You are on page 1of 28

1.

GLIKOLISIS : glukosa dimetabolisme menjadi piruvat


(aerob)menghasilkan energi (8ATP)atau laktat (anerob)menghasilkan (2
ATP).
selanjutnya Asetil-KoA > siklus Krebs > fosforilasi oksidatif > rantai
respirasi > CO2 + H2O (30 ATP)
2. GLIKOGENESIS :proses perubahan glukosa menjadi glikogen. Di
Hepar : untuk mempertahankan kadar gula darah, sedangkan di Otot :
kepentingan otot sendiri.
3. GLIKOGENOLISIS : proses perubahan glikogen menjadi glukosa.
4. JALUR PENTOSA FOSFAT : hasil ribosa untuk sintesis nukleotida,
asam nukleat dan equivalent pereduksi (NADPH) (biosintesis asam lemak
dll.)
5. GLUKONEOGENESIS : senyawa non-karbohidrat (piruvat, asam laktat,
gliserol, asam amino glukogenik) > glukosa
6. TRIOSA FOSFAT : bagian gliseol dari TAG (lemak)
7. PIRUVAT & SENYAWA ANTARA SIKLUS KREBS : untuk sintesis
asam amino > Asetil-KoA > untuk sintesis asam lemak & kolesterol >
steroid

sumber: Metabolisme KARBOHIDRAT http://id.shvoong.com/exact-


sciences/biochemistry/2113320-metabolisme-karbohidrat/#ixzz1I9WHiodg

Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, Karbohidrat


yang ada dalam diet sebagian besar adalah polimer heksosa, diantaranya
yang paling penting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

            Begitu masuk ke dalam sel, glukosa secara normal difosforilasi untuk
membentuk glukosa-6-fosfat, Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah
heksokinase. Kemudian dipolimerisasi atau dikatabolisme menjadi glikogen.
Proses pembentukan glikogen disebut dengan glikogenesis, dan pemecahan
glikogen disebut dengan glikogenolisis. Glikogen terdapat banyak pada
jaringan tubuh, tetapi pasokan utama adalah hati dan otot rangka.

Pemecahan glikogen menjadi piruvat atau laktat disebut dengan glikolisis.


Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel, glikolisis juga dapat
bekerja tanpa oksigen.

glikolisis memerlukan : glukosa,  2 ATP, 2 ADP, 2PO42-, NAD+


dengan bantuan 10 enzim sehinga

glikolisis menghasilkan : 2 piruvat, 2NADH, 2H2O, 4 ATP

dengan kata lain proses glikolisis menghasilkan 2 ATP dan 2 buah piruvat
yang akan dilanjutkan menuju siklus asam sitrat.

1.GLIKOLISIS
2.GLIKOGENESIS
3.GLIKOGENOLISIS
4.JALUR PENTOSA FOSFAT
5.GLUKONEOGENESIS
6.METABOLISME HEKSOSA LAINNYA
GLIKOLISIS
1. SEBAGIAN BESAR JARIN GLIKOLISIS
2. GLIKOGENESIS
3. GLIKOGENOLISIS
4. JALUR PENTOSA FOSFAT
5. GLUKONEOGENESIS
6. METABOLISME HEKSOSA LAINNYA
organ perlu glukosa
Otak dan eritrosit hampir semua tenaganya dari glukosa

§ Glikolisis = jalur utama penggunaan glukosa reaksi bisa erob atau anerob.

§ Oksidasi glukosa à perlu oksigen, sistem enzim mitokondria, siklus asam


sitrat dan rantai respirasi

§ Glikolisis : jalur metabolisme glukosa, fruktosa dan galaktosa dari diet.

§ Glikolisis menghasilkan ATP.


Di otot (erob) à ATP >>, anerob à ATP <<  Jantung teradaptasi kondisi
erob à pada iskemiaà glikolisis <<<. Sel kanker yang tumbuh cepat à
glikolisis >> siklus asam sitrat à piruvat >> à laktat (asam)
{ penyakit : enzim glikolisis defisien aktivitasnya piruvat kinase à anemia
hemolitika otot skelet (fosfofruktokinase <<) à fatigue. Glikolisis anerob :
{ Awal penelitian : proses fermentasi ragi = pemecahan glikogen di otot
{ Pada kontraksi otot (anerob) à glikogen ¯, laktat { Pada kontraksi otot
secara erob à laktat (piruvat sebagai hasil akhir glikolisis) à CO2 & H2O
{ Disimpulkan : metabolisme karbohidrat : aerob dan anerob. { Reaksi
glikolisis : erob/anerob : sama, kecuali produk akhirnya (piruvat/laktat)
REAKSI-REAKSI PADA GLIKOLISIS Glukosa + 2 ADP + 2 Pi à 2
L(laktat) + 2 ATP + 2 H2O Terjadi ekstramitokondrial {sitosol
heksokinase. 1. Glukosa +ATP Glukosa –6-fosfat + ADP  Di hepar :
glukokinase, Glukosa-6-fosfat : penghubung jalur metabolik - glikolisis -
glukoneogenesis - jalur pentosa fosfat - glikogenesis - glikogenolisis
{ ATP : donor fosfat
Reaksi melepaskan tenaga sebagai panas ® ireversibel.
GLUKOKINASE

- aktif pada keadaan kenyang (kadar gula > 5 mmol/L).


