You are on page 1of 3

AGAMA dan SPIRITUALITAS

dulu aku berpikir bahwa agama dan spirtualitas murni dapat berjalan beriringan, setidaknya dengan cara
yang sedikit memaksa. memaksa karena ingin tetap terus taat dengan agama yang aku anut namun di
satu sisi ingin terus mendalami spirtualitas secara universal.

seiring berjalannya waktu, saat aku lebih jauh memahami apa itu yang dimaksud dengan spiritualitas
dan segala macamnya. kuakui bahwa untuk mendalami dunia spiritualitas aku harus meninggalkan
semua pemahaman awalku tentang Tuhan, sama saat seperti Yesus mengatakan kepada salah satu
muridnya bahwa untuk mengikuti Dia kita harus meninggalkan apa yang kita punya, dan maksudnya
adalah kita harus meninggalkan semua pemahaman dan pemikiran kita dan membuka pikiran kita lebih
luas alias open minded. jika kita selalu terjebak dalam konsep pemikiran yang sempit hal itu hanya akan
menyulitkan kita untuk melangkah lebih jauh.

pernah ada seseorang yang mengatakan bahwa "agama dan spirtualitas universal tidak bisa berjalan
beriringan" dna pada saat itu dalam hatiku mengatakan bahwa itu adalah omong kosong dan tidak
beralasan, dan aku tetap memaksa bahwa spiritualitas dapat berjalan beriringan dengan agama.

namun kini kusadari bahwa pendapatnya adalah benar. kita tidak bisa menggabungkan sesuatu yang
yang memanag sulit untuk disatukan karena keduanya memiliki cara pandang yang berbeda. agama
memaksa umatnya untuk percaya, jika tidak maka upahnya adalah neraka dan jika iya upahnya adalah
surga. sedangkan spiritualitas membebaskan diri dari semua pemikiran dan kepercayaan. memang
benar di dalam spiritualitas mengenal adanya Tuhan, namun Tuhannya 180 derajat berbalik dari apa
yang diceritakan di dalam agama.

di dalam sebuah agama kita mengenal adanya Tuhan yang memberlakukan adanya "dosa", dosa adalah
sesuatu yang tidak berkenan atau dibenci oleh Tuhan, dan upah dari dosa adalah neraka. sedangkan jika
kita melakukan apa yang TUhan sukai maka upahnya adalah surga.

sedangkan di dalam spiritualitas universal tidak ada yang namanya dosa, surga ataupun neraka. tidak
adanya siksa kubur, api penyucian ataupun segala macam tetek bengeknya. manusia lahir ke dunia
untuk mencapai sebuah kesempurnaan jiwa yang didapat dari ratusan atau bahkan ribuan kali proses
kelahiran dan kematian dan akan terus berlanjut sampai seterusnya.

tidak ada yang namanya salah dan benar, karena keduanya hanyalah masalah persepsi, dan Tuhan tidak
memiliki persepsi. TUhan adalah sebuah simbol dari kesempurnaan jiwa, dimana jiwa yang sempurna
tidak lagi mempermasalahkan hal yang benar atau salah.

jiwa manusia lahir kedunia untuk mencari sebuah pengalaman mengenai sebuah emosi, sesuatu yang
tidak bisa didapatkan jika jiwa tidak lahir kedunia. dan akan sangat lucu sekali bila hidup kita yang
sebentar, dinilai oleh yang katanya Tuhan dan kemudian ditentukan akan masuk surga atau neraka.

untuk apa tuhan menciptakan manusia jikalau ujung2nya hanya untuk dimasukan ke neraka? lucu
bukan.
jika tuhan tau apa yang akan manusia lakukan dan pada akhirnya manusia tersebut jatuh ke dalam dosa
dan masuk ke dalam neraka, lalu mengapa manusia tersebut masih diciptakan? sebuah pekerjaan yang
sia-sia.

