You are on page 1of 15

MAKALAH TUGAS AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA


SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

INSAN WISESO
NRP 3105 100 097

Dosen Pembimbing :
Ir. R. Soewardojo, MSc.
Ir. Isdarmanu, MSc.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2010
BAB I menahan beban lebih besar, (5) Panjang bentang untuk batang tertentu
dapat lebih besar ( Charles G. Salmon,1991 ).
PENDAHULUAN Penampang komposit mempunyai kekakuan yang lebih besar
1.1 Latar Belakang dibandingkan dengan penampang lempeng beton dan gelagar baja yang
Tidak dapat dipungkiri salah satu kunci keberhasilan di era bekerja sendiri-sendiri dan dengan demikian dapat menahan beban yang
globalisasi saat ini untuk berkompetisi adalah pendidikan, sehingga lebih besar atau beban yang sama dengan lenturan yang lebih kecil pada
kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang layak semakin tinggi dan bentang yang lebih panjang. Apabila untuk mendapatkan aksi komposit
secara tidak langsung kebutuhan akan tempat pendidikan yang bagus bagian atas gelagar dibungkus dengan lempeng beton, maka akan
sangat diinginkan. Pendidikan yang baik dapat terpenuhi jika didapat pengurangan pada tebal seluruh lantai, dan untuk bangunan-
mempunyai sistem pengajaran yang tepat dan terarah. Selain itu, sarana bangunan pencakar langit, keadaan ini memberikan penghematan yang
dan prasarana yang memadai juga mempunyai peranan penting. cukup besar dalam volume, pekerjaan pemasangan kabel-kabel,
Pendidikan saat ini sudah menjadi komoditas yang makin menarik. pekerjaan saluran pendingin ruangan, dinding-dinding, pekerjaan
Beberapa pemain dari kalangan bisnis mengalihkan perhatian dan saluran air, dan lain-lainnya. (Amon, Knobloch & Mazumder,1999)
investasi mereka pada industri persekolahan. Bahkan beberapa sekolah Struktur komposit semakin banyak dipakai dalam rekayasa
mahal didirikan dan dikaitkan dengan pengembangan suatu kompleks struktur. Dari beberapa penelitian, struktur komposit mampu
perumahan elit. Oleh karena itu dibangunlah sebuah gedung memberikan kinerja struktur yang baik dan lebih efektif dalam
persekolahan baru, yaitu Sekolah Terang Bangsa yang didukung dengan meningkatkan kapasitas pembebanan, kekakuan dan keunggulan
sarana dan prasana yang baik guna menunjang dan menselaraskan ekonomis ( Vebriano Rinaldy & Muhammad Rustailang, 2005 ).
kebutuhan akan hal tersebut. Peraturan yang digunakan pada perencanaan ini menggunakan
Sebagai bahan studi perencanaan, Gedung Sekolah Terang peraturan yang terbaru yaitu SNI-03-2847-2002 tentang Tata Cara
Bangsa merupakan gedung pendidikan yang terdiri dari 8 lantai, yang Perhitungan Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-1726-2002
semula pada strukturnya menggunakan struktur beton bertulang akan tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
direncanakan kembali menjadi 10 lantai dengan menggunakan struktur Gedung, SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur
komposit baja-beton, dimana balok menggunakan profil WF dengan Baja, dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Pada
lantai dari beton. akhirnya dari penyusunan dari tugas akhir ini penulis mengharapkan
Balok komposit merupakan perpaduan antara beton dan baja dapat merencanakan suatu struktur komposit yang efisien tanpa
profil, dimana perbedaannya dengan beton bertulang adalah untuk mengabaikan faktor keselamatan dan fungsi bangunan tersebut.
momen positif, pada beton bertulang gaya-gaya tarik yang terjadi pada
elemen struktur dipikul oleh besi tulangan, sedangkan pada struktur 1.2 Permasalahan
komposit gaya-gaya tarik yang terjadi dipikul oleh profil baja. Balok Permasalahan yang ditinjau dalam modifikasi perencanaan
komposit dengan profil WF biasa sudah banyak digunakan dalam Gedung Sekolah Terang Bangsa dengan struktur komposit, antara lain :
perencanaan suatu gedung. Hal ini dikarenakan keuntungan yang • Bagaimana merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat
didapat dengan menggunakan struktur komposit pada suatu bangunan lantai, balok anak, tangga dan lift ?
daripada menggunakan struktur beton bertulang. Jika ditinjau dari segi • Bagaimana merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan
kualitas dan efisiensi waktu pekerjaan bangunan dengan struktur baja kolom.
komposit lebih menguntungkan. Keistimewaan yang nyata dalam sistem • Bagaimana pemodelan dan menganalisa struktur dengan
komposit adalah (1) Penghematan berat baja, (2) Penampang balok baja menggunakan program bantu ETABS 9.2 ?
yang digunakan lebih kecil, (3) kekakuan lantai meningkat, (4) kapasitas • Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besarnya
beban yang dipikul ?
• Bagaimana menuangkan hasil perencanaan dan perhitungan dalam BAB II
bentuk gambar teknik ? TINJAUAN PUSTAKA

