You are on page 1of 18

SUPRIYADI HARI R

BAG. KEBIDANAN & KANDUNGAN


RSUD DR MUWARDI / FK UNS
SOLO
MIOMA UTERI

Definisi
Tumor jinak yang tumbuh di uterus, terdiri terutama otot polos dengan
jaringan penunjang, berbatas tegas tapi tidak berkapsul
INSIDENS
Insidens terjadinya mioma uteri sebesar 4 – 11 % daris eluruh wanita.
Mioma uteri berkembang pada usia reproduksi sehingga wanita
pada usia 30 an tahun mempunyai insidens 20 – 25 % dan akan
meningkat menjadi 40 – 50 % pada usia 40 – 50 an. Hanya 0.13
% yang terus berkembang pada usia menopause dimana harus
dipikirkan adanya keganasan. Insidens di Indoensia 2,93 – 11,7
%. Selain itu pada ras kulit hitam insidens ini akan meningkat 3 –
9 kali disbanding ras kulit putih
MIOMA UTERI

ETIOLOGI
Etiologi yang pasti dari mioma uteri belum diketahui secara pasti

FAKTOR RISIKO
- Ras kulit hitam
ras kulit hitam mempunyai faktor risiko terjadinya mioma uteri 3 - 9 kali lipat
disbanding ras kulit putih.
- Faktor genetik
Hubungan keluarga juga berpengaruh dimana pasien dengan mioma uteri lebih
sering terdapat keluarga yang juga menderita mioma uteri.
- Paritas
Paritas juga merupakan faktor risiko terjadinya mioma uteri, dimana pada nulipara
tua faktor risiko meningkat hingga 5 kali dibandingkan multipara.
- Obesitas
Wanita obesitas juga mempunyai faktor risiko lebih besar untuk terjadinya mioma
uteri disbanding wanita kurus, hal ini dihubungkan dengan konversi hormone
androgen menjadi hormone estrogen oleh lemak aromatase.
MIOMA UTERI

PATOGENESIS
Mioma uteri terbukti merupakan suatu tumor uniseluler (monoclonal) yang dapat
tumbuh baik soliter maupun multiple, dan membesar akibat pengaruh hormone
estrogen dan progesterone.
Penelitian menunjukkan bahwa tumor ini berkembang akibat pengaruh hormone
estrogen, dimana diketahui bahwa mioma uteri mempunyai reseptor estrogen
lebih banyak sehingga kosnentrasi estradiol lebih tinggi 20% pada mioma uteri
dibandingkan pada uterus normal.
Hormone progesterone juga berpengaruh untuk terjadinya mioma uteri, dimana
akibat hormone progesterone terjadi overexpressed dari messenger dari asam
ribonukleat pada mioma uteri (connexin-43) yaitu suatu gap junction protein yang
dibentuk oleh 17 β- estradiol sehingga memicu pembentukan estrogen lebih
banyak dibandingkan uterus normal. Selain itu juga menunjukkan jumlah sel
mitotic yang lebih banyak pada kasus mioma uteri terutama pada fase proliferasi
dari siklus menstruasi. 2,4
Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa growth factor termasuk didalamnya
insulin like growth factor (IGF-1) berpengaruh dengan menstimulasi respon dari
tumor ini terhadap hormone seks, tapi cara kerja yang pasti belum diketahui.2
Meyer mengemukaan asal dari mioma uteri adalah dari sel imatur bukan selaput otot
yang matur.
MIOMA UTERI

