You are on page 1of 9

Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008

untuk meter transaksi tenaga listrik

PEMILIHAN CT DAN PT
UNTUK METER TRANSAKSI TENAGA LISTRIK
oleh
Wahyudi Sarimun.N*)

ABSTRAK
Meter transaksi tenaga listrik adalah Sebagai alat ukur pemakaian energi listrik dari Pemasok tenaga
listrik dengan Pemakai tenaga listrik. Dimana meter transaksi tenaga listrik mempergunakan kWhmeter
atau kVArhmeter yang terpasang pada pemakai tenaga listrik
kWhmeter adalah suatu alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan,
arus, factor kerja dan kali waktu yang tertentu (U.I.Cosφt) yang bekerja padanya selama jangka waktu
tertentu.
Karena pengukuran energi yang dominan adalah pemakaian arus dan tegangannya, dimana arus dan
tegangan yang diukur melebihi arus dan tegangan nominal yang terdapat di kWhmeter untuk itu
dibutuhkan suatu peralatan instrument transformers yang dapat menurunkan arus dan tegangan. Yaitu
Trafo arus (current transformers) dan trafo tegangan (potensial transformers) dalam tulisan ini membahas
tentang pemilihan trafo arus dan trafo tegangan yang baik untuk meter transaksi tenaga listrik, supaya
kerugian yang diakibatkan oleh instrument transformers dapat diperkecil.

KATA KUNCI: Meter Transaksi Tenaga Listrik, trafo arus dan trafo tegangan

*)
= Pegawai pada PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan

I. PENDAHULUAN pada pengukuran arus disisi primer dengan sisi sekun-


der tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Meter Transaksi Tenaga Listrik adalah peralatan
ukur untuk transaksi jual beli energi listrik, dari pema- II. INSTRUMENS TRANSFORMERS
sok tenaga listrik ke pemakai tenaga listrik. Yang Instruments transformers adalah trafo yang mana
pemasangannya dapat di Pusat listrik, di Gardu induk dipergunakan bersama dengan peralatan lain seperti:
atau di tempat pelanggan. Bila pemasangan Meter relai proteksi, alat ukur atau rangkaian kontrol. yang
Transaksi Tenaga Listrik di Pusat listrik khususnya di termasuk trafo instrumen adalah current transformers
jawa-Bali dan sumatera sebagai transaksi jual beli dan potensial transformers.
antara pembangkitan dan PLN P3B dan kalau di Luar
Kegunaan trafo instrumen al:
jawa-Bali atau Sumatera dapat melihat pemakaian
bahan bakar dan energi yang dikeluarkan. Bila a. Mengisolasi rangkaian meter dari sisi primer yang
penempatan Meter Transaksi Tenaga Listrik di Gardu dipasok dengan tegangan tinggi dan arus besar.
Induk sebagai transaksi jual beli listrik antara PLN b. Menyediakan kemungkinan standar arus atau
P3B dan PLN Distribusi atau Wilayah, kalau tegangan yang dipergunakan untuk pengukuran
penempatan di Pelanggan sebagai alat ukur pemakaian atau proteksi.
energi listrik antara PLN Distribusi /Wilayah dan
pelanggan. Current transformers
Tetapi Meter Transaksi Tenaga Listrik yang diper- Perbandingan antara belitan primer dan sekunder pada
gunakan mempunyai batasan arus dan tegangan, bila trafo arus dapat dijelaskan menurut persamaan:
penyambungannya ke sistem dengan tegangan ≥ 20.000
volt dengan arus besar, Meter Transaksi Tenaga Listrik
I1 N 2
tidak dapat merekam arus yang terpakai, untuk itu = (1)
dibutuhkan trafo arus dan trafo tegangan sebagai I 2 N1
penurun arus dan tegangan.
Kita tahu bersama, bahwa pemakaian trafo arus dan Persamaan diatas adalah untuk trafo arus ideal dimana
tegangan terdapat kerugian yang disebabkan pemilihan tegangan sekunder = nol dan arus magnetizing
peralatan instrument transformers yang tidak sesuai diabaikan.
dengan arus atau tegangan yang masuk, sehingga
terdapat kerugian yang tidak diinginkan, yang berakibat

WYD SN 1
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik

Potensial transformers Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus disesuaikan
dengan datangnya arus di terminal sisi primer (tidak bo-
Perbandingan antara belitan primer dan belitan sekun-
leh terbalik).
der tanpa beban adalah
Secara normal yang sesuai standar IEC terminal
S2/l harus ditanahkan sebagai pengamanan sekunder CT
E1 N1 terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif, se-
= (2)
E2 N2 hingga sudut antara arus primer dan sekunder = nol,
kalau S1/k yang ditanahkan maka sudut arus antara pri-
mer dan sekunder menjadi = 1800.
Persamaan diatas adalah untuk trafo tegangan (potensial Pada gambar 1 terlihat arus yang masuk ke sekunder
transformers) ideal tanpa beban, arus beban = nol dan (IS) diperoleh dari arus primer (IP), yang diasumsikan
arus magnetizing diabaikan. arus dari primer tidak ada error (kesalahan) seperti ter-
lihat pada persamaan (1) diatas.
III. TRAFO ARUS
Dalam kenyataannya arus primer yang masuk kese-
Trafo arus/Current transformer (CT) adalah suatu kunder sebagian akan masuk ke inti maknetik yang ter-
peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar dapat pada sekunder tersebut, seperti terlihat pada
menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam rangkaian gambar 2 dibawah ini:
arus bolak-balik.
NP
Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang se- IS = xI P − I e (3)
banding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder NS
5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem
yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di sebut
sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrumen Exciting Burden (Z)
tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Ie impedance

