BAB Il
PENJADUALAN PROYEK
Penjadualan berarti pangaturan waktu dari suatu kegiatan operasi/proyek dan
‘menentukan urutan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.
‘Saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan komputer sebagai alat bantu
untuk membuat Penjadualan. Dengan menggunakan Penjadualan yang memilki
sifat sistematis maka pihak manajemen dapat mengetahui
1. Hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya dan. terhadap keseluruhan
proyek.
2. Hubungan yang harus didahulukan diantara kegiatan
3. Perkiraan biaya dan waktu realistis untuk setiap kegiatan.
4, Penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal
kritis pada proyek.
‘Tujuan dan Manfaat Perencanaan Penjadualan Proyek
Jadual bagi proyek bagaikan peta dalam perjalanan. Tanpa peta yang baik
perjalanan dapat menyasar kemana-mana sehingga menghabiskan banyak
waktu, biaya dan bahan bakar, atau bahkan tidak akan sampai tujuan karena
habisnya bahan bakar (proyek gagal)
Untuk itu, sebelum proyek dimulai sebaiknya seorang manajer yang baik
terlebih dahulu merencanakan jadual proyek, adapun tujuannya adalah =
mempermudah perumusan masalah proyek
mat
1
2. menentukan metode atau cara yang sesuai
3. agar lebih terorganisimya kelancaran kegiatan
4, mendapatkan hasil yang optimumManfaatnya adalah
4. Keterkaitan antar kegiatan dapat diketahui
2. Kegiatan yang perlu akan mendapat perhatian (Critical task)
3. Kapan memulai dan harus selesainya kegiatan dapat diketahui dengan jelas.
Penjadualan sebagai Fungsi Sistem Volume Produksi
Sistem Volume produksi dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu
1, Sistem Volume Tinggi
Ciri : Standarisasi peralatan dan kegiatan yang sama
Contoh : pembuatan kendaraan bermotor, radio, televisi dan peralatan
kantor.
Tujuan Penjadualan : memperoleh suatu arus barang yang lancar dalam
rangka memperoleh utilisasi tenaga kerja dan peralatan yang tinggi,
menggunakan teknik Penjadualan Penyeimbang lini (Line Balancing).
2. Sistem Volume Menengah
Giri: terdiri dari bermacam produk dengan menggunakan fasilitas sama,
produksi cukup besar, tefjadi karena pemenuhan pesanan (make to order)
atau untuk persediaan (make to Inventory)
Contoh : Industri sepatu, baju, dan lain-lain.
Tujuan Penjadualan : untuk pengambilan keputusan tentang perkiraan waktu
di mana persediaan akan habis, menggunakan Teknik Penjadualan Waktu
Habis (Run-out Time).
3. Sistem Volume Rendah
Giri : jenis produk yang dibuat sangat bervariasi tetapi setiap produk dibuat
hanya sedikit, Dibuat hanya apabila ada pesanan.
Contoh : Tailor, usaha kue, dll
Tujuan Penjadualan : meminimalkan waktu proses, meminimalkan waktu
tunggu pelanggan, dil, dengan memperhatikan urutan kegiatan dan prioritas
kegiatan.(Gantt chart, metode penugasan, metode Johnson)Beborapa aturan Prioritas :
1. FCFS (First Come FirstServe)
Pekerjaan yang datang lebih awal pada suatu pusat kerja akan dikerjakan lebin
dahulu. Conteh : Bank, supermarket, dl
2. SPT (Shortest Processing Time)
Pekerjaan yang paling cepat selesainya mendapat prioritas pertama untuk
dikerjakan. Contoh ‘ Industri Perakitan & Jasa
3, EDD (Earliest Due Date)
Pekerjaan yang harus selesai paling awal dikerjakan lebih dulu.
Menjadual lebih Logis.
‘Suatu kegiatan senantiasa saling berkaitan dengan kegiatan Iain, sehingga
‘antara satu kegiatan dengan kegiatan lain mempunyai hubungan. Jika ada 3
kegiatan yang sealing terkait hubungan, misalnya:
[a]
ios
Kegiatan B terkait hubungan dengan kegiatan A, maka kegiatan A dikatakan
kegiatan sebelum B atau B adalah Predecessor dari A dan kegiatan C adalah
kegiatan sesudah B atau C adalah Successor dari B.