1.3 Tujuan 2.1 Umum


Adapun tujuan dari modifikasi perancangan Gedung Sekolah Sejak akhir abad ke-19 metode pengolahan baja yang murah
Terang Bangsa dengan struktur komposit baja beton, yaitu : dikembangkan secara luas. Kerangka baja yang menyanggah konstruksi
• Merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat lantai, balok pelat beton bertulang yang dicor ditempat, sebelumnya didesain
anak, tangga dan lift. berdasarkan asumsi bahwa pelat beton dan baja dalam menahan beban
• Merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan kolom. bekerja secara terpisah. Pengaruh komposit dari pelat beton dan baja
• Memodelkan dan menganalisa struktur dengan menggunakan yang bekerja bersama-sama tidak diperhitungkan. Pengabaian ini
program bantu ETABS 9.2. berdasarkan asumsi bahwa ikatan antara pelat beton dengan bagian
• Merencanakan pondasi yang sesuai dengan besarnya beban yang atas balok baja tidak dapat diandalkan. Namun dengan berkembangnya
dipikul. teknik pengelasan, pemakaian alat penyambung geser (shear connector)
• Menuangkan hasil modifikasi perencanaan dan perhitungan dalam mekanis menjadi praktis untuk menahan gaya geser horizontal yang
bentuk gambar teknik. timbul ketika batang terlentur.(Salmon & Johnson 1991)
Balok baja yang dicor dalam beton banyak digunakan sejak
1.4 Batasan Masalah awal abad 19 sampai ditemukannya bahan berbobot ringan untuk
• Perencanaan struktur utama, meliputi balok induk dan kolom dan perlindungan terhadap api pada 25 tahun terakhir. Beberapa balok
struktur sekunder, meliputi pelat lantai, balok anak, tangga dan lift. seperti ini direncanakan secara komposit, sedang lainnya tidak. Pada
• Perhitungan sambungan meliputi balok-kolom serta kolom-kolom. awal dekade 1930, konstruksi jembatan mulai menggunakan penampang
• Struktur direncanakan terletak di zona 2 SNI-2002. komposit. Sebelum awal dekade 1960, konstruksi komposit untuk
• Perhitungan struktur pondasi hanya pada kolom dengan beban gedung tidak ekonomis. Namun praktek dewasa ini memanfaatkan aksi
terbesar. komposit pada hampir semua keadaan dimana baja dan beton saling
• Tidak meninjau dari segi metode pelaksanaan, analisa biaya, melekat, baik pada jembatan maupun pada gedung. (Salmon & Johnson
arsitektural, dan manajemen konstruksi. 1991)
Karena struktur komposit melibatkan dua macam material yang
• Permodelan dan analisa struktur dilakukan dengan program bantu
berbeda, maka perhitungan kapasitasnya tidak sesederhana bila struktur
ETABS 9.2.
bukan komposit. Karakteristik dan dimensi kedua bahan akan
menentukan bagaimana pemilihan jenis profil dan plat beton yang akan
1.5 Manfaat
dikomposisikan dan kinerja struktur tersebut (Suprobo, 2000)
Manfaat yang bisa didapatkan dari modifikasi perencanaan ini
Sistem struktur komposit sendiri terbentuk akibat interaksi
adalah :
antara komponen struktur baja dan beton yang karakteristik dasar
• Dapat merencanakan struktur komposit yang memenuhi persyaratan
masing-masing bahan dimanfaatkan secara optimal. Karakteristik
keamanan struktur.
penting yang dimiliki oleh struktur baja adalah kekuatan tinggi,
• Dari perencanaan ini bisa diketahui hal-hal yang harus diperhatikan modulus elastilitas tinggi, serta daktilitas tinggi. Sedangkan karakteristik
pada saat perencanaan sehingga kegagalan struktur bisa penting yang dimiliki oleh struktur beton adalah ketahanan yang baik
diminimalisasi. terhadap api, mudah dibentuk,dan murah.(Dong Keon Kim,2005)
Struktur komposit dalam aplikasinya dapat merupakan elemen
dari bangunan, baik sebagai balok, kolom, dan pelat. Struktur balok
komposit terdiri dari dua tipe yaitu balok komposit dengan penghubung Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan balok
geser dan balok komposit yang diselubungi beton. Kolom komposit komposit yaitu penghematan berat baja, penampang balok baja dapat
dapat merupakan tabung atau pipa baja yang dicor beton atau baja profil lebih rendah, kekakuan lantai meningkat, panjang bentang untuk batang
yang diselimuti beton dengan tulangan longitudinal dan diikat dengan tertentu dapat lebih besar, kapasitas pemikul beban meningkat.
tulangan lateral. Pada struktur pelat komposit digunakan pelat beton Penghematan berat baja sebesar 20 % sampai 30 % seringkali dapat
yang bagian bawahnya diperkuat dengan dek baja bergelombang. (Ida diperoleh dengan memanfaatkan semua keuntungan dari sistem
Bagus Rai Widiarsa & Putu Deskarta,2007) komposit. Pengurangan berat pada balok baja ini biasanya
memungkinkan pemakaian penampang yang lebih rendah dan juga lebih
2.2 Struktur Komposit ringan. Keuntungan ini bisa banyak mengurangi tinggi bangunan
Batang komposit adalah batang yang terdiri dari profil baja dan bertingkat banyak sehingga diperoleh penghematan bahan bangunan
beton yang digabung bersama untuk memikul beban tekan dan atau yang lain seperti dinding luar dan tangga (Salmon & Johnson, 1991)
lentur. Batang yang memikul lentur umumnya disebut dengan balok Kolom komposit tumbuh menjadi bagian penting dalam
komposit. Sedangkan batang yang memikul beban tekan umumnya pengaplikasian konstruksi komposit yang telah secara luas digunakan
disebut dengan kolom komposit. dalam beberapa tahun terakhir ini, terutama pada bangunan bertingkat.
Di era modern saat ini banyak gedung-gedung dengan struktur Awal mula pengembangan elemen kolom komposit yaitu dari profil baja
komposit baja- beton untuk elemen baloknya menggunakan balok berpenampang I yang dibungkus oleh beton yang tujuan utamanya
komposit penuh. Balok komposit penuh ini sendiri mempunyai sebagai pelindung dari api. Ada beberapa tipe dari kolom komposit yang
beberapa tipe, diantaranya balok komposit dengan pelat beton yang sebagian besar digolongkan ke dalam encased steel sections (profil baja
dicor tempat (solid in situ) (gambar 2.1 a), balok komposit yang yang dibungkus beton) dan concrete-filled steel sections (kolom baja
menggunakan precast reinforced concrete planks yang bagian atasnya berintikan beton). Untuk tipe encased steel, profil baja berpenampang I
kemudian dicor tempat (gambar 2.1 b), balok komposit yang yang dibungkus oleh beton (gambar 2.2) paling sering dijumpai.(Loh
penghubung gesernya diberi perkuatan (gambar 2.1 c), serta balok Guan Hock and Fan Sau Cheong,2004)
komposit yang diberi bondek (gambar 2.1 d).