- spesifik untuk glukosa

HEKSOKINASE : dihambat oleh produk (G-6-P)


ekstrahepatik
afinitas tinggi terhadap glukosa
aktif pada keadaan lapar
aktif pada a dan b-glukosa
aktif terhadap heksosa lain
(kec <<<) fosfoheksoseisomerase 2. G-6-P F-6-P (isomerisasi aldosa-ketosa
& fosfofruktokinase 3. F-6-P + ATP F-1,6-difosfat Fosfofruktokinase :
enzim alosterik inducible, irreversibel mengatur kecepatan reaksi aldolase 4.
F-1,6-difosfat gliseraldehid 3-P + dihidroksiaseton-P (2 triose) inerconverted
oleh enzim fosfotriose isomerase Fosfotriose isomerase 5. Gliseraldehid 3-P
dihidroksiaseton-P gliseraldehid 3-fosfat DH 6. Gliseraldehid 3-P + NAD+ +
Pi 1,3-DPG. + NADH + H+ 1,3-DPG = senyawa tenaga tinggi. fosfogliserat
kinase. 7. 1,3-DPG + ADP 3-PG + ATP - 2 molekul triose-P/ mol glukose à
2 ATP ( fosforilasi peringkat substrat) - Jika terdapat arsenat à +1,3-DPG à
1-arsenofosfogliserat® 3-fosfogliserat + PANAS (tidak dihasilkan ATP). Di
dalam eritrosit terjadi reaksi : 1,3-DPG 2,3-DPG 3-PG 2,3-DPG +
hemoglobin à afinitas HbO ® oksigen dilepaskan oleh Hb di jaringan
perifer. fosfogliserat mutase 8. 3-fosfogliserat 2-fosfogliserat enolase 9. 2-
fosfogliserat PEP + H2O Reaksi : dehidrasi & redistribusi tenaga dlm mol.
Enolase dihambat oleh fluorida. PEP : senyawa fosfat bertenaga tinggi
piruvat kinase 10. PEP + ADP ATP + (enol) piruvat 11. (enol) piruvat (keto)
piruvat ANEROB laktat dehidrogenase 12. Piruvat + NADH + H+ laktat +
NAD+ PiruvatàEROB mitokondriaà asetil-KoA à Siklus Krebs à CO2 +
H2O  NADH dari glikolisis à mitokondria : 3 ATP ˜ Glikolisis di eritrosit
(anerob) (tidak ada mitokondria) à hasil akhir laktat ˜ Serabut putih otot
skelet, otot polos, eritrosit, otak, traktus gastrointestinal, medula ginjal,
retina dan kulit, : energi dari glikolisis anerob.  Hepar, ginjal dan jantung :
mengambil laktat à oxidasi menghasilkan laktat pada kondisi anerob. ˜Tiga
langkah reaksi glikolisis : eksergonik & irreversibel dikatalisis : heksokinase
(dan glukokinase) pengatur fosfofruktokinase glikolisis piruvat kinase
Glukoneogenesis dikatalisis oleh enzim yang berbeda. OKSIDASI
PIRUVAT à ASETIL-KoA : REAKSI IRREVERSIBEL : GLIKOLISIS à
SIKLUS KREBS lSitosol : Piruvat à mitokondria à siklus asam sitrat
Piruvat à dekarboksilasi oksidatif à asetil-KoA piruvat DH kompleks.
Piruvat + NAD+ + KoA Asetil-KoA + NADH + H+ + CO2 NADH à rantai
respirasi à 3 ATP JALUR ENZIM YANG BEKERJA METODA
PRODUKSI ATP Hs ATP GLIKOLISIS GLISERALDEHID-3-P DH
FOSFOGLISERAT KINASE PIRUVAT KINASE ATP untuk rks
(heksokinase & fosfofruktokinase) Rantai respirasi 2 NADH Fosforilasi tk
substart Fosforilasi tk substrat 6 2 2 ----- 10 2 ----- 8 SIKLUS KREBS
PIRUVAT DH ISOSITRAT DH a-KETOGLUTARAT DH SUKSINAT
TIOKINASE SUKSINAT DH MALAT DH Rantai respirasi 2 NADH
Rantai respirasi 2 NADH Rantai respirasi 2 NADH Fosforilasi tk substrat
Rantai respirasi 2 FADH Rantai respirasi 2 NADH 6 6 6 2 4 6 ------ 30 Total
ATP/mol glukosa pada kondisi Erobik Anerobik 38 2 METABOLISME
GLIKOGEN Q Simpanan karbohidrat binatang. Q terutama di hepar (lebih
dari 6%) dan otot (1%). Q sumber heksosa untuk glikolisis otot Q Glikogen
hepar : mempertahankankadar gula darah Q Setelah 12 – 18 jam puasa
glikogen hepar habis Q Glikogen otot : untuk kepentingan otot
GLIKOGENOLISIS Ì Bukan langkah kebalikan glikogenesis 1) fosforilase
(pembatas kecepatan reaksi) Glukosa pada ikatan (1à4) à(G-1-P) sampai 4
residu glukosa dari ikatan cabang 1à6. (C6)n + Pi à(C6)n-1 + glukosa 1-
fosfat 2) glukan transferase : memindahkan trisakarida dari satu cabang ke
lainnya à ikatan (1à6) terbuka. 3) debranching enzyme : Hidrolisis ikatan
(1à6) à percabangan tidak ada bekerja kembali enzim fosforilase. Di otot :
fosfoglukomutase Ì glukosa-1-fosfat glukosa 6-fosfat Hepar & ginjal :
glukose 6-fosfatase glukosa 6-fosfat glukosa à darah
GLUKONEOGENESIS DAN KONTROL GULA DARAH
Glukoneogenesis : senyawa non karbohidrat à glukosa atau glikogen.
Substrat : asam amino glukogenik, asam laktat, gliserol  Terjadi jika
karbohidrat dari diet tidak cukup Fungsi glukosa : - jaringan adiposa :
sumber gliserol à Lemak - mempertahankan kadar senyawa antara siklus
Krebs - prekursor laktosa - sumber tenaga otot skelet pada kondisi anerob
(ada lemak, ada kebutuhan basal untuk glukosa) JALUR PENTOSA
FOSFAT JALUR METABOLISME HEKSOSA LAINNYA  Jalur
pentosa fosfat :  jalur alternatif untuk metabolisme glukosa  tidak
menghasilkan ATP mempunyai 2 fungsi : 1. Menghasilkan NADPH
(sintesis reduktif : misalnya biosintesis asam lemak dan steroid) 2.
Menghasilkan residu ribosa (biosintesis nukleat) Glukosa, fruktosa dan
galaktosa : heksosa yang paling banyak diabsorpsi berasal dari pati, sukrosa
dan laktosa. Defisiensi beberapa enzim dalam jalur pentosa fosfat à
hemolisis sel darah merah Jalur : multisiklis 3 G 6-P + 6 NADP+ à 3 CO2 +
3 5-C + 6 NADPH + 6H+à 2 G-6-P + gliseraldehid-3P à glukosa 6-fosfat. a
Reaksi sitosolik. a 2 fase : a. oksidatif non-reversibel à NADPH b. non-
oksidatif Manusia dan primata lainnya : tidak dapatreversibel à Ribosa
(C5) mensintesis asam askorbat (tidak mempunyai enzim L-gulonolakton
oksidase) Oxidasi dekarboksilasi Gulonat 3-keto-L-gulonat L-xylulosa
reduksi (NADPH) Oksidasi (NAD) Aktivasi xylitol D-xylulosa xylulosa 5-P
à jalur pentosa fosfat METABOLISME GALAKTOSA UNTUK SINTESIS
LAKTOSA GLIKOLIPID PROTEOGLIKAN GLIKOPROTEIN
Galaktosa : dari hidrolisis laktosa di usus à glukosa ( di hepar). Kemampuan
hepar untuk mengubah galaktosa :tes fungsi hepar tes toleransi galaktosa.