PATOLOGI
Mioma uteri umumnya multiple, walaupun dapat juga soliter, berbentuk
lobus yang irregular, mempunyai pseudokapsul dan dapat dibedakan
dari jaringan miometrium dengan mudah. Tumor ini dapat dengan mudah
diangkat dari jaringan miometrium sekitarnya.
makroskopis tampak berwarna putih kemerahan, warnanya lebih terang
daripada jaringan miometrium, permukaan halus, konsistensinya dari
lunak (bila ada degenerasi kistik), kenyal, hingga keras membatu (bila
ada klasifikasi dan degenerasi membatu).
Bila massa tumor dibelah terdiri dari berkas otot polos dan jaringan ikat
yang tersusun seperti konde / pusaran air dan disebut whorl lika pattern
dengan pseudokapsul
MIOMA UTERI

mikrokospis selain tampak gambaran whorl lika pattern, tampak sel-sel yang
bergabung menjadi dengan satu seperti gelendong benang, mempunyai nucleus
sel yang memanjang dengan satu bentuk dan ukuran

Perubahan Sekunder
- Degenerasi atrofi
Terjadi sesudah menopause maupun sesudah kehamilan dimana ukuran dari
massa tumor menjadi mengecil.
- Degenerasi Hialin
Terjadi terutama pada usia lanjut dimana massa tumor kehilangan struktur aslinya
dan bercampur dengan area berwarna kuning, lunak, dan bersifat seperti gelatin
akibat perubahan dari hialin.
- Degenerasi Kistik
Perubahan lebih lanjut dari degenerasi lialin, pada massa tumor terdapat ruangan-
ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi
pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma.
Akibat konsistensi yang lunak maka sulit dibedakan dengan kista ovarium.
MIOMA UTERI

Degenerasi membatu (calcareous degeneration)


Terjadi pada usia lanjut terutama pada mioma subserosa, terjadi gangguan
dalam sirkulasi massa tumor dan mengakibatkan adanya endapan kalsium
karbonat dan kalsium fosfat muncul area-area yang mempunyai konsistensi keras
secara radiografis memberikan gambaran honeycomb appearance atau mulberry
appearance, bila kondisi ini berlanjut sehingga deposit kalsium memenuhi seluruh
massa tumor dan konsistensinya menjadi keras seperti batu disebut sebagai
wombstones, sangat mudah dilihat secara radiografis

Degenerasi Septik
Bila sirkulasi massa tumor menjadi tidak adekuat yang menyebabkan terjadi
nekrosis dari massa tumor pada area utamanya sehingga terjadi infeksi. Diikuti
gejala nyeri akut, nyeri tekan dan febris.

Degenerasi Merah (carneous degeneration)


Terjadi saat kehamilan dan masa nifas. Akibat trombosis dan kongesti dari vena
massa tumor sehingga terjadi nekrosis jaringan tumor, terjadi penumpukan pigmen
hemosiderin dan hemofusin yang memberikan warna merah pada massa tumor
seperti daging mentah. Biasanya disertai nyeri, massa tumor tampak membesar,
nyeri pada perabaan.

Degenerasi Lemak
Jenis Mioma Uteri :
Intra mural - 54 %
Subserosum - 48,2 %
Submukosum - 6,1 %
Intraligamenter - 4,4 %
( Benson & Pernolls, 2001 )
bentuk lain :
Pedunculated (bertangkai)
Wandering Mioma (parasit)