Berbeda dari transformator tenaga yang arusnya


tergantung beban disisi sekunder, tetapi pada trafo arus Gambar 2: Rangkaian equivalent arus sisi sekunder
seperti halnya Ampere meter yang disisipkan ke dalam
sirkuit primer, arusnya tidak tergantung beban disisi ε
sekunder, melainkan semata-mata tergantung pada arus
Ie
disisi primernya.

III.1. RANGKAIAN TRAFO ARUS ε


(NS/NP)IP Ie/IS x 100% δ
Trafo arus/Current Transformers terdiri dari belitan
IS
primer, belitan sekunder dan inti maknetik. Jika arus δ δ +
primer yang masuk ke CT ke teminal P1/K dan arus IS x 100% (IP/IS)x(NS/NP)x100%

yang mengalir ke sekunder dinamakan terminal S1/k,


seperti terlihat pada gambar 1 (lihat arah arus sekunder
Gambar 3: Vektor dari
IS yang masuk ke ampere meter). Selanjutnya terdapat arus CT Gambar 4: Vektor memperlihatkan arus
terminal kedua pada CT disisi primer yaitu P2/L adalah sekunder sebagai refrensi diambil 100%
terminal yang arusnya diperoleh dari P1/k yang
dialirkan ke beban dan S2/l sisi sekunder adalah ter-
minal yang arusnya diperoleh dari S1/k. Pada gambar 2 terlihat arus dari sisi primer tidak
semua masuk kesisi sekunder, sebagian arus akan
IP masuk ke rangkaian inti, sehingga terjadi pergeseran
P1/K P2/L sudut δ se-perti terlihat pada gambar 3. Hal ini
dikatakan sebagai kesalahan reproduksi dari CT.
Kesalahan reproduksi akan terlihat dalam amplitudo
dan fase, kesalahan dalam amplitudo dikatakan sebagai
kesalahan arus atau kesalahan ratio, kalau kesalahan
fase dikatakan sebagai pergeseran fase. Pada gambar 4,
S1/k IS S2/l
memperlihatkan arus sekunder IS dipilih sebagai acuan
A dalam 100 %, seba-gai poros sumbu yang dapat dibagi
dalam persen. Sejak sudut δ sangat kecil, maka
Gambar 1: Rangkaian equivalent CT(1) kesalahan arus ε dan kesalahan fase δ langsung dapat

WYD SN 2
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik

dibaca dalam persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1 Rated dynamic current (Idyn)
centiradians = 34,4 minute). Adalah nilai puncak dari arus primer CT, tanpa ada
Sesuai penjelasan diatas, bahwa Kesalahan arus kerusakan secara electric dan mechanic yang dihasil-
positif, jika arus sekunder melebihi arus pengenalnya kan dari tenaga electromagnetic:
dan kesalahan fase positif jika arus sekunder leading
(mendahului) dari arus primer. Sebagai Konsekwensi Idyn = 2,5 x Ith (8)
axis ε akan turun dan axis δ akan kekanan.
- Composite error (∑c).
III.2. DEFINISI Adalah pada kondisi dibawah steady state, nilai
rms mempunyai perbedaan antara nilai sesaat dari
Kesalahan transformasi (transformasi error). arus primer dan nilai sesaat dari arus sekunder
Adalah perbandingan antara arus primer dan arus se- sebenarnya yang dikalikan dengan ratio CT pengenal,
kunder composite error diekspresikan dalam persen dari nilai
I rms arus primer yang dapat ditulis dalam bentuk
Kn = P (4) matematis, sebagai berikut:
IS

