You are on page 1of 39

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai beberapa latar belakang, dan
tujuan dari pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini dapat menjadi laporan
yang bermanfaat bagi rekan – rekan yang lainnya.
Demi kelancaran dari laporan yang telah saya buat, diharapkan agar
dapat memberikan masukan untuk memperbaiki proses keraj pada praktik
yang selanjutnya.

1.1 Latar Belakang


Sebagai salah satu bentuk persyaratan untuk melengkapi mata kuliah
Praktikum Proses Produksi. Dan juga sebagai pembahasan tentang
dongkrak ulir yang selama ini telah dikerjakan selama praktik.
Selain itu kita sering mengalami saat dimana kita membutuhkan
sesuata untuk mendongkrak dan menahan sesuatu yang tak terlalu
besar, akan tetapi tidak tersedia dongkrak yang tepat. Karena dongkrak
yang tesedia di pasar saat ini berukuran besar dan tidak effisien.

1.2 Maksud dan Tujuan


• Tujuan :
Tujuan dari Praktikum Proses Produksi ini adalah agar mahasiswa
khususnya jurusan teknik mesin dapat mengetahui proses kerja dari
beberapa alat permesinan, yaitu :
- Kerja Bangku
- Mesin Bubut
- Mesin potong (gergaji)
- Las
- Dan kelengkapan lainnya.

1
Dan juga untuk mengetahui kesalahan dan penyimpanan yang terjadi
saat pengoprasian. Selain itu, prakti ini juga bertujuan membentuk
tanggung jawab kerja dan kerja sama tim.

• Maksud :
Oleh karena kendala diatas. Maka kami membuat sebuah dongkrak
berukuran kecil yang jauh lebih effisien untuk saat – saat yang tak
terduga. Sehingga dapat membantu untuk mendongkrak hal – hal
yang tak terlalu berat dan di setiap saat.

2
BAB II
TOERI DASAR

Kumpulan data statis yang terangkum dalam pelaksanaan praktikum


proses produksi, terkait dalam teori dasar, metode – metode penerapan yang
telah deiberikan dalam kuliah sangat membantu terlaksananya praktikum
tersebut. Teori dasar diharapkan dapat diaplikasikan secara maksimal dan
akurat dalam praktek yang telah diadakan. Berikut urutan beberapa hal yang
terangkum dalam teori dasar.

2.1 Kerja Bangku.


Kegiatan yang dilakukan dalam suatu bengkel kerja selain
mempergunakan mesin – mesin juga memakai peralatan/perkakas tangan
dan alat ukur umum yang dilakukan di meja kerja, pengerjaan ini disebut kerja
bangku. Peralatan yang dipakai tergantung dari bentuk kerja yang akan
dikerjakan dan umumnya terdiri dari ragum, kikir, palu, pahat, gergaji tangan,
mistar, sigmat, dll. Sebelum memulai pengerjaan, terlebih dahulu praktikan
harus mengetahui beberapa hal antara lain:
1. Pengunaan alat – alat perkakas.
2. Tata peletakan alat – alat perkakas dan benda kerja.
3. Membaca gambar kerja.
4. Cara – cara kerja yang baik dan benar.
Sebelum dan selama bekerja, biasakan untuk meletakan:
- Alat –alat presisi (alat ukur) dipojok kiri atas.
- Alat – alat kasar (palu, kikir, dll) dipojok kanan bawah meja
- Benda kerja yang sudah dikerjakan disimpan di pojok kanan
atas

3
2.2 Beberapa Peralatan Kerja Bangku dan Fungsinya.
Dibawah akan dijelaskan beberapa tentang alat –alat yang digunakan dalam
kerja bangku beserta fungsi dari alat tersebut. Berikut adalah alat – alat
tersebut :

2.2.1 Center tool


Penyenter atau penitik pusat adalah alat yang digunakan sebagai
penanda titik pusat benda yang akan diproses.

Gambar 1 :Center tool


2.2.2 Gergaji besi
Gergaji besi ini berfungsi sebagai alat potong untuk bahan –
bahan yang terbuat dari besei sesuai ukuran yang telah ditentukan.

