Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Irwansyah, S. Ked
Pembimbing:
DEPARTEMEN RADIOLOGI
2010
1
HALAMAN PENGESAHAN
oleh
Arinanda Kurniawan
Irwansyah
telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior
(KKS) di bagian Radiologi Rumah Sakit dr. Moh. Hoesin Palembang
Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada anak yang paling sering ditemukan adalah tumor serebellum yaitu
meduloblastoma dan astrositoma, sedangkan pada dewasa adalah glioblastoma
3
multiforme. Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.
Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosis tumor otak
apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang
ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan
cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor
kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, invasi dan destruksi dari
jaringan otak. Walaupun demikian ada beberapa jenis tumor yang mempunyai
predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari tumor otak.
Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti dapat dibedakan
tumor benigna dan maligna.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Otak, merupakan merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang terletak
di cavum cranii, otak dibentuk oleh cavum neuralis yang membentuk 3
gelembung embrionik primer, yaitu prosenchephalon, mesensephalon,
rhombhencephalon, untuk selanjutnya berkembang membentuk 5 gelombang
embrionik sekunder, yaitu telencephalon, dienchephalon, mesencephalon,
metenchepalon, dan myelencephalon. Telencephalon membentuk Hemispaherum
cerebri, corteks cerebri. Diencephalon membentuk epithalamus, thalamus,
hipothalamus, subthalamus, dan methatalamus. Didalam diencephalon terdapat
rongga; vebtriculus tertius yang berhubungan dengan ventriculus lateralis melalui
foramen interventriculare (Monroi). Mesencephalon membentuk corpora
quadgemina dan crura cerebri, dalam mesencephalon terdapat kanal sempit
aquaductus sylvii yang menghubungkan ventriculus tertius dengan ventriculus
quartus. Metencephalon membentuk cerebellum dan pons, sedangkan
Myelencephalon membentuk medulla oblongata.
Berat otak saat lahir 350 gram, dan berkembang hingga saat dewasa
seberat 1400-1500 gram. Otak di bungkus oleh meninges yang terdiri dari 3 lapis.
Di dalam otak terdapat rongga : systerna ventricularis yang berisi liquors
erebrospinalis yang lanjut ke rongga antar meninges, cavum subarachnoidea.
Fungsi utama liquorserebrospinalis yaitu melindungi dan mendukung otak dari
benturan.
5
dibentuk oleh axon dan dendrit setiap sel saraf. Cortex cerebri terdiri dari selapis
tipis substantia grissea yang melapisis permukaan hemisphaerum cerebri.
Permukaannya memiliki banyak sulci dan gyri, sehingga memperbanyak jumlah
selnya.diperkirakan terdapat 10 milyar sel saraf yang ada pada cortex cerebri.
6
anda, tetapi tidak memberitahu dimana atau seberapa besar intentitasnya.
Korteks asosiasi prafrontalis adalah bagian depan dari lobus frontalis tepat
di anterior korteks motorik. Peran sebagai: (1) perencanaan aktivitas volunteer (2)
pertimbangan konsekuensi-konsekuensi tindakan mendatang dan penentuan
pilihan (3) sifat-sifat kepribadian.
Korteks asosiasi limbic di bawah dan dalam antara kedua lobus temporal.
Daerah ini berkaitan dengan motivasi dan emosi.