Kesalahan arus (current error) 100 1 T 2


∑c = ∫ (K N i s − i p ) dt (9)
K n xI S − I P IP T 0
ε(%) = x100% (5)
IP Dimana :
Dimana: KN = transformation ratio pengenal
IP = Nilai rms dari arus primer
Kn = Perbandingan transformasi iP = Nilai sesaat (the instantaneous value) dari arus
ε = Kesalahan arus (%) primer
IS = Arus sekunder sebenarnya (Amp) iS = Nilai sesaat (the instantaneous value) dari arus
IP = Arus primer sebenarnya (Amp). sekunder
Karena adanya perbedaan antara arus yang masuk di T = Waktu dalam satu periode (one cycle) dalam
sisi primer dengan arus yang terbaca disisi sekunder, detik.
dapat menimbulkan perbedaan ratio transformasi arus
yang sebenarnya dengan kenyataannya. III.3. KELAS AKURASI (ACCURACY CLASS)
Bila CT dipergunakan untuk pengukuran energi (kWh Adalah arus pada trafo arus yang dibatasi oleh
meter), kesalahan arus ini sangat berpengaruh terhadap kesalahan arus dan kesalahan fase. Dimana accuracy
pengukuran energi. class yang sesuai dengan pemakaian, dijelaskan sebagai
Security factor (Fs) berikut:
Faktor sekuriti (security factor) adalah Ratio dari Standar accuracy class, yang dipergunakan untuk
sekuriti arus primer pengenal (IPS) dan arus primer “pengukuran” seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
pengenal (IP) - Untuk klas 0,1 – 0,2 – 0,5 dan 1, pada frekwensi
I PS pengenal kesalahan arus dan pergeseran fase tidak me-
FS = (6) lebihi dari nilai yang di tentukan seperti terlihat pada
IP
tabel 1, bila burden sekunder antara 25% s/d 100% dari
Sekuriti dari meter yang dihubungkan ke CT, adalah burden pengenal.
kebalikan dari FS nya. Sesuai standar security factor - Untuk klas 0,2S dan 0,5S, dipergunakan untuk apli-
(FS) = FS5.
kasi khusus untuk Kwh meter yang mana pengukuran
Rated Short - Time Thermal Current (Ith) yang tepat pada arus antara 50 mA s/d 6 A. kesalahan
Adalah nilai rms dari arus primer, dimana CT tidak arus dan pergeseran fase, tidak melebihi dari nilai yang
rusak dalam waktu satu detik, bila waktu arus thermal- ditentukan seperti terlihat pada tabel 2, bila burden
hubung singkat pengenal dipakai dalam tiga detik sekunder antara 25% s/d 100% dari burden pengenal.
dipergunakan dalam satu detik. short time thermal Pemakaian kelas ini diutamakan pada ratio 25/5, 50/5
current dapat diperhitungkan dengan persamaan: dan 100/5. dengan arus pengenal 5A.
I th - Untuk klas 3 dan kelas 5, kesalahan arus dan perge-
I th,t = (7) seran fase tidak melebihi dari nilai yang ditentukan se-
t perti terlihat pada tabel 3, bila burden sekunder antara
50% s/d 100% dari burden pengenal.