Gambar 2 : gergaji besi

4
2.2.3 Kikir
Alat –alat kikir ini berfungsi untuk meratakan atau menghaluskan
benda kerja hingga mencapai bentuk maupun ukuran yang dikehendaki.

Gambar 3 kikir
2.2.4 Grip
Alat untuk memasang gergaj besi dalam proses pengerjaan.

Gambar 4 grip

5
2.2.5 Tap
Tap digunakan sebagai alat untuk membuat ulir luar.

Gambar 5 Tap
2.2.6 Snei
Snei digunakan sebagai alat untuk membuat ulir dalam.

Gambar 6 Snei
2.2.7 Palu
Alat yang digunakan untuk memukul benda kerja.
Gambar 7 palu

6
2.2.8 Catok
Alat kerja bangku yang digunakan untuk menjepit benda kerja yang
sedang dalam proses pengerjaan.

Gambar 8 catok

2.2.9 Ampelas
Alat yang digunakan untuk menghaluskan benda kerja. Kekasaran
ampelas dapat dipilih sesuai kebutuhan.

Gambar 9 Ampelas

7
2.2.10 Sikat kawat
Alat untuk membersihkan kikir yang banyak terkotori oleh serbuk –
serbuk besi pada saat pengikiran.

Gambar 10 Sikat kawat

2.2.11 Pahat
Alat yang digunakan untuk memotong atau menata benda kerja. Seperti
menghilangkan patahan – patahan bekas hasil gergaji atau bekas
sayatan pada mesin sekrup.

Gambar 11 Macam – macam pahat

8
2.3 Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang dapat menghasilkan relative
antara benda kerja dengan padat (mata pisau). Mesin bubut mencakup segala
mesin perkakas yang memproduksi benda berbentuk silindris. Jenis yang
paling sering digunakan secara umum adalah pembubut yang melepas bahan
dengan memutar benda kerja terhadap mata tunggal.

Gambar 12 Mesin Bubut Harrison M.3000

9
Berikut adalah keterangan dari gambar 13 :
1) Switch pompa pendingin
Switch ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan cairan
cooler.
2) Saklar (Switch utama)
Untuk menghidupkan atau mematikan mesin
3) Dial pemilih gerak makan.
Untuk mengatur kecepatan gerak makan
4) Tuas pemilih gerak makan
Sebagai pengatur gerak makan
5) Tuas pemilih gerak makan
Sebagai pengatur gerak makan
6) Tuas pemilih gerak makan
Sebagai pengatur gerak makan
7) Tuas pemilih arah gerak makan.
Sebagai pengatur arah gerak makan.
8) Saklar (Stopper) darurat
Untuk menghentikan mesin bubut pada keadaan darurat.
9) Lampu ON untuk daya masuk
Sebagai indikasi keitka mesin bubut menyala.
10) Tuas pemilih kecepatan putar spindel 1
Untuk memilih kecepatan putaran spindel
11)Tuas pemilih kecepatan putar spindel 2
Untuk memilih kecepatan putaran spindel.
12)Pengunci eretan
Untuk mengunci eretan
13)Tuas pemutar untuk gerakan eretan.
Untuk menggerakan eretan.

10
14)Tuas pengunci Quill
Untuk mengunci Quill
15)Tuas pengunci kepala lepas (tailstock)
Untuk mengunci tailstock
16)Pemutar gerakan Quill
Untuk memutar gerakan Quill
17)Pengunci gerakan eret melintang.
Untuk mengunci gerakan eret melintang.
18)Ulir penyetel tail stock
Untuk menyetel tailstock.
19)Pengunci Carriage
Untuk mengunci Carrieage agar tidak bergerak.
20)Pemutar gerakan melintang.
Untuk mengatur gerakan melintang
21)Tuas penggerak pemotong ulir (Tuas gerak makan ulir)
Untuk memotong bentuk ulir.
22)Tuas saklar spindel
Untuk menggerakan spindel
23)Pemilih arah sumbu gerak
Untuk memilih arah sumbu gerak.
24)Tuas gerak makan
Untuk mengatur gerak makan
25)Pemutar untuk gerakan Carrieage (gerakan memanjang)
Untuk mengatur gerakan memanjang.
26)Pedal Rem
Untuk menghentikan pengerjaan.

