You are on page 1of 22

c   c

c
× ×

   


c ×  
Dalam industri, operasi pada perlakuan komponen-komponen dari suatu
larutan atau campuran bertujuan untuk pemisahan dan pemurnian. Pencampuran atau
perolehan kembali (Y  Y komponen tertentu. Peristiwa ± peristiwa perpindahan
massa yang menyangkut penyerapan suatu komponen dalam suatu campuran gas atau
cairan oleh suatu larutan penyerap disebut absorbsi. Peristiwa sebaliknya dikenal
dengan adsorbsi yaitu peristiwa perpindahan massa yang mancakup ikatan zat terlarut
pada permukaan zat padat.
Untuk operasi absorbsi umumnya menggunakan suatu larutan yang dapat
melarutkan atau menyerap salah satu komponen lain yang akan diambil atau tidak
dikehendaki. Operasi tersebut akan mencakup dua fase yang berlainan, misalnya fase
gas dan fase cair. Mekanisme pemisahan dapat berupa pelarut tanpa reaksi kimia atau
pelarut dengan reaksi kimia. Perpindahan massa tersebut berlangsung secara
berkesinambungan dan dapat dicapai dengan cara kontak antara kedua fase pada suatu
kolom yang berisi suatu bahan pengisi  
, agar luas permukaan kontak lebih
besar. Perpindahan massa akan berlangsung bila salah satu fase mempunyai
konsentrasi lebih tinggi daripada fase luas. Laju perpindahan massa tersebut
tergantung pada luas permukaan Y   Y  kontak dan koefisien perpindahan
massa.
Bila fluida bersifat kompresible digunakan dalam operasi absorbsi berupa uap
cair, maka peristiwa yang terjadi sama dengan bagian Y  dalam operasi
destilasi. Kasus-kasus pada peristiwa absorbsi adalah pertukaran ion. Perpindahan
massa tersebut dibatasi oleh letak kesetimbangan zat terlarut maupun padatan.

Ý Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

 c   
Ý.c Mengukur absorbsi CO2 ke dalam air yang mengalir ke bawah
kolom menggunakan alat analisa gas.
2.c Menghitung laju absorbsi CO2 ke dalam air dari analisa larutan
keluar kolom.
 

[ Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
× ×

  

bsorbsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan
pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya
   (pada absorbsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada
absorbsi kimia juga disebut absorbsi kimia). Komponen gas yang dapat
menggandakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan
yang lebih tinggi, karena itu absorbsi kimia lebih mengungguli absorbsi fisika.

Bidang utama penggunaan absorbsi adalah pembersihan gas (misalnya gas


buang) dan pemisahan campuran gas (bertujuan untuk memperoleh kembali
komponen). bsorbsi juga memainkan peranan penting dalam kaitannya dengan
proses kimia, misalnya pada pembuatan asam sulfat (absorbsi SO3) dan asam nitrat
(absorbsi NO dan NO2). Pada semua absorber akan dilepaskan panas absorbsi yang
(khusunya pada ikatan fisik) menghambat kelarutan. Pada pembebanan yang rendah,
dapat dilakukan sirkulasi absorben untuk mengeluarkan panas absorbsi dengan cara
penyerapan. Tetapi pada pembebanan yang tinggi, penguapan yang tinggi penyerapan
seperti itu sering terjadi tidak dapat diterapkan untuk menghindari peningkatan suhu.
Dan hal semacam itu seperti pada absorbsi NH3 dan HCL dengan air harus dipasang
suatu pendingin antara dalam sistem sirkulasi absorben.

Kecepatan absorbsi merupakan ukuran perpindahan massa antara fase gas


dan fase cair. Disamping pada perbedaan konsentrasi dan luas permukaan absorben,
kecepatan tersebut juga tergantung pada faktor-faktor lainnya. Contoh: tergantung
pada suhu) peningkatan pelarutan pada suhu yang lebih rendah, tekanan (peningkatan
kelarutan yang lebih tinggi) dan viskositas (pada absorbsi kimia kelarutan hanya
dipengaruhi sedikit oleh suhu tetapi viskositas menurun drastis dengan naiknya
temperatur).

