Professional Documents
Culture Documents
GROIN FLAP
GROIN FLAP di RSUP DR Sardjito oleh Muhammad Sayuti
I. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi kelainan yang disebabkan
oleh trauma meningkat secara tajam, beberapa kelainan trauma meninggalkan defek yang
menimbulkan ekspos tendo dan tulang, keadaan seperti ini menyebabkan dasar luka tidak
mampu memberikan vaskularisasi yang baik sehingga membutuhkan penanganan dengan
menggunakan flap.
Penutupan defek jaringan dengan flap merupakan tantangan sendiri bagi ahli bedah, salah
satunya adalah penggunaan groin flap, sehingga tulisan ini dibuat agar dapat menambah
pengetahuan tentang penggunaan groin flap terutama untuk menutup defek dengan ekspos tendo
dan tulang di daerah tangan.
II. DAFTAR PUSTAKA
2.1.Definisi
Flap adalah suatu unit jaringan yang dipindahkan dari satu area (donor site) ke area yang
lain (recipient site) dengan masih mempertahankan sistem aliran darahnya sendiri.1,2
2.2.Sejarah flap
Klasifikasi flap didasarkan pada paradigma yang terus berkembang selama ditemukannya
kegunaan baru dan flap-flap baru. Laporan yang paling awal tentang sebuah facial flap (the
midline forehead flap) ditemukan dalam sebuah kitab suci agama Hindu, Sushruta Samhita, pada
tahun 600 bce. Perkembangan flap sebagian besar terabaikan atau diturunkan kepada mereka
yang bukan berasal dari keturunan pendeta Hindu pada periode antara kemunculan kepercayaan
Budha di India sampai dengan abad ke-16. Pada tahun 1500-an, Tagliacozzi
menyempurnakan arm-pedicled technique untuk rekonstruksi nasal yang kemudian dikenal
sebagai metode Italia. Metode Hindu tersebut diperkenalkan kepada komunitas masyarakat yang
berbahasa Inggris dengan sebutan “B.L” dalam sebuah surat yang dikirimkan
kepadaGentleman’s Magazine di London pada tahun 1794. Ini melahirkan sebuah era baru dan
disinyalir sebagai kelahiran kembali bedah rekonstruksi. Pada tahun 1863, John Wood
melaporkan pertama kali tindakan groin flap untuk menangani deformitas pada tangan akibat
luka bakar yang berat pada anak wanita usia 8 tahun. Tiga dekade kemudian, seorang ahli bedah
Italia, Ignio Tansini (1892), pertama kali memperkenalkan tindakan latissimus dorsi flap untuk
merekonstruksi defek mammae yang telah dilakukan radical removal cancer. Flap kulit pada
awalnya hanya berupa flap kulit dan jaringan lemak subkutan, namun saat ini hal tersebut
berkembang hingga termasuk fasia, otot, tulang, serabut saraf, omentum dan jaringan lain 1,3,4
Flap kulit dapat diambil dalam berbagai cara dan bentuk dalam rangka menutup defek
jaringan yang ada pada daerah resipien.
Flap kulit digunakan sebagai penutup luka saat kemampuan vaskuler dari dasar luka
dianggap tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan pada skin graft.4
2.3 Indikasi dilakukan flap kulit
Terdapat beberapa indikasi absolut untuk dilakukan flap pada pembedahan rekonstruksi.
Diantara adalah terdapat terdapatnya defek yang menyebabkan tulang, pembuluh darah, jaringan
otak, persendian atau implant nonbiologi yang terpapar kepada dunia luar. Flap juga diperlukan
pada preasure sore dimana terdapat tulang yang terekspose. Pada kondisi ini penutupan luka
secara langsung tidak direkomendasikan karena memberikan tekanan pada luka akibat
penonjolan tulang yang dapat menghambat penyembuhan luka12.
b. Peninsular flap
Ditandai dengan adanya pedikel kutaneus bisa di proksimal maupun distal
Digunakan sebagai rotasional flap
Terbatas dalam kemampuannya menutup defek.