atau mungkin tuhan ingin agar setiap manusia memiliki kebebasan dalam memilih di dalam hidupnya,
namun kebebesan yang seperti apakah yang jika kita melakukan kesalahan maka akan dihukum?
kebebasan yang seperti itu lebih cocok disebut dengan "kebebasan" dari pada kebebasan mutlak.

untuk satu hal yang sederhana saja agama dan spiritualitas universal tidak bisa disamakan. apalagi jika
sudah mengenai hal yang lebih dalam lagi maknanya.

agama sudah tidak lagi relevan dimana manusia jaman sekarang sudah semakin pintar yang kapasitas
berpikirnya seharusnya sudah lebih maju daripada jaman firaun, musa dan kawan-kawannya.

agama dan ilmu pengetahuanpun hampir selalu bertolak belakang, apalagi jika sudah membahas
tentang penciptaan alam semesta atau siapakah manusia pertama di bumi.

beberapa agama percaya bahwa manusia pertama adalah adam dan pasangannya adalah hawa, mereka
melahirkan 2 anak yang keduanya laki-laki. lalu bagaimana mereka bisa meneruskan keturunan mereka
jika keduanya laki-laki? dan jawaban yang paling mudah adalah "jika tuhan berkehendak apapun bisa
terjadi", manusia tidak perlu memakai otak dan kecerdasan mereka jika segala sesuatu dijawab dengan
jawaban yang seperti itu.

di dalam spiritualitas Tuhan memiliki posisi tertinggi di dalamnya, dan demikian pula di dalam agama,
namun mengingat bahwa Tuhan adalah simbol tertinggi di dalam spiritualitas bagaimana mungkin
Tuhan masih punya kehendak? kehendak atau hasrat atau ego hanya dimiliki oleh jiwa-jiwa yang belum
sempurna.

jadi jika "Tuhan berkehendak" apakah tuhan masih sama seperti kita-kita jiwa yang belum sempurna
yang memiliki keinginan ini dan itu?

agama selalu menutup mata mereka dengan fakta. mereka dan umatnya tidak peduli. agama
membutuhkan umatnya untuk terus bertahan dan bersaing dengan agama-agama yang lain. sedangkan
umatnya membutuhkan agama karena mereka takut masuk neraka, dan katanya kalau kita taat
beragama bisa masuk ke surga. sungguh suatu simbiosis mutualisme yang menarik. dan satu hal penting,
semakin banyak umat maka semakin banyak aliran dana yang masuk, kalau perlu sampai pakai iklan dan
masuk TV.

di dalam agama, manusia bukan semakin pintar, namun jadi semakin menutup mata akan fakta-fakta
yang ada dan tidak mau tahu. agama telah gagal dalam menjalankan fungsinya, dengan adanya agama
dunia bukannya semakin damai justru malah semakin kacau karena masing-masing dari mereka
menganggap dirinya paling benar dan diluar mereka itu salah semua.

pada awalnya agama dibuat untuk mengatur sebuah masyarakat primitif yang sulit diatur, lalu setelah
itu dibuatlah sebuah konsep dosa. dan ternyata pada saat itu konsep dosa sungguh mujarab untuk
mengatur masyarakat yang sulit diatur tersebut. mereka jadi taat kepada pemimpin mereka, karena
katanya kalau berbuat salah itu adalah dosa, dan kalau dosa bisa masuk neraka. tapi kalau mereka
berbuat baik dan taat kepada pemimpin agama mereka maka bisa masuk surga, di surga ada banyak
bidadari cantik dan mau apa aja akan dikabulkan.

namun saat ini hal itu sudah tidak cocok lagi, karena manusia sudah banyak yang sadar kalau selama ini
mereka telah salah arah, dan para umat beragama menganggap kami sesat, atheis dan lain sebagainya.

tentu saja mereka menganggap kami seperti itu dan kami merasa tidak berkeberatan sama sekali. kami
memiliki keyakinan bahwa Tuhan itu ada sama seperti kalian. hanya saja otak dan logika kami lebih
dipakai, hanya itu bedanya.

Andrea Febrian
jakarta
02:46 AM
27 April 2011
Andr34_f3bri4n@yahoo.com

You might also like