai nilai
ekonomi yang sangat penting. Ikan ini telah menjadi jenis ikan yang sangat digemari oleh
masyarakat.
IKAN LELE DUMBO
Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus)
termasuk kedalam filum Chordata, kelas Pisces, sub kelas Teleoistei,
ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family Clariidae, genus
Clarias, spesies Clarias gariepinus (SUYANTO, 2002). Padamulanya nama ilmiah ikan
Lele Dumbo adalah Clarias fuscus dan kemudian diganti menjadi Clarias gariepinus.
Pengganti nama ini berdasarkan atas sifat-sifat induk jantan yang
dominan diturunkan kepada anaknya. Dari hasil penyilangan itu ternyata
keturunan ikan Lele yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat yang unggul (SUYANTO,
1992).
WEBER DAN BEAUFORT (1992), sertaSAANIN (1984) Mengklasifikasikan Ikan
Gabus (Channa striata)
dalam kelas Osteichthyes, ordo Labirinthici, Sub Ordo Ophiochepaloide,
famili Ophiocephilidae, dan genus Ophiochepalus serta spesies Ophiochepalus striatus.
Menurut VIVIEW et al (1985) bahwa cirri-ciri ikan lele dumbo mempunyai kulit yang
tidak bersisik
(licin), berwarna gelap pada bagian punggung dan sisi tubuh.bila dalam
keadaan stress kulitnya seperti mosaic berwarna gelap dan tolol putih
(terang).Mulut lebar sehingga memakan mangsannya yang
panjangnyaseperempat panjang tubuh ikan lele dumbo. Disekitar tubuhnya terdapat
delapan buah sungut yang berfungsi sebagai peraba.
IKAN LAYUR
Ikan Layur (Trychiurus savala)
tergolong kepada keluarga Trichiuridae, bentuk tubuh panjang gepeng,
ekornya panjang seperti pecut. Kulitnya tidak bersisik, warnanya
memutih keperak-perakkan sedikit kuning. Sirip punggungnnya satu,
dimulai dari belakang kepala terus sampai di ekor, jumlah jari-jari
sirip lunaknya antara 140-150 buah. Sirip ekor tidak tumbuh, sirip
dubur terdiri dari sebaris duri-duri kecil yang lepas-lepas. Tidak mempunyai sirip perut
dan ikan ini bersifat karnivor, (Djuhanda, 1981).
IKAN OMPOK
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus) merupakan ikan air tawar yang tergolong kedalam
Famili Siluridae. Jenis-jenis
ikan ini sudah dikenali sebagian masyakat yang berada dikawsan Sunda
plat. Akan tetapi nama yang diberikan kepada ikan selai sangat
berfariasi dengan asal dimana jemnis-jenis Ikan Ompok ini di dapat
(Pulungan, 1985).
Ikan Ompok (Ompok hypopthalmus)mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut bentuk penampang punggung agak cembung dengan
bentuk pipih memanjang dibedakan dari semua jenis, Ompok hypopthalmuskepalanya
pnjang 4,6-5,3 kali lebih pendek dari panjang
standar,sungut-sungutnya memendek , kira-kira sampai setengah atau
sepanjang diameter mata,sirip dada jauh lebih pendek dari peda kepala,
rahang bawah meruncing melampaui rahang atas, ketika mulut ditutupi
sirip punggung tidak terdapat (Weber dan Debeaufort, 1916; Saanin,
1984; Kottelatet al, 1993).Ikan
Ompok danau merupakan salah satu jenis ikan selais yang ada di Riau dan
termasuk jenis ikan air tawar yang hidup di sungai, anak sungai dan
danau (oxbow lake) yang terdapat disekitar aliran sungai utama di
daerah Riau (Pulungan et al, 1985).