WYD SN 3
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik

Catatan: Supaya kesalahan arus pengukuran tidak III.4 BURDEN


menyimpang jauh dari arus yang diukur, perlu pemi-
Beban yang dihubungkan ke sekunder dikatakan
lihan CT yang tepat untuk kelas ketelitian dan burden
sebagai burden, dimana trafo arus dengan batasannya
sekunder yang tidak melebihi dari burden pengenalnya.
dapat menampung beban pada sisi sekunder. Beban ini
Tabel 1 : Batas kesalahan arus dan kesalahan sudut untuk dinyatakan dalam ohm impedansi atau VA. Misal bur-
klas 0,1 – 1,0 sesuai IEC 60044-1 den impedansi 0,5 ohm dapat di ekspresikan juga pada
Kelas +/- % pergeseran fase
ketelit +/- % kesalahan ratio arus
pada % dari arus pengenal , 12,5 VA dengan arus 5 A.
pada % dari arus pengenal
ian
menit (centiradians) Sebagai pengaman pada CT, khususnya di klas
5 20 100 120 5 20 100 120 proteksi perlu membatasi arus yang besar yang masuk
0,1* 0,4 0,2 0,1 0,1 15 8 5 5
0,2** 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10 ke CT, sesuai standar IEC untuk membatasi arus bolak-
0,5*> 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30 baik yang simetris adalah 5P atau 10P.
1,0** 3,0 1,5 1,0 1,0 180 90 60 60 Pada karakteristik utama dari CT untuk proteksi
adalah akurasi rendah (kesalahan lebih besar diijinkan
Tabel 2: Batas kesalahan untuk CT keperluan khusus sesuai bila dibandingkan untuk pengukuran) dan kejenuhan
IEC 60044-1
Kelas +/- % pergeseran fase pada % dari tegangan (saturation voltage), tinggi. Pada kejenuhan
+/- % kesalahan ratio arus
Keteli
tian
pada % dari arus pengenal
arus pengenal , menit
(centiradians))
tegangan dikatakan sebagai Accuracy Limit Factor
1 5 20 100 120 1 5 20 100 120 (ALF). Dimana kenaikan arus dari arus primer pengenal,
0,2S**
0,5S**
0,75
1,5
0,35
0,75
0,2
0,5
0,2
0,5
0,2
0,5
30
90
15
45
10
30
10
30
10
30
dapat dipenuhi accuracy/ketelitian pengenal pada
burden pengenal yang dihubungkannya., ini dikatakan
Tabel 3: Batas kesalahan untuk klas 3 dan 5 sesuai IEC sebagai nilai minimum. Dapat juga dikatakan
60044-1 perbandingan antara kejenuhan tegangan dan tegangan
Kelas
ketelitian
+/- % kesalahan ratio arus
pada % dari arus pengenal
Pemakaian pada arus pengenal dan burden sisi sekunder. Pertam-
50 100 bahan nilai kejenuhan dapat diperkirakan dengan per-
3 3 3 instruments samaan dibawah ini(1).
5 5 5 instruments
2
Dimana: * = untuk laboratorium S n + R CT * I sn
n=n * (10)
**= untuk Precision revenue metering ALF 2
S + R CT * I sn
*>= untuk standard metering
Standard accuracy class yang dipergunakan untuk Dimana :
“proteksi” adalah 5P , 10P. tanda “P” adalah tanda Sn = Burden pengenal (VA)
“Proteksi”, dan angka 5 atau 10 adalah nilai kesalahan S = Burden sesungguhnya (VA)
arus dalam %, seperti terlihat pada tabel 4. Isn = Arus pengenal sekunder (A)
CT yang ada untuk proteksi: 5P10, 5P20, 10P10, RCT = Tahanan dalam CT pada 750C (ohm)
10P20. dan yang dibutuhkan untuk proteksi pada CT nALF = accuracy limit factor.
adalah tingkat isolasi yang tinggi, dan tidak cepat jenuh Untuk melindungi peralatan ukur dari arus besar,
saat arus besar masuk ke sisi primer CT, karena output yang ditimbulkan karena adanya gangguan hubung
arus di sekunder diperlukan agar Relai proteksi be- singkat disisi primer, batasan arus sekunder adalah Fs x
kerja dengan pasti. arus pengenalnya, dimana pengamanan peralatan
Tabel 4: Batas kesalahan accuracy class proteksi. metering tinggi bila FS rendah . dengan spesifikasi
Kelas
Kesalahan
arus pada +/- % pergeseran sudut fase dari
Composied error
Rated accuracy limit
faktor yang ada FS5 atau FS10, ini adalah sebagai nilai
Keteli
tian
arus primer arus pengenal primery maksimum dan hanya valid (sah) pada burden
(%) current
minutes centiradians pengenalnya.
5P ±1 ±60 ±1,8 5 Nilai pertambahan kejenuhan diexpresikan sebagai
10P ±3 - - 10 nilai n, sebagai berikut:
Misal : 20 VA, 5P/20. 2
S n + R CT * I sn
20 VA adalah keluaran daya CT dalam VA n=F *
2
(11)
S S + R CT * I sn
5P adalah accuracy class (klas ketelitian)
20 adalah composite error.
Untuk memenuhi klas ketelitian tinggi (misal: CL0,2S),
Bila pengaman (relai) invers definite minimum arus pemaknitan dalam inti harus dapat meneruskan
time (IDMT) dengan stabilitas gangguan fase dan suatu nilai yang rendah, sebagai konsekwensi
ketelitian waktu yang akurat tidak diperlukan dapat rendahnya kerapatan garis gaya (flux density) dalam
mempergunakan klas 10P. Tetapi kalau ketelitian, inti. yang pada umumnya bahan inti maknetik untuk
stabilitas gangguan fase dan ketelitian waktu yang ini dibuat dari campuran nickel dan besi.
akurat diperlukan, dapat mempergunakan klas 5P.

WYD SN 4
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik

Adapun burden current transformers sesuai IEC NS


60044-1 adalah 2,5 VA, 5 VA, 7,5VA, 10VA, 15VA, US = xU P − ∆U (12)
20 VA dan 30VA. NP
Dimana:
Catatan: klas akurasi baik, bila burden antara 25% s/d
∆U = tegangan jatuh.
100% dari burden pengenal.
Kesalahan dalam reproduksi PT akan nampak pada
Metering yang dipergunakan saat ini banyak me-
amplitude dan fase, kesalahan pada amplitude
makai digital dengan daya (VA) rendah, hal ini dapat
dikatakan sebagai kesalahan tegangan atau kesalahan
memperkecil total burden yang rendah sampai 25 %
ratio dan kesalahan pada fase dikatakan sebagai
dari burden pengenalnya seperti terlihat pada grafik 1
pergeseran fase.
dibawah, dimana perbandingan CT antara CL0,2S dan
CL0,5 dengan perbedaan burden dari kedua class CT ε
tersebut. CL0,2S kesalahan arusnya lebih kecil dari ∆U
CL0,5.
Perbandingan karakteristik CT Maret 2008

ε
Class CL0.5 dan Class 0,2S

(NS/NP)UP
1.5
1.3 CL 0.5 ∆U/US x 100% δ
1.1
CL 0.2S
US
δ
δ +
0.9
0.7
0.5 0,5+
US x 100% (UP/US)x(NS/NP)x100%
kesalahan ( % )