Pada absorbsi gas, uap yang dapat larut diserap dari campurannya dengan gas
tak aktif atau lemban (inert) dengan bantuan zat cair dimana gas terlarut ( gas

  Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
dapat larut, banyak atau sedikit. Contoh operasi ini adalah pencucian amonia dengan
air, dari campuran amonia dan udara. Zat terlarut itu kemudian dipulihkan dari zat
cair dengan cara destilasi, sedangkan zat cair penyerap selanjutnya dapat dibuang atau
digunakan kembali. Kadang-kadang zat terlarut itu dikeluarkan dari zat cair dengan
mengontakkan dengan gas lemban (inert gas). Operasi ini yang merupakan kebalikan
dari absorbsi disebut desorbsi atau pelucutan gas.


c 
bsorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorbsi
pada permukannya, baik secara fisik maupun dengan reaksi kimia. Berlawanan
dengan adsorben memiliki permukaan dalam yang luas, pada adsorben yang harus
dibuat luas adalah permukaan luarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mencerai-
beraikan cairan, misalnya menjadi tetesan-tetesan.
bsorben (juga sering disebut dengan cairan pencuci) harus memenuhi
persyaratan yang sangat beragam misalnya bahan itu harus:
£c Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorbsi sebesar mungkin
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
£c Sedapat mungkin sangat selektif.
£c Memiliki tekanan uap rendah.
£c Sedapat mungkin tidak korosif.
£c Mempunyai viskositas yang rendah.
£c Stabil secara rendah.
£c Murah.
bsorben yang sering digunakan adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut
atau untuk pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), Natrium Hidroksida (untuk
gas-gas yang dapat bereaksi dengan asam) dan sam Sulfat (untuk gas-gas yang
bereaksi dengan basa).
Berdasarkan aturan ekonomi dan kelestarian lingkungan absorben
kebanyakan dikembalikan ke dalam alat absorbsi dengan sirkulasi sehingga bahan
tersebut terbebani secara penuh. Kemudian absorben diolah lebih lanjut untuk
keperluan lain, dibuat menjadi tidak berbahaya atau diregenerasi.

å Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
    !   

 Suatu alat yang hanya di pergunakan adalah absorbsi gas dan beberapa operasi
lain yaitu menara isian.

Piranti ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara yang
dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah,
pemasukan cairan dan distribusinya pada bagian atas. Sedang pengeluaran gas dan zat
cair masing ± masing diatas dan dibawah, serta suatu massa bentukan zat padat tak
aktif (inert) diatas penyangga. Bantuan ini disebut isi menara (packing), dimana
penyangga itu harus mempunyai fraksi ruang terbuka yang cukup terbuka dan cukup
besar, untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piringan penyangga itu.

da dua jenis isian menara yang lazim yaitu yang disikan dengan
mencurahkan secara acak kedalam menara dengan tangan. Isian curah ini terdiri dari
satuan ± satuan dengan dimensi utama ¼ sampai 3 inchi, dimana isian yang
ukurannya kurang dari Ý inchi dipergunakan dalam kolom ± kolom laboratorium atau
instalasi percobaaan (pilot plant), satuan ± satuan isian disusun dengan tangan
biasanya mempunyai ukuran antara 2-8 inchi.

Karakteristik bahan isian yang baik:

Ý.c Tidak dapat bereaksi dengan bahan yang akan diserap.


2.c Kuat tetapi tidak terlalu berat.
3.c Mengandung cukup banyak larutan untuk kedua arus tanpa terlalu banyak zat
cair yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan yang terlalu
tinggi.
4.c Memiliki kontak permukaaan yang luas.
5.c Tidak terlalu mahal.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa isian menara terbuat dari bahan ± bahan yang
murah, tidak bereaksi dan ringan, seperti: lumpung, porselin dan berbagai bahan
plastik.

V Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
 "  #    $ %  & 

 Persyaratan kontak yang baik antara zat cair dan gas itu merupakan
persyaratan yang paling sulit dicapai, lebih ± lebih pada menara besar. Secara ideal
zat cair itu setelah didistribusikan di dalam isian, mengalir dalam bentuk film lapisan
keseluruhan permukaan isian yang menuruni menara. Sebetulnya film itu cenderung
menebal pada beberapa tempat dan menipis ditempat lain. Sehingga zat cair itu
menggumpal menjadi arus ± arus kecil yang melalui lintas ± lintas tertentu, didalam
isian itu lebih ± lebih pada laju cairan rendah. Sebagian besar permukaan itu mungkin
kering atau sedikit diliputi film zat cair.

 '   (   
lat absorbsi disebut juga absorben adalah tempat campuran gas dan absorben
yang dikontakkan satu sama lain secara intensif, biasanya dalam arah berlawanan.
Untuk maksud tersebut absorben didistribusikan sebaik mungkin (permukaan dibuat
luas), dengan bantuan perlengkapan yangkhusus misalnya (penyemprot, bahan
pengisi, pelat, benda rotasi). Gas dialirkan melalui tirai cairan yang terbentuk.
gar terjadi perpindahan massa dan panas yang baik, umumnya lebih
menguntungkan jika operasi dilakukan dengan cara laju alir cairan dan gas yang
setinggi mungkin. Namun seperti pada kolom rektifikasi, operai harus tetap di bawah
batas peluapan.
Besarnya absorben (juga kuantitas absorben yang diperlukan) tidak hanya
ditentukan oleh jumlah gas yang akan diolah, melainkan juga oleh daya melarutkan
dari absorben dan kecepatan pelarutan.
bsorbsi kimia misalnya sering berlangsung begitu cepatnya sehingga
diperlukan jumlah tahap yang lebih sedikit daripada absorbsi fisik (alat menjadi lebih
kecil). Seperti telah disinggung sebelumnya, pada proses absorbsi sering diperlukan
perlengkapan pendingin. lat ini dapat dijadikan satu dengan absorber atau dipasang
dalam sistem sirkulasi absorber. Pada operassi kontinyu harus tersedia dua absorber
secara bergantian, alat yang satu digunakan untuk absorbsi dan alat yang lain untuk
regenerasi absorben yang telah terbebani. Kadang-kadang satu kali absorbsi tidak
cukup untuk memisahkan campuran multi komponen. Dalam hal ini, dua atau lebih
absorben harus dipasang secara seri.

M Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
Dengan cara tersebut dimungkinkan misalnya untuk membersihkan gas
buang yang berasal dari berbagai reaktor, gas tersebut dapat berupa campuran yang
mengandung gas yang bersifat netral asam dan basa.
Pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan tiga absorber yang
dihubungkan secara seri (dengan air, natrium hidroksida dan asam sulfat). Selain itu
absorber seringkali digunakan untuk melakukan presipitasi bahn-bahan padat (debu)
dalam kuantitas kecil yang ikut terbawa dalam campuran gas.
lat-alat absorbsi yang terpenting adalah alat pencuci seperti contoh menara:
Ý)c Menara pencuci dan menara lintang
2)c Pencuci pusaran
3)c Pencuci pancaran
4)c Pencuci rotasi
5)c Pencuci venture
6)c lat pemisah loncatan tekanan.
 

w Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
× ×

! &

"
   × ) 

"

  *    +

Õc lat UOP 7, Gas bsorbtion Column


Õc rlenmeyer 250 ml
Õc Buret 50 ml
Õc Statif dan Klem
Õc Beaker gelas Ý00 ml

"
 × ) *    + 

Õc  uadest
Õc NaOH 0.Ý M
Õc Indikator PP
Õc CO2
Õc Udara
Õc ir

"   # 

.c Penyerapan gas CO2 kedalam air menggunakan alat analisa gas.
Ý)c Mengisi tangki penampung cairan sampai ¾ bagian dengan air bersih.
2)c Menghubungkan steker pada alat kesumber arus listrik.
3)c Dengan valve pengendali aliran gas C2 dan C3 tertutup, menjalankan
pompa cairan dan mengatur aliran air melalui kolom sampai 6
liter/menit pada FÝ dengan mengatur valve pengendali CÝ.
4)c Menjalankan Y Y dan mengatur valve pengendali C2 agar
aliran udara 4 liter/menit pada F2. Membuka valve pengendali tekanan
pada tabung CO2 dan mengatur valve C2 agar F3 satu setengah kali F2.

 Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
Memastikan lapisan cairan di dasar kolom terjaga, bila perlu mengatur
dengan valve C4.
5)c Menganalisa contoh gas
a)c Mengisi dua tabung bola pada alat analisa dengan NaOH 0.Ý M
lalu mengatur level pada tabung hingga skala 0 pada pipa
menggunakan valve pembuangan C dan menampung buangan
kedalam labu.
b)c Membersihkan saluran pengambilan contoh dengan mengisap
tabung berulang ± ulang menggunakan piston gas dan
mengeluarkan ke atmosfer.
c)c Menutup saluran ke tabung penyerapan dan lubang atmosfer
juga di tutup. Mengisi tabung penghisap melalui piston gas
sampai terisi gas 20 ml (VÝ ), lalu menekan piston gas sampai
gas keluar ke atmosfer.
d)c Membuka lubang ke atmosfer, menghisap selama Ý0 detik
dengan menarik piston.
e)c Membuka saluran ke tabung penyerapan, sehingga antara
tabung penyerapan dan tabung penghisap terhubung.
Ketinggian cairan harus tetap, bila berubah membuka saluran
ke atmosfer.
f)c Menunggu sampai ketinggian cairan berada pada posisi nol,
dimana menunujukkan bahwa tekanan dalam tabung Ý atm.
Lalu menutup saluran keluar.
g)c Dengan perlahan menekan piston hingga semua gas berpindah
ke tabung penyerapan. Lalu menarik piston secara perlahan dan
memperhatikan ketinggian cairan.
h)c Mengulangi langkah g) sampai ketinggian cairan tak berubah.
Mencatat volume akhir cairan (V2) yang menunjukkan volume
contoh gas yang dianalisa.

X Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
B.c Penyerapan gas CO2 kedalam air menggunakan analisa larutan.
Ý)c Mengisi tangki penampungan sampai ¾ bagian dengan air bersih.
2)c Dengan valve pengendali aliran gas pada C2 dan C3. Mulai
menjalankan pompa cairan dan mengatur laju alir melalui kolom
sampai 6 liter/menit pada FÝ dengan mengatur valve CÝ.
3)c Memulai menjalankan compressor dan mengatur valve pengendali C2
pada posisi 4% dari skala F2.
4)c Membuka valve pengendali tekanan pada tabung CO2 dan mengatur
valve C3 agar F3 satu setengah kali F2. Memastikan lapisan cairan pada
dasar kolom terjaga, bila perlu mengatur dengan valve C4.
5)c Setelah Ý5 menit atau operasi telah berjalan dengan mantap.
Mengambil sampel larutan setiap Ý5 menit secara bersamaan di titik S4
dan S5, kemudian menganalisa contoh tersebut.
6)c Memasukkan sampel tersebut ke dalam erlenmeyer sebanyak Ý00 ml
(VÝ ).
7)c Menambahkan 5 tetes indikator PP, bila larutan berubah menjadi
merah dengan cepat berarti tidak mengandung CO2. Jika tetap bening,
menitrasi larutan dengan NaOH 0.Ý M sampai larutan berubah menjadi
merah muda.
8)c Mencatat volume NaOH yang digunakan sebagai (V2).
9)c Melepaskan steker dari sumber arus listrik.
Ý0)cMembersihkan alat yang telah digunakan.

Ý Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
× ×,

  & !  

'
   -* -    %   .    .    
    

"0& ! 1 0& # 1


/   2
0 1 20  1 2"0% 1
,
 ,  ,
 ,
0. 1 0 3.1 0 3.1 0 3.1
0.1 0.1 0.1 0.1
Ý5 6 60 3 20 3Ý 20 94
30 6 60 3 20 20 20 65
45 6 60 3 20 Ý5 20 86
60 6 60 3 20 Ý7 20 40
75 6 60 3 20 80 20 55
90 6 60 3 20 78 20 68


'    -* -    %   .    .  