7
Pembentuk susunan saraf pusat adalah neuron yang jumlahnya mencapai 100
milyar, didukung oleh sel glia yang jumlahnya 10 kali lipat dari neuron. Setiap
neuron memiliki tonjolan panjang , akson yang berfungsi membawa informasi
keluar dari neuron (serabut eferen). Selain itu terdapat tonjolan pendek, dendrit
yang berfungsi membawa informasi menuju neuron (serabut aferen)
Sel glia, atau neoroglia (hanya berada pada susunan saraf pusat) berfungsi
untuk menyangga dan dukungan metabolik terhadap neuron. Ada 2 macam sel
glia; makroglia dan microglia. Mikroglia berfungsi sebagai sel fagosit yang sangat
besar jika terjadi infeksi atau kerusakan pada susunan saraf, sedangkan makroglia
berfungsi sebagai penyangga dan fungsi nutritif. Mikroglia ada 4 macam, yaitu
Oligodendroglia, sel schwann, sel astrosit, dan sel ependyma. Bersama-sama
mereka dipandang sebagai suatu sistem yang dinamik bermakna fungsional dalam
pertukaran metabolik antara neuron sistem saraf pusat lingkungannya. Terdapat
tiga jenis sel glia, mikroglia, oligodendroglia, dan astrosit. Mikroglia secara
embriologis berasal dari lapisan mesodermal sehingga pada umumnya tidak
diklasifikasikan sebagi sel glia sejati. Mikroglia memasuki SSP melalui sistem
pembuluh darah dan berfungsi sebagai fagosit, membersihkan debris dan melawan
infeksi.
Astrosit
Oligodendrosit
8
Disebut juga oligodendroglia, lebih kecil dari astrosit dengan cabang-cabang
yang lebih pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong, sitoplasma
lebih padat dengan ribosom bebas dan terikat dalam jumlah besar. Oligodendrosit
terutama terdapat dalam 2 lokasi, di dalam substansia grissea dan di antara berkas-
berkas akson di dalam substantia alba. Lainnya terletak dalam posisi perivascular
sekitar pembuluh darah. Oligodendroglia dan astrosit merupakan neuroglia sejati
dan berasal dari lapisan embrional ektodermal (sama seperti neuron).
Oligodendroglia berperan dalam pembentukan myelin.
Sel Ependim
Sel schwann
Sel schwann membungkus semua serat saraf dari susunan saraf perifer,
dan meluas sampai perlekatannya masuk atau keluar dari perlekatannya di
medulla spinalis dan batang otak sampai ke ujungnya. Sel swhann
memperlihatkan inti yang heterochromatik, biasanya gepeng, dan terdapar di
tengah sel dengan banyak mitokondria, mikrotubul dan mikrofilamen.
9
perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel
merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat.
Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan
DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu
sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat
memicu terjadinya kanker.
II.3 ETIOLOGI
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,
walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang
perlu ditinjau, yaitu :
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-
10
anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial
yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat
untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu
terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah
timbulnya suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar
yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam
proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan
antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi Karsinogenik
11
II.4 KLASIFIKASI
Glioma
Astrositoma derajat I 40-50%
Astrositoma derajat II 5-10%
Astrositoma derajat III 2-5%
(glioblastoma multiform) 20-30%
Medulloblastoma 3-5%
Oligodendroglioma 1-4%
Ependimoma derajat I-I 1-3%
Meningioma 12-20%
Tumor Hipofisis 5-15%
Neurolemoma T.U NVIII 3-10%
Tumor metastatik 5-10%
Tumor pembuluh darah 0.5-1%
Malformasi arteriovenosa,
Hemangioblastoma,
Endotelioma
Tumor defek perkembangan 2-3%
Kista dermoid, epidermoid,
Teratoma, Kordoma,
12
Parafiseal
Kraniofaringioma 3-8%
Pinealoma 0.5-0.8%
Lain-lain 1-3%
Sarkoma, papilloma plexus
choroideus, lipoma,
tidak terklasifikasi
1. Glioma
2. Astrositoma
13
normal, hanya saja jumlahnya berbeda, sehingga kepadatannya dalam suatu
daerah menonjol. Astrositoma derajat II,III, dan IV secara berturut-turut
memperlihatkan segi-segi keganasan yang meningkat. Astrositoma derajat III
menggambarkan gambaran histologik yang sudah mitotik, infiltratif dan ekspansif
sehingga banyak necrosis dan hemoragik terjadi. Apalagi astrositoma derajat IV,
berbagai jenis sel dalam tahap mitosis dijumpai baik dalam formasi yang khas,
maupun yang tersebar secara tidak teratur dengan banyak nekrosis dan
hemoragi.maka astrositoma derajat III dan IV diberi nama tersendiri yaitu
Glioblastoma multiform. Sampai timbul gejala (misal: serangan epilepsi maupun
nyeri kepala). Eksisi bedah lengkap pada umumnya tidak dapat dilakukan karena
tumor bersifat invasif, tapi bersifat residif terhadap radiasi.