c. Island flap
Ditandai dengan adanya vaskular pedikel
Pedikel terdiri dari arteri, sebagian vena comitantes dikelilingi oleh jaringan seluler
2.4.3.Klasifikasi berdasarkan komponen jaringannya
a. Fascial flap, termasuk didalamnya fascia dalam dan lapisan tipis subkutaneus sebagai
pelindung jaringan suprafascial plexiform.
b. Subcutaneus flap, dilakukan diseksi antara lapisan subdermal dan suprafascial. Merupakan
vaskularisasi dengan pola axial.
c. Cutaneus flap, lapisan diseksi di atas permukaan fascia superficial atau aponeurosis
muscular (contoh groin flap atau scapular flap).
d. Fasciocutaneus flap, di angkat secara en bloc termasuk di dalamnya kulit, jaringan
subkutaneus dan fascia dalam. Diklasifikasikan menjadi tipe a-d.
2.4.3.1.Klasifikasi fasciocutaneus flap (Cormack & Lamberty – 1984) 1
Tipe A (gambar 1)
Gambar 1. (dikutip dari Masquelet AC, Gilbert A (1995); An atlas of flaps in limb reconstruction.
J. B. Lippincott Company).
Pembuluh darah multipel masuk ke dalam bagian dasar dari flap
Aksis panjang dari flap paralel dengan arah dari jaringan pembuluh darah
Flap dapat diangkat sebagai peninsular flap atau island flap
Tipe B (gambar 2)
Gambar 2. (dikutip dari Masquelet AC, Gilbert A (1995); An atlas of flaps in limb reconstruction.
J. B. Lippincott Company).
Flap berdasarkan pada satu fasciocutaneus perforator
Flap dapat di angkat sebagai island flap atau peninsular flap
Tipe C (gambar 3)
Gambar 3. (dikutip dari Masquelet AC, Gilbert A (1995); An atlas of flaps in limb reconstruction.
J. B. Lippincott Company).
Flap mendapat aliran darah dari multiple small perforator dari sepanjang pedikel kulit.
Tipe D (gambar 4)
Gambar 4. (dikutip dari Masquelet AC, Gilbert A (1995); An atlas of flaps in limb reconstruction.
J. B. Lippincott Company)1
Aliran darah fasciocutaneus perforator dari kulit dan otot serta tulang yang berdekatan.
Gambar 5. (dikutip dari Masquelet AC, Gilbert A (1995); An atlas of flaps in limb reconstruction.
J. B. Lippincott Company).
Gambar 6. (dikutip dari Masquelet AC, Gilbert A (1995); An atlas of flaps in limb reconstruction.
J. B. Lippincott Company).
Gambar 8. (dikutip dari Masquelet AC, Gilbert A (1995); An atlas of flaps in limb reconstruction. J. B.
Lippincott Company).
Groin flap merupakan flap yang mudah digunakan dan reliable. Pertama kali
digambarkan oleh Mc Gregor dan Jackson pada tahun 1972 dan ini menjadi sumber utama flap
untuk menutup defek pada tangan.3,4,7,8,9,10,11
Groin flap merupakan fasiokutan flap tipe A yang berasal dari arteri sirkumflexa
superfisialis. Wilayah kulitnya terdiri dari bagian atas paha, bagian bawah abdomen dan bagian
iliaka. Di mana kulit di daerah tersebut dipersarafi oleh Thorakalis 12 dari nervus kutaneus
lateralis. Flap ini utamanya digunakan sebagai flap rotasi yang digunakan untuk menutup
dinding abdomen dan perineum. Flap ini juga sering digunakan untuk rekonstruksi ektremitas
atas dan diindikasikan pada defek jaringan lunak akibat kerusakan atau devitalisasi jaringan
lunak pada tangan, pergelangan tangan, dan distal lengan bawah. Dapat juga digunakan sebagai
flap bebas untuk menutup defek yang luas. Flap kulit tersebut biasanya berukuran di atas 25 x 10
cm. Di mana pedikelnya berasal dari arteri femoralis yang melalui kanalis femoralis.4,5,6,7,8
Groin flap ini memiliki tumpukan jaringan yang minimum dengan warna kulit dan
tekstur yang baik, ini menyediakan ukuran lebar dan panjang dalam jumlah yang cukup, yang
mana biasanya cukup untuk memperbaiki permukaan bagian dorsal atau palmar dari tangan.