Ikan adalah hewan bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup


di air, pergerakan dan keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip dan bernafas
dengan insang (Raharjo, 1980). Menurut Mudjiman (2001)setiap ikan
mempunyai makanan yang berbeda. Jika dilihat dari jenis makanannya maka ikan
dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu herbivor, karnivora dan omnivora.
Berdasarkan cara makannya ikan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pemangsa
(predator),
penggerogot (grazer), penyaring (strainer), penghisap (sucker) dan parasit.
Berdasarkan macam makanannya, ikan dapat
kita bedakan menjadi lima macam golongan yaitu pemakan tumbuh-tumbuhan
(herbivor atau vegetaris, pemakan hewan (karnivor), pemakan tumbuhan dan hewan
(omnivor), pemakan plankton dan detritus (hancuran bahan organik) dan pemakan
dasar (Effendi 1997 Dan Pulungan, Putra, Efriyeldi Dan Efizon, 2001).
Ikan jantan mempunyai kelenjar yang
berwarna putih yang permukaan licin, berisi sel-sel kelamin jantan (sperma) dan
saluran pelepasan disebut vasdeferens. Saluran ini bertemu dan bersatu dengan
saluran kencing. Sedangkan pada ikan betina kelenjar kelaminnya mempunyai
permukaan kasar, berbintik bintik, berisi sel telur dan saluran pelepasan
disebut dengan oviduct. (Suripto 1982)
Ukuran warna gonad bervariasi tergantung
kematangan sel telur tersebut. Beratnya bisa mencapai 12% dari berat
tubuhnya. Kebanyakan testes transparan dan putih. Sedangkan ovari kuning.
(Ridwan, 1980)
Berdasarkan tempat pemijahan. Ikan dapat dimasukkan kedalam beberapa golongan,
yaitu golongan ikan phytopil yang memijah pada tanaman. Golongan psamopil
memijah dipasir. Golongan ikan pelagopil memijah pada kolam air diperairan dan
golongan ikan ostracopil pada cakang yang telah mati (Raharjo, 1980).
Effendie
(1979)menyatakan bahwa sifat seksualitas primer pada ikan ditandai
dengan adanya yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu
ovarium dan pembuluhnya. Sifat seksual sekunder adalah tanda-tanda luar yang
dipakai untuk membedakan jantan dan betina. Apabila suatu spesies ikan
mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan
betina, maka spesies itu mempunyai seksual dimorphisme. Dan apabila yang
menjadi tanda itu adalah warna, maka ikan tersebut mempunyai sifat
dicromatisme. Pada ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan mebarik
dari pada ikan betina.
Lagler et
al., (1977) menyatakan bahwa perbedaan antara ikan jantan dan ikan betina pada
jenis ikan yang sama dapat dilihat pada ukuran kepala, bentuk kepala, permukaan
tengkorak kepala, bentuk sirip ekor, bentuk badan, bentuk perut, bentuk sirip anus,
dasar sirip dada, bentuk sirip perut dan sirip aus, bentuk serta ukuran lubang
pelepasan alat kelamin.
Tingkat
kematangan gonad dari suatu spesies ikan ada kaitannyua dengan pertumbuhan ikan
itu sendiri dan faktor lingkungan. Tahapan-tahapan perubahan dan perkembangan
gonad dari suatu individu ikan adalah pengetahuan yang sangat penting dalam
biologi perikanan. Dari data perubahan perkembangan ovari dan testes dapat
dibandingkan antara ikan yang belum dewasa dan ikan sudah dewasa, antara ikan
yang sudah matang gonad dan yang belum, antara ikan yang akan bereproduksi
dengan yang sudah bereproduksi. Bahkan dapat diketahui pada ukuran berapa
pertama kali ikan itu mulai matang gonad, memijah dan bisa pula diketahui saat
ikan itu selesai memijah (Lagler et al., 1997).
MenurutBond
(1979), pada umumnya esophagus ikan adalah pendek dan bisa membesar agar
makanan yang agak besar dapat ditelan, dinding-dinding esophagus dilengkapi
dengan lapisan otot dan memanjang, paa ikan-ikan tertentu esophagus bersambung
dengan usus.
Saluran
pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). Saluran pencernaan
tersebut terdiri dari mulut, kerongkongan, esofagus, lambung dan usus.
Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan kantong empedu. Lambung dan
usus juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan(Mudjiman, 2001 dan
putra et al., 2001).
Saluran
pencernaan ikan karnivor biasanya lebih pendek dari pada saluran pencernaan
ikan herbivor, sebab bahan makanan nabati lebih sukar dicerna. Dengan adanya
dinding selulosa yang alot pada tumbuh-tumbuhan, maka untuk mempermudah proses
pencernaannya, ikan herbivor memerlukan usus yang lebih pangjang yang bisa
mencapai 3X panjang tubuhnya (Mudjiman, 2001 dan Putra et al., 2001).
Penyebab tingginya rendahnya angka mortalitas ini selain karena faktor
kematian secra alami juga disebkan oleh faktor-faktor lain. Untuk janis-jenis
ikan yang bernilai ekonomis tinggi faktor yang lain dapat berperan sebagai penyumbang