Gambar 2.1 Tipe-tipe Balok Komposit (B. Uy,2007)


Gambar 2.2 Penampang kolom komposit
Pada kolom baja berselubung beton (gambar 2.2 a dan b)
penambahan beton dapat menunda terjadinya kegagalan lokal buckling
pada profil baja serta berfungsi sebagai material penahan api, sementara
itu material baja disini berfungsi sebagai penahan beban yang terjadi
setelah beton gagal. Sedangkan untuk kolom baja berintikan beton
(gambar 2.2 c dan d) kehadiran material baja dapat meningkatkan
kekuatan dari beton serta beton dapat menghalangi terjadinya lokal
buckling pada baja.
Kolom komposit merupakan suatu solusi hemat untuk kasus
dimana kapasitas beban tambahan yang diinginkan lebih besar
dibandingkan dengan penggunaan kolom baja sendiri. Kolom komposit
juga menjadi solusi yang efektif untuk berbagai permasalahan yang di
ada pada desain praktis. Salah satunya, yaitu jika beban yang terjadi
pada struktur kolom sangatlah besar, maka penambahan material beton
pada struktur kolom dapat memikul beban yang terjadi, sehingga ukuran
profil baja tidak perlu diperbesar lagi (Roberto Leon, Larry
Griffis,2005).

2.3 Aksi Komposit Gambar 2.3 Perbandingan antara balok yang mengalami
Aksi komposit terjadi apabila dua batang struktural pemikul defleksi dengan dan tanpa aksi komposit.(Sumber Salmon & Johnson
beban seperti pada pelat beton dan balok baja sebagai penyangganya 1991)
(gambar 2.3.a) dihubungkan secara menyeluruh dan mengalami defleksi
sebagai satu kesatuan seperti dalam gambar (2.3.b). Sedangkan pada balok komposit, pada bidang pertemuan
Pada balok non komposit (gambar 2.3.a) pelat beton dan antara pelat beton dan balok baja dipasang alat penghubung geser
balok baja tidak bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan karena sehingga pelat beton dan balok baja bekerja sebagai satu kesatuan.
tidak terpasang alat penghubung geser, sehingga masing-masing Pada bidang kontak tersebut bekerja gaya geser vertikal dan horisontal,
memikul beban secara terpisah. Apabila balok non komposit mengalami dimana gaya geser horisontal tersebut akan menahan perpanjangan serat
defleksi pada saat dibebani, maka permukaan bawah pelat beton akan bawah pelat dan perpendekan serat atas balok baja.
tertarik dan mengalami perpanjangan sedangkan permukaan atas dari Pada dasarnya aksi komposit pada balok komposit dapat
balok baja akan tertekan dan mengalami perpendekan. Karena tercapai atau tidaknya tergantung dari penghubung gesernya. Biasanya
penghubung geser tidak terpasang pada bidang pertemuan antara pelat penghubung geser diletakkan disayap atas profil baja. Hal ini bertujuan
beton dan balok baja maka pada bidang kontak tersebut tidak ada gaya untuk mengurangi terjadinya slip pada pelat beton dengan balok
yang menahan perpanjangan serat bawah pelat dan perpendekan serat baja.(Qing Quan Liang,2004)
atas balok baja. Dalam hal ini, pada bidang kontak tersebut hanya
bekerja gaya geser vertikal.
BAB III 3.2.1 Pengumpulan Data
METODOLOGI - Data Umum Bangunan
1.Nama Gedung :Gedung Sekolah Terang Bangsa,
3.1 Bagan Alir Peneyelesaian Tugas Akhir Semarang
2.Fungsi : Sekolah
Mulai 3.Zone Gempa :2
4.Jumlah Lantai : 8 Lantai
5.Tinggi Gedung : 30 m
Pengumpulan Data 6.Struktur Utama : Struktur Beton Bertulang