Simon H. Uterine Fibroids,2000


Gejala Klinis :
- Mungkin tanpa gejala
- Keluhan sangat tergantung dari lokasi, arah pertumbuhan,
jenis, besar dan jumlah mioma.
20-50%  mioma menimbulkan keluhan (Hillard- Novaks –
2002)
- Rasa penuh / berat pada perut bagian bawah sampai teraba
benjolan yang padat kenyal
- Gangguan haid atau perdarahan abnormal dari uterus
(klasik) : Meno-metroraghi, Kejadian : 44%
- Gangguan akibat penekanan mioma ( dismenore, nyeri perut
bagian bawah, nyeri pinggang (65%), disuria (14%),
inkontenesia urin, retensi urin, konstipasi (13%), edem
tungkai, varises.
Pemeriksaan dan Diagnosis :
Anamnesa – riwayat penyakit
Palpasi abdomen : tumor di daerah atas pubis atau abdomen
bagian bawah dengan konsistensi padat-kenyal, berdungkul,
tidak nyeri, berbatas tegas, mobil (jika tidak ada perlekatan).
Pmk bimanual : tumor menyatu atau berhubungan dengan
uterus.
Pemeriksaan dengan sonde uterus (mioma intramural
menyebabkan kavum uterus menjadi luas).
Mioma uteri dengan kehamilan
Bila terjadi kehamilan, maka mioma akan memberikan
masalah lagi yaitu : meningkatnya kejadian abortus (41%),
munculnya his lebih awal atau his yang tidak terkoordinasi,
lahir prematur, obstruksi kanalis servikalis, kelainan letak
bayi serta perdarahan postpartum.
Kehamilan dapat menimbulkan perubahan mioma uteri :
- Mioma membesar ( Tm 1 )
- Degenerasi merah saat hamil dan masa nifas
- Torsi (mioma pedunkulata ) dengan gejala sindrom
abdomen akut
MIOMA UTERI

Mioma uteri hubungannya dengan infertilitas


Kejadian : 27-55%
Mekanisme :
Obstruksi mekanik dari serviks atau tuba
Perubahan pada bentuk kavum uteri (penambahan
panjang uteri)
Iritasi pada mioma akibat perubahan degenerasi
Kontraktilitas uteri terganggu
Gangguan vaskularisasi endometrium dan
gangguan endokrinologi endometrium.
Diagnosis Banding :
Kehamilan
Tumor Solid Ovarium
Adenomiosis ( Endometriosis )
Kanker uterus
Tumor Solid Pelvis non ginekologis
Kelainan bawaan uterus

Pemeriksaan Penunjang :
Dilatasi & Kuretase bertingkat pada penderita yang
disertai dengan perdarahan untuk menyingkirkan
patologi lain pada endometrium (hiperplasi endometrium
atau adenokarsinoma endometrium).
Ultrasonografi (besar, jumlah dan lokasi mioma)
Pemeriksaan patologi anatomi bahan operasi.
Terapi :
Tergantung pada : besar kecilnya mioma, ada tidaknya keluhan/
komplikasi dan usia + paritas.
Observasi : jika besarnya uterus sama atau kurang dari ukuran
uterus pada kehamilan 12 minggu tanpa disertai penyulit lain.
Pengawasan dilakukan tiap 3 bulan sekali. Apabila terjadi
pembesaran atau timbul komplikasi dipertimbangkan tindakan
operatif.
Bila disertai keluhan/ komplikasi perdarahan :
Koreksi anemia dengan transfusi sampai HB > 10 gr%
Kuretase dikerjakan bila HB > 10 gr% kecuali pada
perdarahan yang profuse.
Tujuan kuret : menghentikan perdarahan & untuk
pemeriksaan patologi anatomi guna menyingkirkan
kemungkinan keganasan atau penyakit lain.
Setelah kuretase, jika tidak ada keganasan – tindakan
selanjutnya tergantung usia dan paritas pasien :
Usia < 35 th, pingin anak  terapi
konservatif
Usia > 35 th , cukup anak  tindakan
operatif
Miomektomi (jika fungsi reproduksi diperlukan dan
secara teknis memungkinkan). Kekambuhan pasca
miomektomi : 15-30% (Benson-Pernoll)
Histerektomi :
Besar tumor > uterus hamil 12 mg ( ada/ tdk keluhan)
Reproduksi tidak diperlukan
Pertumbuhan tumor sangat cepat
Perdarahan yang membahayakan penderita (hemostasis)
Penyulit :
Perdarahan
Anemia
Infeksi
Perlengketan pasca miomektomi
Torsi pada yang bertangkai
Degenerasi merah sampai nekrotik
Degenerasi ganas ( miosarkoma )
Degenerasi hialin dan degenerasi kistik
Infertilitas
Perawatan RS :
Jika ada perdarahan hebat/ anemia gravis
Jika direncanakan operasi

You might also like