3. Glioblastoma multiform
Glioblastoma multiform adalah jenis gliom ayang paling ganas. Tumor ini
memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi. Dan eksisi bedah yang
lengkap tidak ungkin dilakukan. Harapan hidup pada umumnya sekitar 12 bulan.
Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi predileksi utamanya adalah lobus
frontalis. dan sering menyebar ke sisi kontralateral melalui korpus kalosum.
4. Oligodendroglioma
14
dari kemoterapi sitotoksik. Penjelasan yang lebih lengkap masih menunggu hasil
dari penelitian genetik lebih lanjut.
5. Ependimoma
Ependimoma adalah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari
hubungan erat pada ependim yang menutupi ventrikel, paling sering terjadi pada
fossa posterior, tetapi dapat terjadi dari setiap bagian fossa ventrikularis. Tumor
ini lebih sering terjadi ada anak maupun orang dewasa. Dua faktor utama yang
mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan hidup jangka
panjang adalah usia dan letak anatomis tumor. Makin muda usia pasien maka
makin buruk prognosisnya (biasanya terlihat pada usia anak kurang dari 7 tahun)
alasan prognosis yang buruk msih belum diketahui. Diyakini bahwa tumor
embrional pada anak berbeda dari tumor pada dewasa dan semakin imatur
jaringan tumor pada anak menyebabkan makin agresifnya sifat tumor yang
memperburuk prognosisnya (Spagolli,2000). penderita tumor yang terletak pada
dasar dan atap ventrikel dapat direseksi secara sempurna daripada penderita tumor
di processus lateralis. Perbedaan ini darena dasar dan atap tumor cenderung
menginfiltrasi struktur pedunculus cerebri dan pons sehingga menyebabkan tidak
mungkin dilakukan pengangkatan sempurna.pengobatan radiasi dilakukan pasca
operasi, kecuali pada anak usia kurang dari 3 tahun yang menjalani kemoterapi.
II.5 DIAGNOSIS
15
Gejala umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau akibat
infiltrasi difus dari tumor. Gejala yang paling sering adalah sakit kepala,
perubahan status mental, kejang, nyeri kepala hebat, papil edema, mual dan
muntah. Tumor maligna (ganas) menyebabkan gejala yang lebih progresif
daripada tumor benigna (jinak). Tumor pada lobus temporal depan dan frontal
dapat berkembang menjadi tumor dengan ukuran yang sangat besar tanpa
menyebabkan defisit neurologis, dan pada mulanya hanya memberikan gejala-
gejala yang umum. Tumor pada fossa posterior atau pada lobus parietal dan
oksipital lebih sering memberikan gejala fokal dulu baru kemudian memberikan
gejala umum.
Sakit kepala, merupakan gejala umum yang dapt dirasakan pada setiap
tahap tumor intrakranial. Sifat sakit nyeri berdengyt atau rasa penuh dikepala.
Nyerinya paling hebat pada pagi hari karena pada tidur malam PCO2 serebral
meningkat sehingga mengakibatkan peningkatan CBF dan dengan demikian
mempertinggi lagi tekanan intrakranial. Juga lonjakan tekanan intrakranial sejenak
karena batuk, mengejan atau berbangkis memperberat nyeri kepala. Nyeri kepala
merupakan gejala dini tumor intrakranial pada kira-kira 20% dari para penderita.
Muntah. Juga gejala muntah sering timbul pada pagi hari setelah bangun
tidur. Hal ini disebabkan oleh tekanan intrakranial nyang menjadi lebih tinggi
selama tidur malam.sifat muntah penderita dengan tekanan intrakranial yang
meninggi adalah khas yaitu proyektil atau muncrat dan tidak didahului oleh mual.