- Data Modifikasi
Studi Literatur
1.Nama Gedung : Gedung Sekolah Terang Bangsa
2.Fungsi : Sekolah
Perencanaan Struktur Sekunder
3.Zone Gempa :2
4.Jumlah Lantai : 10 Lantai
5.Tinggi Gedung : 40 m
Preliminary Desain dan Pembebanan
6.Struktur Utama : Komposit Baja-Beton
7.Dimensi Bangunan : 48 m x 48 m

Pemodelan dan Analisa Struktur - Data Bahan : - kekuatan tekan beton


Not Ok (f’c) = 25Mpa
- Data Tanah
Kontrol Desain
Data tanah yang digunakan berasal dari data tanah bangunan
Gedung Kantor Wilayah DJP Jawa Bagian Timur 1, Surabaya.
Ok
3.3 Studi literatur
Perencanaan Pondasi
Melakukan studi referensi yang menjadi acuan dalam
pengerjaan tugas akhir dengan menggunakan struktur komposit baja-
beton. Adapun beberapa literatur serta peraturan gedung tersebut antara
Penggambaran Hasil Perencanaan
lain adalah sebagai berikut :
a. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG).1983.
b. SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Selesai Gempa Untuk Bangunan Gedung
c. SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Perhitungan
Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
3.2 Langkah-Langkah Penyusunan Tugas Akhir d. SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Perhitungan
Adapun langkah-langkah yang diambil dalam Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
penyusunan Tugas Akhir ini, adalah sebagai berikut : e. Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
Menggunakan Metode LRFD dan AISC-LRFD.
f. G. Salmon, Charles & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja • Menghitung momen nominal ( Mn ) :
Desain Dan Perilaku Jilid 1 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: - Perhitungan Mn berdasar distribusi tegangan plastis :
Ir. Wira M.S.CE. Jakarta: Erlangga.
g. Amon, Rene ; Knobloch, Bruce & Mazumder,Atanu. 1999
Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitektur
2.Bandung : PT.Pradinya Paramita.
h. Rahmat Purwono, 2006, Perencanaan Struktur Beton Bertulang
Tahan Gempa.
i. Suprobo,Priyo.2000. Desain Balok Komposit Baja-
Beton.Surabaya : ITS Press.
j. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam.
Surabaya : ITS.
Gambar 3.1. Distribusi tegangan plastis
3.4. Analisa Pembebanan (Sumber :Charles G. Salmon, 1996)
Jenis pembebanan pada struktur baja komposit ini adalah
dengan menggunakan perancah. Perencanaan pembebanan pada struktur a. Menghitung momen nominal ( Mn ) positif
ini berdasarkan PPIUG 1983 dan SNI 03-1726-2002 1. Menentukan gaya tekan ( C ) pada beton :
C = 0,85.f’c.tp.beff .
3.5. Analisa Struktur Menentukan gaya tarik ( T) pada baja :
Tujuan analisa struktur ini adalah untuk mengetahui gaya dalam T = As.fy
yang timbul pada elemen struktur akibat beban yang bekerja. Selain itu Dipilih nilai yang terkecil dari kedua nilai di atas
juga digunakan untuk mengetahui besarnya pergeseran lateral. 2. Menentukan tinggi blok tekan effektif :
Perhitungan analisa struktur ini dilakukan dengan menggunakan alat As. fy
bantu berupa program komputer ETABS 9.2. a=
0,85. f ' c.beff
3.6. Balok Komposit 3. Kekuatan momen nomimal :
• Lebar efektif plat lantai : Mn = C.d 1 atau T.d1
- Untuk gelagar interior (balok tengah) : Bila kekuatan nominal dinyatakan dalam bentuk gaya baja akan
bEFF ≤ L diperoleh :
4 ⎛d a⎞
bEFF ≤ bo (untuk jarak balok yang sama) Mn = As. fy⎜ + ts − ⎟
⎝2 2⎠
- Untuk gelagar eksterior (balok tepi) : b. Menghitung momen nominal ( Mn ) negatif.