    

4 '
/  
,
 , ,
 , 
0. 1
0.1 0.1 0.1 0.1
Ý5 Ý00 Ý.Ý Ý00 2.4
30 Ý00 Ý.3 Ý00 Ý.5
45 Ý00 Ý.2 Ý00 Ý.3
60 Ý00 Ý.2 Ý00 Ý.3
75 Ý00 Ý.Ý Ý00 Ý.2
90 Ý00 Ý.2 Ý00 Ý.5


 

ÝÝ Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

' "  -)  - -* -  %  .   .         

# !  # 


% - % -
/    & 0 3 1 % )&  % )&  2  & 
0. 1    %     
Ë      Ë      0 3 1 0.3 1
2 2" 252"   

Ý5 Ý 0.05 Ý.05 Ý.55 4.70 0.894 0.00Ý224

30 Ý 0.05 Ý.05 Ý.00 3.25 Ý.050 0.00Ý438

45 Ý 0.05 Ý.05 0.75 4.30 Ý.Ý30 0.00Ý547

60 Ý 0.05 Ý.05 0.85 2.00 Ý.208 0.00Ý654

75 Ý 0.05 Ý.05 4.00 2.75 -0.750 -0.00Ý027

90 Ý 0.05 Ý.05 3.90 3.40 -0.2Ý9 -0.000300



Ý[ Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

' '  )  - -* -  %  .   .        

4 ' %    %    


/  
,× %
 ,× %   .     * - 
0. 1
0.1 0.3 1 0.1 0.3 1 0.3 1 0.3 1 0.3 1

Ý5 Ý.Ý 0.00ÝÝ 2.4 0.0024 0.000ÝÝ 0.00024 0.000Ý300

30 Ý.3 0.00Ý3 Ý.5 0.00Ý5 0.000Ý3 0.000Ý5 0.0000200

45 Ý.2 0.00Ý2 Ý.3 0.00Ý3 0.000Ý2 0.000Ý3 0.0000Ý00

60 Ý.2 0.00Ý2 Ý.3 0.00Ý3 0.000Ý2 0.000Ý3 0.0000Ý00

75 Ý.Ý 0.00ÝÝ Ý.2 0.00Ý2 0.000ÝÝ 0.000Ý2 0.0000Ý00

90 Ý.2 0.00Ý2 Ý.5 0.00Ý5 0.000Ý2 0.000Ý5 0.0000300

 

Ý  Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
× ×,

!×   

 Pada percobaan kolom absorbsi, bahan penyerap (absorben) yang digunakan


adalah air sedangkan bahan yang terserap berupa gas yaitu gas CO2. Penyerapan gas
CO2 kedalam air terjadi di dalam kolom yang di dalamnya berisi packing dengan jenis
Y  Y .  
ini berfungsi untuk memperbesar kontak antara gas yang naik
dari bawah dengan cairan yang turun dari atas. Proses ini berlangsung secara   Y
YY  (berlawanan arah), dimana air masuk kolom melalui bagian atas dan udara
pembawa gas CO2 masuk melalui bagian bawah, hal ini bertujuan agar penyerapan
CO2 lebih optimal oleh air.

Untuk analisa gas CO2 dalam udara dengan menggunakan larutan NaOH Ý M,
dimana CO2 yang terserap diudara dapat diketahui dari volume yang dilihat pada
piston gas. Penggunaan laju alir air harus lebih besar daripada laju alir gas karena
dapat menyebabkan terjadinya  .  adalah pembanjiran yang
disebabkan oleh laju alir gas dari bawah lebih besar daripada laju alir cairan yang
turun dari atas. Dari perhitungan percobaan penyerapan gas CO2 kedalam air dengan
menggunakan alat analisa gas diperoleh hasil negatif, hal ini dikarenakan pada saat
akan menganalisa gas, selang ± selang yang digunakan sebagai penghubung untuk
mengambil dan mengukur gas CO2 terdapat air didalamnya, sehingga air akan terikut
pada gas saat dilakukan analisa gas dan hal ini dapat menganggu kerja dari alat
analisa gas yang digunakan.

 Berdasarkan analisa penyerapan gas CO2 kedalam air dengan menggunakan


analisa cairan, diperoleh hasil bahwa CO2 yang terlarut pada aliran keluar (S4 ) lebih
besar daripada CO2 yang terlarut pada aliran masuk (S5). Hal ini menyebabkan

Laju penyerapan CO2 kedalam air paling besar diperoleh pada waktu Ý5 menit
pertama yaitu sebesar 0.000Ý300 gmol/detik. 

