Professional Documents
Culture Documents
PEMILIHAN CT DAN PT
UNTUK METER TRANSAKSI TENAGA LISTRIK
oleh
Wahyudi Sarimun.N*)
ABSTRAK
Meter transaksi tenaga listrik adalah Sebagai alat ukur pemakaian energi listrik dari Pemasok tenaga
listrik dengan Pemakai tenaga listrik. Dimana meter transaksi tenaga listrik mempergunakan kWhmeter
atau kVArhmeter yang terpasang pada pemakai tenaga listrik
kWhmeter adalah suatu alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan,
arus, factor kerja dan kali waktu yang tertentu (U.I.Cosφt) yang bekerja padanya selama jangka waktu
tertentu.
Karena pengukuran energi yang dominan adalah pemakaian arus dan tegangannya, dimana arus dan
tegangan yang diukur melebihi arus dan tegangan nominal yang terdapat di kWhmeter untuk itu
dibutuhkan suatu peralatan instrument transformers yang dapat menurunkan arus dan tegangan. Yaitu
Trafo arus (current transformers) dan trafo tegangan (potensial transformers) dalam tulisan ini membahas
tentang pemilihan trafo arus dan trafo tegangan yang baik untuk meter transaksi tenaga listrik, supaya
kerugian yang diakibatkan oleh instrument transformers dapat diperkecil.
KATA KUNCI: Meter Transaksi Tenaga Listrik, trafo arus dan trafo tegangan
*)
= Pegawai pada PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan
WYD SN 1
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik
Potensial transformers Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus disesuaikan
dengan datangnya arus di terminal sisi primer (tidak bo-
Perbandingan antara belitan primer dan belitan sekun-
leh terbalik).
der tanpa beban adalah
Secara normal yang sesuai standar IEC terminal
S2/l harus ditanahkan sebagai pengamanan sekunder CT
E1 N1 terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif, se-
= (2)
E2 N2 hingga sudut antara arus primer dan sekunder = nol,
kalau S1/k yang ditanahkan maka sudut arus antara pri-
mer dan sekunder menjadi = 1800.
Persamaan diatas adalah untuk trafo tegangan (potensial Pada gambar 1 terlihat arus yang masuk ke sekunder
transformers) ideal tanpa beban, arus beban = nol dan (IS) diperoleh dari arus primer (IP), yang diasumsikan
arus magnetizing diabaikan. arus dari primer tidak ada error (kesalahan) seperti ter-
lihat pada persamaan (1) diatas.
III. TRAFO ARUS
Dalam kenyataannya arus primer yang masuk kese-
Trafo arus/Current transformer (CT) adalah suatu kunder sebagian akan masuk ke inti maknetik yang ter-
peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar dapat pada sekunder tersebut, seperti terlihat pada
menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam rangkaian gambar 2 dibawah ini:
arus bolak-balik.
NP
Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang se- IS = xI P − I e (3)
banding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder NS
5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem
yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di sebut
sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrumen Exciting Burden (Z)
tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Ie impedance
WYD SN 2
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik
dibaca dalam persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1 Rated dynamic current (Idyn)
centiradians = 34,4 minute). Adalah nilai puncak dari arus primer CT, tanpa ada
Sesuai penjelasan diatas, bahwa Kesalahan arus kerusakan secara electric dan mechanic yang dihasil-
positif, jika arus sekunder melebihi arus pengenalnya kan dari tenaga electromagnetic:
dan kesalahan fase positif jika arus sekunder leading
(mendahului) dari arus primer. Sebagai Konsekwensi Idyn = 2,5 x Ith (8)
axis ε akan turun dan axis δ akan kekanan.
- Composite error (∑c).
