Professional Documents
Culture Documents
I
S
U
S
U
N
OLEH
KARISMA RIZKI
MERDA FEBRIYANTI
PUTRI WULANDARI
KELAS : A1
TAHUN 2010
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain.
Untuk itu, ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:
Penyusun
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................................................
1
3
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
34
3.1.KESIMPULAN………………………………………………………………34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
4
Sistem reproduksi tidak bertujuan untuk survival individu, tetapi diperlukan untuk
survival species dan berdampak pada kehidupan seseorang. Hanya melalui sistem
reproduksi, blueprint genetik kompleks setiap spesies dapat bertahan di dunia ini.
Meskipun sistem reproduksi tidak berkontribusi pada homeostasis dan tidak penting
untuk bertahan hidup seseorang seperti halnya sistem kardiovaskuler, tetapi ia berperan
penting dalam kehidupan seseorang. Sebagai contoh: pasangan suami istri yang baru
menikah, umumnya sering ditanya apakah sudah mendapatkan anak. Dengan demikian
berarti sistem reproduksi berpengaruh terhadap perilaku psikososial seseorang secara
signifikan. Fungsi reproduksi juga berdampak pada masyarakat. Organisasi
kemasyarakatan membentuk unit yang membentuk lingkungan yang stabil dan
kondusif untuk kehidupan spesies. Permasalahan yang dapat terjadi antara lain
ledakan populasi yang perlu mendapatkan perhatian sehubungan dengan keterbatasan
dunia ini dalam menampung dan memfasililtasi makhluk hidup. Oleh karena itu,
diperlukan pembatasan atau kontrol sistem reproduksi.
Reproduksi merupakan suatu masalah yang dibahas manusia. Dari permulaan
dan juga dalam perincian-perinciannya pembahasan itu mengandung konsepsi yang
salah. Pada abad pertengahan dan sampai periode yang belum begitu lama, mitos dan
khayal meliputi soal reproduksi. Hal tersebut memang wajar, oleh karena untuk
memahami mekanisme reproduksi yang kompleks, orang harus tahu anatomi, harus
telah menemukan mikroskop dan harus sudah ada ilmu-ilmu fundamental yang
menjadi sumber fisiologi, embriyologi, obstetrik dan lain-lain.
masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini. Adapaun rumusan masalah
5
1.2. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Testis pada pria maupun sel ovarium pada wanita mulai tumbuh pada awal
kehidupan janin tetapi sifat kelamin belum dikenal. Organ reproduksi terletak
6
dibagian depan ginjal, kemudian membentuk kelenjar reproduksi yang berisi sel
benih dan membentuk struktur sekelilingnya . Organ reproduksi disebut juga
traktus genitalis berhubungan dengan traktus ulrinarius, tetapi tidak bersambung.
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra,
kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
7
8
1. Kelenjar
• Testis
9
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak
di dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Pembungkus testis
2. Lapisan kremastika
Terdiri atas selapis otot dimana lapisan ini sesuai dengan muskulus
obliqus abdominis internus dan fesies abdominis internus.
Persarafan
10
c. Nervus perincalis pars superfisilis.
11
d.
12
• Vesika seminalis
• Kelenjar prostate
13
Vena akan membentuk fleksus disekitar sisi dan basis glandula prostat dan
berakhir divena hipogastrika. Nervus yang mempersarafi merupakan cabang dari
pelvis.
• Kelenjar bulbouretralis
2. Duktus (saluran)
• Epididimis
14
Saluran halus yang panjangnya ±6 cm, terletak sepanjang atas tepi dan belakang
testis. Terdiri atas :
• Duktus deferens
Duktus deferens adalah duktus dari testis dan merupakan lanjutan dari kanalis
epididimis dengan panjang 50-60 cm. Mulai dari bagian bawah, kauda epididimis
15
berbelit-belit, secara berangsur-angsur naik sepanjang pinggir posterior testis dan
sisi medialis bagian fenikulus spermatikus melalui cincin kanalis inguinalis, lalu
masuk ke fenikulus spermatika membelok sepanjang sisi lateral arteri epigastrika,
kemudian menjurus kebelakang agak turun ke fossa iliaka eksterna mencapai
kavum.
• Uretra
Pada pria, organ ini merupakan saluran kemih dan saluran ejakulasi. Pengeluaran
urine tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kegiatan kontraksi
prostat.
