Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
NIM : H31110275
GOLONGAN : H5
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Mengapa potensi kemaritiman Indonesia tidak menjadi perhatian utama oleh
pemerintah saat ini ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setelah melalui perjuangan yang penjang, deklarasi ini pada tahun 1982
akhirnya dapat diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III
Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982).
Selanjutnya delarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17 Tahun 1985
tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.
Klaim Indonesia terhadap laut yang dimulai dari deklarasi Juanda, berhasil
mencetuskan dan mengakui beberapa Undang-undang Kemaritman yaitu:
Aspek fisik kemaritiman berkaitan erat dengan potensi fisik laut dalam
mendukung wilayah maritime. Secara umum aspek fisik dapat dibedakan menjadi
potensi sediment laut, topografi laut, dan Potensi sumberdaya energi.
Ø Batu keras: semua sediment yang terdiri dari partikel atau batuan yang
bergaris tengah lebih dari 2mm.
Ø Pasir dan lanau: sediment yang terdiri dari partikel yang bergaris tengah
antara 2 micron- 2mm
Ø Lumpur: semua sediment yang berasal dari perut bumi berukuran sangat
kecil dan mengandung komponen-komponen pasir dan partikel-partikel silt.
Sediment tersebut termasuk diataranya adalah Lumpur biru, Lumpur hijau,
Lumpur hitam, abu gunung berapi, dan lain sebagainya.
Ø Selut silikan: semua endapan mengeras yang paling sedikit 30% cangkang
organisme silikan.
Ø Lempung: semua pelagis yang berbutir halus bergaris tengah kurang dari 4
mikron, tersusun dari kurang lebih 30% jasad organisme dan kurang lebih
30% CaCO3.
Ø Koral: semua endapan yang berasal dari bangkai terumbu karang.
Topografi laut dapat dikenali dari suatu peta Bathimetry. Dimana, peta
bathimetri merupakan peta yang menggambarkan kedalaman laut. Peta batimetri
tidak sedetil peta rupabumi yang menyajikan data ketinggian dan kenampakan
permukaan bumi.
Indonesia memiliki luas laut sekitar 5.8km2. Area yang cukup luas tersebut
ditopang dengan berbagai potensi yang ada di dalamnya soyogyanya mampu
untuk mensejahterakan rakyat Inodenia. Dengan adanya realita tersebut, budaya
bahari (maritime) perlu digiakkan lagi seperti ketika jaman kerajaan Sriwijaya
dahulu yang mampu menyatukan wilayah nusantara dengan angkatan lautnya.
Bahkan menurut Sarwono Kusumaatmaja, angkatan laut bangsa Indonesia
merupakan yang tertangguh no.4 di dunia setelah Amerika Serikat, Uni Soviet,
dan Iran pada era Sukarno. Negara Indonesia merupakan satu-satunya bangsa di
Dunia yang menamakan wilayahnya sebagai tanah air. Semoga kedepannya
Indonesia mampu menyadari potensi dan struktur kewilayah Negara dominant
laut, dan mampu merubah konsep Negara kepulauan (yang berbasis darat)
menjadi Negara Maritim.
Ø Informasi jalur pelayaran di Indonesia yang dikelola oleh Pelindo, untuk
mampu menjangkau seluruh pulau-pulau di Indonesia dan sebagai
pendukung perekonomian pulau-pulau yang dituju.
Ø Informasi Objek wisata bahari yang secara umum terbagi menjadi tiga
yaitu Wisata pantai, wisata selancar, dan wisata Taman Laut. Dengan
kenyataan wilayah geografis Indonesia sebagai Negara maritime, sudah
saatnya Pemerintah Indonesia lebih mempopulerkan wisata bahari daripada
wisata darat, dan
Benih ikan merupakan salah satu potensi biota laut yang apabila
dikembangkan dapat untuk menunjang sector kemaritiman. Perseberan benih ikan
di Indonesia cenderung merata.
Ø Padang lamun segar merupakan makanan untuk ikan duyung, penyu laut,
dan berbagai macam jenis ikan.
Ø Padang lamun sebagai habitan untuk berbagai ikan ukuran kecil dan udang.
Rumput laut (sea weeds) adalah jenis algae atau ganggang laut yang bersel
satu maupun bersel banyak. Rumput laut tumbuh dengan baik di perairan laut
dangkal hingga 30 meter, terutama pada daerah umbulan air laut dalam (wilayah
up welling). Rumput laut banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
makanan.
c. Batas landas kontinen, sebagian telah terselesaikan yaitu batas antara
Aceh-Andaman (India), Indonesia-Thailand (di utara Selat Malaka),
Indonesia-Malaysia (selat malaka, dan Laut China Selatan), Indoensia-
PNG, Indonesia-Australia. Namun untuk perbatasan Indonesia-Filipina-
Malaysia di Laut Sulawesi belum dapat terselesaikan.
e. Keadaan ekonomi negara dan rakyat yang masih sulit mempengaruhi
kemampuan pengamanan perbatasan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemerintah Indonesia saat ini kurang mengembangkan sector kemaritiman
sebab perhatian utama pemerintah yaitu sector darat. Padahal sector kemaritiman
Indonesia bisa menghasilkan keuntungan yang banyak apabila sumber-sumber
daya yang ada di laut dapat dimanfaatkan dengan baik.