11
2.4 Prinsip Dasar Kerja Mesin Bubut.
2.4.1 Pembubutan
Benda kerja dipegang/dicengkram pada spindel dimana lubang
spindel dapat dikencangkan atau dikendorkan dengan menggunakan
kunci shock. Perputara spindel berputar sesuai perputara mesin.
Pahat dapat Digerakan secara manual atau otomatis. Kedalaman
pemotong harus diperhatikan terhadap putaran. Kecepatan feed bahan
dan diameter benda kerja dan bahannya, pada umumnya kecepatan
putaran yang diperbolehkan pada pembubutan adalah 360 Rpm. Dan
benda juga dipasang dalam keadaan center.
Pengertian center adalah sumbu benda kerja. Ujung kepala center
dan ujung mata pahat terletak pada satu mata bidang datar. Apabila
keadaan tidak center mengakibatkan hasil pekerjaan tidak baik atau
pada waktu pemotongan melintang dan memungkinkan ujung mata
pahat patah atau benda kerja bengkok, Selain pembubutan luar kita juga
dapat malakukan pekerjaan :
- Melubangi (mengebor) dengan mengunakan pahat bor.
- Memperbesar lubang internal tool
- Mengkartel dengan pahat kartel
- Menguli dengan pahat ulir.
- Mengulir bagian dalam dengan internal threadhing tool.
- Membuat permukaan conis
- Membuat alur dengan recessing tool.

12
2.4.2 Hubungan antara Bentuk, Jenis Chip dengan Karakteristik
Material dan Jenis Chip Tersebut.

Jenis – jenis geram :


a. Continous Chip
Memiliki bentuk panjang dan bersambung, disebabkan oleh
benda kerja yang ulet dan kecepatan tinggi, atau rake angle yang
besar. Geram ini mengganggu proses. Dapat diatasi dengan
menggunakan chip breaker.

Gambar 14 Continous Chip

13
b. Built Up Edge.
Memiliki bentuk melekat pada ujung perkakas, geram ini
mempengaruhi hasil pekerjaan. Dapat diatasi dengan cara
mengurangi kecepatan potong dan meningkatkan rake angle.

Gambar 15 Built Up Edge

c. Segmented Chip
Memiliki bentuk gerigi, disebabkan oleh konduktifitas termal
yang terlalu kecil, sehingga kekuatan akan menurun apabila
temperature meningkat.

Gambar 16 Segmented Chip

14
d. Discontinous chips
Memiliki bentuk pendek – pendek, hal ini disebabkan oleh
benda kerja terlalu rapuh, benda kerja mempunyai grafit,
kecepatan terlampau besar atau kecil, kedalaman potong terlalu
besar dan rake angle terlampau kecil.

Gambar 17 Discontinous chip


e. Pembubutan Sisi
Gambar pembubutan sisi

Gambar 18 Pembubutan sisi

- Menset dial switch sesuai kecepatan makan yang


diinginkan
- Memasang mata pahat untuk bubut sisi sejajar dengan live
center.
- Memasang benda kerja pada spindel dan ditentukan live
centernya
- Memutar spindel
- Mengerakan mata pahat linier terhadap benda kerja yang
berputar dengan arah sejajar sumbu pilar.

15
Jenis – jenis mesin bubut selait Harrison M 300 :

Gambar 19 Tipe Mesin Bubut

2.4.3 Penguliran
Membuat ulir dalam mesin bubut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
- Membuat ulir dengan pemakanan satu bidang
- Membuat ulir dengan pemakakn dua bidang.
Cara yang dipilih tergantun dari benda yang dikerjakana, misalnya untuk
penguliran besi tuang serpihan yang keluar sedikit atau pendek.
sehingga cara pertama yang digunakan.