Metabolisme karbohidrat Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme)


dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme
biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal
pula sebagai jalur metabolisme. Metabolism total merupakan semua proses
biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses
kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan
hidup. KARBOHIDRAT merupakan hidrat dari unsur karbon (C). Peristiwa
ini banyak dijumpai pada tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, atau
manusia]]

Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar


gugus hidroksil karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun rumus
umum dari karbohidrat adalah: Cn(H2O)n atau CnH2nOn. Molekul
karbohidrat yang paling sederhana adalah polihidroksi aldehida dan
polihidroksi keton yang mempunyai tiga hingga enam atom karbon. Fungsi
utama karbohidrat adalah sebagai cadangan energi jangka pendek (gula
merupakan sumber energi). Dan sebagai cadangan energi jangka menengah
(pati untuk tumbuhan dan glikogen untuk fungsi lainnya adalah sebagai
komponen struktural sel. 1. Klasifikasi karbohidrat Karbohidrat dapat
dikelompokkan menurut jumlah unit gula, ukuran dari rantai karbon, lokasi
gugus karbonil (-C=O), serta stereokimia. Berdasarkan jumlah unit gula
dalam rantai, karbohidrat digolongkan menjadi 4 golongan utama yaitu: 1.
Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula) 2. Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)
3. Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula) 4. Polisakarida (terdiri atas
lebih dari 10 unit gula) Pembentukan rantai karbohidrat menggunakan
ikatan glikosida. Berdasarkan lokasi gugus –C=O, monosakarida
digolongkan menjadi 2 yaitu: 1. Aldosa (berupa aldehid) 2. Ketosa (berupa
keton) Berdasarkan jumlah atom C pada rantai, monosakarida digolongkan
menjadi: 1. Triosa (tersusun atas 3 atom C) 2. Tetrosa (tersusun atas 4 atom
C) 3. Pentosa (tersusun atas 5 atom C) 4. Heksosa (tersusun atas 6 atom C)
5. Heptosa (tersusun atas 7 atom C) 6. Oktosa (tersusun atas 8 atom C)

1. Proses Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk


monosakarida. Energi yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP).
Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah
massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam
bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari
glukosalah semua bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk.
Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi jaringan mamalia.
Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain dengan fungsi sangat spesifik,
misalnya glikogen untuk simpanan, ribose dalam bentuk asam nukleat,
galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawa lipid kompleks tertentu dan
dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu glikoprotein serta
proteoglikan. Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang
tergolong sebagai katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, siklus
asam sitrat (siklus Kreb’s), glikogenesis, glikogenolisis serta
glukoneogenesis. Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat
dijelaskan sebagai berikut: 1. 2. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan
mengalami glikolisis (dipecah) Selanjutnya masing-masing piruvat
dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam menjadi 2 piruvat jika tersedia
oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. tahap ini dihasilkan
energi berupa ATP. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu
siklus asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP. 3. Jika
sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa
tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut
glikogen) proses tersebut dinamakan Glikogenesis. Glikogen ini disimpan di
hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi
menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang. 4. Jika
terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen
dipecah menjadi glukosa, proses ini disebut juga Glikogenelisis. Selanjutnya
glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan
siklus asam sitrat. 5. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan
glikogenpun juga habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid
dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis
(pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah
menjadi glukosa baru yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk
memperoleh energi.