0.3

0.1
0,2+
-0.1
0,2
-0.3
0,2 -
0,5
0,5-
-0.5
-0.7
-0.9
-1.1
-1.3
-1.5
Gambar 4: Vektor memperlihatkan
0.01 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
I nominal
0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20
Gambar 5: Vektor tegangan tegangan sekunder sebagai refrensi
diambil 100%
Grafik 1: Grafik kesalahan dan batasan untuk CT
CL0,2 dan CL0,5(2)
Sama seperti penjelasan pada trafo arus bahwa vektor
tegangan seperti terlihat pada gambar 5 terdapat
IV. TRAFO TEGANGAN pergeseran sudut sebesar δ dan gambar 6 menjelaskan
Trafo tegangan/voltage transformers /potensial dari gambar 5 yang dipresentasikan dalam bentuk garis
transformers adalah suatu peralatan listrik yang dapat dengan tegangan sekunder sebagai refrensi vektor
memperkecil tegangan tinggi menjadi tegangan rendah, diambil dimensi 100%, lebih dari itu pada sistem
yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. koordinat sebagai ujung dari refrensi vektor dikatakan
Fungsi trafo tegangan adalah untuk memperoleh dalam persen. Bila δ sangat kecil sudutnya kesalahan
tegangan yang sebanding dengan tegangan yang hendak tegangan ε dan kesalahan fase langsung terbaca dalam
dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1 centiradians =
dengan tegangan tinggi (yang selanjutnya di sebut 34,4 minute).
sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana alat ukur Kesalahan tegangan positif bila tegangan sekunder
(instrumen) tersambung (yang selanjutnya disebut melebihi tegangan pengenalnya dan kesalahan fase
sirkuit sekunder). Beda dengan transformator tenaga positif bila tegangan sekunder leading dari primernya,
yang dibutuhkan adalah tegangan dan daya keluarannya arah positif nantinya akan turun dalam axis ε dan axis δ
tetapi pada trafo tegangan yang dibutuhkan adalah akan kekanan.
tingkat ketelitiannya dan penurunan tegangannya yang Kesalahan tegangan
disesuaikan dengan alat ukur.
100.(K n Vs − Vp )
IV.1. KESALAHAN PERALATAN R.E(%) = (13)
Vp
Jika jatuh tegangan pada trafo tegangan tidak
diperhitungkan, dalam hal ini tidak ada kesalahan pada Dimana:
tegangan primer, maka dapat dijelaskan perbandingan R.E = ratio error (%)
antara tegangan primer dan sekunder seperti terlihat Kn = ratio nominal
pada persamaan (1) diatas. Tetapi kenyataannya tidak Vs = tegangan sekunder
mungkin, karena terdapat tegangan jatuh dalam tahanan Vp = Tegangan primer
belitan, hal ini berpengaruh pada perbandingan tegang-
an antara primer dan sekunder.

WYD SN 5
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik

IV.2. TEGANGAN PRIMER DAN SEKUNDER Contoh:


PENGENAL Peralatan metering 30 VA, klas akurasi 0,2 dan
Tegangan primer dari PT adalah tegangan pengenal proteksi = 70 VA , klas akurasi 3P, maka pemilihan PT
yang diperoleh dari sistem dan tegangan sekunder sebesar 100 VA dengan klas akurasi 0,2.
pengenal diperoleh dari tegangan primer. Bila beban proteksi yang sifatnya emergency saja, maka
burden untuk PT yang dipergunakan untuk metering
Potensial transformer yang dipasang diluar dan relaying. dapat mempergunakan burden 70 VA.
(outdoor) secara normal dihubungkan antara fase dan
tanah, untuk sistem tiga fase, dimana nilai standar Klas untuk metering sesuai IEC 600044-2 baik bila
tegangan primer pengenal adalah 1/√3 kali dari nilai tegangan pengenal 80-100% dan burden 25-100%. Dari
tegangan pengenal sistem. Dan tegangan sekunder burden pengenal. Kelas untuk proteksi baik dari 5% s/d
pengenal yang dipergunakan dinegara-negara eropa, Vf kali tegangan pengenal bila burden 25% s/d 100%
adalah: 100/√3 atau 110/√3 volt dari burden pengenal.
Sesuai standar daya keluaran trafo tegangan
Pemilihan dari potensial transformer untuk me- pengenal dengan pf 0,8 lagging, adalah 10; 15; 25; 30;
tering 80-120% dari tegangan pengenal dan untuk 50; 75; 100; 150, 200; 300; 400; 500 VA.
proteksi antara 0,05 s/d 1,5 atau 1,9 dari tegangan
pengenal sebagai faktor tegangan. Tabel 6: Acuracy classes sesuai IEEE C57.13
Sesuai standar IEC, faktor tegangan PT,sebagai berikut: Range Power
error at
- 1,9 kali tegangan pengenal untuk PT tidak dike- Class Burden % Voltage % metered Appplication
tanahkan. load PF
0,6-1,0
- 1,5 kali tegangan pengenal untuk PT diketanahkan 0,3 0-100 90-100 0,3 Revenue
metering
solid. 0,6 0-100 90-110 0,6 Standad
Lamanya kenaikan tegangan ini adalah sebesar 30 detik. metering
1,2 0-100 90-100 1,2 Relaying
Standard
VA PF
VI.3.ACCURACY CLASS DAN RATED BURDEN PT burdens
M 35 0,20
W 12,5 0,10
Rated burden PT secara normal dapat dijelaskan X 25 0,70
sebagai berikut: Y 75 0,85
Z 200 0,85
- Bila burden digunakan untuk komponen metering ZZ 400 0,85
dan proteksi, kelas akurasi untuk metering dipilih harus
lebih baik daripada untuk proteksi.
- Burden dari PT adalah penjumlahan dari total bur- Kalau alat ukur yang dipergunakan memakai
den dari semua beban yang disambung ke PT. Kesa- digital dengan daya (VA) rendah hal ini dapat mem-
lahan arus dan pergeseran fase tidak melebih dari nilai perkecil total burden yang rendah sampai 25 % dari
yang ditentukan seperti tabel 5 atau tabel 6 , bila burden burden pengenalnya seperti terlihat pada grafik 2 , dan
sekunder antara 25% s/d 100% dari burden pengenal. grafik 3 dimana perbandingan PT antara CL0,2 dan
CL0,5.
Tabel 5: Acuracy classes sesuai IEC 60044-2 kesalahan
range Limits of errors ratio (%) CL0,5 CL0,2
Applicati +0,5 80% rated
Class burden% voltage% Ratio % Phase
Displacement
on voltage
min +0,2
0,1 25-100 80-120 0,1 5 laboratory
25-100 Precision
< 10 VA and 0
0,2 80-120 0,2 10
0-100% revenue
Pf=1 metering -0,2 120% rated
Standard voltage
0,5 25-100 80-120 0,5 20 revenue -0,5
metering 0 50 100%
25-100 Industrial Rated burden
1,0 80-120 1,0 40 grade
meters
25-100 Instrumen Grafik 2: Grafik kesalahan ratio CL0,2 dan CL0,5(1)
3,0 80-120 3,0 -
ts
3P 25-100 5-Vf 3,0 120 Protection
6P 25-100 5-Vf 6,0 240 Protection
Vf = faktor tegangan