Hubungan keterkaitan antara kegiatan satu dengan lainnya sering disstilahkan
dengan Constrain.
Menghubungkan Kegiatan.
‘Ada 4 jenis hubungan ketergantungan antar kegiatan, yaitu
1. FS (Finish to Start)
Suatu kegiatan baru dapat dikerjakan, jikakegiatan sebelumnya telah selesal.
Misainya kegiatan pondasi baru dapat dimulai setelah kegiatan galian selesai.2. FF (Finish to Finish)
‘Suatu kegiatanharus selesai bersamaan dengan selesainya kegiatan lain.
Misainya : kegiatan taman selesai bersamaan dengan kegiatan pagar.
3. SS (Start fo Start)
‘Suatu kegiatan harus dimulai bersamaan dengan kegiatan lainnya, Misalkan
kegiatan pembersihan lapangan bersamaan dengan kegiatan pembuatan bilik
kerja.
4, SF (Start to Finish)
‘Suatu Kegiatan baru dapat diakhiri ka kegiatan lain dimulai, Misalkan kegiatan
pembuangan sampah ke dalam lubang diakhiri, bila kegiatan penimbunan akan
dimuta,
Lag Time.
Lag time digunakan untuk memajukan atau memundurkan kegiatan dari
keterkaitan biasa. Lag dapat bernilai desimal ataupun dalam bentuk prosentase.
‘Ada 2 jenis Lag time, yaitu :
1. Lag Time negatif > untuk menghemat waktu, salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah dengan. cara menentukan beberapa kegiatan yangdapat
dikerjakan tanpa perlu menunggu kegiatan pertama selesai
2. Lag time positif adalah tenggang waktu antara penyelesaian kegiatan pertama
dengan pelaksanaan’kegiatan berikutnya. Misalnya kegiatan dinding dikerjakan
setelah menunggu pondasi kering bukan setelah kegiatan pondasi selesal.
Teknik dalam Penjadualan Proyek
4. BAR CHART
Bar Chart atau di Indonesia lebih dikenal dengan diagram Batang, mula-mula
dipakai dan diperkenalkan olen Hendri Lawrence Gantt (1917). Metode ini
bertujuan untuk mengidentifkasikan unsur waktu dan urutan dalam
merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan
pada saat pelaporan.
Penggambaran Bar Chart terdiri dari baris dan kolom (tersusun secara vertikal
dan horisontal). Pada kolom tersusun urutan kegiatan. Pada baris menunjukkanPeriode waktu dapat berupa jam, hari, minggu ataupun bulan. Penggambaran
bar(batang) pada tiap baris kegiatan akan menunjukkan waktu mulai dan waktu
selesainya kegiatan, seperti contoh berikut :
‘Suatu perusahaan akan memindahkan kantor pemasarannya kesuatu lokasi
yang baru. Dibawah ini merupakan Bar Chart untuk jadual kegiatan proyek
tersebut :
Hari ke.
No | Urutan Kogiatan o [2 [4 [se [4 [iz [a4 16 | 18 20. m4
4 | Menyusun”rencana aioe
letak
> | Memiih dan memesan
furnitue
3 | Memasang sistem
komunikasi eee
| Menata
furniture
5 Mengangkut barang-
barang_
@ | Menata Barang-barang o_o
Pemindahan
” | personel hat
Metode ini relatif sederhana, mudah dimengerti oleh seluruh level
manajemen, dan mudah membuatnya serta mudah digunakan untuk memantau
perkembangan proyek, Namun metode ini memiliki beberapa kekurangan
antaralain tidak secara langsung dapat menunjukkan hubungan antar kegiatan,
‘sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk
‘mengetahui kegiatan berikut apa yang akan terpengaruh, dan dampak yang
ditimbulkan terhadap waktu selesainya proyek. Kelemahan lainnya adalah tidak
dapat menunjukkan kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan kritis.
