You are on page 1of 8

Ari Hendriayana

arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
LABORATORIUM ILMU KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM
NO 4

Nama : Ari Hendriayana


NIM : 4314000027
Jurusan : Kimia
Regu : 7A
Kelompok : Leni, Sari, Rohmatun
Tanggal : 31 Maret 2005
Tugas : Distribusi Zat Terlarut Antara Dua Pelarut yang Tidak Bercampur
Buku Bacaan :
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

I. TUJUAN
Menentukan konstanta kesetimbangan suatu zat terlarut terhadap dua pelarut yang
tidak bercampur dan menentukan disosiasi zat terlarut dalam pelarut tersebut.

II. LATAR BELAKANG TEORI


Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan
timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Disebut sistem biner
karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu fenol dan air. Fenol dan air
kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu ditambahan salah satu komponen
penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi campuran fenol air dilukiskan terhadap
suhu akan diperoleh kurva sebagai berikut.

L1 L2

A2 B2 T2

A1 B1 T1

T0

XA = 1 XC XF = 1
Mol Fraksi

L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-masing
adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, X C adalah mol fraksi komponen pada suhu kritis
(TC). Sistem ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada
saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi CC. Pada suhu T1 dengan
komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2,
sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas suhu
kritisnya, TC), sistem berada pada satu fase (jernih).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat:
a. Corong pemisah 3 buah
b. Erlenmeyer 250 cc 3 buah
c. Buret 50 cc 2 buah
d. Pipet ukur 25/10 cc 2 buah
e. Gelas ukur 100/10 cc 2 buah
Bahan:
a. CCL4
b. Eter
c. Larutan NaOH 0,5 M
d. Asam asetat pekat

IV. CARA KERJA


1. Menimbang tabung reaksi (bersih dan kering).
2. Tabung diisi dengan fenol sampai kira-kira massa fenol 5 gram.
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

3. Mengisi buret dengan aquades.


4. Menyusun alat percobaan seperti gambar.

Susunan alat percobaan sistem biner

5. Menyusun alat titrasi


6. Menambahkan air melalui buret ke dalam tabung yang berisi fenol 1 ml
atau sampai keruh.
7. Memanaskan campuran dalam penangas (±90 ºC) sambil diaduk.
8. Mencatat suhu pada saat campuran berubah jernih (T1). Pemanasan
diteruskan sampai suhu menjadi (T1+4) ºC.
9. Tabung dikeluarkan dan didinginkan. Suhu dicatat pada saat campuran
kembali keruh.
10. Melalui buret ditambahkan lagi aquades 1 ml.
11. Ulangi langkah 7-10.
12. Percobaan dihentikan ketika volume aquades yang ditambahkan
mencapai ±20 ml.

V. DATA PENGAMATAN

Volume T1 (jernih) T2 (keruh) Trata2


aquades (ml) (ºC) (ºC) (ºC)
1 33
2 50 49 49,5
3 60 64 62
4 63 64 63,5
5 66 67 66,5
6 65 67 66
7 65 68 66,5
8 66 67,5 66,75
9 67 68 67,5
10 67 67,5 67,25
11 67 67 67
12 67 67 67
13 67 67 67
14 67 67 67
15 67 66,5 66,75
16 67 66 66,5
17 66,5 65 65,75
18 66 64,5 65,25
19 66 64 65
20 65 63 64