16
Lain halnya dengan penguliran baja serpihannya panjang dan
harus dikeluarkan dari dua sisi, maka menggunakan cara kedua.
Pemakanan satu bidang biasanya pahalt langsung membuat
sudut tertentu, dimaksudkan ke dalam benda kerja. Sedangkan pada
pemakanan dua bidang biasanya digunakan untuk pembuatan ulir
sekrup, yang harus diperhatikan adalah pahatnya harus dipasan tepat
pada center dan tegak lurus terhadap garis sumbu mendatar benda
kerja.
a. Pembubutan ulir luar
Gambar ulir luar :

Gambar 20 Ulir luar


Langkah – langkah dalam membuat ulir luar:
- Set dial switch sesuai kecepatan makan dan pitch yang
diinginkan.
- Memasang mata pahat ulir luar sejajar dengan live center.
- Memasang benda kerja pada spindel dan ditentukan live
centernya
- Memutar spindel
- Menggerakan mata pahat linier terhadap benda kerja yang
berputar dengan arah sejajar sumbu putar.

17
b. Pembuatan ulir dalam
Gambar ulir dalam :

Gambar 21 Ulir dalam


Langkah – langkah membuat ulir dalam :
- Memasang benda kerja pada spindel
- Menentukan live center pada benda
- Pasand mata bor yang sesuai dengan besarnya diameter yang
diinginkan dan disesuaikan dengan pitch yang dipilih.
- Mengganti mata bor dengan live center.
- Menset dial switch sesuai dengan kecepatan makan dan pitch
yang diinginkan.
- Memasang pahat ulir dalam dan disejajrkan dengan live center
- Memutar spindel
- Menggerakan mata pahat sejajar dengan sumbu putar hingga
mencapai kedalaman yang diinginkan.

18
2.5 Las
Pengertian las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat
dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Untuk berhasilnya
penyambungan diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
- Benda padat tersebut dapat lebur oleh panas.
- Antara benda – benda padat yang disambung tersebut terdapat
kesesuaian lasnya sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan
sambungan tersebut
- Bahwa cara –cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat
dengan tujuan penyambungannya.
Berikut gambar pembagian jenis – jenis las

Gambar 22 Pembagian jenis las

19
Berdasar pada gambar 23 kita dapat mengetahui ada 8 jenis las listrik, yaitu;
a. Stud Welding (SW)
b. Plasma Arc Welding (PAW)
c. Submerged Arc Welding (SMAW)
d. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
e. Gas Metal Arc Welding (GMAW)
f. Flux Core Arc Welding (FCAW)
g. Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
h. Carbon Arc Welding (CAW)
Dan las yang akan dibahas adalah SMAW atau lebih dikenal dengan las busur
listrik . berikut adalah simbol – simbol yang ada pada pengelasan :

20
Gambar 23 Simbol dalam las

2.5.1 Shielded Metal Arc Welding (Las Busur listrik)


Pada dasarnya las busur listrik terlindung terdiri dari sebuah mesin
las (onformer, transformer atau generator AC/DC), kabel las dan tangkai
penjenjepit elktroda dan penjepit las. Berikut gambar proses pengelasan.

Gambar 24 Las busur listrik

21
Dan adapun persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai proses
pengelasan adalah:
a. Persiapan peralatan, meliputi alat – alat baku (utama), alat – alat
keselamatan dan alat bantu lainnya.
b. Alat – alat baku seperti mesin las, kabel las, penjepit elektroda
dan penjepit las.
c. Alat keselamatan seperti gogle, topeng las dengan kaca hitam no
9 -11, sarung tangan las, selongsong kaki las,sikat baja, tempat
elektroda, dan lain – lainnya.
d. Alat Bantu seperti brander potong autogen, tang pengukur arus,
pengatur arus dan lain – lainnya.
Dan besar arus yang digunakan tergantung dari diameter dan jenis
elektroda yang dipakai :

