Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terdapat 30 juta anak tinggal dan menjaga diri mereka sendiri dijalan.
sebanyak 39.861 anak dan sekitar 48% adalah anak-anak yang baru
bahwa 60% putus sekolah dan 80% masih ada hubungan dengan
1
2
sedangkan alasan jajan, ingin hidup bebas, dapat teman dll (11%).
Anak jalanan sangat keras, buruk dan sering kali berimbas pada perilaku
negatif. Anak jalanan menjadi lebih dewasa dari umurnya karena sering
besar dialami oleh wanita, mereka memiliki resiko 5 kali lipat menderita
tinggi dari jumlah perokok aktif pada kelompok remaja laki-laki nasional
versi WHO. Dari riset yang sama diketahui bahwa Anak jalanan bisa
informasi mengenai rokok ini tidak berbeda dengan remaja lainnya. Iklan
seringkali terpicu untuk mengikuti prilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut.
perusahaan rokok kelas dunia, Philip Morris, yang dirilis pada 1981 oleh
masa depan dan mayoritas perokok dewasa mulai merokok sejak remaja.
4
jiwa dan prilaku anak muda yang bebas, gaul, kreatif, dan berjiwa
jalanan tidak pernah sekolah, 31,9% tidak tamat SD, 39,7% tamat SD,
edukasi mengenai bahaya rokok. Sementara itu bagi anak yang sekolah
2008)
luput dari keberadaan anak jalanan. Saat ini Dinas Kesejahteraan Sosial
jumlah anak jalanan, hal ini dikarenakan belum pernah diadakan sensus
terhadap mereka. Dari data yang didapatkan dari LSM Lentera Mahakam
penyemir sepatu.
dilakukan sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2009.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
3. Untuk Pembaca
Samarinda.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
street atau sering juga disebut children from the families of the street.
keluarganya.
jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga di
jalanan. (www.wikipedia.com)
(31 orang) untuk bermain, dan 50% (45 orang) untuk berjualan.
kota, 4,4% (4 orang) tinggal diemper toko, dan 92,2% (83 orang)
dari 12 jam, 52,2% (47 orang) berada dijalan lebih dari 12 jam,
f) Penggunaan pendapatan
ditabung.
(http://www.depsos.go.id, 2009)
A. Tinjauan Remaja
Masa remaja berlangsung antara umur 12 sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang
usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun
sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 18 tahun
sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Remaja dalam bahasa
Oleh karena itu devinisi remaja disini dibatasi khusus untuk yang
belum menikah.
2
banyak gerak, rasa ingin tahunya besar dan selalu ingin mencoba
sesuatu. Memasuki windu ke dua yaitu usia 9-16 tahun anak-anak sudah
memasuki masa pada tahap ini anak-anak sudah dapat mengatur dirinya,
berkonsentrasi sudah lebih lama. Pada windu ketiga usia 17 -24 tahun
anak sudah dianggap dewasa dan pada tahapan ini anak-anak sudah
1. Asbes
ikatan asbes dalam senyawa lepas, maka serat asbes akan masuk
2. Bioaerosol
2
3. Formaldehid
produk kayu yang dipres, papan, papan dinding, tekstil (seperti karpet
4. Bahan-bahan partikulat
menyebabkan penyakit.
1. Nikotin
2
umur seorang perokok dan makin lama dia merokok, semakin parah
Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berbau dan
3. Tar
asap rokok. Berhubung dengan adanya tar ini, pipa rokok seringkali
seorang perokok akan terjadi kondensasi tar ini, yang tidak dapat
kemudian akan tertelan bersama air liur dan masuk kedalam saluran
melalui hati, maka hati akan menjadi korban. Hal ini dapat dilihat
(Suryono, 2007).
mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas
pada tahap awal akan menyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu
menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada
2
untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat
dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan
mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan
tulang pada pangkal paha dan seluruh tubuh dan salah satu factor yang
aktif) namun juga bagi orang yang menghirup asap rokok (perokok pasif).
a) Penyakit paru
c) Impotensi
menjadi buruk
kanker mulut dan bibir ini juga dapat disebabkan karena panas
kerongkongan dan usus adalah 5-10 kali lebih besar dari pada
bukan perokok.
f) Mengancam kehamilan
pasif tiga kali lebih besar dari pada debu batu bara. Kemungkinan
25% kasus asma pada orang dewasa sebenarnya dapat dicegah bila
perilakunya, yaitu:
perokok.
tersebut adalah:
dosis rokok yang digunakan setiap hari setelah efek dari rokok yang
itu sendiri.
paling umum. Dua atau tiga jam dapat berlalu tanpa keinginan untuk
4. Penenang (sedatif)
5. Perangsang (stimulasi)
orang yang tidak pernah merokok paling banyak satu batang perhari
selama setahun.
