You are on page 1of 18

c c





 

   

 adalah tampilan unsur-unsur kimia dalam bentuk
tabel. Unsur-unsur tersebut diatur berdasarkan struktur elektronnya sehingga sifat kimia unsur-
unsur tersebut berubah-ubah secara teratur sepanjang tabel. Setiap unsur didaftarkan berdasarkan
nomor atom dan lambang unsurnya.

  

Kolom dalam tabel periodik disebut golongan. Ada 18 golongan dalam tabel periodik
baku. Unsur-unsur yang segolongan mempunyai konfigurasi elektron valensi yang mirip,
sehingga mempunyai sifat yang mirip pula.

Ada tiga sistem pemberian nomor golongan. Sistem pertama memakai angka Arab dan
dua sistem lainnya memakai angka Romawi. Nama dengan angka Romawi adalah nama
golongan yang asli tradisional. Nama dengan angka Arab adalah sistem tatanama baru yang
disarankan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC). Sistem penamaan
tersebut dikembangkan untuk menggantikan kedua sistem lama yang menggunakan angka
Romawi karena kedua sistem tersebut membingungkan, menggunakan satu nama untuk beberapa
hal yang berbeda.

 

Tabel periodik pada mulanya diciptakan tanpa mengetahui struktur dalam atom: jika
unsur-unsur diurutkan berdasarkan massa atom lalu dibuat grafik yang menggambarkan
hubungan antara beberapa sifat tertentu dan massa atom unsur-unsur tersebut, akan terlihat suatu
perulangan atau periodisitas sifat-sifat tadi sebagai fungsi dari massa atom. Orang pertama yang
mengenali keteraturan tersebut adalah ahli kimia Jerman, yaitu Johann Wolfgang Döbereiner,
yang pada tahun 1829 memperhatikan adanya beberapa triade unsur-unsur yang hampir sama.
c 
 

     

Klorin 35,5 0,00156 g/cm3

Bromin 79,9 0,00312 g/cm3

Iodin 126,9 0,00495 g/cm3

Kalsium 40,1 1,55 g/cm3

Stronsium 87,6 2,6 g/cm3

Barium 137 3,5 g/cm3

Temuan ini kemudian diikuti oleh ahli kimia Inggris, yaitu John Alexander Reina
Newlands, yang pada tahun 1865 memperhatikan bahwa unsur-unsur yang bersifat mirip ini
berulang dalam interval delapan, yang ia persamakan dengan oktaf musik, meskipun hukum
oktaf-nya diejek oleh rekan sejawatnya. Akhirnya, pada tahun 1869, ahli kimia Jerman Lothar
Meyer dan ahli kimia Rusia Dmitry Ivanovich Mendeleyev hampir secara bersamaan
mengembangkan tabel periodik pertama, mengurutkan unsur-unsur berdasarkan massanya. Akan
tetapi, Mendeleyev meletakkan beberapa unsur menyimpang dari aturan urutan massa agar
unsur-unsur tersebut cocok dengan sifat-sifat tetangganya dalam tabel, membetulkan kesalahan
beberapa nilai massa atom, dan meramalkan keberadaan dan sifat-sifat beberapa unsur baru
dalam sel-sel kosong di tabelnya. Keputusan Mendeleyev itu belakangan terbukti benar dengan
ditemukannya struktur elektronik unsur-unsur pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

 

Konsep unsur merupakan konsep yang sangat tua, sejak jaman Yunani, Menurut filsuf
Yunani, materi dibentuk atas empat unsur: tanah, air, api dan udara. Pandangan ini perlahan
ditinggalkan, dan akhirnya di abad 17 definisi unsur yang diberikan oleh kimiawan Inggris
Robert Boyle (16271691) menggantikan definisi lama tadi. Boyle menyatakan bahwa unsur
adalah zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana.

Penemuan unsu-unsur baru mengkatalisi diskusi-diskusi semacam ini. Ketika iodin


ditemukan di tahun 1826, kimiawan Jerman Johann Wolfgang Döbereiner (1780-1849) mencatat
kemiripan antara unsur ini dengan unsur yang telah dikenal khlorin dan bromin. Ia juga
mendeteksi trio unsur mirip lain. Inilah yang dikenal dengan teori triade Döbereiner.

