Professional Documents
Culture Documents
Pada mulanya aliran Syi`ah hanya dibentuk oleh situasi politik yang berkembang pada masa
itu, namun seiring perjalanan waktu keyakinan kaum Syi`ah justru beralih menjadi bersifat teologis.
Kelahiran Syi`ah tidak lepas dari peran seorang yahudi yang mengaku sebagai seorang muslim yang
benama “Abdullah Ibn saba. Imam Asy-Syahrastani menyebutkan tentang Ibnu saba’ ini: “Ia adalah
orang yang pertama kali memunculkan pernyataan keimaman Ali bin Abi Thalib , dengan adanya
wasiat Nabi SAW tentang itu. Terus ia juga mengatakan bahwa Saidina Ali tidaklah mati, dan sebagian
dari zat Tuhan menyatu dalam tubuh Saidina Ali .
Imam Asy-Syahrastani juga menyebutkan tentang “Sabaiyyah (pengikut Ibnu Saba), bahwa ia
adalah merupakan sekte yang pertama yang menyatakan tentang hilangnya imam mereka dan akan
muncul kembali di kemudian hari dengan membawa keadilan yang memenuhi bumi dan berpindah
bagian ketuhanan pada Imam-Imam sesudah Saidina Ali .1
Ibnu Saba pada suatu hari datang kepada Saidina Ali dan berkata “Anta, anta” (engkau-
engkau) yakni: engkau adalah Tuhan. Mengetahui hal ini, Saidina Ali sangat marah sehingga Ibnu saba
ditangkap dan dibuang ke Madain, lantas Saidina Ali berkata “ Jangan pernah kamu berdomisili
bersamaku di suatu daerah untuk selamanya”.2
1
Asy-Syahrastani, Al Milal Wal Nihal 1/181 Cet. Maktabah Taufiqiyah.
2
Mukhtashar Tuhfah Isnay ‘Asy’ariyah hal. 23. Cet. Maktabah Hakikat Kitabevi
2
3
KH. Sirajuddin Abbas, I’tiqad Ahlussunnah Wal jamaah, hal 93. Cet. Pustaka Tarbiyah Baru, Tgk. Abdussalam Meraxa,
Irsyadul `Awam hal 52 Cet. Syihab Saqqaf. Ustad H.Asy`ary Muhammad, Bahaya Syiah. Hal 125 Cet. Penerangan Arqam.
3
19. Pemerintahan selain dari pemerintahan Rasulullah dan Saidina Ali adalah pemerintahan
thaghut.
20. Setelah Imam-Imam Syia’h meninggal dunia, maka yang layak menjadi pemimpin selanjutnya
hanyalah ulama-ulama kalangan syi`ah. Sedangkan pemerintahan lainnya tidak wajib untuk
ditaati, karena pemerintahannya tidak sah.
21. Thalaq tiga sekaligus jatuh satu. Pendapat ini di ikuti oleh Ibnu Taimiyah dan muridnya ibnu
Qayyim, terus pendapat ini berkembang pesat di Indonesia pada saat ini.
22. Thalaq ketika wanita mengalami haid tidak sah.
23. Nikah Mut`ah halal, bahkan samapi beberapa kali dan mereka berasumsi bahwa melakukan
mut'ah satu kali saja derajatnya seperti derajat Saidina Husain . Dan barangsiapa yang
mut'ah sampai dua kali derajatnya sama dengan Saidina Hasan . Dan barang siapa yang
mut'ah sampai tiga kali derajatnya sama dengan derajat Saidina Ali bin Abi Thalib . Dan
barang siapa yang mut'ah sampai empat kali, niscaya derajatnya seperti derajat Rasulullah
dengan dalil hadis palsu yang mereka buat tentang kelebihan nikah mut`ah.