terbesar angka mortalitasnyua terjadi daripada kematian terjadi secara alami
(Pulungan et al., 2005).
Kematian individu ikan didalam populasi pada habitat tertentu dapat terjadi
mulai dari telur ikan yang baru dilepas keperairan atau yang lelah di buahi,
dimasa larva, ikan dewasa dan ikan yang tua siap untuk mati secara alami.
Pemusbahan pada masih dalam bentuk telur selalu terjadi pada telur-telur ikan
ovipar yang bersifat pelagis. Telur-telur yang mengalami pemusnahan itu dapat
terjadi pada telur-telur ikan yang belum ataupun yang sudah dubuahi. Angka
mortalitas yang tinggi selalu terjadi pada tahap tahap larva sampai individu
ikan menjadi dewasa. Adapun penyebab mortalitas atau kematian secara masal yang
berada disuatu habitat tertentu adalah predasi, penyakit, pencemaran,
pemusnahan secra fisik oleh mesin atau manusia dan gejala alam yang berpengaruh
secara langsung. Sedbgakan pengaruh yang tidak langsung adalah dari faktor
makanan, kondisi lingkungan yang kurang menyenangkan, beberapa jenis parasit
dan tekanan sosial (Pulungan et al., 2005).
Dalam menentukan pendugaan populasi suatu jenis ikan digunakan dua metode
yaitu metode langsung dan metode tidak langsung, metode yang pertama adalah
metode langsung yang dilakukan pada suatu kolam yang luasnya terbatas sebab
kolam terebut dapat dikeringkan airnya dan ikannya dapat dihitung dan ditangkap
satu persatu. Dan metode yang kedua adalah metode tidak langsung dalam metode
ini dilakukan dengan memperhatikan pengurangan cath perunit effort (CPUE).
Dalam hal pendugaan populasi ini dilakukan metode penandaan yang fungsinya
adalah sebagai parameter populasi terdiri atas kepadatan, mortalitas,
recruitment dan laju ekploitasi. Kecepatan dan arah ruaya, penentuan umur dan
pertumbuhan, tingkah laku serta daerah penyebaran (Effendie, 1995). Metode
penandaan itu sendiri dibagi atas marking yaitu berupa penandaan tanda pada
tubuh ikan tanpa menggunakan benda-benda asing, tanda yang diberikan berupa
pemotongan sirip dan pembuatan tato. Sedangkan tagging yaitu pemberian tanda
pada tubuh ikan dengan memberikan benda-benda asing. Benda yang digunakan
adalah yang tidak mudah berkarat seperti perak, aluminium, plastik, nikel,
elbonit dan selloid. Pada tag diberikan tangggal pelepasan, nomor seri dan
kode-kode lainnya. Adapun bagian-bagian tubuh yang diberi tag adalah bagian
kepala meliputi tulang rahang bawah dan tutup insang dan bagian tubuh yang
meliputi bagian depan depan sirip punggung bagian belakang sirip punggung,
bagian tengah badan, sirip lemak dan batang ekor.
Dan utuk metode perhitungan didalam
pendugaan populasi adalah metode petersen, metode zoe schanabel dan metode
schumecher dan eschmeyer. Anak ikan yang baru ditetaskan dinamakan larva,
tubuhnya belum dalam keadaan sempurna baik organ luar maupun organ dalamnya.
Sehubungan dengan perkembangan larva ini, dalam garis besarnya dibagi menjadi 2
tahap yaitu prolarva dan postlarva. Untuk membedakannya, prolarva masih
mempunyai kantung kuning telur, tubuhnya transparan dengan beberapa butir
pigmen yang fungsinya belum diketahui. Sirip dada dan sirip ekor sudah ada
tetapi belum sempurna bentuknya dan kebanyakan prolarva yang baru keluar dari
cangkang telur ini tidak mempunyai sirip perut yang nyata melainkan hanya
bentuk tonjolan saja. Mulut dan rahang belum berkembang dan usunya masih
merupakan tabung yang lurus. Sistem pernapasan dan peredaran darahnya belum
sempurna. Adakalanya larva ikan yang baru ditetaskan letaknya dalam keadaan
terbalik karena kuning telurnya masih mengandung minyak. Apabila kuning
telurnya sudah habis dihisap, posisi larva tersebut akan kembali seperti biasa.
Larva ikan yang baru ditetaskan pergerakannya hanya sewaktu-waktu saja dengan
menggerakkan bagian ekornya ke kiri dan ke kanan dengan banyak diselingi oleh
istirahat karena tidak dapat mempertahankan keseimbangan posisi tegak
(Effendie, 1995).
Masa postlarva ikan adalah masa larva
mulai dari hilangnya kantung kuning telur sampai terbentuknya organ-organ baru
atau selesainya taraf penyempurnaan organ-organ yang telah ada sehingga pada
masa akhir dari postlarva tersebut secara morphologis sudah mempunyai bentuk
hampir seperti induknya. Sirip dorsal sudah dapat dibedakan, demikian juga
sirip ekor sudah ada garis bentuknya. Berenangnya sudah lebih aktif dan
kadang-kadang memperlihatkan sifat bergerombol walaupun tidak selamanya
demikian.
Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya
terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di
bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi
kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham.

Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa
varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. sisik ikan mas berukuran besar dan
digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran).

sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjarikeras dan di


bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan
dengan permukaan sisip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti
sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. garis rusuknya (linea
lateralis atau gurat sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk
melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas

Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai
ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia.

Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni kancra, tikeu, tombro,
raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.

Sistematika dan Morfologi


Ahli perikanan Dr. A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis
ikan karper menjadi dua golongan, yakni pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal
dan kedua, jenis kumpai yang memiliki ukuran sisrip memanjang. Golongan pertama
yakni yang bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua yakni pertama kelompok
ikan karper yang bersisik biasa dan kedua, bersisik kecil.

Sedangkan Djoko Suseno (2000) mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan


karper yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok
pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.

Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper
bersisik penuh dan ras ikan karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yang
bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan
menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
ikan karper majalaya, ikan karper punten, ikan karper si nyonya dan ikan karper merah
atau mas. Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah ikan karper
kaca yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama karper gajah. Untuk
kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah karper kumpay, kaca, mas
merah dan koi.

Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih
tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut
terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan
karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik.
Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid
berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut
sesuai dengan rasnya.
http://solusiikanmas.blogspot.com/2008/03/morfologi-ikan-mas.html

18 March 2008
Budidaya Ikan Mas - Morfologi ikan mas
Identifikasi morfologi ikan mas perlu disajikan secara lengkap pada setiap publikasi,
mengingat hewan ini masih menjadi bahan uji para peneliti, mahasiswa, siswa dan
kalangan masyarakat lainnya. Data ini akan membantu mereka dalam penelitiannya.
Lewat artikel ini, saya akan mencoba menyajikan secara lengkap.

Ikan mas berbadan panjang dengan perbandingan antara panjang total dengan tinggi
badan 3 : 1 (tergantung varitas). Bila dipotong di bagian tengah badan memilki
perbandingan antara tinggi badan dan lebar badan 3 : 2 (tergantung varitas). Warna tubuh
ikan mas juga tergantung dari varitas, ada merah, kuning, abu-abu, kehijauan, dan ada
juga yang belang.

Tubuh ikan mas terbagi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Mulut, sepasang mata,
hidung, dan tutup insang terletak di kepala. Seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi
dengan sisik yang besar, dan berjenis ctenoid. Pada bagian itu terlihat ada garis linea
lateralis, memanjang mulai dari belakang tutup insang sampai pangkal ekor.