WYD SN 6
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik

Untuk memperoleh ratio CT dan klas proteksi yang


Pergeseran CL0,5 CL0,2 tepat pada CT yang terpasang pada outgoing feeder,
fase(%) +20 80% rated yang pasokannya diperoleh dari gardu Induk atau
voltage
+10 PLTD, diambil dari Kuat Hantar Arus (KHA) kawat.
0 Bila dipasang pada incoming feeder di gardu Induk
-10 atau di Pusat Listrik, perlu dihitung kapasitas trans-
-0,20 120% rated formator tenaga.
voltage
0 50 100%
Rated burden
Pemilihan arus sekunder,
Arus sekunder dalam ampere 1 A dan 5 A ,
Grafik 3: Grafik pergeseran fase CL0,2 dan CL0,5(1)
secara umum arus sekunder pengenal dipilih 5A,
tetapi bila lokasi peralatan instrumen jauh dari trafo
V. BAGAIMANA KITA MEMILIH CT DAN PT
arus dipilih 1 A. kalau beban sekunder diambil da-
Perlu kita ketahui, bahwa alat ukur seperti lam impedansi (ohm) diperhitungkan dalam VA,
kWhmeter kVArhmeter, ampere meter dls, memper- sebagai berikut:
gunakan arus kecil dan tegangan rendah, tetapi arus dan
tegangan yang masuk dari sistem besar dimana P(VA) = IS2 (A) x Z (ohm).
tegangan pada sistem distribusi mempergunakan Bila IS = 5 A, P(VA) = 25 x Z.
tegangan 20.000 volt dengan arus besar. Untuk itu Bila IS = 1 A, P(VA) = 1 x Z.
dibutuhkan trafo arus dan trafo tegangan yang tepat - Pemilihan burden
pemilihannya, sebagai berikut:
Beban yang akan dihubungkan ke sekunder trafo
arus menentukan daya aktif dan reaktif di terminal
1. MEMILIH TRAFO ARUS: sekunder yang berhubungan dengan burden trafo arus,
nilai VA dari tiap beban yang akan disambung dapat
- Pemilihan tegangan tinggi peralatan, Tegangan per-
dilihat pada tabel 1 dibawah ini dan sebagai tam-
alatan listrik diberikan dalam “V” atau “kV” misal:
bahan burden trafo arus (VA) adalah pemakaian
12 kV, 20 kV, 24 kV, 125 kV
kabel yang menghubungkan trafo arus ke alat ukur.
- Pemilihan ratio transformator pengenal (selection of
rated transformer ratio) Tabel 7: Nilai VA dari tiap alat ukur dan proteksi
Ammeter dengan jarum besi 0,70 – 1,5 VA
Pemilihan arus primer Wattmeter 0,20 – 5,00 VA
Diperhitungkan dengan persamaan, sebagai berikut: Cosϕ meter 2,00 - 6,00 VA
SN = √3 x U x I kWhmeter : mekanik 0,40 – 3,5 VA
Dimana: : elektronik 0,40 – 1,5 VA
SN = daya dari pelanggan (kVA) KVArmeter : mekanik 0,40 – 3,5 VA
: elektronik 0,40 – 1,5 VA
U = tegangan fase –fase (kV)
Over Current Relay 0,20 – 8,00 VA
I = arus masing-masing fase (Amp)
Ground Fault Relay 0,20 – 8,00 VA
Contoh:
Tabel 8: Nilai tahanan dari kabel
Daya pelanggan 630 kVA tarif TM/TM/TM te-
Φ (mm2) R (Ω/km)
gangan 20 kV, pemilihan ratio CT adalah
4 x 1,5 14,47
630 kVA 4 x 2,5 8,71
I= = 18 A
3x20 V 4x4 5,45
4x6 3,62
Maka dipilih ratio CT pada sisi primer sebesar 20 A, 4 x 10 2,16
bila CT dipergunakan untuk pengukuran dan proteksi 4 x 16 1,36
dipilih ratio 20/5-5. 4 x 25 0,863
Daya pelanggan TR 197 kVA tarif TR/TR/TR te-
gangan 380 volt, pemilihan ratio CT, adalah Total kapasitas beban (VA) yang disambung ke CT
tidak boleh melebihi dari burden yang dipilih.
197 kVA
I= = 299 A
3x380 V
Maka dipilih ratio CT pada sisi primer sebesar 300 A
atau 300/5.