Tangan dapat ditempatkan pada posisi yang nyaman tanpa membuat ketidaknyamanan
pada shoulder, elbow, maupun wrist joint. Defek pada daerah donor dapat di tutup secara primer
tanpa memberikan morbiditas yang berarti pada pasien. Groin flap digunakan pada kondisi
terjadi ekspose jaringan tulang dan atau tendon akibat berbagai jenis trauma ( crush injury, luka
tembak, luka bakar ) yang tidak dapat di tutup dengan menggunakan graft. Flap ini juga dapat
digunakan pada operasi elektif seperti pada kontraktur, hipertropik skar, atau pada carpal tunnel
syndrome yang rekuren. Pada kasus trauma, groin flap digunakan untukdelayed primary
coverage. Flap dilakukan bila lokasi resipien di anggap bersih dan sehat, apabila hal tersebut
belum tercapai, maka harus dilakukan debridement serial hingga lokasi resipien dinyatakan sehat
dan bebas kontaminasi mikroba. Secara umum, sebagian besar penulis menyatakan memilih
untuk menutup luka secara delayed primary closure dalam rentang waktu 48 hingga 72 jam post
trauma. Beberapa berusaha melakukan flap dalam rentang waktu yang lebih singkat (dalam 24
hingga 48 jam post trauma) namun hal ini memberikan tingkat resiko terjadinya infeksi dan
dehisensi yang lebih tinggi.8
Kerugian besar flap ini adalah membutuhkan dua langkah pembedahan
sebagaimana pedicle flap yang lain dan pedikel dari flap berdekatan dengan genitalia eksterna
sehingga memiliki potensi untuk terjadinya infeksi.5
Terdapat beberapa kontraindikasi untuk dilakukan groin flap, diantaranya adalah pasien
yang tidak kooperatif dengan prosedur pembedahan atau pasien yang tidak dapat mentoleransi
kondisi tangan terikat dengan inguinal selama 2 hingga 3 minggu. Pasien usia tua di anggap
bukan kandidat yang sesuai untuk dilakukan prosedur ini karena resiko adanya kekakuan sendi
bahu dan siku, namun hal ini tidak terbukti dari beberapa penelitian yang menyatakan bahwa
orang tua mampu mentoleransi prosedur ini tanpa adanya komplikasi tersebut bila dibandingkan
usia muda. Pasien perokok aktif juga perlu di perhatikan pada prosedur flap, karena adanya
resiko nekrosis marginal pada flap. Riwayat pembedahan sebelumnya pada area ingunal juga
perlu di perhatikan. Riwayat diseksi limphonodi pada area ini merupakan kontraindikasi
dilakukannya flap ini karena di anggap tidak aman.8
2.4.1.Prosedur operasi:
Yang harus diperhatikan pada persiapan operasi penggunaan flap pada kasus trauma akut
adalah preparasi luka. Harus dilakukan tindakan reparasi yang diperlukan pada fase akut seperti,
reduksi dan fiksasi fraktur, repair tendon, pembuluh darah dan serabut saraf. Debridemen
penting dilakukan untuk meminimalisasi resiko infeksi setelah daerah luka di tutup dengan flap.