2. Pengertian dan Proses Glikolisis

Glikolisis adalah rangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi dua


molekul asam piruvat (ATP) dan merupakan jalur pertama yang dilakukan
glukosa untuk menghasilkan energi dan selanjutnya asetil-KoA untuk
dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s). Glikolisis terjadi dalam
sitoplasma sel secara anaerobik (tidak membutuhkan oksigen)menghasilkan
asam laktat dan aerob menghasilkan asam piruvat. Proses glikolisis adalah
sebagai berikut : 1. Pada awalnya glikolisis dibutuhkan energi yang berasal
dari dua molekul ATP, yang pertama untuk mengikat glukosa yang masuk
lintasan glikolisis, melalui fosforilasi menjadi glukosa-6 fosfat dengan
dikatalisir oleh enzim heksokinase atau glukokinase pada sel parenkim hati
dan sel Pulau Langerhans pankreas. 2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi
fruktosa 6- fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosa isomerase dalam
suatu reaksi isomerasi aldosa-ketosa. -glukosa 6-fosfat.

3. 4.
ATP yang kedua digunakan untuk mengubah fruktosa 6-fosfat menjadi
fruktosa Fruktosa 1,6-difosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa fosfat yaitu
gliseraldehid 3-

1,6-difosfat, menggunakan enzim fosfofruktokinase dan menghasilkan ADP.


fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase
(fruktosa 1,6-bifosfat aldolase).

5. dehid 3-fosfat

Gliseral dapat

berubah menjadi dihidroksi aseton fosfat dan sebaliknya (reaksi


interkonversi). Reaksi bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim
fosfotriosa isomerase. 6. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi
Gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim
fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi aseton fosfat juga dioksidasi
menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3-fosfat. 1,3-
bifosfogliserat + NADH + H+↔D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD + Pi

Enzim yang bertanggung jawab terhadap oksidasi di atas adalah


gliseraldehid 3-fosfat dehidrogenase, suatu enzim yang bergantung kepada
NAD. 7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui
pembentukan ikatan sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis, sebuah
gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi 1 senyawa 1,3 bifosfogliserat.
Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP dalam reaksi lebih lanjut
dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim fosfogliserat kinase. Senyawa sisa
yang dihasilkan adalah 3-fosfogliserat. 3-fosfogliserat + ATP↔1,3-
bifosfogliserat + ADP Karena ada dua molekul 1,3-bifosfogliserat, maka
energi yang dihasilkan adalah 2 x 1P = 2P (+2P) 8. 3-fosfogliserat diubah
menjadi 2-fosfogliserat dengan dikatalisir oleh enzim fosfogliserat mutase.
Senyawa 2,3-bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan intermediat
dalam reaksi ini. 9. Fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP)
dengan bantuan enzim enolase. Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta
pendistribusian kembali energi di dalam molekul, menaikkan valensi fosfat
dari posisi 2 ke status berenergi tinggi. Enolase dihambat oleh fluoride,
suatu unsur yang dapat digunakan jika glikolisis di dalam darah perlu
dicegah sebelum kadar glukosa darah diperiksa. 10. Fosfat berenergi tinggi
PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim piruvat kinase sehingga
menghasilkan ATP. Enol piruvat yang terbentuk dalam reaksi ini mengalami
konversi spontan menjadi keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi
bebas dalam jumlah besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah
irreversible. 2 molekul PEP maka terbentuk 2 molekul enol piruvat sehingga
total hasil energi pada tahap ini adalah 2 x 1P = 2P. (+2P)

11. Jika keadaan bersifat anaerob (tak tersedia oksigen), reoksidasi NADH
melalui pemindahan sejumlah unsure ekuivalen pereduksi akan dicegah.
Piruvat akan direduksi oleh NADH menjadi laktat. Reaksi ini dikatalisir oleh
enzim laktat dehidrogenase. Dalam keadaan aerob, piruvat diambil oleh
mitokondria, dan setelah konversi menjadi asetil-KoA, akan dioksidasi
menjadi CO2 melalui siklus asam sitrat (Siklus Kreb’s).

Ekuivalen pereduksi dari reaksi NADH + H+ yang terbentuk dalam


glikolisis akan diambil oleh mitokondria untuk oksidasi melalui salah satu
dari reaksi ulang alik.

Kesimpulan:
Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut: - hasil
tingkat substrat :+ 4P - hasil oksidasi respirasi :+ 6P - jumlah :+10P -
dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P + 8P Pada glikolisis
anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut: - hasil tingkat
substrat :+ 4P - hasil oksidasi respirasi :+ 0P - jumlah :+ 4P - dikurangi
untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : - 2P + 2P

3. Pengertian dan Proses Glikogenesis dan Glikogenelisis


1. Glikogenesis

Glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari glukosa kemudian


disimpan dalam hati dan otot. Glikogen merupakan bentuk simpanan
karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada
tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%), otot jarang
melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar
daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga
sampai empat kali lebih banyak. Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang
lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh
heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase. 2. Glukosa 6-fosfat diubah
menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim
fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus
fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya
adalah glukosa 1,6-bifosfat. Enz-P + Glukosa 1-fosfat↔Enz + Glukosa 1,6-
bifosfat ↔Enz-P + Glukosa 6-fosfat 3. pirofosforilase. UDPGlc +
PPi↔UTP + Glukosa 1-fosfat 4. 5. Hidrolisis pirofosfat inorganic
berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik Atom C1 pada glukosa yang
diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan akan menarik reaksi kearah
kanan persamaan reaksi. glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa
terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini.
Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang
dikenal sebagai glikogenin. UDP + (C6)n+1◊UDPGlc + (C6)n Glikogen
Glikogen Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat
(UTP) untuk membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini
dikatalisir oleh enzim UDPGlc