Mulut kecil, membelah bagian depan kepala. Sepasang mata bisa dibilang cukup besar
terletak di bagian tengah kepala di kiri, dan kanan. Sepasang lubang hidung terletak di
bagian kepala. Sepasang tutup insang terletak di bagian belakang kepala. Selain itu, pada
bagian bawah kepala memiliki dua pasang kumis sungut yang pendek.

Ikan mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip
dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung panjang terletak di bagian punggung. Sirip dada
sepasang terletak di belakang tutup insang, dengan satu jari-jari keras, dan yang lainnya
berjari-jari lemah. Sirip perut hanya satu terletak pada perut. Sirip dubur hanya terletak di
belakang dubur. Sirip ekor juga hanya satu, terletak di belakang, dengan bentuk cagak.
http://smartsains.blogspot.com/2008/06/morfologi.html

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari
organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah
bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya
bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan
tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang
mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat).
Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga
kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit.
Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga erat kaitannya dengan
anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat
bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut. Morfologi adalah bentuk
tubuh (termasuk warna) yang kelihatan dari luar. Bentuk tubuh pada mahluk hidup,
termasuk pada hewan air erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum
melihat anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan
(morfologi) hewan air tersebut.
Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya
mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang, kepiting dan
lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan kita dapati pada berbagai jenis ikan serta
pada berbagai jenis hewan lainya.
Pada dasarnya kita mengenal berbagai jenis hewan air, diantaranya yang paling umum
kita kenal adalah ikan, udang, moluska, amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud
dengan ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup
diair, bergerak dan mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip;
dan bernafas dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang
memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan “paru-paru”.

Ikan
Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi menjadi tiga
bagian yakni bagian kepala, badan dan ekor (Gambar 1), namun pada setiap jenis ikan
ukuran bagian-bagian tubuh tersebut berbeda-beda tergantung jenis ikannya (perhatikan
morfologi ikan pada Gambar 3) . Adapun organ-organ yang terdapat pada setiap bagian
tersebut adalah:
1. Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum
(tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara
lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak,
jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan, dan sebagainya.
2. Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai
pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang
terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati,
limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya.
3. Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur
sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain
adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet,
dan sebagainya.
Bentuk tubuh atau morfologi ikan erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya
sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita lihat bentuk tubuh atau penampilan
(morfologi) ikan tersebut. Dengan melihat morfologi ikan maka kita akan dapat
mengelompok-ngelompokan ikan/hewan air, dimana sistem atau caranya
mengelompokan ikan ini dikenal dengan istilah sistematika atau taksonomi ikan. Dengan
demikian, maka sistematika atau taksonomi ini merupakan ilmu yang digunakan untuk
mengklasifikasikan ikan/hewan air atau hewan lainnya.
Pada sistematika/taksonomi ini, ada tiga pekerjaan yang biasa dilakukan, yakni
identifikasi, klasifikasi dan pengamatan evolusi. Pada identifikasi yaitu usaha pengenalan
dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/spesies untuk selanjutnya memberi
nama ilmiahnya sehingga dapat diakui oleh para ahli di seluruh dunia. Dengan demikian,
maka dapat dikatakan bahwa pada saat kita melakukan identifikasi sama halnya dengan
kita melakukan analisis. Setelah melakukan identifikasi selanjutnya melakukan
klasifikasi, pada tahap ini dilakukan penyususnan kategori-kategori yang lebih tinggi dan
menetapkan ciri-cirinya sehingga pada akhirnya akan diketemukan klasifikasinya.
Dengan melihat hal ini, maka dapat dikatakan bahwa klasifikasi merupakan taraf untuk
melakukan sintesis. Adapun pada penelitian terjadinya spesies dan pengamatan terhadap
faktor-faktor evolusi, bertujuan untuk mengetahui pembentukan spesies lain yang sudah
ada dan menelaah kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan di kemudian hari.
Untuk mencapai tujuan ini maka dilakukan penelaahan kemungkinan terjadinya
perubahan pada saat terjadi perubahan kondisi dan menelaah faktor pendorong dan
penghambat perubahan tersebut. Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari
luar antara lain adalah bentuk badan, mulut, cekung hidung, mata, tutup insang, sisik,
gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip belakang, dan
sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna badan dan atau bagian-bagian
badan tersebut.