Diameter
Type Elektroda
Elektroda
mm inci E6010 E6014 E7018 E7024 E7027 E7028
2,5 3/32 - 80 – 125 70 -100 100 -145 - -
3,2 1/8 80 -120 110 - 160 115- 165 140 -190 125 -185 140 -190
4 5/32 120 -160 150 - 220 150 -220 180 -250 160 -240 180 -250
150 – 200 –
5 3/16 200- 275 230 -305 210 -300 230 -305
200 275
5,5 7/32 - 260 - 340 260 -340 275 -365 250 -350 275 -365
6,3 1/4 - 330 -415 315 -400 335 -430 300 -420 335 -430
8 5/16 - 390 -500 375 -470 - - -
Tabel 1 Tabel Amperase

Dan adapun cara untuk memulai pengelasan pada las busur listrik yang
biasa dipakai ada 2 cara yaitu:

22
Cara A :
- Pegang elektroda tegak lurus terhadap pelat kerja.
- Ketukan beberapa kali ke permukaan pelat kerja
- Segera setelah timbulbusur listrik tarik elektroda sejarak diameter
elektroda untuk mencegah agar elektroda tifak lengket ke pelat
kerja.
Gambar 25 Cara memulai las

Cara B :
- Pegang elektroda sehingga membentuk sudut terhadap pelat kerja
sebesar ±60°.
- Gerakan elektroda kea rah pinggir pelat kerja sehingga
menyinggungnya.
- Tarik elektroda sejarak diameter elektroda, segera setelah timbul
busur nyala unutk mencegah elektroda lengket ke pelat kerja.

Gambar 26 Cara memulai las

 Macam – macam posisi pengelasan

23
1. Horizontal

Gambar 27 Horizontal

2. Dibawah tangan

Gambar 28 Under Hand

3. Vertikal

Gambar 29 Vertical

4. Diatas kepala

Gambar 30 Over Head

 Mengelas dalam posisi datar (flat).


Adapun langkah – langkah dalam proses pengelasan ini adalah:

24
- Menentukan polaritas dan besarnya arus
- Menghubungkan penjepit ke pelat kerja (-)
- Menghubungkan penjepit ke elektroda (+)
- Siapkan bahan yang akan di las
- Bersihkan kampuh
- Menyetel bahan dengan alat Bantu sesuai yang dikehendaki
gambar konstruksi.
- Untuk memanaskan elektroda lakuakan dengan cara taping atau
scratching
- Setelah nyala dihasilkan pertahankan jarak ujung elektroda
dengan pelat kira – kira sebesar diameter elektroda itu sendiri.
- Perpanjangan nyala sebesar 2x jarak semula selama 1 detik untuk
memanaskan pelat dasar kemudian kembali pada posisi jarak semula
dan membuat sudut kemiringan elektroda antara 5° hingga 10°, untuk
mengelas selanjutnya.

Gambar 31 Jarak nyala elektroda

 Macam – Macam gerakan dalam mengelas


Adapun beberapa gerakan mengelas yang banyak dipakai adalah :

25
a. Gerakan crescent

Gambar 32 Gerakan crescent


Gerakan ini adalah salah satu gerakan yang paling umum dipakai
terutam untuk mengelas pelat yang tak terlalu tebal.
b. Gerakan melingkar

Gambar 33 Gerakan melingkar


Gerakan melingkar dilakukan untuk megelas pelat – pelat yang
memiliki ketebalan sedang
c. Gerakan Delapan

Gambar 34 Gerakan angka Delapan


Gerakan ini digunakan untuk mengelas pelat yang memilik ketebalan
yang cukup tebal.

2.6 Bor

26
Pada umumnya mesin bor terdiri dari posisi bodi, kepala spindel, meja
dll. Untuk mesin bor yang kecil perlu menjaga statis, sedangkan pada mesin
bor yang besar menjaga statis dapat diatur dalam 3 posisi
Kegunaan bor adalah untuk membuat lubang atau memperbesar
diameter lubang, dan bias digunakan untuk membuat ulir. Berikut adalah
gambar 2 jenis bor yang sering digunakan.