2. Glikogenelisis Glikogenelisis adalah sintesis glikogen menjadi glukosa


(pada hati) dan asam piruvat dan laktat pada otot. Untuk memutuskan ikatan
glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini
digunakan untuk proses fosforolisis rangkaian 1

menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling


luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang 6.◊lebih ada
4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 1. Glukan
transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida 6 dari
satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1 6
memerlukan kerja enzim enzim pemutus. Hidrolisis ikatan 1 cabang
(debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut,
maka kerja enzim. fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

4. Pengertian dan Proses Heksosa Monofosfat dan Glukogenesis


1. Heksosa Monofosfat Heksosa monofosfat (HMP) adalah jalur penguraian
gula dalam metabolisme. Reaksi ini berguna untuk membentuk gula pentosa
dll, untuk keperluan biosintesis juga untuk mensintesis lipid. Jalur ini
berlansung di sitosol. Reaksi berlangsung sebagai berikut : lewat gula C5,
ribulosa 5-fosfat, yang merupakan prekursor gula ribosa, deoksiribosa,
komponen asam nukleat, asam amino aromatik, enzim yang digunakan
adalah G6PD, Transketolase, Transaldolase, juga ATP, NAD, FAD dan
sebagainya. HMP tidak langsung menghasilkan energi, tetapi terutama
membentuk NADPH2. Dan dibagi menjadi 2 bagian yaitu : a. oksidatif :
menghasilkan NADPH2. b. nonoksidatif : menghasilkan prekursor-
prekursor ribosa. 2. Glukoneogenesis Glukoneogenesis adalah proses
biosintesis glukosa yang tidak berasal dari senyawasenyawa non-
karbohidrat. Pelopor glukoneogenesis termasuklah laktat, asid amino
glukogenik dan α-gliserol. Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari
karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak
sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah
protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai
pembangun tubuh. Jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein
dijelaskan sebagai berikut: o Lipid terpecah menjadi komponen
penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi
menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.

o Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam


siklus Kreb’s. (Gambar proses Glukoneogenesis)

5. Pengertian dan Reaksi Energetika dan Peran Enzim dalam Siklus Kreb’s
1. Reaksi Energetika Reaksi energetika adalah perubahan energi yang terjadi
dalam proses atau reaksi. energetika meliputi hubungan kalor, kerja dan
bentuk energi lain, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam
perubahan keadaan. Prinsip energetika dalam tubuh dimulai dari
pembentukan energi (Reaksi Ersekgonik) → ATP → pemakaian energi
(Reaksi Endorgenik) → ADP →Pembentukan energi, berulang hingga
menjadi sebuah siklus. . Energi yang digunakan oleh sel-sel tubuh manusia
dihasilkan dari hidrolisis ATP sebesar 200-300 mol setiap harinya. Artinya,
setiap molekul ATP didaur ulang 2000-3000 kali setiap harinya. ATP tidak
dapat disimpan, karena itu, produksinya harus selalu mengikuti
penggunaannya. Reaksi energetika yang berlangsung dalam tubuh kita dapat
digambarkan seperti berikut :

2. Peran Enzim dalam Siklus Kreb’s Siklus Kreb’s berlangsung di dalam


mitokondria. Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi
karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam sitrat merupakan rangkaian
reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan
sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan
dan penangkapan sebagian besar energi yang tersedia dari bahan bakar
jaringan, dalam bentuk ATP. Residu KoA, asetat aktif),∼ asetil ini berada
dalam bentuk asetil-KoA (CH3-CO suatu ester koenzim A. Ko-A
mengandung vitamin asam pantotenat. Fungsi utama siklus asam sitrat
adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan
protein. Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam amino
dimetabolisir menjadi asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus
tersebut. Reaksi dalam siklus Kreb’s tidak mungkin terjadi tanpa bantuan
enzim. Enzim- enzim tersebut mempunyai tugasnya masing- masing.

(Gambar Siklus Kreb’s) Berikut ini adalah enzim- enzim dan peranannya
dalam siklus Kreb’s : No. Enzim 1. Sitrat Sintase Peranannya Pembentukan
asam sitrat : Kondensasi antara Arsetil CoA dan Oksalosetat → 2. Akonitat
Hidratase 3. Isositrat Dehidrogenase 4. ά Ketoglutarat Dehidrogenase 5. 6. 7.
8. komplex Mg2+ Suksinil CoA Sintase Suksinat Dehidrogenase Fumarase
Malat Dehidrogenase Asam Sitrat Perubahan Sitrat → Isositrat : Asam Sitrat
→ Asam CIS-Akonitat → Asam Isositrat Oksidasi isositrat → ά
Ketoglutarat : Oksaloluksinat → ά Ketoglutarat Oksidasi ά Ketoglutarat →
Suksinol CoA Perubahan Suksinil CoA → Suksinat Dehidrogenase dari
Suksinat → Fumarat Hidrasi Fumarat → Malat Dehidrogenase Malat →
Oksalosetat