1. Menentukan lokasi gaya tarik pada balok baja
bEFF ≤ L T = n.Ar.fyr
8
Pyc = As.fy
bEFF ≤ bo + (jarak dari pusat balok ke pinggir slab)
Gaya pada sayap ; Pf = bf .tf . fy
dimana : L = bentang balok
bo = bentang antar balok Gaya pada badan ; Pw = Pyc − T − Pf
2
Pw 1,43
aw = 0,25 < λc < 1,2 maka ω =
tw. fy 1,6 − 0 ,67λ c
2. Menghitung jarak ke centroid
ω = 1,25λc
2
d1 = hr + tb – c λc > 1,2 maka
( Pf .0,5.tf ) + ( Pw(tf + 0,5.a web )
d2 = Kc L f my
Pf + Pw λc = r
d π rm Em
d3 =
2 -Kekuatan rencana kolom komposit yang menahan beban
3. Menghitung momen ultimate : kombinasi aksial dan lentur (LRFD Pasal 7.4.3.3).
Mn = T(d1 + d2) + Pyc(d3 - d2) a. Nu ≥ 0,2
ϕ c.Nn
⎡ ⎤
3.7 Kolom Komposit Nu + 8 .⎢⎢ Mux + Mny ⎥⎥ ≤1,0
Kolom komposit yang terbuat dari baja yang diberi selubung ϕ .Nn 9 ⎢⎣⎢ϕ b.Mnx ϕ b.Mny ⎥⎦⎥
beton disekelilingnya (kolom baja berselubung beton)
b. Nu < 0,2
- Kriteria untuk kolom komposit bagi komponen struktur tekan : ϕ c.Nn
⎡ ⎤
• Luas penampang profil baja minimal 4% dari luas penampang Nu + ⎢⎢ Mux + Mny ⎥⎥ ≤1,0
komposit total. 2 .ϕ .Nn ⎢⎣⎢ϕ b.Mnx ϕ b.Mny ⎥⎦⎥
• Kolom baja berselubung beton harus diberi tulangan
longitudinal dan tulangan lateral minimum sebesar 0,18 3.8 Sambungan
mm2/mm spasi tulangan. Sambungan Baut
• Beton : 21 MPa ≤ fc’ ≤ 55 MPa
Kuat geser = Vd = ϕf .Vn = ϕf .r1 . f u . Ab
b
diambil
• Baja dan baja tulangan : fy ≤ 380 MPa (untuk perhitungan) yang terkecil
• Tebal minimum dinding penampang baja berongga : Kuat tumpu = Rd = ϕf .Rn = 2,4.ϕf .d b .t p . fu
fy Jumlah baut, n = Vu
t min = b , untuk penampang persegi φRn
3E Dimana :
- Kuat Rencana Kolom Komposit Yang Menumpu Beban Aksial φf = Faktor reduksi kekuatan fraktur (0,85)
r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser
Pu < φc Pn ; φc = 0,85 0,4 untuk baut dengan ulir pada bidang geser
Pn = As fcr ; fu b = Tegangan tarik putus baut
Ab = Luas bruto penampang baut pada daerah tak berulir
f my fu = Tegangan tarik putus yang terendah dari baut atau pelat
di mana fcr = ; ω = faktor tekuk
ω tp = Tebal plat
Kontrol jarak baut :
Untuk : λc < 0,25 maka ω =1 Jarak tepi minimum : 1.5db (LRFD 13.4.2)
Jarak tepi maksimum : (4tp + 100 mm) atau 200 mm (LRFD 13.4.3)
Jarak minimum antar baut : 3db (LRFD 13.4.1) BAB IV
Jarak maksimum antar baut : 15tp atau 200 mm PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER
(LRFD 13.4.3)
Kontrol Kekuatan Pelat 4.1 Perencanaan Tangga
φPn = 0.75 × 0.6 × fu × Anv 4.1.1 Data - data perencanaan tangga
Vu < φPn Tinggi antar lantai = 400 cm
Sambungan Las Tinggi bordes = 200 cm
Ru ≤ ϕRnw Lebar injakan (i) = 30 cm
Panjang tangga = 390 cm
dengan, φf .Rnw = 0.75 × t e × (0.6 × fuw) (las)
Lebar bordes = 150 cm
φf .Rnw = 0.75 × t e × (0.6 × fu ) (bahan dasar) Tebal pelat miring = 9 cm
keterangan : fuw : tegangan tarik putus logam las Tebal pelat bordes = 9 cm
fu : tegangan tarik putus bahan dasar Tinggi injakan ( t ) = 60 − 30 = 15 cm
te : tebal efektif las (mm) 2
Jumlah tanjakan = 200 = 14 buah
15
Tebal bagian paling tebal, t Tebal minimum las sudut, Jumlah injakan ( n ) =14-1 = 13 buah
(mm) a (mm) Lebar bordes = 150 cm
t ≤ 7 3 Lebar tangga = 320 cm
7 < t ≤ 10 4 Mutu beton ( fc’) = 25 Mpa = 250 kg/cm2
10 < t < 15 5 Mutu Baja (fy) = 250 Mpa = 2500 kg/cm2
15 < t 6
Tabel 3.1 Ukuran Minimum Las Sudut
W F 2 5 0 .1 2 5 .5 .8
3.9 Pelat Lantai
Pelat lantai yang digunakan adalah sistem dek baja P e la t
C o m b id e c k
bergelombang (bondek).