III.2. DEFINISI Adalah pada kondisi dibawah steady state, nilai
rms mempunyai perbedaan antara nilai sesaat dari
Kesalahan transformasi (transformasi error). arus primer dan nilai sesaat dari arus sekunder
Adalah perbandingan antara arus primer dan arus se- sebenarnya yang dikalikan dengan ratio CT pengenal,
kunder composite error diekspresikan dalam persen dari nilai
I rms arus primer yang dapat ditulis dalam bentuk
Kn = P (4) matematis, sebagai berikut:
IS
WYD SN 3
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik
WYD SN 4
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik
ε
Class CL0.5 dan Class 0,2S
(NS/NP)UP
1.5
1.3 CL 0.5 ∆U/US x 100% δ
1.1
CL 0.2S
US
δ
δ +
0.9
0.7
0.5 0,5+
US x 100% (UP/US)x(NS/NP)x100%
kesalahan ( % )
0.3
0.1
0,2+
-0.1
0,2
-0.3
0,2 -
0,5
0,5-
-0.5
-0.7
-0.9
-1.1
-1.3
-1.5
Gambar 4: Vektor memperlihatkan
0.01 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60
I nominal
0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20
Gambar 5: Vektor tegangan tegangan sekunder sebagai refrensi
diambil 100%
Grafik 1: Grafik kesalahan dan batasan untuk CT
CL0,2 dan CL0,5(2)
Sama seperti penjelasan pada trafo arus bahwa vektor
tegangan seperti terlihat pada gambar 5 terdapat
IV. TRAFO TEGANGAN pergeseran sudut sebesar δ dan gambar 6 menjelaskan
Trafo tegangan/voltage transformers /potensial dari gambar 5 yang dipresentasikan dalam bentuk garis
transformers adalah suatu peralatan listrik yang dapat dengan tegangan sekunder sebagai refrensi vektor
memperkecil tegangan tinggi menjadi tegangan rendah, diambil dimensi 100%, lebih dari itu pada sistem
yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. koordinat sebagai ujung dari refrensi vektor dikatakan
Fungsi trafo tegangan adalah untuk memperoleh dalam persen. Bila δ sangat kecil sudutnya kesalahan
tegangan yang sebanding dengan tegangan yang hendak tegangan ε dan kesalahan fase langsung terbaca dalam
dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1 centiradians =
dengan tegangan tinggi (yang selanjutnya di sebut 34,4 minute).
sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana alat ukur Kesalahan tegangan positif bila tegangan sekunder
(instrumen) tersambung (yang selanjutnya disebut melebihi tegangan pengenalnya dan kesalahan fase
sirkuit sekunder). Beda dengan transformator tenaga positif bila tegangan sekunder leading dari primernya,
yang dibutuhkan adalah tegangan dan daya keluarannya arah positif nantinya akan turun dalam axis ε dan axis δ
tetapi pada trafo tegangan yang dibutuhkan adalah akan kekanan.
tingkat ketelitiannya dan penurunan tegangannya yang Kesalahan tegangan
disesuaikan dengan alat ukur.
100.(K n Vs − Vp )
IV.1. KESALAHAN PERALATAN R.E(%) = (13)
Vp
Jika jatuh tegangan pada trafo tegangan tidak
diperhitungkan, dalam hal ini tidak ada kesalahan pada Dimana:
tegangan primer, maka dapat dijelaskan perbandingan R.E = ratio error (%)
antara tegangan primer dan sekunder seperti terlihat Kn = ratio nominal
pada persamaan (1) diatas. Tetapi kenyataannya tidak Vs = tegangan sekunder
mungkin, karena terdapat tegangan jatuh dalam tahanan Vp = Tegangan primer
belitan, hal ini berpengaruh pada perbandingan tegang-
an antara primer dan sekunder.
WYD SN 5
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik
WYD SN 6
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik
WYD SN 7
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik
Contoh: VK 22
Beban yang akan disambung ke CT yang terpasang di If = = = 59,45 A
R total (0,07 + 0,3)
Gardu Induk sebagai berikut:
Perhitungan daya: Didasarkan pada VK yang diujikan, CT akan jenuh
Alat ukur Jenis Jenis
pada arus 59,45 A sisi sekunder atau 59,45 x 300/5 =
mekanik elektronik 3567,57 A sisi primer.
Ampere meter 1 VA 1 VA
kWh meter 3 VA 1 VA
KW meter 3 VA 1 VA
Jadi permasalahan ini bisa dilihat kalau CT terpasang
kVArh meter 3 VA 1 VA pada outgoing feeder atau pada pelanggan TM
Kabel 2 X 4 mm2 = 20 m 1,36 VA 1,36 VA
Total daya = 11,36 VA 5,36 VA
terpasang dekat dari sumber, harus dihitung terlebih
dahulu besarnya arus gangguan dan kejenuhan CT.
WYD SN 8
Pemilihan CT dan PT SEMINAR 07 APRIL 2008
untuk meter transaksi tenaga listrik
VI. KESIMPULAN.
WYD SN 9