6. Enzim yang Berperan dalam Metabolisme Karbohidrat

Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah


karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan
fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembulu darah melalui dinding usus
halus. Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai di mulut dan berakhir di
usus halus. Pencernaan karbohidrat : 1. Mulut Pencernaan karbohidrat
dimulai di mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah makanan dikunyah
bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase (sebelumnya
dikenal sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi
bentuk karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut
cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida maltosa. Enzim amilase
ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus yang
ditelan masuk ke dalam lambung. 2. Usus Halus Pencernaan karbohidrat
dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan olej selsel mukosa
usus halus berupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh
enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang
dihasilkan adalah sebagai berikut : Maltase Maltosa Sukrase Sakarosa
Laktase Laktosa 1 mol glukosa + 1 mol galaktosa 1 mol glukosa + 1 mol
fruktosa 2 mol glukosa

Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui


sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena
porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa
sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi, bila
konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium. 3. Usus
Besar Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau
serat makanan dan sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke
dalam usus besar. Sisa-sisa pencernaan ini merupakan substrat potensial
untuk difermentasi oleh mikroorganisma di dalam usus besar. Substrat
potensial lain yang difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer

lain yang susah dicernakan, laktosa pada mereka yang kekurangan laktase,
serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa, dan fruktan. Produk utama fermentasi
karbohidrat di dalam usus besar adalah karbondioksida, hidrogen, metan
dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah menguap, seperti asam
asetat, asam propionat dan asam butirat.

Metabolisme Karbohidrat
1. Glikolisis
Baik dalam keadaan anaerob maupun aerob, glukosa diubah menjadi
privat melalaui serangkaian reaki glikolisis. Dalam keadaan anaerob piuvat
dikonversi menjadi asam lakta atau alkohol sedangkan dalam keadaan aerob
piravat dikonversi menjadi asetil KoA yang kemudian masuk dalam jalur
asam trikarboksilat.

Sedangkan serangkaian reaksi yang terjadi berurutan dalam jalur


EMP untuk mengkonversi glukosa menjadi asam privat yang secara garis
besar dapat dikelompokkan dalam dua tahap, yaitu tahap perubahan glukosa
menjadi triosa fosfat (yang memerlukan energi kemia) dan tahap perubahan
triofo fosfat menjadi asam privat sambil melepaskan energi kimia ke
lingkungannya.

a.
Isomerasi Glukosa 6-Fosfat

Reaksi berikutnya adalah reaksi isomerasasi glukosa menjadi frutkosa


6-faosfat. Reaksi ini dan sebaliknya dikatalisis enzim fosfo glukoisomerase
(∆G = + 1400 kalori, pH 7) Kkstb = 0,5.

b.
Fosforealasi Frutkosa -6-Fosfat Menjadi Frutkosa 1,6 Difosfat
Pada reaksi tahap ketiga ini dikatalisis oleh fosfo-fruktosakinase.

Tahap ini merupakan tahap reaksi penting untuk pengendalian


metabolisme karena enzim ini adalah enzim allosterik yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa metabolit umum. Kelebihan ATP ataupun asam
sitrat dapat menghambat enzim fosfofruktokinase ini. Sebaliknya AMP,
ADP, dan Fruktosa 6-P dapat menstimulasi enzim. Enzim ini memerlukan
ion Mg2+ sebagai kfaktor dan memiliki berat molekul yang sangat tinggi (±
360.000) dan terdiri dari 4 sub unit).
c.
Pembentukan Trio Fosfat

Reaksi berikutnya menyangkut pemotongan glukosa 1,6 – difosfat


dengan membentuk dua triosa fosfat: dihidroksi aseton fasfat dan D-
gliseraldehida -3- fosfat. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah
aldolase, yang diisolasi pertama kali oleh “Warburg” kini diketahui banyak
ditemukan di alam.

Garapan yang didapat dari oksidasi aldehida menjadi asam karboksilat


disimpan
dalam bentuk gugus asil fosfat:1-3 difosfogliserat. Enzim yang berperan
adalah
gliseraldehida-3-fosfatdehidrogenase. Berat molekul enzim ini 145.000 dan
terdiri atas suatu tetramer dengan berat molekul masing-masing sebunit
35.000 dan terikat erat dengan NAD+, jadi seluruhnya ada 4 NAD+.

d.
Interkonversi Asam 3-Fosfogliserat Menjadi 2-Fosfogliserat
Fosfogliseril mutase mengkatkalisis interkonvensi dua macam asam
Fosfogliserat.
e.
Pembentukan Asam Fosfoenol Piruvat
Reaksi berikutnya dikatalisis oleh enzim enolase:

Tetapan setimbang (Kstb) reaksi ini sama dengan 3. hal ini berarti
bahwa reaksi diatas berjalan secara reversible. Asam fosfoenol piravat
(PED) merupakan molekul berenergi tinggi. Hidrolisis molekul ini
menghasilkan ∆G’=-14.800 kalori.

f.
Hidrolisis Asam Fosfoenol Piravat Menjadi Piravat

Gugus fosfat dari PEP dipindahkan kepada ADP sehingga terbentuk


ATP. Reaksi ini dikatalisis leh enzim piravat kinase dan menghasilkan
energi sebesar 61000 kalori.

Taoutomerisasi dari bentuk enol menjadi keto dapat memberikan cukup


energi
untuk membentuk ATP.
Berikut adalah bagan glikolisis
2.Siklus krebs

Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler.


Siklus Krebs adalah reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat,
yang kemudian membentuk asam sitrat. Siklus Krebs disebut juga dengan
siklus asam sitrat, karena menggambarkan langkah pertama dari siklus
tersebut, yaitu penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk
membentuk asam sitrat.
2.Siklus krebs

Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi seluler.