Gambar 35 Bor Meja dan Kolom

Cara pengoperasian mesin bor, yaitu :


- Benda yang akan dib or dijepit dengan catol yang terdapat pada meja
bor.
- Memasang mata bor dengan diameter yang sesuai dengan bahan yang
diperlukan. Bila lubang yang akan dibuat berdiameter besar, maka
pengeboran dimulai dari mata bor berdiameter kecil.
- Mengatur posisi benda kerja supaya titik yang akan dibor tepat berada di
bawah ujung bor.
- Mengatur kecepatan spindel yang disesuaikan dengan bahan benda
kerja yang akan dibor, serta jenis mata bor

27
- Memutar tuas untuk menghidupkan motorsehingga mata bor berputar
sesuai dengan kecepatan spindel yang kita atur sebelumnya
- Menggerakan mata bor dengan memutar tuas gerak umpan.
- Menggerakan mata bor naik dan turun secara bertgantian sampai benda
kerja tersebut mempunyai lubang yang tembus ke sisi lain
- Selama proses pengeboran berlangsung, pelumas harus diberikan pada
lubang yang akan dibor supaya mata bor tidak cepat panas akibat
gesekan yang terjadi. Dengan begitu kerusakan pada mata bor dapat
dikurangi.
2.7 Kelengkapan Lainnya
2.7.1 Mesin Gergaji
Mesin ini digunakan untuk memotong bahan dari besi yang cukup
besar atau panjang.

Gambar 36 Mesin gergaji


Keterangan gambar :
1. Ram
2. Gegaji
3. Tuas pengikat benda
4. Switch jala – jala
5. Penjepit benda kerja
6. Benda kerja
7. Handle naik turun ram
8. Handle penahan
9. Bodi.

28
Cara kerja mesin gergaji :
- Persiapkan alat – alat keperluan memotong.
- Angkat handle (7) keatas dan tahan handle (8)
- Jepit benda kerja di (5) dengan memutarkan (3).
- Pasang mata gergaji dan kencangkan, mata gergaji mengarah
benda kerja sehingga gergaji dapat memotong benda kerja.
- Jalankan mesin dengan menarik switch (4) dan turunkan handle
(7) secara perlahan dengan menekan tuas (8). Gergaji akan bergerak
maju mundur secara perlahan memotong benda kerja dan berikan
campuran air dengan oli secukupnya.
- Setelah selesai memotong matikan mesin.

6.2 Mesin Gerinda

Gambar 37 Mesin Gerinda


Keterangan :
1. Gerinda halus
2. Gerinda kasar
3. Motor/Body
4. Switch
5. Pondasi
Cara Kerjanya adalah : Siapkan alat dan bahan yang ingin di gerinda,
hidupkan gerinda (switch 4), gerinda benda kerja, setelah selesai
matikan gerinda.

29
BAB III
KERJA PRAKTEK

Segala data – data percobaan dan penelitian yang dilakukan dalam


praktikum proses produksi dalam pembuatan dongkrak ulir. Akan diterangkan
dalam bab ini. Berikut adalah gambar acuan untuk pembuatan dongkrak ulir.

Gambar 38 Dongkrak Ulir


Dengan acuan gambar diatas kita dapat memulai proses pembuatan dongkrak
ulir. Dimana terdapat 2 benda kerja (benda 2 kanan bawah ,Benda 3 tengah)
yang akan disatukan dengan las. Dan satu benda kerja (benda 1)sebagai
pengungkit pada dongkrak ulir.

30
3.1 Alat dan Bahan.
Berikut adalah alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan
dongkrak ulir.
1. Mesin Gergaji
2. Mesin Bubut
3. Mesin las Listrik
4. Mata bubut tirus
5. Batang Besi bulat Ø 25 mm
6. Batang besi bulat Ø 50 mm
7. Batang besi bulat Ø 38 mm
8. Mata bor senter dengan ukuran :
9. Mata bor dengan ukuran :
10. Pahat bubut
11. Pahat bubut dalam
12. Pahat bubut ulir luar
13. Pahat bubut ulir dalam
14. Elektroda
15. Topeng las
16. Sarung tangan las
17. Palu
18. Kikir
19. Gerinda
20. Catok
21. Jangka Sorong