Debridemen luka mungkin perlu dilakukan beberapa kali dalam ruang operasi sebelum dilakukan
penutupan dengan flap untuk menjamin bahwa daerah luka memiliki kondisi yang optimal untuk
dilakukan flap.8
Pasien dalam posisi supine. Ukur luas daerah resipien dan simulasikan di daerah donor. Jika
menginginkan suatu flap yang panjang, suatu bahan pengisi yang lembut dapat diletakkan dibawah hip
ispilateral untuk membantu memudahkaneksposure aspek lateral dari flap. Otot Sartorius, ligamentum
inguinal dan puncak dari iliaka semuanya dapat diidentifikasi dan ditandai untuk menentukan desain flap.
Saat mendesain penting untuk mengetahui posisi anatomi arteri. Suatu pensil doppler dapat digunakan
untuk menandai lokasi arteri pedikel, biasanya lebih kurang seukuran lebar jari dibawah ligamentum
inguinal. Lebar maksimum desain ditandai dengan menjepit kulit untuk menilai potensial tegangan dari
penutupan setelah flap selesai.5,7
Diseksi flap dapat di mulai dari medial atau lateral, pilihan yang cenderung banyak
dilakukan adalah insisi superior dan di elevasi dari aspek distal superior ke arah permulaan
medial dari flap. Insisi sampai fasia dalam dan diseksi di mulai di atas dari fasia dalam,
mengidentifikasi dan ligasi vasa perforantes sebagai satu kesatuan yang berjalan di bagian
medial.5,7
Pada level spina iliaka anterior superior (SIAS), interval antara tensor fasia lata dan otot
Sartorius dapat di identifikasi. Selain itu nervus kutaneus femoralis lateralis dari paha di
identifikasi yang keluar dari fasia dalam masuk ke jaringan subkutaneus ke arah inferior,
tergantung arah dari nervus, ia mungkin perlu dipotong.7
Otot Sartorius merupakan suatu landmark pada diseksi. Ketika aspek lateral dari otot di
identifikasi, fasia otot di insisi sepanjang aspek lateral. Flap di elevasi dan diteruskan ke dalam sampai ke
fasia otot. Berlanjut di sebelah medial, vasa iliaka sirkumfleksa superfisial menjadi terlihat pada bidang
atas kepala Sartorius menuju fasia otot. Pada saat berlangsung insisi, insisi kulit dapat diteruskan ke
inferior dan medial untuk mengurangi tegangan dan tanpa takut akan transecting pedikel. Setiap cabang
yang ke otot di ligasi. Pada aspek medial Sartorius, serut fasial yang mengelilingi pedikel di insisi, arteri
dan vena dibebaskan sampai kepermulaan mereka.5,7,9
Gambar 12. Fasia di atas sartorius di ikut sertakan dan di elevasi
Flap digerakkan pada pedikel vaskuler. Arteri dapat muncul langsung dari vasa femoralis
atau dari badan induk vasa yang menyuplai SCIA atau DCIA. Arteri dapat juga keluar dari suatu
badan bersama yang memberikan SIEA. Vena akan muncul dari vena saphena atau dari suatu
cabang akhir (branch off) dari vena femoralis superfisial.
Area donor harus di tutup terlebih dahulu setelah sedikit underminingsuperfisial sampai
ke fasia dalam., hal ini dilakukan karena penutupan defek donor akan sulit dilakukan setelah flap
terpasang pada daerah resipien. Lapisan di tutup lapis demi lapis di atas drain suction, dan
mungkin perlu ditambahkan sedikit fleksi pada sendi panggul jika memperlihatkan tegangan
yang berlebihan sehingga penutupan luka akan lebih mudah. Agar tidak terjadi tensi atau tarikan
jahitan, paha baru diekstensikan setelah beberapa hari post operasi.5,7
Kemudian dilakukan penutupan pada basis flap sebelum insersi flap. Penutupan bagian
basis ini bertujuan untuk mengurangi daerah yang terekspose di bawah flap, hal ini
mempermudah perawatan luka pasca operasi. Penutupan ini dilakukan dengan melakukan
penjahitan bagian superior dan inferior flap hingga membentuk sebagai sebuah silinder. Perlu
diperhatikan saat dilakukan penjahitan agar tidak terjadi gangguan vaskuler bagian distal flap.8
Kemudian, flap di pasang di daerah resipien yang sebelumnya telah dipastikan mempunyai
kondisi optimal untuk di pasang flap.