Tabel 5.1 Triade Döbereiner

litium (Li) kalsium (Ca) Khlorin (Cl) sulfur (S) mangan (Mn)

Natrium (Na) stronsium (Sr) Bromin (Br) selenium (Se) khromium (Cr)

kalium (K) barium (Ba) iodin (I) telurium (Te) Besi (Fe)

 

    

Banyak ide pengelompokan unsur yang lain yang diajukan tetapi tidak memuaskan
masyarakat ilmiah waktu itu. Namun, teori yang diusulkan oleh kimiawan Rusia Dmitrij
Ivanovich Mendeleev (1834-1907), dan secara independen oleh kimiawan Jerman Julius Lothar
Meyer (1830-1895) berbeda dengan usulan-usulan lain dan lebih persuasif. Keduanya
mempunyai pandangan sama sebagai berikut:

Pandangan Mendeleev dan Meyer

1. Daftar unsur yang ada waktu itu mungkin belum lengkap.
2. Diharapkan sifat unsur bervariasi secara sistematik. Jadi sifat unsur yang belum diketahui
dapat diprediksi.
Awalnya teori Mendeleev gagal menarik perhatian. Namun, di tahun 1875, ditunjukkan
bahwa unsur baru galium ditemukan oleh kimiawan Perancis Paul Emile Lecoq de Boisbaudran
(18381912) ternyata bukan lain adalah eka-aluminum yang keberadaan dan sifatnya telah
diprediksikan oleh Mendeleev. Jadi, signifikansi teori Mendeleev dan Meyer secara perlahan
diterima. Tabel 5.2 memberikan sifat yang diprediksi oleh Mendeleev untuk unsur yang saat itu
belum diketahui ekasilikon dan sifat germanium yang ditemukan oleh kimiawan Jerman
Clemens Alexander Winkler (1838-1904).

Tabel 5.2 Prediksi sifat unsu eka-silikon oleh Mendeleev dan perbandingannya dengan sifat yang
kemudian ditemukan.


  

!   


  
 72 72,32

" 5,5 5,47

#   13 13,22

#
 4 4

 
 0,073 0,076

"


 4,7 4,703





  
 <100 86
$%&'

Mendeleev mempublikasikan tabel yang dapat dianggap sebagai asal mula tabel periodik
modern. Dalam menyiapkan tabelnya, Mendeleev awalnya menyusun unsur berdasarkan urutan
massa atomnya, sebagaimana pendahulunya. Namun, ia menyatakan keperiodikan sifat, dan
kadang menyusun ulang unsur-unsur, yang berakibat membalikkan urutan massa atom.
Lebih lanjut, situasinya diperumit sebab prosedur menentukan massa atom belum distandarkan,
dan kadang kimiawan mungkin menggunakan massa atom yang berbeda untuk unsur yang sama.
Dilema ini secara perlahan diatasi setelah International Chemical Congress (Kongres ini
diadakan di tahun 1860 di Karlsruhe, Jerman. Tujuan kongres ini untuk mendiskusikan masalah
penyatuan massa atom. Dalam kesempatan ini Cannizzaro mengenalkan teori Avogadro.)
pertama yang dihadiri oleh Mendeleev, namun kesukaran-kesukaran tetap ada.

Dengan mendasarkan pada valensi dalam menentukan massa atom, Mendeleev sedikit banyak
menyelesaikan masalah (Tabel 5.3).

!

  
 
  

Tabel periodik secara terus menerus bertambah unsurnya setelah tabel periodik diusulkan
Mendeleev. Sementara, muncul berbagai masalah. Salah satu masalah penting adalah bagaimana
menangani 
,   

dan   . Semua masalah ini dengan baik
diselesaikan dan membuat tabel periodik lebih bernilai. Tabel periodik, kitab suci kimia, harus
dirujuk secara rutin.

Golongan baru gas mulia dengan mudah disisipkan di antara unsur positif yang sangat
reaktif, logam alkali (golongan 1) dan unsur negatif yang sangat reaktif, halogen (golongan 7).