31
3.2 Cara Kerja
Pembuatan benda 1:

Gambar 39 Benda 1

1. Batang Besi bulat Ø 25mm dipotong sepanjang 100 mm dengan


menggunakan mesin gergaji
2. Siapkan dan bersihkan mesin bubut beserta alat – alat
bantunya, antara lain : pahat bubut, pahat ulir luar, jangka sorong dan
mata bubut tirus.
3. Bagian atas benda dibubut dengan mata bubut tirus sepanjang
10mm dan besar sudutnya 30°. Pekerjaan ini selesai dilakukan
bilamana diameter akhirnya sudah mencapai 19mm
4. Untuk bagian tengah, benda kerja dikikir dan dibentuk segi enam
sepanjang 20mm hingga diameter akhir bila diukur dari bagian sisi -
sisinya mencapai 22mm.
5. Untuk bagian bawah, benda kerja harus dilepas terlebih dulu
kemudian dibalik untuk diikatkan pada pencekam sepanjang ± 15
mm,dibubut hingga menjadi Ø 19 mm, lalu diulir sepanjang 60 mm
dengan menggunakan pahat ulir luar sehingga ukuran akhirnya
mencapai WW ¾ inch.

32
Pembuatan benda 2:

Gambar 40 Benda 2

1. Ukur dan potong batang bsei bulat Ø 50 mm sepanjang 25 mm dengan


menggunakan mesin gergaji.
2. Siapkan dan bersihkan mesin bubut beserta alat – alat bantunya,
antara lain: jangka sorong,chuck bor serta mata bor berukuran 13 mm.
3. Benda kerja sepanjang ± 10 mm diikat pada pencekam.
4. Bagaian atas benda kerja dibentuk sesuai gambar dengan cara
membubut bagian tengahnya sedalam 2 mm dan diameter akhir lubang
36 mm.
5. Sisi – sisi permukaan benda kerja dibubut dan dibentuk sesuai gambar
sehingga kelengkungan dengan jarak 3 mm dari tepi lubang dapat
dicapai.
6. Setelah bagian bawah benda kerja dibubut rata, kemudian
permukaannya dibor sedalam 17 mm dengan menggunakan mata bor
berukuran 13 mm.

33
Pembuatan benda 3 :

Gambar 41 Benda 3

1. Ukur dan potong batang besi bulat Ø 38 mm sepanjang 85 mm


menggunakan mesin gergaji.
2. Siapkan dan bersihkan mesin bubut beserta alat – alat bantunya,
antara lain: jangka sorong, pahat bubut dalam, chuck bor, pahat ulir,
dalam dan mata bor ukuran 16 mm
3. Benda kerja sepanjang ± 15 mm diikat pada pencekam.
4. Permukaan benda kerja diratakan dengan cara dibubut, kemudian
setiap sudutnya dibentuk sesuai gambar dengan panjang 3 mm.
5. Dengan kecepatan 220 rpm, sepanjang benda kerja dibor dengan
menggunakan mata bor Ø 8 mm. Setelah pekerjaan selssai, sepanjang
benda kerja dibor lagi dengan menggunakan mata bor Ø 12mm.
pekerjaan yang sama dilakukan lagi pada bendak kerja, kali ini dengan
menggunakan mata bor Ø 16 mm. Pemboran secara bertahap ini
dilakukan untuk mencegah patahnya mata bor.
6. Selesai dibor dengan menggunakan mata bor Ø 16 mm, benda
kerja kembali dibor sepanjang 20 mm dengan menggunakan pahat
bubut dalam hingga diameternya mencapai 17 mm

34
7. Untuk membuat ulir, benda kerja kemudian dibor lagi untuk
terakhir kali dengan menggunakan pahat ulir dalam sehingga diameter
terakhir lubang sepanjang 20 mm menjadi ¾ inch (19 mm)
8. Benda kerja dibalik dan diikat pada pencekam sepanjang ± 15
mm.
9. Setelah dibor dengan menggunakan mata bor Ø 16 mm.
Kemudian sepanjang 60 mm dari bagian belakang benda kerja dibor
dengan menggunakan pahat bubut dalam hingga diameternya
mencapai 22 mm.