16
Kejang lokal. Dapat merupakan manifestasi pertama tumor intrakranial
pada 15% penderita. Kejang umum dapat timbul sebagai manifestasi tekanan
intrakranial yang melonjak secara cepat terutama bagi manifestasi glioblastoma
multiform. Kejang tonik yang sesuai dengan serangan rigiditas deserebrasi
biasanya timbul pada tumor fossa franii posterior dan secara tidak tepat
dinamakan cereberal fits.
Kelumpuhan saraf otak. Karena desakan tumor saraf otak dapat tertarik atau
tertekan. Desakan itu tidak usah langsung terhadap saraf otak.
17
Gangguan mental. Dapat timbul pada setiap penderita dengan tumor
intrakranoal yang berlokasi dimanapun.
18
Bilamana tekanan intrakranial melonjak secara cepat, maka papil edema
menunjukkan kongesti venosa yang jelas.dengan papil yang berwarna merah tua
dan perdarahan-perdarahan di sekitanya.
1. Lobus frontalis
19
3. Lobus parasentralis
4. Lobus Oksipitalis
5. Lobus temporalis
6. Lobus Parietalis
Trias Klasik :
a. Nyeri kepala
b. Papil oedema
c. Muntah
Pemeriksaan Penunjang
20
Pemeriksaan Diagnostik :
2. EEG
3. CT Scan
4. MRI
6. Patologi anatomi
7. Angioserebral
Tanda proses desak ruang yaitu adanya pendorongan struktur garis tengah
dan penekanan dan perubahan bentuk ventrikel
Kelainan densitas pada lesi: hipodens, hiperdens atau kombinasi,
kalsifikasi, perdarahan
Udem perifokal
21
Foto polos dada dan pemeriksaan lainnya juga perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan memberikan
gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
II.6 PENATALAKSANAAN
Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor,
antara lain:
1. Terapi Steroid
2. Pembedahan
22
Pembedahan pada tumor otak bertujuan utama untuk melakukan
dekompresi dengan cara mereduksi efek masa sebagai upaya menyelamatkan
nyawa serta memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor
sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan terikut serta sehingga
akan diperoleh efek radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak jaringan tumor
akan memudahkan evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi
diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Berbagai studi melaporkan bahwa
dengan tindakan reseksi komplit akan diperoleh ketahanan hidup yang makin
lama, perbaikan pada defek neurologis yang lebih nyata. Peningkatan kemampuan
ahli bedah saraf untuk melakukan pengangkatan total tumor menjadi lebih baik
dengan kemajuan teknologi terutama di bidang pencitraan.
3. Radioterapi
23
pada intrakranial akan cepat menimbulkan edema serebri yang akan memperburuk
tekanan intrakranial.
24
malvormation (AVM).
4. Kemoterapi
5. Kombinasi radio-kemoterapi
Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan
intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap
proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar
membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :
Abses intraserebral
25
Epidural hematom
Hipertensi intrakranial benigna
Meningitis kronik.
II.8 KOMPLIKASI
26
BAB III
KESIMPULAN
Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara
klinis sukar membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna,
karena gejala yang timbul ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan
tumbuhnya, kecepatan terjadi tekanan tinggi intrakranial dan efek masa tumor ke
jaringan otak. Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat adanya gangguan
cerebral umum yang bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi intrakranial
dan adanya gejala sindrom otak yang spesifik Pemeriksaan radiologi, dalam hal
ini CT Scan berperan dalam diagnosa tumor otak, sedang diagnosa pasti tumor
otak benigna atau maligna dengan pemeriksaan patologi-anatomi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Harsono, Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, 1999 : 201 – 207
Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar
edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta, 2000 : 390 – 402
28
Japardi, Iskandar. Gambaran CT SCAN Pada Tumor Otak Benigna. Access on
www.usudigitallibrary.com. February 16th 2010
29