Unsur logam transisi diakomodasi dalam tabel periodik dengan menyisipkan 



 walaupun rasionalnya tidak terlalu jelas. Masalah yang nyata adalah lantanoid.
Lantanoid ditangani sebagai unsur ³ekstra´ dan ditempatkan secara marjinal di luar bagian utama
tabel periodik. Namun, sebenarnya prosedur ini tidak menyelesaikan masalah utama. Pertama,
mengapa unsur ekstra ini ada tidak jelas, bahkan lebih menjadi teka-teki adalah pertanyaan:
apakah ada batas jumlah unsur dalam tabel periodik? Karena ada unsur-unsur yang sangat mirip,
sangat sukar untuk memutuskan berapa banyak unsur dapat ada di alam.

Teori Bohr dan percobaan Moseley menghasilkan penyelesaian teoritik masalah-masalah


ini. Penjelasan tabel periodik dari periode pertama sampai periode ketiga dapat dijelaskan
dengan teori konfigurasi elektron yang dipaparkan di bab 4. Periode pertama (1H dan 2He)
berkaitan dengan proses memasuki orbital 1s. Demikian juga periode kedua (dari 3Li sampai
10Ne) berkaitan dengan pengisian orbital 1s, 2s dan 2p, dan periode ke-3 (dari 11Na sampai 18Ar)
berkaitan dengan pengisian orbital 1s, 2s, 2p, 3s dan 3p.

Periode panjang dimulai periode ke-4. Penjelasan atas hal ini adalah karena bentuk
orbital d yang berbeda drastis dari lingkaran, dan jadi energi elektron 3d bahkan lebih tinggi dari
4s. Akibatnya, dalam periode ke-4, elektron akan mengisi orbital 4s (19K dan 20Ca) segera setelah
pengisian orbital 3s dan 3p, melompati orbital 3d. Kemudian elektron mulai menempati orbital
3d. Proses ini berkaitan dengan sepuluh unsur dari 21Sc sampai 30Zn. Proses pengisian orbital 4p
selanjutnya berkaitan dengan enam unsur dari 31Ga sampai 36Kr. Inilah alasan mengapa periode
ke-4 mengandung 18 unsur bukan 8. Energi elektron orbital 4f jauh lebih tinggi dari orbital 4d
dan dengan demikian elektron 4f tidak memainkan peran pada unsur periode ke-4.

Sumber : http://www.chem-is-try.org/tabel-periodik/

c c







Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila dalam suatu
reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri maka, reaksi
dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat dinyatakan
sebagai:

(c)&(*

* *  & +++c , ,-. :

/ 
 
  
a. Kesetimbangan dalam sistem gas-gas
Contoh: 2SO2(g) + O2(g) « 2SO3(g)

b. Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan


Contoh: NH4OH(aq) « NH4+(aq) + OH- (aq)

ã 
 
 

a. Kesetimbangan dalam sistem padat gas


Contoh: CaCO3(s) « CaO(s) + CO2(g)

b. Kesetimbangan sistem padat larutan


Contoh: BaSO4(s) « Ba2+(aq) + SO42- (aq)

c. Kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas


Contoh: Ca(HCO3)2(aq) « CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

0     Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali
12 konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi
pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap.

Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.


Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B « c C + d D maka:
!3$&'!4$*' 5$ '4$c'

Kc adalah konstanta kesetimbangan yang  .

c+c+"  0 6. ,0 "*+"0  ,

 Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan
dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi
zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.

Contoh: C(s) + CO2(g) « 2CO(g)


Kc = (CO)2 / (CO2)

- Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc
hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.

Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq) « Zn2+(aq) + Cu(s)


Kc = (Zn2+) / (CO2+)

- Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya tergolong salah satu
reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam
perhitungan Kc.

Contoh: CH3COO-(aq) + H2O(l) « CH3COOH(aq) + OH-(aq)


Kc = (CH3COOH) x (OH-) / (CH3COO-)

Contoh soal:

1. Satu mol AB direaksikan dengan satu mol CD menurut persamaan reaksi:

c$'(&*$'7 *$'(c&$'

Setelah kesetimbangan tercapai ternyata 3/4 mol senyawa CD berubah menjadi AD dan BC.
Kalau volume ruangan 1 liter, tentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini !

Jawab:

Perhatikan reaksi kesetimbangan di atas jika ternyata CD berubah (bereaksi) sebanyak 3/4 mol
maka AB yang bereaksi juga 3/4 mol (karena koefsiennya sama).
Dalam keadaan kesetimbangan:
(AD) = (BC) = 3/4 mol/l
(AB) sisa = (CD) sisa = 1 - 3/4 = 1/4 n mol/l

Kc = [(AD) x (BC)]/[(AB) x (CD)] = [(3/4) x (3/4)]/[(1/4) x (1/4)] = 9

2. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi:

$'(ãc$'78&$'

sama dengan 0.25, maka berapakah besarnya tetapan kesetimbangan bagi reaksi:
2C(g) « 1/2A(g) + B(g)

Jawab:

- Untuk reaksi pertama: K1 = (C)4/[(A) x (B)2] = 0.25


- Untuk reaksi kedua : K2 = [(A)1/2 x (B)]/(C)2
- Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai:
K1 = 1 / (K2)2 ® K2 = 2

96&
  2Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem
akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.

Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat
adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.

Bagi reaksi:

(c7&(*

+,, ,+": *,. +"++" ,

/ *


  -berarti A bereaksi dengan B memhentuk C dan D, sehingga jumlah
mol A dan Bherkurang, sedangkan C dan D bertambah.

ã *
  

-berarti C dan D bereaksi membentuk A dan B. sehingga jumlah mol C
dan Dherkurang, sedangkan A dan B bertambah.

„ ;"„ ;". ,*  +,++"6+ ++c , ,


* 6 02

a. Perubahan konsentrasi salah satu zat


b. Perubahan volume atau tekanan
c. Perubahan suhu

+"c 0 ,;,+,"  6 0 < 

Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika
konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.

Contoh: 2SO2(g) + O2(g) « 2SO3(g)

- Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser
ke kanan.
- Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke
kiri.

c+"c 0 ,#;6+  + , ,

Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume
(bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa
pergeseran kesetimbangan.

Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke


arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil.

Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke


arah jumlah Koefisien reaksi besar.

Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri =


jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak
menggeser letak kesetimbangan.

Contoh:

N2(g) + 3H2(g) « 2NH3(g)

Koefisien reaksi di kanan = 2


Koefisien reaksi di kiri = 4

- Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka


kesetimbangan akan
bergeser ke kanan.

- Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka


kesetimbangan akan
bergeser ke kiri.

&+"c 0 ,0

 #=0 2

- Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke
arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).

- Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser
ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).

Contoh:

2NO(g) + O2(g) « 2NO2(g) ; DH = -216 kJ


- Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

- Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.

+, "0  6 ;"+"0 * ++c , ,

Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya


kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan kesetimbangan Kc tetap),
hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.

0c, , , " 0 " !*+, ,


Untuk reaksi umum:
 $'(c$'7!&$'( *$'

Harga tetapan kesetimbangan:


!3>$&'!$*' ?5>$ '$c'?
3$&!4* '5$ 4c'
dimana: PA, PB, PC dan PD merupakan tekanan parsial masing-masing gas A, B. C dan D.

Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai:


3!$"'*
dimana Dn adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien gas kiri).
Contoh:
Jika diketahui reaksi kesetimbangan:
CO2(g) + C(s) « 2CO(g)

Pada suhu 300o C, harga Kp= 16. Hitunglah tekanan parsial CO2, jika tekanan total dalaun ruang
5 atm!
Jawab:
Misalkan tekanan parsial gas CO = x atm, maka tekanan parsial gas CO2 = (5 - x) atm.
Kp = (PCO)2 / PCO2 = x2 / (5 - x) = 16 ® x = 4
Jadi tekanan parsial gas CO2 = (5 - 4) = 1 atm
*
 

adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana.

* 
 

adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-
mula.

Contoh:

2NH3(g) « N2(g) + 3H2(g)

besarnya nilai derajat disosiasi (a):

3 ,0@  
5 ,0@

Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika:

a = 0 berarti tidak terjadi penguraian


a = 1 berarti terjadi penguraian sempurna
0 < a < 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang (disosiasi sebagian).

Contoh:

Dalam reaksi disosiasi N2O4 berdasarkan persamaan

N2O4(g) « 2NO2(g)

banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama.

Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ?