Penyambungan benda kerja 2 dan 3 :


1. Benda kerja 2 dan 3 selanjutnya disambung dengan
menggunakan proses pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc welding).
2. Selama proses pengelasan berlangsung, alat – alat keselamatan
seperti topeng las dan sarung tangan selalu dipakai.
3. Benda kerja yang telah selesai disambung selanjutnya dirapikan
dan dibentuk sesuai gambar dengan menggunakan pahat bubut rata.

Gambar 42 Bneda Kerja setelah terlas

35
BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari laporan ini kita dapat menarik kesimpulan yaitu :
- Dalam praktikum proses produksi ini, mahasiwa teknik dapat
mengerti, mengetahui dan memahami cara pengoperasian dari mesin –
mesin yang diguanakan dalam perindustrian antara lain mesin bubut,
mesin las listrik dan proses kerja bangku
- Pada Proses awal untuk membuat sebuah dongkrak ulir, setiap
kelompok harus terlebih dahulu merencanakan dengan sebaik – baiknya
benda kerja yang dibuat. Seperti mendesain, menentukan ukuran dan
bahan yang ada, menentukan proses kerja yang tepat untuk tiap – tiap
komponen baik itu proses permesinana maupun kerja bangku serta
proses merakit tiap – tiap komponen sehingga menjadi suatu benda yang
utuh agar nantinya di saat menjalani peaktikum semua dapat berjalan
dengan lancer.
- Dalam praktikum ini setiap praktikan harus mempunyai pengetahuan
dasar tentang gambar, sifat bahan, mekanisme proses pengerjaan, dan
pengoperasian mesin yang baik agar tidak menghambat jalanya
praktikum.

36
- Kerja sama dan kedisiplinan dalam bekerja dapat menjadi perhatian
penting untuk suksesnya dalam menjalani setiap proses praktikum.
Pembagian waktu kerja dan giliran kerja juga berpengaruh dalam proses
pembuatan benda tanpa pembagian waktu yang baik, benda yang
direncanakan tidak akan terselesaikan tepat waktu.
- Meminimalisir kesalahan kerja dan penanganan kendala yang baik
akan menetukan keberhasilan praktikum proses produksi ini. Kesalahan
dan hambatan yang mungkin dapat menjadi kendala menjalani praktikum
ini :
• Perencanaan yang kurang teliti.
• Minimnya pengetahuan tenang proses pengerjaan dan cara
mengoperasikan mesin – mesin.
• Kesalahan dan kelalaian dari praktiakn sendiri.
• Alat dan mesin yang digunakan tidak bekerja secara optimal.
• Keterbatasan dimensi dari alat yang digunakan.

37
4.2 Saran
- Diberikan buku panduan yang lebih lengkap dan lebih
jelas tengan bagaimana cara menjalankan mesin dan alat – alat yang
akan dipakai dalam praktikum (gambar dan fungsinya)
- Alat dan mesin yang digunakan sebaiknya dalam
keadaan dan kualitas yang masih baik
- Boleh menggunakan mesin – mesin yang lain seperti
mesin frais, mesin gerinda maupun mesin pemotong otomatis untuk
mempercepat proses kerja.
- Dimensi dan bentuk bahan yang akan digunakan lebih
diperbanyak variasinya, sehingga pengerjaan akan lebih cepat selesai.

38
DAFTAR PUSTAKA

1. Amstead, B. H et al 1995. “Teknologi mekanik. Jilid 2”. Jakarta. Penerbit


Erlangga.
2. Love, Goerge dan Harun A.R.. 1982. “Teori dan Praktek Kerja Logam”.
Jakarta. Penerbit Erlangga
3. Wiryosumarto, Harsono dan Toshie Okumura. 1988. “Teknologi
Pengelasan Logam”. Jakarta PT.Pradaya Paramitha.

39

You might also like