Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2
Panji Prima
Yusuf Gunawan
Astri Probowati
Fajar Triarto
Pramitha Rosyidhi
Yuanissa Riqa
Nurmeilia R
Arum Sakti
Oktrista A
Arfista Neva
Klasifikasi Minyak Bumi
Dengan evaluasi crude dan test-test yang lainnya minyak bumi dapat
diklasifikasikan/dikelompokkan dalam jenis minyak bumi tertentu dan akan
memudahkan untuk meramalkan jenis dan mutu produk-produk minyak bumi yang
mungkin diperoleh dan analisa-analisa selanjutnya yang diperlukan.
Densitas (Density)/ berat jenis adalah berat benda dibagi dengan volumenya, dengan
satuan kg/m3, g/cm3.
Specific Gravity (SG) adalah perbandingan antara berat suatu cairan dengan berat air
pada volume yang sama yang diukur pada temperatur yang sama. Spesific Gravity tidak
mempunyai satuan.
Spesific Gravity 60/60 °F (SG 60/60 °F) adalah perbandingan antara berat suatu cairan
dengan berat air pada volume yang sama yang diukur pada temperatur yang sama 60 °F.
Spesific Gravity digunakan sebagai ukuran untuk membedakan minyak mentah, karena
minyak mentah dengan densitas yang rendah cenderung bersifat parafinik. Makin kecil
Spesific Gravity (SG) minyak bumi akan menghasilkan produk-produk ringan yang makin
banyak, dan sebaliknya makin besar Spesifik Gravity (SG) minyak bumi akan
menghasilkan produk-produk ringan yang makin sedikit dan produk residunya makin
banyak.
Gravity dari minyak bumi merupakan salah satu indikasi penting dalam memperkirakan
harga dan dalam transaksi dipakai untuk perhitungan setelah dikoreksi pada suhu
standart (umumnya pada suhu 60 °F atau 15 °C).
Dalam industri perminyakan klasifikasi dengan menggunakan SG ini kadang-kadang agak
sulit untuk membedakan antar jenis minyak bumi (crude) yang mempunyai densitas
rendah sehingga klasifikasi berdasarkan SG biasanya ditunjukkan dengan derajad API
Gravity, dengan rumus sebagi berikut :
141,5
API ( derajat )= −131,5
SpesificGravity 60/60 ° F
Berdasarkan klasifikasi Spesific Gravity (SG) minyak bumi dapat dibagi menjadi 5 macam,
yaitu :
Klasifikasi ini berdasarkan kandungan (presentase) dari fraksi ringan yang terkandung
dalam minyak bumi, yaitu volume fraksi minyak yang dapat dikeluaskan dengan
penyulingan (distilasi) sampai temperatur 300 °C.
Klasifikasi ini berdasarkan kandungan (kadar) sulfur yang terdapat dalam minyak bumi
dan berdasarkan ketentuan tersebut minyak bumi dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
Kandungan belerang dalam minyak bumi yang tinggi disebut asam dan kandungan
belerang yang rendah disebut sweet. Diperkirakan sebanyak 40% minyak mentah
mengandung belerang kurang dari 0,25% dan 7% mengandung lebih dari 2%.
Senyawa sulfur yang terdapat dalam minyak bumi dapat mengurangi efektifitas lead alkil
dalam menaikkan bilangan oktan pada produk migas (premium) dan dapat berubah
menjadi senyawa lain yang korosif.
Faktor karakteristik K UOP ini berdasarkan Nelson, Watson, dan Murphy dari Bureu of
Mines yang dinyatakan dengan persamaan.
∛T
K uop=
SG
Dimana :
Metode klasifikasi ini lebih banyak digunakan untuk fraksi-fraksi minyak bumi dan
minyak bumi yang ringan.
5. Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi (C.I)
Nelson dan Watson dari Bureu of Mines mengemukakan perumusan yang dinamakan
Indeks Korelasi (Correlation Index), sebagai berikut :
Dimana :
Nilai C.I = 0 untuk hidrokarbon parafin dan C.I = 100 untuk hidrokarbon aromat.
Klasifikasi dengan metode ini menggunakan sifat fisik minyak bumi dan umumnya
digunakan untuk fraksi-fraksi produk minyak bumi.
Klasifikasi VGC biasanya digunakan untuk fraksi minyak pelumas dan dinyatakan dengan
rumus :
Dimana,
Untuk parafinik harga VGC = 0,8 dan untuk aromatik dengan harga VGC = 1.
Metode klasifikasi ini berdasarkan pada dua fraksi kunci (key fraction) yaitu untuk fraksi
kerosine dan fraksi pelumas. Yang diperoleh sebagai hasil sulingan Hempel dari
potongan fraksi 250 – 275 °C pada tekanan atmosfer untuk fraksi kerosine dan potongan
fraksi 275 – 300 °C pada tekanan 40 mmHg untuk fraksi pelumas, yang kemudian kedua
fraksi tersebut ditentukan Spesific Gravitynya.