WYD SN 7
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik

Contoh: VK 22
Beban yang akan disambung ke CT yang terpasang di If = = = 59,45 A
R total (0,07 + 0,3)
Gardu Induk sebagai berikut:
Perhitungan daya: Didasarkan pada VK yang diujikan, CT akan jenuh
Alat ukur Jenis Jenis
pada arus 59,45 A sisi sekunder atau 59,45 x 300/5 =
mekanik elektronik 3567,57 A sisi primer.
Ampere meter 1 VA 1 VA
kWh meter 3 VA 1 VA
KW meter 3 VA 1 VA
Jadi permasalahan ini bisa dilihat kalau CT terpasang
kVArh meter 3 VA 1 VA pada outgoing feeder atau pada pelanggan TM
Kabel 2 X 4 mm2 = 20 m 1,36 VA 1,36 VA
Total daya = 11,36 VA 5,36 VA
terpasang dekat dari sumber, harus dihitung terlebih
dahulu besarnya arus gangguan dan kejenuhan CT.

Kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik - Pemilihan Accuracy class


Burden dipilih 15 VA, kalau jenis elektronik dipilih Untuk alat ukur kWhmeter dan kVArhmeter: dian-
7,5 VA. jurkan mempergunakan CL0,2S
Klas proteksi: karena dibutuhkan ketelitian waktu
Beban terpasang di pelanggan > 200 kVA
yang akurat dianjurkan mempergunakan klas 5P.
Alat ukur Jenis Jenis Bila CT terpasang di outgoing feeder, pemilihan klas
mekanik elektronik
kWh meter 3,5 VA 1,5 VA proteksi dianjurkan mempergunakan klas 5P20 deng-
kVArh meter 3,5 VA 1,5 VA an ratio disesuaikan dengan arus gangguan tersebut
Kabel 2 X 4 mm2 = 10 m 0,68 VA 0,68 VA dan kapasitas penghantar (KHA)..
Total daya = 7,68 VA 3,68 VA
- Pemilihan arus thermal pengenal (Ith)
Kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik
Burden dipilih 10 VA, jenis elektronik dipilih 5,0 Arus thermal pengenal diberikan 100, 200, 300
VA.atau 7,5 VA dst x arus pengenal CT dalam “kA”, yang diambil
dari arus gangguan hubung singkat di sistem, bila
Bagaimana kita menghitung kejenuhan CT untuk diperhitungkan arus gangguan hubung singkat 10 kA,
klas proteksi dengan mempergunakan faktor keje- maka arus thermal pengenal = 10 kA (Ith= 10 kA),
nuhan inti dan tegangan knee (VK), dimana akurasi arus primer pengenal dimisalkan 100 A, maka dapat
CT masih bisa dicapai? ditentukan arus thermal pengenal:
Contoh: 10.000A
I th = = 100xIn
Ratio CT 300/5 , 5P10, RCT = 0,07 ohm, burden 100A
10VA. Burden kenyataan 7,5 VA, untuk perhitungan
- Pemilihan arus dynamic pengenal (Idyn)
diambil persamaan (10) diatas, sebagai berikut:
2 Arus dynamic pengenal diambil dari arus ther-
10 + 5 * 0,07
n = 10 = 12,7 mal pengenal, sebagai berikut:
2
7,5 + 5 * 0,07
Idyn = 2,5 x Ith
Artinya: Dengan klas proteksi 5P10 dan burden CT
7,5 VA, CT tersebut akan jenuh pada arus 12,7 x arus Dimisalkan Ith = 10 kA, maka
pengenalnya = 12,7 x 5 = 63,5 A disisi sekunder, Idyn = 2,5 x 10 kA
bagaimana kalau dilihat dari sisi primer (ICT). = 25 kA.
(ICT) = 63,5 x 300/5 = 3810 A.
Bila kapasitas transformator tenaga misal: di gardu 2. MEMILIH TRAFO TEGANGAN
induk = 60 MVA dan XT = 12,6%., tegangan 20 kV
maka arus maksimum yang keluar dari sumber adalah Sesuai tarip dasar listrik bahwa pelanggan yang
E 1 60.000 mempunyai daya > 201 kVA s/d 30,5 MVA mem-
If = * I nT = * A = 13.746,4 A pergunakan tegangan 20.000 volt, karena pada meter
XT 12,6% 3 * 20 transaksi jual beli tenaga listrik mempergunakan te-
Dari perhitungan diatas bahwa If > ICT, maka CT gangan rendah, dibutuhkan trafo tegangan sebagai
tersebut akan jenuh. berikut:
Bila kita ingin mengetahui kejenuhan CT dengan - Tegangan : 20.000/√3 / 100/√3 , sisi sekunder
mempergunakan tegangan knee (VK), dapat dije- disesuaikan dengan tegangan alat ukur.
laskan sebagai berikut: - Burden : dihitung beban yang akan disambung
VK = 22 volt, RCT = 0,07 ohm, klas 10 VA 5P10 ratio ke PT (VA) sama seperti pada CT.
CT = 300/5. pemakaian (burden) = 7,5 VA
Rrelai + Rkawat = 7,5 VA/(5A)2 = 0,3 ohm.