Jawab:

Misalkan mol N2O4 mula-mula = a mol


mol N2O4 yang terurai = a a mol ® mol N2O4 sisa = a (1 - a) mol
mol NO2 yang terbentuk = 2 x mol N2O4 yang terurai = 2 a a mol

Pada keadaan setimbang:


mol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuk

a(1 - a) = 2a a ® 1 - a = 2 a ® a = 1/3

sumber : http://www.susilochem04.co.cc/2010/10/kesetimbangan-kimia.html

c c

"" ;

+;"* 6;,

Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi.


+;"0;;,

Berdasarkan penemuan perbandingan e/m (e = muatan elektron; m = massa elektron), Thomson


mengemukakan teorinya"
"Atom mempunyai muatan positif yang terbagi merata ke seluruh isi atom, dan dinetralkan oleh
elektron yang tersebar di antara muatan listrik positif ® $ 
 


'


+;"+","0+"„;"*

Rutherford melakukan percobaannya dengan menembakkan partikel a ke arah lempeng emas,


sehingga dapat menyimpulkan: Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi
oleh elektron yang berputar pada lintasan-lintasan tertentu ® $ 
 '

Bila lintasan elektron dianggap lingkaran, maka energi total elektron:

+3+ (+ tanda (-) menunjukkan keterikatan terhadap inti


(menunjukkan bahwa untuk mengeluarkan elektron
+3 A5ã diperlukan energi).
r = jari-jari orbit elektron
k = 9 x 109 newton.m²/cou

Jadi jika r membesar maka E juga membesar, sehingga elektron pada kulit paling luar memiliki
energi terbesar.

˜   
   

1. elektron dapat "runtuh" ke inti atom karena dipercepat dan memancarkan energi.
2. spektrum atom hidrogen berupa spektrum kontinu (kenyataannya spektrum garis).

+;",+6c;0"

Berdasarkan model atom Rutherford dan teori kuantum, Neils Bohr mengemukakan teorinya:

1. Elektron hanya dapat mengelilingi inti atom melalui lintasan-lintasan tertentu saja, tanpa
membebaskan energi. Masing-masing lintasan hanya dapat dilalui elektron yang memiliki
momentum anguler kelipatan bulat dari 5ã.

 35ã

2. Elektron akan mengalami eksitasi (pindah ke lintasan yang lebih tinggi) atau ionisasi jika
menyerap energi, dan transisi ke lintasan yang lebih rendah jika memancarkan energi
foton.

4   

  

rn = 5.28 x 10-11 n2 meter

n = 1, 2, 3, .............. = bilangan kuantum utama

  



 
 
En = - (k e2/2 r n2)= (-13.6/n2) ev

1 eV= 1.6 x 10-19 joule

+" ;0*";+,$+" "'

 ,
c  2

/53">$/5 ã'$/5cã'?

*+3+c+ 3!5

EB = energi pada kulit n


EA = energi pada kulit nA
R = konstanta Rydberg = 1.097 x 107 m-1
DE = energi yang diserap/dipancarkan pada saat elektron pindah

 * 6
terletak pada daerah ultra ungu
nA = 1 ; nB = 2, 3, 4, .......

 * c
terletak pada daerah cahaya tampak
nA = 2 ; nB = 3, 4, 5. ... ...

 * !
terletak pada daerah infra merah 1
nA=3 ; nB = 4, 5, 6,.....

# * c ! 


terletak pada daerah infra merah 2
nA = 4 ; nB = 5, 6, 7,.......

# *  
terletak pada daerah infra merah 3
nA = 5 ; nB = 6, 7, 8, ...

   c  2

1. Tidak dapat menerangkan atom berelektron banyak


2. Tidak dapat menerangkan pengaruh medan magnet terhadap spektrum atom (kelemahan
ini dapat diperbaiki oleh Zeeman, yaitu setiap garis pada spektrum memiliki intensitas
dan panjang gelombang yang berbeda)
3. Tidak dapat menerangkan kejadian ikatan kimia


6& , 

Lucutan gas adalah peristiwa mengalirnya muatan listrik di dalam tabung lucutan gas (tabung
Crookes) pada tekanan gas sangat kecil ® 
  
   

+"c ,*, ,  * ,  ,+6+";,$5'

1. _ 
44   
e/m= 1,7588 x 1011 coul/kg
2. =   

   

 
e = 1,6021 x 10-19 coulomb

3. O
  

   
 
me = 9,1091 x 10-31

Sumber :
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Fisika/0348%20Fis-3-
7a.ht

You might also like