VI. PEMBAHASAN
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

Eksperimen ini akan membuktikan kelarutan sistem biner fenol air. Fenol dan air
kelarutanya akan berubah apabila ke dalam campuran itu ditambahkan dengan salah satu
komponen penyusunnya yaitu fenol dan air. Perubahan warna larutan dari keruh menjadi
jernih dan dari jernih menjadi keruh menandakan kalau zat mengalami perubahan kelarutan
yang dipengaruhi oleh perubahan suhu. Pada percobaan ini komponen air selalu
ditambahkan dan jumlah fenolnya tetap sehingga perubahan larutan dari jernih menjadi
keruh atau sebaliknya terjadi pada suhu yang berubah-ubah. Perubahan suhu bergantung
pada komposisi atau fraksi mol kedua zat.
Dari data antara suhu (T) dan fraksi mol yang diperoleh dari percobaan dapat dibuat
grafik sistem biner fenol – air, yaitu antara fraksi mol vs suhu (T). Grafik yang terbentuk
seharusnya berupa parabola dimana puncaknya merupakan suhu kritis yang dicapai pada
saat komponen mempunyai fraksi mol tertentu. Pada percobaan suhu kritisnya adalah
67,5ºC dengan komposisi campurannya adalah fraksi mol fenol 0,03392 dan fraksi mol
airnya 0,06608. Ini menunjukkan kalau pada suhu 65 ºC, komponen yang berada di dalam
kurva merupakan sistem dua fase dan komponen di luar kurva atau di luar titik kritis
komponen merupakan sistem satu fase.

Grafik Sistem Biner Fenol - Air

80
70
60
50
Suhu

40
30
20
10
0
0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Fraksi mol air

Komponen berada pada satu fase pada saat campurannya larut homogen (jernih),
sedangkan komponen berada pada dua fase ketika dilakukan penambahan air yang
menghasilkan dua lapisan (keruh). Grafik yang terbentuk pada percobaan ini kurang
sempurna karena bentuknya tidak simetris dan kurva lebih dominan di bagian kiri. Paling
tidak kurva ini cenderung membentuk parabola. Kurva ini adalah kurva kelarutan fenol
dalam air dan tidak menunjukkan kelarutan timbal balik fenol terhadap air.
Bentuk kurva yang diperoleh kurang sesuai dengan teori, hal ini mungin disebabkan
karena hal-hal berikut.
1. Kekurangtelitian praktikan saat percobaan,
misalnya pada saat membaca termometer.
2. Validitas alat yang digunakan.
3. Kesalahan analisa data.

VII. JAWABAN PERTANYAAN


A. Tugas
1. Tulis rumus kimia fenol dan Mrnya!
Fenol mempunyai rumus kimia C6H6O dengan nilai Mr = 94. Rumus strukturnya
sebagai berikut.

OH
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

2. Jika fenol yang digunakan berkadar 95%


(b/b) dan massa yang ditimbang sebesar 5,140 gram, hitung jumlah mol fenol!
95
Massa fenol =  5,140  4,883 gram.
100
m 4,883
Mol fenol =   0,052 mol
Mr 94
3. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud
dengan fase? Adakah perbedaan dengan wujudnya?
Fase adalah bagian serba sama dari suatu zat yang dapat dipisahkan secara mekanik
serta serba sama dalam sifat fisika dan kimia, sedangkan wujud merupakan bentuk
zat pada suhu tertentu. Zat pada suhu yang berbeda mungkin mempunyai wujud
yang berbeda. Misal air pada suhu -10ºC wujudnya padat, sedangkan pada suhu
10ºC wujudnya cair.
B. Pertanyaan
1. Berapa komposisi campuran fenol dan air
dalam % (b/b) pada suhu kritis larutannya?
Massa fenol = 4,975 g Fraksi mol fenol = 0,093392
Massa air = 9,261 g Fraksi mol air = 0,906609
Komposisi campuran dalam %
4,975 9,261
Fenol = 4,975  9,261  100 % = 35,1% Air = 4,975  9,261  100 % =
64,9%

2. Berapa komposisi campuran fenol dan air


dalam satuan mol fraksi pada suhu 50ºC, dimana sistem berada pada satu fase
dan dua fase?
Komposisi campuran pada suhu 50ºC (diambil dari Trata2 = 49,5ºC)
XF = 0,316733
XA = 0,683267
Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di atas 67,5ºC.
Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di bawah 67,5ºC.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
 Kelarutan timbal balik sistem biner
fenol – air mempunyai suhu kritis 67,5ºC.
 Pada suhu kritisnya nilai fraksi mol
fenol 0,03392 dan fraksi mol airnya 0,06608.
 Sistem biner fenol – air
memperlihatkan sifat kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu
dan tekanan tetap.
 Campuran fenol dan air dapat saling
melarutkan, yang jumlahnya banyak sebagai pelarut dan sebaliknya.
b. Saran
1. Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang.
2. Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatam
3. Alat yang digunakan sesuai dengan standar.