PERT
PERT singkatan dari Program Evaluation and review Technique atau Teknik
Menilai dan Meninjau kembali Program.Metode jini bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya
penundaan, maupun gangguan dan konflk suatu jadual, PERT pada prinsipnya
‘adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang digambarkan
dalam bentuk diagram Network. Dengan demikian diketahui bagian-bagian kegiatan
mana yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu selesainya.
Tiga jenis waktu yang digunakan dalam PERT :
To = perkiaan waktu paling optimis
“Tm = perkiraan waktu paling mungkin
Tp = perkiraan waktu paling pesimis
Waktu yang diharapkan untuk suatu kegiatan dihitung berdasarkan rata-rata
tertimbang dari tiga jenis waktu dia atas yaitu :
(t0 + 4tm + tp)
Ts - sl
6
Pemberian bobot pada rumus inl merupakan bentuk-asii dari PERT. Analis bisa saja
memberikan bobot yang berbeda untuk masing-masing jenis waktu tersebut.
Metode ini memiliki Keunggulan dibandingkan dengan Bar Chart dapat
mempertihatkan hubungan ketergantungan kegiatan yang logis, sehingga
memungkinkan proyek dapat dikendalikan dan dikerjakan dengan prosedur yang
jelas. Apabila ada satv kegiatan yang terganggu, maka kita dapat mengetahui
pengaruhnya terhadap kegiatan yang lainPERT digunakan pada proyek yang taksiran waktu kegiatannya tidak bisa
dipastikan, misalnya kegiatan tersebut belum pemah dilakukan atau memilki variasi
waktu yang besar.
PERT menganggap proyek terdiri dari peristiwa-peristiwa yang susul
menyusul. Jadi, PERT berorientasikan peristiwa (event oriented).
cPM
Pada tahun 1958 perusahaan bahan kimia Ou Pon Company America,
menemukan metode.CPM (Critical Path Method) dalam pemecahan kesulitan-
kesulitan proses fabrikasi. Pada dasamya metode ini berbentuk diagram network
yang hampir sama dengan PERT.
CPM digunakan apabila taksiran waktu pengerjaan setiap kegiatan dapat
diketahui dengan baik dan dapat menentukan prioritas, dimana penyimpangannya
relatif kecil atau dapat diabaikan. CPM menganggap proyek terdiri dar! kegiatan-
kegiatan yang membentuk satu lintasan atau beberapa lintasan. Dengan kata lain
berorientasikan pada kegiatan (activities oriented):
Metode ini dikenal dengan istilah lintasan kritis, hal ini disebabkan karena
nantinya, metode ini membentuk jintasan atau lintasan yang memerlukan perhatian
khusus (lintasan dengan panah tebal).
Tujuan dari lintasan kritis adalah untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-
kegiatan yang memiliki tingkat Kepekaan tethadap keterlambatan pelaksanaan,
sehingga setiap saat dapat ditentukan tingkat prioritas kebijaksaan penyelenggara
proyek apabila kegiatan tersebut terlambat.
Tetapi seperti halnya PERT, CPM juga memiliki kelemahan dalam hal
pembacaan bagi level manajemen tingkat bawah
Dibawah ini contoh dari diagram CPM
10Keterangan Simbol :
4. Anak Panah menggambarkan kegiatan (activity), yaitu memuat informasi Nama
kegiatan dan prakiraan waktu pelaksanaan kegiatan.
2. Lingkaran menggambarkan peristiwa (event). Setiap peristiwa diberi nomor untuk
membedakan antara peristiwa satu dengan lainnya.
3. Anak panah terputus-putus (dummy). Menunjukkan suatu kegiatan semu, yaitu
hubungan yang terjadi diantara dua kegiatan, lama kegiatan dummy adalah nol.
‘Ada 2 jenis dummy, yaitu grammatical dummy dan logical dummy. Grammatical
dummy diperiukan untuk menghindari kerancuan penyebutan suatu kegiatan
apabila terdapat dua atau lebih kegiatan yang berasal dari dua peristiwa yang
sama (misainya |) dan berakhir pada peristiwa yang sama pula (misalnya j).
‘Contoh
OSD
@
Logical dummy digunakan untuk memperjelas hubungan antar kegiatan.
