Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan
cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standart tertentu, saat ini
menjadi barang yang mahal karena air banyak yang sudah tercemar oleh bermacam-
macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga,
air. Karena kebutuhan mahkluk hidupnakan air sangat bervariasi, maka batas
pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda. Sebagai contoh, air kali
dipegunungan belum tercemar tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum
kedalam air. Kekeruhan membatasi masuknya cahaya ke dalam air. Kekeruhan ini
terjadi karena adanya bahan yang terapung, dan terurainya zat tertentu, seperti bahan
organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan benda lain yang melayang atau terapung
sangat halus sekali. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listriknya dan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik
mg/liter SiO2. Peralatan yang pertama kali di gunakan untuk mengukur turbiditas atau
Kemudian, Jackson Candler Turbidimeter dijadikan sebagai alat baku atau standart
Candler Turbidimeter bersifat visual, yaitu membandingkan air sampel dengan air
standart.
diukur dengan metode Nephelometrick. Pada metode ini, sumber cahaya dilewatkan
pada sampel dan ntensitas cahaya yang dipantulkan oleh oleh bahan-bahan penyebab
standart. Satuan kekeruhan yang diukur dengan metode Nephelometric adalah NTU
(Nephelometric Turbidity Unit). Satuan JTU dan NTU sebenarnya tidak dapat saling
mengonversi, akan tetapi Sawyer dan McCarty (1978) mengemukakan bahwa 40 NTU
Bahan buangan industri yang berbentuk padat kalau tidak dapat larut sempurna
akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat larut sebagian akan menjadi koloidal.
Endapan sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air bersama-sama
dengan koloidal. Endapan dan koloidal yang melayang di dalam air akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat
ada sinar matahari maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Akibatnya,
banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel
halus, sedangkan kekeruhan pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan
oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan
permukaan tanah yang terbaawa oleh aliran air pada saat hujan. Kekeruhan yang
dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya kedalam
air. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha penyaringan dan
mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air. (Hefni Effendi, 2003)
1.2 Permasalahan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang
tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik
dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain. Tingginya nilai
desinfeksi pada proses penjernihan air. Dengan demikian apakah ada pengaruh
penyimpanan sampel air sungai Babura Medan terhadap kekeruhan dan apakah aman
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan sampel air sungai pada suhu
1.4 Manfaat
- Untuk mengetahui apakah air sungai Babura layak untuk digunakan untuk
Babura.