Professional Documents
Culture Documents
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit
LAPORAN PRAKTIKUM
NO 4
I. TUJUAN
Menentukan konstanta kesetimbangan suatu zat terlarut terhadap dua pelarut yang
tidak bercampur dan menentukan disosiasi zat terlarut dalam pelarut tersebut.
L1 L2
A2 B2 T2
A1 B1 T1
T0
XA = 1 XC XF = 1
Mol Fraksi
L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-masing
adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, X C adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis
(TC). Sistem ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada
saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi CC. Pada suhu T1 dengan
komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2,
sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu
kritisnya, TC), sistem berada pada satu fase (jernih).
V. DATA PENGAMATAN
VI. PEMBAHASAN
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit
Eksperimen ini akan membuktikan kelarutan sistem biner fenol air. Fenol dan air
kelarutanya akan berubah apabila ke dalam campuran itu ditambahkan dengan salah satu
komponen penyusunnya yaitu fenol dan air. Perubahan warna larutan dari keruh menjadi
jernih dan dari jernih menjadi keruh menandakan kalau zat mengalami perubahan kelarutan
yang dipengaruhi oleh perubahan suhu. Pada percobaan ini komponen air selalu
ditambahkan dan jumlah fenolnya tetap sehingga perubahan larutan dari jernih menjadi
keruh atau sebaliknya terjadi pada suhu yang berubah-ubah. Perubahan suhu bergantung
pada komposisi atau fraksi mol kedua zat.
Dari data antara suhu (T) dan fraksi mol yang diperoleh dari percobaan dapat dibuat
grafik sistem biner fenol – air, yaitu antara fraksi mol vs suhu (T). Grafik yang terbentuk
seharusnya berupa parabola dimana puncaknya merupakan suhu kritis yang dicapai pada
saat komponen mempunyai fraksi mol tertentu. Pada percobaan suhu kritisnya adalah
67,5ºC dengan komposisi campurannya adalah fraksi mol fenol 0,03392 dan fraksi mol
airnya 0,06608. Ini menunjukkan kalau pada suhu 65 ºC, komponen yang berada di dalam
kurva merupakan sistem dua fase dan komponen di luar kurva atau di luar titik kritis
komponen merupakan sistem satu fase.
80
70
60
50
Suhu
40
30
20
10
0
0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Fraksi mol air
Komponen berada pada satu fase pada saat campurannya larut homogen (jernih),
sedangkan komponen berada pada dua fase ketika dilakukan penambahan air yang
menghasilkan dua lapisan (keruh). Grafik yang terbentuk pada percobaan ini kurang
sempurna karena bentuknya tidak simetris dan kurva lebih dominan di bagian kiri. Paling
tidak kurva ini cenderung membentuk parabola. Kurva ini adalah kurva kelarutan fenol
dalam air dan tidak menunjukkan kelarutan timbal balik fenol terhadap air.
Bentuk kurva yang diperoleh kurang sesuai dengan teori, hal ini mungin disebabkan
karena hal-hal berikut.
1. Kekurangtelitian praktikan saat percobaan,
misalnya pada saat membaca termometer.
2. Validitas alat yang digunakan.
3. Kesalahan analisa data.
OH
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit
nF 0,053
11. XF11 = 0,077732
nF n A11 0,053 0,628833
nF 0,053
12. XF12 = 0,071719
nF n A12 0,053 0,686
nF 0,053
13. XF13 = 0,066569
nF n A13 0,053 0,743167
nF 0,053
14. XF14 = 0,062109
nF n A14 0,053 0,800333
nF 0,053
15. XF15 = 0,05821
nF n A15 0,053 0,8575
nF 0,053
16. XF16 = 0,054771
nF n A16 0,053 0,14667
nF 0,053
17. XF17 = 0,051716
nF n A17 0,053 0,971833
nF 0,053
18. XF18 = 0,048983
nF n A18 0,053 1,029
nF 0,053
19. XF19 = 0,046525
nF n A19 0,053 1,086167
nF 0,053
20. XF20 = 0,044302
nF n A 20 0,053 1,143333