24. Dll
Terpecah belah kaum Syi’ah menjadi beberapa sekte, yaitu: kaisaniyah, Ghullat, Zaidiyah, dan
Imamiyah. Dua golongan yang pertama tidak bertahan lama dan lenyap bersama waktu. Sementara
dua aliran terakhir terus bertahan dan bahkan sempat bejaya pada beberapa abad berikutnya.
1. Kaisaniyah.
Sekte Kaisaniyah adalah pengikut Mukhtar bin Abi Ubaid, yang juga dipanggil Kaisan
dan ia merupakan maula (budak belian yang telah dimerdekakan ) Saidina Ali krw. Mereka
berkeyakinan bahwa Muhammad bin Hanafiyah (putra Saidina Ali , saudara Saidina
Husein dari lain ibu) adalah Imam setelah wafatnya Husein bin Ali . diantara mereka
ada yang berkeyakinan bahwa Muhammad bin Hanafiyah sebenarnya tidak mati, tetapi
ghaib dan bahkan akan kembali lagi ke dunia nyata pada akhir zaman. Mereka menganggap
Muhammad bin Hanafiyah adalah Imam Mahdi yang dijanjikan itu.
2. Ghaliyah.
Syi’ah Ghaliyah/ghulat adalah kelompok syi’ah yang ekstrim. Mereka terlampau jauh
melakukan pemujaan terhadap sosok dan kepemimpinan Saidina Ali . Tidak hanya itu,
4
mereka juga meyakini para Imam-Imam pengganti setelahnya bukan sebagai manusia
biasa, melebihi kedudukan nabi, bahkan hingga ketingkat tuhan.
Kelompok yang berkeyakinan bahwa Saidina Ali itu adalah tuhan telah ada semenjak
beliau masih hidup, sehingga beliau sendiri memanggil mereka dan menginstruksikan
mereka supaya bertaubat bahkan beliau memberi ultimatum akan membakar orang yang
tidak mau bertaubat. Mendengar ancaman tersebut bukannya mereka merasa takut, tapi
mereka menjawab “ Sekarang bertambahlah keyakinan kami tentang ketuhannamu,
karena yang menyiksa dengan api hanyalah tuhan “. Sementara itu pemimpin mereka yang
bernama Abdullah bin Saba dibuang ke Mada’in.
Syekh Yusuf An-Nabhany (1265 H-1350 H /1849 M–1932 M) menyebutkan bahwa pada
masa beliau masih ada, golongan yang beranggapan bahwa Sadina Ali itu adalah tuhan
yaitu kaum An- Nashiriyah yang berada di negeri Syam.
Imam Asy-Syahrastany mengatakan “ bid`ah Syi`ah ghulat terdiri dari empat macam
keyakinan mereka;
3. Raj`ah;(inkarnasi) Paham ini meyakini pasca datangnya Imam Mahdi akan dibangkitan
kembali seluruh Imam-Imam mereka termasuk Rasulullah, demikian juga orang-orang
yang menjadi musuh Syiah. Kebangkitan mereka adalah dengan maksud menghukumi
semua yang menyelisihi mereka baik yang telah mati maupun yang masih hidup.
Syi`ah Ghaliyah terpecah dalam sekte yang banyak. Menurut Imam Asy-Syahrastany
mereka terpecah menjadi 11 sekte: As-Sabaiyyah, Al Kamiliyyah, Al ‘Albaiyyah, Al
Mughiriyyah, Al Mansuriyyah, Al Khattabiyyah, Al Kayyaliyyah, Al Hisyamiyyah, An-
Nu’maiyyah, Al Yunusiyyah, An-Nasiriyyah wal Ishaqiyyah.
3. Zaidiyah
Sekte Zaidiyah adalah para pengikut Zaid bin Ali Zainal Abidin (Zaid bin Ali bin Husein
Zainal Abidin). Zaid merupakan saudara kandung Abu Ja’far Muhammad Al Baqir putera
dari Ali bin Husein Zainal Abidin, putra Saidina Husen yang selamat dari pembantaian di
Padang Karbala.