1.Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
3. Bangun penyambung
• Skrotum
Skrotum adalah berupa kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak, memiliki
sedikit jaringan otot yang berada dalam pembungkus disebut tunika vaginalis.
Sepasang skrotum ini menggantung didasar pelvis. Pada bagian depan skrotum
terdapat penis dan dibelakangnya terdapat anus.
Lapisan skrotum
2) Tunika dartos : berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis
skrotum.
16
• fenikulus spermatikus
Pembuluh limfe
Pembuluh limfe terdiri atas du bagian : permukaan luar dan permukaan dalam.
Pembuluh limfe berasal dari permukaan tunika vaginalis epididimis dan
korpus testis. Pembuluh ini akan membentuk 4-8 traktus dan berakhir pada
bagian lateral dari pronatik dan nervus llumbalis II.
Pembuluh saraf
• Penis
17
Prepusium yang menutupi glans dipisahkan dari prepusium dan di dalamnya
terdapat ruangan yang dangkal.
1) Fasia superfisialis
Korpora kavernosus penis ditutupi oleh kapsul kuat yang terdiri atas
benang-benang superfisialis dan profunda mempunyai arah
longitudinal dan membentuk satu salluran.
18
Merupakan bagian dari penis yang berisi uretra. Di dalam batang penis
terlihat berbentuk silinder lebih kecil dari kavernosa penis.
4) Glans penis
5) Bulbus uretra
Penggantung penis.
19
b. Arteri profunda penis : cabang dari arteri dorsalis penis, bercabang terbuka
langsung ke ruangan kavernosa. Cabang kapiler ini akan menyuplai darah
ke trabekularuangan kavernosa dan dikembalikan ke vena pada dorsum
membentuk vena dorsalis penis melewati permukaan superior korpora
lalu bergabung dengan yang lain.
Saraf penis
20
Anatomi reproduksi wanita meliputi 2 organ genitalia yaitu organ genitalia
eksternal dan organ genitalia interna.
21
Organ Genitalia Eksterna
22
Pudenda atau organ reproduksi eksterna yang sering disebut vulva, secara
berurutan terdiri dari (dari arah anterior ke posterior) : mons pubis (mons veneris),
labia mayor dan minor, klitoris, prepusium klitoris, vestibulum, fourchette, dan
perineum.
• Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris merupakan jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat di atas simfisis pubis.
Mons pubis banyak mengandung kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi
23
rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, yaitu sekitar satu
sampai dua tahun sebelum awitan haid. Rata-rata menarche (awitan haid) terjadi
pada usia 13 tahun. Mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis
pubis selama koitus (hubungan seksual). Semakin bertambahnya usia, jumlah
jaringan lemak di tubuh wanita berkurang dan rambut pubis menipis.
• Labia mayor
Labia mayor adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak
dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari
mons pubis ke arah bawah mengelilingi labia minor, berakhir di perineum pada
garis tengah. Labia mayor memiliki panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5
cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Labia mayor melindungi labia minor,
meatus urinarius, dan introitus vagina (lubang vagina). Pada wanita yang belum
pernah melahirkan pervagina, kedua labia mayor terletak berdekatan di garis
tengah menutupi struktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan
mengalami cedera pada vagina atau perineum, labia sedikit terpisah bahkan
introitus vagina terbuka. Penurunan produksi hormone menyebabkan atrofi labia
mayor.
Pada permukaan arah lateral kulit labia yang tebal, biasanya memiliki pigmen
lebih gelap daripada jaringan sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar (sama
dengan rambut di mons pubis) dan semakin menipis kea rah luar perineum.
Permukaan medial (arah dalam) labia mayor licin, tebal, dan tidak ditumbuhi
rambut. Bagian ini mengandung suplai kelenjar sebasea dan banyak kelenjar
keringat serta banyak mengandung pembuluh darah. Labia mayor sensitive
terhadap nyeri, sentuhan, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan
saraf yang menyebar luas, yang berfungsi sebagai rangsangan seksual.
• Labia minor
Labia minor terletak di antara dua labia mayor dan merupakan lipatan kulit yang
panjang, sempit, dan tidak berambut, yang memanjang ke arah bawah dari bawah
24
klitoris dab menyatu dengan fourchette. Sementara bagian lateral dan anterior
labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minor sama dengan
mukosa vagina merah muda dan basah. Pembuluh darah yang banyak membuat
labia berwarna merah kemerahan dan memungkinkan labia minor membengkak,
bila ada stimulus emosional dan stimulus fisik. Kelenjar di labia minor juga
melumasi vulva. Suplai saraf yang banyak membuat labia minor menjadi sensitif.