3.10 Penggambaran Hasil Perhitungan


Penggambaran hasil Perencanaan dan perhitungan dalam B a lo k U ta m a
T angga

WF 600.200.12.20
gambar teknik ini dengan menggunakan program bantu AutoCAD.

WF 600.200.12.20
W F 2 5 0 .1 2 5 .5 .8

Gambar 4.1 Denah tangga


= 250 kg/m2 +94 kg/m2 = 344 kg/m2
Berdasarkan tabel perencanaan praktis untuk bentang menerus
dengan tulangan negatif tanpa penyangga didapatkan data-data
sebagai berkut :
- bentang (span) = 2 m
- tebal pelat beton = 9 cm
- tulangan negatif = 1,55 cm2/m
- direncanakan memakai tulangan dengan Ø = 8 mm
(As = 50,24 mm2 = 0,5024 cm2)
300

150
- banyaknya tulangan yang diperlukan tiap 1 m
A 1,55
= = = 3,09 buah = 4 buah
As 0,5024
Jarak antar tulangan tarik per-meter = 1000mm/4 = 250 mm
600
6000
Jadi, dipasang tulangan tarik Ø 8-250
b.Beban Mati
Gambar 4.2 Potongan A – A tangga
- Pelat lantai bondex = 10,1kg/m2
Hasil Perhitungan :
- Beban Finishing = 94 kg/m2
Balok Tangga WF 150.100.6.9 3
- Pelat beton t = 9 cm = 0,09 m.2400 kg/m = 216 kg/m2+
Balok Bordes WF 150.100.6.9
= 320,1kg/m2
Balok Penumpu Bordes WF 250.125.5.8
Tulangan Ø 8 – 250mm
90 mm
4.2.Perencanaan Struktur Lantai Plat Bondex t = 0,75 mm

Pada perencanaan struktur lantai direncanakan pelat lantai


menggunakan bondex, dimana dalam perencanaan ini bondek yang
Balok
digunakan merupakan produk dari PT. Gunung Garuda.
Pelat lantai 1 sampai lantai 9
Dipakai pelat komposit bondek dengan tebal pelat = 0,75mm.
Pembebanan
Gambar 4.3 Potongan pelat lantai 1-9
a.Beban Superimposed
Berat finishing :
- spesi lantai t = 2 cm = 2.21kg /m2 = 42 kg/m2 4.3. Perencanaan Balok Anak
- lantai keramik t = 1cm = 1.24 kg /m = 24 kg/m2
2 Data Perencanaan :
- rangka + plafond = (11+7)kg/m2 = 18 kg/m2 BJ 41 : fy = 2500 kg/cm2, fy = 4100 kg/cm2
- ducting AC+pipa = 10 kg/m2 Beton : fc’ = 25 MPa
Total beban finishing = 94 kg/m2 Bentang balok anak (L) = 8m
Beban Hidup Direncanakan dengan profil WF 350.175.6.9
Lantai sekolah (Tabel 3.1 PPIUG 1983) = 250 kg/m2 Perencanaan Penghubung Geser :
Beban berguna Untuk bentang 8m dibutuhkan sebanyak 34 buah dengan jarak antar
= beban hidup + finishing penghubung geser : 800 cm/34 buah = 24 cm
• Menentukan gaya tekan yang terjadi pada pelat
BAB V Karena letak balok induk (B-60) sejajar dengan penampang
PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA bondek, maka :
T = As.fy = 152,5.2500 = 381250 kg (menentukan)
5.1 Perencanaan Balok Induk C = 0,85.fc’.tplat.beff
Pada perhitungan berikut balok induk direncanakan dengan profil = 0,85.250.9.200
WF 600.200.12.20. Panjang balok (L) = 800 cm. Adapun data – data = 382500 kg
profil adalah sebagai berikut : • Menentukan jarak-jarak dari centroid gaya-gaya yang bekerja:
A = 152,5 cm2 ix = 24,3 cm r = 22 mm C 381250
a= = = 8,97 cm
W = 120 kg/m tw = 12 mm Zx = 3317 cm3 0,85. fc'.beff 0,85.250.200
d = 606 mm tf = 20 mm Zy = 424 cm3
• Menghitung kekuatan nominal penampang komposit
b = 201 mm Ix = 90400 cm4 Sx = 2980 cm3
iy = 4,22 cm Iy = 2720 cm 4
Sy = 271 cm3 ⎛d a⎞
Mn = As. fy⎜ + ts − ⎟
h = 517mm ⎝2 2⎠
BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2 ⎛ 60,6 8,97 ⎞
fu = 4100 kg/cm2 = 152,5.2500⎜ +9− ⎟
Beton : fc’ = 25 Mpa = 250 kg/cm2 ⎝ 2 2 ⎠
¾ Zona momen Positif = 13273218,75 kgcm
Dari hasil output ETABS v9.2.0 didapatkan momen positif Syarat :
adalah Mmaks = 3563142 Kgcm (batang B-60). Mu ≤ φ .Mn
V maks = 2404541 kg 3563142 kgcm ≤ 0,85.13273218,75 kgcm
3563142 kgcm ≤ 11282235,95 kgcm
¾ Menghitung Momen Nominal Kekuatan nominal penampang komposit lebih besar daripada
• Kontrol kriteria penampang momen akibat beban berfaktor, sehingga penampang mampu
Untuk Sayap Untuk Badan menahan beban yang terjadi.
bf 170 h 1680
≤ ≤
2tf fy tw fy ¾ Zona momen negatif
Dari hasil output program ETABS v9.2.0 didapatkan momen negatif
201 170 517 1680
≤ ≤ Mmaks = 6000140 Kgcm (batang B-60).
2.20 250 12 250 L = 8000 cm
5,025 < 10,752.......ok 43,08 < 106,25.......ok beff ≤ ¼ .L = ¼.800 cm = 200 cm
tbondex = 0,75 mm
Profil penampang kompak, sehingga kapasitas momen fyr = 240 Mpa
penampang dianalisa dengan distribusi tegangan plastis. ts = 90 mm
L = 800 cm Dipasang tulangan pada pelat beton 10 D 10 disepanjang beff.
beff ≤ ¼ .L = ¼.800 cm = 200 cm Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat
jadi beff = 200 cm beton
¾ Menentukan Lokasi Gaya Tarik pada Balok Baja d3 = D/2 =60,6/2
Batang tulangan menambah kekuatan tarik nominal pada pelat = 30,3 cm
beton. d1 = ts – c
Tc = n.Asr . fyr = 9-2,5 = 6,5 cm
= 10. ¼ . л . 12 . 2400
= 18849,56 Kg ¾ Perhitungan Momen Nominal Negatif
Gaya tekan nominal maksimum dalam penampang baja
Pyc = As . fy Mn = Tc (d1+ d2) + Pyc(d3 – d2)
= 152,5. 2500 = 18849,56 (6,5 + 7,435) + 381250 (30,3– 7,435)
= 381250 Kg = 8979949,869 Kgcm