Siklus Krebs adalah reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat,
yang kemudian membentuk asam sitrat. Siklus Krebs disebut juga dengan
siklus asam sitrat, karena menggambarkan langkah pertama dari siklus
tersebut, yaitu penyatuan asetil ko-A dengan asam oksaloasetat untuk
membentuk asam sitrat.

Pertama-tama, asetil ko-A hasil dari reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif)


masuk ke dalam siklus dan bergabung dengan asam oksaloasetat
membentukasam
sitrat. Setelah "mengantar" asetil masuk ke dalam siklus Krebs, ko-A
memisahkan diri

dari asetil dan keluar dari siklus. Kemudian, asam sitrat mengalami
pengurangan dan penambahan satu molekul air sehingga terbentuk asam
isositrat. Lalu, asam isositrat mengalami oksidasi dengan melepas ion H+,
yang kemudian mereduksi NAD+ menjadi NADH, dan melepaskan satu
molekul (CO2) dan membentuk asam a-ketoglutarat (baca: asam alpha
ketoglutarat). Setelah itu, asam a-ketoglutarat kembali melepaskan satu
molekul (CO2), dan teroksidasi dengan melepaskan satu ion H+ yang
kembali mereduksi NAD+ menjadi NADH. Selain itu, asam a-ketoglutarat
mendapatkan tambahan satu ko-A dan membentuk suksinil ko-A. Setelah
terbentuk suksinil ko-A

molekul ko-A kembali meninggalkan siklus, sehingga terbentuk asam


suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil ko-A menjadi asam
suksinat menghasilkan cukup energi untuk menggabungkan satu molekul
ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi satu molekulATP. Kemudian,
asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H+, yang
kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan terbentuklah
asam fumarat. Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam fumarat dan
menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat,
karena itu asam fumarat berubah menjadi asam malat. Terakhir, asam malat
mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+, yang kemudian
diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat
kembali terbentuk. Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat
asetil ko-A dan kembali menjalani siklus Krebs.

Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2
ATP,6
NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan FADH2
yang
terbentuk akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu rantai
transpor
elektron.
3. Glikogenesis

Gugus fosfat dan energi yang diperlukan dalam reaksi pembentukan


glukosa 6-fosfat dsari glukosa diberikan oleh ATP yang berperan sebagai
senyawa kimia berenergi tinggi. Sedang enzim yang mengkatalisnya adalah
glukokinase. Selanjutnya, dengan fosfoglukomutase, glukosa 6-fosfat
mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat.

ATP ADP

molekul ko-A kembali meninggalkan siklus, sehingga terbentuk asam


suksinat. Pelepasan ko-A dan perubahan suksinil ko-A menjadi asam
suksinat menghasilkan cukup energi untuk menggabungkan satu molekul
ADP dan satu gugus fosfat anorganik menjadi satu molekulATP. Kemudian,
asam suksinat mengalami oksidasi dan melepaskan dua ion H+, yang
kemudian diterima oleh FAD dan membentuk FADH2, dan terbentuklah
asam fumarat. Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asam fumarat dan
menyebabkan perubahan susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat,
karena itu asam fumarat berubah menjadi asam malat. Terakhir, asam malat
mengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+, yang kemudian
diterima oleh NAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat
kembali terbentuk. Asam oksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat
asetil ko-A dan kembali menjalani siklus Krebs.

Dari siklus Krebs ini, dari setiap molekul glukosa akan dihasilkan 2
ATP,6
NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2. Selanjutnya, molekul NADH dan FADH2
yang
terbentuk akan menjalani rangkaian terakhir respirasi aerob, yaitu
rantai transpor

glukosa (UDPG)
Glukosa 1-fosfat
PPi
UTP
Gambar 7. Glikogenesis: pembentukan uridin difosfat glukosa (UDPG) dari
glukosa,
melalui pembentukan glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat.

Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri fosfat (UTP) dikatalis


oleh glukosa 1-fosfat uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa
(UDP-glukosa)dan pirofosfat (PPi).

Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme


umum untuk biosintesis disakarida dan polisakarida. Dalam berbagai
tumbuhan seperti tanaman tebu, disakarida sukrosa dihasilkan dari glukosa
dan fruktosa melalui mekanisme biosintesis tersebut. Dalam hal ini UDP-
glukosa abereaksi dengan fruktosa 6-fosfat, dikatalis oleh sukrosa fosfat
sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat yang kemudian dengan enzim sukrosa
fosfatase dihidrolisis menjadi sukrosa.

4.Jalur kata bolisme melalui jalur HMP

Jalur HMP sangat penting untuk menghasilkan pentose yang


diperlukan untuk sintesis asam nukleat dan nukleotida yang mengandung
gugus prostetik, juga sebagai penghasil materi awal untuk sintesis asam
amino aromatic dan vitamin,dan juga berperan dalam beberapa reaksi
biosintesis.

Pola jalur HMP dapat dilihat pada gambar 1. Disini terlihat adanya
penambahan fragmen C2 dan C3 yang diperkirakan diperlukan untuk
biosintesis intermediate seperti leusin, isoleusin dan valin.

Jalur HMP mempunyai beberapa macam pola modifikasi dan campuran


diantaranya:
1.
Modifikasi campuran EMP dan HMP. Pola ditemui pada kelompok
mikroorganisme Hidrolaktat fermentatife basillus. Pola jalur modifikasi ini
dapat dilihat pada (gambar ). Dalam jalur modifikasi terjadi perbedaan pada
tahap perubahan glukosa -6P. Pada alur glikolisis terlihat pada perubahan
glukosa -6-P. Diubah menjadi fruktosa -6P dan selanjutnya mengalami
isomerisasi dan dirubah

lagi oleh enzim aldolase menjadi gliseraldehida-3P dan dihidroksiaseton P.