Misainya, terdapat hubungan seperti gambar di bawah ini
whe Oe
a) (®)
Hubungan ini dapat dibaca bahwa kegiatan D dan E dapat dimulai setelah kegiatan
‘A, B, dan C selesai. Atau Kegiatan D dapat dilakukan setelah kegiatan A dan B
selesai, sedangkan kegiatan E dapat dimulai setelah kegiatan A, B dan C selesai.
nPDM
Bila CPM menggunakan metode AOA (Activity on Arrow), dimana kegiatan
dan durasi diletakkan pada tanda panah, maka pada metode PDM (Preseden
Diagram Methode) digunakan metode AON (Activity on Node), dimana tanda panah
hanya menyatakan keterkaitan antar kegitan.Kegiatan dari peristiwa pada PDM
ditulis dalam bentuk node yang berbentuk kotak persegi empat. ‘Sedangkan anak
panahnya hanya sebagai pétunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dengan
demikian dummy tidak diperiukan,
Dalam PDM, sebuah kegiatan dapat dikerjakan tanpa harus menunggu
kegiatan pendahulunya selesai 100%, hal ini dimungkinkan terjadi dengan overlaping
(tumpang tindih). Untuk kegiatan yang salain tumpang tindih,penggambaran network
PDM Jebih sederhana dibandingkan CPM yang harus dibuat bertingkat seperti
gambar di bawab ini :
‘Cara Penggambaran dengan metode CPM
(@)P ek Pondas
|; 4
(2)Pek. Galan
if | A FS(2-3)= -3
5
[1st
Gara penggambaran dengan metode PDM
Walaupun penggunaannya lebih logis, metode ini juga memiliki kelemahan
yaitu hanya dapat dibaca oleh level manajemen tertentu saja.PDM diperkenalkan oleh J.W. Fondah! dari Universitas Stanford USA pada
‘awal dekade 60-an. Kemudian dikembangkan oleh perusahaan IBM dalam rangka
penggunaan komputer untuk memproses hitungan-hitungan yang berkaitan dengan
metode POM.
Penjaduatan dengan Komputer
Salah satu keunggulan yang paling menyolok dari penggunaan atat bantu
komputer adalah kemampuan mengolah data dalam jumlah besar dan dengan
kemungkinan kesalahan yang kecil. Penyusunan jadual juga menjadi lebih cepat dan
telii, Setiap ada perubahan, komputer dapat melakukan perubahan tersebut dalam
waktu_singkat. Penjadualan proyek berbasis komputer. menggunakan PC untuk
membuat Jadual proyek lebih praktis dan menguntungkan.
Perhitungan Waktu Proyek
Dalam perhitungan waktu proyek, dikenal beberapa istilah, yaitu:
A. Earliest activity start time (ES) > saat paling awal suatu kegiatan dapat dimul
B. Earliest activity finish time (EF) > saat paling awal selesainya suatu kegiatan.
C. Latest activity Starttime (LS) > saat paling lambat, suatu kegiatan harus dimulai.
D. Latest activity Finish time (LF) > saat paling lambat suatu kegiatan harus sudah
selesai.
Perhitungan waktu proyek dilakukan dengan dua tahap. Yaltu:
1. Tahap | menghitung ES dan EF, perhitungannya secara maju (Forward pass/Pull
Schedule), EF untuk suatu kegiatan sama dengan ES ditambah waktu untuk
melaksanakan kegiatan tersebut (durasi). Atau dapat dirumuskan :
EF, = ES, +t,
2. Tahap ll menghitung LS dan LF, perhitungannya. secara mundur (Backward
pass/Push Schedule), yang dirumuskan sebagai berikut
LS,= LF. ty
BWaktu tenggang dan Lintasan Kritis
Waktu tenggang adalah waktu longgar yang dimiliki oleh suatu kegiatan.
Waktu tenggang kegiatan (activity float time atau slack, $) dapat diukur sebagai
perbedaan antara LF dan EF atau antara LS dan ES
S, = LF, ~ EF. = LS, +S:
Misalkan $ = 7 hari > kegiatan tersebut dapat mulaitepat pada saat ES atau mundur
4, 2 hari sampai maksimal 7 hari dari ES tanpa membuat umur proyek bertambah.