Ruangan antara kedua labia minor disebut vestibulum.
• Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak di bawah
arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat sekitar 6×6
mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamakan glans dan lebih sensitive
daripada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang, glands dan badan
klitoris membesar.
Kelenjar sebasea klitoris mensekresi smegma, suatu substansi lemak seperti keju
yang memiliki aroma khas dan berfungsi sebagai feromon (senyawa organic yang
memfasilitasi komunikasi olfaktorius) dan anggota lain pada spesies yang sama
untuk membangkitkan respon tertentu, yang dalam hal ini adalah stimulasi erotis
pada pria). Klitoris berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yang berarti “kunci”
karena klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah
dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitive terhadap suhu,
sentuhan, dan sensasi tekanan. Fungsi utama klitoris yaitu untuk menstimulasi dan
meningkatkan ketegangan seksual.
• Prepusium klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minor kanan dankiri terpisah menjadi bagian
medial dan lateral. Bagian lateral menyatu di bagian atas klitoris dan membentuk
prepusium, penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian medial menyatu di bagian
bawah klitoris untuk membentuk frenulum. Terkadang prepusium menutupi
klitoris. Akibatnya, daerah ini terlihat seperti sebagai suatu muara, yaitu sebagai
25
meatus uretra. Bila memasukkan kateter ke daerah yang sensitive ini, maka dapat
menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman.
• Vestibulum
Vestibulum adalah suatu daerah yang berbentuk lonjong, terletak antara labia
minora, klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari dua muara uretra,
kelenjar parauretra (vetibulum minus atau Skene), vagina, dan kelenjar paravagina
(vestibulum mayus, vulvovagina, atau Bartholin). Permukaan vestibulum yang
tipis dan agak berlendir mudah teritasi oleh bahan kimia (deodorant semprot,
garam-garaman, busa sabun), panas, rabas, friksi (celana jins yang ketat).
Meatus uretra juga merupakan bagian dari reproduksi karena letaknya dekat dan
menyatu dengan vulva. Meatus mempunyai muara dengan bentuk bervariasi dan
berwarna merah muda atau kemerahan, dan sering disertai tepi yang agak
berkerut. Meatus menandai bagian terminal atau distal uretra. Biasanya terletak
sekitar 2,5 cm di bawah klitoris.
Kelenjar vestibulum minora adalah struktur tubular pendek yang terletak pada
arah posterolateral di dalam meatus uretra. Kelenjar ini memproduksi sejumlah
kecil lender yang berfungsi sebagai pelumas.
Hymen merupakan lipatan yang tertutup mukosa sebaigan, bersifat elastic, tetapi
kuat, dan terletak di sekitar introitus vagina. Pada wanita yang perawan, hymen
dapat menjadi penghalang pada pemeriksaan dalam, pada insersi tampon
menstruasi atau koitus. Hymen ini bersifat elastic sehingga memungkinkan
distensi dan dapat mudah robek. Terkadang hymen menutupi seluruh orifisum
yang menyebabkan hymen tertutup secara abnormal dan menghalangi pasase
aliran cairan menstruasi, pemasangan alat (spekulum), atau koitus. Setelah
pemasangan alat, pemakaian tampon, atau melahirkan pervaginam, dapat terlihat
sisa robekan hymen (karunkulae hymen atau karunkula mirtiformis).
26
Kelenjar vestibulum mayor adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayor
masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina. Beberapa duktus dengan
panjang 1,5 cm, menjadi saluran pengeluaran drain setiap kelenjar. Setiap duktus
membuka ke lekukan antara hymen dan labia minor. Kelenjar mensekresi
sejumlah kecil lender yang jernih dan lengket, terutama setelah koitus. Keasaman
lender yang rendah (pH tinggi)
• Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayor dan minor di garis tengah bawah orifisium
vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara fourchette dan
hymen.
• Perineum
Perineum merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
27
Organ Genitalia Interna
Organ genitalia interna pada wanita meliputi ovarium, tuba fallopii, uterus, dan
vagina.