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Rohman, Ijang.2004.Kimia Fisika I. Bandung:UPI.
2. Tim Dosen Kimia Fisika. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I.
Semarang. Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
3. Wahyuni, Sri.2003.Buku Ajar Kimia Fisika 2.Semarang:UNNES.

Mengetahui, Semarang, 30 Maret 2005


Dosen Pengampu Praktikan
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

Dra. Sri Wahyuni, M.Si Ari Hendriayana


NIP NIM 4314000027
ANALISA DATA
Menghitung massa jenis air
Massa piknometer = 21,5 g
Massa (piknometer + air) = 47 g
Massa air = massa (piknometer + air) – massa piknometer
= 47 – 21,5
= 25,5 g
m 25,5
ρ = =  1,029 g/ml
V 25

Mencari mol fenol


Diketahui: massa fenol = 5 gram
kadar fenol = 99,5 %
Mr fenol = 94
Mr air = 18
ρ = 1,029 g/ml
massa fenol = % x m = 99,5% x 5 = 4,975 g
m 4,975
mol fenol =   0,053 mol
Mr 94

Mencari mol air


1. mair = ρ x V = 1,029 x 1 = 1,029 g
m 1,029
n1 =  = 0,057167 mol
Mr 18
2. mair = ρ x V = 1,029 x 2 = 2,058 g
m 2,058
n2 =  = 0,114333 mol
Mr 18
3. mair = ρ x V = 1,029 x 3 = 3,078 g
m 3,078
n3 =  = 0,1715 mol
Mr 18
4. mair = ρ x V = 1,029 x 4 = 4,116 g
m 4,116
n4 =  = 0,228667 mol
Mr 18
5. mair = ρ x V = 1,029 x 5 = 5,145 g
m 5,145
n5 =  = 0,285833 mol
Mr 18
6. mair = ρ x V = 1,029 x 6 = 6,174 g
m 6,174
n6 =  = 0,343 mol
Mr 18
7. mair = ρ x V = 1,029 x 7 = 7,203 g
m 7,203
n7 =  = 0,400167 mol
Mr 18
8. mair = ρ x V = 1,029 x 8 = 8,232 g
m 8,232
n8 =  = 0,457333 mol
Mr 18
9. mair = ρ x V = 1,029 x 9 = 9,261 g
m 9,261
n9 =  = 0,5145 mol
Mr 18
10. mair = ρ x V = 1,029 x 10 = 10,29 g
m 10,29
n10 =  = 0,571667 mol
Mr 18
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

11. mair = ρ x V = 1,029 x 11 = 11,319 g


m 11,319
n11 =  = 0,628833 mol
Mr 18
12. mair = ρ x V = 1,029 x 12 = 12,348 g
m 12,348
n12 =  = 0,686 mol
Mr 18
13. mair = ρ x V = 1,029 x 13 = 13,377 g
m 13,377
n13 =  = 0,743167 mol
Mr 18
14. mair = ρ x V = 1,029 x 14 = 14,406 g
m 14,406
n14 =  = 0,800333 mol
Mr 18
15. mair = ρ x V = 1,029 x 15 = 15,435 g
m 15,435
n15 =  = 0,8575 mol
Mr 18
16. mair = ρ x V = 1,029 x 16 = 16,464 g
m 16,464
n16 =  = 0,914667 mol
Mr 18
17. mair = ρ x V = 1,029 x 17 = 17,493 g
m 17,493
n17 =  = 0,971833 mol
Mr 18
18. mair = ρ x V = 1,029 x 18 = 18,522 g
m 18,522
n18 =  = 1,029 mol
Mr 18
19. mair = ρ x V = 1,029 x 19 = 19,551 g
m 19,551
n19 =  = 1,086167 mol
Mr 18
20. mair = ρ x V = 1,029 x 20 = 20,58 g
m 20,58
n20 =  = 1, 143333 mol
Mr 18