Lintasan kritis adalah kegiatan yang tidak memiliki Waktu tenggang ( S=0,
Float = 0 ). Artinya kegiatan tersebut harus dimulai tepat pada saat ES agar tidak
mengakibatkan bertambahnya waktu penyelesaian proyek. Lintasan kritis merupakan
lintasan dengan jumiah waktu yang paling lama dibandingkan dengan semua lintasan
tain yang mungkin, Jumlah waktu dalam lintasan kritis sama dengan umur proyek.
J Sonitoh Kass
Dalam rangka) memperoleh air bersih dan mengurangi pencemaran
lingkungan, perusahaan’ tekstil Gunadarmatex merencanakan untuk memasang
instalasi pengolah air (Water treatment) di pabriknya. Rincian kegiatan dan waktu
yang diperiukan untuk menyelesaikan proyek tersebut sebagaimana tabel berikut
NO Kegiatan Kegiatan Lama Kegiatan
pendahulu (Hari)
A _| Perancangan sistem = 10
B_|Pembuatan saluran air A Ipecaeceeeze
C_[Pembuatan pondasi A 2
'D__| Pemesanan mesin A 12
E_| Pembuatan instalasilistrik i Cc 6
F | Pemasangan pipa BC 7
‘G_|Pemasangan mesin DE 5
| Finishing dan start-up FG disseeseeae
Kegiatan proyek itu dapat dilukiskan dalam suatu bentuk diagram jaringan kerja
sebagai berikut :Dengan menggunakan teori yang diuraikan sebelurinya, maka diketahui :
O Perhitungan Maju (Forward / Pull Schedule)
KegiatanA > ES,=0 EFAS EScty=0+10= 10
Kegiatan B, C dan D baru dapat dilakukan apabila kegiatan A telah selesai, sehingga
ES untuk ketiganya = EF,
KegiatanB ESs=10 EFg=10+8= 18
Kegiatan C ESc=10 EFc=10+9=19
KegiatanD ESp=10 EFp= 10+ 12=22
Kegiatan E ESe=EFc= 19 EFe=19+6=25
KegiatanF ES-=25 EFp=25+7=32
KegiatanG : ESg= 22 EFg= 22+5= 27,
Kegiatan H ESye EFy=32+4 me)
> Hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa mir proyek (selesainya seluruh
kegiatan proyek) adalah 36 hari,
2. Perhitungan Mundur (Backward / Push Schedule)
Kegiatan HH: LF y= LSy = 36 EFa= 36-4 = 32
KegiatanG = LFo= EFg=36-5=27
15EFc=19-
Kegiatan F LF EF;
Kegiatan E LFe= EF, = 25
Kegiatan D LF p= EF = 27
Kegiatan C LFc= MIN (EFr,EFe) = 19
Kegiatan B LFe= EFr = 25
Kegiatan A LF,= MIN(EFe, EFc. EFp) = 10
EF«=32-7= 25
EFe=25-
=19
EFp=27-12=15
0
EF,=25-8=17
EFy= 10-10 =0
> Dalam bentuk Tabular, hasil kedua perhitungan tersebut adalah :
Lintasan kritisnya adalah A, C, E, F, H.
16
[“Kegiatan | Duresi ES EF is iF
A | 10 0 10 SaaeaO Eat 10
B 8 40 18 17, 25
¢c 9 10 19 10 19
D 12 10 22. 15, 27
E 6 19 ~25 19 25
F 7 space Db ae eveeriaa. 25, 32
G 5 22 27 nore 32 |
H 4 32 36 32. 36)
> Lalu tentukan lintasan kritisnya |
Kegiatan Durasi ES EF us | tF FLOAT _|
A 40 o. | 10 0 10 0
B 8 10 18 17 25 mci
c 9 10 19 410 19 oO
D 12 10 22 15 27 5
E Geer jee@. 25 19 25 0
F 7 25 32 25 32, Q
G 5 22 27 27 32 5
H 4 32 36 32 EG lot}