1. Bentuk tubuh ikan


Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda-beda. Perbedaan bentuk tubuh ini
pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya.
Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yakni ikan yang bersifat
a. Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital,
maka kita akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian
kanannya
b. Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital,
maka kita akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya
a. Simetri bilateral
Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa macam
bentuk tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah:
1 Pipih/kompres yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh
lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh seperti yang tertera pada Gambar 4
2 Picak/depres yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya
(Gambar 5)
3 Cerutu/fusiform yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan
panjang tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya (Gambar 6)
4 Ular/sidat yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular (Gambar 7)
5 Tali/filiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali (Gambar 8)
6 Pita/taeniform/flattedform yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis
menyerupai pita (Gambar 9)
7 Panah/sagittiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah (Gambar
10)
8 Bola/globiform yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola (Gambar 11)
9 Kotak/ostraciform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak (Gambar 12)

b.Non simetri bilateral


Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah dan ikan lidah

2. Bentuk Mulut Ikan


Ada beberapa macam bentuk mulut ikan. Bentuk mulut ikan antara jenis ikan satu dengan
jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung pada jenis makanan yang dimakannya. Secara
umum ada empat jenis mulut ikan yaitu:
1. Bentuk seperti tabung (tube like)
2. Bentuk seperti paruh (beak like)
3. Bentuk seperti gergaji (saw like)
4. Bentuk seperti terompet
Mulut Dapat Disembul dan Tidak
Berdasarkan dapat tidaknya disembulkan, mulut ikan dibedakan menjadi 2, yakni:
1. Dapat disembulkan (Gambar 16)
2. Tidak dapat disembulkan
Posisi Mulut
Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang
akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut ikan yakni
1. Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung (Gambar 17)
2. Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung (Gambar 18)
3. Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung (Gambar 19)
Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung (Gambar 20

3. Bentuk Sirip

Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur)
maupun sirip ekor beraneka ragam untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan Gambar 3
sampai dengan Gambar 20. Dari semua sirip-sirip tersebut yang lebih khas bentuknya dan
terdapat pada berjenis-jenis ikan adalah sirip ekor. Pada dasarnya ada sepuluh macam
bentuk sirip ekor (Gambar 1-20 dan Gambar 21), yakni:
1. Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius
javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
2. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp)
3. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki)
4. Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
5. Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy)
6. Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp)
7. Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus)
8. Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp)
9. Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang
dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon
(Acipencer oxyrhynchus)
10. Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang
dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp)