F. Pengetahuan
tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi.
tingkatan:
1
a) Tahu (Know)
b) Memahami (Comprehension)
c) Apllikasi (aplication)
d) Analisis (analysis)
2
e) Sintesis (synthesis)
f) Evaluasi (evaluation)
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-
F. Sikap
dengan objek yang dipelajari. Sikap tidak identik dengan respon dalam
seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri, oleh Erickson dalam
Asrori (2006) disebut dengan identitas ego (ego identity)Ini terjadi karena
1. Kegelisahan
2. Pertentangan
Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada pada
3. Mengkhayal
4. Aktivitas berkelompok
Pada umumnya, remaja memliki rasa ingin tahu yang tinggi (high
curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja
2
ingin mencoba melakukan apa saja yang sering dilakukan oleh orang
F. Lingkungan Sosial
1. Lingkungan Keluarga
perokok aktif di usia remajanya, hal ini disebabkan oleh dua hal:
terbiasa dengan asap rokok dirumah, dengan kata lain mereka telah
menjadi perokok pasif diwaktu kecil dan setelah remaja lebih mudah
empat kali lipat untuk menjadi perokok, terlebih jika mereka tidak
2. Lingkungan Masyarakat
(Taryono, 2007)
perilaku sosial yang kurang baik dengan berbagai dalih, yang sah
dibutuhkan. Bila produk sudah dikenal maka diperlukan suatu masa atau
2
(Tinarbuko, 2002)
bahwa 91, 7 % remaja usia 13-15 tahun merokok karena didorong oleh
mulai merokok pada usia dibawah 19 tahun telah meningkat dari 69%
pada tahun 2001, menjadi 78% pada tahun 2004. Lembaga ini mencatat,
95% anak remaja mengenal rokok melalui iklan rokok yang ditayangkan
G. Jumlah Penghasilan
dikalangan pria berumur 10-14 tahun mencapai 0,7%, pria berusia 15-19
2
tahun mencapai 24,2% dan pria berusia 20-24 tahun mencapai 60,1%.
setengah kali lebih besar dari pada biaya pendidikan dan tiga kali lebih
Regional) untuk wilayah Kalimantan Timur yang pada tahun 2008 hanya
sebesar Rp 889.654, pada tahun 2009 naik menjadi Rp. 955.000. Jika
H. Kerangka Teori
2
dan fasilitas.
lapangan pekerjaan.
2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
ini merupakan daerah yang paling sering dijumpai saat anak jalanan
2
kebetulan, siapa saja anak jalanan yang berada di lokasi penelitian dapat
menggunakan rumus:
N= Z21-∝2P1-Pd2
N= 1,962 0,5(1-0,5)0,12
=96 Anak
Keterangan :
N : Besar sampel
Kebiasaan
Sumber
Lingkungan
Pengetahuan
Sikap
Informasi
merokok
sosial
Anjal mengenai rokok
Jumlah Penghasilan
yang ada sebagai bantuan membuat hipotesis. Hal-hal inilah yang akan
E. Hipotesis Penelitian
1
2009.
2009.
A. Variabel Penelitian
A. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Hasil Kriteria Objektif Cara dan Alat
ukur pengambilan
data
1
merokok.
5. Lingkungan Orang tua atau Ordinal Pengaruh positif= Wawancara
Sosial teman yang dapat orang tua atau dan
mempengaruhi teman tidak Lembar
prilaku merokok memiliki kebiasaan kuesioner
responden merokok
Pengaruh negatif=
orang tua atau
teman memiliki
kebiasaan merokok
a. Studi Lapangan
1) Survei Awal
penelitian.
diperlukan.
b. Pengambilan data
lembar koesioner.
a. Editing
secara keseluruhan.
(range check).
a. Coding
b. Pengolahan data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1
turun kejalan.
untuk merokok bagi anak jalanan bimbingannya, hal ini tidak pernah
kerja dari pagi hingga sore hari, dan sedikit waktu mereka bekerja
pengamen biasanya meniliki jam kerja dari sore hingga larut malam,
melarikan diri.
2. Karakteristik Responden
1
tertinggi adalah pada usia 15-16 tahun yaitu sebanyak 42%, dan
2%.
tahun.
sebanyak 30,8%.
1-14 bulan.
Rata-rata 31,65
95% CI 25,67 sd 37,63
Minimum 1
Maksimum 108
Median 34
Standar Deviasi 30,142
paling sebentar menjadi anak jalan adalah 1 bulan dan yang paling
37,63 bulan.
1. Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan untuk memperoleh gambaran atau
a. Kebiasaan Merokok
1
13 4 4,2
14 3 3,1
15 7 7,3
Total 96 100
menghisap rokok
Median 12
SD 2,019
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-
tabel berikut:
6) Alasan merokok
1
a. Pengetahuan
b. Sikap
menyenangkan.
anaknya merokok.
c. Lingkungan sosial
merokok.
d. Sumber informasi
media cetak.
iklan rokok.
e. Jumlah Penghasilan
1) Pendapatan perhari
dana khusus untuk membeli rokok dapat dilihat dari tabel berikut:
untuk membeli rokok adalah Rp. 8.014,49 (95% CI: Rp. 7,467,17-
Rp.8.561,82)
1. Analisa Bivariat
anak jalanan
jalanan
Tidak P Phi
Merokok Total OR
merokok Value Value
N % N % N %
Sikap
kurang 78 96,3 3 3,7 81 100
9,286
baik
0,006 (1,990- 0,327
Sikap
14 73,7 5 26,3 19 100 43,326)
baik
Total 92 92,0 8 8,0 100 100
tahun 2009.
sikapnya baik.
ini adalah iklan rokok memiliki peluang 1,84 kali lebih besar
a. Uji T-Independen
rata jumlah penghasilan antara anak jalan yang merokok dan tidak
A. Pembahasan
1. Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2003)
ketiga responden ini memiliki sikap yang baik, mereka setuju bahwa
perilaku anak mereka, orang tua yang tidak merokok dapat menjadi
seseorang yang disegani, tingkah laku dari ketua ini akan cepat ditiru
sebanyak 3,3%.
tersebut, hal ini dapat membuktikan bahwa cara ini kurang efektif
berhubungan dengan rokok. Hal ini dapat dilihat dari, sebanyak 80%
4
2. Sikap
merokok. Dalam hal ini sikap tidak terlepas dari perilaku, artinya
merokok diperoleh nilai p= 0,006 (lebih kecil dari nilai ά=0,05) yang
pada remaja.
dengan sikap baik namun memiliki kebiasaan merokok. Hal ini bisa
macho dan gaul, iklan di media masa baik cetak maupun elektronik
5
namun dapat juga menjadi sikap yang lebih resisten dan bertahan
6
perokok tetap, angka ini jauh lebih tinggi dari jumlah perokok aktif
merokok sangat sulit dihilangkan, hal ini disebabkan oleh zat adiktif
setelah efek dari rokok yang dihisap berkurang, selain itu lingkungan
zat gizi yang dibutuhkan oleh perokok berasal dari berbagai vitamin
dan protein, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mambo (2009)
diketahui bahwa remaja perokok memiliki resiko 2,3 kali lebih tinggi
3. Lingkungan sosial
remaja adalah faktor keluarga dan teman yang merokok. Smet (1994)
diperoleh nilai p= 0,04 (lebih kecil dari ά= 0,05) yang artinya ada
merokok remaja.
dan nilai yang berasal dari keluarga dan mempelajari pola perilaku
merokok.
seluruh responden ini juga tidak terpengaruh oleh iklan rokok, iklan
ditawarkan akan mudah diingat oleh mereka. Pola pikir yang masih
labil dan cenderung meniru apa yang dianggap oleh mereka suatu
merokok.
teman yang perokok maka semakin besar resiko dia untuk menjadi
seorang perokok.
seseorang terlihat macho dan gaul, mereka tidak ingin dirinya ditolak
4. Sumber Informasi
iklan tersebut.
baik, bahkan salah satu dari mereka dapat menjelaskan bahaya serta
oleh kelompoknya.
menganggap hal itu sebagai informasi yang biasa dan lebih memilih
untuk mengabaikan. Hal ini dapat dlihat dari 92% responden yang
ada salah satu penyakit yang mencapai persetase itu yang dapat
tugas pokok, media masa membawa pesan yang berisi sugesti yang
merokok.
5. Jumlah Pendapatan
dialami sedikit demi sedikit setiap hari, dan akan sangat dirasakan
(Beyer, 2001).
Rp. 5.824,824. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,129 (lebih besar
antara anak jalanan yang merokok dengan anak jalanan yang tidak
merokok.
merokok dan tidak merokok ini disebabkan oleh cara kerja mereka
beri imbalan berupa uang, jika tidak diberi uang mereka akan
3.970 – Rp 3.308.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat
merokok pada anak jalanan di Kota Samarinda Tahun 2009. OR= 9,2
hubungan lemah.
deviasi 5.824,824.
A. Saran
lain yang dapat dilakukan selain upaya preventif adalah upaya promotif
seperti ini dapat dilakukan pada saat anak jalanan terjaring razia
atau pada saat akhir pekan bagi anak jalanan yang berada
keluarganya.