Sedangkan pada jalur HMPnya terlihat glukosa -6-P diubah menjadi 6-
fosfoglukonat dan selanjutnya membentuk ribolus A-5-fosfat. Hal ini sama
seperti tahap awal jalur.

Glyceraldehide-3-
C2
Erythrose-6-
Phosphate
Phosphate
C2
3 Glucose-6-phosphat+6 NADP+
2 Fructose-6-phosphate+Glyceraldehide-3-phosphate+3
CO2+NADPH2
Gambar Oksidasi glukosa melalui jalur HMP

Glukosa

Gambar Metabolisme glukosa oleh laktobasilus hetero laktat

2. Modifikasi HMP glioksilat, sebagai berikut


C5
+
C5
C6
2C2

2C3

2 NADH

CO2

C3
C4
C6(f)
C

3. Dapat pula ditemui jalur alternative katabolisme glukosa yaitu bentuk


pola interaksi antara
glikolisis dan HMP.
Glukosa
6-P-glukonat
Ribolusa-5P
Glukosa-6P
C3+C2
CO2
Eritosa 4-p
NADH2
Fruktosa-6 P
Pentosa
DHA
G-3P
Piruvat
Jalur kerangka diatas menunjukan adanya interaksi antara glikolisis dan
HMP dan
Jalur kerangka diatas menunjukan adanya interaksi antara glikolisis dan
HMP dan dapat menghasilkan senyawa-senyawa antara untuk biosintesis.
Jadi dengan demikian pada
jalur katabolisme ini selain menghasilkan energy juga merupakan tahap awal
biosintesis.
C.Metabolisme saat Puasa

Puasa pada bulan Ramadan adalah wajib hukumnya bagi umat Islam.
Artinya, siapa pun orangnya puasa Ramadan tidak boleh ditinggalkan.
Secara keyakinan mungkin tidak perlu diragukan lagi, akan tetapi
sebenarnya adakah rahasia yang terkandung di dalam puasa tersebut?

Mari kita telaah lebih dalam lagi tentang apa yang sebenarnya terjadi
dalam tubuh kita saat berpuasa. Dalam keadaan normal, tubuh mendapatkan
energi dari luar melalui makanan dan minuman atau dari dalam tubuh
melalui pembakaran sistem metabolisme lemak dan protein.

Dalam keadaan puasa, tubuh tidak disibukkan untuk melakukan


penyerapan makanan dari usus sebagai sumber energi dari luar, tetapi tubuh
sendiri menyediakan sekaligus menggunakan energi dari hasil proses
metabolisme tubuh sendiri, yaitu dengan membentuk gula darah dari
glikogen yang berada di sel-sel hati dan siap pakai sebagai sumber energi
alami.

Diawali dengan makan sahur, tiga jam setelahnya tubuh kita akan
menyimpan kelebihan kalori dalam bentuk sumber tenaga cadangan berupa
glikogen, asam amino, dan lemak. Sumber energi ini akan digunakan dalam
pergantian sel mati, perbaikan sel rusak, dan pembentukan sel yang baru
dengan kualitas yang baik.

Yang menarik, dalam keadaan puasa proses metabolisme ini selain


menghasilkan energi tadi, juga menghasilkan sisa-sisa metabolisme yang
berbahaya, tetapi sekaligus akan segera dibersihkan oleh sel-sel hati yang
selanjutnya akan dibuang keluar tubuh. Subhanallah!

Dalam keadaan puasa, kita melakukan pembatasan asupan kalori dari


luar, pembatasan ini meningkatkan zat yang bermanfaat berupa antioksidan.
Antioksidan ini dapat membersihkan zat yang bersifat racun, sekaligus
mengeluarkannya dari dalam tubuh, sehingga tubuh terhindar dari zat-zat
yang berbahaya.

Selain itu, puasa juga meningkatkan jumlah sel darah putih untuk menangkal
serangan penyakit infeksi, sehingga terjadi peningkatan sistem kekebalan
dalam tubuh. Dan, yang mencengangkan dari puasa adalah sebagai upaya
tubuh menyeimbangkan asam basa tubuh yang diperlukan dalam proses
metabolisme agar tetap berjalan sesuai dengan
rambu rambu. Subhanallah!

Dalam keadaan puasa, energi yang berasal dari makanan dan


minuman saat sahur akan digunakan secara hemat untuk aktivitas sistem
kekebalan tubuh dan proses berpikir oleh otak karena gula darah yang
tersedia dari pencernaan sangat mudah untuk mengalami proses
metabolisme sistem kekebalan tubuh dan proses berpikir tidak memerlukan
hormon insulin.

Selain itu, puasa juga dapat mencegah penyakit yang timbul karena
pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu
baik untuk kesehatan seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrisi dapat
menyebabkan kegemukan. Kegemukan ini merupakan sumber berbagai
penyakit seperti kelainan lemak kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung
koroner, kencing manis (diabetes mellitus), dan lain-lain. Dengan demikian,
sudah sepatutnya saat berbuka puasa tidak dianjurkan makan secara
berlebihan. Bahaya!
Dapatlah digarisbawahi bahwa puasa secara ilmiah tidak hanya suatu
upaya ibadah wajib yang semata menahan lapar, dahaga, dan nafsu. Akan
tetapi, mempunyai rahasia kesehatan dalam meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit yang berbahaya

You might also like