Beberapa keuntungan dan kerugian dari groin flap ini adalah sebagai berikut : 5,6,7,9
2.4.2.Keuntungan :
1. Tempat donor dapat di tutup secara primer (sampai lebar 10 cm)
2. Tempat donor tersembunyi dengan baik
3. Dimensi besar
4. Tidak mengandung rambut
2.4.3.Kerugian :
1. Pedikel arteri pendek
2. Anatomi arteri bervariasi
3. Diameter arteri kecil (0,8 sampai dengan 1,8 cm)
4. Tebal, terutama bagian medial
5. Membutuhkan dua langkah pembedahan
6. Pedikel dari flap dekat dengan genitalia eksterna sehingga berisiko infeksi
Kondisi pasca groin flap
Kasus 3:
Laki-laki, umur 45 tahun dengan skin loss regio digiti I manus sinistra post kecelakaan lalu lintas,
dilakukan groin flap, kondisi luka baik, namun pasien meninggal karena acute miokard infark.
Kondisi luka digiti I bagian palmar
Diskusi:
Tangan adalah organ yang sangat penting dari tubuh kita, yang mana terdiri dari kerangka
kerja yang baik yang memiliki beberapa tendo yang bekerja untuk fungsi tertentu. Sistem
skeletal dan tendo ini ditutupi dengan soft tissue dan kulit. Kebanyakan trauma pada tangan
disebabkan oleh luka karena mesin, kecelakaan lalu lintas, luka bakar karena listrik, dll. Yang
menghasilkan kulit dan soft tissue yang menyertainya menjadi rusak berat, kemudian
menyebabkan ekspose dari tendo dan tulang. Ketika tendo dan tulang ini terekspose untuk waktu
yang lama, ini menjadi kering, terinfeksi yang pada akhirnya akan rusak dan kehilangan
fungsinya. Ini dapat dengan mudah di cegah oleh penutupan tendo dan tulang yang terekspose
dengan suatu groin flap.
Metode memberi penutup kulit pada trauma tangan membutuhkan pengetahuan gambaran
patologis dari bentuk luka yang umum terjadi. Luka pada tangan dengan nyeri terdiri dari 3 jenis
yang utama, memotong dan mengiris (cutting and slicing), crusing degloving dan avulsi.
Luka cutting dan slicing dapat langsung di tutup setelah eksisi yang cukup dari batas kulit yang
masih bisa hidup. Crush injurydapat melingkupi dari hematom subungual sampai meremukkan
jari-jari dengan atau tanpa kerusakan tulang. Pada saat setelah eksisi bedah secara teliti dari
jaringan yang non viabel, dasarnya adalah tempat yang miskin untuk resipien skin graft maka
flap adalah pilihan untuk menutup luka. Untuk luka degloving dan avulsi biasanya terbatas pada
kulit dan subkutan, sehingga tendo dan tulang biasanya terekspos yang semestinya di tutup
secara primer dengan suatu flap. Pemberian kulit penutup pada trauma tangan menjadi prioritas
karena jaringan granulasi yang di produksi oleh prosessecondary intention matures dengan
jaringan fibrous dan memunculkan permukaan yang tidak rata adalah suatu fokus yang potensial
untuk infeksi. Fibrosis dan infeksi kedua-duanya berbahaya yang bertanggung jawab terhadap
kekakuan sendi yang menyertai trauma tangan. Penutup kulit yang adekuat dengan sebuah flap
yang segera mengeliminasi infeksi dan sebagian besar menghentikan produksi jaringan
granulasi.