Karena Pyc > Tc, maka PNA pada web, berlaku persamaan. Persayaratan :
Mu ≤ φMn
Pyc − Tc 381250 − 18849,56 6000140 Kgcm ≤ 0,85 . 8979949,869 Kgcm
Ts = = 6000140 Kgcm ≤ 7632957,38 Kgcm.......OK
2 2
= 181200,22 Kg
¾ Perencanaan Penghubung Geser
Gaya pada sayap, Tf = bf . tf . fy Untuk penghubung geser yang dipakai adalah tipe stud:
= 20,1 . 2 . 2500 ds = 16 mm
= 100500 Kg Asc = 200,96 mm2
fu = 410 Mpa = 41 kg/mm2
Pyc − Tc Ec = w1,5 .0,041. fc ' = 24001,5.0,041 25
Gaya pada badan, Tw = − Tf
2 = 24102,979 Mpa
= 181200,22 – 100500 Qn = 0,5.Asc. fc'.Ec = 0,5.200,96 25.24102,979
= 80700,22 Kg
= 77998,274 N
= 7799,827 kg/stud
Jarak garis netral dari tepi bawah sayap :
Syarat : Qn ≤ Asc.fu
Tw 80700,22 7799,827 kg/stud ≤ 200,96.41
aw = =
fy.tw 2500.1,2 7799,827 kg/stud ≤ 8239,36 kg/stud...................ok
= 26,9 cm Jumlah stud untuk setengah bentang :
¾ Menenentukan Jarak Gaya yang Bekerja dari Centroid T 381250
N= = = 48,87 = 50 buah
Qn 7799,827
(Tf .0,5tf ) + (Tw(tf + 0,5aw))
d2 = Jadi, dibutuhkan 100 buah stud untuk seluruh bentang.
Tf + Tw Jarak seragam (P) dengan 2 stud pada masing-masing lokasi :
(100500.0,5.2) + (80700,22.(2 + 0,5.26,9)) L 800
= P= = = 8 cm
100500 + 80700,22 N 100
= 7,435 cm Jarak maksimum (Pmaks) = 8.tplatbeton...............LRFD-15.6
= 8 x 9 cm = 72 cm BAB VI
Jarak minimum = 6.(diameter) ......................LRFD-15.6 SAMBUNGAN
= 6 x 1,6 cm = 9,6 cm
Jadi, shear connector dipasang sejarak 8 cm sebanyak 100 buah 6.1 Sambungan Antara Balok Induk Interior dengan Kolom
untuk masing-masing bentang Sambungan antara balok induk interior dengan kolom
direncanakan dengan menggunakan baut (rigid connection)
5.2. Perencanaan Kolom Komposit Balok Induk Melintang : WF 600 x 200 x 12 x 20
Dari hasil output ETABS v9.2.0 diperoleh gaya – gaya yang Kolom Kingcross : KC 500 x 200 x 10 x 16
bekerja pada kolom C 11 lantai 2 adalah :
Pu = 423955 Kg K 50 0.200 .10.16 K 500. 2 00.1 0.16

Mux = 2183810 Kgcm


Muy = 2962254 Kgcm
Vux = 30038,3 Kg W F 600.200.12.20

90
Vuy = 8855,71 Kg
Kolom komposit direncanakan dengan menggunakan profil K L 80.80.8
L 80 .80.8 W F 600.200.12.20

500.200.10.16 dengan spesifikasi material sebagai berikut : 80


80
80
80 606
A = 228,4 cm2 tw = 10 mm Sx = 1997,6 cm3 B aut φ 24
80
320
80
320

w = 179,2 kg/m tf = 16 mm Sy = 2046,6 cm3 80 80


4
H = 500 mm Ix = 49940 cm ix = 14,79 cm B aut φ 24
4 294
B = 200 mm Iy = 52189 cm iy = 15,17 cm
r = 20 mm
T 400.400.20.3 5 T 400.400.2 0.35

700

500
φ12 - 200
D E T A IL S A M B U N G A N B . IN D U K IN T E R IO R
700

D E N G A N K O LO M
4φ22
Gambar 6.1 Sambungan Balok Interior – Kolom
6.2 Sambungan Antara Balok Induk Eksterior dengan Kolom
Gambar 5.1 Penampang Kolom Komposit Sambungan antara balok induk eksterior dengan kolom
direncanakan dengan menggunakan baut (rigid connection)
Balok Induk Melintang : WF 500 x 200 x 9 x 14
Kolom Kingcross : KC 500 x 200 x 10 x 16
K 5 0 0 .2 0 0 .1 0 .1 6 K 5 0 0 .2 0 0 .1 0 .1 6

