You are on page 1of 27

Statistika Deskriptif

Dosen : David Kaluge, SE., MS., M. Ec., - Dev., Ph. D

Fathkul Mufid .C
Tomy Wahyu
Andistya Oktaning .L
Aqidatul Izza
Arif Lukman .R
Pengertian Statistik Deskriptif
Statistika deskriptif adalah bagian dari ilmu statistika yang
hanya mengolah, menyajikan data tanpa mengambil keputusan
untuk populasi.
•Suatu penelitian. Kegiatan yang termasuk dalam kategori tersebut
adalah kegiatan collecting atau pengumpulan data dan grouping
•Pengelompokan data, penentuan nilai dan fungsi statistik, serta
•Yang terakhir termasuk pembuatan grafik dan gambar.
Parameter dan Statistik
•Parameter (parameter) ukuran yang mencerminkan karakteristik
dari populasi
•Statistik (statistic) ukuran yang mencerminkan karakteristik dari
sampel
Statistik Deskriptif
Tidak
Mulai

Statistika Deskriptif
Pengumpulan data dan
Statistika Inferensi
Statistika Deskriptif

Pengolahan data

Penyajian hasil olahan


data (ikhtisar data)

Penggunaan hasil olahan

Statistika Inferensi
Ya data sampel untuk
Data diperoleh menaksir dan/ untuk
dari sampel? menguji karakteristik
populasi yang
Tidak dihipotesiskan

Penggunaan data untuk


menganalisis karakteristik Penarikan kesimpulan
populasi yang ditelaah tentang karakteristik
populasi yang ditelaah

Berhenti
Populasi dan Sampel (1)
• Populasi (population) merupakan data kuantitatif
yang menjadi obyek telaah.
• Parameter (parameter) merupakan ukuran yang
mencerminkan karakteristik dari populasi.
• Sampel (sample) merupakan sebagian dari populasi.
• Statistik (statistic) merupakan ukuran yang dihitung
dari sampel.
Syarat sampel yang baik

Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat


ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam
sample. Dengan kata lain makin sedikit
tingkat kekeliruan yang ada dalam
sampel, makin akurat sampel tersebut.
Kedua : Presisi mengacu pada persoalan sedekat
mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi.
Teknik Penyampelan Random
•Penyampelan random sederhana (simple random sampling)
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap
unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya.
Prosedurnya :
– Susun “sampling frame”
– Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
– Tentukan alat pemilihan sampel
– Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi

• Stratified Random Sampling atau Sampel Acak


Distratifikasikan
Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut
tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini.
Prosedurnya :
 Siapkan “sampling frame”
 Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
 Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
 Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.

• Cluster Sampling atau Sampel Gugus


Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel
berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang
distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki
karakteristik yang homogen (stratum A : laki-laki semua, stratum B :
perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh
mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.
Prosedurnya :
Susun sampling frame berdasarkan gugus – Dalam kasus di atas,
elemennya ada 100 departemen.
 Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
 Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak
Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample
• Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara
sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”.
Prosedurnya :
– Susun sampling frame
– Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
– Tentukan K (kelas interval)
– Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut
secara acak atau random – biasanya melalui cara undian saja.
– Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang
terpilih.
– Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya

 
• Area Sampling atau Sampel Wilayah
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Prosedurnya :
 Susun sampling frame yang menggambarkan peta wilayah (Jawa
Barat) – Kabupaten, Kotamadya, Kecamatan, Desa.
 Tentukan wilayah yang akan dijadikan sampel (Kabupaten ?,
Kotamadya?, Kecamatan?, Desa?)
 Tentukan berapa wilayah yang akan dijadikan sampel penelitiannya.
 Pilih beberapa wilayah untuk dijadikan sampel dengan cara acak atau
random.
 Kalau ternyata masih terlampau banyak responden yang harus diambil
datanya, bagi lagi wilayah yang terpilih ke dalam sub wilayah.
Nonprobability/Nonrandom Sampling
atau Sampel Tidak Acak
• Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan
pertimbangan kemudahan.
Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain
kecuali berdasarkan kemudahan saja. Oleh karena itu ada beberapa penulis
menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga
captive sample (man-on-the-street).
• Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.
Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi
yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan
nama judgement dan quota sampling.
• Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia
adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel
penelitiannya. Jadi, judment sampling umumnya memilih
sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka
mempunyai “information rich”.
• Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan
secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan
secara kebetulan saja.
• Snowball Sampling – Sampel Bola Salju
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang
populasi penelitiannya.
Penyajian Data
 TABEL
Jenis Tabel Statistik :
• Tabel arah tunggal (one‐way table)
• Tabel arah majemuk (multi‐way table)
• Tabel dua arah (two‐way table)
• Tabel tiga arah (three‐way table)

 Grafik Statistik
• Grafik Batang (Bar Chart)
• Grafik Garis (Line Chart)
• Grafik Lingkaran (Piechart)
• Diagram Pencar (Scatter
Diagram)
• Kartogram (Cartogram)
• Piktogram (Pictogram)
Contoh Penyajian Data Bentuk Tabel dan Grafik
MANFAAT
TABEL DAN GRAFIK
• Meringkas/rekapitulasi data, baik data kualitatis maupun
kuantitatif
– Data kualitatif berupa distribusi Frekuensi, frekuensi
relatif, persen distribusi frekuensi, grafik batang, grafik
lingkaran.
– Data kuantitatif berupa distribusi frekuensi, relatif
frekuensi dan persen distribusi frekuensi, diagram/plot
titik, histogram, distribusi kumulatif, ogive.
• Dapat digunakan untuk melakukan eksplorasi data
• Membuat tabulasi silang dan diagram sebaran data
Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi (frequency distribution) adalah bentuk


pengelompokan data untuk menggambarkan distribusi data.

