Professional Documents
Culture Documents
Catatan: Bahan ini digunakan untuk menjelaskan kompos pada petani, pekebun, atau masyarakat
awam. Dibuat dengan bahasa yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami oleh petani.
Semoga bermanfaat.
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:
Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:
Sumber : http://petanidesa.wordpress.com/2007/02/03/cara-pembiakan-bakteri/
Cara Pembiakan Bakteri
Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat
dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat
dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:
1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:
Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang
bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu,
dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses
dengan bantuan bakteri.
Salah satu dari pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan adalah mengelola
sampah organic rumah tangga, dengan membuatnya menjadi kompos.
Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah, zat makanan yang diperlukan
tumbuhan akan tersedia. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu
penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih
gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya
bunga-bunga berkembang, halaman menjadi asri dan teduh. Hawa menjadi segar
karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Sampah organic secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis
mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian ini
memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban. Makin cocok
kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah jadi.
Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi
kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini
pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi kompos.
Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45-65C.Jika
terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.
Peralatan
Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2
tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-
organic. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di
bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk
menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman
bambu. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga
kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air
hujan, harus di bawah atap.
Cara Pengomposan
Penutup