Ýå Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
× ×,



Dari percobaan dan perhitungan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa:

£c Pada percobaan analisa gas CO2 dengan menggunakan alat analisa gas
diperoleh hasil negatif yaitu untuk Fa (CO2 terserap) dalam L/detik dan Ga
(CO2 terserap) dalam gmol/detik pada menit ke 75 dan 90. Hal ini tidak sesuai
karena CO2 yang terserap tidak mungkin bernilai negatif.
£c Pada percobaan penyerapan gas CO2 kedalam air dengan menggunakan
analisa larutan diperoleh hasil semakin lama waktu absorbsi maka laju
penyerapan CO2 kedalam air semakin kecil. Hal ini dibuktikan dengan laju
penyerapan CO2 di Ý5 menit pertama lebih besar yaitu 0.000Ý300 gmol/detik.

 

ÝV Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
 2  # 

£c Tim Laboratorium Pilot Plant, 2009, ³   


   
 ß, Samarinda: Politeknik Negeri Samarinda

ÝM Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c


Ýw Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
 )  


c )   -  -* -    %   .   
.         

Contoh: Pada Ý5 menit pertama


£cGas Masuk (S3 ).


ö   


ö  


ö   

£cGas Keluar (S2)


ö  




ö  


ö   

£cCO2 terserap (Fa).

  
«   
 

  «   « 


 !
«     ""
!

«  "#$%&'()

£cCO2 terserap (Ga).

Tekanan rata-rata kolom:

* 
w  ++, -  ./++, -


Ý Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
Tekanan rata-rata kolom (Konversi ke mmHg):

0"++,1 2(+ 3(, -


 ./++, -     
2(+ ..$.3(, - ."#++, -
 /$"++,1

« (5)262672(2 8 72(2)9%9+ /.


42     Ë 
/// 0" :;<;72(2 8 72(2)9%9+=  /.

"#$ /$" /.


42   Ë   
/// 0" ."  /.

1+9%
42  """//
'5(>)

 c )   -  -* -    %   .   


.        

Contoh: Pada Ý5 menit pertama


£cCO2 bebas (Cd)
-c S5
?@  "
q'  
+%q96(9<
  "
q'  
""
1+9% A
q'  """ %>(57

-c S4
?@   "
q'   
+%q96(9<
/  "
q'   
""
1+9% A
q'   """/ %>(57

ÝX Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c

c
£cCO2 terserap sepanjang kolom
-c CO2 terlarut dalam aliran masuk
  «   q'
%>(57 1+9%
 "   """
'5(>) %>(57
1+9%
 """"
'5(>)

-c CO2 terlarut dalam aliran keluar


  «   q' 
%>(57 +9%
 "   """/
'5(>) %>(57
1+9%
 """"/
'5(>)

£cLaju Penyerapan
  8«    q' 8  q'  
%>(57 1+9%
  8"    """ 8 """/
'5(>) %>(57
1+9%
 """".
'5(>)

[ Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda
c   c
c
c c






  


 







 


[   
c    N    
c   c

c
Keterangan :

Ý.c Piston Gas


2.c Flowmeter Udara
3.c Flowmeter CO2
4.c Flowmeter Water
5.c Manometer
6.c Switch Control ir
7.c Switch Control Water
8.c Sump Tank
9.c Water Pump
Ý0.cir Compressor
ÝÝ.cSÝ (Valve Keluaran Gas Kolom Ý)
Ý2.cKolom bsorbsi
Ý3.cS2 (Valve Keluaran Gas Kolom 2)
Ý4.cS3 (Valve Keluaran Gas Kolom Ý)
Ý5.cS4 (Valve Keluaran ir Ý)
Ý6.cS5 (Valve Keluaran ir 2)
Ý7.cTabung Bola
Ý8.cir Control Valve
Ý9.cWater Control Valve
20.cGas Flow Control Valve

[[ Teknik Kimia
c  iteknik Negeri Samarinda

You might also like