Distribusi frekuensi dapat dinyatakan dalam :


•Tabel distribusi frekuensi
•Histogram atau poligon frekuensi
Kelebihan
Dapat mengetahui gambaran secara menyeluruh
Kekurangan
Rincian atau informasi awal menjadi hilang
Tabel Distribusi Frekuensi

Distribusi Frekuensi Tinggi Badan 100 Mahasiswa UNY

Tinggi Badan Frekuensi

151-153 3
154-156 7
157-159 12
160-162 18
163-165 27
166-168 17
169-171 11
172-174 5

Sumber: Data buatan


Histogram
Histogram merupakan bentuk diagram batang yang
digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi.
• Contoh Histogram :
Limit, Batas, Nilai Tengah, dan Lebar
Kelas
• Limit Kelas/Tepi Kelas
Nilai terkecil/terbesar pada setiap kelas
• Batas Kelas
Nilai yang besarnya satu desimal lebih sedikit dari data aslinya
• Nilai Tengah Kelas
Nilai tengah antara batas bawah kelas dengan batas atas kelas
• Lebar Kelas
Selisih antara batas bawah kelas dengan batas atas kelas
Prosedur Penyusunan
Tabel Distribusi Frekuensi
 Tentukan banyaknya kelas :
• Jumlah kelas jangan terlalu besar dan jangan
terlalu kecil.
• Rumus Sturges : k = 1+ 3,322logn
k = jumlah kelas
n = jumlah angka yang terdapat dalam data
 Tentukan lebar setiap kelas interval
• Rumus lebar kelas interval : c= r/k
 Hitung frekuensi untuk setiap kelas
 Membuat tabel/histogram distribusi frekuensi
CONTOH

Data hasil ujian akhir Mata Kuliah Statistika dari 60 orang


mahasiswa

23 60 79 32 57 74 52 70 82 36

80 77 81 95 41 65 92 85 55 76

52 10 64 75 78 25 80 98 81 67 Data
Data
terkeci terbesar
41 71 83 54 64 72 88 62 74 43
l

60 78 89 76 84 48 84 90 15 79

34 67 17 82 69 74 63 80 85 61
JAWAB
1. Data terkecil = 10 dan Data terbesar = 98
r = 98 – 10 = 88
Jadi jangkauannya adalah sebesar 88
2. Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log 60 = 6,8
Jadi banyak kelas adalah sebanyak 7 kelas
3. Lebar kelas (c) = 88 / 7 = 12,5 mendekati 13
4. Limit bawah kelas pertama adalah 10, dibuat beberapa alternatif limit bawah kelas
yaitu 10, 9, dan 8
Maka batas bawah kelas-nya adalah 9,5 ; 8,5 ; dan 7,5
5. Batas atas kelas pertama adalah batas bawah kelas ditambah lebar kelas, yaitu sebesar
- 9,5 + 13 = 22,5
- 8,5 + 13 = 21,5
- 7,5 + 13 = 20,5
6. Limit atas kelas pertama adalah sebesar
- 22,5 - 0,5 = 22 - 21,5 - 0,5 = 21
- 20,5 – 0,5 = 20
OGIF
• Merupakan grafik dari distribusi frekuensi kumulatif.
• Nilai data disajikan pada garis horisontal (sumbu-x).
• Pada sumbu vertikal dapat disajikan:
– Frekuensi kumulatif, atau
– Frekuensi relatif kumulatif, atau
– Persen frekuensi kumulatif
• Frekuensi yang digunakan (salah satu diatas)masing-
masing kelas digambarkan sebagai titik.
• Setiap titik dihubungkan oleh garis lurus.
OGIF
Ogif Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Untuk Nilai Ujian
Akhir Mata Kuliah Statistika

60 60
54
50
Frekuensi Kumulatif

40
31
30

20 19
6
11
10 7
3
0 8,5 34,5 60,5 86,5
21,5 47,5 73,5 99,5 Nilai
OGIF (lanjutan)
Ogif Frekuensi Kumulatif Lebih Dari Untuk Nilai Ujian Akhir
Mata Kuliah Statistika
60
60 57
53
50 49
Frekuensi Kumulatif

41
40
29
30

20

10 6

0 8,5 34,5 60,5 86,5


21,5 47,5 73,5 99,5 Nilai
OGIF (lanjutan)
Ogif Frekuensi Kumulatif Dari Untuk Nilai Ujian Akhir Mata
Kuliah Statistika

60 kurva ogif lebih dari


kurva ogif kurang dari
50
Frekuensi Kumulatif

40

30

20

10

0 8,5 34,5 60,5 86,5


21,5 47,5 73,5 99,5 Nilai

You might also like