5
Syi`ah Zaidiyah merupakan Syi`ah yang sederhana. Firqah ini lebih dekat dengan kita
(Ahlussunnah Waljamaah) kalau dibandingkan dengan Syi`ah yang lain. Mereka tidak
mengkafirkan Saidina Abu Bakar, Umar dan Saidina Ustman , tetapi mereka berkeyakinan
bahwa Saidina Ali lebih mulia dari Saidina Abu Bakar , tetapi kekhalifahan diserahkan
kepada Saidina Abu Bakar karena kemaslahatan.
Imam Kaum Zaidiyah, Zaid bin Ali berguru kepada Washil bin `Atha`, pemuka
mu`tazilah. Oleh karena itu Syi`ah Zaidiyah lebih mendekati kepada Mu`tazilah. Saudara
kandung Zaid bin Ali, Muhammad Al Baqir pernah melakukan kontradiksi dan mencelanya
karena berguru kepada Washil bin `Atha` yang berkeyakinan bahwa Imam Ali ketika dalam
perang Shiffin tidak yakin berada diatas haq.4
Keyakinan Syi’ah Zaidiyah yang lainnya adalah: pelaku dosa besar akan disiksa selama-
lamanya, melegalkan ijtihad dengan akal dalam memutuskan hukum, sebagian dari merka
juga berpendapat bahwa manusia menciptakan perbuatan mereka sendiri, dan Allah
mampu berdusta dan berbuat dhalim.5
Sekte Syi`ah Zaidiyah banyak terdapat di Yaman, salah satu ulama Syi`ah Zaidiyah
adalah Asy- Syaukany (1255 H), pengarang kitab Nailul Authar dan Irsyadul Fuhul. Sekte ini
terpecah menjadi beberapa sekte yaitu: Al Jarudiyyah, As-Sulaimaniyyah, As-Salihiyyah
wal Batriyyah.
4. Imamiyah.
Secara garis besar, sekte Imamiyah adalah golongan yang meyakini bahwa Nabi
Muhamamd telah melakukan penunjukkan yang tegas dan jelas atas kepemimpinan Ali
setelah beliau wafat. Oleh karena itu, mereka betul-betul menolak kepemimpinan Abu
Bakar, Umar dan Utsman .
4
Asy Syahrastani, Al Milal Wan Nihal 1/163 Cet. Maktabah Taufiqiyah.
5
Tim Karya Ilmiyah 2008, Aliran-aliran Teologi Islam. Thn 2008.
6
sebagai penerus siklus ke 6 dari para imam. Al Hakim bin Amrillah, salah seorang raja
dinasti Fathimiyah di Mesir ini bahkan diklaim sebagai Tuhan oleh pengikut Agha Khan.
Dinasti Buwaihi merupakan penjelmaan dari gerakan syi’ah ini. Mereka berhasil
menggulingkan dinasti Abbasiyah selama kurang lebih satu abad lamanya. Bahkan hingga
kini, mereka tetap eksis dengan Republik Iran sebagai basis gerakannya.
Semua golongan yang bernaung dalam nama Imamiyah sebenarnya sepakat dengan
keimaman; Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan, Husein, Ali bin Husein, Muhammad al Baqir
dan Ja’far As Shaddiq . Setelah wafatnya Ja’far As Shadiq ra, barulah timbul perselisihan
pendapat tentang siapa penggantinya. Sebagian berpendapat bahwa jabatan Imam
berpindah kepada anaknya, Musa al Kazhim. Keyakinan inilah yang melahirkan sekte Syi`ah
Istna Asyariyah (Syi’ah 12). Mereka berpandangan bahwa Nabi Muhammad telah
menetapkan 12 orang Imam sebagai penerus Risalah diantaranya; Ali bin Abi Thalib, Hasan,
Husein, Ali bin Husein Zainal Abidin, Muhammad bin Ali al Baqir, Ja’far bin Muhammad as
Shadiq, Musa bin Ja’far Al Kadzim, Ali bin Musa ar Ridha, Muhammad bin Ali al Jawwad, Ali
bin Muhammad al Hadi, Hasan bin Ali al Askari, dan Muhammad bin Hasan al Mahdi.