28
29
30
31
32
• Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
fallopii. Dua ligament mengikat ovarium pada tempatnya, yaitu bagian
mesovarium ligament lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding
pelvis lateral setinggi Krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii
proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. pada palpasi overium dapat
digerakkan.
Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pria. Ukuran dan
bentuk setiap ovarium menyerupai sebuah almon berukuran besar. Saat ovulasi,
ukuran ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang
berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum
menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturitas seksual, luka parut akibat
ovulasi dan rupture folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi
kasar.
Dua fungsi dari ovarium adalah untuk ovulasi dan mmemproduksi hormone. Saat
lahir ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial
(primitif). Diantara interval selama masa usia subur (umumnya setiap bulan), satu
atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi.
Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen,
progesterone, dan adrogen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan fungsi wanita normal.
• Tuba Fallopii
Sepasang tuba fallopii melekat pada fundus uterus. tuba ini memanjang ke arah
lateral, mencapai ujung bebas ligament lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi
setiap ovarium.
33
Tuba memiliki panjang sekitar 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Setiap tuba
mempunyai lapisan peritoneum bagian luar, lapisan otot tipis di bagian tengah,
dan lapisan mukosa di bagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari sel-sel
kolumnar, ebberapa diantaranya bersilia dan beberapa yang lain mengeluarkan
secret. Lapisan mukosa paling tipis saat menstruasi. Setiap tuba dan lapisan
mukosanya menyatu dengan mukosa uterus dan vagina.
- Infundibulum
Merupakan bagian yang paling distal muaranya yang berbentuk seperti terompet
dikelilingi oleh fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan hamper erektil saat ovulasi.
- Ampula
Ampula ini membangun segmen distal dan segmen tengah tuba. Sperma dan
ovum bersatu dan fertilisasi terjadi di ampula.
- Istmus
- Intersitital
Bagian ini melewati miometrium antara fundus dan korpus uteri dan mempunyai
lumen berukuran paling kecil berdiameter < 1 mm. Sebelum ovum yang dibuahi
dapat melewati lumen ini, ovum tersebut harus melepaskan sel-sel granulose yang
membungkusnya.
34
oleh peristaltic lapisan otot. Estrogen dan prostaglandin mempengaruhi gerakan
peristaltic. Aktivitas peristaltic tuba fallopii dan fungsi sekresi lapisan mukosa
yang terbesar adalah pada saat ovulasi. Sel-sek kolumnar mensekresi nutrient
untuk menyokong ovum selama berada di dalam tuba.
• Uterus
Uterus merupakan organ brdinding tebal, muscular, pipih, cekung yang mirip
buah pir terbalik yang terletak antara kandung kemih dan rectum pada pelvis
wanita. Pada wanita yang belum melahirkan, berat uterus matang sekitar 30-40 gr
sedangkan pada wanita yang pernah melahirkan, berat uterusnya adalah 75-100
gr. uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin, dan teraba
padat. Derajat kepadatan tergantung dari beberapa factor, diantaranya uterus lebih
banyak mengandung rongga selama fase sekresi siklus menstruasi, lebih lunak
selama masa hamil, dan lebih padat setelah menopause.
Uterus diikat pada pelvis oleh tiga set ligamen jaringan ikat, yaitu :
- Ligament rotundum
Ligament rotundum melekat ke kornu uterus pada bagian anterior insersi tuba
fallopii. Struktur yang menyerupai tali ini melewati pelvis, lalu memasuki cincin
inguinal pada dua sisi dan mengikat osteum dari tulang pelvis dengan kuat.
Ligamin ini memberikan stabilitas bagian atas uterus.
- Ligament cardinal
- Ligament uterosakral
35
Ligament uterosakral melekat pada uterus di bagian posterior setinggi serviks dan
behubungan dengan tulang sacrum.
Fungsi dari ligament cardinal dan uterosakral adalah sebagai penopang yang kuat
pada dasar pelvis wanita. Kerusakan-kerusakan pada ligament ini, termasuk akibat
tegangan saat melahirkan, dapat menyebabkan prolaps uterus dan dasar pelvis ke
dalam vagina bahkan melewati vagina dan mencapai vulva.
- Fundus
Merupakan tonjolan bulat di bagian atas yang terletak di atas insersi tuba fallopii.
- Korpus
- Istmus
Tiga fungsi dari uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium,
kehamilan, dan persalinan.
Dinding uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium, dan
sebagian lapisan luar peritoneum parietalis.