Tangan memiliki fungsi mekanik yang unik, karenya harus disediakan jaringan lunak
yang baik untuk melindungi tangan. Skin graft ketika digunakan menyebabkan kontraksi luka
dan terbatasnya gerakan yang luwes (gliding) dari tendo yang berada langsung dibawah skin
graft. Disamping skin graft gagal menyediakan sensibilitas yang sangat penting untuk fungsi
tangan, penutupan dengan flap sering perlu untuk semua alasan diatas. Semua flap termasuk
seluruh ketebalan kulit dan jaringan subkutan dan dengan membawa suplai darah yang mereka
miliki, mereka menyediakan sensibilitas karena mereka memiliki suplai nervus kutaneus dan
juga menyediakan lemak subkutaneus yang dapat untuk meluncurnya tendo. Ahli bedah ketika
mengganti “jaringan yang hilang” semestinya harus selalu menjaga kualitas jaringan yang
kehilangan itu dan mengupayakan mengganti jaringan yang hilang itu dengan jenis yang sama.
Masalah penutupan tangan pada dewasa muda yang aktif dapat secara aman ditangani dengan
menggunakan groin flap, terutama dinegara-negara berkembang dimana fasilitas untuk
melakukan free flap belum dikembangkan.
Keberhasilan penelitian Shamsuzzaman dkk, di India, tahun 2006 tentang
penggunaan groin flap pada trauma di tangan cukup bagus dalam hal fungsi tangan, fungsi
tangan yang adekuat di capai pada 88 % pasien, yang juga menyokong dibandingkan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ikuta dkk, yang menunjukkan fungsi tangan yang adekuat pada
95% pasien mereka. Pada penelitian ini tidak ada flap loss, hasil baik didapatkan pada 80%
pasien dengan adhesi flap yang sangat baik, hanya 20% kasus bagian apikal dibawah flap yang
mengalami nekrosis, yang kemudian diselamatkan dengan advancement flap. Ini mendukung
penelitian lain yang dilakukan oleh Mih, yang memperlihatkan nekrosis flap di ujung lebih
kurang pada 15% kasus.
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Nucki N, Basic knowledge for flap surgery, Bagian orthopaedi & traumatologi RSHS Bandung.
April 2009.
2. Charles H, Robert W. Beasley, Sherrell J. Aston, GRABB AND SMITH’S PLASTIC
SURGERY, sixt edition, Lippincott Williams & Wilkins, 2007.
3. Robert W; Facial plastic, reconstructive & trauma surgery, Marcel Dekker. New York.
6. Alphonsus; Flap coverage for hand, www.shss.org.sg. Singapore society for hand surgery. 10
August 2003, 10:00 am.
8. Moran, Steven L, Cooney, William P., Soft Tissue Surgery: Master Technique in Orthopaedic
Surgery, Lippincot William and Wilkins, 2008.
9. Gordon H, The groin flap: a new technique to repair traumatic tissue defects, CMA journal,
March 19, 1977 Vol 166.
10. Marianne A, Karin M; Morbidity of pedicled groin flap, Scand J Plast Reconstr Hand Surg;
1994; 28;143-146.
11. Trevor M, Abdul A; A bilobed groin flap for coverage of traumatic injury to both the volar and
dorsal hand injury. Can J Plast Surg; Vol 15; No.1 Spring.
12. Huang D, Wang Hai-wen; Reconstruction of soft tissue defect of the extremity with the
perforator flap from inguinal region. Chenese medical journal; 2009;122 (23); 2861-2864.
13. Chenicheri, B, Justhin D, Christopher; Use of bilateral groins flap in the closure of defects of
perineum: a case report. Can J Plast Surg; 2006;14(3):179-180.
14. Joon Y. Choi & Kevin C. Chung ; The Combined Use of a Pedicled Superficial Inferior
Epigastric Artery Flap and a Groin Flap for Reconstruction of a Dorsal and Volar Hand Blast
Injury. American Association for Hand Surgery, HAND (2008) 3:375–380.
15. Ikuta Y, Kimori K. Flap reconstruciton in the upper limb. Ann-Acad-Med-Singapore 1995; 24:
124-.30.
16. Mih AD. Pedicle flaps for coverage of the wrist and hand. Hand Clin 1997; 13: 217-29.