Sementara yang lain meyakini bahwa Imamah pindah kepada putera Ja’far As-Shadiq
yang lain yaitu; Isma’il bin Ja’far As Shadiq, sekalipun ia telah meninggal dunia sebelum
Ja’far As Shadiq sendiri. Kelompok ini disebut Islam’iliyah. sekarang mereka banyak
berdomisili di Pakistan. Golongan lainnya berasumsi jabatan Imam cukup pada Ja’far As-
Shadiq. Mereka disebut dengan kelompok Waqifiyah yaitu kelompok yang mencukupkan
kepada keimamahan Ja’far As-Shadiq.
2. Raj’ah. Dalam turats Syi’ah 12 hal itu disebutkan oleh sejumlah tokoh mereka
semisal Seikh Abbas al Qummi (Muntaha Amal, jilid 2, hlm. 341), Muhammd Baqir Al
Majlisi (Haqqul Yaqin, hlm. 347), Maqbul Ahmad (Terjemah al Qur’an Maqbul
Ahmad, hlm. 535) dan lain-lain.
3. Pengkultusan terhadap para Imam. Ajaran ini juga bersumber dari aqidah Sabaiyah
dan sekte Ghulat lainnya. Namun saat ini ia telah formal menjadi pemahaman syi’ah
12. Kita dapat menjumpai perspektif-perspektif itu dalam kitab-kitab mereka sperti
al Kafi, Bihâr al Anwâr, Tafsir al Qummi, Tafsir al ‘Ayâsî, Rijal Kâsî dan lain-lain.
7
4. Memprioritaskan Imam dari pada para nabi. Ini juga merupakan salah satu ajaran
Syi’ah ekstrim (ghaliyah/ghulat) yang menjadi kepercayaan Syi’ah 12.
Perlu diketahui juga bahwa Imam-Imam dalam keyakinan kaum Syiah adalah juga Imam-Imam
yang sangat dihormati oleh kaum Ahlussunah Wal Jama’ah (ASWAJA). Ali bin Abi Thalib, Hasan,
Husein, Ali bin Husein Zainal Abidin, Muhammad bin Ali Al Baqir, Ja’far bin Muhammad As-Shadiq,
Musa bin Ja’far Al Kadzim, Ali bin Musa Ar-Ridha, Muhammad bin Ali Al Jawwad, Hasan bin Ali Al
Askari adalah Imam-Imam yang memiliki ilmu yang luas dan kedudukan yang mulia disisi kaum
Ahlussunnah. Ja`far Shadiq merupakan seorang yang sangat alim pada masanya dan guru dari Ibnu
Jurej dan Imam Abu Hanifah. Beliau menolak diangkat menjadi khalifah ketika Bani Hasyim
mengusulkannya. Maka dapat diketahui sebenarnya para Imam-imam tersebut tidaklah sependapat
dengan kaum syiah. 6
Wallahua’lam bish-shawab.
LPI MUDI Mesjid Raya, Samalanga, 1 Jumadil Akhi 1432 H
Referensi:
2. Abdul Aziz Ghulam halim Dahlawy, Mukhtshar At Tuhfah Al Isnay Asyaryah. Cet. Maktabah
Hakikat Kitabevi.
4. KH. Sirajuddin Abbas, I`tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Cet. Pustaka Tarbiyah Baru.
6. Ibnu Hajar Al Haitamy ,Shawaiqul Muhriqah cet. Maktabah Hakikat Kitabevi.thn 2008.
6
Lihat manaqib mereka dalam kitab Shawaiqul Muhriqah kar. Ibnu Hajar Al Haitamy hal 283-295 cet. Maktabah Hakikat
Kitabevi.thn 2008.