36
menghubungkan endometrium dengan miometrium. Selama menstruasi dan
sesudah melahirkan, lapisan permukaan yang padat dan lapisan tengah yang
berongga tanggal. Segera setelah aliran menstruasi berkahir, tebal endometrium
0,5 mm. Mendekati akhir siklus endometrium, sesaat sebelum menstruasi mulai
lagi, tebal endometrium menjadi 5 mm.
Miometrium yang tebal tersusun atas lapisan-lapisan serabut otot polos yang
membentang ke tiga arah (longitudinal, transversa, dan oblik). Miometrium paling
tebal di fundus, semakin menipis ke arah istmus, dan paling tipis di serviks.
37
Peritoneum parietalis, suatu membrane serosa yang melapisi seluruh korpus uteri,
kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, dimana terdapat kandung
kemih dan serviks.
• Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakng
kandung kemih dan uretra yang memanjang dari introitus (muara eksterna di
vestibulum di antara labia minor / vulva) sampai serviks. Saat wanita berdiri,
vagina condong ke arah belakang dank e atas.
Vagina merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang
dinding anterior vagina hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding
posterior sekitar 9 cm.
Cairan vagina berasal dari traktus genitalia atas dan bawah. Cairan sedikit asam.
Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen memeprtahankan keasaman.
Apabila pH naik > 5, insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus
mengalir dari vagina mempertahnakan kebersihan relative vagina. Oleh karena
itu, penyemporotan cairan ke vagina dalam lingkaran normal tidak diperlukan dan
tidak dianjurkan.
Sejumlah besar suplai darah ke vagina berasal dari cabang-cabang desenden arteri
uterus, arteri vaginalis, dan arteri pudenda interna. Vagina relative tidak sensitive,
hal ini dikarenakan persarafan pada vagina minimal dan tidak ada ujung saraf
khusus. Vagina merupakan sejumlah kecil sensasi ketika individu terangsang
secara seksual dan melakukan koitus dan hanya menimbulkan sedikit nyeri pada
tahap kedua persalinan.
38
orgasme yang disretai ejakulasi cairan yang sifatnya sama dengan cairan prostat
ke dalam uretra. Fungsi dari vagina adalah sebagai organ untuk koitus dan jalan
lahir.
39
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Testis pada pria maupun sel ovarium pada wanita mulai tumbuh pada awal
kehidupan janin tetapi sifat kelamin belum dikenal. Organ reproduksi terletak dibagian
depan ginjal, kemudian membentuk kelenjar reproduksi yang berisi sel benih dan
membentuk struktur sekelilingnya . Organ reproduksi disebut juga traktus genitalis
berhubungan dengan traktus ulrinarius, tetapi tidak bersambung.
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar
prostat dan vesikula seminalis.
Anatomi reproduksi wanita meliputi 2 organ genitalia yaitu organ genitalia eksternal dan
organ genitalia interna. Pudenda atau organ reproduksi eksterna yang sering disebut
vulva, secara berurutan terdiri dari (dari arah anterior ke posterior) : mons pubis (mons
veneris), labia mayor dan minor, klitoris, prepusium klitoris, vestibulum, fourchette, dan
perineum. Organ genitalia interna pada wanita meliputi ovarium, tuba fallopii, uterus, dan
vagina.
40
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/anatomi-dan-fisiologi-sistem-reproduksi-
wanita/
http://id.wikipedia.org/wiki/Vagina
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/03/alat-reproduksi-dan-fungsinya/
http://rambairawan.blogspot.com/2010/06/sistem-reproduksi.html
http://seisyuhada.wordpress.com/2010/02/11/vaskularisasi-organ-reproduksi-wanita/
http://akperppnisolojateng.blogspot.com/2009/03/anatomi-sistem-reproduksi-wanita.html
http://www.indonesiaindonesia.com/f/13003-sistem-reproduksi-pria/
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/a5d4b015cd54138d10b39ef64e038ccfe4714
86b.pdf
http://medicastore.com/penyakit/872/Sistem_Reproduksi_Pria.html
http://radenbeletz.com/sistem-reproduksi-pria-penis-skrotum-testis-vas-deferens-uretra-
kelenjar-prostat-dan-vesikula-seminalis.html
Platzer, Warner . 2005. Atlas dan buku teks anatomi manusia. Jakarta: EGC
Waluyo. 1987. Anatomi Manusia . Jember: Fakultas dan ilmu keguruan Jember
41