Mencari fraksi mol fenol (XF)


nF 0,053
1. XF1 =   0,481089
n F  n A1 0,053  0,057167
nF 0,053
2. XF2 =   0,316733
n F  n A 2 0,053  0,114333
nF 0,053
3. XF3 =   0,23608
n F  n A3 0,053  0,1715
nF 0,053
4. XF4 =   0,188166
n F  n A 4 0,053  0,228667
nF 0,053
5. XF5 =   0,156419
n F  n A5 0,053  0,285833
nF 0,053
6. XF6 =   0,133838
n F  n A6 0,053  0,343
nF 0,053
7. XF7 =   0,116955
n F  n A7 0,053  0,400167
nF 0,053
8. XF8 =   0,103854
n F  n A8 0,053  0,457333
nF 0,053
9. XF9 =   0,93392
n F  n A9 0,053  0,5145
nF 0,053
10. XF10 =   0,084845
n F  n A10 0,053  0,571667
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

nF 0,053
11. XF11 =   0,077732
nF  n A11 0,053  0,628833
nF 0,053
12. XF12 =   0,071719
nF  n A12 0,053  0,686
nF 0,053
13. XF13 =   0,066569
nF  n A13 0,053  0,743167
nF 0,053
14. XF14 =   0,062109
nF  n A14 0,053  0,800333
nF 0,053
15. XF15 =   0,05821
nF  n A15 0,053  0,8575
nF 0,053
16. XF16 =   0,054771
nF  n A16 0,053  0,14667
nF 0,053
17. XF17 =   0,051716
nF  n A17 0,053  0,971833
nF 0,053
18. XF18 =   0,048983
nF  n A18 0,053  1,029
nF 0,053
19. XF19 =   0,046525
nF  n A19 0,053  1,086167
nF 0,053
20. XF20 =   0,044302
nF  n A 20 0,053  1,143333

Mencari fraksi mol air

1. XA1 = 1 – XF1 = 1 – 0,481089 = 0,518911


2. XA2 = 1 – XF2 = 1 – 0,316733 = 0,683267
3. XA3 = 1 – XF3 = 1 – 0,23608 = 0,76392
4. XA4 = 1 – XF4 = 1 – 0,188166 = 0,811834
5. XA5 = 1 – XF5 = 1 – 0,156419 = 0,843581
6. XA6 = 1 – XF6 = 1 – 0,133838 = 0,866162
7. XA7 = 1 – XF7 = 1 – 0,116955 = 0,883045
8. XA8 = 1 – XF8 = 1 – 0,103854 = 0,896146
9. XA9 = 1 – XF9 = 1 – 0,093392 = 0,906608
10. XA10 = 1 – XF10 = 1 – 0,084845 = 0,915155
11. XA11 = 1 – XF11 = 1 – 0,077732 = 0,922268
12. XA12 = 1 – XF12 = 1 – 0,071719 = 0,928281
13. XA13 = 1 – XF13 = 1 – 0,066569 = 0,933431
14. XA14 = 1 – XF14 = 1 – 0,062109 = 0,937891
15. XA15 = 1 – XF15 = 1 – 0,05821 = 0,94179
16. XA16 = 1 – XF16 = 1 – 0,054771 = 0,945229
17. XA17 = 1 – XF17 = 1 – 0,051716 = 0,98284
18. XA18 = 1 – XF18 = 1 – 0,048983 = 0,951017
19. XA19 = 1 – XF19 = 1 – 0,046525 = 0,953475
20. XA20 = 1 – XF20 = 1 – 0,044302 = 0,955698

You might also like