BAB VII
W F 5 0 0 .2 0 0 .9 .1 4 PERENCANAAN PONDASI
90

L 7 0 .7 0 .7
L 7 0 .7 0 .7 W F 5 0 0 .2 0 0 .9 .1 4
7.1 Perencanaan Pondasi Kolom
80 80 496
B aut φ 20
80 240 80 240 Pondasi pada umumnya berlaku sebagai komponen struktur
80 80
pendukung bangunan yang terbawah dan berfungsi sebagai elemen
B aut φ 20
304 terakhir yang meneruskan beban ke tanah.
Pondasi pada gedung Terang Bangsa ini direncanakan memakai
T 4 0 0 .4 0 0 .1 6 .2 4
pondasi tiang pancang jenis pencil pile shoe produk dari PT. WIKA
Beton. Spesifikasi tiang pancang yang akan digunakan adalah sebagai
T 4 0 0 .4 0 0 .1 6 .2 4

berikut:
500
• Diameter : 500 mm
Gambar 6.2 Sambungan Balok Eksterior – Kolom
6.3 Sambungan Kolom – Kolom • Tebal : 90 mm
Sambungan kolom - kolom direncanakan pada lantai 2. • Type : A3
Berdasarkan SNI 1729 pasal 15.5.2 gaya – gaya yang bekerja pada • Allowable axial : 166,21 ton
kolom C 11 adalah sebagai berikut : • Bending Momen crack : 14 ton m
Pu = 423955 Kg • Bending Momen ultimate : 21 ton m
Mux = 1,5.fy.Zx = 1,5.2500.2428,06
= 9105225 Kgcm Diambil tiang pancang dengan kedalaman (D) 20 m dari
Kolom : KingCross 500 x 200 x 10 x 16 perhitungan yang ditabelkan (terlampir), didapat nilai daya dukung satu
BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2 tiang pancang :
fu = 4100 kg/cm2 P 1tp = 100083 kg × 0,894 = 89474,202 kg = 89,474 ton
Jadi diambil P 1tp = 89,474 ton (dari daya dukung tanah)

K 5 0 0 .2 0 0 .1 0 .1 6 BAB VIII
B aut φ 24 PENUTUP
A
B aut φ 30
A
P e la t t = 1 6 m m
8.1 Kesimpulan
P e la t t = 1 6 m m
Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat
K o lo m 7 0 0 x 7 0 0
diambil kesimpulan antara lain :
1. Dilakukan perhitungan struktur sekunder terlebih dahulu seperti
perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap beban-
beban yang bekerja baik beban mati, beban hidup maupun beban
D E T A IL S A M B U N G A N K O L O M
DENGAN KOLOM
terpusat.
2. Analisa balok dihitung terhadap kontrol lendutan, kontrol
penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol
Gambar 6.3 sambungan kolom – kolom geser.
3. Prinsip dasar bahwa struktur sekunder menjadi beban pada DAFTAR PUSTAKA
struktur utama, dan setelah itu dilakukan analisa struktur utama
dengan bantuan program yaitu ETABS versi 9.2. 1. Amon, Rene ; Knobloch, Bruce & Mazumder, Atanu.1999.
4. Dilakukan kontrol terhadap balok utama dengan anggapan balok Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan Arsitek 2.
adalah balok baja dianggap sebagai struktur komposit dengan Bandung : PT. Pradinya Paramita.
pelat pada saat komposit. Dimana balok menerima beban dari 2. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Ketahanan
struktur sekunder yang harus dilakukan kontrol meliputi : kontrol Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002).
lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral 3. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Perhitungan
buckling dan kontrol geser. Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002).
5. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom komposit yang 4. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Perhitungan
meliputi kontrol luas minimum beton pada kolom komposit, Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002).
perhitungan kuat tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur 5. Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Pembebanan Indonesia
kolom, dan kontrol kombinasi aksial dan lentur. Untuk Gedung (PPIUG) 1983.
6. Rigid connection adalah tipe sambungan yang cocok untuk jenis 6. G. Salmon, Charles & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja Desain
bangunan baja seperti ini. Selain memiliki kekakuan yang lebih Dan Perilaku Jilid 1 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh : Ir. Wira
stabil juga lebih mudah dalam pelaksanaan di lapangan. M.S.CE. Jakarta : Erlangga.
7. Dari hasil pehitungan didapatkan data-data perencanaan sebagai 7. G. Salmon, Charles & E.Johnson, John.1996. Struktur Baja Desain
berikut : Dan Perilaku Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh Ir.Mc.Prihminto
Tebal Pelat Atap : 9 cm Widodo. Jakarta : PT.Gramedia.
Tebal Pelat Lantai : 9 cm 8. Smith, J,C,1996. Structural Steel Desain LRFD Approach Second
Dimensi Kolom : 70 x 70 cm Edition. John Wiley & Sons, Inc : United States of Amerika.
Profil kolom : K 500.200.10.16 9. Suprobo,Priyo.2000.Desain Balok Komposit Baja-Beton. Surabaya :
Profil Balok Induk Eks. : WF 500.200.9.14 ITS Press.
Profil Balok Induk Int. : WF 600.200.12.20 10. Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya
Profil Balok Anak : WF 350.175.6.9 : ITS.

Struktur bawah bangunan menggunakan tiang pancang diameter


50 cm dengan kedalaman 20 m.

8.2 Saran
Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan
perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi,
dan estetika. Sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan
mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh
sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomi, dan tepat waktu
dalam pelaksanaannya.

You might also like