WYD SN 8
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik

Contoh: 6. Nameplate CT dan PT harus terbuat dari plat alu-


1. Pemasangan di pelanggan TM minium (bukan dari kertas)
Alat ukur Jenis Jenis
mekanik elektronik
kWh meter 3,5 VA 1,5 VA
kVArh meter 3,5 VA 1,5 VA
Kabel 2 X 4 mm2 = 10 m 0,68 VA 0,68 VA DAFTAR PUSTAKA:
Total daya = 7,68 VA 3,68 VA
[1] ABB; application guide- instrument transformers
Kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik [2] Sadtem France; Presentasi current transformers
Burden dipilih 10 VA, kalau jenis elektronik
dipilih 5,0 VA. Atau 7,5 VA. [3] Pribadi kadarisman dan Wahyudi Sarimun.N; trafo
tenaga besar terhadap kinerja proteksi dan tegang-
2. Pemasangan di Gardu Induk. an pelayanan, seminar 08 juni 2005.
Biasanya pemasangan PT di Gardu Induk atau
di PLTD dipergunakan untuk beberapa alat
ukur yang terpasang di Cubicle outgoing,
diambil 5 cubicle dengan alat ukur: Volt meter,
kWhmeter kVArhmeter, Wattmeter penjela-
sannya sebagai berikut:
Alat ukur Jenis Jenis
mekanik elektronik
5 Voltmeter (a’ = 1 VA) 5 VA 5 VA
5 Wattmeter (a’ = 2 VA & 1 VA) 10 VA 5 VA
5 kWh meter (a’ =3,5 VA & 1,5 VA) 17,5 VA 7,5 VA
kVArh meter (a’ =3,5 VA & 1,5 VA) 17,5 VA 7,5 VA
Kabel 2 X 4 mm2 = 50 m 2,04 VA 2,04 VA
Total daya = 52,04 VA 27,04 VA
Dari contoh no 2 diatas, kalau memper-
gunakan alat ukur jenis mekanik burden dipilih
55 VA, kalau jenis elektronik dipilih 30 VA.
Dengan contoh ini dapat dilihat besarnya
burden yang dipergunakan untuk alat ukur.
Bila pemilihan burdennya tidak sesuai
dengan alat ukur yang akan dipasang, ber-
pengaruh terhadap pengukurannya, dengan ini
sebaiknya pemasangan PT di outgoing feeder
untuk satu atau 2 buah buah cubicle dengan
beberapa alat ukur yang terpasang.
- Class accuracy: diambil dari tabel 5 atau tabel 6
sesuaikan pemakaian standar nya dan diambil
yang mempunyai kesalahan rendah.

VI. KESIMPULAN.

1. Pemilihan Trafo arus dan trafo tegangan yang


dipergunakan untuk meter traksaksi tenaga listrik
perlu dihitung terlebih dahulu beban yang akan
disambung dan tegangan yang dipergunakan.
2. Sesuaikan burden beban yang tersambung pada CT
dan PT. Yang tidak boleh melebihi 100% burden
pengenal CT atau PT.
3. Kerugian pengukuran adalah akibat dari pemilihan
instrument transformers yang tidak sesuai.
4. Bila CT di pasang pada outgoing feeder, untuk
menjaga kejenuhannya perlu dihitung besarnya
arus gangguan hubung singkat 3 fase.
5. Bila CT yang terpasang pada incoming feeder,
diambil dari In transformator tenaganya.

WYD SN 9

You might also like