4. Linealateralis (LL)
Kalau kita perhatikan morfologi ikan, kita eringkali mendapatkan ada semacam garis
titik-titik pada ikan yang dikenal dengan istilah lineateralis (LL). Linealateralis adalah
garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik
maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-
pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh
sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian
adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi
keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi.
Selain hal tersebut di atas, ikan seringkali mempunyai ciri-ciri khusus, dalam hal ini ada
ikan yan mempunyai finlet, skut atau kil dengan definisi sebagai berikut.
• Finlet adalah sirip-sirip kecil yang terdapat di belakang sirip punggung dan sirip
belakang (dubur), contohnya akan kita dapati pada ikan kembung (Rastrelliger sp)
(Gambar 22)
• Skut adalah kelopak tebal pada bagian perut atau bagian pangkal ekor ikan selar
(Caranx sp) (Gambar 23)
• Kil adalah rigi-rigi yang puncaknya meruncing dan terdapat pada pada batang ekor,
seperti yang terdapat pada ikan tongkol (Gambar 24)
• Sirip lunak (adipose fin) adalah sirip tambahan berupa lapisan lemak yang ada di
belakang sirip punggung atau sirip belakang seperti pada ikan jambal (Ketengus sp)
(Gambar 25)
5. Ciri Meristik dan Ciri Morfometrik
Dalam menentukan identifikasi seringkali kita melakukan pengukuran-pengukuran dan
penghitungan yang dikenal dengan ciri meristik dan morfometrik. Adapun yang
dimaksud dengan meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh
tertentu seperti jumlah jari-jari keras dan jumlah jari-jari lemah pada sirip punggung, dan
sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan morfometrik adalah ciri yang berkaitan
dengan ukuran tubuh seperti panjang total, panjang kepala, dan sebagainya. Adapun
ukuran yang biasa dilakukan pada ikan (Gambar 26) adalah
• Panjang total yakni jarak antara ujung kepala yang terdepan (biasanya ujung rahang
terdepan) dengan ujung sirip ekor paling belakang
• Panjang baku adalah jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan pelipatan pangkal
sirip ekor
• Panjang ke pangkal cabang sirip ekor yakni jarak antara ujung kepala terdepan dengan
lekuk cabang sirip ekor
• Tinggi badan yakni ukuran tertinggi antara dorsal dengan ventral
• Panjang kepala adalah jarak antara ujung kepala terdepan dengan ujung operkulum
terbelakang
Krustase
Hewan air yang bernilai ekonomis penting adalah udang, kepiting dan lobster yang
termasuk pada Kelas Krustase. Krustase berasal dari kata crusta yang berarti cangkang
keras. Dalam hal ini krustase mempunyai eksoskeleton (kerangka luar) dari bahan kitin
yang keras. Kelas Krustase ini merupakan satu-satunya klas dari filum Arthropoda yang
anggotanya banyak hidup di lingkungan perairan, khususnya di laut. Kelas Krustase ini
merupakan satu-satunya kelas dari Filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup di
lingkungan perairan. Adapun morfologi udang (tubuh udang) terdiri dari kepala, toraks
dan abdomen, namun antaranya kepala dan toraks bersatu dan gabungan keduanya
dinamakan sefalotoraks; sehingga tubuh udang hanya terdiri dari sefalotoraks dan
abdomen. Sefalotoraks diselaputi oleh karapas yang menyelubungi baik bagian dorsal
dan laterial. Pada sefalotoraks terdapat antena dan antenula yang berfungsi sebagai indera
(sensori), mata majemuk yang bertangkai dan dapat digerakan, mulut, mandibula dan
insang. Selain itu juga terdapat kaki jalan sebanyak lima pasang. Kaki jalan ini juga
disebut pereiopod.
Di bagian abdomen udang terdapat kaki renang yang sering disebut plepoid; plepoid ini
berfungsi untuk berenang. Dan di bagian ujung terdapat telson dan urorod yang berfungsi
untuk berenang. Tepat dibawah telson terdapat lubang anus yang berfungsi untuk
melakukan ekskresi.
http://sutanmuda.wordpress.com/2007/10/22/budidaya-ikan-mas/

BUDIDAYA IKAN MAS


Oktober 22, 2007 oleh sutanmuda

1. SEJARAH SINGKAT

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan


memanjang

pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475

sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar


tahun

1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan


mas

yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten
dan

Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah


terdapat

10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik


morfologisnya.

2. SENTRA PERIKANAN

Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah,


waduk,

sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di


perairan

umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi,

Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta

3. JENIS
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai
berikut:

Kelas : Osteichthyes

Anak kelas : Actinopterygii

Bangsa : Cypriniformes

Suku : Cyprinidae

Marga : Cyprinus

Jenis : Cyprinus carpio L.

Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat
dan ciri

dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan


lingkungan

kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan


bentuk fisik,

bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan
mas

adalah sebagai berikut:

1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling
pendek;

bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya


gesit;

perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.

2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi


sisik lebih

gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban,


bila

diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan


panjang
badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.

3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif


panjang; mata

pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit;

gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air;


perbandingan

panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.

4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan


relatif

panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol;


gerakan

lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi


badan

antara 3,5:1.

5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh;
warna sisik

bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau


kombinasi dari

warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian


carp,

long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui


nishikigoi,

shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku

nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi.

Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten
kurang

berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas
yang
berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul
yang

banyak dibudidayakan.

4. MANFAAT

1) Sebagai sumber penyediaan protein hewani.

2) Sebagai ikan hias.

You might also like